Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
Pandemi Covid-19 secara signifikan memengaruhi berbagai area, termasuk area instruksi. Semua sekolah dan
universitas di hampir semua negara yang terpengaruh Covid-19 telah melaksanakan strategi pembelajaran di rumah atau
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pada akhirnya, pembelajaran jarak jauh menghadirkan berbagai kesulitan bagi pendidik,
pelaku kesalahan, dan area lokal yang lebih luas seperti wali. Secara praktis, instruktur harus menemukan dan
memberikan cara yang berbeda agar materi pembelajaran dapat diteruskan dan diterima dengan baik oleh siswa. Dengan
cara yang sama, siswa membutuhkan pengerahan tenaga yang lebih menonjol, baik dalam materi, energi, dan persiapan
mental. Hal ini dilakukan agar siswa mendapatkan materi pembelajaran secara ideal.
Pembelajaran jarak jauh adalah kerangka kerja pembelajaran yang tidak terjadi dalam satu ruangan dan tidak
ada hubungan mata ke mata antara instruktur dan siswa[1]. Dalam periode kemajuan pesat dalam inovasi,
korespondensi, dan data, pemahaman jarak selama pandemi ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tahapan yang
berbeda, baik melalui pembelajaran kerangka kerja papan maupun sebagai konferensi video. Sistem pembelajaran
eksekutif yang umumnya digunakan termasuk, google homerooms dan pintu masuk E-learning yang dimiliki oleh
sekolah atau universitas. Kemudian, aplikasi video conference yang umumnya digunakan pada saat pembelajaran jarak
jauh antara lain aplikasi zoom, google meet, dan visco webex. Selain aplikasi tersebut, Whatsapp Group juga menjadi
pilihan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Namun, tidak banyak pendidik dan siswa yang mengalami masalah
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetry
Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3).
doi:http://dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841
198 Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control
dalam menggunakan aplikasi ini karena metode terbatas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, terutama dukungan
inovasi dan organisasi web.
Selama pelaksanaan PJJ saat pandemi Covid-19, kesulitan dan kendala tidak hanya terbatas pada terbatasnya
kantor pendukung inovasi dan organisasi web. Halangan berbeda untuk pelaksanaan PJJ selama pandemi Covid-19
adalah ketersediaan SDM, peraturan pemerintah yang kacau, dan kurangnya rencana pendidikan PJJ yang sah [2]. Status
SDM adalah bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, ketersediaan ini diidentifikasi dengan kapasitas
instruktur dan siswa untuk memanfaatkan dan semua kerangka kerja inovasi yang digunakan di suatu tempat di luar
sana ukuran pembelajaran. Kapasitas untuk memanfaatkan dan mengawasi inovasi, data dan kerangka korespondensi
sering disebut inovasi, kemampuan data dan korespondensi [3].
Pendidikan mekanik, data, dan korespondensi (TIK) telah menjadi faktor penting dalam peningkatan jarak
selama pandemi Covid-19. Kemampuan dan kemahiran dalam memanfaatkan PC dan berselancar di internet merupakan
kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan PJJ[4]. [5]penjelasan bahwa kapabilitas dan tingkat kemahiran
TIK mempengaruhi kecukupan dan ukuran pengajaran dan pembelajaran. Kemudian pendidikan TIK yang lebih
eksplisit dalam pemanfaatan media terkomputerisasi,[6] penjelasan bahwa kapabilitas dan tingkat kemahiran TIK
mempengaruhi kecukupan dan ukuran pengajaran dan pembelajaran. Kemudian pendidikan TIK yang lebih eksplisit
dalam pemanfaatan media terkomputerisasi.
Terkait pandemi Covid-19, PJJ dieksekusi sebagai upaya mencegah penyebaran infeksi Covid-19. Konvensi
untuk mencegah penyebaran infeksi Covid-19 menyatakan bahwa masyarakat umum didekati untuk menjauh dari
kelompok atau kumpulan individu. Berkaitan dengan pembelajaran di sekolah atau pekarangan, berkumpulnya
individu dan hubungan langsung antara lingkungan skolastik setempat (pendidik, siswa, pembicara, siswa, dan
sivitas akademika yang berbeda) dalam iklim sekolah atau sekolah dapat menjadi implikasi yang memiliki potensi
luar biasa bagi penyebaran infeksi Covid. - 19. Dengan cara ini, pembelajaran jarak jauh merupakan upaya yang
signifikan untuk menahan penyebaran infeksi secara luas, terutama di kalangan pendidik dan siswa.
Sementara itu, [10] Merujuk pada saat pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
kerangka "Adaptable Learning". Kerangka kerja ini memiliki beberapa kualitas, yaitu 1) pengukuran pembelajaran
yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, 2) siswa dapat mewujudkan apapun yang mereka inginkan, 3)
mengambil aset dapat muncul dari pendidik langsung atau sumber lain yang dapat diakses pada media yang berbeda
seperti web, 4) instruktur memiliki kebebasan yang berlimpah untuk menyelesaikan pelaksanaan penjemputan
(pendampingan, ujian otonom, workshop, diskusi, dan percakapan online), dan 5) dalam menjalankan administrasi
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetr
y Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3). doi:http:/
/dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841
200 Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control
dengan menggunakan kerangka kerja yang memberikan lebih banyak kepada mahasiswa dalam merinci setiap
gerakan lakukan selama pandemi COVID-19
3.2 Faktor Keberhasilan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh di masa pandemi Covid-19
Penyelenggaraan jarak yang semakin menguasainya selama pandemi Covid-19 menjadi syarat untuk fokus
pada faktor-faktor yang dapat memberdayakan dan menjunjung tinggi pencapaian pelaksanaan PJJ. Faktor
pencapaian pembelajaran jarak jauh terletak pada 3 unsur utama yaitu pendidik, peserta didik dan inovasi. Tentang
pembelajaran jarak jauh[11]. Pengajar harus memiliki kapasitas dan kemampuan dalam memanfaatkan media
pendukung penguasaan, selain itu pendidik harus memiliki imajinasi dan keterlibatan dalam menyelesaikan dan
memaketkan komunikasi virtual dengan siswa. Sedangkan faktor pelajar yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh meliputi budaya, dasar keuangan, premium, pengalaman dan tingkat pendidikan. Selain itu,
komponen penentu lain untuk pencapaian pembelajaran jarak jauh adalah inovasi, inovasi adalah media, instrumen
dan metode untuk mendukung interaksi kolaborasi antara instruktur dan siswa. Alasan mendasar untuk
memanfaatkan persona klien adalah untuk membedakan atau menyelidiki kebutuhan klien (pelanggan),
memanfaatkan metode pendekatan persona klien diandalkan untuk memiliki pilihan untuk membedah dan
memahami masalah kapasitas dan kelemahan pelanggan, dan norma kapasitas setiap individu sangat luar biasa.
Sehingga dipercaya bahwa pemeriksaan ini dapat menjadikan highlight dan kapasitas pada suatu produk sesuai
dengan kemampuan dan perilaku klien [11]. Sehubungan dengan cara menghilangkan pemahaman selama pandemi
Covid-19, Dengan memanfaatkan contoh e-picking up yang menggembirakan dimana siswa dibutuhkan untuk
menjadi lebih imajinatif dan kreatif dalam interaksi pembelajaran, merupakan salah satu kunci pencapaian dalam
kebutuhan masyarakat di seluruh dunia. Komponen tersebut jelas menjadi faktor yang dapat menopang pelaksanaan
PJJ. Faktor administrasi kelembagaan diidentifikasi dengan rencana pengaturan pelaksanaan PJJ saat pandemi
Covid-19 yang direncanakan oleh lembaga penyuluh fokal ke sekolah sebagai pelaksanaan di lapangan.
Keistimewaan dan tajuk program pendidikan yang tertata akan membuat pelaksanaan PJJ berjalan seperti semula.
Faktor iklim pembelajaran dalam memahami jarak selama pandemi Covid-19 diidentifikasikan dengan luas
wilayah pendidik dan disadari ketika melakukan pembelajaran, kapasitas instruktur dan siswa untuk mengakses
web, dan adanya kerangka kerja online yang mendukung pembelajaran. Faktor iklim pembelajaran ini merupakan
faktor yang mendesak dalam pelaksanaan PJJ di Indonesia, hal ini dikarenakan aksesibilitas akses web di Indonesia
belum tersampaikan secara merata sehingga masih banyak tenaga pendidik dan peserta didik yang belum dapat
menyelesaikan pembelajaran jarak jauh. Dilihat dari pemeriksaan informasi dari Informasi Telekomunikasi
Internasional dan Badan Pusat Statistik, terwakili bahwa jumlah masyarakat Indonesia yang memanfaatkan web di
bawah 40% dan hanya 3% yang secara rutin mendapatkan akses web broadband cepat. Kondisi ini membuat banyak
pendidik dan pelajar akhirnya tidak melakukan penjemputan terpisah selama pandemi Covid-19. Untuk
Unsur berikut yang akan mendukung pelaksanaan PJJ yang bermanfaat selama pandemi Covid-19 adalah
rencana pembelajaran. Konfigurasi pembelajaran adalah bagian penting yang perlu difokuskan dan dibuat oleh
pengajar. Teknik pembelajaran jarak jauh ini merupakan hal lain bagi sebagian besar pendidik dan siswa, sehingga
jika konfigurasi pembelajaran tidak direncanakan secara menyeluruh, penemuan yang akan diselesaikan akan
menjadi tidak jelas. Konfigurasi pembelajaran tersebut menggabungkan beberapa bagian, khususnya kejelasan
tujuan pembelajaran, sifat substansi, metodologi pembelajaran, pembelajaran brain science, dan learning appraisal
[11]. Untuk pencapaian pelaksanaan PJJ selama pandemi Covid-19, instruktur perlu melakukan konfigurasi
pembelajaran dengan fokus pada bagian-bagian tersebut. Misalnya, latihan perencanaan yang terkait dengan masalah
asli yang muncul selama pandemi Covid-19.
Unsur pendukung lain yang mendorong keberhasilan pelaksanaan PJJ selama pandemi Covid-19 adalah
administrasi dukungan. Administrasi pendukung dalam melaksanakan PJJ terdiri dari persiapan dan peralatan
khusus[12]. Terkait PJJ saat pandemi Covid-19, hanya sedikit sekolah yang mengadakan persiapan untuk instruktur
dan siswa terkait pelaksanaan PJJ. Sebagian besar sekolah hanya meniru penyelenggaraan PJJ dengan memanfaatkan
instrumen dan aplikasi inovasi yang efektif terbuka. Pelaksanaan penyiapan administrasi sangat penting untuk
kelancaran PJJ, hal ini dengan alasan persiapan tersebut dapat meningkatkan kapasitas pendidik dan peserta didik
dalam mengawasi inovasi yang merupakan media pembelajaran jarak jauh.
Faktor terakhir yang menopang efektivitas pelaksanaan PJJ selama periode Covid-19 adalah penilaian
pembelajaran. Asesmen pembelajaran merupakan bagian penting dari suatu siklus pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dalam melaksanakan PJJ masih penting untuk menilai pembelajaran baik yang bersifat developmental
maupun sumatif. Bagaimanapun, kerangka kerja penilaian yang dijalankan selama pandemi ini harus lebih bisa
beradaptasi[10]. Adaptasi evaluasi menggabungkan strategi penilaian, seperti perkenalan, makalah penelitian, dan
evaluasi pendamping yang diidentifikasi dengan masalah yang sedang dibicarakan, misalnya, efek Covid-19 pada
berbagai bidang dan masalah yang berbeda. Salah satu strategi penilaian yang dapat disesuaikan adalah E-portfolio,
E-portfolio ini menawarkan strategi yang benar-benar dapat diadaptasi bagi siswa untuk melaporkan setiap tindakan
yang diselesaikan selama pandemi Covid-19[13]. Teknik penilaian berbasis online lainnya yang biasa dilakukan,
termasuk di web test yang memanfaatkan tahapan / aplikasi pengujian yang berbeda, misalnya quizziz, kahoot, atau
struktur google.
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetr
y Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3). doi:http:/
/dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841
202 Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control
3.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Sarana Pembelajaran Jarak Jauh
Inovasi data dan korespondensi merupakan bagian penting yang dapat membantu interaksi
Sekolah jarak jauh[14], inovasi data dan korespondensi juga merupakan mekanisme untuk perpindahan data dan
kerjasama pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh [15] Selain itu, inovasi data dan korespondensi
dapat membantu instruktur untuk terus mengontrol pembelajaran, menilai pembelajaran, sudut pandang akademik,
dan menghapus masalah pembelajaran yang ditinggalkan oleh jarak [16]. Dalam pandangan ini, inovasi data dan
korespondensi memiliki peran penting dalam perkembangan pembelajaran jarak jauh. Kemudian, sehubungan dengan
penggunaan inovasi dalam pembelajaran jarak jauh, ada 5 model signifikan untuk penggunaan data dan inovasi
korespondensi untuk membantu menangkap selama pandemi Covid-19 [10].
Model utama, pemanfaatan data dan inovasi korespondensi harus memberikan akses sederhana ke aset
pembelajaran untuk aset pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan kebebasan dan aktivitas siswa dalam
mendapatkan aset belajar yang berbeda. Untuk memudahkan siswa mendapatkan sumber data yang berbeda untuk
keperluan pembelajaran, maka aset pembelajaran ini harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Substansi harus
sesuai dengan premi siswa dalam menyelesaikan pembelajarannya, 2) Materi harus sesuai dengan Tingkat psikologis
peserta didik, 3) Struktur materi lugas dan jelas, 4) Materi sangat terencana sesuai kondisi visual, dan 5) Navigasi aset
pembelajaran, desain harus jelas sehingga memudahkan peserta didik untuk memanfaatkan dan mendapatkan aset
pembelajaran ini. Menyinggung hal ini, aset pembelajaran yang dapat diakses selama pandemi Covid-19 harus efektif
didapat dan diperoleh siswa. Dengan cara ini, siswa dapat melangkah maju dan mengambil banyak hal dari sumber
yang dapat diakses.
Langkah kedua, pemanfaatan data dan inovasi korespondensi harus memperkenalkan perbandingan kondisi
pembelajaran virtual dengan kondisi pembelajaran adat (kelas tatap mata). Kerangka inovasi yang digunakan dalam
pembelajaran jarak jauh diandalkan untuk memperkenalkan lingkungan belajar yang tidak jauh berbeda dari kelas tatap
mata yang dilakukan di kelas adat. Untuk memenuhi suasana tersebut, ada beberapa hal yang harus dipikirkan, lebih
spesifik 1) Guru hendaknya merakit iklim pembelajaran yang sarat dengan semangat dan kepercayaan dengan mengajak
siswa untuk dilibatkan secara efektif sehingga suasana virtual wali kelas dapat dirasakan oleh semua yang terkait dengan
pembelajaran, 2) pendidik harus memberikan masukan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa, dan 3)
Memungkinkan siswa untuk secara tulus terkait dengan kesadaran virtual sehingga iklim pembelajaran yang menuntut
pelaksanaan dan kejam di kalangan siswa. Standar selanjutnya ini merupakan ujian bagi pendidik untuk terus
menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, dinamis dan bersemangat di kelas jarak jauh. Selain itu, keadaan
pandemi Covid-19 yang berlangsung cukup lama dapat menyebabkan instruktur dan pelajar merasa kelelahan dengan
keadaan dan kondisi saat ini.
Standar keempat, penggunaan data dan inovasi korespondensi harus bekerja dengan semua klien tanpa
terbatas pada pengalaman memanfaatkan inovasi. Dipercaya bahwa kerangka kerja inovasi yang digunakan selama
pembelajaran jarak jauh tidak terbatas pada klien yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatannya, namun dapat
digunakan oleh setiap individu yang memiliki keunggulan dalam memanfaatkan inovasi tersebut. Untuk
memperkenalkan kondisi tersebut, penting untuk fokus pada hal-hal berikut: 1) Segmen dan nama yang digunakan
dalam inovasi untuk pembelajaran semuanya inklusif dengan tujuan agar dapat diketahui dan dirasakan oleh semua
klien, baik pendidik dan siswa, dan 2 ) Adanya latihan manual / instruksional dasar. , jelas dan ringkas. Sehubungan
dengan pandemi PJJ Covid-19, model-model ini harus dilihat sekaligus menentukan kerangka kerja inovasi yang
akan digunakan di PJJ. Pasalnya, pelaksanaan PJJ saat pandemi Covid-19 sedang krisis, sehingga tidak ada penataan
dan perencanaan yang matang. Dengan cara ini, kerangka kerja inovasi yang digunakan tidak terbatas pada klien
berpengalaman, tetapi dapat digunakan oleh semua pertemuan dan usia.
Aturan kelima, penggunaan data dan inovasi korespondensi harus memiliki pilihan untuk bekerjasama antara
pendidik dan siswa, terutama ketika siswa mengalami kesulitan dan perlu bertanya kepada guru. Untuk mendorong
siswa agar mencoba mengajukan pertanyaan saat menghadapi masalah, ada beberapa hal yang harus dipikirkan,
khususnya 1) Adanya penghiburan yang benar dari pendidik dan pertemuan yang berbeda, 2) Iklim yang menyenangkan
terbentuk ketika instruktur dan siswa terhubung selama pembelajaran, dan 3) Ada masukan yang tepat dan layak untuk
memerangi siswa. Dalam pelaksanaan PJJ saat pandemi Covid-19, instruktur harus menawarkan jenis bantuan yang
memberikan kritik cepat dan tepat kepada siswa. Misalnya, memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
secara langsung melalui Whatsapp jika Anda mengalami kendala saat melakukan pencarian dari rumah.
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetr
y Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3). doi:http:/
/dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841
204 Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control
Lima ukuran untuk pemanfaatan data dan inovasi korespondensi dalam pembelajaran jarak jauh menunjukkan
bahwa pemanfaatan dan penggunaan kerangka kerja inovasi harus sangat direncanakan dan fokus pada sudut pandang
yang berbeda. Sudut pandang yang harus dipertimbangkan diidentifikasi dengan inovasi aktual dan kliennya, untuk
situasi ini instruktur, siswa, ketua dan klien yang berbeda seperti wali. Klien harus dapat mengakses, memanfaatkan,
dan menangani kerangka kerja inovasi apa pun yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Jika klien tidak memiliki
kemampuan ini, terlepas dari seberapa canggih sistem inovasi saat ini, itu tidak akan mendukung kesesuaian
pembelajaran jarak jauh. Selanjutnya, pendidikan inovasi data dan korespondensi menjadi bagian penting bagi klien
dalam menyelesaikan pembelajaran jarak jauh.
Berkaitan dengan kemampuan untuk mengakses dan membaca buku-buku canggih, kemampuan TIK juga
diidentifikasikan dengan kemampuan untuk mengakses buku dan sumber membaca lainnya melalui web dan
membaca atau mengunduh buku-buku terkomputerisasi pada gadget yang berbeda, seperti PC, ponsel atau tablet
[19]. Selain itu, pendidikan inovatif diidentifikasi dengan dua keahlian dasar, untuk lebih spesifik 1) inti dan baut
TIK termasuk informasi tentang gagasan dan pemahaman standar hipotetis tentang PC, data terkomputerisasi dan
kerangka data, dan 2) pemahaman dan kemampuan memanfaatkan perangkat keras TIK, seperti persiapan numerik
dan juga kata[19].
3.6 Peran Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemik
Covid - 19
Literasi teknologi data dan korespondensi menjadi bagian yang paling penting bagi seluruh dunia ini,
pendidikan.[20] dan [21] Mengungkapkan bahwa kemampuan inovasi data dan korespondensi menjadi kunci dan
terwujudnya kawasan persekolahan saat ini. Secara lebih eksplisit, [19] mengutarakan bahwa mahasiswa yang
memiliki pendidikan inovasi tinggi dapat memperoleh banyak keuntungan, salah satunya adalah kemudahan
mendapatkan aset belajar yang berbeda sehingga dapat membangun kebugarannya dalam belajar. Kemudian,
mahasiswa yang memiliki kemampuan inovasi rendah akan mengalami kendala dalam pembelajaran, khususnya
pembelajaran jarak jauh[3]. Jika diidentikkan dengan pelaksanaan PJJ saat pandemi Covid-19, mahasiswa yang
memiliki kemampuan besar dalam memanfaatkan dan menguasai inovasi akan memudahkan mereka dalam mengikuti
setiap siklus pembelajaran, bahkan dengan sistem wali kelas online. Namun bagi mahasiswa yang tidak terlalu
mendominasi inovasi, pergaulannya dalam interaksi pembelajaran akan mengalami kendala.
Sehubungan dengan kecukupan pembelajaran jarak jauh, informasi tentang instrumen mekanis dan
kemampuan dasar dalam inovasi adalah pendidikan mekanik paling penting yang memberdayakan produksi iklim
pembelajaran jarak jauh yang lebih layak. Pendidikan inovasi esensial berkenaan dengan bagaimana memanfaatkan
kerangka inovasi harus disiapkan dan ditingkatkan sehingga pembelajaran jarak jauh bisa lebih kuat[21].
Pendidik dan siswa yang memiliki kemampuan TIK akan memperkenalkan kerja sama selama pembelajaran
meskipun mereka berada di tempat yang lebih baik dan terisolasi oleh jarak. Inovasi terkomputerisasi dan pendidikan
TIK telah menjadi media dan cara bagi instruktur dan siswa untuk bekerja sama dan menyebarkan di web [3].
Interaksi, komunikasi, dan kolabirasi selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 ini bisa
dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, diantaranya komunikasi via email, menggunakan fitur chating pada
media berbasis web yang berbeda, dan melalui tahapan pengumpulan video. Kemahiran TIK juga berperan dalam
menangani akses ke data dan manajemen data yang mendukung pengambilan jarak selama pandemi Covid-19.
Kemahiran inovasi akan membantu siswa dalam berbagi data dari sumber yang dapat diakses. Dalam Standar ISTE
Untuk Siswa, pendidikan inovasi yang diidentifikasi dengan administrasi dan penilaian data yang dapat diakses
sangat penting mengingat fakta bahwa tidak semua data memiliki ketepatan yang benar dan diidentifikasi dengan
pembelajaran[3]. Selama pandemi Covid-19, ditemukan data kebohongan yang menjangkau jauh di berbagai media,
pendidikan TIK mengenai data papan adalah kapasitas vital yang dimiliki oleh pendidik dan siswa.
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetr
y Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3). doi:http:/
/dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841
206 Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control
4. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 secara keseluruhan memengaruhi berbagai bidang, termasuk pembelajaran. Untuk
mencegah penyebaran Covid-19, siklus pembelajaran dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja pembelajaran
jarak jauh (PJJ). Dalam pelaksanaan PJJ saat pandemi Covid-19, inovasi dengan setiap kerangka kerjanya merupakan
cara melakukan penemuan yang dapat menghubungkan kerjasama, korespondensi dan usaha bersama antara pendidik
dan siswa yang terjebak dalam jarak. Namun, kehadiran inovasi tidak akan bisa digunakan jika tidak diikuti oleh guru
dan siswa yang mahir inovasi. Kemahiran inovatif mengingat semua informasi dan kemampuan dalam menggunakan
inovasi, mulai dari mengamati gadget, mengerjakannya, menyiapkan dan menyebarkan data. Kemahiran inovatif
memiliki peran penting dalam pelaksanaan jarak untuk memahami selama pandemi Covid-19, termasuk bekerja dengan
eksekusi PJJ, menjalankan PJJ lebih memadai, sehingga lebih mudah untuk menemukan dan menangani data, bekerja
dengan korespondensi dan upaya bersama pendidik dan siswa, serta membimbing klien inovasi untuk lebih yakin dan
menjaga moral sosial saat memanfaatkan inovasi dalam pembelajaran jarak jauh. Pemanfaatan data dan inovasi
korespondensi selama jarak yang semakin jauh selama pandemi Covid-19 akan memberdayakan peningkatan
kemampuan mekanik yang membawa kecenderungan baru dalam interaksi pembelajaran di kemudian hari.
References
[1] A. R. Setiawan, “Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19),”
Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no. 1, pp. 28–37, 2020, doi: 10.31004/edukatif.v2i1.80.
[2] F. N. Arifa, “Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19,” Info Singkat;Kajian Singk. Terhadap
Isu Aktual Dan Strateg., vol. XII, no. 7/I, p. 6, 2020, [Online]. Available: http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-7-I-
P3DI-April-2020-1953.pdf.
[3] C. Maphosa and S. Bhebhe, “Digital Literacy: A Must For Open Distance and E-Learning (ODeL) Students,” Eur. J. Educ. Stud., vol. 5, no.
10, pp. 186–199, 2019, doi: 10.5281/zenodo.2560085.
[4] Abdul Latip, “Peran Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19,” EduTeach
J. Edukasi dan Teknol. Pembelajaran, vol. 1, no. 2, pp. 108–116, 2020, doi: 10.37859/eduteach.v1i2.1956.
[5] S. Kaeophanuek, N.-S. Jaitip, and P. Nilsook, “How to Enhance Digital Literacy Skills among Information Sciences Students,” Int. J. Inf.
Educ. Technol., vol. 8, no. 4, pp. 292–297, 2018, doi: 10.18178/ijiet.2018.8.4.1050.
[6] H. A. Rahmatiah and N. Asiyah, “Kesenjangan Generasi antara Guru dan Murid sebagai Tantangan Digitalisasi Pendidikan,” Pros. Semin.
Nas. Pendidik. Progr. Pascasarj. Univ. PGRI Palembang, pp. 305–312, 2019.
[7] E. Bentlage et al., “Practical recommendations for staying physically active during the COVID-19 pandemic: A systematic literature
review,” medRxiv, 2020, doi: 10.1101/2020.06.24.20138313.
[8] R. D. Kristy and W. A. Kusuma, “Analisis Tingkat Kepuasan Dan Tingkat Kepentingan Penerapan Sistem Informasi Universitas
Muhammadiyah Malang,” Tek. Eng. Sains J., vol. 2, no. 1, p. 17, 2018, doi: 10.51804/tesj.v2i1.223.17-24.
[9] W. A. Kusuma and A. Dirgantara, “Lunak Dengan Menggunakan Metode User,” pp. 74–84, 2020.
[10] H. H. Huang, R. H., Liu, D. J., Tlili, A., Yang, J. F., & Wang, “The Chinese Experience in Maintaining Undisrupted Learning in COVID-19
Outbreak,” Handb. Facil. Flex. Learn. Dur. Educ. Disrupt., no. March, p. 46, 2020, [Online]. Available:
https://www.researchgate.net/publication/339939064.
[11] K. M. Ghufron, W. A. Kusuma, and F. Fauzan, “Penggunaan User Persona Untuk Evaluasi Dan Meningkatkan Ekspektasi Pengguna
Dalam Kebutuhan Sistem Informasi Akademik,” SINTECH (Science Inf. Technol. J., vol. 3, no. 2, pp. 90–99, 2020, doi:
10.31598/sintechjournal.v3i2.587.
[12] S. Maudiarti, “PENERAPAN E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI Santi Maudiarti Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti,” Perspekt. Ilmu
Pendidik., vol. 32, no. 1, pp. 53–68, 2018.
[13] W. A. F. Dewi, “Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar,” Edukatif J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no.
© 2019 The Authors. Published by Universitas Muhammadiyah Malang
This is an open access article under the CC BY SA license. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control 207
1, pp. 55–61, 2020, doi: 10.31004/edukatif.v2i1.89.
[14] “09 -0 5-2020,” JOEAI J. Educ. Instr., vol. 3, no. 1, pp. 14–20, 2020.
[15] A. D. Zenda, “Model Komunikasi,” vol. 2, no. 1, pp. 14–34, 2019, doi: 10.31219/osf.io/c7rbw.
[16] A. H. Kagugu, “The Role of Information Communication; The Case of the Open University of Tanzania.,” HURIA J. Open Univ. Tanzania,
2011.
[17] A. D. Yazon, K. Ang-Manaig, C. A. C. Buama, and J. F. B. Tesoro, “Digital literacy, digital competence and research productivity of
educators,” Univers. J. Educ. Res., vol. 7, no. 8, pp. 1734–1743, 2019, doi: 10.13189/ujer.2019.070812.
[18] M. H. Rahmat, “Pencapaian_Hasil_Belajar_Teori_Kejuruan_Ditinjau_d,” vol. 7590, 2019.
[19] A. Santoso and S. Lestari, “The Roles of Technology Literacy and Technology Integration to Improve Students’ Teaching Competencies,”
KnE Soc. Sci., vol. 3, no. 11, p. 243, 2019, doi: 10.18502/kss.v3i11.4010.
[20] H. Ibda, “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berwawasan Literasi Baru di Perguruan Tinggi dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi
Industri 4.0,” Jalabahasa, vol. 15, no. 1, p. 48, 2019, doi: 10.36567/jalabahasa.v15i1.227.
[21] N. Ozdamar-Keskin, F. Z. Ozata, K. Banar, and K. Royle, “Examining Digital Literacy Competences and Learning Habits of Open and
Distance Learners,” Contemp. Educ. Technol., vol. 6, no. 1, 2020, doi: 10.30935/cedtech/6140.
Cite: Wardana, A., Rakhmatsyah, A., Minarno, A., & Anbiya, D. (2019). Internet of Things Platform for Manage Multiple Message Queuing Telemetr
y Transport Broker Server. Kinetik: Game Technology, Information System, Computer Network, Computing, Electronics, and Control, 4(3). doi:http:/
/dx.doi.org/10.22219/kinetik.v4i3.841