You are on page 1of 22

ANALISIS KEPEMIMPINAN NON MUSLIM MENURUT FIQIH DAN

HUKUM TATA NEGARA DI INDONESIA

Siti Qoniah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus
Jalan Conge Ngembal Rejo, Kudus, Jawa Tengah
Pos-el: Qoniah962@gmail.com

Ashif Az Zafi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus
Jalan Conge Ngembal Rejo, Kudus, Jawa Tengah
Pos-el: Ashifazzafi@iainkudus.ac.id

Abstract: The leader is the most important figure in a sphere of community life, both small and broad, the progress
of a sphere of society depends on how the leader in bringing the country, whether it is more advanced, prosperous or
vice versa. Therefore, it is the responsibility of all of us as a citizen to be selective in choosing a leader. Islam as a
religion of revelation for Muslims and make it as a guide in carrying out their lives, including in political matters,
namely becoming a leader. The leader has an important position in Islam. In the Islamic view of non-Muslim leaders
there are differences of opinion of the scholars about the legitimate or non-Islamic leaders in the Islamic perspective.
The difference in opinion is due to the perception in understanding the verses about saints or awliya 'mentioned in
the Qur'an Moreover, the current reality of the state of Indonesia is not an Islamic state, but a democratic state,
which has a majority of its citizens, who are Muslim. In Indonesia, to become a leader in positive law and in the
Constitution there is no explanation which explains that the requirements to be a leader in Indonesia must be
religious and prohibit non-Muslim religion. the opening of the 1945 Constitution only explained that in Indonesia
there was no difference between ethnicity, religion, language, culture, etc. Therefore, it is necessary to conduct a
deeper study in understanding it so that there is no misunderstanding among the people.

Keywords: Leaders; Indonesia; Islam; Non-Muslims; Constitution

Abstrak: Pemimpin merupakan sosok yang paling penting dalam sebuah ruang lingkup dikehidupan masyarakat,
baik lingkup kecil maupun luas, kemajuan suatu lingkup masyarakat tergantung bagaimana pemimpin itu dalam
membawa negara tersebut, entah itu semakin maju , makmur atau sebaliknya . Oleh karena itu, sudah tanggung
jawab kita semua sebagai warga suatu untuk selektif dalam memilih seorang pemimpin. Islam sebagai agama wahyu
bagi umat Islam dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupannya, termasuk dalam hal politik
yaitu menjadi seorang pemimpin. Pemimpin memiliki posisi penting dalam Islam. Dalam pandangan islam
pemimpin nonmuslim terdapat berbagai macam pendapat ulama tentang “sah atau tidaknya pemimpin nonIslam
dalam prespektif agama Islam”. Perbincangan tersebut ada karena presepsi pada pemahaman ayat-ayat tentang “wali
atau awliya’” yang terdapat dalaam Al-Qur’an. Apalagi dengan adanya realitas saat ini negara Indonesia bukanlah
negara Islam, melainkan negara demokrasai yang mayoritas warganya adalah seorang muslim. Di negara
Indonesia,ketentuan dalam hukum-hukumnya yaitu UUD 1945 tidak yang menyebutkan bahwa syarat untuk
menjadi seorang pemimpin di Indonesia haruslah warga negara yang beragaama Islam dan melarang non
muslimuntuk mencalonkan dirinya menjadi seorang pemimpin yang mayoritas penduduknya beragama Islam .Tidak
ada satupun UUD dan pasal yang disana berisi “larangan bagi seorang non muslim untuk menjadi pemimpin di
Indonesia”. Pada pembukaan UUD 1945 hanya menjelskan baahwa di negara Indonesia terdapat berbagai macam
suku, agama,bahasa,budaya,dan lain-lain. Maka dari itu, perlu adanya penelitian yang lebih lanjut lagi dalam
memahami hal itu agar tidak terjadi kesalafahaman diantara masyarakat.

Kata kunci: Pemimpin; Indonesia; Islam; Non muslim; UUD

AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam 147


Vol. 5, No. 2, 2020
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

Pendahuluan pada sesama manusia didalam


kehidupannya, didalam hak dan
Pendirian suatu negara menurut
kewajibannya dihadapan UU,dihadapan
pemahaman yang ada pada sumber-sumber
Allah, di dunia dan diakhirat,persamaan
Agama Islam tidak ada ayat yang
tersebut juga berlaku pada kalangan
mewajibkan atau memerintahkaannya.
minoritas. Pemerintah seharusnya dalam
Sebuah negara Islam adalah negara yang
menjalankan pemerintahan dengan
didalamnya terdapat kedaulatan Islam,
ketertiban, kepastian hukum, dan seorang
dimana pemerintah ingin membangun
pemimpin bertanggungjawaab terhadap
hubungan kemasyarakatan yang Islami pada
semua tugas-tugasnya sebagai aparatur
kaidah dan nilai-nilai Islam. Termasuk
pemerintah. Mengabdikan dirinya untuk
dalam hal politik yaitu hukum tata negara
kepentingaan bangsa dan mengusahakan
dalam pemilihan pemimpin negara. Islam
kemakmuran rakyat. Istilah pemimpin
dan politik merupakan gabungan yang
dalam Islam ada empat yaitu khalifah,
selalu menjadi perbincangan dalam
imam, ulu al-amr, awliya’.
khazanah keislaman. Salah satu
permasalahan yang sering diperbincangkan Warga negara Indonesia kebanyakan
yaitu “kepemimpinan non muslim”. Islam. Banyak para ulama yang
Perbincangan tentang permasalahan ini berpandapat bahwa umat Islam dilarang
selanjutnnya mengarah pada hubungan untuk memilih kalangan minoritas sebagai
antara agama dan negara. Maka, ketika pemimpin, sesuai dengan surat An-nisa 138-
suatu daerah melaksanakan pilpres, pilgub, 139, Firman Allah SWT:
atau pilkades terdapat calon pemimpin dari
“katakanlah kepada orang-orang
kalangan minoritas mencalonkan diri,
munafik bahwa mereka akan mendapat
masalah tentang “kepemimpinan non
siksaaan yaang pedih (yaitu) orang –
muslim” kembali menjadi perdebatan.
orang yang mengambil orang-orang kafir
Manusia memiliki kewenangn dalam menjadi teman-teman penolong dengan
bidang politik, paling penting yang bersifat meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah
struktural dan prosedural yang berkaitan mereka mencaari kekuataan disisi oraang
dengan kekreativannya. Konsep kafir itu? Maaka sesungguhnyaa semua
persamaaan dalam Islam adalah didasarkan kekuaatan kepunyaan Allah”.

148
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

An-Nisa 144,Firman Allah SWT : harus, agar keadilan dan kebenaran dapat
terwujud dalam kelompok tersebut. Maka
”Hai orang-oraang beriman,
dari itu ketentuan yang harus terpenuhi
janganlah engkau mengambil oraang-orang
untuk menjadi seorang pemimpim adalah
kafir menjadi waali dengan meninggalkan
adil yang terlihat dalam keimanan dan
orang orang mukmin. Inginkah kamu
komitmennya dalam memimpin suatu
mengadaakan alasaan yaang nyata baagi
kelompok.
Allah (untuk menyiksaamu)”.
Seorang warga yang non muslim
Hubungan politik muslim dan non
apabila dijadikan pemimpin di negara yang
muslim terdapat pada surah Al-Maidah ayat
maayoritasnya muslim seperti Indonesia,
51, Firman Allah SWT :
apabila dilihat dari “hak asasi manusia
“Hai orang-orang beriman (HAM)” jadi tidak masalah apabila seorang
janganlah kamu mengambil orang–orang dari kalangan minoritas ingin menjadi
yahudi dan nasroni menjadi pemimpin- sebagai seorang kepala negara karena dia
pemimpinmu sebagiaan mereka adalah juga mempunyai hak sama untuk
pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang mencalonkaan diri menjadi seorang
siapa diantara kamu mengambil mereka pemimpin dan juga hak untuk dipilih
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya menjadi seorang pemimpin. Agama
orang itu termaasuk bagiaan mereka. memberikan warga negara hak untuk
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk menjadi seorang pemimpin karena
bagi oraang-orang yang dzolim”. pemimpin merupakan tanggungjawab yang

Hukum diberikan pada semua warga diberikan khusus untuk seseorang yang

negara memiliki. Akan tetapi, untuk dinilai mempunyai keahlian,

memegang kekuasaan lebih diutamakan bertanggungjawaab,memiliki sikap jujur,

warga negara yang muslim, karena dalam adil, dan tentunya dapat membangun

penerapan hukum Islam yang meyakini Indonesia lebih maju. Konsepsi

adanya hukum Islam hanyalah orang muslim kepemimpinan pemerintahan yang

saja, dan yang non muslim hanya dimaksud dalam pemimpin disini adalah

menerapkannya dalam kehidupan bernegara pemimpin pada tiga cabang pemerintahan,


ini. Menjadikan seseorang yang adil sebagai diantaranya eksekutif, legeslatif, dan
pemagang kekuasaan dalam negara itu yudikatif. Pada cabang eksekutif

149
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

kepemimpinan dipegang oleh pemimpin tindakan yang dilakukaan setiap orang atau
pemerintah mulai dari tingkat terendah kelompok dalam suatu organisasi.1
sampai tingkat tertinggi yaitu lurah/kepala Kepemimpinan dalam Islam
desa, camat, bupati/walikota, gubernur, dan merupakan perwujudan iman dan amal
presiden. sholih berupa interaksi, dan tindakan
mengkoordinasi dan mengarahkan baik
Ditelaah lebih jauh dalam konsep
secara vertikal maupun secara horizontal
kepemimpinan akan sangat luas, karena
dengan jalan menyeru kepada amal ma’ruf
dalam kepemimpinan disebuah negara tidak
naahi munkar.Kepemimpinan dalam dalam
sedikit pembahasannya, penulis dalam hal
ajaran Islam didefinisikan sebagai tugas
ini akan membahaas kepemimpinan dalam
yang dipercayakan (amanah) dari Allah
suatu pemerintah, kalangan manapun bisa
SWT yang penanggungjwabnya bukaan
menjadi seorang pemimpin, apabila ia
hanya kepadaa pengikut atau anggotanya
mampu melaksanakannya. Seseorang bisa
,namun juga dipertaanggungjawabkan
menjadi kepala negara berdasarkan
kepada Allah SWT .
keputusan umat Islam sendiri baik dengan
Seorang pemimpin dalam Islam ada
pemilu maupun penunjukan.
dua definisi. (1) berarti amara yang sering
Pembahasan disebut dengan ulil amri. Dalam Al-Qur’an
Kepemimpinan adalah keterampilan ayat (4-5) ’’Hai orang-orang beriman
,kemapuan,dan perilaku yang dilakukan ,taatilah Allah dan Rasul-Nya,dan ulilamri
oleh seseorang untuk memberikan pengaruh diantara kamu’’. Pada firman Allah ini
kepada orang lain atau kelompok manusia diketahui bahwa amara merupakan orang
pada wadah yang terkoordinasi, dengan yang mendapat tanggungjawab untuk
langkah yang baik untuk menggapai satu mengayomi rakyat. Jika ia tidak
atau lebih tujuan yang telah direncanakan. menjalankan amanah tersebut berarti dia
Seseorang yang menjadi pemimpin bukan pemimpin sebenarnya. (2) yaitu
memberikan pengaruh terhadap tingkah laku khadimul ummah (pelayaan umat) sebaagi
sosial masyarakat, dengan cara mengatur, seoarang kepala negara harus bisa
mengarahkan, memotivasi usaha dan

Indah Kumala Dewi, Ali Mashar.”Nilai-


1

Nilai Profetik dalam Kepemimpinan Modern pada


Manajemen Kinerja”. (Jogjakarta:CV. Gre
Publishing, 2019), hal. 13

150
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

menempatkan dirinya untuk mengayomi dan 3) Pancaindra yang lengkap


melayani apa-apa yang dibutuhkan warga 4) Sehat dan tidak memiliki cacat
negaranya asalkan itu sesuai dengan hukum pada anggota tubuhnya yang
dan syariat.2 bisa mempengaruhi
Mujar Ibnu Syarif menyatakan tanggungjawabnya sebai seorang
bahwa pengangkatan pemimpin merupakan pemimpin.
suatu perkara yang penting, tidak mungkin 5) Mempunyai ide dan gagasan
dalam suatu negara tidak ada pemimpin untuk memimpin rakyat dan
yang melindungi dan mengatur negara mengurusi berbagai urusan
tersebut. Ibnu Taimiyah berkata’’empat rakyatnya.
puluh tahun negara yaang dipimpin oleh 6) Berani melindungi nagara dan
orang dzolim lebih baik dari pada negara melawan musuh.
yaang satu malam saja tapi tanpa 7) Seorang warga negara tersebut.4
pemimpin”. Indonesia sudah melakukan hal
Cara Pengangkatan Kepalaa Negara
penting tersebut karena semenjak negara
Seseorang dapat menempati posisi kepala
Indonesia merdeka yaitu pada tanggal 17
negara dengan tiga cara:
Agustus 1945, kemudian besoknya BPUPKI
bersidang untuk menentukan pemimpin 1. Dipilih langsung oleh rakyat.
Indonesia yang pada saat itu disetujui 2. Dipilih oleh Dewan Perwakilan.
presidennya Ir. Soekarno dan Wakilnya
Pemilihan kepala negara oleh
yaitu Drs. Moh. Hatta.3
kalangan Dewan Perwakilan menjadi
Syarat-syarat seorang yang ingin
perdebatan para ulama dulu dari berbagai
mencalonkan diri menjadi seorang
madzhab yaitu berapa jumlah dewan pemilih
pemimpin antara lain :
yang memilih kepala negara supaya sah
1) Adil
dalam menempati jabatannya. Ada
2) Berpengetahuan luas yang dapat
kelompok yang mengungkapkan bahwa
menyelasaikan berbagai masalah
seorang kepala negara sah dalam menempati
jabatannya apabila mayoritas dewan pemilih
2
Muhammad Harfin Zuhdi. 2014.”Konsep
Kepemimpinan dalam Perspektif Islam”. (Institut
Agama Islam Negeri Mataram).
3
Muhammad Jufri, Ahmad Al-Mawardi. ”Hukum Tata Negara dan
4

Dahlan.”Kepemimpinan Non Muslim Di Indonesia Kepemimpinan dalam Takaran Islam”. (Jakarta:


Perspektif Hukum Islam”, 2018 Gema Insani Press, 2000). Hal.17

151
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

ikut serta dalam memilihnya yang Kekuasaan adalah


menyebabkaan kepemimpinannya diterima amanah,amanah ibarat janji dalam
dengan baik dan dengan hati yang ikhlas. bentuk tanggungjawab. Maka dari
itu, amanat harus benar-benar
Sementara itu kelompok yang lain
disampaikan pada orang yang
mengungkapkan bahwa jumlah minimal
berhak menerima amanah
yang dapat membuat pemimpin tersebut sah
tersebut. Amanah itu harus
dalam menempati jabatannya yaitu lima
dipelihara dan dijalankan atau
orang yang sepakat untuk mengangkat orang
ditarapkan dengan sebaik-baiknya
tersebut sebagai pemegang jabatan itu atau
sesuai dengan syariat.6
satu orang mencalonkan seseorang dan
Amanah terdapat dalam Al-Qur’an
kemudian disetujui oleh empat orang
surah An-Nisa ayat 58
lainnya.
“Sesungguhnya Allah
Prinsip-prinsip bernegara menurut menyuruh kamu menyampaikan
hukum fiqih: amanat kepadaa yang berhak

1) Prinsip Keadilan menerimanya, dan menyuruh

Prinsip keadilan terdapat dalam kamu apabila menetapkan hukum

firman Allah surah Al-An’am diantara manusia supaya kamu

ayat 160.5 menetapkan dengan adil.

“Barang siapa membawa Sesungguhnya Allah memberikan

amal baik, maka baginya pahala pengajaran yang sebaik-baiknya


sepuluh kali lipat amalnya, dan kepadaamu. Sesungguhnya Allah

barangsiapa yang membawa adalah Maha Mendengar dan

perbuatan jahat maka dia tidak Maha Melihat”.

diberi pembalasan melainkan 3) Prinsip Musyawarah

seimbang dengan kejahatannya, Dalam Al-Qur’an prinsip ini

sedang mereka sedikitpun tidak terdapat dalam surat al-Imran ayat

dianiaya (dirugikan)”. 159

2) Prinsip Kekuasaan sebagai “Maka disebabkan rahmat

Amanah dari Allah-lah kamu berlaku

5 6
Djazuli, Op.Cit.hal.32 Muhammad Tahir Azhari, Op.Cit, hal.107

152
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

lemah lembut terhadap mereka. seorang laki-laki dan perempuan


Sekiranya kamu bersikap keras dan menjadikan kamu berbangsa-
lagi berhati kasar, tentulah bangsa dan bersuku-suku supaya
mereka menjauhkan diri dari kamu salin kenal-mengenal.
sekelilingmu,karena itu Sesungguhnya orang yang paling
ma’aafkanlah mulia diantara kamu disisi Allah
mereka,mohonkanlah ampum bagi ialah orang yang paling diantara
mereka, dan bermusyawarahlah kamu. Sesungguhnya Allah Maha
dengan mereka dalam urusan itu. Mengetahui lagi Maha
Kemudian apabila kamu telah Mengenal”. 9
membulatkan tekad,maka 5) Prnsip Pengakuan dan
bertawakkallah kepada Allah. Perlindungan terhadap Hak Asasi
Sesungguhnya Allah menyukai Manusia Prinsip ini tercantum
orang-orang yang bertawakkal dalam Al-Qur’an dalam surah Al-
kepada Allah SWT”.7 Isra ayat 70
Allah memerintahkan “Dan sesungguhnya telah
manusia untuk menjadikan kami muliakan anak-anak Adam,
musyawarah sebagai salah satu Kami angkat mereka di daratan
unsur dari beberapa unsur dasar dan di lautan, Kami beri mereka
dalam negara Islam. Musyawarah rezeki dari yang baik-baik dan
merupakan hak keikutsertaan Kami lebihkan mereka dengan
rakyat dalam menangani kasus- kelebihan yang sempurna atas
kasus hukum masyarakat.8 kebanyakan makhluk yang telah
4) Prinsip persamaan Kami ciptakan”.
Prinsip persamaaan dalam Islam 6) Prinsip Kesejahteraan
terdapat dalam al-Qur’an, surah Dalam Islam prinsip ini
al-Hujurat ayat 13 diwujudkan melalui pentingnya
“Hai manusia,sesungguhnya zakat dalam Negara. Hal ini
kami menciptakan kamu dari

77
Departemen Agama RI “Al-Qur’an dan
Terjemah 30 juz”.hal. 90. 9
Departeman Agama RI “Al-Qur’an dan
8
Muhammad Tahir Azhari. Op.Cit.,hal. 114 Terjemah 30 juz”. Hal. 726.

153
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

terdapat dalam Al-Qur’an surah Prinsip perdamaian tertera dalam


at-Taubah ayat 103 surah Al-Baqarah ayat 208
“Ambillah zakat dari “Wahai orang-orang yang
sebagian harta mereka, dengan beriman, masuklah kamu kedalam
zakat itu kamu membersihkan dan Islam keseluruhan, daan
mensucikan mereka dan janganlah kamu turuti langkah-
mendoalah untuk mereka. langkah syaitan. Sesungguhnya
Sesungguhnya doa kamu itu syaitan itu musuh yang nyata
menjadi ketenteraman jiwa bagi bagimu”.
mereka. Dan Allah Maha 9) Peradilan Bebas
Mendengar lagi Maha Hal ini menunjukkan bahwa
Mengetahui” setiap keputusan yang diambil
7) Prinsip Ketaatan Rakyat harus bebas dari pengaruh
Prinsip ini sesuai dengan Al- siapapun dan juga
Qur’an surah an-Nisa ayat 59 memperhatikan prinsip amanah
“Hai orang-orang yang yang tercantum dalam firman
beriman, taatilah Allah dan Allah Al-Qur’an surah An-Nisa
taatilah Rasul(Nya),dan ulil amri ayat 58
diantara kamu . Kemudian jika “Sesungguhnya Allah
kamu berlainan pendapat menyuruh kamu menyampaikan
tentaang sesuatu, maka amanat kepada yang berhak
kembalikanlah ia kepadaa Allah menerimanya, dan menyuruh
(Al-Qur’an) dan Rasul kamu apabila menetapkan hukum
(Sunnahnya), jika kamu benar- diantara manusia supaya kamu
benar beriman kepada Allah dan menetapkan dengan adil.
hari kemudian. Yang demikian itu Sesungguhnya Allah memberikan
lebih utama (bagimu) dan lebih pengajaran yang sebaik-baiknya
baik akibatnya”.10 kepadamu. Sesungguhnya Allah
8) Prinsip Perdamaian adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat”.
10
Departeman Agama RI “Al-Qur’an dan
Terjemah 30 juz”. Hal. 114.

154
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

1. Kepemimpinan Non Muslim Menurut dimanapun kelompok minoritas tidak


Fiqih memiliki tempat dalam masalah-masalah
Suatu negara kebangsaan negara.11
menggolongkan warga negara nya
Kaum minoritas memiliki hak-hak
menjadi kelompok-kelompok rakyat
yang harus didapat dari suatu nagara,
sesuai dengan bangsa asal atau ras yang
karena hak-hak ini ada didalam syariah
membentuk negara tersebut atau yang
Islam, kaum mayoritas tidak boleh
mendominasinya, serta yang
mengambil hak-hak yang dimiliki kaum
bertanggungjawab atas
minoritas. Namun mereka diperbolehkan
penyelenggaranya. Disinilah berlaku
jika ingin memberikan hak-hak lain atau
istilah “mayoritas” dan “minoritas” bagi
hak-hak istimewa kepada kaum minoritas
masing-masing kelompok tersebut. Tugas
asalkan hak yang diberikan tersebut
menuntun dan membuat kebijaksanaan
sesuai dengan perintah syariah. Hak-hak
dalam suatu negara kebangsaan selalau
tersebut diantaranya:
berada ditangan kaum mayoritas. Untuk
kaum minoritas dengan kebangsaan yang 1. Perwakilan politik;

sama, mereka tidak akan dipercayai atau 2. Kebebasan mengemukakan

dianggap mampu memikul pendapat;

tanggungjawab ini. Kedudukan ini 3. Pendidikan;

tidaklah secara terang-tarangan 4. Jabatan Pemerintahan;

dinyatakan atau bahkan diakui. Mungkin 5. Perdagangan dan Profesi12.

Undang-Undang Dasar tersebut secara Bijaksana, merakyat, berpendidikan


tegas menghapus semua deskriminasi merupakan kriteria pemimpin yang
diantara para warga negaranya, tetapi diinginkan oleh suatu negara,dan juga
justru deskriminasi inilah yang pada memiliki kepercayaan sama dengan
prakteknya tumbuh subur disetiap negara masyarakat supaya tidak terjadi
kebangsaan. Sekalipun anggota kesalahpahaman serta tidak adanya
kelompok minoritas dipercayai jabatan
penting, tetapihal ini biasanya merupakan
11
Abul A’la Al Maududi. ”Hukum Dan
Konstitusi Sistem Polotik Islam”, (Bandung:Mizan,
hasi tawar-menawar yang sifatnya 1990), hal. 298
12
Abul A’la Al Maududi. ”Hukum Dan
perseorangan. Dalam kenyataannya, Konstitusi Sistem Polotik Islam”, (Bandung:Mizan,
1990), hal. 318

155
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

perbedaan kepercayaan antara rakyat b) Ibnu Katsir


dengan pemimpin. Hukum yang “Riwayat dari Khalifah Umar
berkaitan dengan pengangkatan ditambah ayat diatas adalah dalil
pemimpin non muslim senantiasa bahwa orang kafir dzimmi tidak
menjadi perbincangan dikalangan boleh dikerjakan sebagai juru tulis
masyarakat dan para ahli dari dulu hingga sehingga merasa lebih tinggi dari
sekarang. kaum muslum daan mengetahui
rahasia-rahasia umt muslim
Menjadikan kaum minoritas sebagai
sehingga dikhawatirkan akan
penguasa itu dilarang, hukum
disampaikan pada musuh, orang
menegaskan kaum minoritas apabila
kafir harbi”.14
mengurusi urusan umat muslim itu
c) Al-Qadhi Iyadh
haram, dalam pembahasan ini yang
“para ulama bersepakat
berkaitan dengan pemimpin yang berasal
bahwa kepemimpin Islam tidak sah
dari kaum minoritas terdapat beberapa
diberikan pada orang kafir, dan
pendapat dari beberapa ulama tafsir yaitu
bahkan bila pemimpinnya muslim
:
kemudian dia keluar dari Islam
a) Syaikh Imam Qurtubi maka dia harus turun dari jabatan
“pemimpin harus dipegang tersebut”15.
oleh umat muslim dan bahaya jika d) Ibnu Mundzir
jabatan pemimpin dipercayakan “Seluruh ahli ilmu
padaa seorang non muslim. Beliau bersepakat bahwa orang kafir sama
mengatakan pada masa sekarang ini sekali tidak boleh menjadi pemimpin
keadaan sudah terbalik dan berubah bagi kaum muslimin dalam keadaan
sedemikian rupa, hingga umat apapun”.16
muslim mempercayakan semuanya e) Hasbias Siddiqi
pada orang kafir, dan keadaan umat “mengatakan kerja sama
muslim sekarang ini semakin bantu-membantu, dan bersahabat
13
terpuruk”.
14
Tafsirul Al-Qur’an Adzim, Jilid.I, H.398
15
Shahih Muslim bi Syarh Al-Nawawi, Jilid.
13
Syeikh Imam Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi, XII, hal. 229.
16
Ter. Dudi Rosyadi, et. Al,Pustaka Azzam, Jakarta, Ahkam Ahl Al-Dzimmah li Ibn Qayyim
Jilid. IV, 2008, hal. 446. Al-Jauziyyah, Jilid. II, hal. 414.

156
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

setia diantara dua orang yang perilaku, sedangkan masalah wala’


berlainan agama untuk berarti pertolongan atau bantu-
kemaslahatan dunia tidak dilarang. membantu antara satu golongan
Yang dilarang adalah jika kita dengan saatu golongan lain.
bersahabat setia dengan Yahudi dan Sedangkan hal ini tidak ada tolong-
Nasrani dalam hal-hal yang dapat menolong antaraa kaum mayoritas
merusak atau bertentangan dengan dengan kaum minoritas”.
kemaslahatan para mukmin seperti g) Ahmad Musthafa Al-Maraghi
yang diungkapkan beliau dalam “pengangkatan pejabat non muslim
tafsir al-qur’an ulmajid an-nur, tidak ada masalah, memang banyak
Tuhan hanya melarang kamu ayat Al-Qur’an yang secara tegas
bersahabat dengan orang-orang melarang kaum muslimin untuk
yang terang-terangan mengangkat kaum non muslim
memusuhimu,yang memerangimu, menjadi walinya, namun ada alasan
yang mengusirmu atau membantu mengapa hal itu dilarang,secara
orang-orang yang mengusirmu umummerupakan pelanggaran
seperti yang dilakukan orang mengambil non muslim sebagai
musyrik mekah”. teman dalam suatu hal yang
f) Sayyid Qutbdi membahayakan kaum mayoritas
“agama Islam menyuruh (muslim), seperti membuka rahasia-
pemeluknya agar melakaukan rahasia khusus yang berkaitan
toleransi dan melakukan pertemanan dengan urusan agama,bersekongkol
yang baik dengan dengan ahli kitab. untuk memerangi kaum muslim
Terkhusus bagi mereka yang lainnya”.17
mengatakan sesungguhnya kami
Ibnu Taimiyah berkata “pemimpin
adalah orang-orang Nasrani , akan
yang mampu melaksanakan keadilan
tetapi al-qur’an melarang mereka
meskipun non muslim lebih baik dari pada
memberikan loyalitas dan kesetiaan
pemimpin yang beragama Islam tetapi tidak
kepada mereka semua. Karena
toleransi dan bergaul dengan baik
17
Jurnal oleh Husnaeni, ”Kajian Hukum
itu adalah masalah akhlak, dan Islam terhadap Kepemimpinan Non Muslim di NKRI
“ Institut Agama Islam Negeri Bone

157
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

mampu melaksanakan keadilan. Negara hubungan harmonis yang saling


yang adil itu disokong oleh Allah SWT memerlukan.18
meskipun negara itu dipimpin oleh seorang Munawir Sajdali secara tidak
yang bukan non muslim dan negara yang langsung yang terdapat dalam tulisannya
despotik tidak disokong Allah SWT tidak berpendapat bahwa “seorang
meskipun pemimpinnya seorang muslim, ia pemimpin dari golongan minoritas boleh
menegaskan bahwa syarat seorang untuk memimpin kalangan mayoritas,
pemimpin itu adalah adil tanpa namun secara garis besar menegaskan
memperhatikan agama yang dianutnya”. bahwa dalam sistem politik maupun sistem
hukum ada kesamaan antara Pancasila
Dalam suatu kepemimpinan semua
dengan prinsip-prinsip dan tata nilai yang
warga negara memiliki hak masing-maasing,
telah ada dalam Al-Qur’an, karena Indonesia
maka dari itu setiap warga negara memiliki
menggunakan prinsip keadilan dalam hal
hak untuk dipilih menjadi pemimpin dan
mencari seorang pemimpin,bahwasannya
juga untuk memilih seseorang untuk
kebanyakan warga negara Indonesia adalah
menjadi pemimpin negaranya.
muslim dan selebihnya adalah kalangan
Ketidaksamaan identitas latar belakang yang
minoritas yaitu non muslim,kalangan
dimiliki setiap warga negara (keagamaan,
minoritas mendapatkan hak yang sama
etnis, gender, strata sosial) tidak boleh
dengan kaum muslim yaitu haak untuk
menjadi pembatas atas persamaan hak-hak
memilih dan dipilih menjadi seorang
yang didapat setiap warga negara. Kehadiran
pemimpin, karena negara Indonesia adalah
seorang pemimpin yang berasal dari
negara yang berdasarkan pancasila dengan
kalangan kaum non muslim diakui oleh
Ketuhanan Yang Maha Esa ,sebagai sila
Islam. Oleh karena itu, sangat ada
pertama, karena pendiri Negara Republik
kemungkinan memilih pemimpin non
Indonesia telah merumuskan Pancasila
muslim dikalangan masyarakaat muslim
sebagai ideologi negara Indonesia”.
yang terpenting tidak mengancam
Memilih kepala pemerintahan dari
kebebasaan beragama, dalam suatu
kalangan minoritas seperti presiden
masyarakat dimana antara kaum minoriras
dan kaum mayoritas bersatu dalam suatu 18
Amanda Rahmat Hidayat.”Kepemimpinan
Non Muslim menurut Fiqih Siyasah dan Hukum Tata
negara maka keduanya bisa merajut Negara Indonesia”, (Lampung: Skripsi, 2013), hal.
47-48.

158
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

hukumnya haram, itu seperti halnya membuat pemerintahannya semakin mundur


menjadikan kaum mayoritas berada dibawah seperti korupsi.
kekuasaan kaum minoritas. Memilih Ada beberapa ayat yang mendasari
pemimpin dari kalangan minoritas apabila pendapat tentang seorang dari kalangan
tidak memenuhi sayarat atau calon minoritas yang bersikap baik dengan
pemimpinnya memenuhi syarat tapi tidak kalangan mayoritas dan keduanya bersatu
memilih juga haram. Orang Islam tidak dalam satu pemerintahan, maka kalangan
boleh menyerahkan urusan pemerintahan minoritas tersebut dapat dipilih menjadi
kepada orang non muslim kecuali memang seorang pemimpin yang terkandung dalam
dalam keadaan yang penting dan hal itu QS. Al-Mumtahanah ayat 7,8,dan 9 :
membawa manfaat untuk negara yang “Mudah-mudahan Allah
membawa kemajuan yang lebih baik. menimbulkan kasih sayang antaramu
Urusan kenegaraan tidak boleh diserahkan dengan orang-orang yang kamu musuhi
kepada orang kafir begitu juga ketika ada diantara mereka dan Allaah adalah Maha
pemimpin muslim akan tetapi melakukan Kuasa dan Allah Maha Pengampun lagi
kekufuran, maka dia harus dilengserkan dari Maha Penyayang”(ayat 7).
jabatannya sebagai kepala pemerintahan. “Allah tidak melarang kamu untuk
Kekufuran merupakan alasan berbuat baik dan berlaku adil terhadap
seorang pemimpin dilengserkan dari orang-orang yang tiada memerangimu
jabatannya, bahkan menurut para ulama karena agama dan tidak (pula) mengusir
melengserkan pemimpin tersebut merupakan kamu dari negerimu. Seungguhnya Allah
hal yang wajib. Barangsiapa yang menyukai orang-orang yang zalim” (ayat 8).
melakukan hal demekian maka akan “Sesungguhnya Allah hanya
memperoleh pahala dan barangsiapa melarang kamu menjadikan sebagai
bermain-main dengan hal itu mendapatkan kawanmu orang-orang yang memerangimu
dosa. Maka dari itu, kepala pemerintahan karena agama dan mengusir kamu dari
seharusnya dalam memimpin negaranya negerimu, dan membantu orang lain untuk
harus mempunyai visi dan misi yang mengusirmu dan barangsiapa menjadikan
tersruktur, dan juga harus membentengi diri
agar tidak melakukan hal-hal yang justru

159
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

mereka sebagai kawan, Maka mereka itulah beberapa cara dalam memahaminya yaitu:
orang-orang yang zalim”(ayat 9).19 “(1) ijma’(2) qiyas (3) mashalah mursalah
Dari ayat tersebut, dapat diketahui (4) saad al-dzariah dan fath al- dzari’ah (5)
bahwa yang sebelumnya kaum non muslim al-adalah (6) istihsan dan kaidah-kaidah
sangat memusuhi kaum muslim sekarang fiqhiyyah dan yang menjadi hal terpenting
dapat bersatu dan berhubungan secara dari aturan itu sendiri yaitu Al-Qur’an”. 20
harmonis. Hal itu merupakan sesuatu yang Beberapa ahli tafsir menganggap
didambakan, sedangkan dalam ayat menjadikan non muslim sebagai pemimpin
selanjutnya surah Al-Muntahanah diketahui adalah haram dan itu sudah ada sejak dulu
bahwa Allah SWT tidak melarang kaum seperti dalam “tafsir Syaikh Imam Qurtubi,
muslim melakukan hal baik dan bersifat adil Ibnu Katsir, Al-Qadhi Iyadh, Ibnu Mundzir,
kepada kaum non muslim yang tidak dan Ibnu Hajar”. Para ahli tafsir menyatakan
mengancam keselamatan kaum muslim. bahwasanya dengan menjadikan non muslim
Dalam pembahasan ini dapat sebagai seorang pemimpin adalah haram.
dijadikan sebagai pengetahuan dan ilmu Akan tetapi, menurut Ibnu Taimiyah
dalam menjalankan pemerintahan. Indonesia “seorang pemimpin yang mampu
merupakan negara yang mempunyai mewujudkan/melaksanakan keadilan
beberapa agama didalamnya. Akan tetapi, meskipun ia seorang non muslim apabila ia
mayoritas penduduknya beragama Islam, memang lebih baik dari pada seorang
yang tentunya mereka ingin pemimpin pemimpin muslim tapi ia tidak dapat
mereka seorang dapat menunjukkan bahwa mewujudkan keadilan maka ia yang lebih
Islam sebagai kepercayaan yang bisa layak untuk menjadi pemimpin”.
mengayomi beberapa kepercayaan yang lain Syarat bolehnya seorang non muslim
`dan juga dapat menyatukan perbedaan yang menjadi pemimpin yakni mereka tidak
ada menjadi satu yang tentunya juga dapat termasuk dalam golongan non muslim yang
mensejahterakan membawa kemajuan untuk munafiq mengacu pada firman Allah SWT :
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepemimpinan menurut hukum fiqih
dan Al-Qur’an sebagai landasan dan juga
20
Amanda Rahmat Hidayat.”Kepemimpinan
Non Muslim menurut Fiqih Siyasah dan Hukum Tata
Negara Indonesia”, (Lampung: Skripsi, 2013), hal.
Departeman Agama RI Al-Qur’an dan
19
70-71
Terjemah 30 juz. Hal. 802-803.

160
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

“kecuali orang-orang mushrikin tanggungjawabnya, dan kamu sekalian


yang kamu telah mengadakan perjanjian adalah pemimpin pemimpin dan akan
dengan mereka dan mereka tidak diminta pertanggungjawaban perihal
mengurangi sesuatupun dari isi perjanjian kepemimpinannya”.(H.R.Bukhari dan
mu dan tidak pula mereka membantu Muslim).
seseorang yang memusuhi kamu, maka Hadist tersebut menjelaskan tentang
terhadaap mereka itu penuhilah janjinya etika kepemimpinan dalan Islam. Dan etika
sampai batas waktunya . Sesungguhnya yang lebih utama adalah tanggungjawab.
Allah menyukai orang-orang yang
2. Kepemimpinan Non Muslim Menurut
bertaqwa”(Q.S. At-Taubah: ayat 4).
Hukum Tata Negara Indonesia
Pembahasan tentang kepemimpinan,
ada juga hadist yang menjelaskan tentang ini Dasar hukum merupakan norma
yaitu hadist riwayat Bukhari Muslim, yaitu: hukum yang mendasari satu tindakan
“Telah menceritakan Abdullah bin hukum tertentu sehingga dapat dianggap
Maslamah dari Malik dari Abdullah ibn sah atau dapat dibenarkan oleh hukum
Dinar dari Abdullah ibn Umar bahwasanya tertentu sehingga dapat dibenarkan secara
Rasullah bersabda: Setiap kamu adalah hukum. Ini terdapat dalam UUD 1945.
pemimpin dan akan diminta Kepemimpinan Indonesia dilaksanakan
pertanggungjawaban kepemimpinannya, berdasarkan dasar negara, merupakan
seorang kepala negara adalah pemimpin suatu sistem kenegaraan dengan asas
atas rakyatnya dan akan diminta “kesatuan dan persatuan Indonesia” yang
pertanggungjawaban perihal rahyat yang terdapat pada dasar negara sila ke-3 dan
dipimpinnya. Seorang suami adalah Pasal 1 ayat 1UUD 1945.21
pemimpin bagi keluarganya dan akan Dalam peraturan perundang-
diminta pertanggangjawaban perihal undangan terdapat Dasar Hukum Tata
keluarga yang dipimpinnya, seorang istri Negara Indonesia. Prinsip-prinsip negara
adalaah pemimpin atas rumah tangga suami dalam pembuatan peraturaan perundang-
dan anaknya dan akan diminta
pertanggungjawaban atas tugasnya,
seorang pembantu adalah bertanggngjawab
21
Jimly Asshiddiqie. “Pengantar Ilmu
atas harta tuannya dan akan ditanya dari Hukum Tata Negara”.(Jakarta: PT.Grafindo Persada,
2009). hal. 121.

161
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

undangan yaitu:22 ”berketuhanan yang membedakan hanya cakupan wilayahnya


maha Esa, memperlakukan setiap orang saja seperti Gubenur, Bupati, Camat
secara bermartabat sebagai sesama hingga yang terkecil cakupan wilayahnya
manusia, menjamin persatuan dalam dalam sistem pemarintahan Indonesia.
kebhinekaan, dibentuk secara demokratis,
Indonesia merupakan negara
diterapkan secara transparan dan
kesatuan yang memiliki banyak ras,
akuntable, serta ditagakkan melalui
suku, dan agama. Sebagai negara hukum
proses yang bebas dan tidak memihak,
Indonesia sangat menjunjung tinggi hak
bertujuan menegakkan keadilan bagi
individu setiap warga negara sesuai
seluruh rakyat Indonesia”.
dalam UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 yaitu
Syarat-syarat Kepemimpinan “setiap orang berhak atas pengakuan,
Menurut Hukum Tata Negara Indonesia jaminan, perlindungan dan kepastian
Perilaku seorang pemimpin sangat hukum yang adil serta perlakuan yang
mempengaruhi negara itu kedepannya, sama dihadapaan hukum”. Dengan
karena lalainya seorang pemimpin adanya pasal ini yang membuat setiap
menyebabkan munculnya banyak orang dapat mencalonkan dirinya sebagai
masalah. Akan tetapi, sebenarnya seorang pemimpin.23 Beberapa syarat
pemahaman masyarakatlah yang kurang calon presiden dan wakil presiden yaitu :
dalam masalah tersebut. Oleh karena itu, “bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
pemerintahan akan berjalan maju apabila Indonesia, warga Negara Indonesia sejak
seseorang yang menjadi pemimpin diakui kelahirannya dan tidak pernah menerima
oleh negara dan UUD 1945. kewargangaraan lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah menghianati
Dalam Hukum Tata Negara
negara,serta tidak pernah melakukan
Indonesia seorang pemimpin bukan
korupsi dan tidak pidana lainnya, mampu
presiden saja, dalam sistem
secara rohani dan jasmani untuk
kepemimpinan yang ada di Indonesia ada
melaksanakaan tugas dan kewajibaan
beberaapa jabataan yang fungsinya
sebagai presidaen dan wakil presiden,
hampir sama dengan presiden yang

Muhammad
22
Tahir Azhari.”Beberapa 23
Abu Daud Busroh. ”Intisari Hukum
Aspek Hukum Tata Negara,Hukum Pidana,dan Tatanegara Perbandingan Konstitusi Sembilan
Hukum Islam”. (Jakarta: Prenamedia, 2012), hal. 29. Negara”.(Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987). hal. 33.

162
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

bertempat tinggal di Negara Kesatuan agamanya masing-masing dan untuk


Republik Indonesia, sudah melaporkan beribadat menurut agamanya dan
kekayaannya pada lembaga yang kepercayaannya”. Menjelaskan
berwenang memeriksa laporan kekayaan presepsi tentang hukum Islam ,
penyelanggaraan negara, tidak sedang hukum Islam berlaku sebagai hukum
memiliki tanggungan utang secara positif dalam suatu negara, terutama
perorangan dan secara badan hukum yang negara muslim atau negara yang
menjadi tangungjawabnya yang warga negaranya kebanyakan
merugikan keuangan negara, tidak sedang muslim seperti Indonesia.25 Hal itu
dinyatakan pailit berdasarkan putusan tidak mengurangi hak-hak sipil
pengadilan, tidak pernah melakukan hal warga negara yang non musim yang
tercela, memiliki visi, misi, dan progam terdiri dari “(1) hak untuk dipilih dan
kerja dalam melaksanakan pemerintahan memilih sebagai pemimpin, baik
negara Republik Indonesia”.24 langsung maupumn perwakilan (2)
hak untuk bermusyawarah/hak untuk
Syarat kepemimpinan yang ada di
ikut berpartisipasi dalam
Indonesia yang paling utama nomor satu
memberikan ide,saran,dan kritik
yaitu berketuhanan yang maha esa, yang
yang membangun kepada
artinya setiap calon pemimpin harus
penyelangggara yang terpilih, agar
menganut salah satu kepercayaan, selain
tidak membahayakan rakyat (3) hak
itu seorang pemimpin harus memiliki
pengawasan/hak untuk mengontrol
sifat tanggungjawab, bijaksana dan dapat
daan meluruskan penyimpangan
bangsa Indonesia lebih maju.
yang dilakukan oleh penyelanggara
A. Kepemimpinan Non Muslim negara (4) hak untuk memecat
Menurut Hukum Tata Negara pemimpin/penyelenggara dari
Indonesia jabatannya apabila ia tidak dapat
Dalam UUD 1945 pasal 29 menjalankan tugas yang
ayat 2 berbunyi “Negara Republik diamanatkan kepadanya dengan baik
Indonesia menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk 25
Ali Imron. “Pertanggungjawaban Hukum,
Konsep Hukum Islam dan Relevansinya Dengan
24
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Citra Hukum Nasional Indonesia". (Semarang:
tentang pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pasal 5 Walisongo Pres, 2009), hal. 23.

163
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

(5) hak untuk mencalonkan diri Negara Republik Indonesia tahun


menjadi penyelanggara negara dan 1945 dan Lembaga-lembaga Negara
(6) hak untuk menduduki jabatan yang memegang kekuasaan menurut
umum dalam pemerintahan”.26 UUD 1945”.
Indonesia merupakan negara Bangsa Indonesia tidak sama
yang mempunyai bermacam-macam dengan Arab saudi sebagai negara
suku, ras, budaya, serta agama. yang sudah terlihat sebagai negara
Pembentukan negara yang adil, Islami, berbeda dengan Indonesia
berdaulat, dan makmur negara yang identitasnya sebagai negara
Indonesia menerapkan adanya asas demokrasi atau negara berpancasila.
keadilan yang mencakup hak, karena Pancasila sebagai dasar negara
asas keadilan merupakan asas yang mempunyai peran penting dalam
pnting dalam Islam.27 Walaupun membentuk negara Indonesia,
Indonesia menerapkan asas tersebut sehingga warga negara minoritas
yang mencakup hak, hak bagi para layak untuk menjadi salah satu
non muslim yang beridentitas warga pemimpin di Indonesia, surat Al-
negara ataupun yang menduduki Maidah ayat 57 menjelaskan
jabatan tetap diberikan, karena “seorang mukmin dituntut untuk
mayoritas warga negara Indonesia memilih seorang pemimpin dari
beragama Islam. kalangan yang menjaga sebuah
Syarat yang membolehkan agama agar tidak menjadi bahan
kepemimpinan non muslim, yaitu ejekan dan permainan”. Dari ayat
pada surat At-Taubah ayat 4, yang tersebut terlihat jelas bahwa ketika
kesimpulannya terdapat pada memilih seorang pemimpin maka
konteks Hukum Tata Negara pilih pemimpin yang menjaga
Indonesia yang saat ini adalah kehormatan agama apapun.Seorang
“Pembukaan UUD1945, UUD 1945, pemimpin sebelum ia menjadi
Lembaga-lembaga dalam sistem pemimpin ia terlebih dahulu telah
ketatanegaraan menurut UUD melalui proses-proses pemilihan
calon pemimpin.
26
Mujar Ibnu Syarif. Op. Cit. hal.54
27
Ali Imron.Op.Cit. hal.71

164
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

Pemilihan seorang pemimpin dll. Maka setiap orang berhak


yang yang tingkatannya berada menjadi pemimpin Indonesia
dibawah presiden yang ada di selagi pemimpin itu
Indonesia, negara Indonesia berkewarganegaraan Indonesia
merupakan negara majemuk dan dan mampu menjalankan tugas
heterogen, tidak adil jika maayoritas dan kewajiban yang ia tanggung
yang menjadi pemimpin adalah , terkandung dalam UUD 1945
orang muslim. Sedangkan negara yaitu “Kemudian dari pada itu
kita saja negara demokrasi bukan untuk membentuk pemerintahan
negara Islam seperti Arab Negara Indonesia yang
Saudi.Kemerdekaan negara kita melindungi segenap bangsa
merupakan hasil dari perjuangan dari Indonesia dan seluruh tumpah
pahlawan yang tentunya dari darah Indonesia dan untuk
bermacam-macam agama, budaya, memajukan kesejahteraan
bahasa, dan suku. umum, mencerdaskan kehidupan
Kepemimpinan non muslim bangsa dan ikut melaksanakan
menurut hukum tata negara ketertiban dunia yang
Indonesia selalu menjadi perdebatan berdasarkan kemerdekaan,
para pakar hukum dan para ahli perdamaian abadi dan keadilan
pemikir politik Islam di Indonesia sosial, maka disusunlah
yang secara tidak langsung kemerdekaan itu dalam suatu
menimbulkan pro dan kontra susunan negara Republik
dikalangan para pakar dan Indonesia yang berkedaulatan
masyarakat, jika ditelaah lagi rakyat yang berdasarkan kepada
kepemimpinan atau pemimpin dalam ketuhanan yang Maha Esa,
konteks Hukum Tata Negara kemanusiaan yang adil dan
Indonesia dapat dirinci sebagai beradab, persatuan Indonesia,
berikut: dan kerakyatan yang dipimpin
1.) Pembukaan UUD 1945 tidak olehhikmat kebijaksanaan dalam
membedakan adanya perbedaan permusyawaratan/perwakilan,
suku, bangsa, budaya, agama, serta dengan mewujudkan suatu

165
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

keadilan sosial bagi seluruh muslim tidak ada lagi yang


rakyat Indonesia. mampu menjadi seorang
2.) Kandungan dan Implementasi pemimpin yang adil, bijaksana,
Undang-undang Daasar 1945 dan tidak mampu membuat
yang ditujukan kepada seluruh perubahan yang lebih baik dan
warga negara Indonesia tanpa maju, Dengan adanya hal itu
membedakan perbedaaan suku, tidak menimbulkan fitnah yang
budaya, bangsa, agama, dll. dapat memecah belah keutuhan
3.) Warga negara Indonesia jika bangsa, Menjalankan kewajiban
dilihat dari kandungan Undang- dan ketetapan undang-undang
undang Dasar 1945 mendapat negara dengan jujur dan adil,
prioritas utama dalam mengelola Tidak ada niat untuk membuat
Negara Indonesia untuk maju kedzaliman terhadap umat”.
atau bahkan mundur, Kepemimpinan yang terdapat pada
sebagaimana kandungannya hukum Islam memang menimbulkan banyak
yang berbunyi. ”Persatuan perdebatan dikarenakan Negara Indonesia
Indonesia”. Hal itu menunjukkan didiami oleh penduduk yang mayoritas
untuk mencapai suatu negara muslim,yang tidak menyetujui adanya
yang adil dan makmur maka kepemimpinan non muslim ialah yang masih
seluruh warga Indonesia harus berpe pada kebenaran Al-Qur’an yang
menjaga persatuan. pemimpinnya harus muslim apabila warga
Pemimpin non muslim negaranya muslim. Akan tetapi, Indonesia
boleh menjadi seorang merupakan yang mempunyai dasar hukum
pemimpin disuatu nagara yang Pancasila dan UUD 1945 yang memiliki
mayoritas penduduknya peraturaan pemberlakukan hak untuk
muslimdalam konteks Hukum seluruh masyarakat Indonesia.
Tata Negara Indonesia. Akan
Penutup
tetapi, terlebih dahulu syaria-
Sebagian ulama fiqih memang
syariat Islam harus terpenuhi
melarang kepemimpinan non muslim
diantaranya sebagai berikut:
dikarenakan hal ini tidak sesuai dengan Al-
”Sebab darurat yakni jika orang
Qur’an dan fiqih. Alasannya ditakutkan jika

166
AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam
Vol. 5, No. 2, 2020

yang menjadi pemimpin dari kalangan Islam”. Jakarta: Gema Insani Pers.
minoritas pemimpin tersebut akan Muhammad Tahir Azhari. 2012.”Beberapa
mengganti hukum-hukum yang telah Aspek Hukum Tata Negara, Hukum
ditetapkan. Namun ada juga yang Pidana, dan Hukum Islam”. Jakarta:
memperbolehkan hal itu dengan Prenamedia.
memperhatikan hukum yang ada dan juga
A.Djazuli. 2003. ”Fiqih Siyasah
negara Indonesia yang merupakan negara
Implementasi Kemaslahatan Ummat
kesatuan dengan beberapa syarat juga yang
dalam Rambu-Rambu Syariah Edisi
harus terpenuhi.Hukum Tata Negara
Revisi”. Bandung: Predana Media.
Indonesia tidak ada satupunyang
mencamtumkan bahwa seorang pemimpin Abul A’la Al-Maudi. 1990.”Hukum dan
harus Islam, dasar aturan tersebut terdapat Konstitusi Politik Islam”. Bandung:
pada UUD 1945,UU, dan Pancasila tidak Mirzan.
menyertakan hal tersebut. Amanda Rahmat Hidayat. 2013.
Pustaka Acuan ”Kepemimpinan Non Muslim Menurut

Muhammad Jufri, Ahmad Dahlan. 2018. Fiqih Siyasah dan Hukum Tata Negara

”Kepemimpinan Non Muslim Di Indonesia”. Lampung.

Indonesia Perspektif Hukum Islam”, Jimly Asshiddi. 2009. ”Pengantar Hukum


Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Tata Negara”. Jakarta: PT. Grafindo.
Pemikiran dan Kebudayaan.
Abu Daud Busroh. 1987.”Intisari Hukum
Husnaeni Husnaeni. 2019. “Kajian Hukum Tata Negara Perbandingan Konstitusi
Islam terhadap Kepemimpinan Sembilan Negara”. Jakarta: PT.Bima
Gubernur Non Muslim di Negara Aksara.
Kesatuan Republik Indonesia”, Jurnal
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
Al-Dustar: Journal of politic and
tentang “pemilu Presiden dan wakil
islamic law.
Presiden”, pasal 5.
Al-Qur’an, Departemen Agama RI Al-
Ali Imron. 2009.”Pertanggungjawaban,
Qur’an dan Terjemah 30 juz.
Konsep Hukum Islam dan Relevansnya
Al-Mawardi. 2000.”Hukum Tata Negara dengan Citra Hukum Nasional
dan Kepemimpinan dalam Takaran Indonesia”. Semarang: Walisongo Pers.

167
Siti Qoniah dan Ashif Az Zafi
Analisis Kepemimpinan Non Muslim Menurut Fiqih dan Hukum Tata Negara di Indonesia

Mujar Ibnu Syarif. 2003. ”Hak-Hak Politik


Minoritas Non Muslim dalam
Komunitas Islam”. Bandung: Angkasa
Bandung.

Mudrik Al Farizi. 2016. ”Pemimpin Non


Muslim dalam Pandangan Islam”. Al-
Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial
10.

Indah Kusuma Dewi, Ali Mashar. 2019.


”Nilai-Nilai Profetik dalam
Kepemimpinan Modern pada
Manajemen Kerja”. Jogjakarta: CV.Gre
Publishing.

Muhammad Harfin Zuhdi. 2014. ”Konep


Kepemimpinan dalam Perspektif
Islam”. Institut Agama Negeri Islam
Mataram.

168

You might also like