You are on page 1of 14

Uniqbu Journal of Social Sciences (UJSS)

Volume 1 Nomor 3, Desember 2020 Halaman 47—60

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN


RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19 MELALUI POLA PEMBINAAN
PROFESIONAL DI SEKOLAH BINAAN TAHUN PELAJARAN 2020/2021

(Increasing Teachers’ Competence in Designing Syllabus and Lesson Plan During Covid-
19 Pandemic)

Gunawan
UPTD Kab. Sidrap, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
gunawan.asesor2017@gmail.com

(Diterima: 28 November; Direvisi 06 Desember; Disetujui: 09 Desember 2020)

Abstract
The purpose of this research is to 1) Know how the pattern of professional coaching in the target schools in
2020, and 2) Knowing the extent to which the pattern of professional coaching is in improving the ability of
teachers in developing syllabus and RPP online mode during the Covid-19 pandemic in the target schools in
2020. Research This is a school action research (School Action Research), because the research was conducted
to solve the problem of the learning process in schools. This research describes how a learning technique is
applied and how the desired results can be achieved. The results of pre-action coaching regarding the ability of
teachers in developing syllabus and RPP online mode during the Covid-19 pandemic, obtained data that
teachers are still having difficulty developing syllabus and RPP online mode during the Covid-19 pandemic,
because so far learning still requires classrooms as places face-to-face, the implementation of learning during
the pandemic period requires teachers to use applications so that students can use them online, while teachers in
using online applications are also still learning and weak internet networks make it one of the obstacles to
implementing learning in the pandemic period.
Keywords: teacher competence, syllabus development, professionalism

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui bagaimana pola pembinaan profesional di Sekolah
binaan tahun 2020, dan 2) Mengetahui sejauh mana pola pembinaan profesional dalam meningkatkan
kemampuan guru dalam pengembangan silabus dan RPP moda daring masa pandemi Covid-19 di Sekolah
binaan tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat
dicapai. Hasil pembinaan pra tindakan tentang kemampuan guru dalam pengembangan silabus dan RPP moda
daring masa pandemi Covid-19 di dapatkan data bahwa para guru masih kesulitan dalam mengembangkan
silabus dan RPP moda daring masa pandemi Covid-19, karena selama ini pembelajaran masih membutuhkan
ruang kelas sebagai tempat tatap muka, pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi mengharuskan guru
menggunakan aplikasi agar bisa di gunakan siswa secara daring, sedangkan guru dalam menggunakan aplikasi
daring juga masih belajar dan jaringan internet yang lemah menjadikan salah satu kendala
pengimplementasian pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi.
Kata Kunci: kermampuan guru, pengembangan syllabus, pembinaan profesional

PENDAHULUAN siswi bisa mengembangkan diri secara


Guru menjadi kunci hadirnya optimal. Untuk itu, selain redistribusi guru-
kualitas yang baik pada bidang pendidikan. guru unggul untuk pemerataan mutu
Di tangan para guru yang mumpuni, siswa- sekolah di seluruh daerah, yang tak kalah
47
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

penting ialah meningkatkan mutu seluruh Karena selama ini pembelajaran masih
guru yang ada. membutuhkan ruang kelas sebagai tempat
Dampak dari pandemi corona di tatap muka, Pelaksanaan pembelajaran
Indonesia, tahun 2020 ini merupakan tahun dimasa pandemi mengharuskan guru
yang hampir semua program kerja nasional menggunakan aplikasi agar bisa di
banyak yang tidak terlaksana, dalam dunia gunakan siswa secara daring, sedangkan
pendidikan diantaranya, UN ditiadakan US guru dalam menggunakan aplikasi daring
juga dengan alternatif pilihan disesuaikan juga masih belajar. Selain itu, jaringan
dengan kemampuan sekolah masing internet yang lemah menjadikan salah satu
masing, misalnya semua agenda kegiatan kendala pengimplementasian pelaksanaan
dihentikan belajar di rumah baik peserta pembelajaran dimasa pandemi.
didik, guru, pengawas sekolah dari mulai Pengawas sekolah sebagai pemimpin
tanggal 16 maret harus di rumah aja, tertinggi yang sangat berpengaruh dan
agenda tahunan bagi peserta didik di menentukan kemajuan sekolah harus
jenjang SD, SMP dan SMAS/K semua di memiliki kemampuan administrasi,
batalkan atas dasar penyelamatan manusia memiliki komitmen tinggi dan luwes
agar terhindar dari sang corona. dalam melaksanakan tugasnya.
Saat minggu pertama belajar Pengawas sekolah juga harus
dirumah, kerja dirumah melakukan social melakukan peningkatan profesionalisme
distancing menjadi acuan dalam sesuai dengan gaya kepemimpinannya,
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (on berangkat dari niat, kemauan dan
line), semua guru ramai berdiskusi kesediaan, bersifat memprakarsai dan
membicarakan pakai apa, bagaimana, lalu didasari pertimbangan yang matang, lebih
bentuk materi dan tugas tugas apa yng berorientasi kepada bawahan, demokratis,
harus diberikan kepada peserta didik yang lebih terfokus pada hubungan daripada
tanpa harus berkelompok dan tidak juga tugas serta mempertimbangkan
harus keluar rumah. Setidaknya ini kematangan bawahan.
menjadi topic perbincangan di antara guru Perencanaan program berfungsi
dalam grup Whatapp. untuk memberikan arah pelaksanaan
Dari hasil wawancara peneliti ke pembelajaran sehingga menjadi terarah dan
beberapa guru melalui Whatapp, peneliti efisien. Salah satu bagian dari perencanaan
melihat bahwa guru masih kesulitan dalam pembelajaran yang sangat penting dibuat
mengembangkan silabus dan RPP moda oleh guru sebagai pengarah pembelajaran
daring masa pandemi covid-19, apa lagi adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan
pada masa pandemi seperti ini karena tidak Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan
di perbolehkan langsung bertemu dan arah tentang apa saja yang harus dicapai
bertatap muka dengan siswa langsung guna menggapai tujuan pembelajaran dan
dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga cara seperti apa yang akan digunakan.
guru harus membuat silabus dan RPP Selain itu silabus juga memuat teknik
moda daring masa pandemi covid-19. penilaian seperti apa untuk menguji sejauh
Berdasarkan kenyataan yang ada manakeberhasilan pembelajaran. Rencana
dilapangan bahwa di Sekolah binaan yaitu Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
di SMA Negeri 8 Sidrap dan SMA Negeri instrument perencanaan yang lebih spesifik
11 Sidrap yang merupakan tempat peneliti dari silabus. Rencana Pelaksanaan
sebagai pengawas sekolah. Kondisi guru- Pembelajaran ini dibuat untuk memandu
guru tersebut, para guru masih kesulitan guru dalam mengajar agar tidak melebar
dalam mengembangkan silabus dan RPP jauh dari tujuan pembelajaran. Dengan
moda daring masa pandemi covid-19. melihat pentingnya penyusunan

48
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

perencanaan pembelajaran ini, guru mengadakan penelitian yang akan


semestinya tidak mengajar tanpa adanya dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan
rencana. PTS dengan judul "Peningkatan
Oleh karenanya pengawas sekolah Kemampuan Guru Dalam Pengembangan
yang disini berperan sebagai peneliti Silabus dan RPP Moda Daring Masa
hendak meningkatkan kemampuan guru Pandemi Covid 19 Melalui Pola
dalam pengembangan silabus dan RPP Pembinaan Profesional di Sekolah Binaan
moda daring masa pandemi covid 19 Tahun Pelajaran 2020/2021”
melalui pola pembinaan profesional. Berdasarkan rumusan masalah di
Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa
Indonesia (Tim penyusun Kamus Besar tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1)
Bahasa Indonesia, 2005: 152), “pembinaan Mengetahui bagaimana pola pembinaan
adalah proses, cara, perbuatan membina, profesional di Sekolah binaan tahun 2020.
pembaharuan, penyempurnaan, dan usaha, 2) Mengetahui sejauh mana pola
tindakan dan penyempurnaan, dan usaha, pembinaan profesional dalam
tindakan dan kegiatan yang dilakukan meningkatkan kemampuan guru dalam
secara efektif dan efisien untuk pengembangan silabus dan RPP moda
memperoleh hasil yang terbaik.” Dalam daring masa pandemi covid-19 di Sekolah
kepustakaan asing dan Indonesia istilah binaan tahun 2020.
pembinaan sering disebut juga dengan
supervisi. LANDASAN TEORI
Enco Mulyasa (2002: 21) pembinaan Di masa depan keberlangsungan,
merupakan serangkaian upaya kebergunaan dan kebermaknaan
pengendalian profesional terhadap semua pendidikan kita akan ditentukan oleh
unsur organisasi agar unsur-unsur kemampuannya serta fleksibelitas kiya
organisasi dapat berfungsi sebagaimana dalam merespons hal-hal yang tak terduga.
mestinya sehingga rencana untuk mencapai Pandemi Covid-19 salah satunya.
tujuan dapat terlaksana secara efektif dan Kurikulum 2013 misalnya tidak
efisien. Pembinaan merupakan aktivitas dirumuskan untuk menghadapi pandemi
peningkatan kualitas yang Covid-19 di tahun 2020.
multidimensional bersifat pelestarian, Pendidikan butuh kurikulum yang
perbaikan, pembaharuan, serta fleksibel, Pendidikan butuh skenario
pengembangan progresif. pembelajaran (silabus, lesson plan) yang
Makna pembinaan guru yang termuat fleksibel, multi-skenario pembelajaran,
dalam Sistem Pembinaan Profesional Pendidikan butuh pedagogi yang fleksibel,
(SPP) dengan standar gagasan sejenis multimodal pedagogy–atau
pemanfaatan pendekatan “dari bawah atau apapaun namanya itu, kita butuh
dari siapa yang dapat membantu pendidik assessment yang juga fleksibel dengan
di lapangan” menurut A.F Tangyong tanpa mengurangi kualitas, agar di saat-
(1989: 6-8) memiliki maksud bahwa saat tertentu ketika muncul hal-hal tak
bantuan yang diberikan kepada pendidik terduga yang tak terprediksi (bencana,
dalam meningkatkan mutu belajar konflik, riots), pendidikan akan tetap
mengajar lebih mengoptimalkan berlangsung. Tentu saja dengan tetap harus
pembinaan antara sesama guru, seperti mengutamakan manusia di atas kurikulum,
wadah organisasi kelompok kerja guru metode, media, dan teknis assessment
maupun pusat kegiatan guru. apapun itu.
Berdasarkan uraian latar belakang di Pendidikan yang telanjur menjadi
atas maka penulis tertarik untuk birokrasi gemuk dengan mata rantai
49
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

komunikasi dan koordinasi yang teramat berlangsung tidak harus dikelas


panjang dan tidak efektif. Seperti sekarang, konvensional atau fisik, boleh dirumah
sekolah-sekolah, guru-guru, dan bahkan kost dan lainya, flesibel waktu artinya
kampus kelimpungan menjalankan tidak harus tepat waktu seperti pertemuan
pembelajaran jarak jauh alias dalam tatap muka dikelas biasanya pembelajaran
jaringan (daring). Banyak yang lamban daring waktunya lebih lama dan tidak
bergerak karena menunggu instruksi Pusat, harus saat itu juga (syncrounus,
menunggu surat edaran Dinas, dan lainnya. ansycrounus): video call, webinar,
Beruntung embrio pembelajaran teleconference, zoom, forum diskusi,
berjejaring dan personal sudah dikenalkan email, instan messengging dll. Prinsip
sejak kira-kira 10 tahun terakhir. yang kelima yaitu pembelajaran daring
Pembelajaran daring bertujuan untuk merupakan bentuk personalisasi
memudahkan aktivitas belajar. Caranya pembelajaran, untuk itu perlunya
dengan menyediakan banyak sumber kesadaran serius belajar dari siswa perlu
belajar yang mudah diakses, pembelajaran diimbangi dengan guru untuk mengontrol
yang fleksibel metode, tempat, dan pembelajaran secara berkala caranya
waktunya bisa sepenuhnya daring, bisa dengan memberikan stimulus – respon
kombinasi daring dan luar jaringan kepada siswa.
(luring)—tatap muka fisik konvensional. Secara etimologis pembinaan guru
Prinsip pembelajaran Daring yang sering diartikan sebagai serangkaian usaha
pertama, Pembelajaran daring jangan bantuan yang diberikan kepada guru dalam
sampai menambah beban guru dan siswa, wujud bantuan layanan profesional yang
karena tujuannya untuk memudahkan dilakukan oleh pengawas sekolah, penilik
belajar Jika menambah beban, pasti ada sekolah dan pengawas serta pembina
yang Bisa karena sarana tidak siap, bisa lainnya guna meningkatkan kualitas proses
karena materi tidak siap Jika sarana tidak belajar mengajar. Istilah pembinaan guru
siap, jangan paksa untuk belajar daring, sebenarnya berasal dari kurikulum SD,
yang kedua beri tugas belajar sewajarnya SMP, dan SMA tentang pembinaan guru
dengan instruksi yang jelas dan sesuai (Depdikbud, 1984; 1986).
tujuan belajar. Oleh karena itu perlu: Sedangkan secara terminologis
berupaya untuk selalu berkomunikasi pembinaan guru sering diartikan sebagai
dengan mahasiswa di dalam sistem beri serangkaian usaha bantuan guru, terutama
stimulus yang baik, beri respons, dan buka bantuan yang berwujud layanan
ruang berdialog secara demokratis, jika profesional yang dilakukan oleh pengawas
perlu boleh diselingi humor tiap tugas sekolah, pengawas, serta pembina lainnya
harus ada balikan (feed back), beri guna meningkatkan proses dan hasil
instruksi yang jelas, memberikan balikan belajar di sekolah (Ali Imron, 1995: 9).
dan bimbingan dan jika siswa masih belum Pembinaan dalam Kamus Besar
paham, jelaskan ulang secara dialogis- Bahasa Indonesia (Tim penyusun Kamus
Humanis prinsip yang ketiga untuk waktu Besar Bahasa Indonesia, 2005: 152),
yang mendesak manfaatkan berbagai “pembinaan adalah proses, cara, perbuatan
sumber yang tersedia di dunia maya, untuk membina, pembaharuan, penyempurnaan,
jangka oanjang perlu ada tim tersendiri dan usaha, tindakan dan penyempurnaan,
disekolah atau kampus yang mendukung. dan usaha, tindakan dan kegiatan yang
Prinsip yang keempat yaitu fleksibel dilakukan secara efektif dan efisien untuk
metode pembelajaran artinya memperoleh hasil yang terbaik.” Dalam
menyesuaikan karakteristik konten dan kepustakaan asing dan Indonesia istilah
siswa, fleksibel tempat artinya dapat

50
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

pembinaan sering disebut juga dengan Penelitian ini merupakan penelitian


supervisi. tindakan sekolah (School Action
Enco Mulyasa (2002: 21) pembinaan Research), karena penelitian dilakukan
merupakan serangkaian upaya untuk memecahkan masalah proses
pengendalian profesional terhadap semua pembelajaran di sekolah. Penelitian ini
unsur organisasi agar unsur-unsur menggambarkan bagaimana suatu teknik
organisasi dapat berfungsi sebagaimana pembelajaran diterapkan dan bagaimana
mestinya sehingga rencana untuk mencapai hasil yang diinginkan dapat dicapai.
tujuan dapat terlaksana secara efektif dan Penelitian ini mengambil bentuk penelitian
efisien. Pembinaan merupakan aktivitas tindakan sekolah (PTS) yaitu peningkatan
peningkatan kualitas yang kinerja guru melalui kunjungan kelas
multidimensional bersifat pelestarian, dalam rangka mengimplementasikan
perbaikan, pembaharuan, serta standar proses, yang terdiri dari 2 siklus.
pengembangan progresif. Penelitian ini akan dilaksanakan di 2
Makna pembinaan guru yang termuat Sekolah binaan yakni di SMA Negeri 8
dalam Sistem Pembinaan Profesional Sidrap dan SMA Negeri 11 Sidrap .
(SPP) dengan standar gagasan Pemilihan tempat ini di mana penulis
pemanfaatan pendekatan “dari bawah atau bertugas sebagai pengawas sekolah di
dari siapa yang dapat membantu pendidik Sekolah binaan. Penelitian ini
di lapangan” menurut A.F Tangyong dilaksanakan di Sekolah binaan dengan
(1989: 6-8) memiliki maksud bahwa subjek penelitian adalah sebagian guru
bantuan yang diberikan kepada pendidik yang ada di 2 sekolah ini yakni SMA
dalam meningkatkan mutu belajar Negeri 8 Sidrap dan SMA Negeri 11
mengajar lebih mengoptimalkan Sidrap.
pembinaan antara sesama guru, seperti
wadah organisasi kelompok kerja guru Prosedur Penelitian
maupun pusat kegiatan guru. Prosedur dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian di atas dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
disimpulkan bahwa pembinaan atau yang pembelajaran di kelas. Tujuan utama
sering disebut dengan supervisi adalah penelitian ini adalah peningkatkan daya
usaha dalam meningkatkan kemapuan serap siswa dalam pembelajaran IPS
guru-guru agar dapat lebih efektif dalam tentang gejala alam, pada siklus I dan II
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan metode demonstrasi. Guru
dalam rangka peningkatan mutu bertindak sebagai peneliti dengan dibantu
pendidikan. Dengan demikian maka oleh rekan guru satu sekolah sebagai
pembinaan yang dimaksud dalam observer.
penelitian ini adalah aktivitas yang Siklus 1
dilakukan oleh pengawas sekolah dalam a. Perencanaan
upaya meningkatkan kinerja, kualitas Pada tahap ini peneliti merumuskan
kemampuan dan keterampilan guru-guru dan mempersiapkan: rencana jadwal
untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan
mengelola proses belajar mengajar yang pola pembinaan profesional, membuat
lebih baik. lembar observasi, dan mempersiapkan
kelengkapan lain yang diperlukan dalam
METODE PENELITIAN rangka analisis data.
b. Tahap Pelaksanaan
Lokasi dan Subjek penelitian Pelaksanaan pola pembinaan
profesional Siklus I dilaksanakan selama 2
51
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

X pertemuan dalam seminggu. materi pada pola pembinaan profesional


Pelaksanaan tindakan pada dasarnya yang lebih detail lagi.
disesuaikan dengan setting tindakan yang c. Pengamatan
telah ditetapkan dalam rencana Setelah proses bembinaan kedisiplinan
pelaksanaan. selesai maka dilakukan pengamatan selama
c. Pengamatan seminggu terhadap guru. Pengamatan
Setelah proses bembinaan dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kedisiplinan selesai maka dilakukan kemampuan guru dalam pengembangan
pengamatan selama seminggu terhadap silabus dan RPP moda daring masa
guru. Pengamatan dilakukan untuk pandemi covid-19. Adapun yang di amati
mengetahui peningkatan kemampuan guru pada siklus II sama dengan yang diamati
dalam pengembangan silabus dan RPP pada siklus 1.
moda daring masa pandemi covid-19 e. Refleksi
d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi
menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan
yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat
yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan
diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.
yang diharapkan.
2. Siklus 2 Pengumpulan Data
a. Perencanaan Pengumpulan data dalam penelitian ini
Pada tahap ini peneliti merumuskan dan menggunakan tiga teknik yaitu :
mempersiapkan melakukan tindak lanjut 1. Wawancara
siklus I, yaitu dalam siklus II dilakukan Wawancara merupakan merupakan
perbaikan. Peneliti yang dalam hal ini sebuah percakapan langsung antara si
adalah pengawas sekolah mencari peneliti dengan responden yang diteliti
kekurangan dan kelebihan pola pembinaan yang dilakukan dengan tujuan untuk
profesional. Kelebihan yang ada pada memperoleh informasi yang dibutuhkan.
siklus I dipertahankan pada siklus II, Dalam penelitian inti peneliti
sedangkan kekurangannya diperbaiki. menggunakan pedoman wawancara yang
Peneliti menyiapkan lembar evaluasi sifatnya terbuka yang dimaksudkan agar
(penilaian), lembar observasi untuk peneliti tidak keluar dari apa yang sedang
mengetahui peningkatan kemampuan guru diteliti.
dalam pengembangan silabus dan RPP Untuk lebih memantapkan hasil
moda daring masa pandemi covid-19 . wawancara peneliti melakukan cross check
b. Tahap Pelaksanaan dengan melakukan wawancara selain
Pelaksanaan Siklus II juga dilaksanakan dengan pengawas sekolah juga dengan
2 kali selama seminggu. Proses tindakan guru.
pada siklus II dengan melaksanakan pola 2. Observasi
pembinaan profesional berdasarkan pada Observasi adalah pengamatan dan
pengalaman hasil dari siklus I. Dalam pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
tahap ini peneliti melaksanakan metode gejala yan diteliti (Husaini Usman dan
yang diterapkan berdasarkan Tindakan Purnomo Setiady Akbar, 2001: 54). Dari
pada siklus I, perbedaannya adalah pada pengertian tersebut sudah jelas bahwa
siklus II dilaksanakan dengan pemberian observasi merupakan pengamatan
langsung terhadap suatu kegiatan yang

52
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

sedang dilakukan. Sehingga, dalam yang telah diperoleh di lapangan serta


penelitian ini peneliti melakukan dapat mempermudah peneliti ketika
pengamatan secara langsung terhadap melakukan pengumpulan data berikutnya.
kemampuan guru dalam pengembangan Selain itu, peneliti dapat memilah-milah
silabus dan RPP moda daring masa mana yang relevan atau sesuai dengan
pandemi covid-19. Teknik ini digunakan fokus penelitian, sehingga akan dapat
untuk mendapatkan data yang cermat dan menjawab pertanyaan peneliti.
faktual. 2. Penyajian data
Obsevasi ini dilakukan secara Langkah selanjutnya setelah reduksi
berkelanjutan dengan memperhatikan data yaitu men-display-kan data atau
situasi dan kondisi yang terjadi di sekolah penyajian data yang dimaksudkan agar
tersebut, sehingga akan diperoleh mudah dipahami apa yang terjadi
informasi yang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya di lapangan, dapat
peneliti. merencanakan kerja selanjutnya
3. Studi dokumentasi berdasarkan apa yang telah dipahami
Penelitian kualitatif selain (Sugiyono, 2009:249).
menggunakan observasi dan wawancara 3. Penarikan kesimpulan
dalam mencari sumber data, tetapi masih Langkah yang selanjutnya yaitu
perlu dilakukan dengan studi dokumentasi peneliti melakukan penarikan kesimpulan.
yang dilakukan dengan melihat, Kesimpulan awal yang dikemukakan
mengamati dan menganalisis dokumen- masih bersifat sementara, dan dapat
dokumen agar mampu menguatkan hasil berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang diperoleh dengan melakukan yang kuat yang mendukung pada tahap
obsevasi dan wawancara. Peneliti pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
melakukan studi dokumentasi untuk dalam penelitian kualitatif akan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan triangulasi menjawab rumusan masalah yang
untuk pengecekan kesesuaian data. dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak sebab rumusan masalah dalam
Teknik Analisis Data penelitian kualitatif masih bersifat
Analisis data dalam penelitian sementara dan akan berkembang setelah
kualitatif dilakukan pada saat penelitian di lapangan. Kesimpulan dalam
pengumpulan data berlangsung dan setelah penelitian kualitatif merupakan temuan
selesai pengumpulan data dalam periode baru yang belum pernah ada. Temuan
tertentu. Menurut Sugiyono (2009:246) dapat berupa deskripsi atau gambaran
kegiatan yang dilakukan yaitu data suatu objek yang sebelumnya masih
reduction, data display dan conclusion remang-remang, sehingga setelah diteliti
drawing/ verification. menjadi jelas (Sugiyono, 2009:253).
Data yang telah diperoleh dari
lapangan, kemudian diolah agar lebih PEMBAHASAN
sederhana. Kegiatan analisis data yang 1. Hasil Penelitian Pra Tindakan
dilakukan yaitu : Penelitian ini dilaksanakan di
1. Reduksi data Sekolah binaan dengan subjek
Mereduksi berarti merangkum, memilih penelitian adalah sebagian guru yang ada
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada di 2 sekolah ini yakni SMA Negeri 8
hal-hal yang penting, dicari tema dan Sidrap dan SMA Negeri 11 Sidrap.
polanya (Sugiyono, 2009:247). Mereduksi Adapun kemampuan guru dalam
data akan mempermudah dan akan pengembangan silabus dan RPP moda
memperjelas dalam memberikan gambaran
53
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

daring masa pandemi covid-19 yang ada di  Peneliti mempresentasikan materi


sekolah binaan adalah sebagai berikut: tentang silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran
1  Guru bekerja secara kelompok
0.8  Guru berdiskusi untuk menyusun
0.6 1 silabus dan RPP
0.4 2
 Guru pada tiap kelompok menyajikan
0.2 3
hasil kerja kelompok
0 4
c. Pengamatan
Nilai Setelah kegiatan pola pembinaan
rata- profesional berlangsung, peneliti bertindak
rata sebagai supervisor yang bertugas
mengamati kemampuan guru dalam
Pada siklus I dalam pelajaran Ilmu pengembangan silabus dan RPP moda
Pengetahuan Sosial tentang gejala alam, daring masa pandemi covid-19 dengan
diterapkan metode demonstrasi sebagai mengisi lembar penilaian yang telah
upaya untuk meningkatkan daya serap disusun sebelum melaksanakan kegiatan
siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian. Hal ini dilakukan untuk
menunjukkan bahwa daya serap siswa mengetahui peningkatan kemampuan guru
mengalami peningkatan setelah dalam pengembangan silabus dan RPP
menerapkan metode demonstrasi. moda daring masa pandemi covid-19.
2. Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan 2
Pada perencanaan, peneliti 1.8
melaksanakan program pola pembinaan 1.6
profesional dalam meningkatkan 1.4
kemampuan guru dalam pengembangan 1.2
1
silabus dan RPP moda daring masa 1
2
pandemi covid-19. 0.8 3
Pada tahap perencanaan peneliti 0.6 4
menyiapkan hal berikut: 0.4
 Rencana jadwal pelaksanaan tindakan, 0.2
 Rencana pelaksanaan pola pembinaan 0
profesional, Nilai
 Membuat lembar observasi, dan rata-rata
 Mempersiapkan kelengkapan lain yang
diperlukan dalam rangka analisis data.
b. Tahap Pelaksanaan c. Refleksi
Adapun pelaksanannya adalah Data penelitian tindakan sekolah
sebagai berikut: yang diperoleh dari hasil observasi
 Peneliti melakukan apersepsi kemampuan guru dalam pengembangan
 Peneliti membimbing guru menyusun RPP moda daring masa pandemi covid-19
silabus dan RPP moda daring masa pada siklus I, hasilnya termasuk katagori
pandemi covid-19. “baik” dengan rata-rata aspek 1 yakni 2,
 Peneliti menyampaikan tujuan yang aspek 2 yakni 2, aspek 3 yakni 1,7, dan
akan dicapai aspek 4 yakni 1. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan guru dalam
pengembangan RPP moda daring masa

54
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

pandemi covid-19 sudah baik, akan tetapi Adapun pelaksanannya adalah sebagai
perlu peningkatan. berikut:
Dengan adanya hasil observasi  Peneliti melakukan apersepsi
dan penilaian pada kegiatan siklus I  Peneliti membimbing guru menyusun
maka peneliti melakukan refleksi. Dari silabus dan RPP moda daring masa
refleksi terhadap seluruh kegiatan pada pandemi covid-19.
siklus I, maka refleksi pada siklus I adalah  Peneliti menyampaikan tujuan yang
sebagai berikut: akan dicapai
a) Guru sangat baik dalam  Peneliti mempresentasikan materi
memperhatikan materi pembinaan, tentang silabus dan rencana
b) Guru sudah dapat bekerja sama pelaksanaan pembelajaran
dengan kelompoknya,  Guru bekerja secara kelompok
c) Tidak ada egoisme Guru  Guru berdiskusi untuk menyusun
d) Guru sudah memahami dan silabus dan RPP
mengusai materi pengembangan silabus  Guru pada tiap kelompok menyajikan
dan RPP moda daring masa pandemi hasil kerja kelompok
covid-19. c. Pengamatan
Adapun hasil pengamatan penelitian Setelah kegiatan pola pembinaan
dari teman sejawat kepada peneliti pada profesional berlangsung, peneliti bertindak
siklus 1 ditemukan hal-hal sebagai berikut: sebagai supervisor yang bertugas
a) Pembentukan kelompok terencana mengamati kemampuan guru dalam
dengan baik berdasarkan pangkat, pengembangan silabus dan RPP moda
golongan ruang dan kesetaraan jender daring masa pandemi covid-19 dengan
b) Peneliti menjelaskan dengan baik mengisi lembar penilaian yang telah
cara-cara bekerja dalam kelompok. disusun sebelum melaksanakan kegiatan
c) Peneliti dalam memberikan penelitian. Hal ini dilakukan untuk
dampingan selama melakukan pembinaan mengetahui peningkatan kemampuan guru
merata. dalam pengembangan silabus dan RPP
d) Peneliti memberikan motivasi moda daring masa pandemi covid-19.
pada guru untuk dapat aktif dalam kegiatan
pembinaan. 3

3. Pelaksanaan Siklus II
2.5
a. Tahap Perencanaan
Pada perencanaan, peneliti 2
melaksanakan program pola pembinaan 1
profesional dalam meningkatkan 1.5
2
kemampuan guru dalam pengembangan 3
1
silabus dan RPP moda daring masa 4
pandemi covid-19. 0.5
Pada tahap perencanaan peneliti
menyiapkan hal berikut: 0
 Rencana jadwal pelaksanaan tindakan, Nilai
rata-rata
 Rencana pelaksanaan pola pembinaan
profesional,
 Membuat lembar observasi, dan c. Refleksi
 Mempersiapkan kelengkapan lain yang Data yang diperoleh dari observasi
diperlukan dalam rangka analisis data. guru pada siklus II, setelah dianalisis ada
b. Tahap Pelaksanaan peningkatan kearah perbaikan yaitu berada

55
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

pada katagori “sangat baik”, dengan rata- 11) Semua peserta aktif dalam kerja
rata nilai pada aspek 1 yakni 3, pada aspek sama kelompok.
2 yakni 3, pada aspek 3 yakni 2,5, pada Berdasarkan hasil analisis dan
aspek 4 yakni 2. Sedangkan dari jumlah pembahasan siklus I dan siklus II tersebut
guru, 100% sudah mencapai kriteria yang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
ditetapkan. Ada peningkatan kemampuan guru dalam
Berikut refleksi siklus II: pengembangan silabus dan RPP moda
1) Presensi dilakukan pada awal daring masa pandemi covid-19.
sebelum kegiatan dimulai. Hasil pembinaan pra tindakan
2) Apersepsi sudah baik dengan tentang kemampuan guru dalam
menyampaikan materi prasyarat sehingga pengembangan silabus dan RPP moda
guru sudah siap mempelajari materi yang daring masa pandemi covid-19 di dapatkan
akan diberikan oleh Pembina data bahwa para guru masih kesulitan
3) Pembentukan kelompok sudah dalam mengembangkan silabus dan RPP
terencana dengan baik, karena moda daring masa pandemi covid-19,
menggunakan kriteria pangkat dan karena selama ini pembelajaran masih
golongan tanpa memandang jenis kelamin membutuhkan ruang kelas sebagai tempat
dan latar belakang pendidikan, tatap muka, pelaksanaan pembelajaran
4) Peneliti merencankan kegiatan dimasa pandemi mengharuskan guru
pembinaan dengan baik dengan menggunakan aplikasi agar bisa di
menggunakan media LCD sehingga gunakan siswa secara daring, sedangkan
mempermudah peserta untuk memahami guru dalam menggunakan aplikasi daring
informasi yang diberikan. juga masih belajar dan jaringan internet
5) Peneliti sangat jelas dalam yang lemah menjadikan salah satu kendala
menjelaskan cara-cara bekerja kelompok pengimplementasian pelaksanaan
yaitu yang mampu membantu yang kurang pembelajaran dimasa pandemi.
mampu. Pada pra tindakan kemampuan guru
6) Peneliti dalam memberikan dalam pengembangan silabus dan RPP
bimbingan sudah merata, sehingga semua moda daring masa pandemi covid-19, hal
kelompok mendapatkan dampingan yang ini di tunjukkan oleh data Hasil penilaian
sama. kemampuan guru dalam pengembangan
7) Semua peserta pembinaan sudah silabus dan RPP moda daring masa
berpartisipasi pada kegiatan kelompoknya pandemi covid-19 Pra Tindakan yang
dalam bentuk diskusi. masih rendah.
8) Tugas kelompok tidak didominasi Data penelitian tindakan sekolah
oleh satu atau dua guru saja sebab semua yang diperoleh dari hasil observasi
sudah aktif memberikan masukkan dalam kemampuan guru dalam pengembangan
berdiskusi kelompok. RPP moda daring masa pandemi covid-19
9) Pada saat pelaksanaan tes akhir pada siklus I, hasilnya termasuk katagori
peneliti mencermati tempat duduk peserta “baik” dengan rata-rata aspek 1 yakni 2,
sehingga tidak ada guru dalam satu aspek 2 yakni 2, aspek 3 yakni 1,7, dan
kelompok duduk berdampingan. aspek 4 yakni 1. Hal ini menunjukkan
10) Guru sudah baik dalam bahwa kemampuan guru dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengembangan RPP moda daring masa
penelit, ini menunjukkan peneliti sudah pandemi covid-19 sudah baik, akan tetapi
memberi penekanan pada bagian yang perlu peningkatan.
penting dan harus dicermati peserta. Dengan adanya hasil observasi
dan penilaian pada kegiatan siklus I

56
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

maka peneliti melakukan refleksi. Dari semua kelompok mendapatkan


refleksi terhadap seluruh kegiatan pada dampingan yang sama.
siklus I, maka refleksi pada siklus I adalah 7) Semua peserta pembinaan sudah
sebagai berikut: berpartisipasi pada kegiatan
a) Guru sangat baik dalam kelompoknya dalam bentuk
memperhatikan materi pembinaan, diskusi.
b) Guru sudah dapat bekerja sama 8) Tugas kelompok tidak didominasi
dengan kelompoknya, oleh satu atau dua guru saja sebab
c) Tidak ada egoisme Guru semua sudah aktif memberikan
d) Guru sudah memahami dan masukkan dalam berdiskusi
mengusai materi pengembangan kelompok.
silabus dan RPP moda daring masa 9) Pada saat pelaksanaan tes akhir
pandemi covid-19. peneliti mencermati tempat duduk
Data yang diperoleh dari observasi peserta sehingga tidak ada guru
guru pada siklus II, setelah dianalisis ada dalam satu kelompok duduk
peningkatan kearah perbaikan yaitu berada berdampingan.
pada katagori “sangat baik”, dengan rata- 10) Guru sudah baik dalam
rata nilai pada aspek 1 yakni 3, pada aspek mengerjakan tugas yang diberikan
2 yakni 3, pada aspek 3 yakni 2,5, pada oleh penelit, ini menunjukkan
aspek 4 yakni 2. Sedangkan dari jumlah peneliti sudah memberi penekanan
guru, 100% sudah mencapai kriteria yang pada bagian yang penting dan harus
ditetapkan. dicermati peserta.
Berikut refleksi siklus II: 11) Semua peserta aktif dalam kerja
1) Presensi dilakukan pada awal sama kelompok.
sebelum kegiatan dimulai.
2) Apersepsi sudah baik dengan PENUTUP
menyampaikan materi prasyarat Berdasarkan hasil analisis dan
sehingga guru sudah siap pembahasan siklus I dan siklus II tersebut
mempelajari materi yang akan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
diberikan oleh Pembina
Ada peningkatan kemampuan guru dalam
3) Pembentukan kelompok sudah
terencana dengan baik, karena pengembangan silabus dan RPP moda
menggunakan kriteria pangkat dan daring masa pandemi covid-19.
golongan tanpa memandang jenis Hasil pembinaan pra tindakan
kelamin dan latar belakang tentang kemampuan guru dalam
pendidikan, pengembangan silabus dan RPP moda
4) Peneliti merencankan kegiatan daring masa pandemi covid-19 di dapatkan
pembinaan dengan baik dengan
data bahwa para guru masih kesulitan
menggunakan media LCD sehingga
mempermudah peserta untuk dalam mengembangkan silabus dan RPP
memahami informasi yang moda daring masa pandemi covid-19,
diberikan. karena selama ini pembelajaran masih
5) Peneliti sangat jelas dalam membutuhkan ruang kelas sebagai tempat
menjelaskan cara-cara bekerja tatap muka, pelaksanaan pembelajaran
kelompok yaitu yang mampu dimasa pandemi mengharuskan guru
membantu yang kurang mampu.
menggunakan aplikasi agar bisa di
6) Peneliti dalam memberikan
bimbingan sudah merata, sehingga gunakan siswa secara daring, sedangkan

57
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

guru dalam menggunakan aplikasi daring pada katagori “sangat baik”, dengan rata-
juga masih belajar dan jaringan internet rata nilai pada aspek 1 yakni 3, pada aspek
yang lemah menjadikan salah satu kendala 2 yakni 3, pada aspek 3 yakni 2,5, pada
pengimplementasian pelaksanaan aspek 4 yakni 2. Sedangkan dari jumlah
pembelajaran dimasa pandemi. guru, 100% sudah mencapai kriteria yang
Pada pra tindakan kemampuan guru ditetapkan. Berikut refleksi siklus II:
dalam pengembangan silabus dan RPP 1) Presensi dilakukan pada awal
moda daring masa pandemi covid-19, hal sebelum kegiatan dimulai.
ini di tunjukkan oleh data Hasil Penilaian 2) Apersepsi sudah baik dengan
Kemampuan Guru dalam Pengembangan menyampaikan materi prasyarat
RPP Moda Daring Masa Pandemi Covid- sehingga guru sudah siap
19 Pra Tindakan mempelajari materi yang akan
Data penelitian tindakan sekolah diberikan oleh Pembina
yang diperoleh dari hasil observasi 3) Pembentukan kelompok sudah
kemampuan guru dalam pengembangan terencana dengan baik, karena
RPP moda daring masa pandemi covid-19 menggunakan kriteria pangkat dan
pada siklus I, hasilnya termasuk katagori golongan tanpa memandang jenis
“baik” dengan rata-rata aspek 1 yakni 2, kelamin dan latar belakang
aspek 2 yakni 2, aspek 3 yakni 1,7, dan pendidikan,
aspek 4 yakni 1. Hal ini menunjukkan 4) Peneliti merencankan kegiatan
bahwa kemampuan guru dalam pembinaan dengan baik dengan
pengembangan RPP moda daring masa menggunakan media LCD sehingga
pandemi covid-19 sudah baik, akan tetapi mempermudah peserta untuk
perlu peningkatan. memahami informasi yang diberikan.
Dengan adanya hasil observasi 5) Peneliti sangat jelas dalam
dan penilaian pada kegiatan siklus I menjelaskan cara-cara bekerja
maka peneliti melakukan refleksi. Dari kelompok yaitu yang mampu
refleksi terhadap seluruh kegiatan pada membantu yang kurang mampu.
siklus I, maka refleksi pada siklus I adalah 6) Peneliti dalam memberikan
sebagai berikut: bimbingan sudah merata, sehingga
a) Guru sangat baik dalam semua kelompok mendapatkan
memperhatikan materi pembinaan, dampingan yang sama.
b) Guru sudah dapat bekerja sama 7) Semua peserta pembinaan sudah
dengan kelompoknya, berpartisipasi pada kegiatan
c) Tidak ada egoisme Guru kelompoknya dalam bentuk diskusi.
d) Guru sudah memahami dan 8) Tugas kelompok tidak didominasi
mengusai materi pengembangan oleh satu atau dua guru saja sebab
silabus dan RPP moda daring masa semua sudah aktif memberikan
pandemi covid-19. masukkan dalam berdiskusi
Data yang diperoleh dari observasi kelompok.
guru pada siklus II, setelah dianalisis ada 9) Pada saat pelaksanaan tes akhir
peningkatan kearah perbaikan yaitu berada peneliti mencermati tempat duduk

58
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MODA DARING MASA PANDEMI COVID 19
(Gunawan)

peserta sehingga tidak ada guru membawa dampak positif baik bagi diri
dalam satu kelompok duduk guru sendiri dan juga bagi para siswa.
berdampingan. Bagi para Pengawas sekolah teruslah
10) Guru sudah baik dalam mengerjakan mencari dan menerapkan program-
tugas yang diberikan oleh penelit, ini program yang pas dan cocok untuk
menunjukkan peneliti sudah memberi memperbaiki kualitas pengajar di
penekanan pada bagian yang penting sekolah. Hal ini akan menunjang sekali
dan harus dicermati peserta. pada tercapainya tujuan pembelajaran.
11) Semua peserta aktif dalam kerja sama Bagi kalangan umum bisa membaca
kelompok. dan menjadikan refrensi hasil tulisan
Peneliti membuat saran-saran saya ini untuk memilih metode dalam
berikut: Dengan meningkatkan meningkatkan Kemampuan guru dalam
kemampuan guru dalam pengembangan pengembangan silabus dan RPP moda
silabus dan RPP moda daring masa daring masa pandemi covid-19.
pandemi covid-19 sudah tentu akan

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22


Arikunto, Manajemen Pendidikan, tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Yogyakarta: Aditya Media, 2009 Satuan Pendidikan Dasar dan
Arikunto, Suharsimi, 2004, Dasar-dasar Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Supervisi, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Gentry, C. G. 1994. Introduction to
Amir, N. F. ., Magfirah, I., Malmia, W., & instructional development: Process
Taufik, T. (2020). PENGGUNAAN and technique. Belmont, CA:
MODEL PROBLEM BASED Wadsworth Publishing Company.
LEARNING (PBL) PADA Jauhari. 2019. Penerapan Metode
PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaran Kooperatif Tipe
SISWA SEKOLAH DASAR: (The Number Head Together (NHT) Pada
Use of Problem Based-Learning Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
(PBL) Model in Thematic Teaching Watampone Untuk Meningkatkan
for the Elementary School’s Hasil Belajar Bahasa Indonesia.
Students). Uniqbu Journal of Social JIKAP PGSD, 3 (1): 25-34.
Sciences, 1(2), 22-34. Lundgren, Linda. 1994. Cooperative
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.22 Learning in The Science Classroom.
Buku Materi Bafadal, I. 2006. New York: Gleoncoe Maemillan Mc
Peningkatan Profesionalisme Guru Graw Hill.
Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran: Mengembangkan
1995. Pedoman Pembinaan standar Kompetensi Guru. Bandung:
Profesional Sekolah Dasar. Remaja Rosdakarya.
Dikdasmen: Jakarta Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kompetensi: Konsep, Karakteristik,
Petunjuk TeknisPenelitian Tindakan dan Implementasi. Bandung: Remaja
Sekolah. Dirjen PMTK: Jakarta. Rosdakarya
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Muslich, Mansur. 2007, Pembelajaran
Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai Berbasis Kompetensi dan Kontektual.
Pustaka. Jakarta: Bumi Aksara
59
(UJSS) Vol. 1, No. 3, Desember 2020: 47—60

Pandong, A. (2003). Jabatan Fungsional MULOK LEARNING IN BURU


Pengawas. Badan Diklat Depdagri & REGENCY: (Konservasi Bahasa Buru
Diklat Depdiknas. melalui Pembelajaran Mulok
Tuharea, V. U., Bin Tahir, S. Z., Ami, I. S. Berkelanjutan di Kabupaten
O., & Rahman, A. (2020). BURU Buru). Uniqbu Journal of Social
LANGUAGE CONSERVATION Sciences, 1(2), 49-55.
THROUGH SUSTAINABLE https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.30

60

You might also like