You are on page 1of 11

HUBUNGAN EDUKASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TB


PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TABONGO KABUPATEN
GORONTALO

JURNAL

SILFIANA DEWI ISINI


NIM. C01415115

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019
HUBUNGAN EDUKASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA
PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TABONGO KABUPATEN GORONTALO

Silfiana Dewi Isini1, Fadli Syamsyuddin2, Andi Nuraina3


123Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Email : Dewiisinis@gmail.com

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis can be


transmitted from a patient to another person through coughing, sneezing, or talking. The purpose of
the study was to determine the relationship between education and family support with adherence to
taking anti-tuberculosis drugs in the Tabongo Community Health Center Work Area. The study design
was observational analytic with a cross sectional study design with a total sample of 23 respondents,
which was determined using total sampling. Analysis of the results of the study using chi-square
statistical test with p <0.05, it was found that there was a significant relationship between education
and compliance (p value 0.000) and family support with compliance (p value 0.000). So that there is a
significant relationship between family education and support with adherence to taking anti-
tuberculosis drugs in patients with pulmonary TB in the Tabongo Health Center Working Area. It is
expected that health workers at the Puskesmas will always provide education related to pulmonary TB
disease and to families to increase support for family members who undergo OAT treatment.

Keywords : Family Support, Education, Compliance

Abstrak

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.


Tuberkulosis dapat menular dari seorang penderita terhadap orang lain melalui batuk, bersin, atau
berbicara. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan edukasi dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Tabongo. Desain penelitian
adalah observasional analitik dengan rancangan Cross sectional study dengan jumlah sampel 23
responden, yang ditentukan dengan menggunakan total sampling. Analisis hasil penelitian
menggunakan uji statistik chi-square dengan p< 0,05, didapatkan ada hubungan yang bermakna
antara edukasi dan kepatuhan (p value 0,000) dan dukungan keluarga dengan kepatuhan (p value
0,000). Sehingga terdapat hubungan yang signifikan edukasi dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Tabongo. Diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas untuk selalu memberikan edukasi terkait
dengan penyakit TB Paru dan kepada keluarga untuk meningkatkan dukungan kepada anggota
keluarga yang menjalani pengobatan OAT.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Edukasi, Kepatuhan

1
PENDAHULUAN terdapat pasien TB Paru yang gagal
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu menjalani pengobatan yang lengkap
penyakit menular yang paling sering secara lengkap dan teratur. Dua
mengenai parenkim paru, biasanya diantaranya meninggal, dua diantaranya
disebabkan oleh Mycobacterium sudah tidak mau berobat lagi, dan satunya
tuberculosis. TB dapat menyebar hamper sudah termasuk kategori 2 yaitu MDR-
ke setiap bagian tubuh, termasuk TBC. Pasien yang masih menjalani
meninges ginjal, tulang, dan nodus limfe pengobatan TB Paru berjumlah 23 orang.
(Brunner & Suddarth , 2015). Secara Keadaan ini disebabkan oleh banyak
Global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta faktor, tetapi yang paling banyak
kasus insiden TB Paru (CI 8,8 juta-12, memainkan perannya adalah
juta) yang setara dengan 120 kasus per ketidakpatuhan penderita dalam menjalani
100.000 penduduk. Lima negara dengan pengobatan. Kepatuhan adalah hal yang
insiden kasus tertinggi yaitu India, sangat penting dalam perilaku hidup
Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan. sehat. Kepatuhan minum OAT adalah
Badan kesehatan dunia mendefinisikan mengkonsumsi obat-obatan yang
negara dengan beban tinggi/high burden diresepkan dokter pada waktu dan dosis
countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 yang tepat. Pengobatan hanya akan
indikator yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR- efektif apabila pasien mematuhi aturan
TBC. Terdapat 48 negara yang masuk dalam penggunaan obat. Selain itu
dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masalah lainnya adalah pengobatan
masuk dalam salah satu daftar tersebut, penyakit TB Paru memerlukan jangka
atau keduanya bahkan bisa masuk dalam waktu yang lama dan rutin yaitu 6-8 bulan.
ketiganya. Indonesia bersama 13 negara Dengan demikian, apabila penderita
lain, masuk dalam daftar HBC untuk ketiga minum obat secara tidak teratur atau tidak
indikator tersebut selesai, justru akan mengakibatkan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan terjadinya kekebalan ganda kuman TB
Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 3 Paru terhadap Obat Anti Tuberkulosis
tahun terakhir, tahun 2015 sebanyak (OAT). yang akhirnya untuk pengobatan
1.566, tahun 2016 sebanyak 1.950 dan pasien harus mengeluarkan biaya yang
tahun 2017 sebanyak 2.032 penderita, tinggi /mahal serta dalam jangka waktu
dimana kasus tertinggi terdapat di yang relatif lebih lama.
Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Tujuan penelitian yaitu untuk
Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan mengetahui hubungan edukasi dan
Gorontalo Utara dengan jumlah kasus dukungan keluarga dengan kepatuhan
1.537, 1.204, 896, 784, 584 dan 543 minum obat anti Tuberkulosis pada
(Dinkes Prov Gorontalo). Berdasarkan penderita TB Paru di Wilayah Kerja
survey awal peneliti di Puskesmas Puskesmas Tabongo.
Tabongo, pasien TB Paru yang menjalani Menurut Bararah & Jauhar (2013) ;
pengobatan pada tahun 2016 sebanyak Brunner & Suddarth (2015), Tuberkulosis
37 orang, tahun 2017 sebanyak 40 orang Paru (TB) adalah penyakit infeksi yang
dan pada tahun 2018 dari bulan Januari disebabkan oleh Mycobacterium
sampai bulan Oktober sebanyak 49 orang tuberculosis. Kuman batang tahan asam
(Data Puskesmas Tabongo). ini merupakan organisme pathogen
Studi pendahuluan yang dilakukan maupun saprofit. Ada beberapa
peneliti pada tanggal 7 Desember 2018 mikobakteria pathogen, tetapi hanya strain
didapatkan kondisi dilapangan masih bovin dan human yang patogenik terhadap

2
manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2. Dukungan Penghargaan
2 sampai 4 µm, ukuran ini lebih kecil dari Dukungan penghargaan dapat
sau sel darah merah. TBC ditularkan dari ditingkatkan dengan mengkomunikasikan
seorang penderita ke orang lain melalui kepada pasien bahwa ia bernilai dan
batuk, bersin atau berbicara dan dapat diterima meskipun tidak sempurna.
menyebar hampir ke setiap bagian tubuh, Dukungan penghargaan timbul karena
termasuk meninges, ginjal, tulang, dan keluarga sudah menghargai usaha yang
nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi telah dilakukan pasien dalam menjaga
dalam 2 sampai 10 minggu setelah kesehatannya, keluarga sudah
pajanan. memberikan contoh yang baik untuk
Klasifikasi Tuberkulosis menurut pasien dan memberikan kritik yang
Wijaya & Putri (2013) yaitu: berisifat membangun sehingga pasien
a. TB BTA Positif tergerak untuk meningkatkan
b. TB BTA Negatif kesehatannya.
c. Bekas TB 3. Dukungan Instrumental
Menurut Notoatmodjo (2012), Edukasi Dukungan instrumental adalah
adalah upaya agar masyarakat berperilaku dukungan berupa bantuan dalam bentuk
atau mengadopsi perilaku kesehatan nyata atau dukungan material. Dukungan
dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ini dalam penyediaan benda dan layanan
ajakan, memberikan informasi, untuk memecahkan masalah praktis, yaitu
memberikan kesadaran, dan sebagainya, berupa kesiapan keluarga dalam ikut
melalui kegiatan yang disebut pendidikan mengantarkan pasien berobat.
atau promosi kesehatan. Pendidikan atau
4. Dukungan Informasional
promosi kesehatan adalah suatu bentuk
Dukungan informasional berupa
intervensi atau upaya yang ditujukan
pemberian informasi yang dibutuhkan oleh
kepada perilaku, agar perilaku tersebut
individu. Dukungan ini terdiri atas
kondusif untuk kesehatan. Dengan
pemberian informasi atau pengajaran
perkataan lain, promosi kesehatan
suatu keahlian yang dapat memberi solusi
mengupayakan agar perilaku individu,
pada suatu masalah sert appraisal support
kelompok, atau masyarakat mempunyai
yaitu pemberian informasi yang dapat
pengaruh positif terhadap pemeliharaan
membentuk individu dalam mengevaluasi
dan peningkatan kesehatan.
performance pribadi. Dukungan ini berupa
Dukungan keluarga yang
pemberian informasi, nasehat dan
mempengaruhi kepatuhan minum obat
bimbingan. Dukungan nasihat, arahan,
anti Tuberkulosis menurut Fitria &
serta saran membuat pasien merasa
Febrianti (2015) yaitu :
mampu dan mantap dalam mengambil
1. Dukungan Emosional
keputusan dalam patuh terhadap
Dukungan emosional adalah
pengobatan.
dukungan yang melibatkan dari ekspresi
Menurut Isma Yuniar, et al (2017),
dari empati, kepedulian dan perhatian
Kepatuhan adalah ketaatan pada tujuan
kepada orang lain. Perhatian, rasa kasih
yang telah ditentukan. Kepatuhan yaitu
sayang dan kepedulian, menjaga keadaan
merupakan suatu permasalahan bagi
emosi pasien, memberikan semangat,
semua disiplin kesehatan, salah satunya
kehangatan membuat pasien merasa
minum obat. Keteraturan minum obat
bahwa ia dihargai, dicintai dan orang lain
merupakan tindakan penderita meminum
dalam keluarganya bersedia memberi
obat TB secara teratur untuk kesembuhan
perhatian dan kasih sayang.

3
terutama untuk memutuskan rantai pada saat bersamaan. Sampel diambil
penularan. dengan menggunakan total sampling yaitu
Faktor-faktor yang dapat 23 pasien. Tekhnik pengumpulan data
mempengaruhi kepatuhan minum obat yaitu Data Primer meliputi Wawancara
menurut Asmariani (2012) yaitu: yang diajukan kepada keluarga pasien,
1. Pengetahuan Kuesioner yang diajukan kepada pasien
2. Jarak Pelayanan menggunakan 3 kuesioner yaitu edukasi,
3. Penyakit Menyertai dukungan keluarga dan kepatuhan,
4. Efek Samping Obat Observasi yang merujuk pada kondisi fisik
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Lini rumah dan interaksi social. Analisa data
Pertama : yang digunakan pada penelitian ini adalah
a. Isoniazid (H) bakterisidal dengan efek analisa Univariat dan Bivariat. Hasil uji
sampingnya Neuropati perifer, psikosis statistik bivariat Chi square menunjukkan
toksik, gangguan fungsi hati, kejang bahwa terdapat hubungan yang bermakna
b. Rifampisin (R) bersifat bakterisidal antar edukasi dan dukungan keluarga
dengan efek sampingnya Flu dengan kepatuhan minum obat anti
syndrome, gangguan gastrointestinal, Tuberkulosis pada penderita TB Paru yaitu
urine berwarna merah, gangguan 0,000 α = <0,05. Terdapat hubungan yang
fungsi hati, trombositopeni, demam, bermakna antara edukasi dengan
skin rash, sesak nafas, anemia kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis
hemolitik pada penderita TB Paru yaitu 0,000 α=
c. Pirazinamid (Z) bersifat bakterisidal <0,05. Terdapat hubungan yang
dengan efek samping Gangguan bermakna antara dukungan keluarga
gastrointestinal, gangguan fungsi hati, dengan kepatuhan minum obat anti
gout artritis Tuberkulosis pada penderita TB Paru yaitu
d. Streptomisin (S) bersifat bakterisidal 0,000 α = <0,05.
dengan efek samping Nyeri ditempat
suntikan, gangguan keseimbangan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pendengaran, renjatan anafilaktik, Karakteristik Pasien
anemia, agranulositosis, Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien TB
trombositopeni Paru
e. Etambutol (E) bersifat bakteriostatik Variabel (n) %
dengan efek samping Gangguan
Usia
penglihatan, buta warna, neuritis
>40 Tahun 14 60.9
perifer
<40 Tahun 9 39.1
Total 23 100
METODE PENELITIAN
Jenis Kelamin
Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Tabongo pada 5 Desember Laki-laki 14 60.9
2018 sampai 14 Februari 2019. Jenis Perempuan 9 39.1
penelitian ini adalah desain observasional Total 23 100
analitik menggunakan metode Cross Pendidikan
sectional untuk mempelajari pengaruh Pendidikan Tinggi 3 13.0
antara variable bebas (independen) SMA 3 13.0
dengan variable terikat (dependen) SMP 7 30.4
dengan melakukan pengukuran sesaat SD 10 43.5

4
Total 23 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Lama Pengobatan bahwa dari 23 pasien berdasarkan
> 3 Bulan 12 52.2 dukungan keluarga penderita TB Paru
bahwa sebanyak 13 pasien (56.5%) yang
< 3 Bulan 11 47.8
keluarganya mendukung, sedangkan
Total 23 100
sebanyak 10 pasien (43.5%) yang
Sumber : Data Primer, 2019 keluarganya tidak mendukung.
Tabel 1 menampilkan hasil analisa
data karakteristik pasien yang menjalani
Tabel 4. Distribusi Pasien Berdasarkan
pengobatan OAT berusia > 40 tahun
Kepatuhan
berjumlah 14 pasien dengan presentase
Variabel (n) %
60.9 %. Sementara jenis kelamin laki-laki
lebih banyak dibandingkan perempuan Kepatuhan
sebanyak 14 pasien dengan 60.9 %. Patuh 16 69.6
Pendidikan menunjukan angka tertinggi Tidak Patuh 7 30.4
pada pendidikan SD sebanyak 10 pasien Total 23 100
dengan 43.5% sedangkan lama Sumber : Data Primer, 2019
pengobatan OAT > 3 bulan berjumlah 12 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
pasien dengan 52.2 %. bahwa dari 23 pasien berdasarkan
kepatuhan penderita TB Paru bahwa
Analisa Univariat sebanyak 16 pasien (69.6%) yang patuh,
Tabel 2. Distribusi Pasien Berdasarkan sedangkan sebanyak 7 pasien (30.4%)
Edukasi yang tidak patuh dalam menjalani
Variabel (n) % pengobatan.
Edukasi
Baik 16 69.6 Analisa Bivariat
Kurang Baik 7 30.4 Berdasarkan Tabel 5 diketahui 16
pasien (69.6%) patuh menjalani
Total 23 100
pengobatan OAT, sedangkan 7 (30.4%)
Sumber : Data Primer, 2019
pasien yang edukasi kurang baik
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan semuanya tidak patuh menjalani
bahwa dari 23 pasien berdasarkan pengobatan OAT. Berdasarkan analisis
edukasi penderita TB Paru bahwa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 16 pasien (69.6%) memiliki edukasi dapat mempengaruhi kepatuhan
edukasi baik, sedangkan sebanyak 7 pasien. Hasil analisa data dengan
pasien (30.4%) yang memiliki edukasi menggunakan uji statistik Chi-square
kurang baik. diperoleh hasil nilai Pvalue 0,000 < α 0,05
sehingga H0 ditolak. Artinya ada hubungan
Tabel 3. Distribusi Pasien Berdasarkan antara edukasi dengan kepatuhan minum
Dukungan Keluarga obat anti Tuberkulosis.
Variabel (n) % Berdasarkan Tabel 6 diketahui 13
Dukungan Keluarga pasien yang keluarganya mendukung
Mendukung 13 56.5 semuanya patuh menjalani pengobatan
Tidak Mendukung 10 43.5 OAT. Sedangkan 10 pasien yang
keluarganya tidak mendukung, ada 3
Total 23 100
pasien (13.0%) diantaranya patuh
Sumber : Data Primer, 2019
menjalani pengobatan OAT dan 7 pasien

5
Tabel 5. Hubungan Edukasi dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis pada
Penderita TB Paru
Kepatuhan
Edukasi Tidak Total % Pvalue
Patuh % %
Patuh
Baik 16 69.6 0 0 16 69.6
0,000
Kurang Baik 0 0 7 30.4 7 30.4
Total 16 69.6 7 30.4 23 100.0
Sumber : Data Primer, 2019

Tabel 6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis
pada Penderita TB Paru
Kepatuhan
Dukungan
Tidak Total % Pvalue
Keluarga Patuh % %
Patuh
Mendukung 13 56.5 0 0 13 56.5
Tidak 0,000
3 13.0 7 30.4 10 43.5
Mendukung
Total 16 69.6 7 30.4 23 100.0
Sumber : Data Primer, 2019

6
(30.4%) tidak patuh. Berdasarkan analisis menyelesaikan pengobatannya. Selain itu
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan kultural biasanya
pasien yang keluarganya memberi mendukung penggunaan pengobatan
dukungan akan lebih patuh menjalani tradisional sedangkan perilaku ialah sikap
pengobatan OAT dibandingkan dengan yang dilakukan penderita melalui gaya
pasien yang keluarganya tidak memberi hidup sehat dengan tidak merokok, minum
dukungan. Hasil analisa data dengan alkohol serta melakukan pencegahan
menggunakan uji statistik Chi-square dirumah agar tidak menambah kasus TBC
diperoleh hasil nilai Pvalue 0,000 < 0,05 yang baru bagi anggota keluarga lainnya.
sehingga H0 ditolak. Artinya ada hubungan Edukasi adalah upaya persuasi
antara dukungan keluarga dengan kepada masyarakat agar mau melakukan
kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis. tindakan-tindakan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Edukasi
PEMBAHASAN kesehatan akan menghasilkan perubahan
Hubungan Edukasi dengan Kepatuhan atau tindakan pemeliharaan dan
Minum Obat Anti Tuberkulosis pada peningkatan kesehatan didasarkan pada
Penderita TB Paru pengetahuan dan kesadarannya melalui
Hasil penelitian ini diketahui 16 pasien proses pembelajaran, sehingga
(69.6%) patuh menjalani pengobatan diharapkan perilaku akan berlangsung
OAT. Sedangkan 7 (30.4%) pasien yang lama dan menetap. Faktor yang
edukasi kurang baik semuanya tidak patuh mempermudah atau mempredisposisi
menjalani pengobatan OAT. Berdasarkan terjadinya perilaku seseorang antara lain
analisis tersebut maka dapat disimpulkan adalah pengetahuan. Secara umum tujuan
bahwa pasien yang edukasi baik akan edukasi kesehatan adalah merubah
patuh dibandingkan dengan pasien yang perilaku individu dan masyarakat di bidang
edukasi kurang baik. Hasil analisa data kesehatan melalui perubahan atau
dengan menggunakan uji statistik Chi- peningkatan pengetahuan masyarakat.
square diperoleh hasil nilai Pvalue 0,000 < (Sumartini, 2014)
α 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya ada Adapun penelitian lain yang
hubungan antara edukasi dengan mendukung hasil penelitian ini yaitu
kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis. penelitian Erawatyningsih (2009), dkk
Menurut analisa peneliti, edukasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
sangat penting dan paling utama dalam ketidakpatuhan berobat pada penderita
menjalani pengobatan OAT, terutama Tuberkulosis Paru diwilayah kerja
dalam pemberian informasi dengan detail Puskesmas Dompu Kecamatan Woja
mengenai penjelasan penyakit yang Kabupaten Dompu Provinsi NTB, hasil
dideritanya, cara pengobatannya, penelitiannya menunjukan bahwa dari 21
pencegahannya dan resiko apabila putus sampel terdapat 2 orang yang patuh
obat. Dari hasil penelitian diatas yang berpengetahuan rendah, 4 orang yang
paling dominan berperan penting adalah patuh berpengetahuan sedang dan 15
faktor instrinsik/individu terhadap orang yang patuh berpengetahuan tinggi.
pengetahuan, kepercayaan dan perilaku Sedangkan 11 orang yang tidak patuh
karena dapat mempengaruhi keputusan berpengetahuan rendah, 6 orang yang
yang akan diambil. Pengetahuan tentang tidak patuh berpengetahuan sedang dan 4
penyakit TB Paru dan kepercayaan orang yang tidak patuh berpengetahuan
tentang kemanjuran pengobatan akan tinggi dengan hasil P value 0,002 < 0,005
mempengaruhi penderita mau atau tidak yang berarti terdapat hubungan antara

7
edukasi dengan kepatuhan minum obat keluarganya tidak memberi dukungan.
anti Tuberkulosis dalam menjalani Hasil analisa data dengan menggunakan
pengobatan OAT. uji statistik Chi-square diperoleh hasil nilai
Berdasarkan hasil penelitian, asumsi Pvalue 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak.
peneliti dan teori yang didapat serta Artinya ada hubungan antara dukungan
penelitian terkait sebelumnya menjelaskan keluarga dengan kepatuhan minum obat
terdapat hubungan antara edukasi dengan anti Tuberkulosis.
kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis, Menurut analisa peneliti, dukungan
dengan edukasi yang baik dalam keluarga sangat dibutuhkan sekali oleh
menjalani pengobatan OAT lebih patuh penderita TB Paru yang menjalani
dibanding dengan edukasi yang kurang pengobatan OAT, terutama dalam
baik. Karena edukasi sangat diperlukan memotivasi, memberi penguatan dan
terlebih dahulu oleh pasien dan keluarga penghargaan serta dukungan informasi
dari awal memulai pengobatan sampai dan instrumental terhadap pengobatan
pasien dikatakan sembuh. Edukasi sangat OAT, terlebih untuk pasien dengan akses
mempengaruhi pengetahuan penderita pelayanan yang jauh sangat
untuk patuh berobat atau tidak, karena membutuhkan dorongan dari keluarga
tingkat pengetahuan penderita yang dalam menjalani pengobatan OAT. Dari
rendah akan berisiko lebih dari dua kali hasil penelitian diatas didapatkan
terjadi kegagalan pengobatan dukungan keluarga mendukung lebih
dibandingkan dengan penderita yang banyak yang patuh dibandingkan dengan
memiliki pengetahuan tinggi, dengan keluarga yang tidak mendukung, hal ini
sendirinya pasien mempunyai kesadaran karena keluarga yang mendapatkan
untuk patuh dalam menjalani pengobatan informasi secara rinci lebih banyak
tersebut. Dalam hal ini diharapkan tenaga memberitahukan kepada pasien berupa
kesehatan dapat memberikan edukasi pemberian informasi dan memberitahukan
terhadap pasien dan keluarga agar pasien kepada pasien bahwa sikap optimis akan
mampu mengambil langkah keputusan membantu dalam program yang
apa yang akan diambil dan keluarga dapat dijalankannya. Serta dukungan
mengingatkan dan memberi informasi instrumental yang dilakukan keluarga
terkait pengobatannya. untuk mengingatkan minum obat, dan
menemani pasien untuk kontrol rutin, hal
Hubungan Dukungan Keluarga dengan ini dilakukan untuk mencapai keberhasilan
Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis dalam kesembuhan.
pada Penderita TB Paru Dari hasil wawancara dan
Hasil ini diketahui 13 pasien yang observasi didapatkan sebagian besar
keluarganya mendukung semuanya patuh keluarga pasien dan pasien sendiri tidak
menjalani pengobatan OAT. Sedangkan melakukan pencegahan dirumah terhadap
10 pasien yang keluarganya tidak anggota keluarga yang lain, hal ini
mendukung, ada 3 orang (13.0%) dikarenakan kurangnya edukasi kepada
diantaranya patuh menjalani pengobatan pasien dan keluarga pasien dari pihak
OAT dan 7 orang (30.4%) tidak patuh. tenaga kesehatan, jika si penderita adalah
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat seorang istri yang tinggal berdua dengan
disimpulkan bahwa pasien yang suaminya dan ia melakukan pekerjaan
keluarganya memberi dukungan akan rumah seperti mencuci piring, memasak
lebih patuh menjalani pengobatan OAT untuk anggota keluarganya tidak
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan masker dan tidak

8
memisahkan peralatan makannya dan makan obat.
membuang bekas tisu disembarang
tempat yang dapat beresiko terhadap PENUTUP
orang lain yang sehat. Kesimpulan
Keluarga memiliki tugas dalam 1. Pada penelitian ini menunjukan
menjaga kesehatan setiap anggota sebagian besar pasien edukasi yang
keluarganya yaitu mencegah terjadinya baik sebanyak 16 orang (69.6%), dan
gangguan kesehatan, mengambil pasien dengan edukasi kurang baik
keputusan yang tepat apabila mengalami sebanyak 7 orang (30.4%). Pasien
masalah, mengetahui upaya pencegahan dengan keluarganya mendukung
penyebaran penyakit, memberikan sebanyak 13 orang (56.5%) dan
dukungan anggota keluarga. (Yuniar, pasien yang tidak mendapat dukungan
2017) keluarga sebanyak 10 orang (43.5%).
Adapun penelitian lain yang Pasien dengan patuh menjalani
mendukung hasil penelitian ini yaitu pengobatan OAT sebanyak 16 orang
penelitian Maulidia (2014), tentang (69.6%) dan tidak patuh sebanyak 7
hubungan antara dukungan keluarga dan orang (30.4%).
kepatuhan minum obat pada penderita 2. Hubungan edukasi dengan kepatuhan
TBC diwilayah Ciputat, hasil penelitiannya minum obat anti Tuberkulosis dengan
menunjukan bahwa dari 69 sampel nilai p value = 0,000 (p < 0,05)
terdapat 27 responden (39.1%) memiliki menunjukkan bahwa ada hubungan
dukungan keluarga buruk dan 42 yang signifikan antara edukasi dengan
responden (60.9%) memiliki dukungan kepatuhan minum obat anti
keluarga baik dengan hasil nilai P value Tuberkulosis.
0,000 < 0,005 yang berarti terdapat 3. Hubungan dukungan keluarga dengan
hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat anti
dukungan keluarga dengan kepatuhan Tuberkulosis dengan nilai p value =
minum obat dalam menjalani pengobatan 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa
OAT. ada hubungan yang signifikan antara
Berdasarkan hasil penelitian, asumsi dukungan keluarga dengan kepatuhan
peneliti dan teori yang didapat serta minum obat anti Tuberkulosis.
penelitian terkait sebelumnya menjelaskan
terdapat hubungan antara dukungan Saran
keluarga dengan kepatuhan minum obat, 1. Bagi Institusi Pelayanan
dengan keluarga yang mendukung pasien Dari hasil penelitian diharapkan
dalam menjalani pengobatan lebih patuh perawat dapat memberikan informasi dan
dibanding dengan keluarga yang tidak edukasi untuk keluarga dalam mendorong
memberikan dukungan. Karena dukungan pasien untuk patuh dalam menjalani
keluarga sangat dibutuhkan pada pasien pengobatan OAT serta membekali
TBC yang menjalani pengobatan OAT keluarga pasien untuk dapat memahami,
untuk diberikan motivasi, dan dukungan mengenali dan bertindak secara efektif
agar lebih patuh dalam menjalani mengenai permasalahan-permasalahan
pengobatan tersebut. Dalam hal ini yang dialami pasien.
diharapkan tenaga kesehatan dapat 2. Bagi Keilmuan dan Profesi
memberikan edukasi terhadap keluarga Keperawatan
pasien agar keluarga dapat merawat Dari hasil penelitian diharapkan pada
pasien dirumah dan mengingatkan pasien tenaga keperawatan agar lebih aktif

9
meningkatkan asuhan keperawatan untuk Penderita Tuberkulosis di
merencanakan intervensi dalam bentuk Wilayah Ciputat. Universitas
melakukan penyuluhan dengan tujuan Islam Negeri Syarif
meningkatkan kepatuhan pasien TB Paru Hidayatullah.
untuk menjalani pengobatan OAT dan
perlu juga melaksanakan seminar terkait Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan
dengan kepatuhan pasien dalam dan Perilaku Kesehatan.
pengobatan OAT. Yogyakarta : Rineka Cipta.
3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Wijaya dan Putri. (2013). KMB 1
Dari hasil penelitian diharapkan untuk Keperawatan Medikal Bedah
peneliti lebih lanjut agar dapat meneliti Keperawatan Dewasa Teori dan
faktor penyakit TB Paru dengan riwayat Contoh Askep. Yogyakarta :
penyakit keluarga dan pengetahuan dalam Nuha Medika.
konteks pencegahan pasien sehari-hari
dirumah. Yuniar, Sarwono, dan Astuti. (2017).
Pengaruh PMO dan Dukungan
DAFTAR PUSTAKA Keluarga Terhadap Tingkat
Ardiansyah M. (2012). Medikal Bedah Kepatuhan Minum Obat TB
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : Paru di Puskesmas Sempor 1
Diva Press. Kebumen. STIKES
Muhammadiyah Gombong.
Asmariani. (2014). Faktor-faktor Yang 2407-91
Menyebabkan Ketidakpatuhan
Penderita TB Paru Minum Obat
Anti Tuberkulosis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gajah Mada
Kecamatan Tembilahan
Kabupaten Indragiri Hilir.
Universitas Riau.

Bararah dan Jauhar. (2013). Asuhan


Keperawatan Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional
Jilid 1. Jakarta : Prestasi
Pustaka.

Brunner dan Suddarth. (2015).


Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 12. Jakarta : EGC.
Erawatyningsih. (2009). Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
Ketidakpatuhan Berobat Pada
Penderita Tuberkulosis Paru.
Yogyakarta. Vol.25 No.3

Maulidia. (2014). Hubungan Antara


Dukungan Keluarga dan
Kepatuhan Minum Obat Pada

10

You might also like