Professional Documents
Culture Documents
2, Desember 2014:
Abstract: Lately religious life in Indonesia experienced a fairly loud dynamics with the
emergence of many cases of religious radicalism background. This has resulted in loss
of lives wasted and physical damage to the building. But more horrible is the breakdown
of social relations between the nation and the erosion of social capital of trust between
one another. Though the government has taken various measures such as the
establishment of BNPT, Detachment 88 anti-terror legislation and government regulation
on the prohibition of blasphemy/desecration of religion. However, this step does not
reduce the percentage of religious radicalism. Even more days of religious radicalism
increasingly fertile. Pesantren Imam Syuhodo Sukoharjo Central Java have developed
and internalized models of religious education curriculum-based multicultural inclusivism
in order to counteract the movement of religious radicalism. The curriculum is a set of
values that are as straight as implemented by students, such as living together,
understand each other differentness, diversity of teaching. The students are taught to
live in peace, side by side with each other, in the middle of the variance differences exist
between them. In addition, the value Uswah Khasanah (good role models) from Kyai
and the Ustadz/Theacer of the main pillars in the internalization efforts multicultural-
inclusivism values in Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo.
246
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
Khasanah (teladan yang baik) dari Kyai dan Ustadz menjadi pilar utama dalam upaya
internalisasi nilai-nilai multikultural-inklusivisme di Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo.
1
Djoko Suyanto, Presiden terbitkan Kepres tentang BNPT 16 Juli 2010, www.antaranews.com, 30 Juli
2010
2
Tedi Khaliluddin, Laporan Tahunan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Jawa Tengah Tahun
2012, Hasil Penelitian Kebebasan Beragama di Jawa Tengah Tahun 2012
3
Imam Mostofa, detik.com, 2010.
247
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
menelisik jauh dan mengoptimalkan pen- Baasyir memiliki jaringan kuat sebagai otak
dekatan lain, seperti pendekatan ekonomi, beberapa pengeboman di beberapa tempat
politik dan pendekatan agama. tadi.8
Dalam konteks ini diperlukan sebuah Upaya deradikalisasi agama melalui
ihtiar deradikalisasi yang lebih terstruktur, pesantren ini menurut hemat penulis sema-
santun dan penuh dengan nilai-nilai bu- kin kuat melihat kenyataan bahwa pim-
daya ketimuran yakni melalui internalisasi pinan Ponpes Al-Mukmin Ngruki Suko-
nilai-nilai multukulturalisme-inklusivisme harjo Jawa Tengah KH. Abu Bakar Baasyir
dalam kehidupan beragama di masya- pada Kamis 16 Juni 2011, divonis bersalah
rakat.4 Internalisasi nilai-nilai multukul- oleh PN Jakarta Selatan karena terbukti
turalisme-inklusivisme sesungguhya meru- secara sah dan meyakinkan menggerakkan
pakan gerakan menangkal terhadap nilai- orang lain dalam menggunakan dana
nilai keberagamaan ekslusif. 5 Nilai-nilai untuk melakukan tindak pidana terorisme.
eksklusif tentu tidak diharapkan oleh Islam, Pelanggaran dilakukan sebagaimana yang
karena Islam dalam orientasi dakwahnya diatur dalam Pasal 14 jo Pasal 11 UU 15/
senantiasa mengajarkan nilai rahmatan lil 2003 tentang Pemberantasan Tindak
alamain, penuh dialog dan meninggikan Pidana Terorisme. Kondisi semacam itu
nilai-nilai humanis6. menjadi faktor terhadap kenapa pesantren
Menurut M. Khusna Amal 7, proses harus dilibatkan dalam upaya deradi-
deradikalisasi akan lebih efektif jika meli- kalisasi agama ini.
batkan pondok pesantren. Hal ini karena, Kedua, secara kuantitas jumlah pon-
pertama pesantren disinyalir sebagai sarang dok pesantren secara nasional cukup besar
teroris, persoalan ini mencuat setelah yakni sejumlah 25.000 pesantren dengan
tragedi Legian Bali atau yang terkenal jumlah santri yang mencapai 3,65 juta
dengan Bom Bali I dan Bom Hotel JW. santri yang tersebar di 33 propinsi. (www.
Marriot yang melibatkan Amrozi CS yang kemenag.go.id). adalah merupakan potensi
memiliki hubungan kental dengan Pesan- tersendiri sebagai media yang sangat efektif
tren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo. Bahkan guna melakukan upaya deadikalisasi
Amerika serikat dan media Barat meng- agama melalui pendidikan multikultural-
klaim beberapa pondok pesantren sebagai inklusivisme ini.
sarang teroris. Diantaranya Pesantren Ketiga, kehidupan pesantren sarat
Hidayatullah yang terletak 35 km Kota dengan nilai, pemikiran dan kehidupan
Balikpapan Kalimantan Timur dan yang sederhana, kejujuran, toleran (tasa-
Pesantren Al-Mukmin Ngruki Solo Jawa muh), moderat, (tawasuth), seimbang
Tengah. Amerika menuduh Abu Bakar dengan faham inklusifitas (infitahiyyah)
Abu Rokhmad, “Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal”, Walisongo, 20 No
4
248
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
Rohmat Suprapto, Laporan Penelitian Persepsi Santri Ponpes di Sukoharjo terhadap Jihad dan Terorisme,
9
249
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods,
11
(1982): hlm. 2
12
KH Yunus Muhammadi/Direktur I : Laporan Dihadapan Musyawarah Majelis Tarjih PWM Jateng,
2009.
250
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
padu adalah sistem pendidikannya meng- sangat tinggi, akan tetapi untuk materi
akomodir kurikulum Kementrian Pendidik- kekhasan pesantren yakni selepas kbm
an Nasional dan kekhasan pondok pesan- formal kedisiplinan baik santri maupun
tren. Menejemen pengelolaanya dibawah ustadz sangat rendah (menyepelekan). 13
satu komando yakni Direktur Pondok Bahkan untuk menghapus kesan
Pesantren yang membawahi unit-unit dikhotomis terhadap dua model kurikulum
jenjang sekolah. Sehingga sekolah yang ada ini, maka Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo
di ponpes Imam Syuhodo (MTS, SMA dan mengambil kebijakan bahwa raport yang
SMK Muhammadiyah) berada dalam satu diberikan kepada siswa per semester
komando Direktur Pondok Pesantren. adalah raport ponpes Imam Syuhodo (yang
Seperti pada pesantren-pesantren mencakup materi formal dan khas
modern lainnya, ponpes Imam Syuhodo pesantren). Bahkan nilai yang dilaporkan
melaksanakan pembelajaran sebagaimana adalah nilai apa adanya, dan pada kenya-
halnya pondok pesantren modern yakni taanya, wali santri lebih senang dengan
menganut sistem kelas formal dan non raport model seperti itu. Sedangkan raport
formal (kepesantrenan). Hanya saja secara formal diberikan kepada santri berbare-
teknis masing-masing pesantren memiliki ngan dengan pemberian ijazah akhir tahun
cara dan aplikasinya masing-masing. Ada kelulusan.
yang mengambil kebijakan pada jam 07.00
s.d jam 13.00 adalah kurikulum formal C. Kegiatan Pembelajaran
(mengacu kurikulum nasional) dan sore Kegiatan pembelajaran yang dilak-
harinya dilaksanakan pembelajaran non sanakan di Ponpes Imam Syuhdo Suko-
formal yakni Diniyah/kepesantrenan. harjo menggunakan sistem pembelajaran
Tetapi ada juga pesantren yang mengambil komprehensif sebagai upaya system
kebijakan kurikulum campuran yakni pendidikan yang ideal. Oleh karena itu
kurikulum formal dan khas pesantren pembelajaran dilaksanakan dengan
dicampur. Dalam kontek ini Ponpes Imam metode INDOR (KBM, Seminar, Traning
Syuhodo lebih memilih model yang kedua Motivasi) dan OUTBOND ( Sebagai wa-
yakni kurikulum campuran. Yakni semua hana menumbuhkan rasa percaya diri dan
aktifitas pesantren dari jam 07.00 – 07.00 sikap kepemimpinan). Model pembala-
adalah kurikulum pesantren. Pertimbang- jaran ini menurut salah satu santri kelas IX
an yang diambil mengapa memilih model ternyata sangat efektif untuk saling mengu-
kurikulum yang kedua karena dengan atkan baik intelektual, kecerdasan maupun
model campuran ini, akan lebih menjamin rasa persahabatan. 14
untuk terciptanya situasi dimana anak aka
memandang bahwa semua materi baik D. Kegiatan Pengembangan Diri
materi umum maupun khas pesantren sama Ponpes Imam Syuhodo membekali
pentingnya. Realitas pesantren dengan para santri dengan tidak hanya pada
model pembelajaran yang pertama pada aktifitas persekolahan dan kepesantrenan.
kbm formal 07.00 – 13.00 kedisiplinan Tetapi juga memberikan bekal aspek-aspek
13
Wawancara dengan Ustadz Sahadi Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Ponpes Imam Syuhod,
8 Pebruari 2014
14
Wawancara dengan santri dengan inisial XY, santri kelas IX Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo.
251
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
sosial guna melatih pada aspek kepemim- Santri yang mengikuti halaqoh tahfidz
pinan. Ada beberapa kegiatan yang dipro- sedang mengadakan murojaah hafalan
gramkan, sehingga pola pikir dan pola kepada ustadz pengampu.
sikap para santri senantiasa terbuka de- Ketujuh, Sanggar Kaligrafi. Seni Kali-
ngan perkembangan jaman. Kegiatan itu grafi merupakan salah satu corak kas
antara lain : sebuah pesantren. Dengan diadakannya
Pertama, Forum Olimpiade Fisika dan sanggar kaligrafi diharapkan para santri
Matematika. Diikuti para Santriwan/san- terlengkapi skill seni islami. Pondok Pesan-
triwati sebagai wahana mewadahi minat tren Modern Muhammadiyah Imam Syu-
mereka dibidang ilmu pengetahuan. Seka- hodo beralamatkan di Blimbing, Wonorejo,
ligus menjadi duta sekolah dalam ajang Polokarto, Sukoharjo. telp (0271) 611556.
kompetisi Olimpiade. Dan hingga saat ini Direktur Ponpes Imam
Kedua, English Club dan Halaqoh Syuhodo sekaligus Ketua Umum PP ITMAM
Arabiyah. Sebagai pendukung nuansa (Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah)
kental pesantren yang mengedepankan Beliau Ustadz Yunus Muhammadi terus
bahasa sebagai “mahkotanya pondok”. berjuang untuk mengembangkan keber-
Diharapkan dapat menjadi bekal di masa adaan Pondok Pesantren di berbagai pelo-
yang akan datang. sok Daerah. Dan Pondok Pesantren Zam-
Ketiga, Tapak Suci Putra Muhamma- zam Cilongok, Banyumas merupakan anak
diyah dan Hizbul Wathan. Dimaksudkan pertama dari Imam Syuhodo yang
untuk selain sebagai penjaga diri tapak suci mengalami perkembangan cukup pesat.
dan HW putra Muhammadiyah juga Semoga dengan adanya pendidikan di
penyeimbangan kebugaran santri untuk pesantren ini dapat mencetak kader kader
tetap fit melaksanakan aktivitas pesantren Muhammadiyah yang ber-guna bagi Umat
yang padat, serta melatih sikap disiplin dan Bangsa untuk ke-depannya.
santri. Tujuh aktifitas ekstsa di atas, dapat
Keempat, Latihan Pidato Multilingual dilihat bahwa ada pola aktifitas yang mela-
(Bahasa Indonesia, Arab, Inggris). Santri tih santri tidak saja aktif dan cerdas secara
adalah calon Dai yang siap terjun kema- intelektual, tetapi juga cerdas secara emo-
syarakat. Maka bekal mental dan kemam- sional. Selain itu semua aktifitas ekstra di
puan pidato mutlak diperlukan. Kegiatan atas, memupuk komunikasi antar santri,
rutin dan terprogram latihan pidato melatih berorganisasi santri. Dengan
diharapkan mampu mencetak da’i-da’I yang organisasi maka santri akan memahami
siap terjun dimasyaraakat sebagai jawaban karakter santri lain, memahami keper-
atas adanya krisis ulama di Muhammadiyah. bedaan, memahami keragaman bahasa,
Kelima, Pembinaan Olahraga. Dilak- suku asal santri lain dan yang lebih penting
sanakan di sore hari di maksudkan selain dari itu adalah memahami keperbedaan
menjaga kebugaran santri juga untuk santri lain. Nilai-nilailah yang menjadi
menyalurkan minat dan bakat mereka cikal bakal dari sikap multikultural.
yang gemar olah raga. Pembinaan yang
ada meliputi sepak bola, Bola Voli, Bulu E. Upaya Ponpes Imam Suhodo Dalam
Tangkis dll. Melakukan Internalisasi nilai-nilai
Keenam, Tahfidzul Qur’an. Selain multikultural-inklusivisme
potensi akademik yang di galakan, perlu Sejak masuk ponpes Imam Suhodo,
penyeimbangan beruba asupan ruhiyah. santri telah didik dengan nilai-nilai hidup
252
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
15
Zakiyuddin Baidhawi, Pendidikan Agama Berwawasan Multikulturalisme, (Jakarta: Gelora Aksara
Pratama, 2006), hlm. 16.
16
M. Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural Multireligius (Jakarta: Pusat Studi
Agama dan Peradaban, 2005), hlm. 68.
17
Muchlis M. Khanafi, Moderasi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2009), hlm. 7.
18
Hasil Wawancara dengan Ustdadz KH. Sirizar, LC, MA, Pimpinan Ponpes Imam Syuhodo
Sukoharjo, Sabtu/4/2014.
253
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
Wawancara dengan Ustdadz KH. Sirizar, LC, MA, Pimpinan Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo,
19
Sabtu/4/2014.
20
QS. An-Nahl: 125.
254
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
keburukan. Jika dari dua langkah tadi menuju Medinah yang kala itu bernama
belum terlihat perubahan ke arah yang Yatsrib. Selanjutnya Rasullah menjadikan
lebih baik, maka langkah berikutnya adalah tahun/masa perpindahan umat dan
dengan berdebat, berdialog jika memang pengikut Rasulullah dari Mekkkah ke
membutuhkan penjelasan-peenjalan secara Madinah sebagai awal penanggalan tahun
rasional terhadap apa yang disampaikan. Islam.
Langkah-langkah ini jelas dapat dilakukan Secara filosofis, makna Hijrah adalah
jika memiliki pribadi yang rendah hati, perpindahan dari suatu kondisi dan situasi
menghargai perbedaan dan keragaman, yang kurang baik menuju kepada situasi
serta melihat orang lain yang berbuat buruk dan kondisi yang mapan, baik dan damai.
sebagai musuh, tetapi sebagai obyek Sejarah mencatat bahwa kondisi Rasul dan
dakwah dan sarana untuk ibadah. para sahabat setelah hijrah mengalami
Ponpes Imam Syuhodo telah mem- perkembangan yang amat pesat, baik dari
buktikan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan sisi kuantitas pemeluk Islam maupun
pondok kepada para santri berdampak secara kualitas keyakinan dan kesadaran
sosial yang substantif yakni bukan meng- dalam menjalani hidup. Hal ini tentu
arah kepada sikap yang keras hati, tetapi sangat dipengaruhi kondisi Madinah yang
sikap yang lemah lembut kepada siapapun. secara psikososial memiliki budaya tolong
Internalisasi model uswatun hasanah ini ter- menolong dan saling menghargai sesama
nyata sangat efektif untuk dapat diterap- manusia yang kuat. Setiap orang meng-
kan dalam kehidupan masyarakat bangsa hargai orang lain, berkeadilan saling tolong
yang majemuk seperti negara kita ini. Bukti menolong antar masyarakat. Madinah
kongkret yang dapat dilihat adalah, aksi- adalah kota dengan kultur budaya serta
aksi kekerasan yang bernuansa agama, tak agama yang sangat heterogen. Sebelum
satupun melibatkan oknum santri atau Rasulullah dan para sahabat hijrah ke
alumni santri Imam Syuhodo Kab. Madinah, mayoritas masyarakatnya ber-
Sukoharjo. agama Yahudi dan Nasrani. Dua agama
ini yang secara politis mampu memainkan
G. “Dai Hijrah” sebagai Model Pem- percaturan peta kenegaraan dan kemasya-
belajaran Multikultural-Inklusivisme rakatan saat itu. Heterogenitas Madinah
Salah satu model yang dikembangkan pun semakin kokoh setelah Rasulullah dan
Pondok Pesantren Imam Syuhodo Suko- para sahabat tiba di Madinah. Guna men-
harjo adalah Dai Hijrah. Sebenarnya secara jamin keberlangsungan heterogenitas
bahasa dua kata Dai dan Hijrah memiliki Madinah, serta mempertahankan budaya
makna yang berbeda. Dai berasal dari tasamuh, tawayun, ta’addul, maka dibawah
bahasa Arab da’a-yad’u-da’watan yang me- Rasulullah, masyarakat Madinah diikat
miliki arti mengajak, mengajak kepada dengan Perjanjian Madinah atau Piagam
kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia Madinah.
dan di akherat. Salah satu bunyi pasal di dalam Per-
Kata hijrah, berasal juga dari bahasa janjian Madinah atau Piagam Madinah
Arab Hijriyah. Kata hijriyah atau hijrah adalah; jika salah satu agama diserang dan
pertama kalai dipakai Rasulullah saat dihina orang lain/penduduk luar Madi-
Allah SWT menghilamkan kepada Rasu- nah, maka baik Yahudi, Nasrani dan Islam
lullah agar Rasul dan para pengikutnya bahu membahu untuk saling memper-
segara keluar dari Mekkah berpindah tahankan kemulyaan agama yang diserang
255
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
Wawancara dengan Afina Azmi Nurdianisa, Alumni Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo, 14
21
April 2014.
22
Wawancara dengan Hasan Aziz, Alumni Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo, 14 April 2014.
256
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
23
QS. Mumtahanah: 8.
24
Syafiq A. Mughni, Nilai-nilai Islam, Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2001), hlm. 256.
257
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
ajaran dan moral yang khas dan bahkan yang berkaitan dengan kemanusiaan
mungkin bertentangan antara satu dengan seperti keadilan, kejujuran kemakmuran,
yang lainnya. Keperbedaan dan perten- dan kesejahteraan. Persoalan itu, mestinya
tangan itu seringkali menjadi bahan dapat memancing respon para pemeluk
menarik untuk diungkapkan. Baik dalam agama untuk melakukan kerjasama
bentuk tulisan maupun dalam bentuk membangun harmoni bersama.
ceramah. Apabila disampaikan dalam
retorika, maka hal itu akan mengganggu H. Dialog Multikultural Kearah Keru-
hubungan antar atau intern umat ber- kunan Sejati
agama. Masing-masing agama, atau pelaku
Sekarang ini telah muncul kesadaran agama tentu memiliki keyakinan bahwa
bahwa perbedaan ajaran merupakan apa yang dilakukan adalah paling benar.
potensi ketegangan, dan karena itu perlu Sehingga akan melakukan apapun agar
dimunculkan kesamaan dasar-dasar keyakinan itu tidak lenyap dalam kehi-
teologis dari berbagai agama. Dalam kon- dupannya. Termasuk melakukan usaha
teks ini pulalah ada konsep atau jargon sosialisasi keyakinan agamanya kepada
kalimatun sawa’. yang sering diungkapkan orang lain, yang dalam bahasa Islam ada-
oleh Nurcholis Madjid. Pada intinya, bah- lah dakwah. Pola dakwah yang cenderung
wa semua agama mengandung titik temu menyalahkan orang lain/ajaran orang lain
yang sangat esensial. Sehingga perten- dan menganggap ajaran dan pola ibadah-
tangan antar manusia atas landasan nya yang paling benar adalah pola-pola
agama tidak perlu terjadi. yang menggejala di masyarakat sekarang.
Kedua, Wilayah ketegangan sosial. Disinilah dituntut ada pola baru yang lebih
Ketegangan sosial tak jauh berbeda dengan segar, alami dan secara gradual akan
ketegangan yang lain. Pendirian rumah mampu menjadi trademark keberagamaan
ibadah dari agama yang minoritas di masa depan. Pola baru itu adalah dialog
tengah-tengah agama mayoritas tentu akan multikultural. Dialog multikultural artinya,
menimbulkan konflik. Maka solusinya memahami keperbedaan dengan sikap cara
harus diadakan musyawarah mufakat pandang di dalam keperbedaan. Kita
dalam kelompok masyarakat tersbut. Perlu memahami keperbedaan orang lain karena
tidaknya dibangun rumah ibadah juga kita berada dalam keperbedaan itu sendiri.
perlu diperhatikan populasi agama dan Dan merupakan sebuah keniscayaan kita
jumlah rumah ibadah. Ketegangan ini memahami keperbedaan karena kita
tentu bisa dihindari jika sejak dini telah menjadi makluk yang memiliki sifat dan
memiliki pengalaman yang berharga karakter yang berbeda.
menghadapi kasus ketegangan atau konflik Sifat dan karakter yang masing-
sosial. masing berbeda ini tentu sesui dengan
Ketiga, tidak adanya keprihatinan pesan Al-Qur’an25 Keberbedaan itu untuk
yang sama terhadap masalah-masalah saling memahami, saling kenal mengenal.
kemanusiaan. Setiap agama ternyata me- Dialog multikultural yang merupakan hasil
ngandung ajaran-ajaran yang sifatnya dari pola diaspora dakwah ala Pesantren
sangat obyektif, sesuai akal sehat, terutama Imam Syuhodo ini, kita yakini menjadi
QS.An-Nisa : 1
25
258
Deradikalisasi Agama Melalui ... (Rohmat Suprapto)
259
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 15, No. 2, Desember 2014:
DAFTAR PUSTAKA
Amal, M, Khusna. 2008. “Kontestasi dan Negosiasi Agama, Lokalitas dan Harmoni Sosial
di Kota Padalungan”, dalam Jurnal Harmoni, Volume VII. Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan.
Ali, Abdullah Yusuf. 1993. Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya, (terj.: Ali Audah) Jakarta,
Pustaka Firdaus.
Biklen, dan Bogdan. 1992. Qualitative research for education: An introduction to theory and
methods.
Khaliluddin, Tedi. 2012. Laporan Tahunan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Jawa
Tengah Tahun 2012, Hasil Penelitian Kebebasan Beragama di Jawa Tengah.
Mughni, Syafiq A.. 2001. Nilai-nilai Islam, Perumusan Ajaran dan Upaya Aktualisasi,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Rokhmad, Abu. 2012. Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal, dalam
Jurnal Walisongo VOL 20 No 1.
Suprapto, Rohmat. 2007. Laporan Penelitian Persepsi Santri Ponpes di Sukoharjo terhadap
Jihad dan Terorisme.
Wawancara dengan Ustadz Sahadi Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Ponpes Imam
Syuhod, 8 Pebruari 2014.
Wawancara denan Ustadz Sirizar, LC, MA Direktur Ponpes Imam Syuhodo, 26 April 2014
Sumber Internet :
www.antaranews.com, Presiden terbitkan Kepres tentang BNPT 16 Juli 2010, 30 Juli 2010
www.suarapembaharuan.com, 2011
260