You are on page 1of 9

JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA

p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774


http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

DIFRAKSI LASER
Dewi Kurnia

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

email: dewikurnia2705@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Status artikel: Diffraction is an event of bending a light wave when it


Diterima: passes through a narrow gap or barrier. The diffraction
Disetujui: pattern becomes clearer as the size of the barrier
Tersedia online: approaches the wavelength of the incident wave. So if a
wave does not have a barrier or gap, it will not form a
Keywords: Difraction, Light, diffraction pattern. This study aims to study diffraction
Screen, Wave symptoms, determine the diffraction grating constant (N
= 1 / d) and determine the effect of the distance of the
grid to the screen on the resulting dark and light patterns.
In this experiment, the results showed that the greater the
nth order and the distance between the center lamp and
the nth light, the smaller the lattice constant value
obtained. Vice versa, the smaller the nth order and the
distance between the center lamp and the seventh lamp,
the greater the lattice constant value obtained.Where n is
the order n, x is the distance of the grid to the screen
(cm), a is the distance between the center and left / right
of the light to n (cm) and λ is the wavelength of the He-
Ne laser with a value of 632.8 nm or 6.328 × 10-5 cm.
The effect of the distance of the grid to the screen on the
dark and light pattern, namely the closer the distance of
the grid to the screen, the clearer the resulting dark and
light pattern will be. Vice versa, the farther the grid
distance from the screen, the resulting dark and light
pattern will be less clear.
1. PENDAHULUAN

Difraksi atau pembelokan cahaya mrupakan salah satu cara untuk menguji
apakah cahaya merupakan suatu gelombang. Difraksi cahaya sebenarnya sudah
ditemukan sejak pertengahan abad ke-17 oleh Fransesco Grimaldi. Namun baru 10
tahun setelah penemuan Young, orang mengakui bahwa cahaya mempunyai sifat
gelombang. Augustin Fresnel dan Francois Argo menunjukkan saderetan percobaan
difraksi dan interferensi yang menyimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang
(Halliday, 1987).
Menurut Minarni (2013:167-168), menentukan panjang gelombang cahaya laser
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode difraksi menggunkan kisi difraksi dan
interferensi. Metode difraksi digunakan pada alat ukur monokromator dan spektrometer
sedangkan metode interferensi digunakan pada interferometer dan wavemeter. Secara
sederhana, panjang gelombang cahaya baik itu laser maupun lampu dapat diukur
menggunakan metode difraksi dengan sebuah kisi difraksi. Metode ini dapat digunakan
sebagai modul praktikum optik dalam pengenalan konsep difraksi.
Kisi difraksi ada dua jenis yaitu kisi difraksi dan transmisi. Kedua jenis ini
dibedakan menjadi berdasarkan hasil pola difraksi yang dihasilkan. Pada kisi difraksi
refleksi pola difraksi dihasilkan dari pemantuan cahaya datang pada gurutan/ kisi,
sedangkan pada kisi transmisi karena cahaya yang diturunkan. Kisi difraksi transmisi
dapat berupa sebuah kaca yang diberi gurutan, sedangkan kisi difraksi refleksi berupa
guratan pada plat logan atau pada CD.
Kisi difraksi banyak digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya.
Pengukuran dilakukan dengan melewatkan cahaya pada kisi difraksi yang sudah
diketahui jarak antar celah kisinya. Hubungan antara jarak antar celah kisi difraksi,
panjang gelombang dan sudut difraksi untuk berbagai orde dibahas dalam buku teks
fisika dasar dan buku optika . Hubungan ini berlaku untuk sinar yang datang secara
tegak lurus terhadap kisi difraksi atau sinar dengan sudut datang sama dengan nol. Hal
ini ditunjukkan dalam gambar yang menyertai perumusannya, akan tetapi penjelasannya
tidak dinyatakan secara tegas. Oleh karena itu pengukuran-pengukuran yang berdasar
pada hubungan tersebut, harus memenuhi persyaratan sudut datang sama dengan nol
(Santosa,2012).
Sinar yang datang secara tegak lurus terhadap kisi difraksi, akan didifraksikan
seperti yang ditampilkan pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Sinar datang tegak lurus


terhadap kisi difraksi.
(Santosa,2012)
Bila jarak antar celah kisi difraksi
adalah ‘d’ dan panjang gelombang
cahaya yang datang adalah ‘λ’, maka hasil interferensi konstruktif ke arah sudut ‘θ’
akan memenuhi persamaan:

d sin θ=m λ

dengan m= 0, 1, 2, … adalah orde difraksi Persamaan ini banyak digunakan sebagai


dasar pengukuran panjang gelombang bila jarak antar celah kisi telah diketahui. Dan
sebaliknya bila panjang gelombang telah diketahui, jarak antar celah kisi difraksinya
juga dapat ditentukan dengan persamaan tersebut (Santosa, 2012).
Definisi lain difraksi adalah gejala penyebaran arah yang dialami oleh seberkas
gelombang cahaya ketika melalui suatu celah sempit dibandingkan dengan ukuran
panjang gelombangnya. Salah satu contohnya yaitu difraksi fraunhofer, pada
eksperimen difraksi Franhoufer digunakan sumber laser HeNe. Dimana dalam
kehidupan nyata laser banyak digunakan dalam bidang komunikasi, compact disc (CD)
placer, dalam bidang  kedokteran digunakan sebagai operasi mata radar optik. Dengan
adanya eksperimen ini, dapat diamati secara langsung terjadinya difraksi. Selain itu,
juga dapat diketahui pola difraksi fraunhofer yang ditampilkan pada layar yang berasal
dari sumber laser HeNe baik pada celah tunggal, celah ganda, dan celah banyak dengan
variasi lebar celah. Pola difraksi ini dapat diketahui dari hubungan antara lebar celah
dengan perbandingan intensitas I/Io. Yang selanjutnya dari hubungan tersebut dapat
diketahui pola perbandingan nilai range dengan kenaikan lebar celah (Tripler, 2001 :
223).
Difraksi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu difraksi Fresnell dan
difraksiFraunhofer. Difraksi Fresnel atau disebut juga difraksi medan dekat, jika
titikpengamatan atau sumber titik atau kedua-duanya terletak pada jarak yang
berdekatan dengan bidang celah. Sehingga muka gelombang yang tiba pada celah
difraksi danyang keluar menuju ke layar bukanlah muka gelombang datar dan sinar-
sinarnyatidak sejajar. Sedangkan difraksi Fraunhofer atau difraksi medan jauh, jika titik
pengamatan atau sumber titik jauh dari celah, sehingga gelombang yang tiba padacelah
maupun yang diteruskan dapat dideteksi sebagai gelombang datar dalam batas ukuran
celah. Hal ini akan memudahkan dalam perhitungan matematis (Gaunther, 1990).
Interferensi gelombang cahaya mula-mula diperlihatkan oleh Thomas Young
dalam tahun 1801. Dalam percobaannya Young menjelaskan bahwa difraksi merupakan
gejala penyebaran arah yang dialami oleh seberkas gelombang cahaya ketika melalui
suatu celah sempit dibandingkan dengan ukuran panjang gelombangnya. Jika pada
difraksi tersebut berkas gelombangnya melewati dua celah sempit maka ketika dua
gelombang atau lebih tersebut bertemu atau berpadu dalam ruang maka medan-medan
tersebut akan saling menambahkan dengan mengikuti prinsip superposisi. Dengan
menggunakan sumber gelombang yang sama (sumber cahayanya sama) dan dengan
panjang gelombangnya diketahui juga, maka dapat ditentukan jarak yang sangat pendek
serta sifat medium optiknya akan mudah teramati. Pemantulan dan pengendalian semua
variabel proses seperti daya, temperatur, dan tekanan merupakan kebutuhan mutlak
dalam bidang industri. Instrumentasi merupakan alat yang dapat digunakan untuk
memantau dan mengendalikan variabel proses tersebut. Dari hasil pemantulan maka
dapat diketahui apakah sistem berjalan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Bila
terjadi penyimpangan, maka diperlukan tindakan kontrol sehingga proses dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu peralatan instrumentasi yang banyak
digunakan adalah Interferometer. Interferometer merupakan perangkat ukur yang
memanfaatkan gejala interferensi. Interferensi adalah suatu kejadian dimana dua
gelombang atau lebih berjalan melalui bagian yang sama dari suatu ruangan pada waktu
yang bersamaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya superposisi dari gelombang
gelombang tersebut sehingga menghasilkan pola intensitas baru (Soedojo,2004).
Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mempelajari gejala difraksi, untuk menentukan konstanta
kisi difraksi (N=1/d) dan untuk mengetahui pengaruh jarak kisi ke layar terhadap pola
gelap terang yang dihasilkan.

2. METODE PENELITIAN

Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 1 Desember 2020 di Laboratorium


Optik lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah laser He-Ne
( λ=632,8 nm) sebagai sumber cahaya monokromatik, kisi, rel presisi untuk mengatur
jarak antara laser, kisi dan layar, layar untuk menagkap pola difraksi yang
terbentuk dan mistar untuk mengukur jarak.
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu pertama memasang laser pada rel
presisi, lalu memasangkan kisi, kemudian mengatur jarak kisi dan laser dan mengatur
jarak kisi dan layar, setelah itu mengamati pola gelap terang pada saat laser dinyalakan,
selanjutnya mencatat kedudukan pola gelap terang untuk menentukan konstanta kisi dan
untuk mengetahui pengaruh jarak dengan mengubah jarak kisi dengan layar.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengukuran


X( Or Jarak terang pusat terhadap terang ke-n
X (cm) Orde ke n (cm)
Kanan Kiri
10 1 1 1
2 1,7 1,7
3 2,3 2,3
4 3 3
5 3,8 3,8
20 1 1,5 1,5
2 2,1 2,1
3 3,1 3,1
4 3,6 3,4
5 4,2 4,2
30 1 2,0 2,0
2 2,5 2,5
3 3,4 3,4
4 4,0 4,0
5 4,6 4,6
40 1 2,2 2,2
2 3,0 3,0
3 3,8 3,8
4 4,5 4,5
5 5,0 5,0
50 1 2,6 2,6
2 3,4 3,4
3 4,1 4,1
4 4,8 4,8
5 5,3 5,3

Tabel 2 Hasil perhitungan


X (cm) Orde ke n Jarak terang pusat terhadap Tentukan Konstanta kisi (N)
terang ke-n (cm)

Kanan Kiri Kanan Kiri


10 1 1 1  1436,62  1436,62
2 1,7 1,7  1148,07  1148,07
3 2,3 2,3  985,00  985,00
4 3 3  911,70  911,70
5 3,8 3,8  870,30  870,30
20 1 1,5 1,5  1102,52  1102,52
2 2,1 2,1  750,81  750,81
3 3,1 3,1  706,91  706,91
4 3,6 3,4  602,65 548,53 
5 4,2 4,2  548,53  548,53
30 1 2,0 2,0  987,67  987,67
2 2,5 2,5 607,80  607,80 
3 3,4 3,4  536,22  536,22
4 4,0 4,0  464,79  464,79
5 4,6 4,6  420,19  420,19
40 1 2,2 2,2  823,84  823,84
2 3,0 3,0  551,26  551,26
3 3,8 3,8  457,01  457,01
4 4,5 4,5  399,51  399,51
5 5,0 5,0  351,17  351,17
50 1 2,6 2,6  781,13  781,13
2 3,4 3,4  503,08  503,08
3 4,1 4,1  399,21  399,21
4 4,8 4,8  346,05  346,05
5 5,3 5,3  302,91  302,91
laser merupakan suatu berkas cahaya yang bersifat monokromatik dankoheren
yang diperoleh dari adanya emisi radiasi yang terstimulasi  Eksperiman difraksi
Fraunhofer merupakan eksperiman yang menggunakan sumber laser HeNe sebagai
sumber cahaya masukan yang kemudian ditentukan pola difraksi dari keluaran
gelombang cahaya yang melewati celah. Dari sumber laser tersebut dihasilkan
gelombang cahaya dan kemudian mengalami difraksi. Difraksi tak lain ialah interferensi
gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan
gelombang itu boleh jadi suatu celah.

Cahaya monokromatik mutlak hanya dengan sebuah panjang gelombang tunggal


merupakan sebuah idealisasi yang tidak dapat dicapai. Bila kita menggunakan
pernyataan ”cahaya monokromatik dengan λ = 550 nm” dengan acuan sebuah
eksperimen laboratorium, kita sebenarnya mengartikannya sebagai sebuah pita dengan
panjang gelombang kecil di sekitar 550 nm. Cahaya dari sebuah laser jauh mendekati
cahaya monokromatik dari pada cahaya yang dapat diperoleh dengan cara lain.

Diperoleh analisis data dari Tabel 2 dengan pola, jika jarak calah ke layar (ℓ)
semakin jauh, maka jarak pola interferensi maksimum pada layar (p) akan semakin lebar
dan panjang gelombang (λ) sinar laser sama atau tetap. Kemudian kita lihat data pada
konstanta kisi (k) semakin besar diperoleh jarak pola interferensi maksimum pada layar
semakin atau sudut difraksinya semakin besar dan panjang gelombang sinar laser sama.
Ini menunjukan bahwa percobaan kisi difraksi dapat menentukan besar panjang
gelombang cahaya tampak misalnya sinar laser mainan cahaya warna merah. Besaran
panjang gelombang rata-rata sinar laser yang terukur oleh kelompok A adalah 650 nm.
Hal tersebut sesuai dengan range panjang gelombang cahaya tampak.

4. SIMPULAN
Difraksi adalah suatu peristiwa pelenturan suatu gelombang cahaya apabila
melalui suatu celah sempit atau penghalang. Pola difraksi akan semakin jelas apabila

ukuran dari penghalang itu mendekati panjang gelombang dari gelombang datang.
Jadi apabila suatu gelombang tidak memiliki penghalang atau celah, maka tidak
akan terbentuk pola difraksi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar simulasi di
bawah ini, bahwa difraksi terjadi setelah gelombang melewati celah

Untuk menentukan konstanta kisi difraksi, digunakan persamaan


berikut:

1
N=
x2

√ a2
+1

Dengan:

n = orde ke-n
x = jarak kisi ke layar (cm)
a = jarak terang pusat terhadap terang ke-n kiri/kanan (cm)
λ = panjang gelombang laser He-Ne = 632,8 nm atau 6,328×10−5 cm

Pengaruh jarak kisi ke layar terhadap pola gelap terang yaitu semakin dekat
jarak kisi ke layar maka pola gelap terang yang dihasilkan akan semakin jelas. Begitu
pula sebaliknya, semakin jauh jarak kisi ke layar maka pola gelap terang yang
dihasilkan akan semakin kurang jelas.

5. DAFTAR PUSTAKA
Guenther, Robert D. 1990. “Modern optics”. New York : John Wiley.
Hallliday, Resnick. 1987. Fisika universitas jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Minarni. (2015). Pembuatan Alat Ukur Penelitian Difraksi Cahaya Berbasis Vision
Assistant dan LabView. Jakarta: UI.

Paul A. Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Santosa, Ign Edi. 2012. Pengukuran Jarak Antar Celah Kisi Difraksi dengan Metoda
Deviasi Minimum. universitas sanata dharma.
Soedojo, P. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta: ANDI.

You might also like