Professional Documents
Culture Documents
Raysha Ramadhanti - Laporan 5
Raysha Ramadhanti - Laporan 5
*Korespondensi: raysha20001@mail.unpad.ac.id
ABSTRACT
Carbohydrate, an important component for our body, can be sourced from flour and can be divided into
three types, monosaccharides, oligosaccharides, and polysaccharides. Monosaccharides are the simplest
carbohydrates consisting and oligosaccharides are polymers consisting of 2 to 10 monosaccharides.
Meanwhile, polysaccharides are carbohydrates consisting of many monosaccharides which can function as
texture boosters and energy sources. Oligosaccharides and monosaccharides can be obtained from the
hydrolysis of polysaccharides with the help of enzymes or acids. Starch is carbohydrate homopolymers
which consists of two fractions, amylose which is dissolved and amylopectin which is insoluble. Glucose
is an aldohexose that included in aldehyde group, which means it has 6 carbon chains and can be obtained
from the hydrolysis of starch through acid hydrolysis or enzyme hydrolysis. Amylase enzyme is used for
enzymatic hydrolysis of starch. Amylase can be divided into 3, α-amylase, β-amylase, and glucoamylase.
The purpose of this experiment is to react the sample containing starch with amylation enzyme and then
calculate the absorbance of reduced sugar using a spectrophotometer and a control reagent. The equipments
used in this experiment were beaker glass, measuring flask, test tube, dropper pipette, analytical balance,
hot plate, spectrophotometer, and incubator. The materials used in this experiment were rice flour, sugar,
wheat flour, amylase enzyme, DNS reagent, iodine, and distilled water. The experiment was carried out in
four stages consisting of preparing the starch solution, preparing the standard solution, using a
spectrophotometer, and testing the amylase enzyme activity. The absorbance of reduced sugar from the 0.1
ml and 0.25 ml flour samples were 0.0258 and 0.0181 and 0.0561 and 0.0410, respectively. Meanwhile,
the absorbance of reduced sugar in the flour samples 0.1 ml and 0.25 ml were 0.0701 and 0.0697 and 0.0703
and 0.0702, respectively. In this experiment, a graph was made using the least squares method to determine
the best a and b parameters.
ABSTRAK
Karbohidrat merupakan komponen tubuh yang sangat penting dan salah satunya bersumber pada tepung.
Karbohidrat dapat dibagi menjadi 3, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
merupakan karbohidrat paling sederhana yang hanya terdiri dari 5 atau 6 atom C. Oligosakarida merupakan
polimer yang terdiri dari 2 sampai 10 monosakarida yang bersifat larut dalam air. Polisakarida merupakan
karbohidrat yang terdiri dari banyak monosakarida yang dapat berfungsi sebagai penguat tekstur dan
sumber energi. Oligosakarida dan monosakarida dapat diperoleh dari proses hidrolisis polisakarida dengan
bantuan enzim atau asam. Salah satu contoh homopolimer karbohidrat adalah pati yang terdiri dari dua
fraksi, yaitu amilosa yang bersifat terlarut dan amilopektin yang bersifat tidak larut. Glukosa merupakan
aldoheksosa yang artinya memiliki 6 rantai karbon dan gugus aldehid dan dapat diperoleh dari hasil
hidrolisis pati melalui hidrolisis asam atau hidrolisis enzim. Digunakan enzim amilase untuk hidrolisis pati
secara enzimatis. Amilase dapat dibedakan menjadi 3, yaitu 𝛼 -amilase, 𝛽 -amilase, dan glukoamilase.
Tujuan dari percobaan ini mereaksikan sampel uji yang mengandung pati dengan enzim amilase lalu
dilakukan perhitungan absorbansi dari gula yang tereduksi dengan bantuan spektrofotometer dan reagen
DNS. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker glass, labu ukur, tabung reaksi, pipet tetes,
neraca analitik, hot plate, spektrofotometer, dan inkubator. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tepung beras, gula, tepung terigu, enzim amilase, reagen DNS, iodin, dan akuades. Percobaan
dilakukan dengan empat tahap yang terdiri dari penyiapan larutan pati, penyiapan larutan standar,
penggunaan spektrofotometer, dan pengujian aktivitas enzim amilase. Absorbansi dari gula yang tereduksi
dari sampel tepung terigu 0,1 ml dan 0,25 ml beturut-turut adalah 0,00258 dan 0,0181 serta 0,0561 dan
0,0410. Sedangkan, untuk absorbansi gula tereduksi pada sampel tepung terigu 0,1 ml dan 0,25 ml berturut-
turut adalah 0,0701 dan 0,0697 serta 0,0703 dan 0,0702. Pada percobaan ini dibuat grafik dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil untuk mengetahui parameter a dan b terbaik.
0,05𝑉1 = 0,03
𝑉1 = 0,06 ml
2. Larutan standar berkonsentrasi 0,02 gr/ml dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 600 nm.
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2
3. Hasil dan Pembahasan
𝑉1 (0,05) = 3(0,02)
2.6 Pengujian aktivitas amilase Hasil pembuatan larutan standar glukosa dan
perhitungan absorbansi glukosa tereduksi oleh
Untuk memulai tahap likuifikasi, perlu spektrofotometer pada sampel tepung terigu
ditambahkan 0,1 ml enzim amilase pada tabung dapat dilihat pada Tabel 1. Pada pengujian gula
1 dan 3 serta ditambahkan 0,2 ml enzim amilase tereduksi dengan menggunakan enzim amilase
pada tabung 2 dan 4. Lalu, sampel dimasukkan dan reagen DNS menunjukkan bahwa kandungan
ke inkubator dan diinkubasi selama 10 menit gula tereduksi pada sampel tepung terigu sesuai
dengan suhu 55⁰C. Setelah 10 menit, sampel dengan kurva standar dari gula. Pada konsentrasi
dikeluarkan. Ditekan tombol power untuk glukosa 0,03 gr/mol menunjukkan nilai
menyalakan inkubator dan atur suhu sesuai absorbansi terbesar, yaitu 0,0561 dan absorbansi
dengan kebutuhan. Setelah menjalani inkubasi, terendah ada pada konsentrasi 0,02 gr/mol. Pada
sampel ditambahkan iodin sebanyak 2 tetes agar Tabel 1 terlihat bahwa glukosa berkonsentrasi
terjadi perubahan warna merah bata pada larutan. 0,04 gr/mol memiliki absorbansi gula terduksi
Sampel kemudian dipanaskan selama 3 menit lebih kecil daripada konsentrasi 0,03 gr/mol. Hal
ini dapat disebabkan oleh penggabungan glukosa oleh adanya hambatan pada molekul substrat
dan isomaltosa yang memiliki daya pereduksi sehingga enzim mengalami penurunan aktivitas
sangat rendah. Selain itu, dapat juga disebabkan untuk menghidrolisisnya.
Tabel 1. Konsentrasi glukosa, absorbansi glukosa, dan absorbansi pati dari tepung terigu yang telah
dilakukan pengukuran
Konsentrasi glukosa (tabung ke) Absorbansi glukosa (tabung ke) Absorbansi pati (tabung ke)
1 = 0,01 gr/mol 1 = 0,0258 1 = 5,2875
2 = 0,02 gr/mol 2 = 0,0181 2 = 2,367
3 = 0,03 gr/mol 3 = 0,0561 3 = 6,9317
4 = 0,04 gr/mol 4 = 0,0410 4 = 3,8713
Untuk membuat grafik menggunakan metode perhitungan. Nilai x pada Tabel 2 menunjukkan
kuadrat terkecil, perlu dibuat tabel sebagai konsentrasi glukosa dan nilai y menunjukkan
berikut agar memudahkan dalam proses absorbansi glukosa.
Tabel 2. Tabel metode kuadrat terkecil konsentrasi dan absorbansi glukosa tepung terigu
No x y x2 y2 x.y
1 0,01 0,0258 0,0001 0,0006656 0,000258
2 0,02 0,0181 0,0004 0,00032761 0,000362
3 0,03 0,0561 0,0009 0,0031472 0,001683
4 0,04 0,0410 0,0016 0,001681 0,00164
𝛴 0,1 0,141 0,003 0,0058214 0,003943
Gambar 1. Grafik metode kuadrat terkecil absorbansi terhadap konsentrasi glukosa pada tepung terigu
3.2 Sampel tepung beras itu juga larutan glukosa berkonsentrasi 0,04
gr/mol memiliki absorbansi lebih rendah
Pembuatan larutan dan kurva standar glukosa dibandingkan glukosa berkonsentrasi 0,03
dengan konsentrasi bervariasi menunjukkan hasil gr/mol dengan absorbansi 0,0702. Hal ini dapat
absorbansi gula tereduksi yang lebih tersebar disebabkan oleh kandungan penggabungan
daripada sampel tepung terigu. Dapat dilihat glukosa dan isomaltosa pada sampel tepung
pada Tabel 3 konsentrasi 0,01 gr/mol memiliki beras lebih banyak sehingga enzim mengalami
absorbansi glukosa lebih besar dari pada glukosa kesulitan untuk memecah substrat menjadi lebih
berkonsentrasi 0,02 gr/mol yaitu 0,0701. Selain sederhana.
Tabel 3. Konsentrasi glukosa, absorbansi glukosa, dan absorbansi pati dari tepung beras hasil pengukuran
Konsentrasi glukosa (tabung ke) Absorbansi glukosa (tabung ke) Absorbansi pati (tabung ke)
1 = 0,01 gr/mol 1 = 0,0701 1 = 0,2490
2 = 0,02 gr/mol 2 = 0,0697 2 = 0,8820
3 = 0,03 gr/mol 3 = 0,0703 3 = 0,5873
4 = 0,04 gr/mol 4 = 0,0702 4 = 0,3981
Untuk membuat grafik dengan metode dan x.y. Nilai x mewakili konsentrasi glukosa
kuadrat terkecil, dapat dibuat tabel seperti Tabel dan nilai y mewakiliki absorbansi glukosa
4 agar lebih mudah saat proses perhitungan. sebagai gula tereduksi.
Untuk perhitungan, diperlukan nilai x, y, x2, y2,
Tabel 4. Tabel metode kuadrat terkecil konsentrasi dan absorbansi glukosa tepung terigu
No x y x2 y2 x.y
1 0,01 0,0701 0,0001 0,004914 0,000701
2 0,02 0,0697 0,0004 0,004858 0,001394
3 0,03 0,0703 0,0009 0,004942 0,002109
4 0,04 0,0702 0,0016 0,004928 0,002808
𝛴 0,1 0,2803 0,003 0,019642 0,007012
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
Parameter a terbaik untuk membuat grafik
dapat ditentukan sebagai berikut dengan 𝑦 = 0,009𝑥 + 0,06985
menggunakan nilai yang telah ada di Tabel 4. Setelah mendapatkan nilai a dan b terbaik,
4(0,007012) − 0,1(0,2803)
𝑎= nilai tersebut dapat dimasukkan ke dalam
4(0,003) − 0,01
persamaan fungsi y yaitu persamaan fungsi
0,028048 − 0,02803
𝑎= = 0,009 grafik absorbansi terhadap konsentrasi glukosa
0,012 − 0,01
Sedangkan, parameter b terbaik untuk sampel tepung beras. Dari nilai x dan y dapat
membuat grafik dapat ditentukan sebagai berikut diperoleh grafik linear seperti Gambar 2. Pada
dengan menggunakan nilai yang telah ada di Gambar 2 terlihat bahwa titik lebih menyebar
0,0008409 − 0,0007012
𝑏= = 0,06985
0,002
0.0702
0.07 Linear
(Series1)
0.0698
y = 0.009x + 0.0699
0.0696
0 0.02 0.04 0.06 R² = 0.1952
Konsentrasi
Gambar 1. Grafik metode kuadrat terkecil absorbansi terhadap konsentrasi glukosa pada tepung terigu