Professional Documents
Culture Documents
Sri Widiyastuti1
Abstract
The era of the economy globalization is a movement that has a nationalism dimension because
infinite flows of investment and capital that begin to penetrate the strategic sector economically result
in fundamental problems given that this strategic sector is related to the livelihoods of the people (the
basic needs of citizens) that demand protection from the state. In the field of water management that
is not spared from the current globalization of the economy it has a complicated problem because the
policies in the exploitation of water are considered to be contrary to the 1945 Constitution. The peak,
with the issuance of Constitutional Court Decision Number 85 / PUU-XI / 2013 which decided to reject
the entire contents of Law Number 7 of 2004 so that it essentially returns the exploitation of this water
to the state. This writing is a conceptual legal thought that aims to find answers to the regulation of
water management in Law Number 7 of 2004 concerning Water Resources contradicts the 1945
Constitution, and seeks the concept of good water regulation that can be used as a means of
protection for citizens in the era of economic globalization after Law Number 7 of 2004. The results of
the discussion concluded that Law Number 7 of 2004 concerning Water Resources denies the 1945
Constitution because in terms of law enforcement both ideally and normatively it has lost the
constitutive elements of the enactment of a law. Meanwhile, the concept of good water regulation as
an effort to protect citizens in the era of economic globalization after Law No. 7 of 2004 is regulation
that adheres to the state ideology, and are able to respond to global pressures and challenges,
namely with efforts to harmonize the law in the field of water.
Abstrak
Era globalisasi Ekonomi merupakan gerakan yang memiliki dimensi nasionalisme sebab arus
investasi dan modal tanpa batas yang mulai merambah pada sektor strategis secara ekonomis
mengakibatkan timbulnya permasalahan mendasar mengingat sektor strategis ini berkaitan dengan
hajat hidup masyarakat (kebutuhan Dasar warga negara) yang menuntut proteksi dari negara. Dalam
bidang pengelolaan air yang tidak luput dari arus globalisasi ekonomi inipun memiliki masalah yang
rumit sebab kebijakan dalam pengusahaan air dianggaap bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar 1945. Puncaknya, dengan keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 85/PUU-
XI/2013 yang memutuskan untuk menolak seluruh isi dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
sehingga pada hakikatnya mengembalikan pengusahaan air ini kepada negara.Tulisan ini merupakan
pemikiran konseptual hukum yang bertujuan untuk mencari jawaban mengapa regulasi pengelolaan
air dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air (SDA) bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar 1945, dan mencari konsep regulasi air yang baik yang bisa dijadikan
sarana proteksi warga negara dalam era globalisasi ekonomi pasca Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2004. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air (UU SDA) mengingkari Undang-Undang Dasar 1945 sebab ditinjau dari
keberlakuan hukum baik secara idiil maupun normatif ia telah kehilangan unsur-unsur konstitutif
1 Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Jln.Ir. Sutami, Nomor 36 A, Kentingan, Jebres,Surakarta, 57126,
Jawa Tengah, Indonesia, email: sri.fh.untan@12@gamil.com, Tel. 081345487388.
184
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
berlakunya sebuah hukum. Sedangkan,konsep regulasi air yang baik sebagai upaya melindungi
warga negara di era globalisasi ekonomi pasca Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 adalah regulasi
yang berpegang teguh pada ideologi negara, dan mampu merespon tekanan dan tantangan global,
yakni dengan upaya harmonisasi hukum di bidang air.
Kata Kunci: globalisasi ekonomi; kebutuhan dasar; regulasi air; warga negara
185
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
terbentuknya UUD 1945 hingga pasca dalam upayanya melindungi warga negara
amandemen pada tahun 2004, sebagaimana amanat konstitusi.
memperlihatkan bahwa negara hukum Khususnya upaya melindungi segenap
Indonesia menggunakan paham negara rakyat Indonesia dan seluruh tumpah
kesejahteraan.5 Penegasan M.Hatta darah Indonesia, serta upaya mencapai
sebagai salah satu pendiri negara kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Republik Indonesia (RI) dalam konsepsi Mengingat kebutuhan dasar
negara kesejahteraan ini adalah adanya manusia setidaknya ada 6 (enam),8 maka
istilah “negara pengurus”6 dimana negara untuk memudahkan analisis penulis akan
mengambil peran yang dominan pada fokus kepada salah satu kebutuhan dasar
upaya tercapainya kesejahteraan yakni air. Pendekatan yang dilakukan
rakyatnya. Hal ini sejalan dengan adalah kajian terhadap seperangkat
pendapat urgen Habermas bahwa aturan di bidang air. Sebagaimana
jaminan kesejahteraan seluruh rakyat diketahui bahwa air merupakan salah satu
merupakan hal pokok bagi negara kebutuhan dasar manusia sehingga ini
modern.7 Maknanya, sistem merupakan bidang yang sangat strategis
perekonomian Indonesia tidak mempengaruhi perikehidupan masyarakat
menghendaki penguasaan murni oleh sekaligus bidang yang tidak luput dari
pihak swasta, khususnya yang pengaruh globalisasi ekonomi.
menyangkut hajat hidup orang banyak. Pengelolaan di bidang air ini
Apabila dihubungkan dengan proses menghadapi permasalahan besar setelah
mengguritanya globalisasi ini, maka era globalisasi, yang ditandai dengan
sangat penting mencermati konsep upaya pengelolaan air melalui hak
pengelolaan kebutuhan dasar warga pengusahaan air dan hak guna air kepada
negara yang dilakukan oleh pemerintah swasta. Air yang tadinya merupakan
barang privat, tidak begitu diperhitungkan
secara bisnis mengingat sangat
5 Konsep negara kesejahteraan (Welfarestate) melimpah, berubah drastis
Menurut Jimly Asshiddiqie merupakan pengaruh
dari faham sosialis yang berkembang pada abad keberadaannya setelah menjadi bagian
ke-19, yang populer pada saat itu sebagai simbol
perlawanan terhadap kaum penjajah yang dari barang publik dan diperhitungkan
Kapitalis-Liberalis, Lihat Soemardi. 2010. Teori
Umum Hukum dan Negara: Dasar-Dasar Ilmu
Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif-
Empirik. Bandung: Bee Media Indonesia, hlm. 9. 8Peraturan Kepala Badan Nasional
6 M. Yamin. 1959. Naskah Persiapan UUD 1945: Penanggulangan Bencana No. 7 Tahun 2008
Risalah Sidang BPUPKI/PPKI. Jakarta: Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan
Sekretariat Negara RI, Jakarta, hlm. 29. Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Pasal yakni
7 Gianfranco Poggi. 1992. The Development of the setidaknya terdiri dari 6 (enam) hal berupa tempat
Modern State Sosiological Introduction. California: tinggal, bantuan pangan, sandang, air bersih dan
Standford University Press, hlm. 126. sanitasi, serta pelayanan kesehatan.
186
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
regulasi air ini, yakni: (1) Mengapa sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan
pustaka,
regulasi pengelolaan air dalam Undang- mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,
hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku
Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang harian.
Lihat Soerjono Soekanto. 2007. Pengantar
Sumber Daya Air (SDA) bertentangan Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, hlm. 12.
12Johny Ibrahim. 2007. Teori, metode dan penelitian
dengan Undang-Undang Dasar 1945? hukum normatif, Malang-Jawa Timur: Bayumedia
dan (2) Bagaimana konsep regulasi air publishing, hlm. 30.
13 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Op.Cit.,
187
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
III. Analisis dan Pembahasan kaidah hukum itu, dimana secara etika ia
A. Mengurai Berlakunya Undang- ada atas dasar-dasar yang masuk akal
Undang Nomor 7 Tahun 2004
untuk dibenarkan. Kesimpulannya,
Tentang Sumber Daya Air
keberlakukan hukum secara normatif ini
Berlakunya hukum adalah cara merupakan unsur-unsur konstitutif dari
beradanya hukum, dimana harus berlakunya hukum, sehingga jika salah
dibedakan antara keberlakuan idiil dan satu atau bahkan ketiganya tidak ada
berlakunya secara normatif. Berlakunya maka sudah dipastikan kaidah hukum
hukum secara idiil merupakan sebuah tersebut telah kehilangan
legitimasi dan rasionalitas adanya hukum keberlakuannya.17
(aspek filsafat). Sedangkan keberlakuan
Jika mencermati Undang-Undang
normatif sedikit komplek. Meuwissen
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang SDA ini,
berpendapat secara normatif
secara idiil ia dibuat dan diberlakukan
berlaku/bekerjanya hukum setidaknya ada
untuk menjamin terpenuhinya hak warga
tiga bentuk, yakni berlakunya hukum yang
negara atas sumber air18, mengingat
berkaitan dengan aspek sosial, yuridis
sumber daya air ini karunia dari Tuhan
dan moral, dimana ketiganya saling
Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan
berkaitan.16
bagi kesejahteraan seluruh rakyat
Keberlakuan sosial atau faktual
Indonesia dalam segala bidang.19
berkaitan dengan keefektivitasannya di
Sedangkan, secara normatif berlakunya
masyarakat (Wirksamkeit). Kepatuhan
UU SDA ini dapat dijelaskan melalui tiga
masyarakat terhadap hukum, meskipun
aspek, yakni yuridis, sosiologis, dan
sisi ini perlu upaya daya paksa dan diiringi
moral. Aspek yuridis, UU SDA dibentuk
dengan penerapan sanksi. Sedangkan
dengan latar belakang kebijakan
keberlakuan yuridis berkaitan dengan
restrukturisasi bidang air yang dilakukan
pembentukan kaidah hukum yang sesuai
oleh pemerintah pada tahun 1998 yang
dengan aturan hukum dan prosedur yang
dikenal dengan Water Resources Sector
berlaku, oleh badan yang berwenang, dan
Adjustment Loan (WATSAL) sebesar US$
substansinya tidak bertentangan dengan
300 juta. Pemerintah diharuskan membuat
kaidah lainnya maupun kaidah yang lebih
peraturan perundangan yang baru di
tinggi. Selanjutnya, keberlakuan moral
bidang air untuk menyesuaikan
berkaitan dengan kualitas substansi (isi)
188
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
189
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
Penyediaan Air Minum (SPAM) mengatur hingga pasca amandemen pada tahun
bahwa penyelenggaraan SPAM dilakukan 2004, memperlihatkan bahwa negara
oleh BUMN/BUMD, Koperasi, badan hukum Indonesia menggunakan paham
usaha swasta, atau perorangan yang jelas negara kesejahteraan. Dalam literatur,
kontradiksi dengan ketentuan Pasal 40 welfare state adalah institusi negara,
ayat (2) UU SDA yang menyebutkan dimana kekuasaannya (dalam hal
tanggung jawab penyelenggaraan SPAM kebijakan ekonomi dan politik) ditujukan
ada pada negara.. Ini secara eksplisit untuk memastikan warga negara beserta
menegaskan bahwa terdapat keluarganya memperoleh pendapatan
inkonsistensi pengaturan dalam UU SDA minimum sesuai standar kelayakan.
akibat disisipi oleh agenda privatisasi Selain itu, untuk memberikan layanan
yang berasal dari ideologi liberalisme. sosial bagi setiap permasalahan yang
Dengan demikian, UU SDA dan peraturan dihadapi oleh warga negaranya.
pelaksananya menyimpangi ketentuan Selanjutnya, untuk memastikan warga
UUD 1945 disebabkan secara moral ia negaranya mendapatkan hak-haknya
mengesampingkan ideologi negara tanpa memandang perbedaan status,
(Pancasila dan UUD 1945) dan kelas ekonomi, dan perbedaan lainnya.22
terkooptasi oleh ideologi kapitalisme. Lebih lanjut, welfare state bisa
B. Konsep Regulasi Air yang Baik dilihat dalam perspektif yang
Sebagai Upaya Melindungi Warga
Negara di Era Globalisasi Ekonomi sempit/terbatas maupun luas. Dalam
Pasca Undang-Undang Nomor 7 perspektif yang sempit dapat dilihat dari
Tahun 2004
sistem pengelolaan keuangan negara
Uraian teoritis dan fakta hukum yang utamanya tertuju pada sektor rumah
mengenai pelaksanaan pengelolaan tangga (konsumsi dalam negeri,
sumber daya air di atas memunculkan penghasilan, asuransi), subsidi atau dana
pertanyaan bagaimana konsep regulasi sosial. Sedangkan dalam perspektif yang
pengelolaan air yang baik yang lebih luas, welfare state digambarkan
harapannya mampu melindungi warga sebagai intervensi pemerintah (negara)
negara Indonesia. Artinya dengan regulasi melalui kebijakan-kebijakan publiknya
air ini Pemerintah mampu memenuhi demi terwujudnya kesejahteraan sosial.23
kebutuhan dasar air warganya di tengah
kondisi global yang merubah tata nilai
pengelolaan air. 22 Anderson. 2012. Welfare States And Welfare
State Theory, Centre For Comparative Welfare
Untuk menjawab persoalan ini, Studies, Working Paper.
23 Linbeck, A. 2006. The Welfare State-Background,
penulis akan menggunakan teori negara Achievements, Problems, Research Institute Of
kesejahteraan (welfare state), mengingat Industrial Economics.
190
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
191
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
192
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
193
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
194
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
195
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
peran aktif negara dalam Pakai Air, dan Hak Guna Usaha
kegiatan perekonomian nasional, Air harus melalui proses ijin dari
terutama di sektor-sektor pemerintah dengan pola perijinan
strategis. yang melibatkan masyarakat
4. Ketentuan UU Penanaman Modal secara luas. Hal ini merupakan
(bagian yang memuat mengenai instrumen untuk membatasi
bidang-bidang usaha yang (pengendali, bukan penguasaan)
tertutup dan terbuka untuk penggunaan SDA. Selanjutnya
kepentingan investasi), dimana prinsip hak ulayat masyarakat
jelas terlihat arah kebijakannya adat atas SDA yang masih diakui
bahwa sektor air juga merupakan masyarakat. Prinsip terakhir
bidang yang terbuka untuk adalah penggunaan SDA
kepentingan investasi. utamanya bagi kepentingan
5. Ketentuan Undang-Undang negara sendiri bukan negara lain,
Pokok Agraria (UUPA), terutama kecuali jika kondisi kebutuhan
konsep “hak menguasai” negara. pokok air dalam negeri telah
6. Prinsip-prinsip pengelolaan air, tercukupi (kebutuhan pokok
terutama yang mencakup 6 sehari-hari, pertanian, sanitasi
prinsip, yakni enam prinsip dasar lingkungan, ketenagaan, industri,
pengelolaan air ini adalah pertambangan, perhubungan,
pengguna sumber daya air untuk kehutanan, keanekaragaman
kebutuhan pokok sehari-hari dan hayati, rekreasi, pariwisata, olah
kepentingan pertanian rakyat raga, ekosistem, estetika, serta
tidak dikenai biaya jasa kebutuhan lainnya).30
pengelolaan SDA, konsep Hak 7. Undang-Undang Pengelolaan
Guna Air harus dibedakan Lingkungan Hidup (UUPLH),
dengan konsep hak secara prinsip-prinsip pengelolaan yang
umum dan harus sejalan dengan berkelanjutan utamanya yang
konsep res commune yang tidak berkaitan dengan pemeliharaan
boleh menjadi obyek harga sumber-sumber air baku.
secara ekonomi. Kemudian 8. Berbagai ketentuan perundangan
konsep Hak Guna Pakai Air yang mengatur pengelolaan
dalam UU SDA harus ditafsirkan Sumber Daya Alam, seperti
sebagai turunan dari hak hidup
yang dijamin oleh UUD 1945. 30 Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PUU-
Oleh karenanya, penggunaan air XI/2013.
196
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
197
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
198
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
Anderson. 2012. Welfare States And Pasaribu, Rowland B.F. 2012. Globalisasi
Welfare State Theory. Centre For dan Pembangunan Ekonomi di
Comparative Welfare Studies, Indonesia. ebook: Foxit Reader.
Working Paper. Petras, James dan Henry Veltmeyer.
B. Arief Sidharta. 2003. Meuwissen 2002. Imperialisme Abad 21.
Tentang Pengembangan Hukum, Yogyakarta: Kreasi Wacana.
lmu Hukum, Teori Hukum Dan Soemardi, 2010. Teori Umum Hukum dan
Filsafat Hukum. Terj. Bandung: PT. Negara: Dasar-Dasar Ilmu Hukum
Refika Aditama. Normatif Sebagai Ilmu Hukum
Erhard Eppler. 2009. Melindungi Negara Deskriptif-Empirik, Bandung: Bee
dari Ancaman Neoliberal. (The Media Indonesia.
Return of the State, penerjemah Silalahi, M. Daud. 2003. Pengaturan
Allan Blunden, terbitan Hukum Sumber Daya Air dan
Forumpress,United Kingdom). Lingkungan Hidup di Indonesia.
Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Bandung: Alumni.
Perwakilan Indonesia. Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2001.
Gianfranco Poggi. 1992. The Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Development of the Modern State Tinjauan Singkat), Rajawali pers:
Sosiological Introduction, California: Jakarta.
Standford University Press. Soerjono Soekanto. 2007. Pengantar
Hertz, Noreena. 2003. Global Capitalism Penelitian Hukum. UI Press:
and the Death of Democracy. New Jakarta.
York: Harper Collins Publishers Inc. Suteki. 2010. Rekonstruksi Politik Hukum,
Johny Ibrahim. 2007. Teori, Metode dan Hak Atas Air, Pro Rakyat.
Penelitian Hukum Normatif. Malang- Semarang: Surya Pena Gemilang.
Jawa Timur: Bayumedia Publishing,.
Artikel Jurnal:
Linbeck, A. 2006. The Welfare State-
Intan Sazrina Saimy and Nor Ashikin
Background, Achievements,
Mohamed Yusof. 2013. “The Need
Problems. Research Institute Of
for Better Water Policy and
Industrial Economics.
Governance in Malaysia”. Procedia -
M. Yamin. 1959. Naskah Persiapan UUD
Social and Behavioral Sciences.
1945: Risalah Sidang
Sulastriyono. 2008. “Pembangunan
BPUPKI/PPKI. Jakarta: Sekretariat
Hukum Sumber Daya Air Sungai
Negara RI.
Yang Berbasis Kearifan Lokal”,
Miles, Matthew B. 1992. Analisis Data
Mimbar Hukum, 20 (3): 411-588.
Kualitatif. Jakarta: UI Press.
199
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
Tim Advokasi Koalisi Rakyat untuk Hak Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun
atas Air. 2005. “Kesimpulan 2015 tentang Pengusahaan Sumber
Pengujian Undang-Undang No. 7 Daya Air, (Lembaran Negara
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Republik Indonesia Tahun 2015
Air terhadap Undang-Undang Dasar Nomor 344, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Nomor
1945”, Majalah Ilmiah Pawiyatan, 22 5801).
(2). Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2005 tentang Sistem Penyediaan Air
Peraturan Perundang-Undangan:
Minum.
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun
Indonesia Tahun 1945.
2007 tentang Bidang Usaha Yang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Tertutup dan Bidang Usaha Yang
tentang Peraturan Dasar Ketentuan
Terbuka dengan Persyaratan di
Pokok Agraria, (Lembaran Negara
Bidang Penanaman Modal.
Republik Indonesia Tahun 1960
Peraturan Kepala Badan Nasional
Nomor 104, Tambahan Lembaran
Penanggulangan Bencana Nomor 7
Negara 2043).
Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
Cara Pemberian Bantuan
tentang Sumber Daya Air
Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Putusan Pengadilan:
Tambahan Lembaran Negara
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Republik Indonesia Nomor 4377).
058-059-060-063/PPU-II/2004.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Pengujian Undang-Undang Nomor 7
tentang Penanaman Modal
Tahun 2004 tentang Sumber Daya
(Lembaran Negara Republik
Air terhadap Undang-Undang Dasar
Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Negara Republik Indonesia Tahun
Tambahan Lembaran Negara
1945.
Indonesia Nomor 4724).
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
008/PPU-III/2005. Pengujian
Tentang Pembentukan Peraturan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun
Perundang-Undangan (Lembaran
2004 tentang Sumber Daya Air
Negara Republik Indonesia Tahun
terhadap Undang-Undang Dasar
2011 Nomor 82, Tambahan
Negara Republik Indonesia Tahun
Lembaran Negara Republik
1945.
Indonesia Nomor 5234).
200
Tanjungpura Law Journal Vol. 2, Issue 2, July 2018
201