You are on page 1of 9

LACTASE IMMOBILIZATION WITH ENTRAPMENT METHOD

USING CALCIUM ALGINATE MATRIX


FOR LACTOSE HYDROLYSIS APPLIANCE

Maria Goretti Marianti Purwanto*, Wersha, Ruth Chrisnasari


*Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya,
E-mail: maria_gmp@staff.ubaya.ac.id

Abstract
People with lactose intolerance are limited to consume milk and milk derived products. Therefore, it is
important to develop lactose hydrolysis system by lactase. The focus of this research is to find the best method
to stabilize the enzyme and to design a household appliance which can be applicated for lactose hydrolysis.
Technically it is very difficult to separate the enzyme from their products and get back the active enzyme at the
end of the reaction, so the enzyme immobilization is conducted. Lactase immobilization on alginate performed
by entrapment method. The study was conducted to determined best alginate concentration for immobilization
and to design a simple appliance for lactose hydrolysis. The best alginate concentration was found to be 2%
(w/v) giving immobilization efficiency of 98.31 ± 0.29%. Time required to reduce lactose concentration to ±
1% b/v based on the design of tools made with 90 mg enzymes and 150 ml substrate was 5 hours. Free lactase
activity was 0.049 ± 0.001 mol/min and immobilized lactase activity was 0.004 ± 0.0004 mol/min. The K m
values of the immobilized lactase was 17.18% and the Vmax value was 0.246% / min. Km values of the free
lactase was 3.45% and the Vmax value was 0.292%/min. The activity of the immobilized lactase was decreased
in the second cycle by 12% of the initial value.

Keywords: Lactase, Alginate, Immobilization

PENDAHULUAN terlebih dahulu laktosa yang ada dalam produk


Laktosa lebih dikenal dengan nama gula susu seperti susu dengan menggunakan enzim
karena laktosa paling banyak ditemukan dalam laktase. Selain berguna bagi para konsumen
susu dan merupakan satu-satunya gula yang ada yang lactose intolerance, laktosa yang telah
pada susu (Sinuhaji, 2006). Laktosa merupakan dipecah dalam susu juga dapat menyebabkan
gula disakarida yang dibentuk dari dua rasa susu yang lebih manis. Penggunaan enzim
monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa di industri dalam bentuk bebas telah banyak
dengan bantuan enzim lactase synthentase. dilakukan, namun untuk setiap proses baru
Laktosa dapat diserap oleh sel-sel tubuh harus digunakan enzim baru (sebab dalam
manusia apabila telah dihidrolisis menjadi keadaan bebas, enzim sulit dipisahkan dari
glukosa dan galaktosa. Laktosa dapat sistem). Proses imobilisasi enzim dapat menjadi
dihidrolisis menjadi monomernya melalui suatu solusi untuk mengurangi biaya dan harga
bantuan enzim. Enzim yang berfungsi untuk produksi. Dengan adanya imobilisasi enzim
menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan maka satu enzim dapat digunakan berulang kali
galaktosa adalah enzim laktase. Banyak orang di karena menjadi mudah untuk dipisahkan.
dunia tidak dapat mengkonsumsi susu atau Imobilisasi enzim merupakan metode yang
produk lain yang mengandung laktosa karena membatasi pergerakan molekul enzim secara
tidak toleran terhadap laktosa (lactose fisik dalam ruang reaksi yang dikatalisisnya.
intolerance). Terdapat sekitar 75% dari Imobilisasi enzim ini juga banyak dilakukan
populasi dunia yang tidak toleran terhadap karena dapat meningkatkan kestabilan dari
laktosa yang sebagian besar adalah orang-orang enzim (Sengupta-Dasgupta, 2006). Imobilisasi
Asia, Amerika Selatan dan Afrika (Roy, 2011). dapat menjaga kestabilan struktur enzim dalam
Konsumsi laktosa bagi konsumen lactose aplikasinya bahkan dalam kondisi pH,
intolerance dapat dilakukan dengan memecah temperatur dan pelarut organik yang ekstrim

1
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

dimana enzim tanpa imobilisasi tidak dapat magnetic bar, pompa peristaltik Cole Parmer
bertahan pada kondisi tersebut (Sengupta- model No. 7553-75 6-600 rpm dan pengatur
Dasgupta, 2006). Teknologi imobilisasi juga kecepatan Cole Parmer Masterflex, kolom dan
dapat mengurangi terjadinya feed back peralatan HPLC Agilent Technologies.
inhibition dari produk yang dihasilkan sehingga
dapat menghasilkan produk dalam jumlah lebih Variabel dan Parameter Penelitian
besar. Pada metode entrapment, enzim dijebak Penelitian dilakukan dengan tiga kali
dalam suatu matriks dan dibuat dalam bentuk pengulangan dan parameter pengukuran pada
beads. Metode entrapment dilakukan dengan penelitian ini adalah pengurangan nilai kadar
menggunakan matriks kalsium alginat yang laktosa dalam sampel yang diukur dengan
diketahui aman untuk mengimobilkan enzim metode HPLC menggunakan detektor RI dan
untuk penggunaan pada bahan makanan. efisiensi imobilisasi yang dilakukan dengan
Alginat merupakan polimer dari asam β- metode spektrofotometri UV pada panjang
manuoronat dan asam α-L-glukoronat. Alginat gelombang 280nm. Variabel penelitian adalah
merupakan polisakarida yang dibentuk dari konsentrasi matriks alginat 2%, 3% dan 4%
algae. Alginat dapat menjadi bentuk gel jika (b/v) dan waktu yang diperlukan enzim
bertemu dengan ion kalsium (Sengupta- terimobil untuk mereduksi kadar laktosa dalam
Desgupta, 2006). sampel menjadi ± 1% (b/v). Pada penelitian ini
Pada penelitian ini, akan dirancang suatu alat juga dilakukan penentuan nilai Km dan Vmax
yang mengandung enzim laktase terimobil serta berapa kali pemakaian dari enzim laktase
dengan metode entrapment dengan kalsium terimobilisasi dan aktivitasnya pada n
alginat yang nantinya dapat diterapkan untuk pemakaian tersebut.
mereduksi kadar laktosa di dalam susu. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Prosedur Kerja
proses imobilisasi adalah konsentrasi alginat
Imobilisasi Laktase dengan Metode
yang digunakan. Selain itu, perlu diteliti waktu
Entrapment
yang diperlukan untuk mereduksi laktosa
Imobilisasi enzim laktase dengan entrapment
sampai kadar yang dapat ditoleransi yaitu
dimulai dengan membuat larutan asam alginat
sampai ± 1% (b/v).
dengan variasi konsentrasi 2%, 3% dan 4%
(b/v) kemudian mencampurkan 5 ml asam
METODE PENELITIAN alginat dengan 5 ml larutan enzim (konsentrasi
Bahan 6mg/ml). Campuran larutan alginat dan enzim
Substrat yang digunakan dalam penelitian ini dihomogenkan kemudian menggunakan alat
adalah laktosa murni Pro Analysis (PA). Enzim pompa peristaltik, campuran tersebut
yang digunakan adalah enzim laktase yang diteteskan ke dalam 50 ml larutan CaCl2 0,1 M
diisolasi dari Aspergillus oryzae (PA dingin sambil diaduk menggunakan stirer.
Biomedicals) dengan aktivitas >5000 Penetesan campuran ke dalam CaCl2 akan
unit/gram. Bahan kimia yang digunakan yaitu menyebabkan terbentuknya beads (granul).
asam alginat, CaCl2, buffer asetat 0,2M pH 4,8, Penetesan dilakukan sampai semua campuran
aquades, aquabides, acetonitrile. Semua bahan enzim-alginat habis. Beads yang terbentuk dicuci
yang digunakan adalah Pro Analysis (PA). beberapa kali dengan menggunakan aquades
kemudian direndam dalam buffer asetat 0,2 M
Alat pH 4,8 selama 30 menit.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah peralatan gelas, vortex Maxi Mix II Type Penentuan Konsentrasi Alginat Terbaik
37600 Mixer, sonikator Branson 1510, Penentuan konsentrasi alginat terbaik
waterbath Thermostat HH4, pH meter Eutech dilakukan dengan melewatkan larutan laktosa
Instrument pH 510 Cyberson, aluminium foil, murni 4% (b/v) ke dalam kolom yang berisi
mikro pipet, tabung mikro Eppendorf ukuran enzim laktase terimobil sehingga terbentuk
1,5 ml, kuvet Plastibrand, spektrofotometer siklus berulang. Pengujian dilakukan hingga
Uvikon 922, magnetic stirer Labtech Merk, waktu tertentu. Pemilihan konsentrasi alginat

2
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

optimum dilakukan dengan melihat hasil berulang hidrolisis laktosa. Siklus dilakukan
konsentrasi laktosa sisa dari sampel dan berulang-ulang pada jangka waktu tertentu.
efisiensi imobilisasi. Konsentrasi laktosa sisa
dari dalam sampel dilihat dengan Uji Kestabilan Enzim Terimobil
menggunakan metode HPLC dengan detektor Kestabilan dari enzim laktase terimobil diuji
RI dan efisiensi imobilisasi dilihat dari adanya dengan menggunakan enzim laktase terimobil
enzim yang terlepas dari matriks (leaching) secara berulang. Kestabilan dari enzim dapat
dengan menggunakan spektrofotometri UV diketahui dari aktivitas enzim laktase. Apabila
pada panjang gelombang 280nm. setelah penggunaan berulang enzim laktase
terimobil memiliki aktivitas yang hampir sama
Uji Aktivitas Enzim Bebas maka dapat dikatakan enzim terimobil stabil.
Enzim bebas diujikan pada substrat laktosa 4% Penurunan aktivitas enzim dihitung dengan
untuk melihat aktivitas enzim bebas jika rumus :
dibandingkan dengan enzim terimobil. Kondisi
perlakuan pada enzim bebas disetarakan
dengan enzim terimobil. Substat diinkubasi
dalam enzim selama waktu tertentu kemudian Sumber: Christhie, 2011
diukur kadar laktosa yang tersisa dalam substrat
dengan menggunakan HPLC detektor RI.
Aktivitas dari enzim bebas kemudian Metode Pengukuran Kadar Laktosa
dibandingkan dengan enzim terimobil. Kadar laktosa yang terkandung dalam sampel
Aktivitas enzim dihitung dengan rumus : dideteksi dengan menggunakan metode HPLC
(High Performance Liquid Chromatography).
Sistem HPLC terdiri atas pompa, injektor,
kolom untuk analisa karbohidrat Zorbax
Carbohydrat Analysis Column 4,6 x 250mm,
Sumber: Christhie, 2011
5μm, guard kolom dan detektor RI ( refractive
index). Eluent yang digunakan adalah
Pengukuran Km dan Vmax Enzim Terimobil acetonitrile dan air dengan perbandingan 75 :
dan Enzim Bebas 25. Laju alir yang digunakan adalah 2ml/menit
Penentuan Km dan Vmax dilakukan seperti dan tekanan yang digunakan ± 111 BAR.
pengujian konsentrasi alginat optimum, namun Volume injeksi adalah 30μl. Pada hasil
dengan menggunakan variasi konsentrasi kromatogram sinyal laktosa nampak pada
substrat laktosa yaitu 1%, 2%, 3% dan 4% sekitar menit ke-6.
(b/v). Konsentrasi laktosa sisa diukur dengan
menggunakan HPLC. Metode Pengukuran Kadar Protein
Penentuan kadar protein dilakukan dengan
Pembuatan Rancangan Alat Sederhana menggunakan metode spektrofotometri UV
Rancangan alat sederhana yang akan dibuat pada panjang gelombang 280nm. Pengukuran
menggunakan alat-alat seperti erlenmeyer, kadar protein dilakukan untuk mengukur kadar
kolom dan pompa peristaltik. Pompa peristaltik enzim yang tidak terimobil sehingga dapat
yang digunakan adalah pompa wiper mobil diketahui efisiensi imobilisasi dalam bentuk
yang dihubungkan dengan adaptor. Pompa persentase imobilisasi.
akan menarik larutan dalam erlenmeyer dan
menyebabkan larutan laktosa akan naik ke Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini akan
dalam selang yang akan menuju ke kolom. Saat
masuk ke dalam kolom yang berisi enzim menggunakan metode statistik Analysis of
terimobil larutan laktosa akan berinteraksi Variance (ANOVA). two ways tanpa interaksi
dengan beads enzim terimobil dan laktosa akan yang digunakan untuk menganalisa data
terhidrolisis. Larutan dari dalam kolom akan dengan berbagai variasi (lebih dari satu faktor).
kembali ke dalam erlenmeyer dan terjadi siklus Selain itu, dapat juga digunakan untuk

3
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

mengetahui adanya interaksi antar grup dan 4%(b/v). Pemilihan variasi konsentrasi
tertentu dan untuk mengetahui ada tidaknya didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh
perbedaan yang signifikan antar variasi (Uji Matandi, 2011 dan Panesar, et al., 2010 di
Tukey). Digunakan juga metode ANOVA one mana konsentrasi terbaik dilaporkan pada
way untuk menganalisa data dengan satu faktor kisaran tersebut. Penentuan kondisi imobilisasi
yang digunakan untuk melihat pengaruh waktu yang paling baik dilihat dari banyaknya laktosa
terhadap penurunan kadar laktosa dari yang dapat terpecah dan efisiensi imobilisasi
rancangan alat yang dibuat. (banyaknya enzim yang terimobil).

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Sisa Konsentrasi Laktosa


Penentuan Titik Optimum Konsentrasi Laktosa awal konsentrasi 4% (b/v) sebanyak 15
Alginat ml dimasukkan ke dalam kolom berisi enzim
Enzim laktase diimobilisasi dengan matriks terimobil dan dilakukan siklus berulang selama
alginat menggunakan metode entrapment 4 jam. Hasil laktosa yang tersisa dari proses
dengan variasi konsentrasi alginat. Variasi dapat dilihat pada Tabel 1.
konsentrasi alginat yang dipakai adalah 2%, 3%

Tabel 1. Konsentrasi Laktosa Sisa Berdasarkan Konsentrasi Alginat

Dari uji statistika, diketahui bahwa tidak ada Pada panjang gelombang ini dapat dideteksi
data yang berbeda signifikan. Hal ini berarti adanya kandungan protein pada sampel. Pada
konsentrasi variasi alginat tidak memberikan panjang gelombang 280nm protein dalam
pengaruh signifikan terhadap kinerja enzim. larutan menyerap sinar UV karena keberadaan
Hal ini mungkin disebabkan pori-pori yang asam amino aromatik, terutama tirosin dan
terbentuk antar konsentrasi alginat 2%, 3% triptofan. Kandungan lain pada larutan seperti
dan 4% (b/v) tidak terlalu berbeda sehingga gula tidak memberikan serapan pada panjang
menyebabkan kemampuan substrat untuk gelombang tersebut. Sampel laktosa hasil siklus
masuk ke dalam matriks tidak berbeda berulang diuji untuk mengetahui enzim yang
signifikan. terlepas dari matriks. Dari perhitungan jumlah
enzim yang terlepas dari matriks maka akan
Berdasarkan Presentase Efisiensi Imobilisasi dapat dihitung efisiensi dari imobilisasi.
Penentuan efisiensi imobilisasi dilakukan Dengan menggunakan persamaan regresi linier
dengan menggunakan metode spektrofoto dari kurva standard diperoleh konsentrasi
metri UV pada panjang gelombang 280nm. enzim yang terlepas dari matriks.

4
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

Gambar 1. Efisiensi Imobilisasi Berdasarkan Konsentrasi Alginat

Dilihat dari hasil uji statistika, di sini juga dari enzim. Apabila suhu yang digunakan
diketahui bahwa tidak ada data yang berbeda dibawah suhu optimum maka akan
signifikan. Hal ini berarti dengan konsentrasi berpengaruh terhadap difusi transfer laktosa
alginat 2% (b/v) telah mampu mengimobilisasi dari reaksi ke dalam sisi aktif enzim (Panesar,
enzim laktase dengan baik. Dari hasil 2011).
perhitungan aktivitas juga didapat bahwa
aktivitas enzim rata-rata adalah sebesar 0.045 Penentuan Km dan Vmax Enzim Terimobil
mmol/menit. dan Enzim Bebas
Variasi konsentrasi alginat manapun tidak Karakterisasi untuk mengetahui sifat dari enzim
menunjukkan perbedaan yang signifikan baik a.l. dilakukan dengan menentukan nilai Km dan
pada konsentrasi laktosa sisa maupun pada Vmax pada enzim terimobil dan pada enzim
efisiensi imobilisasi. Berdasarkan hasil tersebut bebas. Vmax merupakan kecepatan maksimum
dipilih untuk menggunakan konsentrasi alginat enzim dalam mengubah substrat menjadi
2% (b/v). Dilihat dari segi efisiensi pembuatan produk, sedangkan Km adalah konsentrasi
suatu alat maka konsentrasi alginat 2% (b/v) substrat yang diperlukan oleh suatu enzim
merupakan kondisi yang terbaik untuk dipilih untuk mencapai setengah kecepatan
karena dengan konsentrasi alginat 2% (b/v) maksimumnya (Wiseman, 1989). Dalam
sudah dapat diperoleh hasil hidrolisis laktosa penentuan Km dan Vmax, digunakan berbagai
yang diharapkan dan efisiensi imobilisasinya variasi konsentrasi laktosa sebagai substrat
yang baik. enzim, yaitu: laktosa 1%, 2%, 3% dan 4%.
Berdasarkan kinetika reaksi enzim, apabila
Pengujian Enzim Bebas jumlah substrat dalam hal ini adalah laktosa
Enzim laktase bebas diujikan pada substrat yang digunakan dalam reaksi semakin besar,
laktosa 4% untuk mengetahui aktivitas dari maka semakin besar aktivitas dari enzim yang
enzim laktase bebas. Kondisi pengujian enzim mengkatalis reaksi tersebut, begitupun
bebas disetarakan dengan enzim terimobil. Dari sebaliknya. Hal ini terlihat dari hasil percobaan,
hasil percobaan didapatkan hasil setelah dimana dengan semakin meningkatnya
inkubasi selama 15 menit laktosa sisa rata-rata konsentrasi laktosa, maka semakin meningkat
yang terdapat dalam sampel adalah 1.44%. Dari juga aktivitas dari enzim laktase terimobil untuk
data tersebut dapat dihitung aktivitas enzim memecah laktosa menjadi glukosa dan
rata-rata yaitu sebesar 0.49 mmol/menit. galaktosa. Parameter kinetika reaksi didapatkan
Pengujian enzim bebas ini tidak dilakukan pada dengan menggambarkan data konsentrasi
suhu optimum dari enzim laktase tersebut laktosa yang terpecah dengan waktu
karena keadaan disesuaikan dengan kondisi pengambilan sampel, kemudian dengan
enzim terimobil. Enzim tidak dapat bekerja persamaan Lineweaver Burk akan didapat nilai
optimum apabila tidak berada pada kondisi Vmax dan Km.
optimumnya. Suhu berpengaruh terhadap kerja

5
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

Gambar 2 Grafik Nilai Km dan Vmax Enzim Laktase Terimobil (a) dan Enzim Laktase Bebas (b)

Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, pada enzim terimobil jauh lebih besar daripada
nilai Km dari enzim laktase terimobil adalah enzim bebas yaitu sebesar 17,18%. Hal ini
17.18% dan nilai Vmax sebesar 0.246 %/min berarti untuk mencapai setengah dari kecepatan
sedangkan nilai Km dari enzim laktase bebas maksimum dibutuhkan konsentrasi substrat
adalah 3.45% dan nilai Vmax 0,292 %/min. sebesar 17,18%. Dari hasil tersebut dapat
Apabila dibandingkan nilai Km dan Vmax dari dilihat bahwa kerja enzim laktase terimobil yang
enzim laktase bebas dan terimobilisasi, maka dilakukan tidak pada kondisi optimum, karena
dapat dilihat adanya penurunan nilai Vmax dan pada penggunaannya hanya digunakan substrat
kenaikan nilai Km. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 4%. Hal inilah yang menyebabkan
proses imobilisasi menggunakan alginat dengan kinerja enzim laktase terimobil tidak optimum.
metode entrapment menurunkan kecepatan
reaksi dari enzim laktase. Hal ini dapat Uji Rancangan Alat
disebabkan karena pada enzim terimobil Rancangan alat sederhana dibuat dengan
substrat harus melewati matriks alginat terlebih menggunakan alat-alat seperti erlenmeyer,
dahulu untuk masuk bereaksi dengan enzim pompa peristaltik, selang dan kolom. Prinsip
sehingga kecepatan produk yang dihasilkan yang digunakan pada alat adalah prinsip
akan lebih lambat dibandingkan dengan kinerja peristaltik dimana substrat yang berada dalam
enzim laktase bebas untuk menghasilkan erlenmeyer yang dihubungkan pada pompa
produk. Kecepatan reaksi enzim teramobil juga dengan selang pertama, akan ditarik naik oleh
pernah dilaporkan rendah akibat adanya pompa melewati selang kedua untuk masuk ke
pengaruh difusi substrat yang cukup lama agar dalam kolom. Di dalam kolom terdapat beads
dapat berinteraksi dengan enzim karena harus enzim terimobil sehingga substrat akan
melalui butiran kalsium alginat sebelum berinteraksi dengan enzim terimobil. Substrat
bereaksi dengan sisi aktif enzim (Yuningtyas, yang berada di dalam kolom nantinya akan
2004). Pada nilai Km didapatkan data bahwa kembali jatuh ke dalam erlenmeyer. Melalui

6
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

proses tersebut maka terjadi siklus berulang di konsentrasi terbaik alginat yang sebelumnya
mana substrat akan dapat dipecah oleh enzim telah dilakukan, tetapi dalam skala yang lebih
terimobil sehingga kadar laktosa setelah proses besar. Laktosa awal yang digunakan sebanyak
sirkulasi akan mengalami penurunan. 150 ml dengan konsentrasi 4% (b/v) dan enzim
Rancangan alat menggunakan enzim terimobil yang digunakan 90 mg (6mg/ml) dan
dengan konsentrasi alginat 2% (b/v). Kondisi digunakan pompa peristaltik dengan laju alir
proses sama dengan proses penentuan 2ml/s.

Gambar 3. Penurunan Kadar Laktosa pada Rancangan Alat Selama 5 jam

Berdasarkan hasil multiple comparison Tukey 2004). Ketika substrat telah berkurang menjadi
didapatkan hasil bahwa penurunan kadar 2,21% maka terjadi penurunan kinerja enzim
laktosa awal memiliki perbedaan signifikan sehingga pada jam berikutnya konsentrasi
dengan penurunan pada jam pertama sampai laktosa sisa hanya mengalami penurunan
kelima. Kadar laktosa pada jam pertama juga sebanyak 0,4% menjadi 1,81%. Hal ini
memiliki perbedaan signifikan dengan disebabkan berkurangnya substrat menurunkan
penurunan pada jam kedua sampai kelima. kecepatan reaksi enzimatik. Dari hasil
Penurunan kadar laktosa pada jam kedua juga rancangan alat didapatkan bahwa setelah siklus
berbeda signifikan dengan penurunan pada jam 5 jam didapatkan konsentrasi laktosa sisa rata-
ketiga sampai kelima. Penurunan kadar laktosa rata 1,13%. Hasil yang didapatkan mendekati
pada jam ketiga sampai kelima tidak berbeda mencapai konsentrasi laktosa sisa yang
signifikan. Dari hasil dapat dilihat penurunan diharapkan yaitu 1%.
konsentrasi laktosa yang paling besar terjadi
pada jam pertama yaitu sebesar 1,79%. Hal ini Pengaruh Jumlah Pemakaian Enzim
dikarenakan substrat masih berada dalam Terimobil pada Rancangan Alat
jumlah besar sehingga kecepatan reaksinya Salah satu kelebihan penggunaan enzim
tinggi. Konsentrasi substrat yang rendah terimobil adalah lebih mudah memisahkan
menyebabkan kecepatan reaksi juga rendah produk yang dihasilkan, sistem yang lebih stabil
tetapi kecepatan akan meningkat dengan dan penggunaan kembali biokatalis
meningkatnya konsentrasi substrat (Yuningtyas, (Yuningtyas, 2011). Penentuan jumlah
2011). Namun, seiring dengan meningkatnya pemakaian enzim laktase terimobil dilakukan
konsentrasi substrat, pada akhirnya akan dengan cara menggunakan kembali enzim
tercapai titik optimum, dan setelah titik ini terimobil yang sama dengan substrat laktosa
dilampaui, kecepatan reaksi hanya akan awal 4% (b/v) sebanyak n kali hingga
meningkat sedemikian kecil dengan aktivitasnya menunjukkan penurunan yang
bertambahnya konsentrasi substrat. Pada batas signifikan apabila dibandingkan enzim
ini, enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan terimobilisasi awal.
tidak dapat berfungsi lebih cepat (Lehninger

7
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

Gambar 4. Konsentrasi Laktosa Sisa Pada Penggunaan Kembali Enzim Terimobil

Laktosa awal yang digunakan adalah 4% (b/v) enzim terimobilisasi pertama hingga
sebanyak 150 ml. Dari hasil tersebut dapat penggunaan ke-3. Sejalan dengan itu, aktivitas
dilihat adanya kenaikan konsentrasi laktosa yang dihasilkan turun dengan semakin
yang tersisa dalam reaksi dari penggunaan bertambahnya jumlah penggunaan.

Gambar 5. Penurunan Aktivitas Enzim pada Penggunaan Enzim Terimobil Berulang 50

Pada pengunaan kedua terjadi penurunan entrapment laktase dari A.oryzae dengan
aktivitas dari enzim laktase terimobil sebesar matriks campuran alginat dan gelatin dan
12%. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa enzim laktase memiliki
ditunjukkan bahwa data pada siklus pertama stabilitas operasional yang tinggi dan dapat
berbeda signifikan dengan siklus kedua, namun bertahan selama 35 hari tanpa penurunan
pengunaan kedua tidak memiliki perbedaan aktivitas. Pada penelitian Mammarela et al.,
signifikan dengan penggunaan ketiga. (2005) dilakukan entrapment laktase dari
Penurunan yang signifikan pada penggunaan K.fragilis dengan campuran alginat dan K-
pertama dan kedua ini a.l. dapat disebabkan karagenan dan didapatkan hasil bahwa enzim
oleh adanya enzim yang terlepas dari matriks memiliki aktivitas yang tinggi. Namun jika
(Gunarti, 1995). Pada penelitian Sebayang dilihat dari data leaching maka dapat dilihat
(2006), enzim terimobilisasi pada alginat bahwa enzim yang leaching sangat kecil
digunakan sebanyak 4 kali dan mengalami sehingga diduga terdapat faktor lain yang
penurunan sebesar ±40%. Lepasnya enzim dari menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas
matriks ini dapat disebabkan kurang rigidnya enzim karena secara alamiah apabila enzim
matriks. Penggunaan matriks alginat dengan digunakan berulang kali dapat mengalami
matriks lain diduga dapat mengurangi resiko penurunan aktivitas.
terjadinya leaching enzim. Pada penelitian
Tanriseven dan Dog’an, (2002) dilakukan

8
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, Vol.8 No.1, hal.1-9

KESIMPULAN 0,246 %/min. Nilai Km dari enzim laktase bebas


Konsentrasi alginat 2% (b/v) adalah yang adalah 3,45% dan nilai Vmax 0,292 %/min.
terbaik untuk digunakan dalam proses Waktu yang diperlukan enzim terimobil untuk
imobilisasi lactose dengan efisiensi imobilisasi mereduksi kadar laktosa dari 4% (b/v) menjadi
98,88 ± 0,188%. Proses imobilisasi enzim ± 1% (b/v) berdasarkan kondisi rancangan alat
laktase berpengaruh pada aktivitas dan nilai Km yang dibuat dengan enzim sebanyak 90 mg dan
dan Vmax. Aktivitas enzim laktase bebas adalah substrat 150 ml adalah 5 jam. Enzim laktase
0,49 ± 0,01 mmol/menit dan dan aktivitas terimobil pada alginat mengalami penurunan
enzim laktase terimobil adalah 0,045 ± 0,004 aktifitas yang signifikan pada siklus kedua
mmol/menit. Nilai Km dari enzim laktase sampai 12% dan penurunan aktivitas sebesar
terimobil adalah 17,18% dan nilai Vmax sebesar 13,78% pada siklus ketiga.

DAFTAR PUSTAKA
Christhie, S.D. 2011. Karakterisasi Enzim Glukosa Oksidase (God) Terimobilisasi pada Ca-Bentonit
Termodifikasi Asam. Surabaya: Universitas Surabaya.

Gunarti, I. 1995. Kajian Amobilisasi Protease Bacillus Pumilus dengan Metode Pemerangkapan pada
Matriks Alginat. Bogor: Insitut Pertanian Bogor.

Lehninger AL. 2004. Principles of Biochemistry. Amhrest: Elsevier Science.

Mammarella, E.J. ,et al. 2005. Predicting The Packed-Bed Reactor Performance With Immobilized
Lactase.

Matandi, V. 2011. Optimasi Amobilisasi Enzim Xylanase Sebagai Penjernih Jus Buah Nanas
Menggunakan Metode Response Surface Methodology. Surabaya: Universitas Surabaya.

Panesar, et al. 2011. Hydrolysis of Milk Lactose In A Packed Bed Reactor System Using Immobilized
Yeast Cells. J Chem Technol Biotechnol 2011; 86: 42–46

Panesar, P.S., Kumari, S., Panesar, R. 2010. Potential Applications of Immobilized β-Galactosidase in
Food Processing Industries. Department of Food Engineering & Technology, India.

Roy, Praveen K, MD. AGAF. 2011. Lactose Intolerance.

Sanuhaji, Atan. B. 2006. Intoleransi Laktosa. Majalah Kedokteran Nusantara vol.39. no.4. Desember
2006.

Sebayang, F. 2006. Imobilisasi Enzim Papain dari Getah Papaya dengan Alginat. Jurnal Komunikasi
Penelitian vol 18 (2) 2006.

Sengupta, S. dan Dasgupta, M. 2006. Enzymology.

Tanriseven A., Dog’an E.S. 2002. A novel method for the immobilization of b-galactosidase.
Department of Biochemistry, Gebze Institute of Technology, Turkey.

Yuningtyas, S. 2011. Purifikasi, Amobilisasi, Dan Karakterisasi Β-Galaktosidase dari Enterobacter


cloacae Serta Potensinya Terhadap Susu UHT. Bogor: Institut Pertanian Bogor

You might also like