Professional Documents
Culture Documents
Komponen & Spesifikasi
Komponen & Spesifikasi
BAB II
POWER LINE
3 rd speed 0 - 11.8
1 st speed Km/h 0 – 5.1
Reverse 2 nd speed 0 – 9.2
3 rd speed 0 – 15.8
Bare tractor 103.16 (1.06)
With semi U Dozer 125.53 (1.28)
pressure
Ground
ripper 10,405
Overall
width
PERFORMANCE
Carrier roller
2 each side
Track roller
7 each side
Track shoe
Assembly type, single
grouser, 40 each side,
pitch 280.0 mm, width
2.4 ENGINE
2.4.1 ENGINE D IES EL
2.4.1.1 DEFINIS I
Engine adalah : Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses
tertentu, dimana proses thermis diubah menjadi tenaga
mekanis.
Gasoline (bensin)
Internal Combustion Engine
Diesel
ENGINE
Mesin uap
External Combustion Engine
Turbin uap
Definisi :
a. Internal combustion engine : adalah engine yang proses pembakarannya terjadi
didalam silinder engine itu sendiri.
b. External combustion engine : adalah engine yang proses pembakarannya terjadi diluar
silinder engine itu sendiri.
Direct injection
Combustion
Indirect
Two cycle
Cycle
Four cycle
Air cooled
Cooling
Water cooled
Splash (Recik)
ENGINE Lubrication
Pressure/Tekana
Naturally
Turbocharger
Air intake
Supercharger After cooler
aspirated
Blower
Stationary
Application
Automotive
In line engine
Construction
V engine
Penjelasan :
a. Intake stroke : Intake valve terbuka, exhaust valve tertutup. Piston bergerak turun
dari TDC ke BDC, dan menghisap udara dari intake manifold
kedalam ruang bakar (cylinder).
b. Compression stroke : Intake valve dan exhaust valve dalam keadaan tertutup. Setelah
piston turun sampai BDC, piston akan kembali naik untuk
memampatkan udara yang telah dihisap tadi. Temperatur pada saat
itu bisa mencapai sekitar 500 – 600 oC.
c. Power stroke : Intake valve dan exhaust valve masih dalam keadaan tertutup.
Setelah piston mencapai titik yang ditentukan (beberapa derajat
sebelum TDC), kemudian solar disemprotkan ke dalam ruang
bakar dan terjadilah pembakaran (power) karena udara yang
dikompresikan tadi mempunyai suhu tinggi dan bercampur dengan
bahan bakar.
d. Exhaust stroke : Setelah langkah power, piston kembali turun dari TDC ke titik
BDC. Kemudian naik kembali dari BDC ke TDC untuk
membuang sisa-sisa pembakaran melalui exhaust valve.
Sedangkan intake valve tetap tertutup.
Keterangan :
1. Fuel filter
2. Air filter
3. Front support
4. Oil level gauge
5. Fuel injection pump
6. Piston cooling nozzle
7. Oil filter
8. Oil filter
Keterangan :
9. Starting motor
10. By-pass filter
11. Corrosion resistor
12. Turbocharger
13. M uffler
14. Thermostat housing
15. Alternator
16. Tension pulley
17. Accesory drive pully
18. Vibration damper
Keterangan :
1. Crank pulley 13. Rocker arm housing
2. Thermostat 14. Cylider block
3. Cylinder head 15. Rear seal
4. Nozzle 16. Vibration damper
5. Rocker arm housing cover 17. Front seal
6. Piston pin 18. Oil pump
7. Exhaust valve 19. Connecting rod cap
8. Exhaust valve 20. Oil pan
9. Cam shaft 21. M ain bearing cap
10. Rocker arm shaft 22. Crank shaft
11. Push rod 23. Ring gear
12. Tappet 24. Flywheel
a. Connecting rod
2 3 4
1. Connecting rod bushing
2. Connecting rod
3. Connecting rod bearing
4. Connecting rod cap 1
5. Connecting rod cap bolt
A. Small end
B. Bing end
A B 5
b. Vibration damper
c. Piston
1. Piston
2. Top ring
3. Second ring
4. Oil ring
5. Piston pin
6. Snap ring
7. Connecting rod bushing
8. Connecting rod
9. Connecting rod cap bolt
10. Connecting rod bearing
11. Crank shaft
12. Connectingrod cap
d. Timing gear
e. Flywheel
1. Rear support
2. Flywheel housing
3. Flywheel mounting
bolt
4. Rear seal
5. Ring gear
1 4
2 5
f. Cylinder liner
g. Crank shaft
1. Vibration damper
2. Crank shaft pulley
3. Crank shaft gear
4. Crank arm
5. Carnk pin
6. Balancer weight
4
1 5
3
NO KOMPONEN FUNGSI
1. Cylinder head a. Tempat kedudukan valve dan injector
b. Tempat masuk dan keluarnya gas buang.
c. Sebagai sirkulasi pendingin disekitar valve & injector /
nozzle.
d. M enahan tekanan pembakaran.
2. Cylinder block a. Tempat terjadinya pembakaran.
b. Tempat bergeraknya piston.
c. M eneruskan panas pembakaran ke pendinginan.
d. Tempat kedudukan seal ring.
3. Piston a. Tempat kedudukan piston ring.
b. M eneruskan tekanan pembakaran ke crank shaft.
c. M eneruskan panas pembakaran melalui ring piston.
4. Ring piston a. Sebagai sealing / penyekat untuk mencegah kebooran dari
tekanan gas kompresi di dalam cylinder.
b. M engontrol oli pelumas pada dinding liner.
c. M eneruskan panas pembakaran dari piston ke liner.
5. Piston pin Untuk menghubungkan piston dengan connecting rod.
6. Connecting rod a. M eneruskan tekanan pembakaran / gerakan piston ke crank
shaft.
b. M enjaga ketegaklurusan jalannya piston.
7. Cylinder liner a. Tempat terjadinya tekanan pembakaran.
b. Tempat bergeraknya piston.
c. M eneruskan panas pembakaran ke pendinginan.
8. Crank shaft M erubah gerakan naik turun (reciprocating) dari piston
manjadi gerak dan tenaga putar.
9. Fly wheel M emindahkan tenaga putar dari engine ke power train (sebagai
sumber tenaga).
10. Vibration damper : M engimbangi getaran torsional yang terjadi pada crank shaft.
- Rubber damper.
- Viscous damper.
11. Timing Gear Untuk menghubungkan gigi crankshaft untuk menggerak-kan
gear berputar secara harmonik.
12. Valve - Untuk mengatur masuknya udara dan gas bekas.
- M encegah kebocoran kompresi.
- M eneruskan panas pembakaran ke pendinginan melalui
valve guide dan dinding cylinder head.
13. Valve seat - M emperpanjang daya tahan pada kedudukan valve dan
mencegah kebocoran.
- M empermudah penggantian apabila kedudukan valve
mengalami kerusakan.
14. Push rod M eneruskan gerakan naik turun dari cam follower atau tappet
ke rocker lever untuk menggerakkan valve dan injector.
Diesel engine memerlukan udara dalam jumlah yang besar untuk membakar bahan bakar.System
pemasukkan udara yang dimilikinya harus mampu memberikan udara yang cukup bersih untuk
pembakaran tersebut. Sedangkan exhouse system harus mengambil panas dan gas bekas
pembakaran dari dalam ruang pembakaran.
System pemasukkan udara ada yang menggunakan turbocharger ( turbocharger aspirated), dan
ada yang tidak menggunakan turbocharger yaitu hanya mengandalkan hisapan piston (naturally
aspirated).
NO KOMPONEN FUNGSI
1. Pre cleaner M emisahkan udara bersih dan kotor sebelum masuk ke air
cleaner.
2. Air cleaner Sebagai alat pembersih udara sehingga kotoran halus dan
kasar dapat dipisahkan terlebih dahulu sebelum masuk
ruangan pembakaran.
3. Vacuator valve Untuk membuang debu dan kotoran yang masuk ke dalam
ruang air cleaner
10. Exhaust pipe Sebagai saluran pembuangan akhir dari gas buang sisa
pembakaran didalam cyllinder.
Cooling system bertugas menjaga temperature engine tetap pada temperature kerja yang
diinginkan. Apabila cooling systemnya buruk, engine akan mengalami kerusakan. Cooling
system mensirkulasikan air pendingin ke dalam engine untuk mengambil panas yang
diakibatkan oleh pembakaran dan gesekan. Cooling system menggunakan prinsip pemindahan
panas.
NO KOMPONEN FUNGSI
1. Radiator Tempat menampung air pendingin engine dan pendingin air
tersebut dengan bantuan udara luar.
7. Corrosion resistor M encegah korosi, sebagai pembersih endapan karat pada sistem
pendingin air.
8. Oil cooler M endinginkan oli baik oli engine, transmissi maupun oli hidrolik
dengan media pendingin air.
9. Radiator safety
valve :
a. Pressure Valve
M embebaskan tekanan lebih yang ada didalam sistem
pendinginan. Jika tekanan didalam sistem naik 0,75 kg/cm2
diatas tekanan udara luar.
b. Vacum Valve
M encegah kevakuman sistem (menambah tekanan yang ada
didalam sistem pendinginan), jika tekanan didalam sistem turun
sampai 1 atm (1,03 kg/cm2) dibawah tekanan udara luar.
10. Oil cooler M endinginkan oli baik oli engine, transmissi maupun oli hidrolik
dengan media pendingin air.
Banyaknya bahan bakar yang dibakar berhubungan langsung dengan banyaknya horse power
ataupun torque yang dibutuhkan. Secara umum, semakin banyak bahan bakar yang terbakar,
akan semakin besar pula torque yang dimiliki flywheel. Fuel system menyuplai fuel yang bersih,
pada saat dan jumlah yang tepat, menyesuaikan horse power yang berubah-ubah.
NO KOMPONEN FUNGSI
Sistem pelumasan pada setiap engine sangat penting sekali. Dalam hal ini, fungsi oli disamping
sebagai pelumas juga digunakan untuk pendingin, peredam getaran, pembersih, penyekat,
sebagai bantalan dan anti karat.
NO KOMPONEN FUNGSI
1 Oil Pan Tempat penampung dan pendingin oli.
3. Oil M ain Pump Sebagai pompa oli utama, memberikan oli bertekanan dari
oil Pan ke system / bagian–bagian yang perlu di lumasi.
5. Oil Filter M embersihkan oli dari kotoran dan partikel lain yang timbul
selama sirkulasi sehingga dapat memperpanjang daya tahan
umur engine
7. Regulator Valve/ Relief M engatur tekanan oli dalam system dengan tekanan yang di
Valve tentukan 2 s/d 5 kg/cm2.
8. Safety Valve M enjadi by pass waktu oil filter kotor / buntu atau menjaga
oli tetap ada dalam system bila di lengkapi dengan caution
lamp oil filter. Lampu akan menyala bila filter buntu.
10. Bypass Filter M enyaring oli dari oil pan melalui main gallery dan sebagai
pendingin oli karena tempatnya diluar engine.
Contoh :
Diesel Engine.
Kelas
Penggunaan
Baru Lama
CA DG Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi Ringan
CB DH Diesel Engine, Natural Aspirated, Operasi M enengah
CC DM Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi M enengah
CD DS Diesel Engine ,Turbocharger, Operasi Berat
2. Ribbon heater
Udara sebelum masuk ke ruang bakar dipanaskan terlebih dahulu oleh ribbon heater
yang terletak didalam intake manifold.
3. Thermostart
Pada sistem pemanasan awal menggunakan thermostart, bahan bakar (solar) dibakar
dengan menggunakan igniter, sehingga bahan bakar tersebut menjadi udara panas.
Battery sebagai sumber listrik dan kapasitas terbatas, maka charging system berfungsi
untuk mengembalikan kapasitas battery setelah dipakai sehingga bisa kembali ke
keadaan Full Charge.
1. Alternator
Fungsinya sebagai sumber listrik untuk mensuplay
ke battery pada saat engine hidup dengan merubah
energi mekanik menjadi energi elektrik.
2. Battery
Fungsinya sebagai penyimpan arus listrik dengan
merubah energi kimia menjadi tenaga listrik.
3. Battery relay
Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan
arus battery dengan body secara automatis dan
mencegah atau memperkecil hubungan singkat
bila battery tidak digunakan.
4. S afety relay
Sebagai pengaman starting motor. Pada saat
engine hidup, starting motor tidak bisa
difungsikan.
5. Regulator
Fungsinya untuk menjaga agar arus yang keluar
dari alternator tetap konstan pada saat engine
dalam putaran rendah atau putaran tinggi.
6. S tarting switch
Fungsinya untuk menghubungkan atau
memutuskan arus listrik .
7. S tarting motor
Fungsinya untuk menghidupkan engine atau
merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
8. Fuse
Sebagai pengaman arus listrik.
9. Cable
Sebagai penghubung system kelistrikkan.
2.6.1 DEFINIS I
Sistem Hidrolik adalah : Suatu sistem pemindah tenaga dengan mempergunakan zat
cair / fluida sebagai perantara.
1. PTO
2. Torque converter
3. T.converter valve
4. Transmission control valve
5. Transmission
6. Steering clutch brake
7. Steering control valve
8. Power train pump
9. Power train oil filter
10. Power train oil filter
11. Power train oil strainer
12. Scavinging pump
13. Power train oil tank
1. Output sahft
2. Engine fly wheel
3. Outer body
4. Coupling
5. Universal joint
6. Flange
7. Cover
8. Rubber coupling
9. Breather
10. Oil level gauge tube
NO KOMPONEN FUNGS I
1. Pump (Impeller)
M engubah tenaga mekanik engine menjadi tenaga kinetik (oil
flow), melalui oli yang ada pada sudu-sudunya.
Oil inlet dari diameter dalam pump, sedangkan oil outlet dari
sudu-sudu diameter luar pump dengan menggunakan gaya
sentrifugal.
2. Turbin (Runner)
M enerima tenaga kinetik oil kedalam sudu-sudunya dan
mengubahnya menjadi tenaga mekanik kembali kepada
output shaftnya.
Oil inlet dari diameter luar turbin, sedangkan oil outlet ke
diameter dalam turbin.
3. S tator
M engarahkan oli yang mengalir dari turbin kembali ke pump.
3. Stage : Sesuatu yang berhubungan langsung dengan out put shaft (jumlah
turbin).
5. Stall speed : Besarnya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti,
karena beban berlebihan.
6. Speed ratio : Perbandingan antara kecepatan turbin dengan kecepatan pump atau
out put speed berbanding input speed, dimana :
Speed Turbin
Speed ratio =
Speed Pump
Torqflow transmission terletak diantara torqu converter dan out put shaft (differential
drop box) propeller shaft.
3. Clutch Pack
Fungsi : M enerima tekanan oli sehingga disc dan plate rapat / engaged sehingga
memindahkan torque dan putaran.
2. Plate Terbuat dari baja yang tahan karat dan temperatur yang tinggi
Plate ini berfungsi sebagai friction palte yang bergigi di bagian
diameter dalamnya dan duduk pada spiline inner drum.
3. Inner drum Berfungsi sebagi tempat dudukan dari palte dan menerima
putaran dari bevel gear shaft yang diikat dengan perantaraan
flange.
4. Outer drum Berfungsi sebagai tempat dudukan disc dan brake band yang
meneruskan putaran dari bevel gear dan dihubungkan dengan
top pinion gear dari final drive yang diikat dengan perantara
flange.
Untuk mengatasi keausan dari pada disc clutch nya maka sistem kemudi dibagi dalam dua tipe
yaitu :
A. Dry type steering clutch (tipe kering)
B. Wet type steering clutch (tipe basah)
2.8.1 IDLER
Fungsi :
• M embantu menegangkan track dan mebuat sudut – sudut lebih besar sehingga
gesekan berkurang
• M egatasi kejutan dan benturan-benturan dari benda asing.
• Idler sebagai roda untuk menegangkan / mengendorkan track dengan jalan mendorong /
menarik idler dari track frame.
Fungsi :
• Sebagai penegang atau pengendor track dengan jalan menekan yoke yang mana gaya
tekan tersebut diteruskan ke front idler.
• Disamping itu sebagai peredam benturan–benturan yang diterima oleh track atau idler.
1. Yoke 7. Retainer
2. Nut 8. Holder
3. Retainer 9. Piston
4. Recoil spring 10.Lubricator (for pumping in and release grease)
5. Rod 11.Grease chamber cylinder
6. Spring cylinder 12. Stoper pin
Umumnya pemasangan track roller , yang pertama dan yang terkhir adalah single flange, tujuan
pemasangan tersebut adalah untuk mengurangi keausan yang berlebihan.
Fungsi :
• Untuk menghantar putaran tarck dari sprocket ke idler.
• M enjaga rantai tetap tegang , sewaktu terjadi gesekan.
• M engatur pergerakan rantai agar tetap lurus , mengingat jarak antara idler dan sprocket
jauh.
Pada setiap track frame terdapat 2 ( dua ) carrier roller.
Fungsi :
• Track adalah bagian undercarriage yang berfungsi disamping tempat persinggungan
dengan tanah yang merupakan alas gerak tracktor.
• Juga menjadi alat utama yang berprinsip mengubah gerakan putar menjadi gerakan
gulungan yang terus menerus sehingga menjadi rel dari roda–rodanya dan
memungkinkan tracktor dapat berjalan.
Fungsi :
Untuk mereduksi putaran engine yang tinggi menjadi lambat dengan menghasikan
torque (momet puntir) yang besar selanjutnya tenaga yang tersebut menggerakkan
track .
Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pengurang kecepatan biasanya dilengkapi dengan satu
atau dua set roda gig lurus dan punion boss roda gigi penggerak akhir .
Prinsip kerja yang digunakan sama seperti pada transmisi, dimana kecepatan rotasi dikurangi
dan momen puntir (torque) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada
penggerak akhir.
2.8.9 S PROCKET
Fungsi :
Sebagai penggerak dari track assy sehingga tracktor dapat bergerak dengan menggunakan
perantara gigi sprocket.
Jenis-jenis sprocket :
a. Solid type.
b. Segment type.
1. Floating seal. 8. Floating seal guard. 15. No1 Pinion (20 teeth)
2. Sun gear (16 teeth) 9. Cover. 16. Final drive case.
3. carrier. 10.Planetary pinion (26 teeth). 17. Bearing cage.
4. Hub. 11.Ring gear (68 teeth) 18. Boss.
5. Cover. 12.cover. 19. Shaft.
6. Sprocket boss. 13.no1 gear (79 teeth). 20. Wear guard.
7. Sprocket teeth. 14.no1 gear hub. 21. Pivot shaft.
Segment type
Solid type
Lever position.
1. Blade HOLD 11. Ripper TILT BACK 1. Work equipment safety lever
2. Blade LOWER 12. FREE. 2. Blade control lever
3. Blade FLOAT 13. LOCK. 3. Tilt/pitch selector switch
4. Blade RAISE 14. Pitch selector switch OFF 4. Ripper control lever
5. Blade (left tilt/pitch) 15. Pitch selector switch ON 5. Pin puller switch
6. Blade (right tilt/pitch) 16. Dual tilt selector switch OFF 6. PPC lock valve
7. Ripper HOLD 17. Dual tilt selector switch ON
8. Ripper RAISE 18. Pin puller switch PUSH IN
9. Ripper LOWER 19. Pin puller switch PULL OUT
10.Ripper TILT IN
1. Ripper Hi valve
2. Ripper tilt cylinder
3. Ripper lift cylinder