You are on page 1of 8

Hidrolisis Pati Enzimatis

Raysha Ramadhanti Putri Adam1


Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang, KM 21 Jatinangor, Sumedang, Jawa barat, 45363, Indonesia

*Korespondensi: raysha20001@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT

Carbohydrate, an important component for our body, can be sourced from flour and can be divided into
three types, monosaccharides, oligosaccharides, and polysaccharides. Monosaccharides are the simplest
carbohydrates consisting and oligosaccharides are polymers consisting of 2 to 10 monosaccharides.
Meanwhile, polysaccharides are carbohydrates consisting of many monosaccharides which can function as
texture boosters and energy sources. Oligosaccharides and monosaccharides can be obtained from the
hydrolysis of polysaccharides with the help of enzymes or acids. Starch is carbohydrate homopolymers
which consists of two fractions, amylose which is dissolved and amylopectin which is insoluble. Glucose
is an aldohexose that included in aldehyde group, which means it has 6 carbon chains and can be obtained
from the hydrolysis of starch through acid hydrolysis or enzyme hydrolysis. Amylase enzyme is used for
enzymatic hydrolysis of starch. Amylase can be divided into 3, α-amylase, β-amylase, and glucoamylase.
The purpose of this experiment is to react the sample containing starch with amylation enzyme and then
calculate the absorbance of reduced sugar using a spectrophotometer and a control reagent. The equipments
used in this experiment were beaker glass, measuring flask, test tube, dropper pipette, analytical balance,
hot plate, spectrophotometer, and incubator. The materials used in this experiment were rice flour, sugar,
wheat flour, amylase enzyme, DNS reagent, iodine, and distilled water. The experiment was carried out in
four stages consisting of preparing the starch solution, preparing the standard solution, using a
spectrophotometer, and testing the amylase enzyme activity. The absorbance of reduced sugar from the 0.1
ml and 0.25 ml flour samples were 0.0258 and 0.0181 and 0.0561 and 0.0410, respectively. Meanwhile,
the absorbance of reduced sugar in the flour samples 0.1 ml and 0.25 ml were 0.0701 and 0.0697 and 0.0703
and 0.0702, respectively. In this experiment, a graph was made using the least squares method to determine
the best a and b parameters.

Key words: Carbohydrate, starch, amylase enzyme

ABSTRAK

Karbohidrat merupakan komponen tubuh yang sangat penting dan salah satunya bersumber pada tepung.
Karbohidrat dapat dibagi menjadi 3, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
merupakan karbohidrat paling sederhana yang hanya terdiri dari 5 atau 6 atom C. Oligosakarida merupakan
polimer yang terdiri dari 2 sampai 10 monosakarida yang bersifat larut dalam air. Polisakarida merupakan
karbohidrat yang terdiri dari banyak monosakarida yang dapat berfungsi sebagai penguat tekstur dan
sumber energi. Oligosakarida dan monosakarida dapat diperoleh dari proses hidrolisis polisakarida dengan
bantuan enzim atau asam. Salah satu contoh homopolimer karbohidrat adalah pati yang terdiri dari dua
fraksi, yaitu amilosa yang bersifat terlarut dan amilopektin yang bersifat tidak larut. Glukosa merupakan
aldoheksosa yang artinya memiliki 6 rantai karbon dan gugus aldehid dan dapat diperoleh dari hasil
hidrolisis pati melalui hidrolisis asam atau hidrolisis enzim. Digunakan enzim amilase untuk hidrolisis pati
secara enzimatis. Amilase dapat dibedakan menjadi 3, yaitu 𝛼 -amilase, 𝛽 -amilase, dan glukoamilase.
Tujuan dari percobaan ini mereaksikan sampel uji yang mengandung pati dengan enzim amilase lalu
dilakukan perhitungan absorbansi dari gula yang tereduksi dengan bantuan spektrofotometer dan reagen
DNS. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker glass, labu ukur, tabung reaksi, pipet tetes,
neraca analitik, hot plate, spektrofotometer, dan inkubator. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tepung beras, gula, tepung terigu, enzim amilase, reagen DNS, iodin, dan akuades. Percobaan
dilakukan dengan empat tahap yang terdiri dari penyiapan larutan pati, penyiapan larutan standar,
penggunaan spektrofotometer, dan pengujian aktivitas enzim amilase. Absorbansi dari gula yang tereduksi
dari sampel tepung terigu 0,1 ml dan 0,25 ml beturut-turut adalah 0,00258 dan 0,0181 serta 0,0561 dan
0,0410. Sedangkan, untuk absorbansi gula tereduksi pada sampel tepung terigu 0,1 ml dan 0,25 ml berturut-
turut adalah 0,0701 dan 0,0697 serta 0,0703 dan 0,0702. Pada percobaan ini dibuat grafik dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil untuk mengetahui parameter a dan b terbaik.

Kata kunci: Karbohidrat, pati, amilase

1. Pendahuluan pati akan bersifat kering, kurang lekat, dan


bersifat higroskopis atau mudah berikatan
Karbohidrat merupakan komponen selain dengan molekul air (Risnoyatiningsih, 2011).
lemak dan protein yang dibutuhkan tubuh. Amilosa dapat dihidrolisis dan akan
Karbohidrat ini bersumber pada berbagai bahan menghasilkan maltosa, glukosa, dan
pangan seperti gula, madu, tepung, biji-bijian, oligosakarida lainnya. Amilopektin memiliki
dan lain-lain. Karbohidrat memiliki rumus rantai molekul glukosa yang sulit diputus dan
empiris (CH2O)n yang di alam diperoleh dari biasanya dihidrolisis menggunakan asam
reaksi fotosintesis antara karbon dioksida dan air (Risnoyatiningsih, 2011).
yang dibantu dengan cahaya matahari
(Risnoyatiningsih, 2011). Karbohidrat dapat Glukosa merupakan aldoheksosa yang artinya
dibagi menjadi 3, yaitu monosakarida, memiliki 6 rantai karbon dan gugus aldehid
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida (Risnoyatiningsih, 2011). Seperti yang telah
merupakan karbohidrat paling sederhana yang dijelaskan, glukosa dapat diperoleh dari hasil
hanya terdiri dari 5 atau 6 atom C. Jika suatu hidrolisis pati melalui hidrolisis asam atau
monosakarida memiliki satu gugus aldehid, hidrolisis enzim. Hidrolisis pati secara enzimatis
disebut aldose dan jika suatu monosakarida merupakan pemecahan molekul amilum menjadi
memiliki satu gugus keton, disebut ketosa. lebih sederhana seperti dekstrin, maltotriosa,
Oligosakarida merupakan polimer yang terdiri maltosa, dan glukosa dengan enzim amilase.
dari 2 sampai 10 monosakarida yang bersifat Enzim lebih sering digunakan untuk hidrolisis
larut dalam air. Polisakarida merupakan karena bersifat spesifik sehingga terjadinya
karbohidrat yang terdiri dari banyak kerusakan warna dan sisa residu akan sedikit.
monosakarida yang dapat berfungsi sebagai Amilase dapat dibedakan menjadi 3, yaitu 𝛼 -
penguat tekstur dan sumber energi amilase, 𝛽 -amilase, dan glukoamilase. 𝛼 -
(Risnoyatiningsih, 2011). Oligosakarida dan amilase atau α-1,4- glukan 4-glukanohidrolase
monosakarida dapat diperoleh dari proses (E.C 3.2.1.1) memecah ikatan α-(1,4)-glikosida
hidrolisis polisakarida dengan bantuan enzim pati secara acak dan berkerja secara endo atau
atau asam. pemutusan dari tengah sehingga disebut
endoamilase (Rahmawati & Sutrisno, 2015). 𝛽-
Salah satu contoh homopolimer karbohidrat amilase merupakan enzim penghidrolisis pati
adalah pati, yaitu homopolimer glukosa yang yang menghidrolisis unit gula dari ujung atau
memiliki ikatan α-glikosidik (Risnoyatiningsih, ekso sehingga disebut eksoamilase. Sedangkan,
2011). Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat glukoamilase atau amiloglukosidase atau α-
dipisahkan dengan air panas. Fraksi pertama (1,4)-D-glukan glukohidrolase (EC 3.2.1.3)
yaitu amilosa yang bersifat terlarut dan fraksi merupakan enzim untuk memisahkan glukosa
kedua merupakan amilopektin yang bersifat tidak dari gula non pereduksi pati. 𝛼 -amilase dan
larut. Jika kandungan amilosa pada pati banyak, glukoamilase dipengaruhi oleh faktor suhu dan
pH, glukoamilase juga dipengaruhi oleh waktu. 2.3 Penyiapan larutan pati
Suhu optimum dari kedua enzim berturt-turut
adalah 90-105°C dan 40-60°C. Sedangkan, pH Pertama, ditimbang 0,2 gram sampel tepung
optimumnya adalah 5,6-6 dan 4,5 dengan kemudian masukkan ke dalam beaker glass dan
glukoamilase perlu waktu 48-96 jam untuk ditambahkan 10 ml akuades. Kemudian
menghidrolisis pati (Rahmawati & Sutrisno, dipanaskan hingga mendidih dan setelah
2015). Tujuan dari percobaan ini mereaksikan mendidih, dipisahkan pati 0,1 ml untuk tabung
sampel uji yang mengandung pati dengan enzim reaksi 1 & 3 dan dipisahkan pati 0,25 ml untuk
amilasi lalu dilakukan perhitungan absorbansi tabung reaksi 2 & 4. Sampel tepung terigu dan
dari gula yang tereduksi dengan bantuan tepung beras yang telah dilarutkan perlu
spektrofotometer dan reagen DNS. dipanaskan terlebih dahulu untuk memutus
ikatan hidrogen dari ikatan glikosidik pati. Tahap
2. Bahan dan Metode ini disebut gelatinisasi dan bersifat irreversible
atau tidak bisa kembali ke kondisi semula.
2.1 Alat Percobaan
2.4 Penyiapan larutan standar
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah beaker glass, labu ukur, tabung reaksi, Untuk penyiapan larutan standar dan
pipet tetes, neraca analitik, hot plate, pembuatan kurva standar, perlu ditimbang
spektrofotometer, dan inkubator. Beaker glass terlebih dahulu 0,5 gr gula lalu dimasukkan ke
dan labu ukur berfungsi untuk melarutkan dalam labu ukur dan ditambahkan 10 ml akuades.
sampel dengan akuades. Tabung reaksi untuk Selanjutnya, larutan standar glukosa dibuat
mereaksikan sampel dengan enzim amilase dan variasi konsentrasi 0,01 gr/ml, 0,02 gr/ml. 0,03
neraca analitik untuk menimbang sampel gr/ml, 0,04 gr/ml. Terakhir adalah digunakan
sebelum percobaan. Pipet tetes digunakan untuk rumus pengenceran (dibuat dalam 3 ml) dan
memindahkan sampet atau zat lain dalam jumlah diukur absorbansinya dengan panjang
kecil dan hot plate untuk memanaskan sampel. gelombang 600 nm. Rumus pengenceran dapat
Spektrofotometer digunakan untuk melihat kadar ditulis sebagai berikut:
gula pereduksi melalui absorbansi dan inkubator
untuk menginkubasi sampel. 𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 …(1)

2.2 Bahan Percobaan Keterangan:

𝑉1 = Volume larutan pertama (ml)


Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tepung beras, gula, dan tepung terigu 𝑀1 = Konsentrasi larutan pertama (gr/ml)
sebagai sampel, enzim amilase sebagai enzim
pengkatalis hidrolisis pati, reagen DNS sebagai 𝑉2 = Volume larutan kedua (ml)
pendeteksi gula pereduksi pada sampel, iodin 𝑀2 = Konsentrasi larutan kedua (gr/ml)
sebagai pengidentifikasi amilum yang
terhidrolisis, dan akuades sebagai pelarut. Pembuatan kurva standar dapat dihitung
Reagen DNS sendiri yang merupakan senyawa sebagai berikut:
aromatik yang bereaksi dengan gula dan
1. Larutan standar berkonsentrasi 0,01 gr/ml
mereduksi. Hasil reduksinya akan membentuk
komponen 3-amino-5-nitrosalisilat yang yang 𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2
dapat menyerap gelombang elektromagnetik
sekitar 550 nm 𝑉1 (0,05) = 3(0,01)

0,05𝑉1 = 0,03

𝑉1 = 0,06 ml
2. Larutan standar berkonsentrasi 0,02 gr/ml dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 600 nm.
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2
3. Hasil dan Pembahasan
𝑉1 (0,05) = 3(0,02)

𝑉1 = 1,2 ml Untuk perhitungan, digunakan metode kuadrat


terkecil dengan menentukan parameter a dan b
3. Larutan standar berkonsentrasi 0,03 gr/ml terbaik beserta grafik fungsi linearnya. Berikut
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 adalah persamaan metode kuadrat terkecil yang
digunakan untuk membuat grafik absorbansi
𝑉1 (0,05) = 3(0,03) glukosa terhadap konsentrai glukosa pada sampel
tepung terigu dan tepung beras:
𝑉1 = 1,8 ml
𝑁 𝑁 𝑁
𝑁 ∑𝑖 𝑥𝑖 𝑦𝑖 −∑ 𝑥𝑖 ∑𝑖 𝑦𝑖
4. Larutan standar berkonsentrasi 0,04 gr/ml
𝑎= 𝑁
𝑖
𝑁 2 …(2)
𝑁 ∑ 𝑥𝑖2 −(∑𝑖 𝑥𝑖 )
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2 𝑖
𝑁 𝑁 𝑁 𝑁
𝑉1 (0,03) = 3(0,04) ∑ 𝑥𝑖2 ∑𝑖 𝑦𝑖 −∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ∑𝑖 𝑥𝑖
𝑏= 𝑖
𝑁
𝑖
𝑁 2 …(3)
𝑁 ∑ 𝑥𝑖2 −(∑𝑖 𝑥𝑖 )
𝑉1 = 2,4 ml 𝑖

2.5 Penggunaan spektrofotometri Keterangan:


𝑁 = jumlah data
Spektrofotometer dinyalakan dengam
ⅈ = indeks mulainya dari data keberapa sampe
ditekan tombol power dan tunggu hingga
berubah menjadi warna kuning. Setelah itu, berapa
ditekan tombol power pada CPU komputer. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 = data pertama
Setelah menyala, buka software Simple Reads.
Sebelum digunakan, spektrofotometer harus 𝛴 = penjumlahan data
dikalibrasi hingga menunjukkan angka 0. Untuk Untuk menentukan persamaan fungsi y pada
mengkalibrasi, masukkan akuades ke dalam
grafik, digunakan persamaah berikut:
kuvet hingga batas baris, lalu lap kuvet dan
masukkan ke spektrofotometer. Lakukan hal 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏…(4)
yang dilakukan pada akuades terhadap sampel
glukosa yang dibuat bervariasi. 3.1 Sampel tepung terigu

2.6 Pengujian aktivitas amilase Hasil pembuatan larutan standar glukosa dan
perhitungan absorbansi glukosa tereduksi oleh
Untuk memulai tahap likuifikasi, perlu spektrofotometer pada sampel tepung terigu
ditambahkan 0,1 ml enzim amilase pada tabung dapat dilihat pada Tabel 1. Pada pengujian gula
1 dan 3 serta ditambahkan 0,2 ml enzim amilase tereduksi dengan menggunakan enzim amilase
pada tabung 2 dan 4. Lalu, sampel dimasukkan dan reagen DNS menunjukkan bahwa kandungan
ke inkubator dan diinkubasi selama 10 menit gula tereduksi pada sampel tepung terigu sesuai
dengan suhu 55⁰C. Setelah 10 menit, sampel dengan kurva standar dari gula. Pada konsentrasi
dikeluarkan. Ditekan tombol power untuk glukosa 0,03 gr/mol menunjukkan nilai
menyalakan inkubator dan atur suhu sesuai absorbansi terbesar, yaitu 0,0561 dan absorbansi
dengan kebutuhan. Setelah menjalani inkubasi, terendah ada pada konsentrasi 0,02 gr/mol. Pada
sampel ditambahkan iodin sebanyak 2 tetes agar Tabel 1 terlihat bahwa glukosa berkonsentrasi
terjadi perubahan warna merah bata pada larutan. 0,04 gr/mol memiliki absorbansi gula terduksi
Sampel kemudian dipanaskan selama 3 menit lebih kecil daripada konsentrasi 0,03 gr/mol. Hal
ini dapat disebabkan oleh penggabungan glukosa oleh adanya hambatan pada molekul substrat
dan isomaltosa yang memiliki daya pereduksi sehingga enzim mengalami penurunan aktivitas
sangat rendah. Selain itu, dapat juga disebabkan untuk menghidrolisisnya.

Tabel 1. Konsentrasi glukosa, absorbansi glukosa, dan absorbansi pati dari tepung terigu yang telah
dilakukan pengukuran
Konsentrasi glukosa (tabung ke) Absorbansi glukosa (tabung ke) Absorbansi pati (tabung ke)
1 = 0,01 gr/mol 1 = 0,0258 1 = 5,2875
2 = 0,02 gr/mol 2 = 0,0181 2 = 2,367
3 = 0,03 gr/mol 3 = 0,0561 3 = 6,9317
4 = 0,04 gr/mol 4 = 0,0410 4 = 3,8713

Untuk membuat grafik menggunakan metode perhitungan. Nilai x pada Tabel 2 menunjukkan
kuadrat terkecil, perlu dibuat tabel sebagai konsentrasi glukosa dan nilai y menunjukkan
berikut agar memudahkan dalam proses absorbansi glukosa.

Tabel 2. Tabel metode kuadrat terkecil konsentrasi dan absorbansi glukosa tepung terigu
No x y x2 y2 x.y
1 0,01 0,0258 0,0001 0,0006656 0,000258
2 0,02 0,0181 0,0004 0,00032761 0,000362
3 0,03 0,0561 0,0009 0,0031472 0,001683
4 0,04 0,0410 0,0016 0,001681 0,00164
𝛴 0,1 0,141 0,003 0,0058214 0,003943

Parameter a terbaik untuk membuat grafik


0,003(0,141) − 0,003943(0,1)
dapat ditentukan sebagai berikut dengan 𝑏=
4(0,003) − 0,01
menggunakan nilai yang telah ada di Tabel 2.
𝑁
𝑁 ∑𝑁 𝑁
𝑖 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑𝑖 𝑥𝑖 ∑𝑖 𝑦𝑖 0,000423 − 0,0003943
𝑎= 𝑏= = 0,01435
𝑁 ∑𝑁 (∑𝑁 2 0,002
𝑖 𝑥𝑖 2 − 𝑖 𝑥𝑖 )

4(0,003943) − 0,1(0,141) ≈ 0,0144


𝑎=
4(0,003) − 0,01 Setelah mendapatkan nilai a dan b terbaik,
0,015772 − 0,0141 nilai tersebut dapat dimasukkan ke dalam
𝑎= = 0,836
0,012 − 0,01 persamaan fungsi y yaitu persamaan fungsi
Sedangkan, parameter b terbaik untuk grafik absorbansi terhadap konsentrasi glukosa
membuat grafik dapat ditentukan sebagai berikut sampel tepung terigu. Dari nilai x dan y dapat
dengan menggunakan nilai yang telah ada di diperoleh grafik linear seperti Gambar 1.
Tabel 2. 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑁 𝑁
∑𝑖 𝑥 ∑𝑁 𝑁
𝑖 𝑦𝑖 − ∑𝑖 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ∑𝑖 𝑥𝑖
𝑖2
𝑏= 𝑦 = 0,836𝑥 + 0,0144
𝑁 ∑𝑁 𝑁
𝑖 𝑥𝑖 2 − (∑𝑖 𝑥𝑖 )
2
Grafik absorbansi terhadap konsentrasi
0.06
0.05 Series1
Absorbansi 0.04
0.03 Linear
0.02 (Series1)
0.01
y = 0.836x + 0.0144
0
R² = 0.4105
0 0.02 0.04 0.06
Konsentrasi

Gambar 1. Grafik metode kuadrat terkecil absorbansi terhadap konsentrasi glukosa pada tepung terigu

3.2 Sampel tepung beras itu juga larutan glukosa berkonsentrasi 0,04
gr/mol memiliki absorbansi lebih rendah
Pembuatan larutan dan kurva standar glukosa dibandingkan glukosa berkonsentrasi 0,03
dengan konsentrasi bervariasi menunjukkan hasil gr/mol dengan absorbansi 0,0702. Hal ini dapat
absorbansi gula tereduksi yang lebih tersebar disebabkan oleh kandungan penggabungan
daripada sampel tepung terigu. Dapat dilihat glukosa dan isomaltosa pada sampel tepung
pada Tabel 3 konsentrasi 0,01 gr/mol memiliki beras lebih banyak sehingga enzim mengalami
absorbansi glukosa lebih besar dari pada glukosa kesulitan untuk memecah substrat menjadi lebih
berkonsentrasi 0,02 gr/mol yaitu 0,0701. Selain sederhana.

Tabel 3. Konsentrasi glukosa, absorbansi glukosa, dan absorbansi pati dari tepung beras hasil pengukuran
Konsentrasi glukosa (tabung ke) Absorbansi glukosa (tabung ke) Absorbansi pati (tabung ke)
1 = 0,01 gr/mol 1 = 0,0701 1 = 0,2490
2 = 0,02 gr/mol 2 = 0,0697 2 = 0,8820
3 = 0,03 gr/mol 3 = 0,0703 3 = 0,5873
4 = 0,04 gr/mol 4 = 0,0702 4 = 0,3981

Untuk membuat grafik dengan metode dan x.y. Nilai x mewakili konsentrasi glukosa
kuadrat terkecil, dapat dibuat tabel seperti Tabel dan nilai y mewakiliki absorbansi glukosa
4 agar lebih mudah saat proses perhitungan. sebagai gula tereduksi.
Untuk perhitungan, diperlukan nilai x, y, x2, y2,

Tabel 4. Tabel metode kuadrat terkecil konsentrasi dan absorbansi glukosa tepung terigu
No x y x2 y2 x.y
1 0,01 0,0701 0,0001 0,004914 0,000701
2 0,02 0,0697 0,0004 0,004858 0,001394
3 0,03 0,0703 0,0009 0,004942 0,002109
4 0,04 0,0702 0,0016 0,004928 0,002808
𝛴 0,1 0,2803 0,003 0,019642 0,007012
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
Parameter a terbaik untuk membuat grafik
dapat ditentukan sebagai berikut dengan 𝑦 = 0,009𝑥 + 0,06985

menggunakan nilai yang telah ada di Tabel 4. Setelah mendapatkan nilai a dan b terbaik,
4(0,007012) − 0,1(0,2803)
𝑎= nilai tersebut dapat dimasukkan ke dalam
4(0,003) − 0,01
persamaan fungsi y yaitu persamaan fungsi
0,028048 − 0,02803
𝑎= = 0,009 grafik absorbansi terhadap konsentrasi glukosa
0,012 − 0,01
Sedangkan, parameter b terbaik untuk sampel tepung beras. Dari nilai x dan y dapat

membuat grafik dapat ditentukan sebagai berikut diperoleh grafik linear seperti Gambar 2. Pada

dengan menggunakan nilai yang telah ada di Gambar 2 terlihat bahwa titik lebih menyebar

Tabel 4. yang membuktikan nilai koefisien korelasi atau


𝑁 𝑁 R mendekati 0 dan lebih kecil dibandingkan nilai
∑𝑖 𝑥𝑖 2 ∑𝑁 𝑁
𝑖 𝑦𝑖 − ∑𝑖 𝑥𝑖 𝑦𝑖 ∑𝑖 𝑥𝑖
𝑏= koefisien korelasi grafik pada Gambar 1. Hal ini
𝑁 ∑𝑁 𝑁
𝑖 𝑥𝑖 2 − (∑𝑖 𝑥𝑖 )
2

dikarenakan semakin dekat koefisien korelasi


0,003(0,2803) − 0,007012(0,1) dengan titik 0, semakin tidak berhubungan titik
𝑏=
0,012 − 0,01 yang ada pada grafik.

0,0008409 − 0,0007012
𝑏= = 0,06985
0,002

Grafik absorbansi terhadap konsentrasi


0.0704
Series1
Absrobansi

0.0702
0.07 Linear
(Series1)
0.0698
y = 0.009x + 0.0699
0.0696
0 0.02 0.04 0.06 R² = 0.1952
Konsentrasi

Gambar 1. Grafik metode kuadrat terkecil absorbansi terhadap konsentrasi glukosa pada tepung terigu

4. Kesimpulan aktivitas amilase yang terdiri dari pemberian


enzim, inkubasi, pemanasan, dan penambahan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai iodin.
berikut:
2. Absorbansi dari gula yang tereduksi dari
1. Hidrolisis pati dalam percobaan ini dilakukan sampel tepung terigu 0,1 ml dan 0,25 ml beturut-
secara enzimatis melalui beberapa tahap, mulai turut adalah 0,0258 dan 0,0181 serta 0,0561 dan
dari penyiapan larutan pati, pembuatan larutan 0,0410. Sedangkan, untuk absorbansi gula
standar glukosa, pengukuran absorbansi tereduksi pada sampel tepung terigu 0,1 ml dan
menggunakan spektrofotometer, dan pengujian
0,25 ml berturut-turut adalah 0,0701 dan 0,0697 (Ipomea batatas L.) Secara Enzimatis
serta 0,0703 dan 0,0702. Menjadi Sirup Glukosa Fungsional:
Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan
Daftar Pustaka Agroindustri, 3(3), 1152-1159.
Permanasari, A. R. & Yulistiani, F. (2015). https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/articl
Pembuatan Gula Cair dari Pati e/view/238
Singkong dengan Menggunakan Risnoyatiningsih, S. (2011). Hidrolisis Pati Ubi
Hidrolisis Enzimatis. Jurnal Fluida, Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara
11(2), 9-14. Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia, 5(2),
https://doi.org/10.35313/fluida.v11i2.8 417-424.
1 http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php
Rahmawati, A. Y. & Sutrisno, A. (2015). /tekkim/article/download/146/120
Hidrolisis Tepung Ubi Jalar Ungu

You might also like