You are on page 1of 64

13.

H Kenneth Walker, MD, W Dallas Hall, MD, dan J Willis Hurst, MD, (1990),
"Clinics!
Methods- The History, Physical, and Laboratory Examinations", Emory
Universuy School of Medicine, Atlanta, Georgia (ed. 3) (Butterworths Publishers, a
division of Reed Publishing). hIm. Chapter 192 Proteinuria. [ISBN 9-409-90077-.
Diakses 2011•
05-02.

14. Diedit oleh Peter G. Gibson ; section editors, Michael Abramson ... [et (2005).
Eidence•
jswed respirator medicine (ed. I pnbl.). Oxford: Blackwell. hh. 321. ISBN 978-
0•
7279-1605-
1

15. Dolin., {relit oleh] Gcrzld L. Mandell. John E. Bennett. Raphael (2010).
Atndent, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases tcd.
71hi Fhilaudcipii, F#: Chrciiii Livingstone:Eisevier. him. Chapter 250. IS33
[78(-it.:•
06839-
5.

16. Setiati, Siti., Awi, Idrus., Sudoyo, Aru W.. Simaibrata, Marcells..
Setiyohadi, Bambang., Fahrialsyam, ri. 2014. "Buku Ajar Ihm Penyakit Dalam".
Edisi kc- VI Interna Publishing.

17. Pratt D', Kaplan MM. Evaluation of abnormal liver-enzyme results in


asymptomatic patients. N Eng! J Med 2000.

1R. Armstrong MI, Houlihan DD, Bentham L, ct al. Presence an! severity ef non-
alcoholic
fatty hiver disease in a large prospective primary care cohort. J Ftcpatol
2012

19. Rivera F, L~pez-G~mez JM, P~rez-Garcia R. Spanish Registry of


Gloerulonephritis
Clinicopathologic correlations of renal pathology in Spain. Kidney Int
2004.

20. Gupta K, Hootor TM, Naber KG, et al. International clinical practice guidelines for
the treatnent of acute uncomplicated cystitis and pyelonephritis in women; A 2010
updatc by the Infectious Discases Society of America and thc European Society for
Microbiology and Infectious Diseases. Clin infect Dis 201 1

21. Smith ER, Cai iM, McMahon IP, et al. The value of simultancous measurements
of
urinary aibumin and total protein in proteinuric patients. Nephrol Dial Transplant
2012.

22. Khadra MiH, Pickard RS, Charlton M, et al. prospective analysis of 1,930 patients
with

23. Stead WW, Keriy GR, Schlueter DP, Jordahl CW. The clinical spectnnn of
primary tuberculosis in adults. Confusion with reinfection in the pathogenesis
of chronic taberculosis. Ann Intern Med 1968.

?
r --?
'
%
::j~ 24. Miler LG , sci SM , Y u E}, et al. population-based survey of tuberculosis symp toms:

5$
how atypical ar atypica! presentations? C!in Infcet.Dis.2000,

25. Verdon F, Herzig L, Burnand E, et ai. Chest pain in daily practice:


occurrence, causes and management. SwissMed Wkly 2008.

£
5 26. Culleton F, Manns BJ, Zang }, et al. impact of anemia onhospitalization and mortaliiy
.J in older adults. {load 2006.

4
4
27. Deny SD, Kuchibhatla MN, Cohen HJ Impact of anemia on mortality,
cognition, and function in community-dwelling elderly. An Med 2006.

4£ 28. Hoiiowel! IG, van Assendelf OW, Gunter EW, et al. Hematological
and iron-related analytes-·reference data or persons aged year and
-5y
I ... ~
over: United States, 1988-94. Vital Health Stat 11 2005.

l
9
5 30. Chobauian AV, Bakes GL, Black HK, et at. Thc Seventh Report of the

% Joint National Committee on Prevention, Detection and Treatment of


High Blood Pressure; the i€7 report. !AMA, My 212003:
289(19)2560-72 Kurt. Eugene, e! al. Harrison's. Principles
of terat Medicine. Singapore: McGraw Hiti.2&@ Price, Sylvia A.Wilson, Lorraic M.
t

% Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta:ECG, 2005

s
7
1
;
_
t
)
-
.

C t
_. }
!
% ·
y

:;
~

35

II
---------------··--·--···

··------·· . ·---·
EDIS1 3612019

PENGUMUMAN
KE6IATAN INTERNAL ■ PAGE

NO.I7 /SU/AU-PERS/IV/20I9 El NAM.A


KRYAWAN
AMA
ARRYAWA

JS/po«er S.
Setubungan dengan akan oilakukarnya MCI Tahiunan dengan iri diberitehukan 16[lri W'tr
kepala 37 £tnz Wen,Mn
scluruh Karyawn/wati PT, Sigma Uama bahwa MC 2kan di!aksarkan
6ls ifd«tin
pad:
7A u
Han/Ta n9gal : Ratu/ 10 Apt1 2019
Jr : 07.30- 16.00 7b
Tempat :R&DCentertt! Pr, signa Uter 12 +wrwwtti

Khu'us bagi kar;yawn/wati yang nama·n2man tersobut dilampiran


pen~umum2n ini maka jib berpua tpi boleh minum ait putih dati malam hani
mull jam 22.00 /d jam 08.00 WI8 (tau urang lebih 10 s/d 2 jam) untuk 13/tcbat
pmeriksaan darah khusu5. 14in

Seluruh karyawan/wati wafib mcngiuti MCu mengingot pntingrya bait 49,1 Gui K«tut
MCu bagi Perusahaan, kecuali bagi kryawan yang Dias diluar ka'a mka MU
2kan dpkukn di Klinik,
18/Tet.he Mohn 50/Kuef
Dem ianlah pengumuman ini fbaat untuk diketahui don di 19\rie Set:is
ksanakan,

20ti

Ciinongr,t- al209 24Lulna


2Aus Sutiyto
· 26\1ieP
4
2[priynt
I '
28 Saber»h
'' s!
. '< 2\toko San10
30/uw 1di
IJUAYAWLJ
Mager PersonaliaSumum
33/a fi$

Suasana kegiatan Medical Cheek Up kesehatan karyawan PT.Sigma Utama


EDISI 36/2019
EGIATAN INTERNAL P AGE 2

I
PENYAKIT TI OAK MENU LAR
C I
JENIS PENYAKIT

Fpmr therh
ripe es#oder

-ten Uri

PENYAKIT KRON IS
PENYAKIT HIP ERIENSI
MENULAR

id
pg S
+ t.ti +NORMAL
r.

C ..

=•·..
Fi :
::¢.

I·I ·.,l
I ·
#

~1. -·
::-\
·.· .
. % . d.
.- .
+
"'.
,
. ~-- .._ '.

-
ora ea

Edukasi dan konsultasi kesehatan serta pemaparan hasil MCU 2019, karyawan snagat
antusias tentang kesehatan dan penyakit serta pencegahaannya/menjaga kesehatan.
Acara ini dilakukan oleh Dokter dari Klinik Batik,
LAMPIRAN 2.f
€ G
0
G

E
c+ GD
0 I»

G-
C

ez
u
m GD
G
D
t )
o-.·

<m ~
cs 0
sz i >
5
@9,
9 po
N ~
)
Pp
o
"-0 z
c: 9 mu
D
d
<o
;:+
z 0
7c

U' i ..
gE
o z
? c

z c
I>
20
I>
0

0
9
«
:::J
0. 0... 0

• '5=
c 0
~
U 2
D
II
r
_
~.
; ;,:;--
0
<O
I'-'
0
0
l'0
ti·'. a5.

•_ zi
;;,:;--
c 3
U g
0 D
0 -+ 0
..
0 l'0
o °
O G
_, c

9
a
(4
0

c f
.


3
o
0

0z

0

G
LAMPIRAN 3.a

t
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PR I 04
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08

~ <" Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Belaku : 01 September 2016

4 I
TANGGAP DARURAT

6. Tim TGD di site proyek dipimpin oleh Safety Officer sebagai Ketua
TGD, dan dibantu oleh Tim Pemadam, Evakuasi, P3K, dan Helper.
Tugas dan tanggung jawab Tim TGD sama dengan tugas Tim TGD di
kantor pusal/pabrik.

6.2.2 Peralatan untuk tanggap darurat


1. Peralatan tanggap darurat yang minimal harus tersedia adalah alat
pemadam kebakaran yang diletakkan di seluruh areal pabrik dan lokasi

c· pekerjaan yang lain, kotak P 3K yang diletakkan pada tempat yang


ditentukan, safety line, safety cone, tandu, sekop, pasir, majun, TPS dan
perlengakapan untuk darurat lingkungan
2. Peralatan kebakaran perlu dilakukan perawatan secara berkala dan
dicatat oleh Kordinator TGD dengan Maintenance untuk mengetahui
keefektifannya sebelum keadaan darurat terjadi
3. Peralatan perlindungan personil ( PPE ) seperti alat ban tu pernafasan,
sarung tangan, masker, baju pelindung terhadap bahan kimia, baju
tahan api,sepatu boot, tersedia di lokasi strategis bagi tanggap darurat.

6.2.3 Pelatihan
1. Tim Tanggap Darurat harus dilatih untuk penanganan situasi
darurat yang berbeda-beda seperti kebakaran, aktivitas alam,
tumpahan
bahan kimia, darurat lingkungan dan kecelakaan kerja
(_ 2. Ketua Tim Tanggap Darurat harus mendapat pelatihan agar dapat
mengambil keputusan penting yang mempunyai dampak penting
terhadap kesehatan, keselamatan lingkungan dan kegiatan aktivitas
pabrik.

6.2.4 Sistem Komunikasi


1. Setiap unit kerja memiliki saluran telepon intern yang dapat digunakan
untuk menghubungi nomor telepon Tim TGD pada keadaan darurat.
2. Ketua TGD menyiapkan Daftar Nomor Telepon TGD ( ENV•
FM/0402 ) yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat untuk internal
dan eksternal seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Rumah Sakit
terdekat, PIC terkait, dll )

5/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen • ENV - PR/ 04
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
z¢ Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016

TANGGAP DARURAT
I
3. Semua kontak telepon eksternal di bawah koordinasi Kordinator
Tanggap
Darurat.
4. Pada lokasi pabrik ditempatkan alarm tanda bahaya dan alat
announcement untuk memberitahukan kondisi keadaan darurat.
5. Sistem komunikasi untuk di lokasi site pengecatan {diluar lokasi PT.
Sigma Utama) dikoordinasikan olef Safety Officer, dengan tahapan sbb:
Jika terjadi kondisi darurat, pekerja yang berada di lokasi/site
melaporkan ke Tim TGD atau Supervisor Proyek dan Penanggung
jawab K3 dari Pelanggan.
Tim TGD atau Supervisor Proyek akan memimpin penanganan
kondisi darurat. Safety Officer akan berkoordinasi dengan Pe!
anggan dan pihak luar jika diperlukan bantuan.
Setelah kondisi darurat dapat diatasi, Safety officer harus membuat
laporan ke Pelanggan dan Kantor Pusal/MR mengenai
kronologis kejadian, penanganan kondisi darurat dan tindakan
setelah penanganan kondisi darurat tersebut.
6.2.5 Pengendalian terhadap hal-hal yang potensial menyebabkan
keadaan darurat.
1. Seluruh material yang mudah terbakar seperti kertas, kain, bahan
kimia, bahan baku, produk, dll harus disimpan di tempat yang aman
dan jauh dari sumber api, sumber listrik, dan area berbahaya.
2. Seluruh listrik, peralatan elektronik, sumber tenaga harus dimatikan
ketika tidak digunakan. Apabila ditemukan adanya kelainan terhadap
sistem listrik atau peralatan elektronik harus segera melaporkan
kepada Bagian Maintenance atau PIC yang bertanggung jawab.
3. Semua kran, valve solvent maupaun air harus dalam keadaan tertutup
apabila tidak ada kegiatan pabrik / produksi.
4. Seluruh tangki yang berisi bahan yang mudah terbakar harus dalam
keadaan tertutup rapat, seperti tangki penampungan produk sementara,
drum, jericant.
5. Seluruh tanggul atau pembatas pengendali di area IPAL dan TPS
Limbah B3 harus dalam keadaan baik dan aman serta berfungsi
dengan baik
6.2.6 Sosialisasi Program Tindak Darurat dan Simulasi.

6/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PR I 04


E JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016
TANGGAP DARURAT
I
-
E

r •

1. Seluruh karyawan harus mendapatkan pelatihan bagaimana


menghadapi darurat dan kecelakaan kerja, yang
kadaan
pelaksanaannya sesuai dengan prosedur pelatihan : HRD-PR/02
2. Simulasi atau uji coba evakuasi sekurang-kurangnya diadakan dua kali
setahun dengan melibatkan karyawan dan Tim TGD serta
dikoordinasikan oleh Seksi Diklat. Penjadwalan dilakukan dengan
mempertimbangkan aktivitas produksi dan aktivitas karyawan.
3. Untuk simulasi di site proyek dilakukan minimal 1x untuk
melatih kesiapan jika terjadi kondisi darurat.

6.3 Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran

6.3.1 Pemberitahuan tentang keadaan darurat


1. Pekerja yang mengetahui keadaan darurat menekan alarm / peringatan
pertama tanda bahaya dan menginformasikan kepada Pusat Kontrol
Komunikasiuntuk memberitahu pekerja bahwa terjadi keadaan
darurat.
2. Mendengar peringatan tersebut, Petugas teknisi mematikan listrik untuk
mencegah kerugian yang lebih luas.
3. Jika tindakan darurat tersebut adalah kebakaran, maka pekerja
yang mengetahui terjadinya kebakaran tersebut sebisa mungkin segera
memadamkan api
4. Pekerja yang mengetahui terjadinya tindak darurat melaporkan
kepada Ketua Tim TGD dengan menyakinkan hal-hal sebagai
berikut : nama pelapor, jenis tindak darurat, dan lokasi kejadian.

6.3.2 Tindakan Pada Saat Alarm Tahap Pertama


1. Ketua TGD menginstruksikan Tim TGD di area kejadian
untuk menyelidiki penyebab tindak darurat, menanggulangi dan
melaporkan kembali status keadaannya.
2. Anggota Pemadam Kebakaran area memadamkan kebakaran dengan
APAR sehingga kerugian dapat diperkecil tanpa mengambil resiko
perorangan sebelum Dinas Kebakaran tiba.
3. Anggota Pemadam Kebakaran bersama pelaksana unit
kerja melokalisir kebakaran dengan cara :
7/15

I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PRI 04

?:..,., JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08

4 Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN


TANGGAP DARURAT
Tgl. Berlaku : 01 September 2016

I
• Menghentikan sarana dan kegiatan kerja yang
sedang berlangsung seperti aktivias mesin, listrik, air, menutup
kran tangki solvent, dll
• Memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari
iokasi kebakaran.
6.3.3 Tindakan Pada Saat Alarm Tahap Kedua
1. Apabila Tim TGD tidak dapat menangani keadan darurat, maka
dibunyikan alarm tanda bahaya ( tahap kedua ) sebagai
pemberitahuan untuk melakukan evakuasi.
2. Pusat Kontrol Komunikasi dan atau Ketua TGD memberitahu
kepada pekerja tentang keadaan sebenarnya dan perintah untuk
melakukan evakuasi agar tidak menimbulkan kepanikan yang
mengakibatkan terhambatnya proses evakuasi.
3. Menghubungi pihak eksternal yang dilakukan oleh Pusat Kontrol
Komunikasi :
• Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan menyampaikan
hal• hal sebagai berikut : nama, lokasi dan nomor telepon
perusahaan serta nama si pelapor. Pada saat menghubungi
Dinas Pemadam Kebakaran, jangan memutuskan hubungan telepon
sampai anggota Dinas Kebakaran mengulangi isi berita.
• Menghubungi pihak eksternal terkait lainnya yang diperlukan
seperti ambulance, kepolisian, PLN, dll
4. Evakuasi
• Setelah ada alarm kedua atau pengumuman untuk
melakukan evakuasi, maka Tim Evakuasi dibawah kordinasi
Kordinator Search
& Rescue ( Evakuasi ) segera melakukan evakuasi
karyawan, dokumen penting, peralatan, dan asset perusahaan yang
lain
• Semua orang yang berada di lokasi gawat darurat diwajibkan
keluar melalui jalur evakuasi yang ditentukan ( lihat Peta
Evakuasi : ENV-FM/0401 ) ke "Tempat berkumpul" yang sudah
ditentukan dengan tenang I tidak panik.
• Pada saat evakuasi diprioritaskan dulu orang cacat, wanita
hamil, anak-anak, jika ada.

8/15
z+_ ¢ I
«
PT. SIGMA UTAMA
-PR I 04
No. Dokumen : ENV

JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08


Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01
September 2016
TANGGAP DARURAT
l
• Kord. Evakuasi dan Kord.Security memastikan
semua orang yang telah keluar dengan cara
menghitung orang yang berkumpul di "Tempat
berkumpul" kemudian memeriksa kamar kecil atau
tempat lain yang memungkinkan orang masih tinggal.
• Tim evakuasi memberitahukan Tim P 3 K bila ada
personil yang membutuhkan pertolongan pertama
sebelum dievakuasi dan setelah dievakuasi
• Tim evakuasi mendata seluruh pekerja yang sudah
dievakuasi termasuk yang sakit dan cuti. Bila ada
pekerja yang hilang, maka dengan dilengkapi
peralatan PPE, akan mencari pekerja tersebut pada
lokasi terakhir perkerja tersebut berada.
• Regu evakuasi menyelamatkan dokumen,asset
perusahaan ke tempat aman yang telah ditentukan
dan mengamankannya dengan bantuan satpam.
• Kordinator Evakuasi mendata asset perusahaan
yang berhasil diamankan dan melaporkan kepada
Kordinator TGD.
5. Tindakan terhadap orang / pekerja yang cedera
Kordinator P 3 K dilengkapi dengan PPE lengkap

c memindahkan yang cedera dari lokasi. Jika pertolongan


pertama tidak memadai, maka menunggu kedatangan Tim
_- Medis khusus atau segera dibawa ke Klinik
/ Rumah sakit terdekat untuk
penanganan selanjutnya.
6. Pengamanan Lokasi Kejadian.
• Para pekerja dilarang untuk masuk / mendekati
lokasi kejadian sampai ada persetujuan dari HSE
Officer.
• Ketua Tim TGD area membuat zone isolasi yang
melarang siapapun masuk ke lokasi gawat darurat
dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya.
• Kordinator Security /Satpam memastikan semua jalan
masuk utama dan keluar benar-benar terawasi dan
bagi orang-orang yang tidak berwenang tidak dapat
masuk ke dalam lokasi perusahaan.
• Satpam akan menjadi petunjuk jalan dan mengatur
lalu lintas bagi Dinas Kebakaran, ambulance dan
bantuan dari luar lainnya ke lokasi yang dituju tanpa
hambatan.

9/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV- PRI 04
JI. lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
7 Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016

TANGGAP DARURAT
I
• Anggota pemadam kebakaran dengan bantuan Bagian
Maintenance membantu kelancaran bantuan yang datang dari luar
di tempat kejadian kebakaran.
• Tim Pengendali lingkungan dibantu cleaning service (jika
ada) segera membersihkan limbah akibat kejadian tersebut
sesuai Prosedur pengendalian Limbah (ENV-PR/06).
• Ketua Tim TGD membuat laporan tentang kejadian tersebut
sesuai prosedur PTPP (MR-PR/08)
6.3.4 Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran diluar jam kerja

Jika tindakan darurat kebakaran terjadi pada malam hari ( di luar jam kerja
) atau pada hari ibur, maka penanggung jawab untuk pengambilan
tindakan jika terjadi tindak darurat akan dilakukan oleh Regu Satpam yang
bertugas pada hari l jam tersebut dengan fasilitas perlengkapan FAS
(Fire Alarm System) yang terdiri dari smoke dan heat detector yang sudah
di pasang di area Gudang Bahan Baku, Proses Produksi, Gudang
Barang Jadi, laboratoorium QC ,laboratorium R&D, ruang panel listrik,work
shop maintenance dan area cuci tangki.
1. Apabila ada kejadian di area tersebut maka sirine dan sinyal
akan muncul di panel kontrol di Ruang Satpam dan akan terbaca
dimana / area mana terjadi kebakaran
2. Regu Satpam segera melaporkan kepada MR/Manajer HSE, Ketua Tim
Tanggap Darurat, Manajer Umpers yang sudah tertera pada Daftar telp
penting.
3. Manajer HSE / HSE Officer akan memberikan arahan dan
mengkomunikasikan dengan pihak terkait dan Direksi
4. Satpam segera menuju ke area tersebut dengan kunci khusus akses ke
area tersebut
5. Regu Satpam akan melakukan tindakan pertama mernadamkan api
terse but
6. Panel listrik segera dimatikan dan area di isolasi agar tidak merambat ke
area lain
7. Apabila pemadaman dapat dikendalikan maka area yang
terkena kebakaran diberi batas safety

I0/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PRI 04

·:/·r
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
5 Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016

TANGGAP DARURAT
I
8. Apabila pemadaman tidak dapat dikendalikan , maka sesuai
rekomendasi Manajer HSE / Manajer Urnpers dan disetujui Direksi,
maka Kordinator Satpam atau PIC yang ditunjuk mengubungi Dinas
Pemadam Kebakaran terdekat atau yang tertera pada Daftar Telp
Penting.
9. Limbah yang ditimbulkan dari kejadian darurat di buang sesuai dengan
jenisnya yang telah diatur dalam prosedur Pengendalian
Operasional ( ENV-PR/03 ) dan prosedur Pengendalian Limbah (ENV-
PR/06)

6.4 Penanganan Keadaan Darurat Tumpahan Bahan Kimia


6.4.1 Tumpahan di area pabrik / kantor pusat
1. Jika keadaan darurat tumpahan bahan kimia yang terjadi maka pekerja
yang mengetahui keadaan segera menginformasikan ke Tim TGD
Area untuk menanggulangi keadaan darurat tersebut.
2. Pekerja dan Tim TGD segera menghentikan tumpahan jjka masih
terjadi, dan melokalisir area tumpahan agar mengkontaminasi barang lain.
3. Membuat tanggul dengan dengan bantalan pasir yang tersedia untuk
menahan laju aliran tumpahan
4. Langkah selanjutnya sesuai dengan ENV-IK/02 lnstruksi
Kerja
Penanganan Tumpahan Bahan Kimia.
5. Jika tumpahan yang terjadi terlalu besar, maka karyawan yang melihat dan
anggota Tim TGD melaporkan kepada Ketua Tim TGD untuk melakukan
evakuasi.
6. Pusat Komunikasi (Ketua Tim TGD) mengumumkan keadaan darurat yang
terjadi dan memerintahkan pekerja segera melakukan evakuasi.
7. Ketua Tim TGD menghubungi pihak external yang diperlukan seperti
PLN,
Pemadam kebakaran jika rnasalah tidak dapat diatasi secara
internal.
8. Ketua Tim TGD membuat laporan penye!idikan rnengenai kejadian darurat
yang terjadi dan dilaporkan progresnya kepada MR.

6.4.2 Tumpahan di luar area pabrik / kantor pusat (saat pengiriman produk)
1. Pada saat pengiriman atau pengambilan produk, Petugas Pengiriman
disertakan MSDS produk/barang yang dikirim, peralatan emergency
seperti majun, APAR, sekop dan ember kecil) dan no telepon yang dapat
dihubungi jika terjadi sesuatu di perjalanan.

11/5
I PT. SIGMA UTAMA No. Ookumen : ENV- PRI 04

- JI.-· Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08


~
,~-., r Judul: PROSEDUR PERSIAPAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016
DAN TANGGAP DARURAT
I
2. Sopir melakukan pemeriksaan kondisi kendaraan, peralatan yang harus dibawa, dan
barang yang dikirim.
3. Jika terjadi kondisi darurat seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, ataupun
tumpahan produk, maka Petugas Pengiriman / Sopir harus menghubungi Ass. Man Gudang
Jadi dan atau Man. Umum Personalia untuk melaporkan kejadian tersebut.
4. Untuk kondisi darurat tumpahan bahan, Petugas / Sopir membuat batas
atau melokalisir area yang terkena, dan mencoba membersihkan
dengan alat yang ada. Jika sekiranya tidak memungkinkan, maka
melaporkan ke Kantor Pusat (MR atau HSE Officer) untuk meminta
rekomendasi tindakan yang diambil.
5. MR/ HSE Officer akan menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak
luar, misalnya Bina Marga, untuk dapat mengatasi kondisi tersebut.
6. Setelah sampai di kantor, Petugas Pengiriman/Sopir membuat laporan
kronologis kejadian dan penangannya dan disampaikan kepada
Man. Umpers dan Keuangan dan MR.

6.5Penanganan Keadaan Darurat Gempa Bumi

6.5.1 Jika terjadi gempa bumi seluruh penghuni gedung diminta untuk berlindung
dibawah meja atau melindungi kepala dengan ordner atau benda lain yang
dapat melindungi kepala (tripleks, celcon, helm dll) dan penghuni diluar
gedung diminta untuk menjauh dari lokasi gedung/bangunan.
6.5.2 Ketua Tim TGD memerintahkan kepada Bag. Maintenace untuk
mematikan aliran listrik.
6.5.3 Ketua Tim TGD menginformasikan keadaan gempa dan meminta bantuan
kepada pihak -pihak yang diperlukan seperti Dinas Kebakaran,
Rumah Sakit, PLN, dll jika diperlukan.
6.5.4 Setelah gempa berakhir Ketua Tim TGD dan Tim TGD memeriksa
gedung/bangunan yang terkena gempa.
6.5.5 Jika terjadi tumpahan B3 maka dilaksanakan prosedur penanganan
tumpahan.
6.5.6 Ketua Tim TGD menyelenggarakan pertemuan untuk meninjau
keadaan dan mengambil tindakan perbaikan /pemulihan.

12/15

I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV- PRI 04


JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
?::''
4
,.,.
Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN
2016
Tgl. Berlaku : 01 September

TANGGAP DARURAT
I
6.6 Tindakan Karyawan Saat Terjadi Keadaaan Darurat

6.6.1 Pada saat mengetahui terjadi keadaan darurat dari pengumuman awal,
maka karyawan segera menghentikan kegiatanya, dan
mematikan peralatan yang sedang dikerjakan seperti mesin
produksi, peralatan aplikasi, peralatan inspeksi, computer, lap top,
kompor, sambil menunggu pengumuman selanjutnya.

6.6.2 Jika ada pengumuman bahwa keadaan darurat tidak dapat diatasi
sendiri dan mengharuskan untuk evakuasi, maka karyawan segera keluar
gedung dan berkumpul di area "Tempat Berkumpul" dan kalau
memungkinkan sambil membawa dokumen penting di Unit Kerjanya.

6.7 Tindakan saat di area "Tempat Berkumpul"


6. 7.1 Setelah sampai di area "Tempat Berkumpul" setiap karyawan
segera melaporkan diri ke Tim Evakuasi dan berkoordinasi untuk
melakukan pendataan keberadaan karyawan lain.
6.7.2 Tim Evakuasi segera memeriksa jumlah karyawan yang telah berada
di "Tempat Berkumpul" dan mencocokkan dengan data karyawan,
sehingga diketahui karyawan yang selamat, yang cedera, atau yang
belum berkumpul (masih di area / ruang kerja).
6.7.3 Tim Evakuasi mencari karyawan yang masih di area I ruang kerja dan atau
menyisir area / ruang kerja untuk memastikan tidak ada karyawan yang
masih berada area / ruang kerja.
6.7.4 Jika ada korban atau karyawan yang cedera segera diberikan pertolongan
atau dibawa ke rumah sakit terdekat jjka diperlukan.

6.8 Tindakan Pada Saat Keadaan Darurat Sudah Dikendalikan.


6.7.1 Limbah yang ditimbulkan dari kejadian darurat di buang sesuai
dengan jenisnya yang telah diatur dalam prosedur Pengendalian
Operasional (ENV-PR/03 ) dan prosedur Pengendalian Limbah (ENV-
PR/06)
6.6.1 Ketua Tim TGD akan membunyikan alarm kembali ( tanda aman ) atau
pengumuman sebagai pemberitahuan bahwa situasi telah
dikendalikan dan pekerja dapat kembali ke lokasi kerja dengan aman.

13/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV- PR I 04

s:
,~,,.~
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor
Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN
No. Revisi
Tgl. Berlaku
: 08
: 01 September 2016

TANGGAP DARURAT
I
6.6.2 Dampak lain dari terjadinya situasi gawat darurat segera ditanggulangi
agar tidak terjadi pencemaran.

6.8 Evaluasi Kejadian Darurat


6.8.1 Setelah kejadian gawat darurat, Ketua Tim TGD membuat laporan
tertulis yang berisikan informasi tentang kejadian dan penanganannya
sebagai masukan untuk evaluasi.

6.8.2 Ketua tim TGD area, MR dan Top Manajemen serta instansi lain
yang terkait mengadakan evaluasi untuk mendiskusikan masalah,
menilai tindakan dan melakukan perbaikan untuk meminimalkan kejadian
di masa mendatang. Selanjutnya hasil evaluasi dibicarakan di dalam
Tinjauan Manajemen ( MR-PR/ 06 ).
6.8.3 Jika diperlukan prosedur persiapan dan tindak darurat dapat
direvisi ( lihat Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data : PPD-PRI01 )
sesudah terjadi keadaan gawat darurat.

7. Penanganan Darurat di TPS Limbah 83 dan IP AL


7.1 Persiapan
7.1.1 Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 dibatasi dengan
bangunan tertentu
7.1.2 Kordinator Tim TGD menyediakan peralatan yang digunakan untuk
penanganan kejadian kecelakaan di TPS /IPAL diantaranya skope ,
pasir, dll
7.1.3 PIC untuk keadaan darurat di TPS dan IPAL adalah Operator TPS
LB3 dan IPAL
7.2 Penanganan Darurat
7.2.1 Apabila terjadi tumpahan,ceceran,kebocoran atau bangunan
penampung roboh dan kejadian lain yang kecilserta dapat ditangani
sendiri, maka;
7 .2 .1.1 Operator segera menangani sendiri dan melaporkan kepada Ketua
Tim Tanggap Darurat atau Departemen SHE-Q
7 .2.1.2 Area yang terkena limbah 83 atau air limbah yang belum
diolah dilakukan dengan prosedur penanganan tumpahan

14/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV- PRI 04

z,· 7
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
Judul: PROSEDUR PERSlAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016
TANGGAP DARURAT
I
7.2.1.3 Limbah yang tumpah,bocor tersebut di pisahkan dan dikembalikan
lagi ke TPS Limbah B3 atau Penampungan air limbah untuk diolah lagi
7.2.2 Apabila terjadi darurat tumpahan besar, kebocoran besar yang tidak
bisa ditangani sendiri, maka :
7 .2.2.1 Operator segera melaporkan kepada Ketua TGD dan a tau Oepartemen
SHE-Q untuk segera ditangani
7.2.2.2 Oepartemen SHE-Q berkoordinasi segera dengan
Umpers/maintenance agar segera ditindaklanjuti
7.2.2.3 Departemen SHE-Q / Ketua Tim TGD dan Umpers akan segera
mengisolasi area yang terkena tumpahan atau cemaran Air Limbah
dari IPAL atau Limbah B3 dari TPS LB3
7.2.2.4 lsolasi dapat dilakukan dengan membuat tanggul sementara dan atau
tempat penampung khusus agar lingkungan tidak tercemari oleh bahan
tersebut
7.2.2.5 Limbah hasil penanganan tersebut di simpan di TPS LB3 untuk
di lakukan pengelolaan
7.2.2.6 Departemen Umpers segera memperbaiki infrastruktur yang
rusak tersebut
7.2.2.7 Selama infrastruktur belum selesai diperbaiki disediakan tempat
untuk penampungan Air Limbah sementara atau TPS sementara.
7.3 Evaluasi dan simulasi
7.3.1 Ketua Tim TGD mengevaluasi atas kejadian darurat tersebut :
analisa penyebab,perbaikan dan pencegahannya
7.3.2 Simulasi darurat di TPS LB3 atau IPAL dilakukan minimal 1 tahun sekali

8.REKAMAN

8.1 Laporan / PTP Kejadian Tanggap Darurat


8.2 ENV-FM/0401 Peta evakuasi
8.3 ENV-FM/0402 Daftar Nomor Telpon RGD
8.4 Daftar Peralatan Tanggap Darurat
8.5 ldentifikasi Area Berbahaya
8.6 JSEA untuk proyek/order

15/15
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PRI
04

7 gs.A
1.•.,...
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor
Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN
No. Revisi
Tgl. Berlaku
: 08
: 01
September 2016
TANGGAP
I
DARURAT

DA

+ [Fe0

....................
' tepe e tegrim,
-- •-•-•-••---••-•-·! ---••-•-•-••---•• ·•-•-••-••-••-•

. . . ....-....aw«ano.nsoe
0" & l n
.4
•/w,4•&•r••••••.
14 Ga0re 8an)a
• • . N
'


" «1u12
1tr»60oaraIA Ct+oh
«
t- ·-·-·-··---··-·-
Nu4or Ciro0 «ten.Mg ..----------------· ._
4.b
t0a+a}+arr+Cs.p 4t

16/15
I PT. SIGMA UTAMA
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor
No. Dokumen
No. Revisi
: ENV - PR/ 04
: 08
F
Judul PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016

·
..

4' TANGGAP DARURAT


I

DAFTAR PERALATAN TANGGAP DARURAT


~I
NO NAMA PERALATAN Dshar JUMLA H LOKA SI Seti3p PENANGGUNG JA'WA8
1 No. telp pentin 1 Are3 Kcrd Tang6p D3rrat
2 Peta Evakuasi I Seti3p Are3 Krd Tan03p Darr3t
3 Dsfar Tm RGD 1 Seip Are3 Krd Tan03p Darr3at
4 AP AR 58 Se~so Are3 Kcrd Tan&3p D3rr3t
5 Tandu 1 SHE-0 PC F3K
6 Box Perdengkapan P3K 6 Seti3p Are3 PIC P3K
7 Tcmbod Alarm 7 Setisp Are3 KorTan0a3p Darr3
s Speaker 4 Seti3p Are3 KerTan0dp Darr3t
? Peral3tan tumpahan 4 GB6,Produksi,6BJ,TPS Kcrd Tang3p Darr3t
- 3ekop
- Bantalan p3sir
- Second containment
• TPS
- Sapu iruk
• Pasir
-Ga3ru
- Aain
10 Peral3tan PPE 1 Umum HSE Ocer
• Safety Shoes
- Respirator
- Gooles
- Safety loves
11 Megaphone I Umum Ea30. Umum
12 Eme rgency larp/lampu senter 2 Maintenance, SHE-Q B3q. Umum
13 Kenda3ran operasional t Umum Ba3a. \mum
14 Pompa portable 1 Umurn Baa. Umum
15 Baiu tahan api 2 SHE-0 HSE O#icer
16 Fire Alarm Sistern 1 set Area merahrt=rttu Kcrd Tang p Darr3;
17 Eme rgency shower 3 Area dekat cuci tanaki Kori Tan4,3p Darr3t
1& Eve wash 2 Produksidan R3D Kor Tana5p Darr31
19 3a'ety con 7 SHE-Q HSE Ocer
20 3Safety line 5 SHE-Q HSE Ocer
21 Lampu errency 3re3a 7 Lt.2, r.tam, locker,produksi,GBJ

17/15
e·•, I PT. SIGMA UTAMA No. Revisi : 08
No. Dokumen : ENV - PR/ 04

JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor


,J•~ Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September
2016

TANGGAP DARURAT
I

C
I
A

(
V
K
A
w
P
r

$
4
G
M
4

4
1
A
n
1

4
s
t


4

4
n

f, w e5er. A


LJ•
EJ ---~~
(3--
~-V:~•><•U•«~
. 6

.- -
v

C. ·". :
#,
-
i.
< . s..»s, •

E '.

lI
±#HEP= :
EJ-·---
0
-«•------
~--
,

:_~~--;·_l)_::_~l_.l :;(;.·
,,.,~:: :::::•~·-
1
~: -

5 ·

e.ii.z;
El •~.a:.:-: .: ,.,,. ,.. ~. ~

t
r
•.. . .., Ga'. .,,...
,•

Arc Darras
32 52 20215

18/15
LAMPIRAN 3.c
SKEN A RIO SIM U LA SI EM ERG EN CY

Hari : Jum at
Tanggal: 7 Desember 2018.
Waktu :15.00
Lokasi : area cuci tangki, dekat work shop maintenance

Skenario kejadian:
1. Diarea tersebut mendadak ada api ,sehingga karyawan yang berada disekitar area
tersebut berteriak
2. segara team pemadam area memadamkan api,
3. team TGD yang ada menyalakan tombol darurat terdekat
4. team maintenance segera mematikan panel listrik
S. kordinator TGD segera mengendalikan situasi
6. team evakuasi dan security segera bergerak mengevakuasi semua orang yang berada

C dipabrik (waktu lama berkumpul diukur)


7. setelah berkumpul di titik kumpui pastikan semua sudah dievakuasi [dicekhlist
seluruh karyawan)
8. setelah semua dinyatakan aman semua diperbolehkan kembali bekerja
9. Team penanganan limbah membersihkan limbah bekas latihan di buang sesuai TPS
yang sesuai
10. team TGD mengivenstigasi penyebab emergency tsb untuk ditindaklanjuti

Target:
1. waktu kumpulS menit
2. alarm berbunyi efektif
3. APAR bekerja efektif
4. Team pemadam mampu memadamkan api secepat mungkin
5. Limbah sisa segera dikendalikan
6. Tombol dan alarm sistem FAS (Fire Alarm Sistem) bekerja efektif
7. Tingkatrespon Security terhadap FAS
8. Semua karyawan atau tamu yang hadir semua lengkap

/4
c
Bogor Des:;_,b, eri 2018.

Ko,~Df;HE-Q
t
EV A LU A SI PELA KSA N AA N SIM U LA SI EM ER G EN C Y
H ari / tanggal :Jum at/ 7 D esem beri 2018.
Pem im pin sim ulasi : M om o n
M ateri sim ulasi : Kebakaran, pem adam an,evakuasi, dll
Lokasi :a rea cuci tangki, dekat w ork shop m aintenance
H asil pelaksanaan [evaluasi):
TA R G ET H A SI L PEN Y EBA B TIN D A KLA N JU T I PIC
1 Waktu kec berkumpul S menit 6 menit 8unyi sirine Perbaikan HSE
kurang
keras
2 Alarm berbunyi Efektif Di panel Sound Perbaikan HSE
control/Security
system bunyi, yang
rusak diluar bunyi
kurang keras
3 Efektifitas APAR £tektif Ok I l
4 Kesigapan (respon) efektif Ok I !
Team pemadam II
s Penanganan limbal segera Ok l _.__
I
6 Tombol alarm dan Berjalan Ok
i
sistem FAS baik i
7 tanggungjawab Berjalan Ok i
Security (panel kontrol !I
t
FAS)
8 Semua karyawan Lengkap 'engkap l

(manifest) yang 1I
dievakuasi lengkap i

Kesimpulan:
NO ASPEK PENILAIAN I NII.Al Ket.

1 Kesigapan petugas •
V
Baik Cukup kurang

2 keterampilan V

3 Kecepalan respor V
4 Tanggungjawab tugas ]v sound system rusak
5 Efetifitas alarm (FAS) V I


It
BiDesombe,
6

2018.
Momon
Kordinator TTD/SHE-Q
DOKUMENTASI (FOTO) SIMULASI

TEMPAT KEJADIAN DAN TINDAKAN PEMADAMAN

,
z%%

«
·3
4%
£;·+#

' Yi '
± ;' '

4 a /kiss'# awe
t}8&&#,553 :.8553;i-=- ·cc

AREA BERKUMPUL DAN PEMERIKSAAN MANIFEST KARYAWAN

·V -~

·i i
+ s;

Cat@tan dan menjadi perhatlan:


•• • •
7.2 5 :3
,/
1. Kecepatan kumpul tidak sesuai target disebabkan suara sirine nya kurang keras
2. Sound system agar segera diperbaiki /diajukan perbaikan ke Direksi

C
SKENARIO SIMULASI EMERGENCY DI TPS LB83 (2)
Hari/tang£al : Jum at/ 5/10/2018
Waktu : 15.00
Lokasi : area TPS LB3
Skenario kejadian:
1. Pada saat handling sampah/limnbahB3operator terkena cipr2tan limbahB3
2. Operator melakukan tindakan darurat
Target:
1. Respon operator cepat
2. Operator memahami prosedur penanganan darurat di TPS [B3 denan baik
3. Peralatan emergency shower, eye wash,dll berfungsi efektif
4, Memperbaiki/melengkapi perlengkapan yang diperlukan jika ada darurat

2
Bogo:,4/l/18 ,,./

HSE/' 'd.Tang@zap Darurat


=--le-----=zzzzzz=±===zzzzzz±===±zzz==z===zzzzzzzzzzzzzzzzzz--z-z-zzzz===z=

EVALUASI PELAKSANAAN SIMULASI EMERGENCY DI TPS LB3 (2)


Hari/ tanggal : 5/10/18
Pemimpin : Momon Darmana
simulasi Materi : darurat kecelakaan kerja (terciptrat limbah B3)
simulasi : TPS LB3
Lokasi
Hasil pelaksanaan
(evaluasi): - -..
N O --- .. TARGET HASIL TINOAKLANJUT
..•..
PI C
- - ---
- ~--
··----
---- -- ·-- ··-·--··- ....
1 Kesigapan {respon) Operator cepat cepat -.-.-.-.-----....---•
2 Kelengkapan Peralatan Lengkap& Efektif, APD Pengadaan ; RMD
; Tindak darurat {efektif) efektif ; kurang Ao.xcamat

·-- ../.------·-----·---·------------.-----· ··- (kacamata)_ -·--- --·---·


;' [Kesesuaian prosedur ' Ada&sesuai 8elum ada IK Dibuatkan MO
~--··- i:•·----··--·-------------···--··--' ········-·- j Khusus -------·--------------
·---· Kesimpulan;
······-···--·-··-··
NO_,AWm PFNll A!AN ··-··--------· '----·-·-··--··-··- ··--· ... ,._.NILII.I
····-·
'..-I-.-.ai_Cukup _ kurang
' 1 Kesigapan Operator[respon) v ;
?
r 2· I --- ·····--·--- ·~----•--·•· ····------:·-·-··-----·-··· ····--· ----·.
Kcterampilan ---·- I
~. 7
is_[sf~ff~serf±taro@_Tv
1
! 4 ·· Kelengkapan alat tindak darurat .i V{APD)
'5 }Kesesuaian prosedur { V
Catatan menjadi perhatian:
1.Pengadaan APD (acamata)
2.Pembuatan IK husu5

Bogor, 5~0/18 .

h/i ~'If./
f not
HSE/Kord.Tanggap Darurat
FOTO /DOKUMENTASI

in
tL$iF;i
,
L " h

" {2

z.4
f1':

t .


is}

Langkah tindakan darurat:


1. Setelah terkena bahan kimia/limbah B3-solvent/sludge
2. Tenang dan segera lari ke emergency shower
3. Nyalakan mergency shower
4. Basuhsemua yang terkena limbah
5. Pastikan kondisi badan segar/sehat
6. Tenangkan/istirahatkan sampai kondisi tenang
7. Jika terjadiluka atau lainnya ,lakukan tindakan P3K
•.

C
I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PRI 04
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08

,?,'./,•' Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN


TANGGAP DARURAT
Tgl. Ber!aku : 01 September
2016
I
Yf<
"•

MENYETUJUI

MR ~----~~--
PEMBUAT ATASAN
I DIRREKSI
Nama Chahyo HP M.Fand Momon Darmana i M.Farid Jaenur Rachman
. ---
Jabatan Kordinator Direktur MER I Direktur Direktur Utama
Tanggap Darural

t / k %
r •
\.. (
f 4

Tanggal
Tto.
01.09.2016
01.00,2016 01.09.2016 01.09.2016 07zli I

!
\ e

sLiu -
ig ig ,' ;
rERNOL!
PT. SIGMA UTA4
PD-1SO
-.
\ No. DiZ, TANGG,\L05·C3.i?.D\l_l \..---D-OX- -AG-: ---·-
UA E N
--

I/15
I PT. SIGMA UTAMA No. Ookumen : ENV - PR/ 04

JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08


.:;• :
? .'
Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01 September 2016

Y[·•' I
TANGGAP DARURAT

··

1. TUJUAN
1.1 Melakukan identifikasi potensi bahaya dan terjadinya kecelakaan atau
situasi darurat yang potensial
1.2 Menyusun rencana evakuasi / pengosongan / tindakan yang diperlukan dalam
menanggapi dengan cepat jika terjadi keadaan darurat untuk mencegah
cidera bagi manusia, kerusakan aset, dan mengurangi dampak lingkungan yang
diakibatkannya.
1.3 Sebagai pedoman untuk melakukan tindakan tanggap darurat di lingkungan
PT.Sigma
Utama

2. RUANG LINGKUP
2.1 Prosedur ini diberlakukan untuk seluruh karyawan PT. Sigma Utama dan
untuk proyek pengecatan supply - apply yang dilakukan oleh PT. Sigma Uta ma.
2.2 Keadaan darurat, yaitu kejadian seperti kebakaran, aktifitas alam ( gempa bumi,
cuaca buruk ) ledakan dan tumpahan bahan kimia dalam jumlah besar (
lebih dari 60 Kg) ,darurat lingkungan serta kecelakaan kerja yang lain.
2.3 Pekerja adalah karyawan yang bekerja yang ada di PT Sigma Utama dengan
status kepegawaian
tertentu

3. DEFINISI
3.1 PIG : Person In Charge (penanggung jawab)
3.2 TD : Tanggap Darurat
3.3 PPE : Personnel Protective Equipment ( Alat keselamatan kerja )
3.4 Evakuasi adalah tindakan memindahkan orang atau dokumen yang penting dari
ruang / tempat berbahaya ke tempat yang aman.
3.5 Sistem Evakuasi adalah suatu tindakan pengamanan dari tempat bahaya ke
tempat aman dengan mentaati ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu
tempat atau bangunan.
3.6 JSEA : Job Safety and Enviromental Analysis adalah identifikasi bahaya dan
dampak linglungan yang mungkin timbul dalam suatu proyek/order
yang ditangani.
3.7 APAR (Alat Pemadam Api peralatan yang berfungsi
Ringan) untuk
memadamkan api I kebakaran

2/15
~...,, ..
ENV-PRI 04
IPT. SIGMA UTAMA
JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
No. Dokumen :

4 Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN Tgl. Berlaku : 01

September 2016
TANGGAP DARURAT
I
3.8 IPAL : lnstalasi Pengelolaan Air Limbah
3.9 TPA : Tempat Penampungan Akhir
4. REF ERE NS I
4.1 HRD-
Prosedur Pelatihan
PR/2
Prosedur Pengendalian
4.2 PPD-
PR/01 Dokumen Prosedur
4.3 ENV- Pengendalian Operasional
PR/03 Pedoman K3
4.4 KKK- : Prosedur Tinjauan Manajemen
PR/01
: Posedur Manajemen Resiko
4.5 MR-
PR/06 Prosedur Penyelidikan dan Pelaporan
4.6 MR- Kecelakaan Prosedur Penanganan Bahan
PR/12 Kimia Berbahaya Instruksi Kerja
4.7 KKK- Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
PR/03
lnstruksi Kerja Penanganan Kecelakaan
4.8 KKK-
PR/04 Kerja lnstruksi Kerja Pengawasan
4.9 ENV- Pengecatan
IK/02
4.10
ENV-IK/03
4.11 TEK-
IK/01
4.12 ENV-PR/05 : Prosedur Pengendalian dan Penggunaan APO
4.13 Prosedur tindak darurat perusahaan lain (untuk proyek supply-
apply)

5. TANGGUNG JAWAB

5.1 MR bertanqqung jawab untuk memantau pelaksanaan prosedur


Persiapan dan
Tindak Darurat.
5.2 Kordinator Tanggap Darurat dan anggotanya bertanggung

c jawab terhadap pelaksanaan dari prosedur ini dan menjamin


seluruh karyawan dan pihak terkait memahami prosedur ini untuk
memastikan keselamatan dan kecelakaan kerja.
5.3 Apabila sistuasi gawat darurat terjadi di lokasi pengecatan (di
area perusahaan lain), maka prosedur perusahaan tersebut
juga menjadi acuan dalam pelaksanaan Tanggap Darurat.
5.4 HSE Officer bertanggung jawab dalam memastikan
ketersediaan dan kesiapan peralatan keselamatan kerja.
5.5 Dalam hal proyek pengecatan di luar lokasi PT. Sigma Utama,
yang bertanggung jawab terhadap penyediaan peralatan
K3L dan Tim Tanggap Darurat disesuaikan dengan struktur
organisasi proyek tersebut.
5.6 Seluruh pekerja yang berada di lokasi pT. Sigma Utama
bertanggung jawab untuk memahami prosedur Tindak Darurat
dan prosedur K3L serta melaporkan
kepada Tim Tanggap Darurat jika menemukan / melihat keadaan
darurat.
3/15

I PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : ENV-PRI 04


JI. Lanbau No.1 Citeureup-Bogor No. Revisi : 08
z c> Judul: PROSEDUR PERSIAPAN DAN
2016
Tgl. Berlaku : 01 September

7
«
I
TANGGAP DARURAT

6. TANGGUNG JAWAB DAN PROSEDUR

6.1 ldentifikasi Area Potensial Bahaya


6.1.1 Kordinator Tanggap Darurat membuat identifikasi area potensial bahaya
untuk darurat kebakaran, ledakan, tumpahan besar, aktifitas alam (gempa
bumi, banjir,dll), dan lingkungan (kebocoran/ tanggul IPAL, tumpahan /
overload TPS LB3 ) serta kecelakaan kerja lain
6.1.2 HSE Officer membuat rekapan identifikasi area potensial berbahaya
berdasarkan masukan atau identifikasi dari unit kerja sesuai Prosedur
Manajemen Resiko (MR-PR/12).
6.1. 3 Kordinator TGD bersama HSE Officer menentukan tinakan --
tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya yang
mungkin timbul.
6.1.4 ldentifikasi area yang berbahaya merupakan salah satu sarana yang
digunakan untuk mengantisipasi adanya potensi kejadian tanggap
darurat.

6.2 Kegiatan sebelum keadaan tanggap darurat

6.2.1 MR membentuk Tim Tanggap Darurat) dengan kriteria sbb :


1. Tim ini terdiri dari Kelua Tim Tanggap Darural dibawahsrya lerdiri
dari Kordinator Pemadam Kebakaran, Kordinator Security,
Kordinator Search & Rescue, Kordinator Pengendalian
Lingkungan,Kordinator P3K
2. Tim TGD ini harus memiliki pengetahuan tentang tindak darurat, K3L
dan B 3 serta dapat dilatih untuk bertindak dalam keadaan
gawat darurat seperti kebakaran, ledakan, aktivitas alam ( gempa bumi,
cuaca buruk ) tumpahan bahan kimia, keadaaan darurat lingkungan
dan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit mendadak.
3. Tim yang dibentuk diatur untuk semua shift.
4. MR akan memberikan usulan nama-nama personil Tim TGD untuk
selanjutnya disetujui oleh Direksi dan disusun menjadi suatu
struktur organisasi (MR-FM/0401).
5. Tim Tanggap Darurat untuk proyek pengecatan supply apply
dibuat bersamaan dengan pembentukan organisasi proyek,
disesuaikan dengan lokasi dan mitra kerja.

4/15
PROGRAM KEGITAN & KAMPANYE K3L TAHUN
2019
PT. SIGMA
UTAMA

DUL~NT FRIOU~KE KETERANGAN

,l.,
NO KEGIATAN 2 3 4 $ 6 7 8 9 10 11 12

Breifing tngkat perusalaan ••7:r_ /[[:J_;vJz'lt»ms


2 Bring tngkat un!r kerja JEE':[j:EE//ZEE5l u...Joa»a ms
Sosi2lissi Kebijakan tutu K3 an Lirgkunoan serta Halal
4 Gerakan hidup sehat
a Mengurangi dan stcp reroo trboo
b Oatraga rtn leewpatao'med,dd
" MInurn suu h/min;gu ea.d
d kera
Kebersi han lingkugan
b ulsn
e Tdak mengkoasumsi minuman keras, obt terlarang , iontinyu
narkoba,dll
f General Checkup- test keseh atan karyawan ontmu
se5uni jdeal-relUmp4
5 /Gerakan efisiensi [ hemat energi
Hemat listk ZITZEIZIZIIZIZ TJo=a at
prorosi
b Hemat air
c Menurangi perakaian solvent cuci
ZZI .IZIZ borbai lesecnptan/media,d
d Penggunaan air output IPAL (tdak di buang ke
sunga)
e Penampunan air hujan (sumur resapan)

6'Training / sosialisasi HSE /prosedur /intruksi Kerja , sesuni jadasl


HSE
a Kese lama tan kerja
b Kecelakaan akibat ker}a
c Kesehaten dalam bekcrja
d Penggunaan APAR
e Pengguraan APD
f Peryakit akbat key
g Statisik keceiakaan ke/j
h P3K
r.\ sesua jdt -et.Upt

C
Pen•/\Jluhan kcsehatan dar1 ex.t c,nal (dOl.ter)
['J
Su4 as4 mggap.r at esuai jdual • vet. SHE•
7 [Memasukan 2pek HSE pad pen»lain kary2wan sul period
3 Penlaian HSE suplier / pemask peniloian ssuni ptwai
9 [Orienta3 MK3LL untuk karyawan br (ka ada) rel Purcasing esui !a
10 /Safety reeding HSE bulanan karyswnbr set; bdan
11 Inspeksi K3L
12/Pengadaan APD (temmasuk seraaam kerja, dil) disesti a pi00ts
13 [Reisi prosedur /IK terkait K3L perbahavuan pros9durbr'
14[Promosi & implementasi SR (Rngkes,Repi,Resik,Rawat & Rajn)

15 /Pertua ikan - perDakan potersi banava


16 Penaadaan Proaram HSE Prictas

17Penaelolaan lumbah

18 /Pen@endalian occ rasional & keadian K3L. setao bulan, ncton : lagun; snat kojadai
n
19 [Penerbtan dan distnbus bulletin SHE-O

20 Kun.naan eksternal (provek atau perusahaan lain)

c
21 [Monitoring Inakunaan & laporan0va 2I5I 2/El//Z./t ±a4 +e#es 3 Ma. « 6 boon
22 /Penaendalian kinerja K3L (perc atatan,tindaken & laporan) UTE.ZT .II[ZHEY Iles e4sow
23 Promos hinakunaan 3R (reduce. reus ed, recycl e) terbaa kesempatanmedia
24 \Update
Poyor, peraturan
2l Januari-UU & pers varatan lainnva 2E loo 3 bu#Wan mirm4
2019
PT SIG UIAMA Meyctujt
D.bu2: i

Dure\tut tam.
Man.SHE-
Q/HSEMR
ED1SI 27/2018
KEGATA INTERNAL P AGE


e '
... •

-3;
+ %,,

Pelatihan sekalian simulasi penananganan tumpahan Dahan kimia (B3) untuk memberikan pemahaman dan
bagaimana jika terjadi tumpahan kimia: keeil (<5kg) dan besar (>5lg). Intruksi kerja ENV-IK/02 tentang intruksi
kerja jika terjadi tumpahan: jika terjadi tumpahan bahan kimia, kebocoran pada tangki penyimpanan solvent.

Simulasi dilakukan di area GBB dan pengadukan.


LAMPIRAN 3.d
PT.SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
(/•f
I
JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

MEN YETUJUI

PEMBUAT MR DIREKSI
Nara Nurwidyawati Momon Darmana M.Farid Jaenur Rachman
Jabatan HSE Officer MR Direktur Direkiur Uiama

Ttd.

Tan9gal 1.07.2015 01.07.2015 01.07.2015

FT. SIGMA UTAMA PPD --1SO ..


PPD -1SO
st«TEKmEL
zL j:
DOKUMEN AS!I
1------------··-- {No. 0\ TAN6GAL»@6 &o]
TANGGAM, OI Juli Rol5
PT.SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
4 Landbau No. I, Citeureup - Bogor
01
No. Rev isi :

I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016


PADA KECELAKAAN (P3K)

1. TUJUAN

1.1 Sebagai pedoman untuk melakukan Pertolongan Pertama kepada korban atau
cedera /kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar sebelum
pertolongan lebih lengkap diberikan oleh Dokter atau petugas kesehatan lainnya
yang kompetendilingkungan PT Sigma Utama.
1.2 Sebagai pedoman dalam pengendalian peralatan P3K di lingkungan PT.
Sigma
Utama.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk semua personil yang bekerja di lokasi PT. Sigma Utama.

3. DEFINISI / PRINSIP DASAR

3.1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan
P3K di tempat kerja, adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
3.2 Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat
kerja.
3.3 Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
3.4 Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain
3.5 Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat meninggalkan pekerjaan
utamanya untuk memberikan pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
3.6 Kotak P3K :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan rnudah dibawa, berwarna dasar putih
dengan lambang P3K berwarna hijau;
b. isi kotak P3K tidak bo!eh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak P3K :

2
or. PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
<'1 •f JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi • 01
IJudul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

1. pada tempat yang rnudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang jelas,
cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
2. disesuaikan dengan jumlah pekerjalburuh, jenis dan jumlah kotak P3K sesuai
peraturan;
3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing•
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
4. dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh.
3.7 Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan
peralatan yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang
digunakan dalam keadaan darurat.
3.8 Alat evakuasi dan alat transportasi dapat berupa I meliputi:
a. tandu atau alat lain untuk memindahkan korban ke tempat yang aman atau rujukan;
b. mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan untuk pengangkutan korban.
3.9 Prinsip P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa korban, meringankan
penderitaan korban, mencegah cedera /penyakit yang lebih parah,mempertahankan
daya tahan korban, memberikan rasa nyaman dan mencarikan pertolongan yang
lebih lanjut
3.10 Kondisi fisiologis Manusia yang harus di perhatikan: perrnafasan, denyut nadi,
kesadaran, turgor (elastisitas kulit) , reflek, dan sistern otot kerangka dan sendi.
3.11Kategori dan identifikasi korban
Tindakan penyeleksian korban / penderita berdasarkan
pada : Derajad keparahan
Besar harapan hidup
Kemampuan penolong
Support alat-alat
Untuk mempermudah identifikasi, korban dikelompokan dengan memberikan warna sbb:

l I I l I
:===;:
Hu KUNING MERAH HITAM

I. . _R_i_n.g:...;_ai_1
_k_e...:p.._a_ra_h

3.4 Langkah -- langkah penyelamatan korban :


-Langkah 1: Korban yang dapat ditunda, masih bisa berjalan, dikelompokan dan
diberi warna HIJAU
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
4s
+ Landbau No. I. Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

-Langkah 2:Pemeriksaan Pernafasan,bila korban tidak bernafas, buka jalan pernafasan


dengan tekan dahi angkat dagu, jika masih tidak bernafas beri
tanda HIT AM, apabila bernafas dengan pernafasan mencapai 30x atau
lebih beri tanda MERAH
-Langkah 3 : Penilaian Sirkulasi: memeriksa pengisian kapiler dengan cara menekan
diatas kuku ujung jari korban -> pucat, setelah tekanan dilepas ujung jari
akan merah kembali. Normal kurang dari 2 detik, jka lebih 2 detik diberi
tanda MERAH.Atau dengan memeriksa nadi radialis jika teraba beri
tanda MERAH
-Langkah 4 : Penilaian mental, memberi perintah sederhana misalnya buka mata,
gerakan jari, jika tidak bisa beri tanda MERAH, jika bisa beri tanda
KUNING
3.5 Kewajiban pelaku pertolongan pertama dengan cara "P.A.T.U.T".
-p : Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
- A: Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya
- T: Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu
terjadi kecelakaan
- U : Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
- T : Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
3.6 Pedoman Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital :
Denyut nadi normal : bayi (120-150 x I menit), anak (80-150 x I menit), dewasa (60•
90 x I men it)
Frekwensi pernafasan normal : bayi (25-50 x / menit), anak (5-30 x I me nit}, dewasa
(12-20 x/ menit)
Suhu tubuh normal: 37 C, Tekanan darah normal: sistolik (100-140
mmHg}, diastolik (60-90 mmHg)
b. Luka dan pendarahan
1. Cedera jaringan = Iuka
Luka adalah terputusnya keutuhan jaringan lunak baik luar maupun di
dalam tubuh. (robeknya jaringan kulit yang tembus ke dalam karena benda
tajam}. Klasifikasi Iuka:
- Luka terbuka ; cedera yang disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit atau
seliput lendir.

4
PT. SIGMA UT AMA No. Dokumen : KKK -- PR 05
+;,.( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

- Luka tertutup : cedera terjadi pada jaringan lunak tanpa disertai kerusakan
kulit (utuh), tidak ada hubungan antara bagian dalam tubuh dengan
udara luar, misalnya: memar.
2. Perdarahan dan syok
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang
dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma a tau penyakit). Jika
perdarahan tidak teratasi akan terjadi syok & terhentinya supply oksigen &
nutrisi ke seluruh tubuh).
Jenis perdarahan : perdarahan luar (terbuka) dan perdarahan
dalam (tertutup). Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan,
perdarahan luar dibagi menjadi : Perdarahan pembuluh nadi (arterie),
perdarahan pembuluh balik (vena}, perdarahan pembuluh rambut (capiler).
Tanda
perdarahan:
a.Perdarahan pembuluh nadi (arterie): darah kelaur mamancarmenuruk
gerak denyut jantung, warna darah merah mud a (karena mengandung zat
asam} b.Perdarahan pembuluh balik : darah keluar tidak memancar hanya
mengalir,
warna darah merah tua (karena mengandung zat asam
arang)
c.Perdarahan rambut : darah keluar sedikit -sedikit seperti titik embun, ini
tidak berbahaya darah pembuluh darah (capiler).
c. lstilah dalam kematian
Keadaan manusia yang harus dikenali oleh penolong adalah mati, walau pada
dasarnya keadaan ini merupakan keadaan terakhir yang akan dihadapi oleh
seorang penolong.
Dalam istilah kedokteran dikenal dua istilah mali KLINIS & mati BIOLOGIS
Mati klinis: tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi.Mati klinis
dapat reversible.Penderita mempunyai kesempatan waktu selama
4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.
Mali biologis : kematian sel mulai terutama sel otak dan bersifat
irreversible biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari hen
ti jantung.
Kecuali: berada di suhu yang ekstrim dingin pernah dilaporkan melakukan
resusitasi selama satu jam atau lebih dan
berhasil.
Lebam mayat : tanda ini terjadi akibat berkumpulnya darah yang sudah
tidak beredar lagi ke tubuh yang paling rendah, sebagai akibat
gaya
5
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK -- PRI 05
4 •
Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi • 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

tarikbumi, ini terjadi setelah 20-30 menit setelah kematian.Terlihat


warna ungu atau kebiru-biruan pada kulit.
Kaku mayat : kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah meninggal.Biasanya
terjadi antara 1-2 jam kemudian
d. Pembusukan: proses ini biasa mulai tombul setelah 6-12 jam setelah
kematian.Ditandai dengan bau yang sangat tidak enak dan jenazah biasanya sudah
membengkak.Proses ini sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat seperti suhu,
kelembaban dan lainnya.

4. TANGGUNG JAWAB

4.1 Ketua tim Tanggap Darurat bertanggung jawab sebagai leader dalam tindakan P3K yang
dilaksanakan oleh tim P3K jika ada darurat kecelakaan atau sakit mendadak.
4.2 Kordinator dan tim P 3 K bertanggung jawab untuk memberikan tindakan pertolongan
pertama bila terjadi kecelakaan atau sakit mendadak dan mengendalikan peralatan dan
kotak P3K
4.3 HSE Officer bertanggung jawab mengidentifikasi kebutuhan perlengkapan P3K, isi kotak
P3K sesuai standar dan mengusulkan petugas / tim P3K.

5. REFERENSI

5.1 ENV- PR/ 04 : Prosedur Persiapan dan Tindak Darurat

5.2 KKK-PR/ 03 : Prosedur Penyelidikan dan Pelaporan Kecelakaan

5.3 Pp no.50 tahun 2012: Penerapan Sistem Manajemen K3

5.4 Permenakertrans PER.15/MEN/Vlll/2008 : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

ditempat kerja

6. URAIAN PROSEDUR

6.1 Apabila terjadi kecelakaan atau sakit mendadak maka personel yang melihat

segera melaporkan kepada ketua Tim Tanggap Darurat dan atau Kordinator P3K

6.2 Kordinator P3K mempersiapkan personel / tim P3K dan peralatan P3K

6.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas saat tiba di lokasi:

o Pastikan keselamatan penolong

6
r_ PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen :KKK-- PRI05
u ·( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

o Penolong memperkenalkan diri bila


memungkinkan o Tentukan keadaan umum
o Mengenali dan mengawasi gangguan, cedera yang mengancam
jiwa o Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan
o Meminta bantuan bila perlu

6.4 Petugas melakukan penilaian dengan cara


1. Penilaian keadaan
¢ - bagaimana kondisi saat itu (mekanisme kecelakaannya, keamanan
lingkungan,rencana pertolongannya, apa yang bisa dimanfaatkan
untuk menolong. Berfikir sebelum melangkah, melangkah sesuai
rencana.
- kemungkinan apa saja yang akan terjadi (peristiwa lanjutan, kemungkinan
ledakan, hubungan pendek arus listrik, perkelahian, tanah longsor, dll)
- cara mengatasinya (safely plan: tindakan sederhana, cepat, tepat untuk
mengamankan keadaan atau ancaman bahaya ).Amankan diri sendiri
dahulu, keselamatan penolong no.1.
2. Penilaian dini
a.Kesan umum (tentukan kasus trauma atau asus medis)
b Memeriksa respon : (Awas (A), Sara (S), Nyeri (N), Tidak Respon (T)
c.Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik (air way)
respons baik: saat os bicara , apakah ada gangguan, mungkin
ada darah / benda lain didalam luka?
tidak respons: bila tidak ada kecurigaan cedera spinal lakukan tehnik
angkat dagu -- tekan dahi, jika ada kecurigaan cedera spinal lakukan
tehnik perasat pendorongan rahang bawah
d.Menilai pernafasan (BREATHING)
Tentukan pernafasan penderita, periksa ada tidaknya nafas dengan
cara: LIHAT, DENGAR & RASAKAN selama 3-5 detik,nilai jug a kualitas
pernafasannya
e. Menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat
(CIRCULATION) Pastikan denyut jantung cukup baik dan tidak ada
pendarahan yang membahayakan nyawa.Nilai sirkulasi:
Penderita respons : Dewasa (periksa nadi radial (pergelangan
tangan),
Bayi (periksa nadi brakial (bagian dalam lengan
atas))

7
,,, .. , PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05

4I JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor


Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA
No. Rev isi
Tgl. Berlaku
: 01
: 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

Penderita tidak respons: Periksa nadi karotis (leher), kecuali bayi tetap pada nadi
brakial 5-10 detik.Bila tidak ada nadi segera: lakukan tindkan Resusitasi Jantung Paru
(RJP)
f. Hubungi bantuan atau bawa ke klinik terdekat atau yang direkomendasi
Perusahaan.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kasus trauma, disebakan oleh suatu ruda paksa, tandanya terlihat atau teraba
misalnya luka terbuka, Iuka memar, patah tulang,dsb.Penilaian harus dititik beratkan pada
hasil pemeriksaan fisik baik yang terarah sesuai keluhan atau keterangan saksi.
- Mekanisme cedera significant, misalnya terpental keluar dari kendaraan, jatuh dari
ketinggiaan lebih dari 5 meter, kecelakan sepeda motor, terpeleset, kepala
membentuk lantai, Iuka gores cutter, buka tertusuk klip
- Mekanisme cedera tidak significant, dilakukan anamnesa : wawancara penderita I
keluarga sambil menilai kondisi pasien, temukan riwayat yang berhubungan dengan
kejadiannya, nilai tanda virtual, lakukan pemeriksaan fisik dengan cepat, cari cedera yang
menyolok dan membutuhkan penanganan segera.
b. Kasus Medis, kasus ini diderita seseorang tanpa ada rudapaksa , misalnya sesak nafas,
pingsan.Petugas harus memperoleh riwayat penderila terlebih dahulu baru dilanjutkan
dengan pemeriksaan fisik serta mencari tanda vital .
- Penderita respons : wawancara dengan penderita, ajukan pertanyaan yang mengarah
ke riwayat penyakitnya, lakukan pemeriksaan fisik sesuai keluhan, nilai tanda vital
- Penderita tidak respons: wawancara dengan keluarga/saksi mata, pastikan jalan nafas
terbuka dengan baik, periksa tanda tanda khas suatu penyakit, nilai tanda vital
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan : inspeksi (lihat}, palpasi (raba}, auskultasi (dengar).
Pada penderita harus dicari: perubahan bentuk (P), Iuka terbuka (L), nyeri tekan (N),
bengkak (B). Kondisi kulit (lembab, kering, berkeringat).Warna kulit (biru, pucat, merah,
kuning, biru kehitaman).

8
a+. PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
,<"( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor
I
No. Rev isi : 01
Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

6.5 Tata cara pertolongan pertama


1. Mengatasi perdarahan / ST
1.Tekan (kompresi) bagian yang berdarah 5-10 menti
2.Tinggalkan (elevasi) anggota badan yang Iuka
3.Tinggikan Iuka dengan kepala lebih rendah
4.Tekan pembuluh nadi (balut tekan / torniquet) antara perdarahan dengan
jantung
5.Tenangkan
2. Perawatan Iuka terbuka
1.Pastikan daerah luka terbuka,
2.Kontrol perdarahan bila ada,
3.Lakukan pentalaksanaan syok pada Iuka yang parah,
4.Cegah kontaminasi lanjut, beri penutup Iuka dan balut,
5.Baringkan penderita bila kehilangan banyak darh
6.Rujuk ke fasilitas kesehatan
3. Perawatan Iuka tertutup
1.lstirahatkan anggota gerak tersebut
2.Berikan kompres dingin (misal dengan kantung es) ini akan
membantu mengurangi perdarahan dengan cara menyempitkan pembuluh darah
3.Balut tekan merupakan prisnip dasar pengendalian perdarahan
4.Bila terjadi alat gerak, maka tinggikan dari jantung untuk mengurangi
pembengkakan
4. Shock
Adalah suatu keadaan dimana sirkulasi darah ke organ tergangg, dimana alat alat
tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen.
Tanda-tandanya : kulit pucat, dingin, basah, gelisah, haus, hitungan denyut nadi
lebih dari 100 x I men it, kualitas lemah, nafas cepat, pupil
mata mulai melebar.
Cara mengatasi SHOCK: baringkan, topang kakinya agar lebih tinggi dari jantung,
periksa denyut nadinya secara berkala, hangatkan penderita
dengan pakaian atau selimut
Tindakan pertolongan: menghentikan perdarahan, mencegah insfeksi, mencegah
kerusakan lebih Ian jut pada jaringan.

9
• PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
: 01
I
,,:.'( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi
Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

Mencegah insfeksi : memberi betadin, tepung sulfa steril, Iuka ditutup


dengan pembalut steril
6.6 Bantuan Hid up Dasar (BHD)
Bantuan Hidup dasar (BHD) dan resusitasi jantung paru (RJP)
Tiga target organ : PARU (intake oksigen lewat sistem pernafasan, JANTUNG
(sirkulasi oksigen peradaran darah, OTAK (metabolisme seluler ➔ pusat aktifitas
seluruh tubuh
1. Urutan dalam melakukan BHD:
1. Memperkenalkan diri dan meminta ijin menolong
2. Mengenakan APO
3. Merespon korban
4. Meraba nadi karotis
5. LOR
6. Bantuan nafas
7. RJP

6.6.2 Pelaksanaan BHD yang berlaku


a. AIRWAY CONTROL/ Penguasaan jalan nafas, setiap tahap ABC pada RJP
diawali dengan fase penilaian respons, pernafasan dan nadi.
Penilaian respons ,setelah memastikan kedaan aman maka penolong
yang tiba ditempat kejadian harus segera melakukan penilaian dini.
b.BREATHING SUPORT / Bantuan pernafasan, penguasaan jalan
nafas merupakan prioritas pada semua penderita
c.CIRCULATORY SUPORT/ Bantuang sirkulasi, lebih dikenal pijatan jantung luar

6.6.3Beberapa cara membuka jalan nafas:


Angkat dagu tekan dahi.
Tehnik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami trauma pada
leher maupun tulang belakang.
Perasat Pendorong Rahang Bawah (Jaw thrust maneuver)
Tehnik ini digunakan yang aman untuk membuka jalan nafas bagi penderita
yang mengalami trauma pada tulang belakang.
Frekwensi pemberian nafas buatan:
Dewasa : 10-12 x nafas/menit antara 1, 5-2 detik
Anak (1-8thn) : 20xnafas/menit antara 1-1,5 detik

10
_ PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen :KKK -- PR/ 05
<>,( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

Bayi (0-1 thn) : lebih dari 20 x nafas/menit


Bayi lahir : 40 x nafas / menit
Teknik pemberian bantuan pernafasan:
1.Nilai res pons penderita
2.Buka jalan nafas, gunakan tekan dahi angkat daguatau perasat pendorong
rahang bawah
3.Lakukan pemeriksaan nafas, Ii hat dengan rasakan selama 3-5 detik
4.Posisikan mulut penolong sedemikian rupa sehingga mulut atau hidung
tertutup rapat
5.Berikan 2 kali bantuan awal, upayakan reposisi untuk membuka
jalan nafas.Lakukan pemeriksaan nadi karotis selama 5-10 detik.
Jika nadi karotis berdenyut, maka teruskan pemberian nafas buatan sesuai
dengan kelompok usia.
Nilai pernafasan yang diberikan, apakahsudah cukup baik, ha! ini ditandai
dengan gerakan turun naik dda dengan baik.
Bila upaya memberikan nafas buatan gaga! maka upayamemposisikan
kembali, segera lakukan RJP.
1 atau 2 orang penolong, 30 x pemijatan jantung, 2xventilasi /nafas buatan.
(30:2). Penekanan pada dada: Dewasa (4-5 cm), anak dan bayi (3-4 cm), bayi
(1,5-2,5 cm).
6.6.4Resusitasi dihentikan jika:
1.kondisi korban kembali normal
C 2.sudah ada . diambil alih o!eh orang / petugas yang berkompeten
3.setelah menolong lebih kurang 1 jam pertolongan terus menerus tidak
berhasil atau sudahmeninggal.

6.7 Pedoman Pembidaian


• lnformasikan rencana tindakan kepada penderita
o Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan
bila ada
o Buka dan bebaskan pakaian pada sendi sebelum membidai, buka perhiasan
pada daerah yang patah atau bagian distalnya
o Nilai gerakan sesuai sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum
melakukan pembidaian

11
: KKK- PR/ 05
77
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen
JM. Landbau No. I, Citeureup - No. Rev isi : 01
Bogor
IJudul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

0
Siapkan alat-alat selengkapnya jangan berupaya merubah posisi bagian
yang cedera, bidailah dalam posisi ketika ditemukan
0
Jangan berusaha memasukan bagian tuang yang patah
0
Bidai harusmeliputi dua sendi dari tulang yang patah, ukur terlebih dahulu
sebelum dipasang pada anggota badan penderita sehat
0
Bila cedera terjadi padasendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi
tersebut, upayakan juga membidai sendi distal


Lapisi bidai dengan bahan lunak
0
0 lsi bagian yang kosong antara tubuh dengan bahan
0
pelapis lkatan jangan terlalu kencang atau terlalu longgar
0
lkatan dimulai pada sendi atas dari sendi yang patah kemudian pada sendi
yang bergerak
0
Selesai pembidaian lakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan
pemeriksan yang pertama.

6.8 Keracunan
Keracunan adalah suatu zat yang bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah tertentu
dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidakdiinginkan dan dapat menimbulkan
kematian. Tindakan pertolongan :
- Keracunan melalui pencernaan: minumkan air plus norit, muntahkan vs
jangan muntahkan (jika menelan asam/basa kuat, minyak, jangan muntahkan),
bawa ke Rumah Sakit
- Keracunan melalui pernafasan: gejala batukkeras, sulit bernafas, sakil
kepala, kulit membiru, pindahkan korban segera, lakukan RJP jjka perlu
- Keracunan melalui kulit: gejala kulit gatal dan bengkak, kulit terasan terbakar,
kulit kemerahan, lepaskan pakian yang terkontaminasi, cuci dengan air bersih,
bawa ke RS jika parah
- Keracunan melalui suntikan: tampak Iuka daerah suntikan, nyeri dan
kemerahan, segera bawa ke RS
6.9 Pertolongan jika ada bend a asing di mata
Tindakan pertolongan:Cucimata dengan air mengalir, gunakan kapas basah
untuk mengangkat partikel tersebut, bawa ke dokter jika partikel tajam
6.10 Luka bakar
Luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi

12
._ PT.SIGMA UTAMA No. Dokumen :KKK -- PR/ 05
,1,( JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERT AMA Tgl. Berlaku : 01 September

2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

Penyebabnya : Thermal suhu >60 C {api, uap panas, benda panas). Kimia I asam
basa kuat (asam kuat, basa kuat, api ), listrik(listrik rumah tangga, kilat), Radiasi
(sinar matahari/UV, dan bahan radioaktif)
Penggolongan Iuka bakar:
1. Luka bakar derajat satu (permukaan): meliputi lapisan kulit yang paling atas saja
(kulit ari/epidermis) ditandai dengan kemrahan, nyeri kadang bengkak pada
daerah terkena.

c
2.Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam): meliputi lapisan paling luar kulit
yang rusak dan lapisan bawahnya terganggu, ditandai dengan gelembung
pada kulit berisi cairan, bengkak, kulit kemerahan atau putih, lembab dan
rusak.
3.Luka bakar derajat tiga: meliputi lapisan yang terkena tidak terbatas sampai ke tulang
dan organ dalam, Iuka bakar ini paling berat, ditandai dengan kulit tampak
kering,pucat / putih, gosong dan hitam dapat diikuti mati rasa karena
kerusakan saraf.
Pertolongan :
1.Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri
2.Hentikan proses luka bakar , alirkan air dingin pada bagian yang terkena
terus menerus
3.Lepaskan pakaian dan perhiasan , jika pakaian melekat gunting
4.Lakukan penlaian dini
5.tentukan derajat luka bakar selama pemeriksaan fisik
6.Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril, jangan memecahkan gelembung,
jika mengenai mata pastikan kedua mata ditutup bila terbakar lari-lari maka
masing• masing jari dibalut terpisah.

6.10.1 Lepuh
Adalah gelembung tipis yang terjadi pada kulit akibat panas atau
gesekan. Terjadi karena cairan jernih merembes ke daerah bawah
permukan kulit.
Tindakan : lepuh jangan dipecahkan karena akan infeksi, bila pecah tutup
dengan kasa kering anti lekat dengan lebar.

6.10.2 Luka bakar kimia

13
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
?
$''"• Jt. Landbau No. 1, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September
2016
1 PADA KECELAKAAN {P3K)

Ciri-cirinya : nyeri hebat yang menyengat, pada mulanya tidak banyak yang
terlihat, keudian merah dan bercak, serta melepuh dan kulit terkelupas.
Pertolongan :
-segera siram dengan air mengalir selama 20 menit apabila bereaksi
-bahan imia bubuk/padat samp dengan sikat halus
-amankan bekas pakaian penderita
-pasang penutup Iuka
-bawake RS
6.10.3 Luka bakar listrik
Kemungkinan terjadi henti nafasdan henti jantung, kerusakan jaringan syaraf
dalam organ, Iuka bakar listrik kecil diluar tetapi didalam luas.
Gejala :perubahan status mental dan penurunan respons, tampak luka bakar
berat, denyut nadi lemah, tidak teratur, tidak ada
Pertolongan :lakukan penilaian dini, periksa penyebab, tutup Iuka, atasi syok, bawa ke
RS
6.10.4 Luka bakar kimia di mata
Percikan zat kimia ke dalam mata dapat menyebabkan cedera yang serius
apabila tidak segera diatasi, bisa rusak bahkan buta.
Tindakan pertolongan:
-mata yang sakit dialiri air dari sisi kelopak selama 10 me nit dengan air dingin
-kalau mata tertutup karena kejang tarik kelopak mata secara hati-hali tetapi kuat

C
-mata ditutup dengan pembalut steril
-bawa ke RS

6.11 Kondisi darurat karena pengaruh panas dan dingin


1. Pengaruh dingin yang ekstrim
a. Prosbi\e: terjadi pada cuaca kering, beku, dan berangin, anggota
tubuh membekudan kerusakan dangkal dan dalam
Pengenalan: nyeri, mati rasa, kulitnya keras, bintik biru kadang hitam
Pertolongan: hangatkan perlahan-lahan tubuh yang sakit, bawa ke tempat
yang hangat, rendam dengan air hangat, balutdengan kasa kering
b. Hipothermia
Suhu tubuh kurang dari 35 C, akibat cuaca ding in atau terbenam air dingin
Pengenalan : menggigil, pucat, agresif, konfusi, apatis, gangguan kesadaran

14

4''.
?
PT. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
SIGMA
UTAMA I Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tgl. Berlaku : 01 September 2016
No. PADA KECELAKAAN (P3K)
Dokum
en :
KKK- Pertolongan : jika pasien dalam rumah: bolah mandikan dengan air hangat, dibaringkan,
PR/ 05
selimuti,bila sadar beri air hangat, makan, periksa nadi, hubungi dokter.Jika pasien ditempat
terbuka: lindungi korban dari tanahdengan kantung tidur jika sadar, jika korban tidak sadar
periksapernafasan ,nanti bila sadar beri minum air hangat.
2. Pengaruh panas yang extrim
Biasanya sakit kepala, pening, konfusi, berkeringat, kulit pucat dan lembab, nadi dan nafas
cepat lalu lemah.
Pertolongan: pindahkan korban, baringkan kaki lebih tinggi.

6.12 Cedera pada tulang, sendi dan otot


1.Menopang secara mantap dengan tangan
2.Menopang bagian yang cedera dengan bantal/balutan
3. Fraktur, dislokasi dengan bidal
4.Cegah terjadinya shock
5.Minta bantuan medis

Jenis cedera : fraktur sederhana-koplikasi-greenstick, tekanan benturan yang keras, fraktur terbuka
& tertutup, dislokasi, cederajaringan lunak; regangan robekan memar
Tanda-tandanya : kesulitan menggerak tungkal, nyeri padaldekat cedera, perubahan bentuk,
bngkaklmemar, gejala shock kalau patah tulang terbuka ada perdarahan
Pertolongan: lakukan imobilisasi dengan bidai, harus menpang tulang yang patah, ikat dengan dasi
kecil/besar sehingga tidak ada gerakan,jangan mengangkat tulang yang
cederasebelum di biadai,jangan memberi makan atau minum kepada korban.

6.13 Pertolongan korban pingsan

1. Lihat situasi dan kondisi


2. Topang tubuh korban dan letakan perlahan
3. Survey area pingsan,disebakan oleh gigitan beracun gas beracun, panas yang berlebihan,
atau hal yang mebahayakan seperti aliran listrik yang terbuka, dll

15
PT. SIGMA UTAMA No. Dokumen : KKK- PR/ 05
;
4I JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor
Judul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA
No. Rev isi
Tgl. Berlaku
: 01
: 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

4. Periksa respon korban dengan cara memberikan pertanyaan, panggil


namanya, tepuk pundak beberapa kali, jika sudah respon tenangkan
5. Jangan gerakan korban, jika ada cedera patah tulang atau leher, apabila tidak ada
cedera patah tulang leher, angkat kakinya 15-25 cm agar darah mengalir ke
jantung dan otak atau didudukan dengan posisi kepala membungkuk menyentuh
kedua lutut (pencegahan pingsan)
6. Jangan mengerubungi korban dan longgarkan pakaiananya,(teruatama
bagian leher), jangan memberikann makanan atau minuman, akan
tersedak dan
( menghalangi jalan nafas
7. Jika korban muntah,miringkan atau balikan kepalanya untuk mencegah tersedak
8. Lepaskan ikat pinggang korban.
9. Jika korban sudah sadar berikan minuman yang manis atau asin,
biasanya pingsan karena kurang gula darah,kurang garam atau dehidrasi
10. Sebelum benar-benar sadar harus selalu ditema ni
11. Jika pertolongan tidak berhasil dalam beberapa menit, maka segera bawa ke
linik atau rumah sakit terdekat atau yang ditunjuk.

7. Petugas P3K, Penyediaan kotak P3Kdan pengendaliannya


7.1 Petugas P3K
1. HSE Officer mengusulkan petugas P3K kepada Manajer SHE-Q
2. Team P3K harus sudah diberi pelatihan P3K oleh Dokter hiperkes atau badan
(pelatnan khusus
3. Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda khusus yang
mudah dikenal oleh pekerjalburuh yang membutuhkan pertolongan
4. Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas :
a. melaksanakan tindakan P3K di tempat
kerja;
b. merawat fasilitas P3K di tempat
kerja;
c. mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan;
dan d. melaporkan kegiatan P3K kepada

7.2 Penyediaan kotak P3K


1. HSE Officer mengidentifikasi kebutuhan isi kotak P3K sesuai dengan resiko
yang ada ditempat kerja

16
_ PT. SIGMA UTAMA No. Ookumen : KKK- PR/ 0
,; f JI. Landbau No. I, Citeureup - Bogor No. Rev isi : 01
IJudul: PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA Tg!. Berlaku : 01 September
2016
PADA KECELAKAAN (P3K)

2. Kordinator P3K bertanggungjawab dalam pengelolaan kotak P3K


seperti penyediaan, inspeksi dan penggantian isi kotak P3K
7.3 Pengendalian kotak P3K
1. Kordinator P3K dan timnya bertanggungjawab atas ketersediaan kotak P3K
dan isinya selalu tersedia serta mencatat penggunaan isi kotak P3K
2. Tenaga kerja melaporkan penggunaan isi kotak P3K kepada Kordinator / petugas
P3K
7.4 lnspeksi kotak P3K dan peralatan darurat lainnya
1. Setiap kotak P3K harus dipastikan terisi sesuai standar yang ada
2. Inspeksi kondisi dan kelengkapan kotak P3K serta peralatan P3K
ainnya dilakukan pada saat inspeksi K3
3. Kordinator P3K membuat permintaan untuk pengadaan isi kotak P3K dan atau
pearalatan P3K lainnya kepada Manajer SHE-Q apabila isi / item kotak
P3K sudah ha bis atau kurang untuk diganti atau di lakukan pengadaan.

7. LAMPIRAN
7.1 Daftar isi kotak P3K

c.

17
LAMPIRAN 3.e
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK- PR/ 03
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul : PROSEDUR PENYELlDIKAN DA N Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAAN

MENYETUJUI:

PEMBUAT MR DIREKSI
Nama Nurwidyawati Lilik Hartini Jaenur Mara Amikal
Rachman
Jabatan Sekretaris P2K3 MR Direktur Direktur Utama

.#
Ttd.«

Tanggal 04.01.2013 04.01.2013


04.01.2013

I•----·--····-----·----····~-·--····· •-• ·-····---·- -·•


.


4
FT.S!EI5 TY#.>
-- - - - -- I

} rm.-so pp9 1$O •


---esN[\Ll
1-.-•--•~u-•·~••••••••••-••.,.••"•-•~•
•·•··• • ···• ... -· • ••··•••· .. •- - ~.Kt AERKiN! •
SL_
rE
. Al t .:

]TANG<ht
.- .
l Aunt Rel No.
(
0\
TANGGAL08 pl Roe !

Page 1 of 6
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK- PR/ 03
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul : PROSEDUR PENYELIDIKAN DAN Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAAN

1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan agar setiap kejadian insiden yang terjadi dalam lingkungan
PT. SIGMA UTAMA dapat cepat diinvesligasi, dilaporkan, dan dilakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan terhadap setiap ketidaksesuaian dan sakit akibat kerja
dimana korban mendapatkan penanganan dengan segera. Selain itu agar diketahui
penyebab insiden baik insiden tersebut sehingga dapat diambil tindakan pencegahan
agar tidak terulang kembali.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup tahapan dalam penyidikan dan pelaporan suatu kejadian
yang hampir menyebabkan insiden atau situasi emergency serta gangguan
kesehatan yang mengakibatkan cidera maupun tidak cedera dan bentuk
penanganannya di lingkungan PT. SIGMA UTAMA

3. REFERENSI
Manual LK3
OHSAS 18001:2007 klausul 4.5.3.1
Permenaker No.05/MEN/1996
Undang-undang No.1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja

4. DEFINISI
4.1 Insiden adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan atau direncanakan yang
mengakibatkan kerugian berupa cidera atau kehilangan nyawa/sakit atau tidak
ada gangguan pada proses dan lingkungan.
lnsiden dapat berupa :
1. Peristiwa, kejadian atau bahaya-bahaya yang menyertai
penyelidikan
(menurut kamus bahasa indonesia)
2. Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana bisa hampir
celaka, gangguan kesehatan, kejadian yang fatal, insiden juga situasi
emergency.
4.2 Cidera ringan adalah cidera yang mengakibatkan Iuka yang hanya
membutuhkan perawatan P3K dan dapat kembali bekerja.
4.3 Cidera sedang adalah cidera yang mengakibatkan Iuka dimana korban tidak
dapat masuk keesokan harinya/membutuhkan istirahat atau dirawat di rumah
sakit.
4.4 Cidera berat adalah cidera yang mengakibatkan korban kehilangan salah
satu
anggota tubuh/cacat.

Page 2 of 6
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK --PR/ 03
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul: PROSEDUR PENYELIDIKAN DAN Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAA N

4.5 Fatality adalah insiden yang mengakibatkan hilangnya nyawa


4.6 manusia.
Number of Fatalities/Jumlah korban : Jurnlah korban (manusia) dalam setiap

4.7 kejadian emergency


Lost Time Injuries : kehilangan waktu kerja karena adanya kejadian
emergency
4.8
yang masih dalam hitungan jam
Lost Workday Cases/Kasus kehilangan hari kerja : kehilangan waktu kerja karena
adanya kejadian emergency yang masih dalam hitungan hari.
¢
• Medical Treatment Cases/Kasus tindakan rnedis :
emergency yang harus mendapat perawatan medis
Dampak dari kejadian

4.9
4.10 Restricted Work Day Cases : Larangan operasi/ kerja di area kerja tertentu
karena kejadian emergency
4.11 Fatal Accident Rate : Jumlah kecelakaan kerja yang berakibat
fatal
4.12
Lost Time Injury Frequency : Tingkat keseringan/ frekuensi dari kehilangan
waktu kerja karena adanya kejadian emergency yang masih dalam hitungan jam
untuk setiap periodik tertentu
4.13 Total Recordable Incident Rate for each year Jumlah kecelakaan kerja
dalam setiap tahun yang tercatat

5. PENANGGUNG JAWAB
5.1 Setiap karyawan wajib melaporkan setiap insiden baik K3 maupun lingkungan
-,,
( .· kepada PPD/MR OHSAS.
5.2 MR : Memastikan setiap insiden, insiden dilaporkan dan dinvestigasikan serta
memantau pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5.3 Project Manager/Manajer/Kepala Divisi : menghentikan semua kegiatan
yang terkait dengan insiden, hampir celaka atau ketidaksesuaian guna investigasi
dan mencegah terulangnya kejadian serta memastikan tindakan perbaikan dan
pencegahan awal telah sesuai dengan menetapkan tindakan perbaikan dan
pencegahan lanjutan jika diperlukan.
5.4 P2K3 : melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan menetapkan program
sosialisasi kepada karyawan/subkontraktor terkait insiden dan insiden.
5.5 Ass. Man. Umum Personalia : membuat laporan ke Dinas Tenaga Kerja,
Jamsostek, Bapedalda dan mengeiuarkan surat peringatan untuk karyawan yang
terlibat insiden karena tidak mematuhi standar peraturan yang berlaku.

Page 3 of 6
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK- PR/ 03
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul: PROSEDUR PENYELIDIKAN DAN Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAAN

6. URAIAN PROSEDUR

Kegiatan Penanqqung
Jawab
6.1 Pelaporan lnsiden dan Penanganan MR /Tim RGD
Cidera
6.1.1 Setiap insiden kerja wajib dilaporkan kepada atasannya/MR
Area atau menghubungi nomor darurat yang ada. Bila terjadi pada
pekerja kontraktor maka pihak mandor wajib melaporkan
pada pengawas atau menghubungi nomor darurat yang ada.
6.1.2 Pelaporan awal dapat dilakukan secara verbal, melalui
komunikasi langsung, pesawat telepon atau radio
komunikasi.
6.1.3 Apabila terdapat korban jiwa maka kejadian
segera dilaporkan kepada MR / pihak lain yang ditunjuk.
Karban segera dibawa menuju rumah sakit terdekat dengan
fasilitas yang ada atau ambulance.
6.1.4 Apabila cidera yang terjadi sedang atau berat maka petugas
P3KIP2K3IMR di lokasi yang mengetahui insiden itu segera
rnelakukan tindakan pertolongan pertama bagi korban
sampai bantuan medis datang.
6.1.5 Apabila cidera yang terjadi ringan atau hanya membutuhkan
pengobatan P3K maka cidera dapat ditangani dengan
menggunakan fasilitas P3K yang tersedia di tempat
kerja atau meminta bantuan petugas P3K di area tersebut.
6.1.6 Lokasi kejadian segera diamankan untuk rnenjaga
barang bukti yang dipakai sebagai bahan penyelidikan
insiden nanti oleh tim RGD Area.

6.2 Penyelidikan Insiden


6.2.1 Penye!idikan terhadap suatu insiden dapat dilakukan secara Tim RGD Area

a. Informal yaitu penyelidikan insiden yang dapat dilakukan


oleh atasan si korban. Hal ini dilakukan untuk cidera
yang bersifat ringan (pengobatan dengan P3K}.
b. Formal yaitu penyelidikan insiden yang harus me!ibatkan

Page 4 of 6
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK -- PR/ O3
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul: PROSEDUR PENYELIDIKAN DAN Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAAN

tim penyelidikan insiden/MR/P2K3 yang telah ditunjuk


dan terdiri atas wakil dari Departemen yang terkait
dengan kecelakan yang terjadi.
6.2.2 Penyelidikan insiden dilakukan sesegera mungkin setelah
suatu insiden terjadi. Tim penyelidik segera berkumpul dan
menuju lokasi untuk mencari bukti atau fakta-fakta yang
ada.

c~· 6.2.3 Tim ini dipimpin oleh MR/P2K3 atau karyawan yang ditunjuk
dan melaksanakan kegiatan penyelidikan insiden dengan
kegiatan berupa; pengumpulan bukti-bukti di tempat kejadian
(foto-foto,gambar,dll) dan wawancara dengan saksi-
saksi yang berada saat insiden.
6.2.4 Setelah bukti-bukti dan informasi terkumpul, tim kemudian
akan mengadakan rapat untuk membahas temuan,
menentukan penyebab dan rekomendasi tindakan
perbaikan/pencegahan yang akan diambil.

6.3 Pelaporan Hasil Penyelidikan lnsiden Sekretaris P2K3


6.3.1 Hasil kegiatan tim ini kemudian dilaporkan dengan mengisi /
Ass.Man. lengkap formulir Laporan Penyelidikan lnsiden.
Umpers
6.3.2 Hasil laporan kegiatan penyelidikan insiden ini dibuat dan
diserahkan dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian.
6.3.3 Hasil laporan ini kemudian juga dibahas dalam agenda rapat
K3 berikutnya atau jika diperlukan masukan dari pihak
manajemen dapat diadakan rapat khusus untuk
membahas kejadian insiden tersebut.
6.3.4 Setiap terjadi insiden maka MR/P2K3 wajjb melaporkan
kepada kantor Depnaker setempat sesuai ketentuan dengan
menggunakan format laporan yang ada.

Page 5 of 6
PT. SIGMA UTAMA No. Dok. KKK- PR/ 03
JI. Landbouw No.1 Cibinong-Bogor No. Rev. 00
Judul: PROSEDUR PENYELIDIKAN DAN Tgl. Berlaku 04 Januari 2013
PELAPORAN KECELAKAA N

6.4 Pemantauan Tindakan Perbaikan/ Pencegahan Sekretaris P2K3


6.4.1 Memastikan bahwa tindakan perbaikan/pencegahan yang
telah disepakati dilakukan.
6.4.2 Apabila dari hasil pemantauan tersebut ditemukan bahwa
tindakan tersebut belum selesai atau belum dilaksanakan
karena sesuatu hal maka diputuskan target waktu
penyelesaian berikutnya.
6.4.3 Bila tindakan perabaikan/pencegahan telah dilaksanakan
maka dicantumkan status tindakan telah selesai
dilaksanakan.
6.4.4 Jika tindakan perbaikan mengindentifikasi hazard baru /
membutuhkan pengendalian baru / perubahan pengendalian
harus dilakukan penilaian resiko terhadap usu!an tindakan
terse but.

7. FORMULIR YANG DIGUNAKAN


7.1. Formulir Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan MR-PR/

(·._..

Page 6 of 6

You might also like