Professional Documents
Culture Documents
DIFRAKSI LASER
Dewi Kurnia
email: dewikurnia2705@gmail.com
Difraksi atau pembelokan cahaya mrupakan salah satu cara untuk menguji
apakah cahaya merupakan suatu gelombang. Difraksi cahaya sebenarnya sudah
ditemukan sejak pertengahan abad ke-17 oleh Fransesco Grimaldi. Namun baru 10
tahun setelah penemuan Young, orang mengakui bahwa cahaya mempunyai sifat
gelombang. Augustin Fresnel dan Francois Argo menunjukkan saderetan percobaan
difraksi dan interferensi yang menyimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang
(Halliday, 1987).
Menurut Minarni (2013:167-168), menentukan panjang gelombang cahaya laser
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode difraksi menggunkan kisi difraksi dan
interferensi. Metode difraksi digunakan pada alat ukur monokromator dan spektrometer
sedangkan metode interferensi digunakan pada interferometer dan wavemeter. Secara
sederhana, panjang gelombang cahaya baik itu laser maupun lampu dapat diukur
menggunakan metode difraksi dengan sebuah kisi difraksi. Metode ini dapat digunakan
sebagai modul praktikum optik dalam pengenalan konsep difraksi.
Kisi difraksi ada dua jenis yaitu kisi difraksi dan transmisi. Kedua jenis ini
dibedakan menjadi berdasarkan hasil pola difraksi yang dihasilkan. Pada kisi difraksi
refleksi pola difraksi dihasilkan dari pemantuan cahaya datang pada gurutan/ kisi,
sedangkan pada kisi transmisi karena cahaya yang diturunkan. Kisi difraksi transmisi
dapat berupa sebuah kaca yang diberi gurutan, sedangkan kisi difraksi refleksi berupa
guratan pada plat logan atau pada CD.
Kisi difraksi banyak digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya.
Pengukuran dilakukan dengan melewatkan cahaya pada kisi difraksi yang sudah
diketahui jarak antar celah kisinya. Hubungan antara jarak antar celah kisi difraksi,
panjang gelombang dan sudut difraksi untuk berbagai orde dibahas dalam buku teks
fisika dasar dan buku optika . Hubungan ini berlaku untuk sinar yang datang secara
tegak lurus terhadap kisi difraksi atau sinar dengan sudut datang sama dengan nol. Hal
ini ditunjukkan dalam gambar yang menyertai perumusannya, akan tetapi penjelasannya
tidak dinyatakan secara tegas. Oleh karena itu pengukuran-pengukuran yang berdasar
pada hubungan tersebut, harus memenuhi persyaratan sudut datang sama dengan nol
(Santosa,2012).
Sinar yang datang secara tegak lurus terhadap kisi difraksi, akan didifraksikan
seperti yang ditampilkan pada gambar 1.1
d sin θ=m λ
2. METODE PENELITIAN
Diperoleh analisis data dari Tabel 2 dengan pola, jika jarak calah ke layar (ℓ)
semakin jauh, maka jarak pola interferensi maksimum pada layar (p) akan semakin lebar
dan panjang gelombang (λ) sinar laser sama atau tetap. Kemudian kita lihat data pada
konstanta kisi (k) semakin besar diperoleh jarak pola interferensi maksimum pada layar
semakin atau sudut difraksinya semakin besar dan panjang gelombang sinar laser sama.
Ini menunjukan bahwa percobaan kisi difraksi dapat menentukan besar panjang
gelombang cahaya tampak misalnya sinar laser mainan cahaya warna merah. Besaran
panjang gelombang rata-rata sinar laser yang terukur oleh kelompok A adalah 650 nm.
Hal tersebut sesuai dengan range panjang gelombang cahaya tampak.
4. SIMPULAN
Difraksi adalah suatu peristiwa pelenturan suatu gelombang cahaya apabila
melalui suatu celah sempit atau penghalang. Pola difraksi akan semakin jelas apabila
ukuran dari penghalang itu mendekati panjang gelombang dari gelombang datang.
Jadi apabila suatu gelombang tidak memiliki penghalang atau celah, maka tidak
akan terbentuk pola difraksi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar simulasi di
bawah ini, bahwa difraksi terjadi setelah gelombang melewati celah
1
N=
x2
nλ
√ a2
+1
Dengan:
n = orde ke-n
x = jarak kisi ke layar (cm)
a = jarak terang pusat terhadap terang ke-n kiri/kanan (cm)
λ = panjang gelombang laser He-Ne = 632,8 nm atau 6,328×10−5 cm
Pengaruh jarak kisi ke layar terhadap pola gelap terang yaitu semakin dekat
jarak kisi ke layar maka pola gelap terang yang dihasilkan akan semakin jelas. Begitu
pula sebaliknya, semakin jauh jarak kisi ke layar maka pola gelap terang yang
dihasilkan akan semakin kurang jelas.
5. DAFTAR PUSTAKA
Guenther, Robert D. 1990. “Modern optics”. New York : John Wiley.
Hallliday, Resnick. 1987. Fisika universitas jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Minarni. (2015). Pembuatan Alat Ukur Penelitian Difraksi Cahaya Berbasis Vision
Assistant dan LabView. Jakarta: UI.
Paul A. Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Santosa, Ign Edi. 2012. Pengukuran Jarak Antar Celah Kisi Difraksi dengan Metoda
Deviasi Minimum. universitas sanata dharma.
Soedojo, P. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta: ANDI.