You are on page 1of 15

ETIKA INFORMASI DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Dapit Amril
Dosen IAIN Batusangkar
Jln. Sudirman No. 137 Kubu Rajo, Lima Kaum Batusangkar

ABSTRACT
Events that occur in the Western hemisphere in seconds or minutes after that can
be witnessed in the bedroom of people who are on the Eastern hemisphere
continent. Likewise, events occurring in the Eastern hemisphere can be seen today
by people in the Western Hemisphere. Indeed, societies’ lives can not be separated
from rumors; this is caused by the existence of three types of people: First are the
people who use the issue to damage the life of Islamic society, they are from the
hypocrites and non-Muslims. The second is a person who easily receives the news
and immediately conveys it to others without checking the truth. And the third is a
person who easily mistake or quickly concluded then he immediately preach to
others based on the false assumptions. The subject of this research is what and how
the real description in the interpretation of the verses of the Qur'an about the
information with analyzes the subject matter to give a certain concept of
information. The discussion is based on the references to verses of the Qur'an and
Hadiths that deal with the issues discussed. The purpose of this study is as follows;
First, to know clearly about the ethics that provide the information so that the
information submitted does not confuse the readers, listeners and viewers. Second,
is to know clearly about ethics in receiving information in order to give guarantee
of justice, balance and accuracy of the information.

Keywords: Etika, informasi, al-Quran

PENDAHULUAN setelah ia memperoleh pengetahuan


tentang sesuatu, maka segera
S alah satu dampak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ada-
lah terjadinya globalisasi kehidupan
kepuasannya disusul lagi dengan
kecendrungan untuk ingin lebih tahu
manusia. Globalisasi secara harfiah lagi. Begitulah seterusnya, hingga tak
dapat diartikan bahwa bangsa-bangsa sesaat pun ia sampai pada kepuasan
di dunia sudah berada dalam satu mutlak untuk menerima realitas yang
kehidupan yang tidak mungkin lagi dihadapinya sebagai titik terminasi
dibatasi dengan dinding-dinding yang yang mantap. Ketidakmungkinan
memisahkan kehidupan masing- untuk merasa mantap pada suatu
masing bangsa. Arus informasi yang status pengetahuan ini dapat
dahsyat berkat perangkat yang diterangkan dari berbagai sudut. Salah
dihasilkan teknologi memaksa setiap satu sebab yang paling dasar ialah
bangsa hidup dalam era globalisasi. bahwa apa yang menjelma kepada
Suatu ciri khas pada manusia itu manusia sebagai realitas alamiah
adalah bahwa ia selalu ingin tahu, dan ditanggapinya sebagai kenyataan
yang dwirupa, di satu pihak ia
Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 54
mengamati alamnya sebagai sesuatu menerima kabar dan segera me-
yang mepunyai aspek statis, akan nyampaikannya kepada orang lain
tetapi iapun mengamati terjadinya tanpa memeriksa kebenarannya. Dan
perubahan-perubahan, yang ketiga adalah orang yang mudah
perkembangan-perkembangan dan berburuk sangka atau cepat menyim-
lain sebagainya, yang menguatkan pulkan lalu ia segera mengabarkan
adanya aspek dinamis dari gejala- kepada orang lain berdasarkan
gejala alam itu sendiri. Aspek statis sangkaan yang salah tersebut.
dan dinamis itulah yang mendorong Kurangnya etika dalam
manusia untuk selalu ingin lebih tahu. menyampaikan informasi, seperti
(Koentjaraningrat, 1977 hal. 1) ketidak jujuran serta kebohongan
Saat ini umat Islam berada yang sering terjadi di kalangan
pada era informasi, di mana informasi khalayak, serta informasi yang
memegang peranan penting dalam disampaikan tersebut, penerimanya
aspek kehidupan. Siapa yang terlalu mudah dalam mempercayainya
menguasai informasi maka ia akan tanpa mempertimbangkan apakah
memiliki peluang lebih dibandingkan informasi tersebut benar atau salah.
yang tidak memiliki. Pemanfaatan Sebagaimana terungkap dalam al-
informasi yang optimal dapat qur’an surat An-Nur ayat 15:
memberikan ide yang innovatif untuk       
pengembangan (Sutarman, 2009) hal.
10).         
Peristiwa yang terjadi di dunia 
belahan Barat pada detik atau
beberapa menit setelah itu dapat
(ingatlah) di waktu kamu menerima
disaksikan di kamar tidur orang-orang
berita bohong itu dari mulut ke mulut
yang berada di benua belahan Timur.
dan kamu katakan dengan mulutmu
Demikian juga dengan peristiwa yang
apa yang tidak kamu ketahui sedikit
terjadi di benua belahan Timur dapat
juga, dan kamu menganggapnya
disaksikan saat ini oleh orang-orang
suatu yang ringan saja. Padahal dia
di belahan Barat.
pada sisi Allah adalah besar. (QS.
Sesungguhnya kehidupan
An-Nur 15)
masyarakat tidak lepas dari isu dan
kabar burung, ini disebabkan oleh Bagi umat Islam etika yang
adanya tiga jenis manusia: Pertama dijadikan dasar adalah nilai-nilai
adalah orang yang menggunakan isu moral yang terdapat dalam kitab suci
untuk merusak kehidupan masyarakat al-Qur`an dan Sunnah Rasul. Al-
Islam, yaitu dari kalangan orang- Qur`an sebagai wahyu telah
orang munafik dan non muslim. memberikan prinsip-prinsip dasar
Kedua adalah orang yang mudah yang melandasi etika informasi.

55 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


Ketaatan kepada nilai-nilai moral dan yang berhubungan dengan masalah
etika, merupakan suatu kewajiban, yang dibahas.
karena berasaskan tata nilai Islami. Semua data yang telah berhasil
Tanpa memperhatikan tata nilai Islam dihimpun, selanjutnya akan dilakukan
dalam menyampaikan informasi atau analisis dengan menggunakan metode
berita akan menebarkan kedustaan pendekatan tafsir al-maûdhû’îy
dan kebohongan di tengah masya- (tematik). Pendekatan melalui cara ini
rakat. memungkinkan pembahasan lebih
Untuk menelusuri konsep konfrehenesif, sesuai cara kerja tafsir
informasi dalam al-Qur’an, dapat al-maûdhû’îy. Dalam penerapan
ditelusuri melalui ungkapan-ungkap- metode ini ada beberapa langkah yang
an seperti al-wahy, khabar, naba’, harus ditempuh antara lain
baligh dan qaul yang mencerminkan diungkapkan oleh Farmawi berikut
suatu berita atau informasi. iniMemilih atau menetapkan masalah
yang akan dikaji secara tematik
METODE PENELITIAN 1. Memilih atau menetapkan masalah
yang akan dikaji secara tematik
Berdasarkan pokok perma-
2. Menghimpun ayat-ayat yang
salahan yang diangkat, maka jenis
berkenaan dengan judul tersebut
penelitian ini bercorak kepustakaan
sesuai dengan kronologi urutan
(library research) yaitu suatu jenis
turunnya serta klasifikasi menurut
penelitian yang membatasi kegiat-
Makkiyah dan Madaniyah
annya hanya pada bahan-bahan
3. Menelusuri latar belakang
koleksi perpustakaan dan studi
turunnya ayat (Asbab an-Nuzul),
dokumen saja tanpa melakukan
jika ayat tersebut memiliki Sabab
penelitian lapangan (field research),
Nuzul.
dengan mengunakan metode analisis
4. Meneliti dengan cermat semua
deskriptif sesuai dengan masalah
kata atau kalimat yang ada dalam
yang diteliti. ( Mestika Zed, 2004,
ayat tersebut, sehingga dapat
hal. 56-57)
mengkaji munasabah ayat satu
Sesuai dengan tujuan pene-
dengan yang lain.
litian, maka yang menjadi sumber
5. Mengkaji pemahaman ayat dari
data utama ialah al-Qurán, dan setiap
pemahaman-pemahaman para
buku yang berkaitan dengan etika
mufassir
informasi. Karena pembahasan terkait
6. Melengkapi pembahasan dengan
dengan nilai-nilai Islam yang terdapat
uraian hadits
dalam al-Qur’an, maka referensi
7. Pengkajian secara tuntas dan
utama yang akan dipakai meliputi
seksama dengan menggunakan
berbagai kitab tafsir, di samping itu
penalaran yang objektif melalui
juga menggunakan kitab al-Hadits
kaidah-kaidah tafsir yang mu’tabar

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 56


(Abd al-Hayy al-Farmawiy,1996. tanggungjawab etis dapat tumbuh dari
hal. 45-46 ) sebuah status atau posisi yang telah
diperoleh atau telah disepakati lewat
SISTEM INFORMASI komitmen yang telah dibuat. Suatu
informasi atau berita yang dibawa
1. Pengertian Informasi harus dapat dipertanggungjawabkan
Dalam Kamus Besar Bahasa pada setiap individu atau kelompok
Indonesia informasi memiliki tiga lain, juga dapat
pengertian yaitu,pertama; pene- dipertanggungjawabkan ketika dinilai
rangan, kedua; pemberitahuan atau menurut standar yang disepakati
berita tentang sesuatu, ketiga; ling menurut hati nurani kita sendiri.
keseluruhan makna menunjang Sebab bila suatu berita atau informasi
amanat yang terlihat di bagian-bagian yang dibawa kalau tidak dapat
amanat itu.( Tim Penyusun Kamus dipertanggungjawabkan akan
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa membahayakan bagi setiap individu
Indonesia, 2002, hal.432 ). atau kelompok yang menerima
Informasi bisa jadi hanya informasi tersebut.
berupa kesan pikiran seseorang atau b. Pesan /Informasi
mungkin juga data yang tersusun rapi
Pesan adalah keseluruhan dari
dan telah diolah. Dilihat dari
apa yang disampaikan oleh
pelahirannya, informasi adalah suatu
komunikator. Pesan ini mempunyai
rekaman fenomena yang diamati, atau
inti pesan yang sebenarnya menjadi
bisa juga berupa keputusan yang
pengarah di dalam usaha mencoba
dibuat.( Prio Subekti, 2010 hal. 1)
mengubah sikap dan tingkah laku
Wahyudi Kumorotomo dan
komunikan. Berbicara tentang pesan
Subando Agus Margono men-
tidak bisa dipisahkan dengan fungsi
defenisikan informasi yaitu, data yang
pesan sebagai stimulus yang bakal
telah disusun sedemikian rupa
direspon oleh komunikan. Pesan
sehingga bermakna dan bermanfaat
merupakan susunan yang
karena dapat dikomunikasikan kepada
melambangkan suatu objek, peristiwa
seseorang yang akan meng-
atau kejadian atau konsep tertentu.
gunakannya untuk membuat
Pada umumnya pesan disusun
keputusan.( Wahyudi Kumorotomo &
berdasarkan data atau informasi.
Subando Agus Margono,1994 hal.11)
Menurut Keraf (1982) yang dimaksud
2. Unsur-unsur dalam Proses dengan data atau informasi adalah
Informasi bahan atau keterangan. Starter (1994)
sebagaimana yang dikutip oleh Alo
a. Pemberi Informasi
Liliweri menyebutkan. Informasi
Sebagai penulis, penyiar dan adalah kegiatan pengumpulan dan
pemberi berita atau informasi, pegolahan data sehingga data dapat

57 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


menghasilkan pengetahuan dan Pesan yang disampaikan harus
keterangan yang baru. ( Alo Liliweri, tepat, pesan yang mengena sasaran
, 1997 hal. 24) harus memenuhi syarat-syarat sebagai
Informasi merupakan salah berikut:
satu unsur dalam proses komunikasi, a. Umum
yang sering disebut dengan pesan. Yaitu, pesan yang berisikan hal-
Dalam proses komunikasi, pihak yang hal yang umum dipahami oleh
diajak berkomunikasi akan lebih audience atau komunikasi, bukan
mempercayai pesan-pesan yang jujur, cuman soal-soal yang cuma
apa adanya sesuai dengan fakta.Pesan berarti dipahami oleh seseorang
terdiri dari tiga bentuk, yaitu atau kelompok tertentu
informatif, persuasif dan koersif. b. Jelas dan gamblang
1) Informatif Sebuah pesan atau informasi
Bersifat memberikan keterangan- harus jelas dan gamblang, tidak
keterangan atau fakta-fakta, samar-samar. Jika mengambil
kemudian komunikan mengambil perumpamaan hendaklah
keputusan. Dalam situasi tertentu perumpamaan yang jelas agar
pesan informatif lebih berhasil pesan-pesan tersebut jelas dan
dari pada persuasif. tidak dikeragui
2) Persuasif c. Bahasa yang jelas
Berisikan bujukan, yaitu Suatu pesan hendaklah
membangkitkan pengertian dan mengunakan bahasa yang jelas
kesadaran manusia bahwa apa tidak berbelit-belit. Sejauh
yang kita sampaikan akan mungkin hindarilah menggunakan
memberikan perubahan sikap, istilah-istilah yang tidak dipahami
tetapi berubahnya adalah atas oleh audience atau khalayak.
kehendak sendiri bukan dipaksa, d. Positif
perubahan tersebut atas kesadaran Secara kodrati manusia selalu
sendiri. tidak ingin mendengar dan
3) Koersif melihat hal-hal yang tidak
Penyampaian pesan yang bersifat menyenangkan dirinya. Oleh
memaksa dengan menggunakan karena itu setiap pesan agar
sanksi-sanksi apabila tidak disampaikan dalam bentuk positif
dilaksanakan.(http://elearning. e. Seimbang
gunadarma. ac.id/docmodul/ Pesan yang disampaikan
komunikasi_bisnis/bab4- hendaklah tidak bersifat ekstrim
unsur_unsur_ komunikasi.pdf dan selalu menetang baik dan
diakses pada hari kamis 30 Mei buruk karena hal ini cendrung
2013 jam 15. 30 WIB) ditolak atau tidak diterima oleh
komunikan.

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 58


3. Penerima Informasi buku memang untuk menampung
Karakter umum masyarakat sejumlah informasi.
kita sangat mudah percaya, tapi
5. Tujuan Informasi
gampang pula tak percaya. Mereka
yang fanatik dengan capres tertentu, Tujuan utama dari sebuah
misalnya, tak kan percaya dengan informasi adalah untuk mendapatkan
berita negatif tentang sang calon hasil yang lebih baik dan konsisten
tersebut. Sebaliknya, ketika seseorang dari aspek-aspek kegiatan.
mendengar kabar perihal keburukan Peningkatan produktivitas sebagai
kandidat yang tak disukainya, dia akibat dari adanya informasi yang
langsung percaya. Betapa bahayanya valid dan mutakhir, juga merupakan
jika kita sangat mudah percaya dan tujuan dari informasi.
gampang pula tak percaya pada satu Dilihat secara lebih jauh,
berita terutama yang belum jelas kegunaan informasi, dapat
kebenarannya tanpa melakukan berkembang sesuai dengan bidang
tabayyun (cek and ricek) terlebih garapan yang disentuhnya. Namun
dahulu. setidaknya sebagai data dan fakta
yang sanggup membuktikan adanya
4. Sumber Informasi suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-
Sebenarnya sumber informasi hal yang sebelumnya masih
ada di mana-mana di pasar, di meragukan, sebagai prediksi untuk
sekolah, di lembaga-lembaga suatu peristiwa-peristiwa yang mungkin
akan terjadi di masa yang akan
organisasi, buku, majalah, surat kabar
pokoknya di mana suatu benda atau datang. Tidak terbatas pada salah satu
peristiwa berada, di sana bisa timbul bidang atau aspek saja, akan tetapi
informasi. Diibaratkan bahwa menyeluruh, hanya bobot dan
informasi itu ialah isi sedangkan manfaatnya saja yang berbeda karena
sumber informasi ialah wadah dari isi disesuaikan dengan kondisi yang
tersebut, dan pusat sumber informasi membutuhkan.(Priyo Subekti 2010
merupakan tempat dikelola dan hal. 11)
terkumpulnya sumber informasi atau Khusus bagi umat Islam
wadah tadi. Kalau isi suatu buku ialah kehadiran aneka macam media
informasinya, maka yang disebut informasi massa dapat dimanfaatkan
dengan sumber informasi yaitu buku sebagai sarana untuk meningkatkan
itu sendiri yang bertugas sebagai iman dan taqwa di samping lebih
penyimpan atau penampung meningkatkan kualitas ilmu
informasi, sedangkan pusat sumber pengetahuan dan teknologi.
informasi dapat bermakna tempat Term-Term Al-Qur`An
berkumpulnya buku atau sumber Tentang Informasi Untuk menelusuri
informasi tadi. Dalam hal ini fungsi term-term informasi dalam al-Qur`an

59 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


dapat dilihat melalui ungkapan- beberapa makna. Makna-makna
ungkapan, seperti al-wahy (‫)الوحي‬, tersebut sebagian besar terekam di
Khabar (‫ )خبر‬an-Naba’ (‫)النبأ‬Balâgh dalam al-Qur’an, seperti balagh yang
( ‫) بالغ‬,Qaul (‫)قول‬Qul ( ‫قل‬ bermakna at-tabgligh atau al-ishal
)kalam,(‫)كلم‬dan hadits (‫)حديث‬. (‫ اإلصا ل‬-‫ )التبليغ‬yang berarti
A. Al-Wahy (‫)الوحي‬ manyampaikan dan al-kifayah (‫)الكفا ية‬
Kata al-Wahy (‫)الوحي‬ yang berarti cukup, bayanun yudzali
mempunyai dua pengertian yaitu, ghardin minal aghradh ( ‫بيا ن يذاع‬
isyarat dan cepat. Al-Wahy berarti ‫)لغرض من االعراض‬yang berarti
memberi isyarat atau memberitahukan penjelasan yang disampaikan untuk
sesuatu rahasia dengan cepat. ( mencapai suatu tujuan, sinnul bulugh
Ahmad Warson al-Munawwir,1984 (‫ )سن البلوغ‬yang berarti masa baligh.
hal. 1649) E. Qaul (‫)قول‬
B. Khabar (‫)خبر‬ Kata qaul memiliki infleksi
Kata akhbara terbanyak dalam al-Qur’an, yang
(‫)أخبار‬merupakan bentuk jamak dari dipakai sebagai kata paling umum
kata khabara (‫ )خبر‬yang berarti berita, untuk komunikasi antara Tuhan dan
kabar, cerita, atau informasi. Dalam makhluk dan antara makhluk dengan
al-Qur`an terdapat kata al-khabir makhluk yang lain untuk saling
(‫ )الخبير‬terambil dari akar kata berbagi informasi.
khabara (‫)خبر‬. Kata yang dirangkai F. Kalam(‫)كلم‬
oleh huruf-huruf khâ, bâ dan râ, ini Kata kalam secara bahasa
berkisar maknanya pada dua hal, berarti, berkata-kata, berbicara
yaitu pengetahuan dan kelemah tentang suatu pokok persoalan, dan
lembutan bercakap-cakap8. Kata kalama serta
C. An-Naba’( ‫) النبأ‬ lima bentuk invesi (taqlibatnya) yaitu
Kata an-naba’ ( ‫) النبأ‬terdiri kalama, kamala, lakama, makala dan
dari huruf-huruf nun, bâ dan hamzah ( malaka, menunjukkan arti kuat dan
‫)أ ن ب‬, yang berarti naik, tinggi, dan keras (qawwah wa syiddah).
berpindah dari satu tempat ke tempat G. Hadits (‫)حديث‬
yang lain. An-naba’ ( ‫ ) النبأ‬juga berarti Kata hadis jamaknya hidas
bersuara pelan dan samar, artinya “hal yang baru, perkara baru
selanjutnya an-naba’ juga diartikan atau peristiwa baru yang berlawanan
sebagai berita penting atau ketarangan dengan kebiasaan masyarakat dan
D. Balâgh( ‫) بالغ‬ dalam istilah teknisnya “tidak
Kata Balagh adalah bentuk dikenal” atau menyalahi sunnah.
mashdar dari kata balagha-yablughu- Adapun hadis jamaknya ahadis
balâghan (‫ بَلغا‬- ‫ يبلغ‬- ‫ ) بلغ‬yang artinya ucapan, pembicaraan, laporan,
berarti menyampaikan. Menurut narasi, dan gosip.
bahasa, kata balagh mempunyai

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 60


H. Risalah (‫)رسلة‬ 2. Berlaku Adil
Kata rasala, apabila dirujuk
Menyampaikan berita yang
kepada al-Qur`an memiliki berbagai
bersumber dari berbagai pihak yang
macam infleksi seperti, arsala,
mempunyai kepentingan, penilaian
arsalat, arsalna, yarsilu, nursilu,
atau sudut pandang masing-masing
arsil, ursila,ursiltu, ursiltum, ursilna,
terhadap suatu kasus berdasarkan
ursilu, arsalu, arsaltum, arsalna,
prinsip keseimbangan dan adil. Kata
mursal, mursalun, mursalin dan
al-adl dalam istilah Islam berarti
mursalat. Rasul dalam al-Qur`an
memberikan sesuatu yang menjadi
adalah manusia yang dipilih Allah
hak seseorang atau mengambil
untuk menyampaikan pesan dan
sesuatu dari seseorang yang menjadi
risalah-Nya kepada manusia. Oleh
kewajibannya. Adil juga berarti sama
sebab itu al-Qur`an mengistimewakan
dan seimbang dalam memberi balasan
pengertian rasul dan menjadikannya
seperti qishas atau sama dalam
sesuatu yang berkaitan erat dengan
menimbang atau mengitung. (
utusan Allah yang bertugas
Muhammad Fuad Abdul Baqiy,1992
menyampaikan huukum dan syari’at
hal. 336)
agama.
3. Keakuratan Informasi
KONSEP AL-QUR`AN TENTANG Selain dari sifat adil yang
INFORMASI harus dimiliki oleh seseorang dalam
menyampaikan informasi, keakuratan
A. Etika Pemberi Informasi dalam informasi juga harus diperhatikan.
Al-Qur`An Sebab bila informasi yang
1. Jujur disampaikan tidak akurat tidak sesuai
dengan data dan fakta, ini akan
Aspek kejujuran dalam
menyebabkan para pembaca,
menyampaikan informasi merupakan
penerima informasi mengalami
etika yang didasarkan kepada data
kesalahan. Keakuratan informasi
dan fakta. Dalam mencari,
dapat dilihat sejauh mana informasi
mengumpulkan dan mengolah berita
tersebut telah diteliti. Kesalahan yang
seseorang dituntut untuk berlaku
ditimbulkan oleh kesesatan informasi
jujur. Tidak mendustakan informasi
tentu akan menimbulkan bahaya yang
yang didapat untuk disiarkan
besar serta kerugian yang diterima
terhadap khalayak. Fakta yang
oleh masyarakat banyak. Untuk
ditemui tidak diputar balikkan, Dalam
mencapai ketepatan data dan fakta
al-Qur`an tugas tugas menyampaikan
sebagai bahan informasi yang akan
kebenaran adalah merupakan perintah
disampaikan kepada masyarakat
yang wajib dilaksanakan oleh setiap
diperlukan penelitian yang seksama.
individu melalui kerja sendiri-sendiri
secara berkelompok atau organisasi.

61 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


Dalam praktek jurnalistik yaitu, sesuatu yang bisa melalaikan
berlaku prinsip check and richeck, seseorang dari pekerjaan penting, dan
yakni suatu pekerjaan meneliti ulang al-ifk (‫ )االفك‬yang berarti mengada-
data dan informasi apakah sudah pasti ada, berpaling dan menyulap. ( Abi
kebenarannya bisa dipertanggung- Su’ud Bin Muhammad Al-‘Imadi Al-
jawabkan atau tidak. Pengujian Hanafiy, t.th hal. 373)
kebenaran informasi tersebut tidak Istilah lahw al-hadits dan al-
hanya satu orang jika perlu kepada ifk dapat diterjemahkan dengan
beberapa orang. Dapat dikatakan kebohongan, berita palsu atau gosip.
bahwa dalam situasi argumentatif Seperti firman Allah dalam al-Qur`an
atau persuasif, komunikator dapat surat An- Nur ayat 15-16:
memiliki tanggungjawab etis untuk       
memeriksa ketepatan bukti dan
penalaran yang diajukan sebelum         
ditampilkan pada orang lain,
persiapan yang buruk bukan alasan         
yang dapat diterima untuk
mengurangi ketajaman penilaian etis       
kita. (15) (ingatlah) di waktu kamu
4. Tidak Menyebarkan Berita menerima berita bohong itu dari
Bohong mulut ke mulut dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak
Tidak semua berita yang kita
kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
terima boleh kita sebarkan, karena
sumber berita ada kalanya dari orang menganggapnya suatu yang ringan
saja. Padahal dia pada sisi Allah
fasik, orang dengki, pemfitnah
adalah besar.(16) Dan mengapa
bahkan dari orang kafir. Menulis dan
kamu tidak berkata, diwaktu
melaporkan berita hendaknya
mendengar berita bohong itu:
dilakukan dengan jujur, tidak
"Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita
memutar balikkan fakta yang ada.
memperkatakan ini, Maha suci
Dalam istilah lain adalah informasi
Engkau (ya Tuhan kami), ini adalah
yang teruji kebenarannya dan
Dusta yang besar.(QS. An- Nur 15-
orangnya terpercaya atau dapat diakui
16)
integritas dan kredibilitasnya.( Mafri
Amir, , 1999 hal. 66).
B. Etika Penerima Informasi
Dengan dasar ketika seseorang Dalam al-Qur`an
yang akan menyampaikan informasi
dalam pandangan al-Qur`an tidak Kerukunan umat sangat
akan menyiarkan atau menulis tergantung dari adanya kejelasan
informasi secara dusta atau dengan informasi. Maka jika ada informasi
istilah lahw al-hadits (‫)لهو الحد يث‬ yang tidak jelas harus segera

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 62


diluruskan. Bisa jadi nanti terjadi menyesal atas perbuatanmu itu. (QS.
permusuhan atau bahkan perpecahan Al-Hujurat: 6)
karena dipicu kesalahpahaman atau Ayat tersebut turun
informasi yang tidak benar. Jadi, mengingatkan Nabi supaya ekstra
untuk menjaga semua itu agar hati-hati menerima informasi dari
terkendali, kita harus memperhatikan seseorang sebelum mengambil
etika dalam menerima informasi yang keputusan, sebab akibat yang
datang dari berbagai sumber, diantara ditimbulkan dari informasi yang tidak
etika dalam menerima informasi di jelas tersebut akan menimbulkan
antaranya; kekeliruan dan penyesalan. Tabayyun
terhadap sebuah berita bukan hanya
1. Tabayyun
ditujukan kepada orang yang fasik
Perlu dimaklumi bahwa berita saja, sekalipun orang fasik lebih
yang kita dengar dan kita baca tidak diutamakan karena terkait dengan
mesti semuanya benar. Terlebih lagi kefasikannya, akan tetapi kepada
kita hidup pada zaman yang banyak mukmin yang tsiqoh pun sebaiknya
terjadi fitnah, hasud, ambisi juga perlu tabayyun, karena
kedudukan, bohong atas nama ulama, bagaimana pun juga manusia bisa
baik itu dilakukan melalui internet, lupa dan salah.
koran, majalah maupun media masa Jadi, Sikap yang benar yang
lainnya. Berita ini bukan hanya harus dilakukan agar kita tidak
merusak kehormatan manusia, akan terpancing oleh berita fitnah, maka
tetapi merusak ajaran Islam dan perlu diperhatikan bahwa tidak semua
pemeluknya. Islam telah mengajarkan berita harus kita dengar dan kita baca,
kepada kita tentang sikap dalam khususnya berita yang membahas aib
menerima informasi melalui dan membahayakan pikiran. Tidak
beberapa ayat yang terdapat dalam al- terburu-buru dalam menanggapi
Qur`an seperti QS. Al-Hujurat ayat 6 berita, akan tetapi diperlukan
         tabayyun dan pelan-pelan dalam
menelusurinya.
      
2. Waspada terhadap berita yang
 
disebarkan oleh pihak yang
berprasangka buruk.
“Hai orang-orang yang beriman,
Selain dari sikap tabayyun,
jika datang kepadamu orang Fasik
kita juga harus waspada terhadap
membawa suatu berita, Maka
informasi yang disebarkan oleh pihak
periksalah dengan teliti agar kamu
yang berburuk sangka.Berburuk
tidak menimpakan suatu musibah
sangka kepada orang lain tidak hanya
kepada suatu kaum tanpa mengetahui
berakibat pada penilaian dosa dan
keadaannya yang menyebabkan kamu
dusta yang besar, tapi juga akan

63 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


mengakibatkan munculnya sifat-sifat kita mestilah selalu untuk berbaik
buruk lainnya yang sangat berbahaya, sangka. Tidak terlalu mudah
baik dalam perkembangan pribadi dipengaruhi oleh informasi yang
maupun hubungannya dengan orang datang. Seperti halnya dengan berita
lain. Setiap ada berita atau informasi tentang istri Rasulullah SAW yaitu
yang kita tidak jelas atau kurang Aisyah. Sebagaimana di jelaskan
paham maksudnya atau simpang-siur, dalam firman Allah surat an-Nur 11.
kita bisa langsung minta penjelasan.         
Dalam hal ini agar kita tidak
langsung berprasangka buruk            
terhadap informasi yang belum jelas
kebenarannya, Allah melarang         
melalui firmannya.
  
       

         Sesungguhnya orang-orang yang
membawa berita bohong itu adalah
       
dari golongan kamu juga. janganlah
kamu kira bahwa berita bohong itu
         
buruk bagi kamu bahkan ia adalah
 baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang
dari mereka mendapat Balasan dari
Hai orang-orang yang beriman, dosa yang dikerjakannya. dan siapa
jauhilah kebanyakan purba-sangka di antara mereka yang mengambil
(kecurigaan), karena sebagian dari bahagian yang terbesar dalam
purba-sangka itu dosa. dan janganlah penyiaran berita bohong itu baginya
mencari-cari keburukan orang dan azab yang besar (QS. An-Nur 11)
janganlah menggunjingkan satu sama Berita bohong ini mengenai
lain. Adakah seorang diantara kamu istri Rasulullah s.a.w. 'Aisyah r.a.
yang suka memakan daging Ummul Mu'minin, sehabis perang
saudaranya yang sudah mati? Maka dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban
tentulah kamu merasa jijik 5 H. Perperangan ini diikuti oleh
kepadanya. dan bertakwalah kepada kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah
Allah. Sesungguhnya Allah Maha dengan Nabi berdasarkan undian yang
Penerima taubat lagi Maha diadakan antara istri-istri beliau.
Penyayang. (QS. Al-Hujurat 12) dalam perjalanan mereka kembali dari
peperangan, mereka berhenti pada
Jadi sikap kita dalam suatu tempat. 'Aisyah keluar dari
menerima informasi yang disebarkan sekedupnya untuk suatu keperluan,
oleh orang yang berprasangka buruk, kemudian kembali. tiba-tiba Dia

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 64


merasa kalungnya hilang, lalu Dia 3. Menjauhi berita yang
pergi lagi mencarinya. Sementara itu, bersumber dari peng-ghibah
rombongan berangkat dengan
Ghibah adalah menceritakan
persangkaan bahwa 'Aisyah masih
seseorang dengan sesuatu yang tidak
ada dalam sekedup. setelah 'Aisyah
disukainya sehingga ia merupakan
mengetahui, sekedupnya sudah
sifat yang tercela dan dilarang oleh
berangkat Dia duduk di tempatnya
agama berdasarkan al-Qur’an dan
dan mengaharapkan sekedup itu akan
hadis Nabi karena mengandung
kembali menjemputnya. Kebetulan,
bahaya besar, baik individu maupun
lewat ditempat itu seorang sahabat
masyarakat. Di antara dampak negatif
Nabi, Shafwan Ibnu Mu'aththal,
ghibah pada individu adalah melukai
diketemukannya seseorang sedang
hati seseorang sehingga dapat
tidur sendirian dan Dia terkejut seraya
menimbulkan permusuhan. Sementara
mengucapkan: "Inna lillahi wa inna
dampak negatifnya untuk masyarakat
ilaihi raji'un, isteri Rasul!" 'Aisyah
adalah mengacaukan hubungan
terbangun. lalu Dia dipersilahkan oleh
kekeluargaan, persaudaraan dan
Shafwan mengendarai untanya.
kemasyarakatan serta menimbulkan
Syafwan berjalan menuntun unta
saling curiga-mencurigai. Seperti
sampai mereka tiba di Madinah.
yang tertera dalam hadits nabi yang
orang-orang yang melihat mereka
diriwayatkan oleh Mu’wiyah bahwa
membicarakannya menurut Pendapat
Nabi Saw bersabda:
masing-masing. mulailah timbul
desas-desus. kemudian kaum munafik ‫ي َواب ُْن‬ َّ ‫سى ب ُْن ُم َح َّم ٍد‬
ُّ ‫الر ْم ِل‬ َ ‫َحدَّثَنَا ِعي‬
membesar- besarkannya, Maka ‫ي‬ ُّ ‫ظهُ قَ َاال َحدَّثَنَا ْال ِف ْريَا ِب‬ ُ ‫ع ْوفٍ َو َهذَا لَ ْف‬ َ
fitnahan atas 'Aisyah r.a. itupun
bertambah luas, sehingga
‫ع ْن َرا ِش ِد ب ِْن‬ َ ‫ع ْن ث َ ْو ٍر‬ َ َ‫س ْفيَان‬ ُ ‫ع ْن‬ َ
menimbulkan kegoncangan di َّ ‫سو َل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ َ‫ع ْن ُمعَا ِويَةَ قَال‬ َ ‫س ْع ٍد‬َ
kalangan kaum muslimin.( al-Qur`an ‫سلَّ َم يَقُو ُل إِنَّكَ ِإ ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ
dan Tafsirnya Departemen Agama RI
Jilid 6 hal. 574-575)
‫سدْت َ ُه ْم أ َ ْو‬ َ ‫اس أ َ ْف‬ِ َّ‫ت الن‬ ِ ‫ع ْو َرا‬ َ َ‫اتَّبَ ْعت‬
Kalau sekiranya orang-orang ‫ِكدْتَ أ َ ْن ت ُ ْف ِسدَهُ ْم‬
yang mendengarkan purbasangka
tentang Aisyah ini bertanya langsung Telah mengabarkan kepada kami Isa
kepada Shafwan Ibnu Mu'aththal, ibn Muhammad ar-Ramliy dan Ibn
tentunya tidak akan terjadi gosip yang Auf dan ini lafanya, berkata firyabiy
menyebabkan rusaknya rumah tangga dari Sufyan dari Tsauri dari Rasyid
Rasulullah. Kita harus mewaspadai ibn Said dari Mu’awiyah telah
orang-orang yang suka berbohong, berkata aku mendengar Rasulullah
dusta dan mengadu domba dengan saw bersabda: “Sesungguhnya jika
menyebarkan berita bohong. kamu mencari-cari aib orang lain,

65 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


berarti kamu telak merusak mereka Jadi, dalam menanggapi
atau hampir-hampir merusak mereka semua informasi yang datang dari
(Sulaiman ibn al-Asy'ats al-Sijistani seorang yang suka bergunjing
al-Azdi Abu Daud,, Sunan Abi Daud, hendaklah kita berusaha untuk
t.th Juz IV Kitab Adab, Bab Ghibah mencegahnya atau menjauhi tempat
hal. 269) orang yang suka mengumbar berita
Pada hadits tersebut terdapat tentang aib seseorang.
larangan Rasulullah tentang mencari-
cari aib orang lain. Dalam buku KESIMPULAN
“Halal Haram Dalam Islam” oleh
Hasil penelitian ini
Yusuf Qardhawi disebutkan
mengungkapkan beberapa
bahwasanya nabi mengkategorikan
permasalahan. Pertama, Etika dalam
orang yang suka mencari aib orang
memberikan informasi, seseorang
lain itu sebagai perbuatan orang
dituntut untuk berlaku jujur dan
munafik yang berkata “kami beriman
benar. Aspek kejujuran dan kebenaran
dengan lisan kami akan tetapi hati
dalam menyampaikan informasi
kami tidak beriman” dan mengatakan
merupakan etika yang didasarkan
dengan mereka dengan kata-kata yang
kepada data dan fakta yang akurat.
pedas di hadapan sekumpulan orang.(
Dalam menyampaikan informasi
Yusuf Qadhawi, 2003) hal. 439).
harus mempertimbangkan layak atau
Dengan melihat pemaknaan
tidaknya informasi tersebut untuk
tekstual dan kondisi sosio-historis
disiarkan. Semua berita boleh kita
munculnya ayat dan hadis-hadis
dengar tapi tidak semua berita boleh
tentang gîbah, dapat ditarik
disebarkan.
kesimpulan bahwa gîbah adalah
Kedua,etika dalam menyikapi
perbuatan membicarakan keburukan
informasi baik melalui media
atau aib orang lain sehingga tidak
(televisi, radio, surat kabar),
layak untuk dilakukan.
seseorang hendaknya selalu ekstra
Dalam hadits nabi yang
hati-hati dalam menerima informasi
menyatakan tentang ghibah ada dua
tersebut sebelum jelas kebenarannya,
hal yang sangat urgen yaitu
tidak terburu-buru dalam menanggapi
“menceritakan aib” dan “benci jika ia
berita tersebut, akan tetapi diperlukan
mengetahui” maka dari dua kalimat
sikap tabayyun atau kehati-hatian
inti tersebut dapat kita simpulkan
dalam menelusurinya. Informasi yang
bahwa yang ternasuk ghibah adalah
akurat hanya bisa didapatkan apabila
yang membuka aib orang lain dan jika
seseorang melakukan penelitian
ia mengetahui maka ia tidak suka dan
dengan cermat terhadap informasi dan
akibatnya akan mendatangkan
data yang ditemui di
permusuhan, kemarahan, dan bahkan
lapangan.Ketaatan kepada nilai-nilai
bisa pembunuhan.
moral dan etika, merupakan suatu

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 66


kewajiban, karena berasaskan tata Kumorotomo, Wahyudi & Subando
nilai Islami. Tanpa memperhatikan Agus Margono, Sistem
tata nilai Islam dalam menyampaikan Informasi Manajemen Dalam
Organisasi-Organisasi Publik,
dan menerima informasi akan Yongyakarta: Gajah Mada
menebarkan kedustaan dan Unifersity Press, 1994
kebohongan di tengah masyarakat.
Koentjaraningrat, Metode-Metode
Pengujian kebenaran informasi Penelitian Masyarakat, Jakarta:
tersebut tidak hanya cukup satu PT. Gramedia, 1977
orang, jika perlu kepada beberapa al-Munawwir, Ahmad Warson,
orang dengan melakukan cross Kamus al-Munawwir,
checking (cek silang). Selain harus (Yokyakarta: Pustaka Progesif
bersikap tabayyun dalam menerima 1984) hal. 1649
informasi, seseorang harus waspada Liliweri, Alo, Komunikasi Antar
terhada informasi yang disebarkan Pribadi, Bandung: Citra Aditya
oleh orang yang berburuk sangka dan Bakti, 1997 Cet. Ke- II
orang yang suka menebarkan aib Qadhawi, Yusuf, Halal Haram Dalam
seseorang (ghibah). Islam, Penerjemah Wahid
Ahmadi, Judul Asli Al-
Halal Wal Haram Fil Islam,
DAFTAR PUSTAKA Surakarta: Era Intermedia, 003
Amir, Mafri, Etika Komunikasi al-Qur`an dan Tafsirnya Departemen
Massa Dalam Pandangan Islam, Agama RI Jilid 6
Jakarta: Logos, 1999
Subekti, Prio, Teori dan Praktik
Baqiy, Muhammad Fuad Abdul, Al- Penelusuran Informasi
Mu’jam Al-Mufahras Li Al- (Information Retrival), Jakarta:
Fadzil Al-Qur’an Al- Kencana, 2010
Karim, Dâr al-Fikr, t.th, 1992
Sutarman, Pengantar Teknologi
Daud, Sulaiman ibn al-Asy'ats al- Informasi Jakarta: Bumi
Sijistani al-Azdi Abu,, Sunan Aksara, 2009
Abi Daud, (Beirut: Dâr al-
Fikr,t.th) Juz IV Kitab Adab, Shihab, M. Qurais, Tafsir al-Qur`an
Bab Ghibah Dengan Metode Maûdhû’îy
dalam Beberapa Aspek
al-Farmawiy, Abd al-Hayy . Metode Ilmiyah Tentang al-Qur`an,
Tafsir Maûdhû’îy, Suatu Jakarta: Perguruan al-Qur`an,
Pengantar, (terj) Jamrah, 1986
Suryan A., judul asli: al-Bidayah fi al- Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
Tafsir al- Maûdhû’îy Jakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia,
: Rajawali Press, 1996 Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Al-Hanafiy, Abi Su’ud Bin Zed, Mestika, Metode Penelitian
Muhammad Al-‘Imadi, Tafsir Kepustakaan, Jakarta: Yayasan
Abi Su’ud Riyadh: al- Obor Indonesia, 2004
Haditsah, t.th

67 Jurnal Al-Fuad, Vol.I, No. 1, Juli-Desember 2017


http://elearning. gunadarma. unsur komunikasi.pdf diakses
ac.id/docmodul/ pada hari kamis 30 Mei 2013
komunikasi_bisnis/bab4 unsur- jam 15. 30 WIB

Etika Informasi Dalam Perspektif Al-Qur’an | 68

You might also like