Professional Documents
Culture Documents
http://ejournal.unwmataram.ac.id/penq/index
Received: 24.08.2020 // Accepted: 20.09.2020 // Published online: 30.10.2020
Abstract
This research aims to identify form of pastoral narative and ecological criticism in the short story
ontology of Temukan Warna Hijau initiated by Reni Erina with using perspective of ecocriticism.
This research is a qualitative research using descriptive analysis method. The data in this
research are the form of text that refers to formulation of problem about the form of pastoral
narratives and ecological criticism in short story ontology of Temukan Warna Hijau, while the
data source in this research is short story ontology of Temukan Warna Hijau initiated by Reni
Erina and published by PT Elex Media Komputindo at 2014. The data collection technique was
done by reading and writing techniques, while the data analysis technique was carried out
through the stages of identification, classification, interpretation, and conclusion. The instrument
in this research is writer oriented to research on form of pastoral narratives and ecological
criticism. Based on result of research, in short stories ontology of Temukan Warna Hijau, was
found in presence of pastoral narratives (environmental wisdom) shown by the figures, such as
affection and concern for nature, respect for nature, and an attitude of responsibility towards
nature. In addition, in the short stories ontology of Temukan Warna Hijau also found ecological
criticism in the form of river acosystems pollution, extinction of living things in an ecosystem, and
illegal logging.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk narasi pastoral dan kritik ekologi dalam
ontologi cerpen Temukan Warna Hijau yang diprakarsai oleh Reni Erina dengan menggunakan
perspektif ekokritik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif analisis. Data dalam penelitian berupa teks yang mengacu pada rumusan
masalah tentang bentuk narasi pastoral dan kritik ekologi dalam ontologi cerpen Temukan
Warna Hijau, sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu ontologi cerpen Temukan
Warna Hijau yang diprakarsasi oleh Reni Erina dan diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo
pada tahun 2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat,
sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui tahapan identifikasi, klasifikasi, interpretasi,
dan penarikan simpulan. Instrumen dalam penelitian ini yaitu penulis yang berdasarkan pada
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 17
penelitian tentang bentuk narasi pastoral dan kritik ekologi. Berdasarkan hasil penelitian, dalam
ontologi cerpen Temukan Warna Hijau yang diprakarsai Reni Erina ditemukan adanya narasi
pastoral (kearifan lingkungan) yang ditunjukkan para tokoh, seperti sikap kasih sayang dan
kepedulian terhadap alam, sikap hormat terhadap alam, serta sikap tanggung jawab terhadap
alam. Selain itu, dalam ontologi cerpen Temukan Warna Hijau yang diprakarsai Reni Erina juga
ditemukan kritik ekologi dalam bentuk pencemaran ekosistem sungai, punahnya makhluk hidup
dalam sebuah ekosistem, serta illegal logging.
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 18
yang amoral. Salah satunya dalam bentuk Ravichandran Vengadasamy pada tahun
sikap hormat terhadap alam dan 2012 dengan judul “Eco- Resistance in the
pencemaran lingkungan yang disebabkan Poetry of the Arab Poet Mahmoud
oleh limbah, baik limbah rumah tangga Darwish”. Hasil penelitian menunjukkan
maupun industri. Sikap manusia yang tidak bahwa (a) interkoneksi atau relasi antara
etis digambarkan melalui tingkah laku Bangsa Palestina dan alam merupakan
tokoh dalam teks cerpen. Berbagai kondisi unsur utama dalam puisi Darwish; (b) alam
yang terefleksi dalam kumpulan tersebut merupakan kekuatan sentral dalam buah
merupakan sebuah wadah (media) bagi kreatif Darwish; (c) puisi tersebut
para penulis untuk menyuarakan sekaligus merupakan refleksi perlawanan terhadap
memberikan pembelajaran kepada kolonial yang menjajah tanah air sang
manusia agar lebih bersikap arif dalam penyair; (d) nuansa perlawanan dan
memanfaatkan alam dengan berbagai perjuangan merupakan bagian utama
jenis kekayaannya secara bijaksana. dalam puisi Darwish. Darwish
Berdasarkan alasan dan latar memanfaatkan diksi alam sebagai wahana
belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan perlawanan yang kuat
untuk mengidentifikasi bentuk kearifan dan dimaknai sebagai perlawanan hijau
lingkungan dan kritik ekologi yang atau resistensi lingkungan terhadap
termuat dalam ontologi cerpen Temukan kolonialisasi tanah airnya.
Warna Hijau yang diprakarsai Reni Erina Perbedaan penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan perspektif oleh Hamoud Yahya, Zalina Mohd Zalim,
ekokritik. Karya sastra bernuansa ekologis dan Ravichandran Vengadasamy dengan
dan perspektif ekokritik perlu dikaji dan penelitian ini terletak pada objek dan
dipublikasikan kepada semua elemen fokus penelitian. Penelitian yang dilakukan
masyarakat, baik akademisi maupun oleh Hamoud Yahya, Zalina Mohd Zalim,
pembaca pada umumnya. Hal itu dan Ravichandran Vengadasamy
disebabkan karena dua buah konsep menggunakan sastra puisi karya
(terminologi) tersebut memberikan nilai Mahmoud Darwish dengan tujuan untuk
moral kepada pembaca tentang membahas puisi Mahmoud Darwish yang
sistematika pemanfaatan alam dengan bernuansa ekologis, serta bagaimana
berbagai jenis kekayaannya. Selain itu, penyair memanfaatkan diksi alam sebagai
penelitian dalam artikel ini juga bertujuan bentuk perlawanan terhadap
memberikan pemahaman kepada kolonialisme. Adapun penelitian dalam
pembaca bahwa etika yang amoral (tidak artikel ini menggunakan ontologi cerpen
etis) dapat memberikan dampak negatif Temukan Warna Hijau yang diprakarsai
terhadap eksistensi manusia dan makhuk oleh Reni Erina dengan tujuan untuk
hidup lainnya. mengidentifikasi bentuk narasi pastoral
Selain penelitian dalam artikel ini, dan kritik ekologi yang termuat dalam
ada juga beberapa penelitian yang dalam teks cerpen.
menggunakan perspektif ekokritik untuk Kedua, penelitian yang dilakukan
menganalisis sebuah teks sastra. Beberapa oleh Ammar Akbar Fauzi tahun 2014
penelitian tersebut antara lain pertama, dengan judul “Kritik Ekologi dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hamoud Kumpulan Cerpen Kayu Naga Karya Korrie
Yahya, Zalina Mohd Zalim, dan Layun Rampan Melalui Pendekatan
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 19
Ekokritik”. Penelitian yang dilakukan oleh cerpen Pohon Jejawi karya Budi Darma
Fauzi bertujuan untuk mengidentifikasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi
bentuk kritik ekologi, interaksi tokoh colonial ecocriticism serta ideologi teks
dengan lingkungan, serta faktor sosial yang terkanudng dalam cerpen Pohon
budaya yang memengaruhi adanya kritik Jejawi. Adapun penelitian dalam artikel ini
ekologi dalam kumpulan cerpen Kayu menggunakan objek penelitian berupa
Naga. Perbedaan penelitian yang ontologi cerpen Temukan Warna Hijau
dilakukan oleh Fauzi dengan penelitian yang diprakarsai oleh Reni Erina dengan
dalam artikel ini terletak pada fokus tujuan untuk mengidentifikasi bentuk
penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh narasi pastoral dan kritik ekologi yang
Fauzi memiliki titik fokus pada identifikasi termuat dalam teks cerpen.
bentuk kritik ekologi, interaksi tokoh Keempat, penelitian yang dilakukan
dengan lingkungan, serta faktor sosial oleh Novita Dewi pada tahun 2015 dengan
budaya yang memengaruhi adanya kritik judul “Manusia dan Lingkungan dalam
ekologi. Adapun penelitian dalam artikel Cerpen Indonesia Kontemporer: Analisis
ini memiliki fokus pada identifikasi bentuk Ekokritik Cerpen Pilihan Kompas”.
narasi pastoral dan kritik ekologi. Selain Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
itu, letak perbedaan lainnya adalah pada bertujuan untuk mendeskripsikan politik
objek yang digunakan. Penelitian yang ideologis yang ditampilkan melalui
dilakukan oleh Fauzi menggunakan objek hubungan manusia dengan lingkungan
penelitian berupa kumpulan cerpen Kayu dalam cerpen Indonesia Kontemporer
Naga karya Korrie Layun Rampan, serta menakar apakah sastra Indonesia
sedangkan penelitian dalam artikel ini masa kini telah memperlihatkan
menggunakan objek kajian ontologi keberpihakan yang serius dalam upaya
cerpen Temukan Warna Hijau yang menghadang kehancuran bumi karena
diprakarsai oleh Reni Erina. ulah manusia. Penelitian yang dilakukan
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Dewi memiliki perbedaan dengan
oleh Maimunah pada tahun 2014 dengan penelitian ini yaitu terletak pada fokus dan
judul “Perlawanan Alam terhadap objek penelitian yang digunakan.
Kolonialisme dalam Cerpen Pohon Jejawi Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Karya Budi Darma”. Hasil penelitian menggunakan objek penelitian yang
menunjukkan bahwa dalam cerpen Pohon kompleks yaitu cerpen kontemporer yang
Jejawi teridentifikasi bentuk maskulinitas termuat dalam cerpen pilihan Kompas
kolonial yang diwakili oleh tokoh utama dengan tujuan untuk mendeskripsikan
ternyata gagal ditegakkan di bumi politik ideologis yang ditampilkan melalui
Surabaya. Selain itu, cerpen Pohon Jejawi hubungan manusia dengan lingkungan
tidak hanya mengisahkan tentang dalam cerpen Indonesia Kontemporer
perlawanan masyarakat, namun juga serta menakar apakah sastra Indonesia
perlawanan alam terhadap kolonialisme. masa kini telah memperlihatkan
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh keberpihakan yang serius dalam upaya
Maimunah dengan penelitian ini terletak menghadang kehancuran bumi karena
pada objek dan fokus penelitian. ulah manusia. Adapun penelitian dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah artikel ini menggunakan objek penelitian
menggunakan objek penelitian berupa ontologi cerpen Temukan Warna Hijau
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 20
yang diprakarsai oleh Reni Erina dengan novelti dari aspek fokus dan objek
tujuan untuk mengidentifikasi bentuk penelitian yang digunakan.
narasi pastoral dan kritik ekologi yang Karya sastra yang bernuansa
disebabkan oleh manusia. ekologis, khususnya yang memberikan
Kelima, penelitian yang dilakukan representasi tentang kondisi alam
oleh Randa Anggarista dan Nurhadi pada (lingkungan hidup) menjadi salah satu
tahun 2018 dengan judul “Representasion objek kajian bagi ekokritik (ecocriticism).
of Benuaq Ethnic’s Environemental Ekokritik merupakan sebuah perspektif
Wisdom in the Novel of Api Awan Asap by dalam ranah kritik sastra yang berusaha
Korrie Layun Rampan”. Hasil penelitian mengkaji bagaimana alam dengan
menunjukkan bahwa dalam novel Api berbagai persoalan yang ada di dalamnya,
Awan Asap termuat kearifan lingkungan khususnya relasi antara teks sastra dengan
masyarakat Dayak Benuaq dalam bentuk alam. Love (2003:37) menjelaskan bahwa
solidaritas terhadap alam, hidup ekokritik merupakan sebuah terminologi
sederhana dan selaras dengan alam, yang dicetuskan oleh kaum intelektual
tanggung jawab terhadap alam, hormat (akademisi). Kajian ini memberikan
terhadap alam, dan tidak merugikan alam. interpretasi terhadap sebuah teks sastra
Penelitian yang dilakukan oleh Anggarista yang bernuansa ekologis, khususnya
dan Nurhadi tersebut memiliki perbedaan mengkaji hubungan antara teks sastra dan
dengan penelitian dalam artikel ini yaitu lingkungan.
pada objek dan fokus penelitian. Ekokritik merupakan sebuah
Penelitian yang dilakukan oleh Anggarista perspektif yang tergolong baru dalam
dan Nurhadi menggunakan objek ranah kritik sastra. Kerusakan ekologis dan
penelitian berupa novel Api Awan Asap munculnya berbagai bentuk krisis ekologi
karya Korrie Layun Rampan dengan fokus merupakan salah satu latar belakang
penelitian yaitu mengidentifikasi bentuk lahirnya ekokritik. Sebelum lahirnya
kearifan lingkungan masyarakat Dayak ekokritik, Buell (2005:1) mengatakan
Benuaq Kalimantan yang termuat dalam bahwa pada abad kedua puluh, kajian
teks novel. Adapun penelitian dalam tentang lingkungan hidup telah merasuki
artikel ini menggunakan objek penelitian ranah sastra dan studi tentang
berupa ontologi cerpen Temukan Warna kebudayaan. Melalui sebuah asosiasi yang
Hijau yang diprakarsai oleh Reni Erina bernama The Association for the Study of
dengan tujuan untuk mengidentifikasi Literature and Environment (ASLE),
bentuk narasi pastoral dan kritik ekologi berbagai kajian yang fokus untuk
dalam teks cerpen. menanggulangi krisis ekologi terus
Berdasarkan beberapa penelitian dikampanyekan. Asosiai tersebut memiliki
yang telah disebutkan di atas, belum ada anggota dari berbagai negara, seperti
penelitian yang menggunakan ontologi United Kingdom, Jepang, Korea, hingga
cerpen Temukan Warna Hijau sebagai Australia. Namun seiring berkembangnya
objek penelitian. Selain itu, fokus zaman, maka lahirlah sebuah terminologi
penelitian dalam artikel ini juga berbeda dalam kritik sastra yang disebut sebagai
dengan beberapa penelitian yang telah ekokritik. Adapun Bergthaller, et al
disebutkan di atas. Oleh karena itu, (2014:269) mengatakan bahwa ekokritik
penelitian dalam artikel ini memiliki sifat muncul di Amerika Serikat pada tahun
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 21
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 22
yang ada di tengah ekosistem. dengan tujuan agar dapat dinikmati oleh
Perkembangan zaman serta sifat manusia generasi masa depan. Ekokritik mengkaji
yang konsumtif menjadi salah satu kondisi dan membahas sebuah teks sastra yang
(fenomena) yang harus diperhatikan oleh memberikan representasi (secara umum)
seluruh elemen masyarakat. Hal yang tentang kondisi ekosistem alam.
sama juga disampaikan oleh Goldwyn Endraswara (2016:48) mengatakan bahwa
(2015:67) bahwa ekokritik berusaha ekokritik bertujuan untuk memberikan
menganalisis representasi perubahan penilaian tentang bobot sebuah teks
lingkungan hidup, perubahan iklim, serta sastra dengan mempertimbangkan aspek
krisis ekologi yang termuat dalam teks ekologi. Kajian ini berusaha menafsirkan
sastra. sebuah teks sastra dengan
Sebagai sebuah pisau bedah dalam memperhatikan lingkungan. Alam
kritik sastra, ekokritik memiliki batasan (lingkungan hidup) seringkali menjadi
(cakupan), khususnya dalam mengkaji salah satu unsur pembangun dalam teks
sebuah teks sastra. Garrard (2004:33) sastra. Hal yang sama juga diungkapkan
menjelaskan fokus kajian ekokritik yaitu oleh Wiyatmi (2016:316) bahwa ekokritik
pastoral, lingkungan (ekosistem) liar, dan mengkaji teks sastra dengan tujuan untuk
kondisi bumi di masa depan. Pertama, menjelaskan bagaimana alam dengan
pastoral berkaitan dengan aksi heroik berbagai persoalan yang merupakan suatu
(kepahlawanan) yang ditunjukkan oleh hal yang tidak bisa terpisahkan dari teks
manusia dalam menyelamatkan ekosistem sastra. Alam (lingkungan hidup) seringkali
alam. Sikap heroik atau pastoral ini menjadi pijakan bagi para sastrawan untuk
ditunjukkan dengan cara mengedepankan menghasilkan sebuah teks sastra. Selain
etika (sikap) dalam memanfaatkan alam, itu, alam (lingkungan hidup) bukan hanya
seperti hormat dan tanggung jawab sebatas sebagai latar, namun juga sebagai
terhadap alam. Kedua, ekosistem liar aspek yang membangun teks sastra
berkaitan dengan representasi hubungan Berdasarkan beberapa pernyataan di
timbal balik (rantai makanan) yang atas dapat disimpukan bahwa ekokritik
tergambar dalam sebuah teks sastra. lahir di tengah pembaca sebagai bentuk
Ketiga, kondisi bumi di masa mendatang. perjuangan para akademisi untuk
Adanya fenomena alam, khususnya menyelamatkan ekosistem alam. Ekokritik
dengan begitu mudahnya berbagai jenis merupakan sebuah kajian dalam ranah
alat modern melakukan pengerusakan kritik sastra yang mengkaji hubungan
terhadap ekosistem, tentu saja akan timbal-balik antara teks sastra dengan
merusak dan memberikan dampak negatif lingkungan hidup. Fokus kajian ekokritik
bagi manusia. Kondisi tersebut menjadi yaitu pada identifikasi relasi antara teks
sebuah realitas yang menjadi ancaman sastra dengan lingkungan hidup. Ekokritik
bagi lingkungan hidup pada era modern. tidak hanya merupakan sebuah
Oleh karena itu, ekokritik tidak hanya paradigma, namun juga sebagai salah satu
bersifat teori belaka, tetapi juga bentuk komitmen untuk menghadapi
memberikan pemahaman kepada manusia suatu kondisi yang genting, serta sebagai
tentang posisinya di atas bumi. Manusia wadah rehabilitasi terhadap kasus
seharusnya menjadi pionir dalam marginalisasi lingkungan hidup (Schickling,
menyelamatkan eksistensi ekosistem 2011:80).
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 23
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 24
narasi pastoral dan kritik ekologi yang memperlakukan alam sesuai dengan
berusaha disampaikan oleh pengarang. kodrat penciptaannya dan tidak
Berikut ini penulis paparkan representasi melakukan aktivitas eksploitasi yang
bentuk narasi pastoral dan kritik ekologi tentunya akan berdampak negatif bagi
dalam kumpulan cerpen Temukan Warna kehidupan manusia pada masa
Hijau yang diprakarsasi oleh Reni Erina. mendatang. Alam (lingkungan hidup)
Garrard (2004:33) menjelaskan pastoral merupakan salah satu bagian integral dari
berkaitan dengan aksi heroik sisi ekologis manusia. Sebagai makhluk
(kepahlawanan) yang ditunjukkan oleh ekologis, manusia tidak bisa memisahkan
manusia dalam menyelamatkan ekosistem diri dari eksistensi alam, sehingga hal itu
alam. Sikap heroik atau pastoral ini menjadi salah satu dasar agar manusia
ditunjukkan dengan cara mengedepankan memiliki sikap yang bijaksana dalam
etika (sikap) dalam memanfaatkan alam, memanfaatkan alam dengan berbagai
seperti hormat dan tanggung jawab jenis kekayaannya.
terhadap alam. 2) Sikap Hormat terhadap Alam
a. Bentuk Narasi Pastoral dalam Ontologi Selain sikap kasih sayang dan
Cerpen Temukan Warna Hijau yang kepedulian terhadap alam, dalam ontologi
Diprakarsai oleh Reni Erina cerpen Temukan Warna Hijau juga
1) Sikap Kasih Sayang dan ditemukan adanya bentuk sikap hormat
Kepedulian terhadap Alam terhadap alam. Keraf (2010: 167)
Setelah membaca teks cerpen secara menjelaskan bahwa sikap hormat
keseluruhan, dalam ontologi cerpen terhadap alam diwujudkan dengan cara
Temukan Warna Hijau yang diprakarsai membiarkan berbagai jenis makhluk hidup
oleh Reni Erina ditemukan narasi pastoral tumbuh dan berkembang sesuai dengan
dalam bentuk sikap kasih sayang dan kodrat pencipataanya. Selain itu, sikap
kepedulian terhadap alam. Hal itu hormat terhadap alam diwujudkan dengan
dibuktikan dengan potongan teks data cara memberikan perilaku yang pro
berikut ini. terhadap alam, seperti menggunakan
bahan baku alami untuk merawat alam.
Kini, berdua, kami merawat kebun mini
ini, menjadikannya taman asri yang
... Semua sampah dedaun telah
sedap dipandang mata (2014: 34).
kujadikan satu di pojok halamanmu.
Kuambil beberapa daun yang lebar
Sikap kasih sayang dan kepedulian untuk kurangkai menjadi wadah
terhadap alam merupakan salah satu sikap berbentuk kerucut. Dengan wadah itu,
yang diwujudkan dengan cara mencintai, aku akan menyirami tanamanmu.
menyayangi dan merawat alam. Hal ini Ketahuilah sampah juga berguna...
disebabkan karena manusia dan alam (2014: 40).
merupakan dua unsur dalam sistem
ekologis yang saling membutuhkan (Keraf, Namaku Ni Tunas. Aku tinggal bersama
2010:1172). Berdasarkan potongan data di Meme dan Bapak di desa yang
atas, para tokoh dalam teks cerpen berbatasan dengan hutan. Desaku
berada tepat di bawah lereng bukit
berusaha memberikan perawatan
hutan jambul yang gersang. Ada sebuah
terhadap alam (lingkungan) yang
pohon yang sangat besar tumbuh tegak
ditinggalinya. Setiap saat, para tokoh
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 25
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 26
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 27
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 28
khususnya sungai. Hal ini menjadi sebuah aliran sungai untuk mencari ikan. Namun,
pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk karena ekosistem sungai yang telah rusak,
memberikan kesadaran kepada menyebabkan jumlah ikan semakin
masyarakat bahwa sungai merupakan berkurang. Hal itu ternyata berdampak
aspek fundamental yang menunjang pada sikap yang diambil oleh para tokoh
eksistensi manusia di atas permukaan dalam teks cerpen. Berdasarkan teks
bumi. cerpen dapat diinterpretasikan bahwa
“Anaknya sudah mulai tampak, para tokoh memilih menggunakan racun
kita tunggu induknya.” untuk memperoleh ikan. Namun alternatif
“Kita tombak saja airnya, biar yang ditunjukkan oleh para tokoh ternyata
potasnya merata” (2014:138). menjadi pemicu punahnya berbagai jenis
makhluk hidup di dalam ekosistem.
Kerusakan ekosistem yang Sebagai makhluk ekologis, hal ini tentu
berdampak pada punahnya berbagai jenis saja berdampak pada eksistensi manusia.
ikan ternyata bukan hanya disebabkan Ikan merupakan salah satu sumber protein
oleh limbah rumah tangga dan pabrik, bagi manusia. Punahnya berbagai jenis
namun juga disebabkan oleh kserakahan ikan tentu saja menyebabkan manusia
manusia. Melalui teks di atas, kreator tidak bisa memnuhi salah satu kebutuhan
berusaha memberikan gambaran tentang primer yang menjadi tuntutan kesehatan
penyebab punahnya berbagai jenis ikan bagi tubuh. Berbagai isu ekologis yang
yang ada di dalam ekosistem sungai. Sikap berusaha disampaikan oleh kreator
manusia yang eksploitatif, terutama melalui teks naratifnya tentu saja bukan
penggunaan tombak untuk mendapatkan dengan kekosongan budaya. Danang
ikan dengan jumlah besar, ternyata Febriansyah berusaha menanamkan politik
menjadi pemicu lain bagi kerusakan dan etis bagi masyarakat, khususnya tentang
punahnya makhluk hidup yang ada di sistematika pengelolaan ekosistem. Hal ini
dalam ekosistem sungai. bertujujuan agar manusia tetap
Penggunaan bubu (racun) yang menunjukkan eksistensinya di atas bumi.
seringkali menjadi salah satu alternatif 3) Illegal logging
bagi masyarakat untuk memperoleh ikan Selain pencemaran ekosistem sungai
ikut menjadi salah bagian penting dalam dan punahnya berbagai makhluk hidup
narasi yang dibangun oleh Danang dalam ekosistem sungai, ontologi cerpen
Febriansyah. Pandangan manusia yang Temukan Warna Hijau yang diprakarsai
antroposentris dan memberikan stigma oleh Reni Erina juga ditemukan adanya
bahwa makhluk hidup seperti flora dan bentuk kritik ekologi berupa illegal logging
fauna merupakan sebuah objek yang berusaha disampaikan penulis dalam
eksploitasi, membuat masyarakat teks cerpen. Hal itu dibuktikan dengan
melakukan perbuatan yang justru merusak potongan teks data berikut ini.
ekosistem. Melalui alur cerita dalam teks
cerpen, Danag Febriansyah “... Cuma menebang sedikit pohon, dan
menggambarkan aktivitas yang dilakukan masih banyak ‘Cuma’ lainnya. Semua
orang sepertimu tak memiliki kesadaran
oleh para tokoh di atas sungai. Setelah
hingga harus dipukul dengan undang-
pulang dari tengah ladang, para tokoh
dalam teks cerpen seringkali menyusuri
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 29
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
1Randa Anggarista 2Munasip 30
Literary Ecology. London: University of Wiyatmi. (2016). Conquest and Care for
Georgia Press. the Preservation of Nature and
Goldwyn, Adam J. (2015). Toward a Environment in the Novel Amba by
Byzantine Ecocriticism: Witches and Laksmi Pamuntjak: Study Ecocriticism.
Nature Control in the Medieval Greek Humaniora, 28 (3), 315-323.
Romance. Byzantine and Modern Greek Yahya, Hamoud., Zalina, Mohd, Zalim., &
Studies, 39 (1), 66-84. Ravichandran, Vengadasamy. (2012).
Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Eco- Resistance in the Poetry of the
Jakarta: PT Kompas Media Arab Poet Mahmoud Darwish. The
Nusantara. Southeast Asian Journal of English
Love, Glen A. (2003). Practical Ecocriticism: Language Studies, 18 (1), 75-85.
Literature, Biology, and The
Environment. USA: University of
Virginia Press.
Mahyudin, dkk. (2015). Analisis Kualitas Air
dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Metro di
Kota Kepanjen Kabupaten Malang. J-
PAL, 6 (2), 105-114.
Maimunah. (2014). Perlawanan Alam
terhadap Kolonialisme dalam Cerpen
Pohon Jejawi Karya Budi Darma.
Jurnal Litera, 13 (2), 326-337.
Puspitasari, Dinarjati Eka. (2009). Dampak
Pencemaran Air Terhadap Kesehatan
Lingkungan dalam Perspektif Hukum
Lingkungan: Studi Kasus Sungai
Code di Kelurahan Wirogunan
Kecamatan Mergangsan dan
Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan
Gondomanan Yogyakarta. MIMBAR
HUKUM, 21 (1), 23-35.
Richard, K. (1998). Small Rooms and The
Ecosystem: Environmentalism and De
Lillo’s White Noise, in Kerridge, R., and
Sammells, N. (eds). London: Zed
Books.
Schickling, Jared. (2011). Ecocriticism,
Ecopoetics, Legibility: Among Other
Things, the Objectively Signified.
Literary Imagination, 13 (1), 80-88.
Taylor, Jesse Oak. (2015). Ehere is Victorian
Ecocriticism. Victorian Literature and
Culture, 43, 877-894.
PENAOQ: Jurnal Sastra, Budaya dan Pariwisata, Volume 1, No. 2, Oktober 2020
Copyright©2020 Fakultas Sastra Universitas Nahdlatul Wathan Mataram