You are on page 1of 6

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.

4 Tahun 2015

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP


PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) DI PEMBIBITAN
UTAMA
Yulistiati Nengsih1
Abstract
Relying on amount inorganic fertilizer in a last period on agricultural farming
had given amount of disadvantage impacts for our environment and living thing. Organic
farming system which is emphasis on a natural farming system that minimize the
inorganic fertilizer usenessis one of the way in order to against these impacts. Applying
an organic fertilizer is a good way alternative to replace inorganic fertilizer. This
research had been held on March to September 2015 in Arang-arang Village,
KumpehUlu Sub-district, Muaro Jambi District .The completely randomized factorial
design was used with two kinds of treatment. The first treatment was two kinds of growing
media (M1: Soil+compost TKKS (2:1) and M2: Soil+compost TKKS (1:2)). While the
second treatment was four different levels of inorganic fertilizer e.g. NPK (Po: control;
P1: 7,5 g; P2: 15 g and P3: 22,5 g). There are eight kind combinations between the two
treatment above e.g. M1Po, M1P1, M1P2, M1P3, M2Po, M2P1, M2P2, and M2P3. There
are there time repetitions on each combination, so it had 24 block combinations. Beside
there are there plants in each block, then it had been took two plants from each block
as a sample.The result of this research showed that the combinations between growing
media and inorganic fertilizer (NPK) had significant interaction on Plant height of oil
palm plant. However NPK as an individual application showed no significant effect on it
plant height.
Keywords: Growing media, NPK fertilizer, TKKS
PENDAHULUAN menembus angka target 20 Juta ha.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) (Dirjen Perkebunan Kementan, 2013)
sebagai tanaman penghasil minyak sawit Berdasarkan data statistik
dan inti sawit merupakan salah satu perkebunan Provinsi Jambi tahun 2012
primadona tanaman perkebunan yang luas areal pertanaman kelapa sawit di
menjadi sumber penghasil devisa non Provinsi Jambi 395.872 hektar dengan
migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek jumlah produksi 908.750 ton.
komoditi minyak kelapa sawit dalam Perkebunan kelapa sawit saat ini telah
perdagangan minyak nabati dunia telah berkembang tidak hanya yang
mendorong pemerintah Indonesia untuk diusahakan oleh perusahaan negara,
memacu pengembangan areal tetapi juga perkebunan rakyat dan
perkebunan kelapa sawit. swasta (Dinas Perkebunan Provinsi
Berkembangnya subrsektor perkebunan Jambi, 2012).
kelapa sawit di Indonesia tidak lepas Indonesia merupakan produsen
dari adanya kebijakan pemerintah yang kelapa sawit terbesar kedua di dunia
memberikan berbagai insentif, terutama setelah Malaysia, sebanyak 85% lebih
kemudahan dalam hal perijinan dan pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh
bantuan subsidi investasi untuk Indonesia dan Malaysia. Produktivitas
pembangunan perkebunan rakyat dengan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh
pola PIRrBun dan dalam pembukaan beberapa hal antara lain, pemakaian
wilayah baru untuk areal perkebunan bibit kelapa sawit dan perawatan
besar swasta. tanaman kelapa sawit (Pahan, 2007).
Menurut Direktorat Jenderal Salah satu aspek yang perlu
Perkebunan (Kementan), bahwa luas mendapat perhatian didalam menunjang
lahan perkebunan kelapa sawit di program pengembangan pertanaman
Indonesia tahun 2013 adalah 10.010.825 kelapa sawit adalah menyediakan bibit
ha dan di prediksikan tahun 2020 yang sehat, potensinya unggul dan tepat
pada waktunya. Untuk mendapatkan
bibit yang baik perlu diciptakan kondisi
1 yang mendukung pertumbuhannya di
Dosen Fakultas Pertanian Universitas
Batanghari pembibitan, seperti ketersediaan unsur

107

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

hara makro dan mikro (Lubis dan bahan organik baik digunakan secara
Widanarko, 2011). Unsur hara langsung maupun secara tidak langsung
merupakan salah satu faktor yang (Widiastuti dan Darmono,
menunjang pertumbuhan dan 2000).Kompos TKKS mengandung
perkembangan tanaman. Penggunaan 0,4% N, 0,029-0,05% P2O5 dan 0,15-
pupuk sebagai salah satu usaha untuk 0,2% K2O. Selain itu juga mengandung
meningkatkan produksi sudah unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe,
membudaya dalam kegiatan usaha tani. 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100
Dampak penggunaan pupuk anorganik ppm Cu. (Widiastuti dan Darmono,
dapat meningkatkan produksi tanaman, 2000).
tetapi dalam jangka lama berakibat Menurut Sianturi (2001), pada
buruk terhadap keadaaan tanah. pembibitan kelapa sawit, untuk media
Pada tanaman muda memerlukan tanam pengisi kantong besar digunakan
pemupukan yang seimbang dan teratur tanah yang bertekstur baik, dicampur
karena pada periode tersebut tanaman dengan Kompos TKKS dengan
sedang aktif tumbuh dan berkembang perbandingan 2:1 dan 1:2. Menurut
untuk nantinya dapat berproduksi tinggi. hasil penelitian Sitepu (2011),
Menurut (Sastrosayono 2007), pada penggunaan TKKS dapat mengurangi
masa pembibitan utama pupuk yang penggunaan pupuk kimia. Pemberian
dibutuhkan lebih banyak dan dosisnya TKKS pada media tanam dan pemberian
tergantung pada umur tanaman. Bibit pupuk majemuk NPK berpengaruh nyata
kelapa sawit yang berumur 3-4 bulan pada pertumbuhan kelapa sawit,
dosis NPK 16:16:16 yang digunakan 5 meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit,
g/tanaman dan diberi 2 minggu sekali. diameter batang, jumlah daun,
Menurut (Sunarko,2007), dosis pertumbuhan luas daun, pertumbuhan
pemupukan kelapa sawit di pembibitan bobot basah dan bobot kering bibit
utama 20 g/tanaman dilakukan setiap METODE PENELITIAN
bulan. Penelitian telah dilaksanakan di Desa
Upaya meningkatkan kualitas dan Arang Arang Kecamatan Kumpeh Ulu
kuantitas hasil dengan tetap menjaga Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian
kelestarian lingkungan sangat perlu akan dilaksanakan selama 3 bulan.
dilakukan. Usaha pertanian yang Bahan dan Alat. Bahan yang
mengandalkan bahan kimia seperti digunakan dalam penelitian ini adalah
pupuk anorganik yang telah dilakukan bibit kelapa sawit varitas Tenera yang
pada masa lalu dan berlanjut sampai berumur 3 bulan, tanah dan kompos
sekarang telah menimbulkan dampak TKKS, polybag, pupuk NPK 16:16:16,
yang merugikan terhadap lingkungan air dan label nama. Alat yang digunakan
dan makhluk hidup. Salah satu usaha dalam penelitian ini adalah cangkul,
yang dapat dilakukan adalah sistem jangka sorong, meteran, oven listrik,
pertanian organik yang mengacu pada gembor dan alat-alat tulis.
system alam dengan meminimalisasi Rancangan Percobaan. Rancangan
masukan pupuk anorganik. Menurut yang digunakan dalam penelitian ini
Tandisau (2005) Aplikasi pupuk adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
anorganik dan organic serta kombinasi fatorial dengan dua faktor perlakuan
diantaranya memberikan pengaruh nyata yaitu faktor pertama media tanam (M) 2
pada tanaman cabe. Salah satu pupuk taraf dan faktor kedua dosis pupuk NPK
organic yang banyak digunakan adalah 4 taraf. Faktor 1: Media Tanam (M)
Tandan Kososng Kelapa Sawit (TKKS). dengan 2 taraf yaitu : M1 : Tanah +
Semakin luasnya perkebunan kelapa Kompos TKKS (2:1), M2 : Tanah +
sawit diikuti dengan peningkatan Kompos TKKS (1:2). Faktor ke 2:
produksi dan jumlah limbah kelapa Pupuk NPK (16:16:16) dengan 4 taraf
sawit. Dalam proses produksi minyak yaitu :P0 : Tanpa Pemberian, P1
sawit, TKKS merupakan limbah terbesar : 7,5 g/tanaman, P2: 15
yaitu sekitar 23% tandan buah segar. g/tanaman, P3 : 22,5 g/tanaman. Maka
Kompos TKKS digunakan sebagai akan didapat 8 kombinasi perlakuan,

108

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

yaitu: M1P0, M1P1, M1P2, M1P3, M2P0, penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali
M2P1, M2P2, M2P3. Setiap taraf perlakuan sehari yaitu pada waktu pagi dan sore
diulang sebanyak 3 kali, sehingga hari. Apabila hujan dan media
terdapat 24 unit satuan percobaan, diperkirakan lembab, maka penyiraman
masing-masing petak terdiri dari 3 tidak dilakukan. Penyiangan dilakukan
tanaman sehingga terdapat 72 tanaman. dengan cara mencabut gulma yang
Setiap petak diambil 2 tanaman yang tumbuh didalam polibag dan dilakukan
digunakan sebagai sampel. dengan selang waktu seminggu sekali.
Luas lahan yang digunakan 10 m x Sedangkan gulma yang tumbuh di parit
15 m. Areal tempat penelitian dicangkul antara petak percobaan, dibersihkan
untuk dibersihkan dari rumput-rumput dengan cangkul setiap 2 minggu.
dan sisa-sisa akar tanaman. Kemudian Pencegahan serangan hama dan penyakit
diratakan petak-petak sesuai dengan dilakukan dengan menjaga kebersihan
ukuran petakan percobaan yang telah dan pengawasan atau monitoring areal
ditetapkan dan di sekeliling areal diberi pembibitan secara rutin, bila ada
pagar untuk menghindari gangguan serangan segera dikendalikan secara
hewan. mekanik bila perlu dilakukan secara
Persiapan Media Tanam. Media kimia.
tanam yang digunakan adalah tanah dan Parameter yang Diamati : (1) Tinggi
kompos TKKS dengan perbandingan Bibit (cm). Pengukuran tinggi bibit
volume sesuai perlakuan yaitu 2:1 dan dimulai pada bibit umur 2 minggu di
1:2, kemudian dicampur dan pembibitan utama sampai akhir
dimasukkan kedalam polybag ukuran 5 penelitian dengan cara mengukur tinggi
kg. Pengisian polibag dilakukan bibit mulai dari permukaan tanah sampai
seminggu sebelum waktu pemindahan ujung daun yang tertinggi, dilakukan 2
bibit dari polibag kecil ke polibag besar, minggu sekali. (2) Jumlah pelepah daun
dan disiram sekali sehari untuk menjaga (helai). Pengamatan jumlah pelepah
kelembaban media. daun dimulai umur bibit 1 bulan di
Penanaman Bibit Kelapa Sawit. pembibitan utama, dengan cara
Bibit kelapa sawit yang digunakan menghitung jumlah pelepah daun yang
berumur 3 bulan dari pre nursery, telah membuka sempurna dan dilakukan
kemudian dilakukan penyeleksian 1 bulan sekali sampai akhir penelitian.
terhadap pertumbuhan yang sama pada (3) Panjang pelepah daun terpanjang
bibit tersebut, sehingga bibit homogeny (cm). Pengamatan ini dilakukan mulai
(tinggi tanaman 13-14 cm), jumlaha umur bibit 1 bulan di pembibitan utama
daun 2,5-3 helai). Penanaman dengan dengan cara mengukur pertambahan
cara merobek plastik di polibag kecil pelepah daun dengan pengamatan 2 kali
dan ditanam pada polybag yang telah yaitu di awal dan akhir penelitian. (4)
berisi media tanam. Lilit Batang (cm). Pengamatan lilit
Pemberian pupuk NPK dilakukan batang dilakukan pada akhir penelitian
dengan dosis sesuai perlakuan dengan 5 yaitu pada saat umur bibit 3 bulan di
kali aplikasi setiap 2 minggu sekali, pembibitan utama dengan cara menjepit
sehingga untuk taraf pemupukan NPK bonggol dengan alat sclipper. (5)
dosis 7,5 g/tanaman, aplikasi pertama Volume akar. Dilakukan dengan cara
diberikan sebanyak 1,5 g/tanaman. memasukkan air ke dalam gelas ukur,
Pupuk di taburkan di sekeliling batang kemudian akar sawit yang telah
dengan jarak lebih kurang 5-6 cm dari dibersihkan dimasukkan ke dalam gelas
pangkal bibit, perhatikan agar pupuk ukur yang telah terisi air. Pertambahan
tidak menyentuh bibit. Polibag disusun tinggi air pada gelas tersebut adalah
dengan jarak masing-masing polibag volume akar. Pengamatan dilakukan
dalam plot 60 x 60 cm, dan jarak antara pada akhir penelitian dengan sampel 1
plot 80 cm agar pemeliharaan lebih bibit / plot.
mudah. Untuk melihat pengaruh perlakuan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, yang diberikan terhadap parameter yang
penyiangan dan pengendalian hama dan diamati maka data yang diperoleh dari

109

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

penelitian dianalisis dengan penggunaan Perlakuan


Rerata
uji F dan dilanjutkan dengan uji Duncan Jumlah Pelepah
New Multiple Range Test (DNMRT) Media (M)
SDGD WDUDI . Tanah + Kompos 1 : 2 9.13 a
HASIL DAN PEMBAHASAN (M2) 8.92 a
Tanah + Kompos 2 : 1
1. Tinggi Bibit (cm) (M1)
Berdasarkan hasil pengamatan dan
Pupuk NPK (g polybag -1)
analisis ragam menunjukkan bahwa
22.5 g (P3) 9.41 a
kombinasi antara media tanam dan pupuk
15 g (P2) 9.00 a
NPK menunjukkan interaksi yang tidak
7.5g (P1) 9.00 a
nyata terhadap tinggi bibit kelapa sawit.
Kontrol (P0) 8.67 a
Secara tunggal perlakuan media tanam
memberikan pengaruh berbeda nyata Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh
terhadap tinggi bibit kelapa sawit, namun huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata
pemberian pupuk NPK secara tunggal PHQXUXW 8ML '1057 WDUDI .
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan
terhadap tinggi bibit kelapa sawit. Hasil uji media tanam M2 memberikan pengaruh
ODQMXW '1057 WDUDI . XQWXN VHWLDS berbeda tidak nyata dengan perlakuan M1
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. terhadap jumlah pelepah bibit kelapa sawit,
Tabel 1. Rata-rata tinggi bibit kelapa sawit demikian juga perlakuan pupuk NPK
(cm), terhadap komposisi media tanam dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata
pemberian pupuk NPK. terhadap jumlah pelepah bibit kelapa sawit.
Rerata 3. Panjang Pelepah
Perlakuan Berdasarkan hasil pengamatan dan
Tinggi Bibit (cm)
Media (M) analisis ragam menunjukkan bahwa
Tanah + Kompos 1 : 2 43.14 a kombinasi antara media tanam dan
(M2) 39.83 b
Tanah + Kompos 2 : 1
pupuk NPK menunjukkan interaksi yang
(M1) tidak nyata terhadap panjang pelepah
Pupuk NPK (g polybag-1) bibit kelapa sawit. Secara tunggal
22.5 g (P3) 42.12 a perlakuan media tanam dan pemberian
15 g (P2) 41.56 a pupuk NPK memberikan pengaruh
7.5 g (P1) 41.54 a
Kontrol (P0) 40.73 a berbeda tidak nyata terhadap panjang
Keterangan : Angka-angka yang diikuti pelepah kelapa sawit. Hasil uji lanjut
oleh huruf kecil yang sama berbeda '1057 WDUDI . XQWXN VHWLDS
tidak nyata menurut Uji DNMRT taraf perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
. Tabel 3. Rata-rata panjang pelepah bibit
Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan kelapa sawit (cm), terhadap komposisi
M2 memberikan pengaruh berbeda nyata media tanam dan pemberian pupuk NPK
dengan perlakuan M1 terhadap tinggi bibit Rerata
Perlakuan
kelapa sawit, sedangkan perlakuan pupuk Panjang Pelepah
Media (M)
NPK memberikan pengaruh berbeda tidak
Tanah + Kompos 1 : 2 29.10 a
nyata terhadap tinggi bibit kelapa sawit. (M2) 28.77 a
2. Jumlah Pelepah Tanah + Kompos 2 : 1
Berdasarkan hasil pengamatan dan (M1)
analisis ragam menunjukkan bahwa Pupuk NPK (g polybag-1)
pemberian kombinasi antara media tanam 22.5 g (P3) 29.19 a
dan pemberian pupuk NPK menunjukkan 15 g (P2) 28.85 a
interaksi yang tidak nyata terhadap jumlah 7.5 g (P1) 29.33 a
pelepah bibit kelapa sawit. Secara tunggal Kontrol (P0) 29.20 a
perlakuan media tanam dan pemberian Keterangan : Angka-angka yang diikuti
pupuk NPK memberikan pengaruh berbeda oleh huruf kecil yang sama berbeda
tidak nyata terhadap jumlah pelepah kelapa tidak nyata menurut Uji DNMRT taraf
VDZLW +DVLO XML ODQMXW '1057 WDUDI . .
untuk setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
Tabel 2. perlakuan media tanam memberikan
Tabel 2. Rata-rata jumlah pelepah bibit
pengaruh berbeda tidak nyata terhadap
kelapa sawit (cm), terhadap komposisi
media tanam dan pemberian pupuk NPK.
panjang pelepah bibit kelapa sawit,
demikian juga perlakuan pupuk NPK

110

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap lilit batang bibit kelapa
nyata terhadap jumlah panjang pelepah sawit. Secara tunggal perlakuan media
kelapa sawit. tanam dan pupuk NPK juga
4. Lilit Batang memberikan pengaruh berbeda nyata
Berdasarkan hasil pengamatan dan terhadap lilit batang kelapa sawit. Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa XML ODQMXW '1057 WDUDI . XQWXN
kombinasi antara media tanam dan setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel
pupuk NPK menunjukkan interaksi yang 4.
Tabel 4. Rata-rata lilit batang bibit kelapa sawit (cm), terhadap komposisi media tanam
dan pemberian pupuk NPK.
M P
P0 P1 P2 P3
M1 (Tanah+Kompos 1 : 2) 4.20 a 3.94 a 4.70 c 4.50 b
A A B A
M2 (Tanah+Kompos 1 : 2) 4.14 a 4.45 b 4.19 a 4.79 c
A B A B
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil dan besar yang sama berbeda
tidak nyata menurut Uji DNMRT WDUDI .
Tabel 4 menunjukkan bahwa tidak nyata terhadap parameter tinggi
perlakuan media tanam dan pemberian bibit, jumlah pelepah, panjang pelepah
pupuk NPK memberikan interaksi yang dan volume akar, sedangkan pada
berbeda nyata terhadap lilit batang bibit parameter lilit memberikan interaksi
kelapa sawit. yang nyata. Tidak adanya interaksi
5. Volume Akar perlakuan kombinasi media tanam dan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pemberian pupuk NPK terhadap tinggi
analisis ragam menunjukkan bahwa bibit, jumlah pelepah, panjang pelepah
kombinasi antara media tanam dan dan volume akar bibit kelapa sawit di
pemberian pupuk NPK menunjukkan pembibitan utama diduga parameter
interaksi yang tidak nyata terhadap tersebut dipengaruhi oleh genetik kelapa
volume akar bibit kelapa sawit. Secara sawit dan kurang respon terhadap
tunggal perlakuan media tanam dan perlakuan yang diberikan. Sedangkan
pemberian pupuk NPK memberikan pada parameter lilit batang tidak
pengaruh berbeda nyata terhadap dipengaruhi oleh genetik tanaman tetapi
volume akar kelapa sawit. Hasil uji bibit respon terhadap perlakuan
ODQMXW '1057 WDUDI . XQWXN VHWLDS kombinasi media tanam dan pemberian
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 pupuk NPK.
Tabel 5. Rata-rata volume akar bibit Secara tunggal penggunaan media
kelapa sawit, terhadap komposisi media tanam M2 (Tanah:Kompos=1:2)
tanam dan pemberian pupuk NPK. menunjukkan nilai yang lebih tinggi
Rerata dibanding perlakuan M1 pada parameter
Perlakuan Volume tinggi tanaman, jumlah pelepah, panjang
akar
Media (M)
pelepah dan volume akar, hal ini diduga
Tanah + Kompos 2 : 1 (M1) 2.29 a karena kondisi struktur tanah media
Tanah + Kompos 1 : 2 (M2) 2.86 b tanam M2 lebih baik porositasnya, dan
Pupuk NPK (g polybag-1) kelembaban media tanam lebih terjaga.
Kontrol (P0) 1.55 a Menurut Kurniawan (2012), bahwa
15 g (P2) 2.79 b
17.5 g (P1) 2.82 b kompos TKKS pada medium top soil
22.5g (P3) 3.13 b dapat memperbaiki struktur tanah, daya
Keterangan : Angka-angka yang diikuti serap dan simpan air lebih baik, dan
oleh huruf kecil yang sama berbeda kompos sebagai bahan organik juga
tidak nyata menurut Uji DNMRT taraf dapat menyediakan unsur hara bagi
. tanaman. Selain itu, tanah yang
PEMBAHASAN mengandung bahan organik juga
Berdasarkan analisis ragam memiliki pori-pori makro dan mikro
pemberian kombinasi media tanam dan yang hampir seimbang sehingga
pupuk NPK menunjukkan interaksi yang sirkulasi udara yang dihasilkan cukup
111

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun 2015

baik serta memiliki daya serap air yang Tahunan Dirjen Perkebunan
tinggi, ketersediaan unsur hara yang Kementerian Pertanian.
cukup di tanah akan dapat memenuhi Khaeruddin. 1991. Pembibitan Tanaman
kebutuhan unsur hara tanaman, yang HTI. Penebar Swadaya. Jakarta.
dapat digunakan untuk pertumbuhan Lubis, R.E. and Widanarko, A. 2011.
yang pada akhirnya akan berdampak Buku Pintar Kelapa Sawit.
pada peningkatan pertumbuhan AgroMedia Pustaka. Jakarta.
tanaman. Sastrosayono. 2008. Budidaya Kelapa
Penggunaan pupuk NPK secara Sawit. Agromedia Pustaka.
tunggal menunjukkan perbedaan yang Jakarta.
tidak nyata pada berbagai dosis pupuk Sitepu, Offleyn. 2011. Pengaruh Media
NPK hal ini diduga media tanam yang Tanam dan Pemberian Pupuk
digunakan sudah mencukupi kebutuhan Majemuk NPK Terhadap
unsur hara bibit kelapa sawit. Secara Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
umum pada dosis 22.5 g memberikan di Main Nursery. Sumatera Utara.
nilai rerata lebih tinggi terhadap Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa
parameter tinggi bibit, jumlah pelepah, Sawit. Kanisius, Yogyakarta.
panjang pelepah terpanjang, dan volume Sianturi, H. 2001. Budidaya Kelapa
akar. Diduga pada dosis tersebut Sawit. Fakultas Pertanian USU,
kebutuhan unsur hara N, P, K bagi bibit Medan.
sudah terpenuhi. Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis
Menurut Lakitan (1996) unsur N Budidaya dan Pengolahan Kelapa
yang paling berpengaruh dalam Sawit. Agromedia Pustaka.
perkembangan daun, dosis yang tinggi Jakarta.
menyebabkan daun menjadi lebih Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
panjang sampai batas tertentu yang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
dapat ditolerir tanaman. Unsur P Widiastuti, H dan T. W. Darmono. 2000.
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman Respon Bibit Kelapa Sawit
karena unsur ini berperan sebagai Terhadap Pemberian Kompos
pengangkut unsur hara ke seluruh bagian TKKS. Bandar Lampung.
tanama. Unsur K pada pupuk NPK dapat
menormalkan pertumbuhan daun jika
unsur ini kurang maka daun yang
terbentuk akan mengerut dan
mengurangi panjang pelepah daun.
KESIMPULAN
Perlakuan kombinasi media tanam
dan pupuk NPK menunjukkan interaksi
yang tidak nyata terhadap parameter
tinggi bibit, jumlah pelepah, panjang
pelepah dan volume akar, sedangkan
pada parameter lilit memberikan
interaksi yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Buchman, H and N. Brady. 1982. Ilmu
Tanah. Terjemahan Scegionan
Bhratara.
Karya Aksara, Jakarta.
Dinas Perkebunan Propinsi Jambi. 2012.
Statistik Perkebunan. Laporan
Tahunan Dinas Perkebunan
Propinsi Jambi.
Direktoriat Jenderal Perkebunan. 2013.
Statistik Perkebunan. Laporan

112

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis) di Pembibitan Utama

You might also like