Professional Documents
Culture Documents
Akurasi Kode Diagnosis Chronic Kidney Disease Berdasarkan Icd-10 Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Sayidiman Magetan
Akurasi Kode Diagnosis Chronic Kidney Disease Berdasarkan Icd-10 Pasien Rawat Inap Di Rsud Dr. Sayidiman Magetan
ABSTRACT
Accuracy is the establishment of appropriate disease code, complete and in accordance with ICD-10. Based on the
preliminary survey that researchers do, there are 6 document accurate patient medical records or 40% and 9 inaccurate
documents or records as much as 60% of the 15 documents. This is due to an error coding combination with hyperten-
sion diagnosis and coding of previous disease history. The purpose of this study to determine the accuracy of diagnosis
codes Chronic Kidney Disease patients hospitalized in dr. Sayidiman Magetan. This type of research is descriptive and
retrospective approach. The population in this study is a document medical records of hospitalized patients of Chronic
Kidney Disease number 154 2015. The sampling technique systematic sampling, with a sample of 51 documents. The re-
search instrument used observation and interview guides. Collecting data through observation and interviews. Data pro-
cessing techniques, namely the collection, editing, classification, tabulation, narrative. Data analysis using descriptive.
The results showed that the document is accurate as many as 21 documents (41,18%) and is not accurate as many as 30
documents (58,82%). Inaccuracies due to coding errors combined with a diagnosis of Hypertension, regular HD post
code, using memory and sometimes open the ICD-10 volume 3. Conclusions from this research is the use of memory en-
coding/rote, sometimes opening the ICD-10 volumes 3 and did not open the ICD-10 volumes of research 1. Suggestions
are preferably reform Procedure and officers must consider the supporting information.
ABSTRAK
Akurasi adalah penetapan kode penyakit yang tepat, lengkap dan sesuai dengan ICD-10. Berdasarkan survey pendahu-
luan yang peneliti lakukan terdapat 6 dokumen rekam medis pasien yang akurat atau 40% dan tidak akurat 9 dokumen
rekam medis atau sebanyak 60% dari 15 dokumen. Hal ini disebabkan adanya kesalahan pengodean kombinasi dengan
diagnosis Hypertensi dan pengodean dari riwayat penyakit terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui akurasi
kode diagnosis Chronic Kidney Disease pasien rawat inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan.Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien rawat inap
Chronic Kidney Disease sejumlah 154 tahun 2015. Teknik pengambilan sampel sampling sistematis, dengan sampel 51
dokumen. Instrumen penelitian menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Cara pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Teknik pengolahan data yaitu pengumpulan, edit, klasifikasi, tabulasi, narasi.
Analisis data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumen akurat sebanyak 21 dokumen
(41,18 %) dan tidak akurat sebanyak 30 dokumen (58,82 %). Ketidakakuratan disebabkan karena kesalahan pengo- dean
kombinasi dengan diagnosis Hypertensi, kode post HD rutin, menggunakan ingatan dan terkadang membuka ICD-
10 volume 3. Simpulan dari penelitian ini adalah pengodean menggunakan ingatan/hafalan, terkadang membuka
METODE
Chronic Kidney Disease adalah kerusakan ginjal progesif
yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta
yaitu menggambarkan dan memaparkan akurasi kode
if.komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
diagnosisChronic Kidney Disease pada dokumen
transplantasi ginjal). Gangguan gagal ginjal terjadi akibat
rekam medis pasien rawat inap. Rancangan penelitian
penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi sebagai
yang digunakan dengan pendekatan retrospektif yaitu
penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan
menggunakan data Chronic Kidney Disease pada
memeriksa clearance kreatinin urine. Cairan dan natrium
dokumen rekam medis pasien rawat inap periode
dapat meningkatkan Edema, CHF, dan Hypertensi (Salam,
tahun 2015. Populasi pada penelitian ini adalah 154
2006).
dokumen rekam medis pasien rawat inap, dengan besar
sampel 51 dokumen. Teknik pengambilan sampel
Hasil penelitian Maya (2014) tentang Kelengkapan
yaitu sistematis sampling. Instrumen penelitian yaitu
Informasi Penunjang Dalam Keakuratan Kode Diagnosis
pedoman observassi dan pedoman wawancara dengan
cara pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara.
Teknik pengolahan data yaitu pengumpulan (collecting),
Diagnosis Chronic Kidney Disease sering dijumpai Keakuratan kode diagnosis Chronic Kidney
pada pasien yang melakukan HD rutin sehingga Diseasesesuai Gambar 4.1 yaitu 27 dokumen akurat
pasien hanya membutuhkan One Day Care (rawat (41,18%) dari 51 sampel. Sedangkan dokumen rekam
sehari) di rumah sakit tersebut. Kode yang dihasilkan medis tidak akurat sejumlah 58,82% (30 dokumen),
antara pasien dengan pelayanan HD pertama kali angka yang cukup tinggi melebihi 50%. Akurasi kode
dengan HD rutin berbeda, apabila petugas coding diagnosis yang dihasilkan seorang coder dipengaruhi
tidak membaca informasi pada lembar Perjalanan beberapa faktor diantaranya tata cara pengodean dan
Penyakit, Instruksi Dokter, maupun Resume maka lengkapnya informasi penunjang yang ada dalam suatu
petugas tidak mengetahui bahwa pasien tersebut dokumen rekam medis, serta sarana dan prasarana.
post HD atau telah menjalani beberapa kali HD rutin.
Sehingga dalam kedatangannya ke suatu fasilitas Berdasarkan observasi dari 51 dokumen rekam medis
pelayanan kesehatan pasien hanya akan pasien rawat inap ketidakakuratan kode yang
membutuhkan One Day Care untuk HD rutin. Oleh dihasilkan karena dalam tata cara pengodean/
karena itu membaca informasi penunjang pada kodefikasi petugas tidak membuka volume 3, hal ini
lembar rekam medis lainnya sangat dibutuhkan agar belum sesuai dengan teori Kasim dan Erkadius dalam
kode yang dihasilkan tepat dan akurat. Hal ini tidak Hatta (2014) dan Protap tentang Pemberian Kode
sesuai menurut teori Hatta (2014) bahwa pengodean Penyakit RSUD dr. Sayidiman Magetan. Selain itu
harus selalu dimulai dari pengajian (review) teliti petugas menggunakan ingatan dan hafalan beberapa
rekam medis pasien dan penting bagi pengode kode sehingga menjadi sebuah kebiasaan dalam proses
memperoleh gambaran jelas secara menyeluruh pengodean. Hal ini mengakibatkan ketidakakuratan
dari dokumentasi rekam medis tentang masalah dan kode kombinasi diagnosis Chronic Kidney Disease
asuhan yang diterima pasiennya. dengan Hypertensi sejumlah 11 dokumen (64,71 %).
Pada wawancara kode diagnosis Chronic Kidney
Tahun 2016 adalah era berlangsungnya sistem Disease disertai Hypertensi yaitu I12.0. Namun setelah
Jaminan Kesehatan Nasional dimana sistem melakukan observasi masih dijumpai 6 dokumen rekam
pembayaran sudah menggunakan sistem casemix medis dengan diagnosis yang sama akurasinya 35,29 %.
INA-CBG’s yaitu setiap biaya suatu jenis penyakit, Perbedaan ini disebabkan karena petugas coding
perawatan, tindakan, dan pengobatannya sudah mengakui kurangnya ketelitian dalam pengodean pada
ditentukan. Akurasi kode penyakit maupun tindakan wawancara.
tentunya sangat berpengaruh dengan penagihan biaya
ke BPJS dari sebuah fasilitas pelayanan kesehatan. Kurangnya ketelitian petugas coding ini disebabkan
Namun, menurut petugas coding pada wawancara karena dalam proses pengodean pasien rawat inap baik
tidak mengetahui perbedaan nilai/ besaran klaim pasien JKN maupun umum di RSUD dr. Sayidiman
untuk diagnosis Chronic Kidney Disease stage 5 Magetan hanya dilakukan oleh 1 petugas dengan latar
dengan HD rutin Z49.1 dengan Chronic Kidney belakang D3 Perekam Medis, sehingga beban kerja
Disease stage 5 dengan HD pertama kali N18.0. petugas coding menjadi cukup tinggi. Selain itu faktor
Berdasarkan Hatta (2014) akurasi dan integritas dari lain yang mempengaruhi akurasi coding menurut
data yang terkode mempengaruhi beberapa aktivitas, Kresnowati dan Dyah (2013) adalah pendidikan,
diantaranya penagihan biaya rawat, analisis statistis pelatihan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh
dan finansial, manajemen kasus dan analisis coder akan sangat menentukan kinerja coder.
casemix, riset, serta pemasaran dan pengalokasian Pengetahuan akan tata cara koding serta
sumber daya.
2. Akurasi kode diagnosis Chronic Kidney Disease Maya, R. 2014. Kelengkapan Informasi Penunjang
dokumen rekam medis pasien rawat inap di RSUD dr. Dalam Penentuan Keakuratan Kode
Sayidiman Magetan tahun 2015 yaitu 41,18 % (21 Diagnosis Utama Chronic Renal Failure Pasien Rawat
dokumen) dan tidak akurat 58,82 % (30 dokumen). Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri Tahun 2013. [Karya Tulis
Ilmiah]. Karanganyar: APIKES Mitra Husada.
Hatta, G. 2014. Pedoman Manajemen Informasi Sudra, RI. 2013. Rekam Medis. Jakarta : Universitas
Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Terbuka.
Universitas Indonesia (UI-Press).