You are on page 1of 16

EVALUASI TENTANG PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR

BERKELANJUTAN (Sustainable Architecture)


Studi Kasus : Gedung Engineering Center & Perpustakaan FTUI
Sri Kurniasih
Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur
Jl. Ciledug Raya Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260
E-mail : neea_arch@yahoo.com

Abstract— Negative impacts from the


construction of highly diverse, among Key Words—prinsip-prinsip sustainable
others of the natural resources excessively. arsitektur, sustainable arsitektur, engineering
In addition, the mining of natural resources center, evaluasi, pembobotan.
dredged-out, deforestation without
replanting, where such things can degrade I. PENDAHULUAN
the quality of other natural resources on
earth. Not only that, technology and result A. Latar Belakang
of technology used by humans such as encemaran dan perusakan lingkungan
vehicles, tools of production in the system of
producing goods and services (eg factories),
household appliances and so can have
P terus berlangsung sehingga kualitas

negative impacts due to exhaust emissions, lingkungan semakin lama menjadi


wastes that pollute the environment. semakin buruk, demikian pula dengan
Obviously it is impossible to forbid people
to build, it has become a human need, so keseimbangan ekosistem bumi sejak
what we can do is to enter the concept of
sustainable architecture in order to revolusi industri, pemakaian bahan bakar
minimize the negative impacts of fosil sebagai sumber energi utama,
construction on the environment. This is the
problem of architecture, where necessary penemuan senyawa CFC dan sebagainya
the holding of an evaluation of the extent to
which a building to apply the concept of telah menyebabkan proses perubahan
Sustainable Architecture. Library and lingkungan bumi secara cepat dan besar-
Engineering Center University of Indonesia
used as case studies viewed from various besaran.
aspects of sustainable architecture
principles. In terms of assessing whether the ‘‘Banyaknya perencana bangunan
building complies with the principles of yang sedikit sekali mengerti tentang
sustainable architecture, it needs
assessments with the valuation system for ekologi dan biologi lingkungan, akibatnya
each of these sustainable principles. In this
research method used is the result of this pada proses membangun akan
valuation can be concluded that the quality menyebabkan kerusakan lingkungan yang
of the application principles of sustainable
architecture in Library and Engineering besar’’[1]. Hal inilah yang membuat
Center University of Indonesia is 55%.
Thus it can be said that the building is pentingnya pemahaman yang lebih dekat
sufficient to meet the principles of terhadap konsep ekosistem sebelum
sustainable architecture by valuation the
results reached above 50% (range 0-100%), menghubungkan suatu desain arsitektur
although it still needs improvement in order
to close applying principles of sustainable dengan lingkungannya.
architecture.
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 11
Dampak negatif dari pembangunan masalah lingkungan yang rusak ini
konstruksi sangat beragam, antara lain menjadi sangat kritis.
adalah dieksploitasinya sumber daya alam Hadirnya gedung Engineering Center
secara berlebihan. Selain itu, dan Perpustakaan FTUI di lingkungan
pertambangan sumber daya alam yang Universitas Indonesia menjadi suatu hal
dikeruk habis-habisan, penggundulan yang cukup menarik perhatian perencana
hutan tanpa penanaman kembali, dimana dalam kaitannya dengan Arsitektur
hal-hal semacam ini dapat menurunkan Berkelanjutan karena gedung Engineering
kualitas sumber daya alam lain di bumi. Center dan Perpustakaan FTUI hadir
Tidak hanya itu, teknologi dan hasil dengan menawarkan konsep Bangunan
teknologi yang digunakan manusia seperti Hemat Energi yang merupakan salah satu
kendaraan, alat-alat produksi dalam prinsip dari Arsitektur Berkelanjutan. Hal
sistem produksi barang dan jasa (misalnya inilah yang menjadi permasalahan
pabrik), peralatan rumah tangga dan arsitektur, dimana perlu diadakannya
sebagainya dapat menimbulkan dampak suatu penelitian mengenai sejauh mana
negatif akibat emisi gas buangan, limbah gedung Engineering Center dan
yang mencemari lingkungan. Perpustakaan FTUI menerapkan konsep
Tentunya tidak mungkin untuk Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable
melarang orang membangun, karena Architecture).
sudah menjadi kebutuhan manusia, B. Permasalahan
sehingga yang dapat dilakukan adalah Sejauh mana gedung Engineering
memasukkan konsep Arsitektur Center dam Perpustakaan FTUI
Berkelanjutan (Sustainable Architecture) menerapkan prinsip Arsitektur
dalam rangka meminimalkan dampak Berkelanjutan.
negatif konstruksi terhadap lingkungan. C. Tujuan
Pada dasarnya konsep Arsitektur  Ingin mengetahui dan memahami
Berkelanjutan menyerukan agar sumber pengertian dari Arsitektur
daya alam dan potensi lahan tidak Berkelanjutan (Sustainable
digunakan secara sembarangan, Architecture).
penggunaan potensi lahan untuk arsitektur  Ingin mengetahui dan memahami
yang hemat energi, dan prinsip-prinsip Arsitektur
sebagainya. Pembahasan ini berangkat Berkelanjutan.
dari kekhawatiran semakin parahnya  Menganalisa gedung Engineering
perusakan lingkungan saat ini, apalagi Center dan Perpustakaan FTUI
12 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
dalam hal penerapan Prinsip Sustainable Architecture atau dalam
Arsitektur Berkelanjutan. bahasa Indonesianya adalah arsitektur
 Temuan teknologi terbaru yang berkelanjutan, adalah sebuah konsep
dapat diterapkan pada gedung terapan dalam bidang arsitektur untuk
Engineering Center dan mendukung konsep berkelanjutan, yaitu
Perpustakaan Teknik Universitas konsep mempertahankan sumber daya
Indonesia. alam agar bertahan lebih lama, yang
D. Metode Pencarian Data dikaitkan dengan umur potensi vital
a. Survey sumber daya alam dan lingkungan
Pengamatan secara langsung di ekologis manusia, seperti sistem iklim
lapangan. planet, sistem pertanian, industri,
b. Wawancara kehutanan, dan tentu saja arsitektur[2].
Wawancara langsung dengan nara Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber
sumber (arsitek gedung Engineering daya alam telah mencapai taraf
Center dan Perpustakaan FTUI). pengrusakan secara global, sehingga
c. Data Literatur lambat tetapi pasti, bumi akan semakin
Diperoleh dari dokumen gedung kehilangan potensinya untuk mendukung
Engineering Cener FT-UI, situs kehidupan.
internet, buku-buku pendukung yang “Sustainable architecture promotes
berkaitan dengan topik pembahasan stewardship of natural resources and
serta hasil evaluasi dan analisa yang protects public health, safety, and welfare
dilakukan. through a responsible approach to
E. Ruang Lingkup Pembahasan creating the built environment.”[3]
Lingkup pembahasan meliputi kajian B. Konsep Dasar Arsitektur
teori Arsitektur Berkelanjutan, analisa Berkelanjutan (Sustainable
studi kasus dan penarikan kesimpulan dan Architecture)
saran. “Sustainable Architecture is
responce and an expression of celebration
of our existence and respect for the world
II. KAJIAN TEORI arround us”. (Jack. A. Kramers).
A. Pengertian Arsitektur Arsitektur Berkelanjutan merupakan suatu
Berkelanjutan (Sustainable respon dan ekspresi keberadaan kita serta
Architecture) rasa peduli terhadap dunia sekitar kita.

Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 13


Adapun konsep dalam arsitektur yang
mendukung Arsitektur Berkelanjutan, b) Efisiensi Penggunaan Lahan
antara lain:  Lahan yang semakin sempit, mahal
a) Bangunan Hemat Energi dan berharga tidak harus digunakan
Hemat energi dalam arsitektur adalah seluruhnya untuk bangunan, karena
meninimalkan penggunaan energi tanpa sebaiknya selalu ada lahan hijau dan
membatasi atau merubah fungsi penunjang keberlanjutan potensi
bangunan, kenyamanan, maupun lahan.
produktivitas penghuninya[4].  Menggunakan seperlunya lahan yang
Hemat Energi adalah suatu kondisi ada, tidak semua lahan harus dijadikan
dimana energi dikonsumsi secara hemat bangunan, atau ditutupi dengan
atau minimal tanpa harus mengorbankan bangunan, karena dengan demikian
kenyamanan fisik manusia. lahan yang ada tidak memiliki cukup
Konsep Bangunan Hemat Energi[5]: lahan hijau dan taman. Menggunakan
lahan secara efisien, kompak dan
 Meminimalkan perolehan panas
terpadu[6].
matahari
 Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
 Orientasi bangunan utara-selatan
dapat digantikan atau dimaksimalkan
 Organisasi Ruang :
dengan berbagai inovasi, misalnya
Aktivitas/ruang utama diletakkan
pembuatan atap diatas bangunan
di tengah bangunan, diapit oleh ruang-
(taman atap), taman gantung (dengan
ruang penunjang/service di sisi Timur-
menggantung pot-pot tanaman pada
Barat.
sekitar bangunan), pagar tanaman atau
 Memaksimalkan pelepasan panas
yang dapat diisi dengan tanaman,
bangunan kemudian menghindari
dinding dengan taman pada dinding
radiasi matahari masuk ke dalam
dan sebagainya[7].
bangunan
 Menghargai kehadiran tanaman yang
 Memanfaatkan radiasi matahari secara
ada di lahan, dengan tidak mudah
tidak langsung untuk menerangi ruang
menebang pohon-pohon, sehingga
dalam bangunan
tumbuhan yang ada dapat menjadi
 Mengoptimalkan ventilasi silang
bagian untuk berbagi dengan
untuk bangunan non-AC.
bangunan.
 Hindari pemanasan permukaan tanah
 Desain terbuka dengan ruang-ruang
sekitar bangunan.
yang terbuka ke taman (sesuai dengan
14 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
fleksibilitas buka-tutup yang Engineering Center dan Perpustakaan
direncanakan sebelumnya) dapat Teknik dapat dikatakan Kontekstual
menjadi inovasi untuk dengan lingkungan sekitar dari segi
mengintegrasikan luar dan dalam filosofi bangunan.
bangunan, memberikan fleksibilitas d) Efisiensi Penggunaan Material
ruang yang lebih besar.  Memanfaatkan material sisa untuk
 Dalam perencanaan desain, digunakan juga dalam pembangunan,
pertimbangkan berbagai hal yang sehingga tidak membuang material,
dapat menjadi tolak ukur dalam misalnya kayu sisa bekisting dapat
menggunakan berbagai potensi lahan, digunakan untuk bagian lain
misalnya; berapa luas dan banyak bangunan.
ruang yang diperlukan.  Memanfaatkan material bekas untuk
 Dimana letak lahan (dikota atau bangunan, komponen lama yang
didesa) dan bagaimana masih bisa digunakan, misalnya sisa
konsekuensinya terhadap desain, bongkaran bangunan lama.
bentuk site dan pengaruhnya terhadap  Menggunakan material yang masih
desain ruang-ruang, berapa banyak berlimpah maupun yang jarang
potensi cahaya dan penghawaan alami ditemui dengan sebaik-baiknya,
yang dapat digunakan. terutama untuk material yang semakin
c) Desain Bangunan yang Kontekstual jarang seperti kayu.
dengan Lingkungan sekitar. e) Penggunaan Teknologi dan Material
 Jika dilihat dari segi bangunan di Baru
sekitar gedung Engineering Center  Memanfaatkan potensi energi
dan Perpustakaan Teknik, tampak terbarukan seperti energi angin,
jelas bahwa bangunan Engineering cahaya matahari dan air untuk
Center tidak seirama dengan bangunan menghasilkan energi listrik domestik
lainnya dalam hal bentuk bangunan. untuk rumah tangga dan bangunan lain
 Tetapi berdasarkan filosofi bangunan secara independen.
dengan konsep KEPALA – BADAN – Memanfaatkan material baru
KAKI, maka bangunan Engineering
melalui penemuan baru yang
Center dan Perpustakaan Teknik
secara global dapat membuka
memenuhi filosfi tersebut.
Sehingga dari segi kontekstual dengan kesempatan menggunakan material
lingkungan sekitar maka gedung terbarukan yang cepat diproduksi,
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 15
murah dan terbuka terhadap Pada awalnya ingin difinishing
dengan batu kali, tetapi
inovasi, misalnya bambu.
pelaksaannya difinishing beton kasar
III. PERUBAHAN PEMBAHASAN dan ditutup dengan tanaman rambat.
Utilitas :
1. Data Bangunan
- Mekanikal dan Elektrikal
◙ Nama Bangunan : Engineering
Seluruhnya menggunakan
Center dan Perpustakaan FTUI
saluran PLN UI.
◙ Fungsi Bangunan : Gedung
- Distribusi Air Bersih
Exhibition dan Perpustakaan
Air bersih yang digunakan
◙ Arsitek : Mei Mumpuni dan
ditampung di Droof Tank dan
kawan-kawan
Ground Tank
◙ Luas Bangunan : Rencana Luas total
- Air Kotor
Bangunan = ± 7000 m2
Air hujan maupun air kotor
◙ Luas Bangunan Terlaksana = ±
berakhir di septicktank
5000 m2 – 6000 m2
- Tangga Kebakaran
◙ Jumlah Lantai :
Tangga kebakaran pada awalnya
Gedung A = 6 lantai
direncanakan dengan radius 40
Gedung B & C = 3 lantai (awalnya
m, tetapi kenyataannya
direncanakan untuk 7 lantai).
perletakan tangga kebakaran
Spesifikasi Bangunan
melebihi 40 m.
 Bahan Bangunan :
- Penghawaan Udara
- Sun Shading atau krepyak
Pada awalnya direncanakan
Menggunakan bahan GRC (Glass
menggunakan AC dengan sistem
Reinforced Cement)
central karea menginginkan
- Dinding
desain yang terkesan ‘clean’,
Pada awalnya ingin dibuat dengan
tetapi dengan pertimbangan
gaya industrial style atau beton
budget sistem AC menggunakan
ekspose, tetapi pelaksanaanya diberi
sistem Split setempat.
finishing cat karena terdapat
Struktur
keretakan pada dinding. Bahan
Sistem struktur rangka (frame)
pengisinya dari hebel.
dengan modul struktur 6 m x 6 m,
- Kolom Struktur
ketinggian lantai ke plafond rata-rata

16 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
± 2,8 m dan tinggi lantai ke plafond Analisa :
pada lantai dasar ± 4 m.  Bentuk bangunan dengan bentuk
yang tipis dan memanjang.
2. Analisa Bangunan
 Banyaknya bukaan dinding (jendela
a) Bangunan Hemat Energi
mati dan jendela hidup) dan
 Kondisi Eksisting
penggunaan kaca ’clear’.
Berdasarkan pengamatan secara
 Untuk memfilterisasi/mereduksi
eksisting dapat dilihat dari :
panas yang berlebih pada fasade
- Perolehan Panas Matahari
bangunan dilengkapi dengan sirip-
Gedung A sirip penangkal sinar matahari yang
berbahan GRC.
Bentuk bangunan
tipis memanjang

Gedung B
Kesimpulan Analisa :
Berdasarkan konsep bangunan hemat
Gambar 1. Denah EC-FTUI
Sumber : Meimumpuni
energi, maka gedung Engineering Center
& Perpustakaan FTUI dapat dikatakan
Hemat Energi.
 Orientasi Bangunan Utara – Selatan

Gambar 2. Penggunaan Kaca Clear


Sumber : Dok. Hasil Survey

U
Gambar 4. Site Plan EC-FTUI
Sumber : Meimumpuni

Analisa :
Gambar 3 Penangkal sinar matahari
berbahan GRC  Dapat dilihat dari site plan bangunan
Sumber : Dok. Hasil Survey
bahwa Gedung EC FTUI Arah hadap

Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 17


bangunan berorientasi ke Utara – membutuhkan penghawaan yang lebih
Selatan. Hal ini bertujuan untuk besar daripada ruang tanpa void. Dalam
meminimalisir panas matahari hal ini apabila bangunan yang memiliki
langsung pada sisi Timur dan Barat void menerapkan sistem pengkondisian
Bangunan. udara, maka penggunaan energi aktifnya
 Hal ini juga dapat lebih akan semakin besar.
menguntungkan dalam hal Analisa :
pencahayaan alami pada siang hari.  Tidak menerapkan cross ventilation
Kesimpulan Analisa : karena tidak optimalnya bukaan pada
Sehingga gedung Engineering Center & bagian atas dan bawah bangunan,
Perpustakaan FTUI dapat dikatakan pada dasarnya bangunan didesain
Hemat Energi. untuk menggunakan pengkondisian
 Mengoptimalkan ventilasi silang udara buatan yaitu dengan AC.
untuk bangunan non-AC. Kesimpulan :
Sehingga gedung Engineering Center &
Perpustakaan FTUI dapat dikatakan
Justru banyak Tidak Hemat Energi.
menggunakan AC
 Hindari pemanasan permukaan tanah
di sekitar bangunan dan Efisiensi
Penggunaan Lahan

Void

Perkerasan Perkerasan
Grassblock Grassblock
Void
Tanaman tidak begitu
rindang
Terjadinya aliran udara di ruang perpustakaan
EC pada lantai 1 dan 2 melalui void.

Tanaman yang belum


Perpustakaan memiliki void yang Ditanami rumput tumbuh besar

cukup besar sehingga mengalirkan ruang


secara dinamis. Mengenai hubungannya
Area Plaza
dengan hemat energi, penerapan void
Kolom ekspose
yang menghubungkan ruang antara lantai ditumbuhi tanaman

satu dengan yang lainnya akan

18 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Analisa : Kepala (Atap)

 Terdapatnya penghijauan pada Kepala (Atap)

permukaan tanah di sekitar bangunan


Badan (Dinding)
Engineering Center.
Badan (Dinding)
 Pada area plaza perkerasan
menggunakan grassblock untuk Kaki (Pondasi) Kaki (Pondasi)

resapan air. Gedung Dept. Sipil Gedung Dept. Arsitektur

 Tanaman yang belum tumbuh besar


nantinya akan menjadi rindang dan
dapat menyejukkan permukaan tanah Analisa :
di sekitar bangunan.  Secara desain fasade, bangunan
 Pada dinding kolom ekspose Engineering Center tidak kontekstual
ditumbuhi tanaman. dengan bangunan sekitarnya. Tetapi
 Terdapatnya area terbuka diantara dalam hal filosofi kepala, badan,
dua massa bangunan Engineering kaki, tetap kontekstual dengan
Center dan Perpustakaan FTUI sekitar.
Kesimpulan :  Namun, desain fasade bangunan
Sehingga gedung Engineering Center & Engineering Center menghadirkan
Perpustakaan FTUI dapat dikatakan gaya arsitektur yang kontras/berbeda
Hemat Energi dan memanfaatkan dengan bangunan di sekitarnya
efisiensi lahan. sehingga dapat menjadi landmark
b) Desain Bangunan yang Kontekstual bagi kawasan FTUI.
dengan Lingkungan sekitar
Kesimpulan :
c)
Sehingga gedung Engineering Center &
Kepala (Atap)
Perpustakaan FTUI dapat dikatakan
Badan (Dinding)
Badan (Dinding) Tidak Kontekstual dengan bangunan
Kaki (Pondasi) Kaki (Pondasi) sekitar liannya dalam hal desain fasade
Gedung B Gedung A
Engineering Center- Engineering Center- bangunan.
FTUI FTUI
Kepala (Atap)

Kepala (Atap)
Badan (Dinding)
Badan (Dinding)

Kaki (Pondasi) Kaki (Pondasi)

Gedung Arsitektur-Studio Gambar Gedung PAF-UI

Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 19


d) Efisiensi Penggunaan Material
Elemen pengisi
Genteng Genteng
dinding dari bahan
Hebel
Kaca ‘clear’ Frame Alumunium

Perencanaan awal untuk


Sollar Cell)
Kaca yang dilegkapi frame
yang menutupi selasar Desain sunscreen awalnya
pada lantai satu ini sering direncanakan dibuat lebih
Kolom diterpa oleh angin, rapat, tetapi karena
Beton sehingga dalam kondisi keterbatasan biaya, maka
Railing tangga berbahan yang ekstrim mungkin sunscreen dibuat dengan
Besi baja akan merusak atau bahkan Sun Screen dari jarak yang lebih melebar
memecahkan kaca. dan lebih dimiringkan agar
bahan GRC (Glass
Reinforced Cement) cahaya yang masuk lebih
dapat diminimalisir.

Angin yang
datang dari Analisa :
arah timur  Sebagian besar bahan bangunan yang
akibat
perbedaan
tekanan.
digunakan oleh EC tidak berbahan
alami tetapi kebanyakan
menggunakan bahan sintetik dan
Angin Angin
mengalir mengalir dan
melalui dipecah, pabrikasi seperti GRC, kaca,
selasar tanpa
menciptakan
penghalang
cross
circulation
alumunium, hebel, dll.
Angin tidak
mengalir,  Berdasarkan wawancara dengan
terjadi
turbulen
perancang EC-FTUI (Arsitek :
Kaca mati clear Kaca nako clear
dengan frame dengan frame Meimumpuni) pada saat perencanaan
aluminum (eksisting) aluminum (solusi)
awal akan dipasang sollar cell, tetapi
Tekanan angin yang berlebihan karena alasan biaya maka dipasang
sering timbul dari arah timur akibat dari genteng tetapi tidak menutup
bentuk bangunan yang mengerucut ke kemungkinan suatu saat akan
arah timur, maka akan ada kemungkinan dipasang sollar cell.
kaca pada bagian selasar menderita Kesimpulan :
tekanan angin yang cukup kuat yang Sehingga gedung Engineering Center &
dapat memecahakan kaca dalam kondisi Perpustakaan FTUI dalam hal material
angin yang ekstrim. Hal ini dapat dapat dikatakan Tidak Efisien dalam
diantisipasi dengan menerapakan kaca Penggunaan Material.
nako clear sebagai ganti kaca yang besar, e) Memperhatikan dan Melibatkan
sehingga mampu memecah sekaligus Pengguna Bangunan dalam
mengarahkan angin yang menerpa selasar. Proses Desain

20 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Analisa : dapat dikatakan Mempunyai hubungan
 Berdasarkan adanya Sayembara yang cukup harmonis dalam pendekatan
Arsitektur pada tahun 1996/1997 holistic.
untuk mendesain Engineering Center, g) Memprioritaskan pada
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konservasi dan penggunaan
kehadiran Engineering Center kembali bangunan, infrastruktur,
melibatkan berbagai pihak termasuk dan bahan bangunan (recycled
pengguna bangunan. concept)
 Sebagian besar Perencanaan EC Analisa :
melibatkan alumni teknik UI dalam  Tidak adanya recycle
proses desain. water/pengolahan air kotor menjadi
Kesimpulan : air bersih pada Engineering Center.
Sehingga gedung Engineering Center &  Tidak adanya pengolahan air limbah,
Perpustakaan FTUI dalam hal material karena langsung disalurkan ke
dapat dikatakan septictank.
Memperhatikan dan Melibatkan  Sumber air bersih dari air PAM.
Pengguna Bangunan dalam Proses  Tidak adanya pengolahan sampah
Desain yang baik.
f) Pendekatan Holistik
Kesimpulan :
Analisa : Sehingga gedung Engineering Center &
 Pendekatan Holistik dapat terlihat Perpustakaan FTUI dalam hal material
pada perencanaan desain Engineering dapat dikatakan
Center yang direncanakan dengan h) Meminimalkan penggunaan dan
melibatkan berbagai disiplin Teknik. ketergantungan sistem energi
 Pendekatan Holistik dalam aspek aktif.
ekologis cukup hamonis. Hal ini
dapat dilihat dari tidak banyaknya
intervensi bangunan terhadap
lingkungan sekitar.

Kesimpulan :
Sehingga gedung Engineering Center & Hampir di setiap ruangan Pencahayaan Alami
menggunakan AC
Perpustakaan FTUI dalam hal material
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 21
Analisa : Karel kantilever yang dapat dijadikan
Penghawaan sebagai balkon tertutup, memiliki
 Memaksimalkan penggunaan energi fleksibilitas ruang yang cukup tinggi,
aktif yaitu penggunaan AC pada sehingga dapat di fungsikan untuk
setiap ruang. berbagai keperluan.
Pencahayaan
 Sebagian besar pencahayaan pada
Engineering Center menggunakan
pencahayaan alami dengan
banyaknya bukaan jendela kaca, Cafe Bank Bukopin

sehingga pada siang hari akan


menghemat penggunaan listrik untuk
pencahayaan buatan.
 Dengan bentuk bangunan yang tipis Rental Office

mengoptimalkan pencahayaan alami


pada siang hari. Analisa :
 Engineering Center mempunyai
Kesimpulan : fleksibilitas tinggi. Hal ini ditandai
Sehingga gedung Engineering Center & dengan adanya karel/space yang
Perpustakaan FTUI dalam hal ini dapat dapat berfungsi sebagai ruang
dikatakan Memaksimalkan energi aktif pameran jika diperlukan.
dan Memaksimalkan energi alami  Adanya Ruang-ruang Publik seperti
i) Desain Bangunan dengan Bank, Rental Office, Perpustakaan
fleksibilitas tinggi, sehingga dan lain-lain.
dapat digunakan untuk berbagai
kegiatan. Kesimpulan :
Sehingga gedung Engineering Center &
Perpustakaan FTUI dalam hal ini dapat
dikatakan Desain Bangunan Fleksible.

Karel

22 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
j) Finishing yang tidak sempurna fasade yang menghadap Utara (yang
terhalang oleh sirip sunscreen)
kurang memungkinkan untuk
dilakukan maintanance, kecuali
Dinding Atap yang menggunakan scafolding, karena
bocor tergenang air
tidak adanya rel untuk gondola pada
bangunan.

Dinding
bocor IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Lantai
keramik yang
melendut Konsep sustaianable arsitektur
Kolom beton adalah pendekatan desain yang sadar
tanpa finishing
lingkungan dengan mengambil
Lantai pemahaman hubungan ekologi dengan
keramik yang
melendut arsitektur. Konsep ini menjadi titik tolak
Finishing yang tidak untuk terciptanya kesadaran yang tinggi
baik
akan pentingnya keselarasan lingkungan
buatan dengan kelangsungan hidup
Pemasangan
keramik yang lingkungan alami sekitar dan memahami
tidak selesai
Analisa : prinsip manusia sebagai penjaga
Terdapatnya beberapa finishing yang lingkungan hidup.
tidak sempurna seperti kolom Tujuan utama konsep sustainable
ekspose yang dibiarkan tanpa arsitektur adalah untuk mencapai
plesteran dan finiching cat, dinding kesadaran lingkungan dan sumber daya di
yang bocor, lantai keramik yang masa datang yang terus berkelanjutan
melendut, dan lain sebagainya. kualitasnya dan daya dukungnya dalam
Kesimpulan : rangka untuk tetap dapat menjalankan
Sehingga gedung Engineering Center & proses pembangunan yang terus
Perpustakaan FTUI dalam hal ini berkelanjutan pula. Konsep ini dapat
mempunyai nilai yang kurang baik dalam diwujudkan sebagai bangunan yang
finishing bangunan atau tidak sempurna. harmonis dengan lingkungan dan
11. Maintanance mempunyai penekanan pada prinsip
Untuk maintanance memungkinkan meminimalkan kerusaakan dan
dapat dilakukan, tetapi pada bagian
Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 23
memaksimalkan peningkatan lingkungan Bobot
Kriteria
No
Arsitektur Nilai
sekitarnya serta ekosistem yang lebih .
bekelanjutan
Tidak
Sustai
Cukup
Sustai
Sustai
nable
nable nable
besar. Selain sebagai fungsi memenuhi Bangunan
hemat energy :
kebutuhan manusia untuk tujuan -Orientasi
1 √ 9
matahari
fungsional, sosial dan ekonomis, konsep -Orientasi
2 Bangunan √ 9
utara-selatan
ini bukanlah suatu trend arsitektur belaka -Penggunaan
3 √ 1
ventilasi silang
melainkan reaksi kesadaran atas -Menghindari
pemansan
4 permukaan √ 8
perusakan lingkungan yang terus terjadi tanah sekitar
bangunan
dan hanya dengan kesadaran dan Efisiensi
5 penggunaan √ 6
lahan
tanggungjawab yang tinggi dalam Desain
bangunan yang
perwujudannya konsep inilah maka 6
kontekstual
√ 5
dengan
permasalahan lingkungan dapat bangunan
sekitar
Efisiensi
diantisipasi. 7 pengguaan √ 2
material
Bangunan Engineering Center dan Memprioritaska
n pada
Perpustakaan FTUI digunakan sebagai konservasi dan
penggunaan
kembali
studi kasus ditinjau dari berbagai aspek 8 bangunan, √ 1
infrastruktur,
prinsip arsitektur yang berkelanjutan. dan bahan
bangunan
(recycled
Dalam hal menilai apakah gedung ini concept)
Meminimalkan
memenuhi prinsip-prinsip arsitektur yang penggunaan
dan
9 √ 5
ketergantungan
berkelanjutan, maka perlu adanya sistem energi
aktif.
penilaian dengan sistem pembobotan Desain
Bangunan
dengan
terhadap masing-masing prinsip fleksibilitas
10 tinggi, sehingga √ 10
sustainable tersebut. Skala bobot dapat
digunakan
untuk berbagai
penilaian yang digunakan adalah dari 0- kegiatan.
Maintenance
11 √ 4
10, di mana: (pemeliharaan)

TOTAL 60
0 - 2 : Tidak Sustainable
3 - 6 : Cukup Susutainable
7 - 10 : Sustainable maka dapat diasumsikan prosentase
diterapkannya prinsip arsitektur
berkelanjutan pada bangunan Engineering
Center FTUI yang diperoleh dari
pembobotan di atas adalah:
Bobot maksimal penerapan arsitektur
berkelanjutan: 11 poin x 10 = 110

24 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Bobot yang terpenuhi: 60 baiknya prinsip arsitektur berkelanjutan
Maka: 60/110 x 100% = 55% diterapkan secara menyeluruh pada desain
Jadi, dapat diambil kesimpulan bangunannya. Seperti pada penggunaan
bahwa bobot penerapan prinsip arsitektur material yang terbarukan dan alami,
berkelanjutan pada bangunan mungkin pada krepyak atau sun screen
Engineering Center FTUI adalah 55%. yang sekarang menggunakan material
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa GRC dapat diganti dengan menggunakan
Bangunan Engineering Center FTUI material kayu yang diekspos, tentunya
cukup memenuhi prinsip Sustainable dengan bahan pelapis yang memadai agar
Architecture karena hasil pembobotan tahan lama. Penerapan sistem pengolahan
mencapai di atas 50% (dengan range 0 – limbah (air kotor dan air hujan), dalam hal
100%), meskipun masih perlu adanya ini mungkin dapat menerapkan sistem
perbaikan guna mendekati pemenuhi STP (Sewage Treatment Plan) agar air
arsitektur berkelanjutan secara utuh. limbah yang sudah diolah tidak
mencamari lingkungan dan dapat
SARAN
dialirkan ke danau secra aman.
Pengolahan sampah, dalam hal ini
Pada konteksnya dalam masyarakat
mungkin dapat menerapkan sistem
luas selayaknya para perancang dan pihak
pemilahan sampah dengan cara
yang terlibat dalam proses pembangunan,
membedakan jenis tempat sampah, yaitu
khususnya para tenaga ahli dan pemilik
antara sampah organik, anorganik, dan
bangunan, memahami sepenuhnya makna
sampah plastik. Hal ini bertujuan untuk
konsep sustainable arsitektur dan
memudahkan proses pengolahan sampah.
menyadari urgensi utama pendekatan
Perhatian terhadap pembangunan
ekologi pada desain. Oleh karena itu
yang ramah lingkungan menjadi
proses membangun, sejak saat ini
tanggungjawab moral bagi kita semua
seyogyanya tidak lagi dilihat dari
untuk menjaga lingkungan, agar generasi
pemenuhan nilai ekonomi semata-mata
mendatang tidak menderita akibat proses
tetapi sebagai penyelarasan nilai ekologi
pembangunan yang tidak rasional dan
dan kebutuhan masyarakat.
tidak terencana dengan baik pada saat ini.
Seperti yang dapat kita lihat pada
bangunan Engineering Center FTUI, agar
REFERENSI
lebih mengarah kepada desain bengunan
[1] Ken Yeang, “Designing with
yang berkelanjutan, maka alangkah
Nature: The Ecological Basis for

Evaluasi Tentang Penerapan Prinsip Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture) 25


Architectural Design”, New York
: McGrow-Hill 1995, hal 3.
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/sust
ainable_
architecture
[3]
www.sdhda.org/Main/Green%20
Housing-SDHDA.ppt
[4] Gelar seminar bangunan hemat
energi, “Teknologi Pengolahan
Limbah Pada Gedung”, 1997, hal
17
[5] Seminar, “Kawasan Hemat
Energi”, Puspiptek Serpong, 2007
[6] Hindarto, Probo, “Inspirasi
Rumah Sehat di Perkotaan”, Andi
Offset, Yogyarkata, 2007
[7] Akmal, Imelda. “Sustainable
Construction, Rumah Ide”, Edisi
Spesial Hasil kerjasanma dengan
Holcim Indonesia. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2007

26 Arsitron Vol. 1 No. 1 Juni 2010 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur

You might also like