You are on page 1of 6

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG USAHA EKONOMI

(Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto)

Dwi Pratiwi Kurniawati, Bambang Supriyono, Imam Hanafi


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: dwipratiwikurniawati@ymail.com

Abstract: Society Empowerment in Economic Sector. This research based on Society Empowerment
Service Mojokerto City has highly influent to change thinking up at more progress. As for Society
Empowerment Service Mojokerto’s has sought to empowering poor society by providing assistance to
low-income communities. Programs that have been implemented in the field of economic enterprises
especially in the sub-field of economic and community development assistance, along with the impact
of the empowerment program for the poor economic independence are expected to improve the
welfare of the community. This research use description method with qualitative approach. The result
of this research shows that programs have been implemented by Society Empowerment Service
Mojokerto’s especially on Economic Sector include individual assistance and association assistance.
So, that was need a good work between the society and government. The program has increased the
economical ability, especially in productivity and percapita income. The recommendation give from
this research are Society Empowerment Service should work optimally and professionally as a
coordinator and facilitator for the society to have a better life. They should pay a lot of attention in
target, and do it constantly. Increase the interaction with society, giving more intensity to monitoring
them.

Keyword: society empowerment, and economic sector

Abstrak: Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Usaha Ekonomi. Penelitian ini dilakukan atas
dasar bahwa Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto sangat berperan penting dalam
pemberdayaan masyarakat dengan merubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Adapun
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto sendiri telah berupaya untuk memberdayakan
masyarakat miskin dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat ekonomi lemah. Program
yang telah dilaksanakan di bidang usaha ekonomi khususnya pada sub bidang bantuan pembangunan
dan ekonomi masyarakat, beserta dampak program pemberdayaan tersebut terhadap kemandirian
usaha ekonomi masyarakat miskin diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa program yang telah dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan
Masyarakat Kota Mojokerto khususnya pada Bidang Usaha Ekonomi meliputi bantuan perorangan
dan bantuan lembaga. Oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antar pemerintah dan
masyarakat dalam melaksanakan tahap persiapan sebelum beralih ke tahap pelaksanakan. Dampak
dari program pemberdayaan yang telah dilaksanakan telah dapat meningkatkan kemandirian ekonomi
terutama pada produktivitas dan pendapatan masyarakat yang mendapatkan bantuan. Saran yang
dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dalam melaksanakan
peranannya sebagai koordinator dan fasilitator, seharusnya senantiasa bekerja secara optimal dan
profesional dengan memperhatikan tupoksi, target dan melaksanakan target tersebut secara konsisten,
serta meningkatkan interaksi antara masyarakat yang memperoleh bantuan hibah meningkatkan
intensitas dalam menjalankan monitoring kepada masyarakat yang telah mendapatkan bantuan.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, dan bidang usaha ekonomi

Pendahuluan ketidakberdayaan. Oleh karena itu kemiskinan


Secara umum Pembangunan Nasional menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
tidak dapat dipisahkan dengan pemberdayaan pembangunan nasional serta tidak dapat
masyarakat. Namun angka kemiskinan di ditunda penanggulangannya.
Indonesia merupakan permasalahan yang terus Adapun tujuan dari Bidang Usaha
membayangi pelaksanaan pembangunan yang Ekonomi pada Badan Pemberdayaan
ada. Kemiskinan di sini dapat ditandai dengan Masyarakat adalah pemberian bantuan
adanya pengangguran, keterbelakangan dan stimulan untuk menunjang masyarakat yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 9


kurang beruntung, guna peningkatan ekonomi Agus Suryono (2004, h.37), berpendapat
pendapatan masyarakat dan mengurangi angka setidaknya terdapat lima persyaratan pem-
kemiskinan. Hal ini dilakukan dengan bangunan, antara lain: Kemampuan, Keber-
memberikan pelatihan di bidang sosial maupun samaan, Kekuasaan, Ketahanan, serta Saling
ketrampilan kepada masyarakat. ketergantungan.
Pemberdayaan di Bidang Usaha Ekonomi Sedangkan menurut Sumodiningrat (1999,
pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota h.72), peningkatan kesejahteraan umum
Mojokerto pada dasarnya harus dilaksanakan masyarakat merupakan suatu inti dari sasaran
secara optimal dan terarah agar dapat mem- pembangunan. Suatu pembangunan bisa dika-
perbaiki keadaan ekonomi sekaligus mampu takan berhasil apabila mampu mengangkat
mengangkat kondisi ekonomi masyarakat derajat rakyat sebanyak mungkin pada tatanan
miskin yang ada. Dengan memberikan kehidupan ekonomi yang lebih baik dan layak.
kewenangan dan kekuatan kepada masyarakat
untuk mengakses sumber daya ekonomi yang 2. Pemerintah Daerah, Otonomi Daerah
tersedia secara optimal, sehingga mereka serta Peran BPM dalam Pemerintah
diharapkan dapat berdaya dalam memperbaiki Daerah
kemampuan ekonomi mereka agar dapat Secara harfiah, otonomi diartikan sebagai
memenuhi kebutuhan dasar mereka secara kewenangan, kekuasaan atau hak untuk
mandiri. Pemberdayaan ekonomi rakyat di sini mengatur sendiri (the power or right of self-
merupakan upaya dalam mendorong perubahan government). Sedangkan pengertian daerah
struktural masyarakat dengan memperkuat lebih merujuk kepada suatu wilayah (area).
kedudukan serta peran ekonomi rakyat dalam Sehingga, otonomi daerah dapat diartikan
perekonomian. sebagai kewenangan atau kekuasaan suatu
Dalam hal ini, konsep dari pemberdayaan wilayah untuk mengatur kepentingannya
ekonomi masyarakat yang dimaksud dalam sendiri. (Nurcholis (2007, h.24)).
tulisan ini adalah upaya yang dilakukan oleh Sesuai dengan isi dari Undang-Undang
masyarakat dan pemerintah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 1974, otonomi daerah
khususnya pada Badan Pemberdayaan Masya- menganut prinsip otonomi yang nyata dan
rakat Kota Mojokerto dalam meningkatkan bertanggung jawab dengan penekanan pada
kesejahteraan perekonomiannya. Sehingga, otonomi yang merupakan suatu kewajiban
rumusan permasalahan dalam penelitian ini bukan hak.
adalah sebagai berikut: Badan Pemberdayaan Masyarakat adalah
1. Program apa sajakah yang telah dilaksa- bagian dari Satuan Kerja Perangkat daerah
nakan di bidang usaha ekonomi khususnya yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
pada sub bidang bantuan pembangunan dan atau keputusan kepala daerah maupun pera-
ekonomi masyarakat oleh Badan Pem- turan kepala daerah. Badan Pemberdayaan
berdayaan Masyarakat Kota Mojokerto? Masyarakat tersebut bertugas sebagai pelak-
2. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pem- sana urusan pemerintahan daerah dalam
berdayaan masyarakat melalui program menyusun maupun melaksanakan kebijakan
pemberdayaan masyarakat di bidang usaha daerah dalam bidang pemberdayaan masya-
ekonomi? rakat, serta melaksanakan tugas lainnya sesuai
3. Bagaimana dampak program pemberdayaan dengan bidang tugas yang ada di dalamnya
bidang usaha ekonomi terhadap keman- yang telah diberikan oleh Kepala daerah.
dirian usaha ekonomi masyarakat miskin di
Kota Mojokerto? 3. Pemberdayaan
Sumodiningrat (1999, h.133-134) berpen-
Tinjauan Pustaka dapat bahwa pemberdayaan masyarakat harus
1. Pembangunan dilakukan melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: (1)
Menurut Siagian (1983, h.111), pemba- Menciptakan iklim yang memungkinkan
ngunan merupakan usaha atau rangkaian usaha potensi masyarakat berkembang (Enabling);
pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan (2) Menguatkan potensi dan daya yang dimiliki
secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan masyarakat (Empowering); (3) Memberikan
pemerintah untuk menuju modernitas dalam perlindungan (Protecting). Pemberdayaan
rangka pembinaan bangsa (National Building). masyarakat merupakan suatu upaya untuk

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 10


meningkatkan kemampuan masyarakat agar 5. Penelitian Terdahulu
mampu mewujudkan kemandirian dan Nugroho (2008) dalam penelitiannya yang
melepaskan diri dari belenggu kemiskinan berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui
serta keterbelakangan. Program Pemanfaatan Tekhnologi Tepat Guna
Konsep pemberdayaan dalam wacana Mesin Pemecah Kedelai (Studi pada Badan
pembangunan biasanya selalu dikaitkan dengan Pemberdayaan Masyarakat dan Masyarakat
konsep kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, Desa Urek–Urek Kecamatan Gondanglegi
dan keadilan. Menurut Craig dan Mayo dalam Kabupaten Malang)” menyatakan bahwa faktor
Nugroho (2007, h.28), partisipasi merupakan pendukung pelaksanaan pemberdayaan masya-
komponen terpenting dalam upaya pertum- rakat melalui program pemanfaatan teknologi
buhan kemandirian dan proses pemberdayaan. tepat guna mesin pemecah kedelai adalah
Strategi pemberdayaan menempatkan partisi- keadaan alam dan lingkungan yang sesuai,
pasi masyarakat sebagai isu pertama potensi daerah serta dukungan dari pihak
pembangunan saat ini. Pemerintah Kabupaten Malang dalam menga-
Di samping pentingnya pemberdayaan tasi masalah kemiskinan.
masyarakat, terdapat beberapa permasalahan Sedangkan penelitian Susanti (2010) yang
yang dapat mengganggu pengimplementasian berjudul “Peranan Badan Pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat dalam tataran Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan
praktis. Menurut Prasojo (2004, h.11), di Bidang Usaha Ekonomi Produktif (Studi di
permasalahan tersebut menyangkut ketiadaan Kecamatan Kepanjen Sebagai Proyek Binaan
konsep yang jelas mengenai apa itu BPM Kabupaten Kepanjen)” menyatakan
pemberdayaan masyarakat, batasan masyarakat bahwa faktor pendukung pelaksanaan pember-
yang sukses melaksanakan pemberdayaan, dayaan perempuan di bidang usaha ekonomi
peran masing-masing pemerintah, masyarakat produktif Kecamatan Kepanjen adalah peranan
dan swasta, mekanisme pencapaiannya, dan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat sebagai
lain sebagainya. koordinatior dan fasilitator, dapat dilihat
Selain itu, menurut Nuryoso (2008), usaha dengan adanya regulasi yang jelas beserta
ekonomi produktif yang ada atau akan komitmen pemerintah daerah dalam melakukan
dibentuk pada masing-masing wilayah diiden- kerjasama antar pelaku program mulai dari
tifikasi berdasarkan kriteria tertentu, dipilih tingkat Desa sampai dengan Kabupaten serta
untuk dikembangkan sebagai sasaran pembi- antar Anggota Tim Koordinasi Kabupaten.
naan. Pengembangan dilakukan melalui pembi-
naan manajemen usaha, bantuan modal Metode Penelitian
bergulir dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, dengan menggunakan pendekatan
4. Partisipasi Masyarakat kualitatif. Hal ini dikarenakan peneliti ini
Conyers (1991, h.154-155), bahwa mem- memperoleh gambaran tentang pelaksanaan
berikan tiga alasan utama sangat pentingnya pemberdayaan masyarakat sesuai dengan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan, program Badan Pemberdayaan Masyarakat
yaitu: (1) Partisipasi masyarakat merupakan Kota Mojokerto.
suatu alat guna memperoleh informasi Fokus penelitian ini adalah Program yang
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap telah dilaksanakan di bidang usaha ekonomi
masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota
program pembangunan dan proyek akan gagal, Mojokerto khususnya pada Sub Bidang Ban-
(2) Masyarakat mempercayai program tuan Pembangunan dan Ekonomi Masyarakat.
pembagunan jika dilibatkan dalam proses Mekanisme pelaksanaan pemberdayaan masya-
persiapan dan perencanaannya, karena rakat melalui program pemberdayaan masya-
masyarakat lebih mengetahui seluk beluk rakat di bidang usaha ekonomi, meliputi:
proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, Persiapan pelaksanaan program, Proses
(3) Partisipasi merupakan hak demokrasi pelaksanaan program. Dampak pemberdayaan
masyarakat dalam keterlibatannya di di bidang usaha ekonomi terhadap kemandirian
pembangunan. usaha ekonomi masyarakat miskin di Kota
Mojokerto, terutama pada: Produktivitas dan
Pendapatan masyarakat.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 11


Sumber data primer dalam penelitian ini 2. Mekanisme Pelaksanaan Program
bersumber dari Kepala Bidang Usaha Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Ekonomi, Kepala Sub Bidang Bantuan Usaha Ekonomi
Pembangunan dan Ekonomi Masyarakat, serta Dalam setiap pelaksanaan program selalu
Masyarakat yang memperoleh bantuan. diawali dengan tahap persiapan sebagai
Sedangkan untuk data sekunder berasal dari langkah awal pengenalan program kepada
arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang ada di masyarakat. Sehingga, diperlukan adanya
Kantor BPM Kota Mojokerto, serta situs yang kerjasama yang baik antara pemerintah dan
bersumber dari internet, dokumen, dan karya masyarakat dalam melaksanakan tahap
tulis atau jurnal yang berhubungan dengan persiapan sebelum menginjak pada tahap
tema penelitian yang sedang diangkat. pelaksanaan program.
Teknik pengumpulan data dalam pene- Mekanisme persiapan yang dilakukan
litian ini meliputi wawancara dan dokumentasi. pihak BPM ini berawal dari data yang diajukan
Instrumen penelitian yang dipakai dalam oleh Kelurahan, kemudian dilakukan verifikasi
penelitian ini adalah peneliti sendiri, pedoman lebih lanjut untuk menentukan masyarakat
wawancara (interview guide), serta catatan miskin yang akan diberikan bantuan hibah.
lapangan (field note). Setelah ditentukan data penerima bantuan,
Pengujian keabsahan data meliputi uji kemudian dianjurkan bagi masyarakat untuk
kredibilitas (credibility), uji keteralihan membuat proposal pengajuan bantuan, serta
(transferability), uji reliabilitas (reliability) diberikan sosialisasi penerimaan dana bantuan
serta uji obyektivitas (confirmability). guna menunjang kegiatan ekonomi mikro
Penelitian ini menggunakan teknik kecil.
analisis data Miles dan Huberman yang Pelaksanaan program merupakan sebuah
meliputi pengumpulan data, reduksi data, proses untuk mengoperasikan program-
penyajian data serta penarikan kesimpulan program yang telah disusun agar menjadi
(verifikasi). kenyataan sesuai dengan tujuan yang diha-
rapkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Pembahasan Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota
1. Program yang Telah Dilaksanakan Mojokerto, proses pelaksanaan program
Mulai Akhir Tahun 2011 dimulai dari tahap pelatihan dan penyuluhan,
Adapun program yang telah dilaksanakan pengembangan dan penyebarluasan serta
oleh BPM mulai dari akhir tahun 2011 sampai evaluasi program.
dengan tahun 2012 antara lain: Dengan adanya sosialisasi kewirausahaan
a. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram dan tata cara penerimaan bantuan dapat
b. Pelatihan Hasil olahan Bahan Dasar Jamur memberikan tambahan pengetahuan bagi
c. Pelatihan Ketrampilan Bahan Baku Kulit masyarakat miskin yang mendapatkan bantuan
d. Bantuan Perorangan agar dapat memotivasi mereka dalam
1. Bantuan Tenda mengembangkan kemampuan yang mereka
2. Bantuan Mesin Jahit, Obras dan Neci miliki serta dapat meningkatkan mutu dan taraf
3. Bantuan Gerobak hidup keluarga mereka. Sedangkan dalam
e. Bantuan Lembaga proses pelaksanaan evaluasi yang dilakukan
Program bantuan yang diberikan oleh oleh pihak BPM masih belum dapat berjalan
pihak BPM telah berjalan dengan baik dan dengan baik, karena intensitas kunjungan yang
tepat sasaran dengan melibatkan peran serta dilakukan tidak teratur.
dan partisipasi masyarakat miskin yang ada
untuk diberikan bantuan dan binaan terkait 3. Dampak Program Pemberdayaan
dengan program yang ada. Sesuai dengan terhadap Kemandirian Usaha Ekonomi
pendapat dari Mubyarto (1997, h.35), bahwa Masyarakat
partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu Secara keseluruhan program bantuan yang
keberhasilan setiap program sesuai dengan telah diberikan oleh pihak BPM diharapkan
kemampuan setiap orang tanpa berarti dapat merubah perekonomian masyarakat,
mengorbankan kepentingan diri sendiri. dimana kemandirian usaha ekonomi masya-
rakat miskin yang telah dibangun semakin
berkembang dengan baik. Seperti yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 12


diungkapkan oleh masyarakat penerima lingkungan sekitar seperti yang dirasakan oleh
bantuan, dimana dengan adanya bantuan dari petani jamur yang mengalami gagal panen
BPM maka pekerjaan mereka dapat dilakukan akibat suhu udara yang tidak menentu.
lebih ringan, di mana mereka dapat
meminimalisir waktu mereka dalam bekerja. Kesimpulan
Dalam hal ini, produktivitas usaha sangat 1. Program yang telah dilaksanakan oleh
dipengaruhi oleh peralatan penunjang yang Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota
digunakan serta SDM yang baik. Oleh sebab Mojokerto khususnya pada Bidang Usaha
itu, demi menunjang berlangsungnya Ekonomi meliputi bantuan perorangan dan
produktivitas yang baik diadakan sosialisasi bantuan lembaga.
atau pelatihan dan penyuluhan terlebih dahulu 2. Setiap pelaksanaan program selalu diawali
sebelum pelaksanaan program, sehingga SDM dengan tahap persiapan sebagai langkah
atau kelompok sasaran yang dihasilkan awal pengenalan program kepada
menjadi lebih baik. masyarakat. Tahap persiapan ini sangat
Dengan adanya program bantuan dari penting karena dapat menentukan berhasil
BPM ini dapat meningkatkan produktivitas tidaknya program tersebut, sehingga dapat
masyarakat sehingga secara otomatis dijadikan landasan berjalannya suatu
pendapatan mereka akan bertambah. Tetapi, program. Kerjasama yang baik antar
program yang telah dilaksanakan oleh BPM itu pemerintah dan masyarakat dalam
tidak terlepas dari adanya faktor pendukung melaksanakan tahap persiapan sebelum
maupun faktor penghambat dalam beralih ke tahap pelaksanakan sudah
pemberdayaan masyarakat miskin di Bidang berjalan dengan baik. Kemudian dalam
Usaha Ekonomi. Faktor pendukung yang tahap pelaksanaan diadakan sosialisasi
paling dominan disini dapat dilihat dari kewirausahaan terkait dengan program yang
partisipasi atau peran serta dari beberapa aparat akan diberikan kepada masyarakat ekonomi
pelaku usaha atau masyarakat ekonomi lemah lemah atau mikro kecil.
yang bersangkutan. 3. Dampak dari program pemberdayaan yang
Sedangkan faktor penghambat dari telah dilaksanakan oleh Badan
pelaksanaan program yang telah diberikan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto
disini juga berasal dari pihak masyarakat telah dapat meningkatkan kemandirian
sendiri yang masih berpikiran sempit, serta ekonomi terutama pada produktivitas dan
kondisi fisik yang terkadang mengalami pendapatan masyarakat yang mendapatkan
penurunan sewaktu-waktu dan daya beli bantuan, tetapi ada juga dampak buruk yang
konsumen yang tidak stabil, serta faktor timbul dalam menjalankan usaha mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Conyers, Diana. (1991) Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
Nugroho, Agustino Adi. (2008) “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemanfaatan Tekhnologi
Tepat Guna Mesin Pemecah Kedelai (Studi pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Masyarakat Desa Urek-Urek Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang)”. Malang, FIA, UB.
Nugroho, Trilaksono. (2007) Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan Pemberdayaan
Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang, FIA. Universitas Brawijaya.
Nurcholis, Hanif. (2007) Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta, Grasindo.
Nuryoso, Agus. (2008) Fisip Undip Rintis Desa Mandiri Melalui UEP. [Internet] Available from:
<http://www.undip.ac.id//> [Accessed: 8 Januari 2013]
Prasojo, Eko. (2004) People and Society Empowerment: Perspektif Membangun Partisipasi Publik. Jurnal
Ilmiah Administrasi Publik vol.IV no.2. Maret-Agustus:10-24.
Sondang, P. siagian. (1983) Administrasi Pembangunan. Jakarta, Gunung Agung.
Sumodiningrat, Gunawan. (1999) Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengamanan Sosial. Yogyakarta,
Ghalia Indonesia.
Suryono, Agus. (2004) Pengantar Teori Pembangunan. Malang, Universitas Negeri Malang.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 13


Susanti, Linanda Krisni. (2010) “Peranan badan Pemberdayaan Mayarakat dalam Pemberdayaan
Perempuan di Bidang Usaha Ekonomi Produktif (Studi di Kecamatan Kepanjen Sebagai Proyek
Binaan BPM Kabupaten Kepanjen)”. Malang, FIA, UB.
Undang-Undang nomor 5 Tahun 1974 Tentang “Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.”

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14 | 14

You might also like