Professional Documents
Culture Documents
Volume
1
Nomor
1,
2016
ANALISIS
PENGARUH
PENGELUARAN
PEMERINTAH
DAFTAR
I SI
TERHADAP
PERTUMBUHAN
EKONOMI
DAN
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
D
I
INDONESIA
Hlm.
Halaman
Sampul
i
GinanjarAAji
Ginanjar
ji
NNugroho
ugroho
Kata
Pengantar
Program
Program
MMagister Direktur
agister
Ilmu
Ilmu
Jenderal
Ekonomi
Ekonomi
Perbendaharaan
iii
Pascasarjana
Pascasarjana
Fakultas
Fakultas
Ekonomi
Ekonomi
dan
dan Bisnis
Bisnis
Universitas
Universitas
Brawijaya
Brawijaya
Kata
PK
engantar
Dewan
gRinanjar.ajinugroho@gmail.com
edaksi
v
Alamat
Alamat
Korespondensi:
orespondensi:
ginanjar.ajinugroho@gmail.com
Halaman
Editorial
vii
INFORMASI
ARTIKEL
ABSTRAK
Daftar
I si
ix
The
puposes
of
this
study
are
(1)
to
analyze
the
effects
of
government
expenditures
on
Diterima
Pertama
education,
health
and
infrastructure
sectors
toward
economic
growth
and
human
Efektivitas
Jalur-‐Jalur
Transmisi
Kebijakan
Moneter
di
Indonesia
23
Mei
2016
1-‐10
development
index
in
Indonesia,
(2)
to
investigate
the
impacts
of
economic
growth
on
dengan
Sasaran
Tunggal
Inflasi
human
dvelopment
index,
(3)
and
to
examine
the
effects
of
government
expenditures
Mohamad
DYiterima
Dinyatakan
usuf
on
education,
health
and
infrastructure
sectors
toward
human
development
index
15
Juli
2016
both
directly
and
through
the
economic
growth.
The
study
used
samples
from
twenty
Abnormal
Return
dan
Trading
Volume
Activity
Saham-‐Saham
11-‐21
provinces,
which
were
selected
using
simple
random
sampling,
divided
into
two
LQ45
pada
KATA
KUNCI:
Peristiwa
Pengumuman
Kebijakan
Quantitative
groups;
the
first
group
comprised
higher
HDI
provinces;
the
second
group
consisted
of
Easing
oleh
Policy,
Fiscal
Bank
Sentral
Amerika
Serikat
Economic
lower
HDI
provinces.
To
examine
the
model,
the
study
applied
path
analysis
method.
Muhammad
FRegional
Development,
alih
Ariyanto
Economy,
The
mean
test
was
also
applied
to
determine
whether
there
were
statistical
average
Government
Expenditure,
Economic
Pengaruh
Desentralisasi
Fiskal
Terhadap
differences
between
the
two
groups.
The
results
of
this
study
show
different
responds
Pertumbuhan
Ekonomi
23-‐38
Growth,
Human
Development
Index.
between
the
higher
HDI
provinces
and
lower
HDI
provinces.
The
higher
HDI
provinces
Daerah
di
Indonesia,
2008
–
2012
show
that
government
expenditures
on
health
and
infrastructure
have
positive
and
Abdillah
Khamdana
KLASIFIKASI
JEL:
significant
impacts
on
human
development
index
through
economic
growth
indirectly;
E62,
H3,
O11,
Analisis
O15,
R5
Pengaruh
Pengeluaran
on
the
other
hand,
the
lower
HDI
provinces
show
that
only
expenditure
on
education
Pemerintah
Terhadap
39-‐50
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
gives
positive
and
Manusia
Pembangunan
significant
di
impacts
on
human
development
index.
Meanwhile,
the
Indonesia
economic
growth
shows
positive
and
significant
impacts
on
human
development
index
in
both
higher
HDI
and
lower
HDI
provinces.
Ginanjar
Aji
Nugroho
Perbandingan
Pengujian
Capital
Asset
Penelitian
ini
bertujuan
Pricing
Model
untuk:
dan
(1).Mengetahui
pengaruh
pengeluaran
51-‐66
pemerintah
pada
sektor
Arbitrage
Pricing
Theory:
Analisis
Pengaruh
Faktor
Fundamental
pendidikan,
kesehatan
dan
infrastruktur
terhadap
pertumbuhan
Keuangan
dan
Faktor
Makro
Ekonomi
ekonomi
dan
Return
Terhadap
indeks
pembangunan
Saham
manusia
(IPM)
di
Indonesia,
(2).Mengetahui
di
Bursa
Efek
Indonesia
pengaruh
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
IPM,
dan
(3).Mengetahui
pengaruh
pengeluaran
pemerintah
pada
sektor
pendidikan,
kesehatan
dan
infrastruktur
Puji
Hartoyo
terhadap
IPM,
baik
secara
langsung
maupun
melalui
pertumbuhan
ekonomi.
Analisis
Faktor
Penyebab
Penumpukan
Pencairan
Penelitian
Dana
APBN
ini
menggunakan
sampel
67-‐83
dua
puluh
provinsi
yang
dipilih
dengan
teknik
pada
Akhir
Tahun
Anggaran
simple
random
sampling
yang
kemudian
dibagi
kedalam
dua
kelompok,
yaitu
Fandi
Zaenudinsyah
kelompok
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi
dan
kelompok
daerah
dengan
angka
IPM
rendah.
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
jalur.
Sebagai
Indeks
pendukung,
juga
dilakukan
uji
beda
rata-‐rata
untuk
mengetahui
85.1
–
8ada
5.3
tidaknya
perbedaan
rata-‐rata
secara
statistik
terhadap
dua
kelompok
tersebut.
Hasil
estimasi
Lampiran
menunjukkan
bahwa
terdapat
perbedaan
85.5
kelompok
respon
diantara
dua
–
85.12
daerah
tersebut.
Pada
kelompok
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi,
terlihat
bahwa
pengeluaran
kesehatan
dan
infrastruktur
mempunyai
pengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
IPM
melalui
pertumbuhan
ekonomi,
sedangkan
pada
kelompok
daerah
dengan
angka
IPM
rendah
terlihat
bahwa
hanya
pengeluaran
pendidikan
yang
mempunyai
pengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
angka
IPM.
Adapun
pertumbuhan
ekonomi,
terlihat
menunjukkan
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
terhadap
IPM.
Hal
ini
terjadi
pada
kedua
kelompok
daerah,
baik
kelompok
daerah
dengan
IPM
tinggi
maupun
IPM
rendah.
Halaman 39
ix
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Analisis
P dan Indeks
engaruh
Pembangunan
Pengeluaran
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Manusia di Indonesia
Pemerintah
Indonesian Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
Halaman 40 Ginanjar Aji Nugroho
P a g e
|
40
Ginanjar
Aji
Nugroho
(Angka
IPM)
prioritas
pada
kekuatan
sumber
daya
alam,
74
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
sendiri
Provinsi
DKI
Jakarta
mempunyai
peningkatan
dapat
digunakan
untuk
mengklasifikasikan
apakah
yang
dinamis,
dimulai
pada
tahun
2009
angka
IPM
sebuah
negara
termasuk
dalam
kategori
negara
tercatat
sebesar
77,36
kemudian
meningkat
menjadi
maju,
negara
berkembang
atau
negara
terbelakang,
sebesar
77,60
pada
tahun
2010
dan
secara
dinamis
dan
juga
untuk
mengukur
pengaruh
kebijakan
meningkat
pada
tahun-‐tahun
selanjutnya
dan
ekonomi
terhadap
kualitas
hidup.
IPM
adalah
indeks
tercatat
sebesar
78,59
pada
tahun
2013.
Lima
komposit
untuk
mengukur
pencapaian
kualitas
provinsi
dalam
catatan
tertinggi
angka
IPM
dari
pembangunan
manusia
untuk
dapat
hidup
secara
tahun
ke
tahun
selalu
dimiliki
oleh
provinsi-‐
lebih
berkualitas,
baik
dari
aspek
kesehatan,
provinsi
seperti:
DKI
Jakarta,
Daerah
Istimewa
pendidikan,
maupun
aspek
ekonomi.2
Kondisi
saat
Yogyakarta
(DIY),
Sulawesi
Utara,
Kalimantan
Timur
ini,
catatan
angka
IPM
antarprovinsi
masih
dan
Riau
dengan
angka
IPM
berada
pada
kisaran
menunjukkan
perbedaan
yang
cukup
mencolok.
Hal
77,00
sampai
dengan
79,00.
Sedangkan
data
lima
ini
menimbulkan
gap
antara
daerah
dengan
IPM
terendah
IPM
dari
tahun
ke
tahun
selama
masa
tinggi
dan
daerah
dengan
IPM
rendah.
Pada
tahun
observasi
tahun
2009-‐2013
adalah
sebagian
2013,
angka
IPM
tertinggi
dimiliki
oleh
provinsi
DKI
provinsi
yang
berada
pada
wilayah
timur
Indonesia
Jakarta
dengan
angka
sebesar
78,59
sedangkan
yaitu
Maluku
Utara,
Papua
Barat,
Nusa
Tenggara
angka
terendah
tercatat
di
provinsi
Papua
dengan
Timur
(NTT),
Nusa
Tenggara
Barat
(NTB)
dan
Papua
angka
sebesar
66,25.
Hal
ini
dapat
ditunjukkan
pada
dengan
kisaran
angka
IPM
antara
66,00
sampai
gambar
berikut:
dengan
69,00.
60,000,000.00
50,000,000.00
fakta-‐fakta
empiris
yang
diperoleh
melalui
Kesehatan
40,000,000.00
pengumpulan
data.
Hipotesis
dapat
juga
dipandang
30,000,000.00
Pendidikan
sebagai
kesimpulan
yang
sifatnya
sangat
sementara.
20,000,000.00
Infrastruktur
Hipotesis
yang
diajukan
dalam
penelitian
ini
adalah:
10,000,000.00
1. Diduga
pengeluaran
pemerintah
berpengaruh
-‐
positif
dan
signifikan
terhadap
pertumbuhan
2010
2011
2012
2013
ekonomi
untuk
daerah
yang
IPM-‐nya
tinggi
dan
(tahun)
daerah
yang
IPM-‐nya
rendah
di
Indonesia
pada
periode
2009-‐2013.
Sumber:
www.djpk.kemenkeu.go.id
(data
diolah)
2. Diduga
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
IPM
untuk
daerah
Pengeluaran
infrastruktur
terlihat
mempunyai
yang
IPM-‐nya
tinggi
dan
daerah
yang
IPM-‐nya
kecenderungan
yang
meningkat
dari
tahun
ke
tahun.
rendah
di
Indonesia
pada
periode
2009-‐2013.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kebutuhan
akan
3. Diduga
pengeluaran
pemerintah
berpengaruh
pembangunan
sarana
dan
prasarana
tersebar
positif
dan
signifikan
terhadap
IPM
baik
secara
merata
di
hampir
semua
daerah.
Hal
ini
juga
langsung
maupun
melalui
pertumbuhan
ekonomi
menunjukkan
besarnya
peranan
pengeluaran
untuk
daerah
yang
IPM-‐nya
tinggi
dan
daerah
infrastruktur
sebagai
komponen
penting
dalam
yang
IPM-‐nya
rendah
di
Indonesia
pada
periode
penyelenggaraan
proses
pembangunan.
Namun,
2009-‐2013.
secara
implementasi,
kebutuhan
akan
pembangunan
fasilitas
infrastruktur
pendukung
tidak
diiringi
2. KERANGKA
TEORI
DAN
PENGEMBA-‐
dengan
penyediaan
anggaran.
Hal
ini
terlihat
dari
NGAN
HIPOTESIS
porsi
alokasi
untuk
pengeluaran
infrastruktur
yang
masih
lebih
kecil
dari
porsi
pengeluaran
kesehatan
2.1. Teori
Desentralisasi
dan
pendidikan.
Terdapat
dua
perspektif
dalam
kajian
tentang
Pengeluaran
kesehatan
terlihat
lebih
kecil
fiscal
federalism
yaitu
the
traditional
theories
dan
the
apabila
dibandingkan
dengan
pengeluaran
new
perspective
theories.
pendidikan
maupun
infrastruktur.
Dari
tahun
ke
tahun,
realisasi
di
sektor
kesehatan
terlihat
lebih
2.1.1. The
Traditional
Theories
(First
Generation
kecil
daripada
realisasi
di
sektor
pendidikan
dan
Theories)
infrastruktur.
Komposisi
pengeluaran
yang
seperti
Teori
ini
menekankan
tentang
manfaat
atau
ini
terlihat
pada
sebagian
besar
daerah
provinsi.
Hal
keuntungan
alokatif
yang
diperoleh
dengan
adanya
ini
tentunya
mengundang
perhatian
pemerintah
desentralisasi
fiskal.
Maksud
dari
keuntungan
untuk
lebih
memperhatikan
pola
dan
alokasi
alokatif
adalah
bahwa
dengan
adanya
fiscal
pengeluaran
pemerintah
untuk
mencapai
tujuan
federalism,
pemerintah
daerah
memperoleh
pembangunan
yang
lebih
merata.
kemudahan
dalam
mendapatkan
informasi
dari
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
masyarakat.
Ada
2
(dua)
hal
yang
mendasari
adanya
permasalahan
tersebut
di
atas,
maka
penelitian
ini
keuntungan
alokatif,
seperti
yang
dikemukakan
oleh
mempunyai
beberapa
tujuan
yang
ingin
dicapai,
Hayek
(1945)
dan
Tiebout
(1956).
Yang
pertama
antara
lain:
1).
Untuk
mengetahui
pengaruh
adalah
pendapat
Hayek
(1945)
tentang
penggunaan
pengeluaran
pemerintah
terhadap
pertumbuhan
“knowledge
in
society”.
Menurut
Hayek
(1945),
ekonomi
untuk
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi
dan
proses
pengambilan
keputusan
dalam
konteks
daerah
angka
IPM
rendah;
2).
Untuk
mengetahui
desentralisasi
akan
lebih
mudah
dilaksanakan
pengaruh
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
IPM
disebabkan
dengan
adanya
penggunaan
informasi
untuk
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi
dan
daerah
yang
efisien.3
Informasi
yang
efisien
dapat
diperoleh
angka
IPM
rendah;
3).
Untuk
mengetahui
pengaruh
pengeluaran
pemerintah
terhadap
IPM
untuk
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi
dan
daerah
dengan
angka
3 F.
A.
Hayek,
“The
Use
of
Knowledge
in
Society”,
IPM
rendah,
serta
untuk
mengetahui
pengaruh
American
Economic
Review,
1945,
Vol.
XXXV,
hlm.
pengeluaran
pemerintah
terhadap
IPM
melalui
519-‐530.
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Analisis
Ekonomi
Pertumbuhan Pengaruh
Pengeluaran
dan Indeks PembangunanPemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Manusia di Indonesia
Indonesian Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
Halaman 42 Ginanjar Aji Nugroho
P a g e
|
42
Ginanjar
Aji
Nugroho
disebabkan
oleh
posisi
pemerintah
daerah
yang
dalam
pencapaian
kapabilitas
manusia,
yang
juga
lebih
dekat
dengan
masyarakat.
Keadaan
seperti
bersifat
esensial
bagi
kehidupan
masyarakat.
inilah
yang
kemudian
mendukung
terciptanya
Sedangkan
kesehatan
merupakan
bagian
penting
allocative
efficiency
(Khusaini,
2006).
dalam
upaya
pencapaian
kesejahteraan
serta
Manfaat
kedua
dari
adanya
desentralisasi
merupakan
bagian
fundamental
dalam
peningkatan
dikemukakan
oleh
Tiebout
(1956)
yang
menyoroti
kapabilitas
manusia
(Todaro
dan
Smith,
2011).
tentang
adanya
ruang
atau
kesempatan
bagi
Modal
manusia
merupakan
investasi
produktif
pemerintah
daerah
untuk
saling
berkompetisi.4
terhadap
orang-‐orang;
mencakup
pengetahuan,
Selain
kedua
manfaat
yang
telah
disebutkan
keterampilan,
kemampuan
dan
gagasan.
Hal
ini
sebelumnya,
desentralisasi
juga
memungkinkan
merupakan
komponen
penting
dalam
rangka
adanya
local
experiment
bagi
pemerintah
daerah
mendukung
program
pembangunan,
terutama
untuk
mempelajari
pengalaman
daerah
lain.
pembangunan
ekonomi
dengan
skema
benefit
Pemerintah
daerah
dapat
mencontoh
keberhasilan
spillover.
Maka
dari
itu,
modal
manusia
harus
daerah
lain
dan
sekaligus
belajar
dari
kegagalan
mendapat
perhatian
langsung
dan
khusus
karena
daerah
lain
pula.
Local
experiment
seperti
ini
arti
pentingnya,
terlebih
lagi
dalam
keadaan
mengurangi
risiko
kegagalan
sistem
yang
bersifat
perekonomian
yang
tumbuh
dengan
pesat.
Besarnya
sentralistik.
pengeluaran
pemerintah
dalam
sektor
pendidikan
akan
menentukan
seberapa
besar
pencapaian
hasil
2.1.2. New
Perspective
Theories
(Second
Generation
pembangunannya.
Lin
(1998),
dalam
sebuah
Theories)
studinya
mengenai
keterkaitan
antara
pengeluaran
Pada
dasarnya,
new
perspective
theories
pemerintah
di
sektor
pendidikan
dengan
modal
menitikberatkan
kepada
dua
mekanisme
dalam
manusia,
mengungkapkan
bahwa
meningkatnya
rangka
menciptakan
keselarasan
antara
kepentingan
pengeluaran
pemerintah
di
sektor
pendidikan
pemerintah
daerah
dengan
kemakmuran
ekonomi,
cenderung
meningkatkan
ketersediaan
modal
interaksi
horizontal
antar
pemerintah
daerah
dan
manusia.
interaksi
vertikal
antar
level
pemerintahan.
Pertama,
pada
situasi
pasar
dengan
mobilitas
tinggi,
2.3. Pengeluaran
Pemerintah
di
Sektor
kompetisi
antar
pemerintah
daerah
menjadi
Kesehatan
instrumen
penting
dalam
rangka
penyediaan
barang
Kesehatan
menjadi
isu
sentral
dalam
dan
jasa
publik.
Strategi
dan
persaingan
antar
pembahasan
pembangunan,
khususnya
pemerintah
daerah
dalam
memberikan
pembangunan
ekonomi.
Kesehatan
juga
menjadi
pelayanannya
kepada
pasar
akan
mampu
sektor
yang
tidak
kalah
penting
dengan
sektor
mendorong
pergerakan
perekonomian
yang
pada
pendidikan.
Dalam
posisinya
sebagai
tujuan
akhirnya
akan
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
pembangunan
yang
paling
mendasar,
kesehatan
Namun
sebaliknya,
apabila
peraturan
pemerintah
mempunyai
arti
yang
sangat
penting
bagi
dan
jasa
publik
yang
disediakan
tidak
kondusif
kesejahteraan.
Bersama-‐
sama
dengan
pendidikan,
untuk
pasar
dan
masyarakat,
maka
hal
ini
akan
dua
hal
ini
adalah
hal
fundamental
bagi
peningkatan
memunculkan
potensi
mobilitas
faktor
produksi
ke
kapabilitas
manusia
sebagai
inti
makna
daerah
lain
yang
pada
akhirnya
akan
memberikan
pembangunan.
dampak
negatif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
Aisa
dan
Pueyo
(2006)
mengungkapkan
dalam
daerah
dan
kesejahteraan
masyarakat
lokal.
penelitiannya
bahwa
pengeluaran
pemerintah
untuk
Sedangkan
poin
kedua
yaitu,
hubungan
antara
kesehatan
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
penerimaan
dan
pengeluaran
daerah
yang
begitu
harapan
hidup
dan
pertumbuhan
ekonomi,
yang
erat
juga
dapat
menjadi
insentif
bagi
pemerintah
didukung
dengan
pengeluaran
yang
cukup.
Hal
ini
daerah
dalam
rangka
meningkatkan
kondisi
terutama
terjadi
pada
negara-‐
negara
berkembang.
perekonomiannya.
Lebih
lanjut
lagi
dikatakan
bahwa
semakin
tinggi
pengeluaran
pemerintah
untuk
kesehatan,
maka
2.2. Pengeluaran
Pemerintah
di
Sektor
pertumbuhan
ekonomi
akan
mengalami
Pendidikan
kecenderungan
untuk
meningkat
pula.
Pendidikan
merupakan
tujuan
pembangunan
yang
sangat
mendasar.
Adapun
dikatakan
mendasar
2.4. Pengeluaran
Pemerintah
di
Sektor
karena
masing-‐masing
mempunyai
arti
yang
Infrastruktur
penting.
Pendidikan
merupakan
bagian
penting
Infrastruktur
menjadi
bagian
penting
dalam
peranannya
sebagai
modal
fisik
untuk
mendukung
4
Charles
M.
Tiebout,
“A
Pure
Theory
of
Local
kelancaran
pencapaian
tujuan
pembangunan,
baik
di
Expenditure”,
Journal
of
Political
Economy,
1956,
sektor
pendidikan,
kesehatan
maupun
kegiatan
Vol.
64,
hlm.
416-‐424.
perekonomian.
Penciptaan
modal
manusia
(human
capital)
pada
sektor
kesehatan
dan
pendidikan
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Analisis
PEkonomi
Pertumbuhan engaruh
Pengeluaran
dan Indeks Pemerintah
Pembangunan Terhadap
Indonesian
Treasury
Manusia di Indonesia Review
Treasury
Indonesian Vol.1,
Review
No.1,
Vol.
2016,
H2016
1 No. 1, al.
3Hal
9-‐50
39-50
Pertumbuhan
Ginanjar Aji Nugroho Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g Halaman
e
|
43
43
Ginanjar
Aji
Nugroho
memerlukan
sarana
infrastruktur
seperti
gedung
rangka
meningkatkan
pembangunan
manusia,
dan
sekolah
atau
gedung
pelatihan
pendidikan
dan
pada
sisi
yang
lain,
pencapaian
tujuan
dalam
kesehatan.
Keberadaan
sarana
infrastruktur
jalan
pembangunan
manusia
mempunyai
kontribusi
maupun
sarana
transportasi
yang
memadai,
dapat
penting
dalam
rangka
meningkatkan
pertumbuhan
mendukung
kelancaran
aktivitas
perekonomian.
ekonomi.6
Suri,
et
al
(2010)
menyebutkan
dalam
Proses
distribusi
barang
dan
jasa
dari
satu
daerah
hasil
studinya
bahwa
dalam
pengambilan
kebijakan
menuju
daerah
lain
dapat
terselenggara
dengan
hendaknya
perlu
memberikan
perhatian
yang
lebih
lancar.
Kelancaran
ini
tentunya
akan
membuat
intensif
kepada
program
pembangunan
manusia,
aktivitas
perekonomian
menjadi
kondusif.
bukan
semata-‐mata
karena
pembangunan
manusia
Mourmouras
dan
Lee
(1999)
mengungkapkan
sebagai
tujuan
utama
namun
pembangunan
manusia
bahwa
peningkatan
pengeluaran
infrastruktur
juga
memberikan
kontribusi
terhadap
peningkatan
mempunyai
kecenderungan
untuk
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
terjadinya
pertumbuhan
ekonomi.5
Dengan
Studi
yang
dilakukan
Ranis
dan
Stewart
(2005)
demikian,
ketiga
aspek
seperti
yang
telah
disebutkan
mengungkapkan
pentingnya
hubungan
dua
arah
di
atas,
yakni
pendidikan,
kesehatan
dan
antara
pertumbuhan
ekonomi
dan
pembangunan
infrastruktur
secara
bersama-‐
sama
mempunyai
manusia
sehingga
menjadikan
keterkaitan
ini
adalah
peranan
vital
dalam
rangka
mewujudkan
tujuan
bersifat
hubungan
yang
saling
menguatkan.7
Shome
pembangunan,
tidak
terkecuali
pembangunan
modal
dan
Tondon
(2010)
melakukan
penelitian
mengenai
manusia
(Todaro
dan
Smith,
2011).
keterkaitan
antara
pembangunan
manusia
dengan
pertumbuhan
ekonomi
dengan
studi
kasus
pada
5
2.5. Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
negara
ASEAN,
yaitu
Filipina,
Singapura,
Thailand,
Indonesia
dan
Malaysia.8
Hasil
penelitian
ini
Dalam
perkembangannya,
gagasan
mengenai
memberikan
kesimpulan
bahwa
terdapat
korelasi
penggunaan
sebuah
indeks
komposit
tunggal
positif
antara
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
muncul
setelah
UNDP
menyiapkan
Human
Indeks
Pembangunan
Manusia,
namun
hanya
terjadi
Development
Report
pada
1989.
Terdapat
beberapa
pada
sebagian
negara
saja.
Ranis
(2004)
melakukan
alasan
pentingnya
penggunaan
indeks
komposit
ini.
studi
tentang
keterkaitan
antara
pembangunan
Pertama,
indeks
yang
baru
ini
mampu
menghitung
manusia
dan
pertumbuhan
ekonomi
ini
berusaha
konsep
dasar
dari
pembangunan
manusia
dalam
untuk
memperluas
tujuan
pembangunan
sekaligus
rangka
memperluas
pilihan
dalam
hidupnya.
memberi
penegasan
tentang
adanya
hubungan
Pilihan-‐pilihan
ini
meliputi
keinginan
untuk
hidup
timbal
balik
antara
pembangunan
manusia
dan
lebih
lama,
kesempatan
untuk
mendapatkan
pertumbuhan
ekonomi.
pelayanan
pendidikan,
kesempatan
untuk
memperoleh
kehidupan
yang
layak
serta
kesempatan
untuk
mendapatkan
pekerjaan.
Kedua,
3. METODOLOGI
PENELITIAN
indeks
memuat
indikator
variabel
yang
terbatas
sehingga
memudahkan
dalam
pengaturannya.
Penelitian
ini
bersifat
studi
deskriptif
Ketiga,
indeks
ini
cenderung
lebih
terkonsep
dan
kuantitatif,
dimana
suatu
permasalahan
dicoba
tidak
sekadar
indeks
yang
terbagi-‐bagi.
Artinya
untuk
dipecahkan
melalui
tahapan
pengumpulan
indeks-‐indeks
yang
menyusun
terbentuknya
indeks
dan
penyusunan
data-‐data
yang
kemudian
akan
pembangunan
manusia
merupakan
satu
indeks
yang
diolah,
dianalisis,
diinterpretasikan
dan
disimpulkan
mampu
menjelaskan
satu
kesimpulan
secara
agar
pihak
lain
dapat
memperoleh
gambaran
komprehensif.
Keempat,
indeks
pembangunan
mengenai
sifat
dan
karakteristik
(Kuncoro,
2013).
manusia
mengakomodir
pilihan-‐pilihan
sosial
Data
yang
digunakan
bersifat
data
pooling,
yaitu
maupun
ekonomi.
2.6. Penelitian
Terdahulu
6
Gustav
Ranis,
Frances
Stewart
dan
Alejandro
Ramirez,
“Economic
Growth
and
Human
Ranis,
Stewart
dan
Ramirez
(2000)
Development”,
World
Development,
2000,
Vol.
28
mengungkapkan
bahwa
hubungan
antara
pertumbuhan
ekonomi
dengan
pembangunan
No.
2,
hlm.
197-‐219.
manusia
terjadi
dua
arah,
yakni
bahwa
pada
satu
sisi
7
Gustav
Ranis
dan
Frances
Stewart,
“Dynamic
pembangunan
manusia
merupakan
tujuan
utama
Links
between
the
Economy
and
Human
dari
aktivitas
manusia
dan
pertumbuhan
ekonomi
Development”,
DESA
Working
Paper,
2005,
No.
8.
dianggap
sebagai
instrumen
yang
potensial
dalam
8
Swaha
Shome
dan
Sarika
Tondon,
“Balancing
Human
Development
with
Economic
Growth:
A
5
I.A.
Mourmouras
dan
Jong-‐Eun
Lee,
“Government
Study
of
ASEAN
5”,
Annals
of
the
University
of
Spending
on
Infrastructure
in
an
Endogenous
Petrosani,
Economics,
2010,
Vol.10
(1),
hlm.
335-‐
Growth
Model
with
Finite
Horizons”,
Journal
of
348.
Economics
and
Business,
1999,
Vol.
1,
No.
5.
Sumber:
Hasil
Outp
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Treasury Vol.1,
Review No.1,
Vol. 2016,
Analisis
PGinanjar
engaruh
Indonesian 1 No. 1,H2016 al.
3Hal
9-‐50
39-50
Halaman 44 Aji Nugroho
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g e
|
44
Ginanjar
Aji
Nugroho
data
yang
merupakan
gabungan
antara
data
time
Gambar
3.
Diagram
Jalur
series
dan
cross
section
(Kuncoro,
2013).
Penelitian
ini
menggabungkan
data
time
series
selama
kurun
waktu
lima
tahun
yaitu
dari
tahun
2009
sampai
dengan
2013,
dan
pengamatan
cross
section
pada
20
provinsi
di
Indonesia.
Teknik
yang
dipakai
dalam
pengumpulan
data
adalah
melalui
9
Imam
Ghozali,
Model
Persamaan
Struktural:
studi
pustaka.
Studi
pustaka
merupakan
teknik
Konsep
dan
Aplikasi
dengan
Program
AMOS
22.0,
untuk
mendapatkan
informasi
melalui
catatan,
(Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
literatur,
dokumentasi
dan
lain-‐lain
yang
masih
Diponegoro,
2011).
relevan
dengan
penelitian
ini.
Sedangkan
teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
simple
random
sampling.
Simple
random
sampling
adalah
cara
pengambilan
sampel
Keterangan:
dari
anggota
populasi
tanpa
memperhatikan
INF
:
Pengeluaran
Infrastruktur;
tingkatan
dalam
anggota
populasi
tersebut
KES
:
Pengeluaran
Kesehatan;
(Riduwan
dan
Kuncoro,
2014).
Dalam
kata
lain,
PEND
:
Pengeluaran
Pendidikan;
setiap
elemen
dari
populasi
memiliki
kesempatan
PE
:
Pertumbuhan
Ekonomi;
yang
sama
untuk
dipilih
(Kuncoro,
2014).
IPM
:
Indeks
Pembangunan
Manusia
3.1. Analisis
Jalur
4. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Penelitian
ini
menggunakan
metode
analisis
Hasil
pengujian
menggunakan
analisis
jalur
jalur
dengan
tujuan
untuk
membuktikan
dan
diperoleh
hasil
sebagai
berikut:
menganalisis
pengaruh
variabel
eksogen
terhadap
variabel
endogen.
Pengaruh
tersebut
dapat
ditunjukkan
dengan
penggunaan
variabel
bebas,
Gambar
4.
Hasil
Analisis
Jalur
untuk
IPM
Tinggi
variabel
antara
dan
variabel
terikat.
Menurut
Riduwan
dan
Kuncoro
(2014),
teknik
analisis
jalur
digunakan
untuk
menguji
besarnya
kontribusi
yang
ditunjukkan
oleh
koefisien
jalur
pada
setiap
diagram
jalur
dari
hubungan
kausal
antar
variabel
X1,
X2,
dan
X3
terhadap
Y
serta
dampaknya
kepada
Z.
Analisis
jalur
dapat
digunakan
untuk
menguji
persamaan
regresi
yang
melibatkan
beberapa
variabel
eksogen
dan
variabel
endogen
sekaligus,
sehingga
memungkinkan
pengujian
terhadap
variabel
antara
.9
Sumber:
Hasil
Output
IBM
SPSS
AMOS
21.0
Gambar
3.
Diagram
Jalur
9
Imam
Ghozali,
Model
Persamaan
Struktural:
Konsep
dan
Aplikasi
dengan
Program
AMOS
22.0,
(Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro,
2011).
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Indonesian Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
Analisis
Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Ginanjar Aji Nugroho Halaman 45
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g e
|
45
Ginanjar
Aji
Nugroho
Gambar
5.
Hasil
Analisis
Jalur
untuk
IPM
Rendah
menyatakan
bahwa
pengeluaran
pemerintah
memberikan
kontribusi
positif
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
Hasil
penelitian
ini
juga
menguatkan
pendapat
Aisa
dan
Pueyo
(2006)
yang
dalam
penelitiannya
menyimpulkan
bahwa
pengeluaran
pemerintah
untuk
kesehatan
mempunyai
kontribusi
positif
terhadap
harapan
hidup
dan
pertumbuhan
ekonomi.
Hasil
pengujian
tentang
pengeluaran
pemerintah,
memberikan
kesimpulan
tentang
kebenaran
teori
pertumbuhan
ekonomi
yang
salah
satunya
mengatakan
bahwa
pertumbuhan
ekonomi
merupakan
proses
kenaikan
output
dalam
jangka
panjang
(Boediono,
2012).
Hal
ini
dapat
ditunjukkan
melalui
hasil
PDRB
provinsi
yang
cenderung
Sumber:
Hasil
Output
IBM
SPSS
AMOS
21.0
mengalami
kenaikan
setiap
tahunnya.
Sebagian
besar
daerah
obyek
penelitian
tercatat
mempunyai
Rangkuman
hasil
penelitian
dapat
dilihat
pada
tabel
pencapaian
PDRB
yang
cenderung
mengalami
berikut
ini:
peningkatan
setiap
tahunnya.
Hanya
provinsi
NTB
dan
Papua
yang
tercatat
mengalami
penurunan
Tabel
2.
Hubungan
antara
Variabel
Eksogen
dan
PDRB,
yaitu
di
provinsi
NTB
terjadi
pada
tahun
2011
Endogen
(IPM
Tinggi)
dan
tahun
2012,
serta
di
Papua
terjadi
pada
tahun
2010
dan
2011.
Sedangkan
laju
pertumbuhan
PDRB
Variabel
Endogen
Variabel
relatif
besar
tercatat
di
provinsi
Sulawesi
Barat
dan
IPM
Papua
Barat.
Berkaitan
dengan
pencapaian
kualitas
Eksogen
PE
IPM
melalui
PE
manusia
yang
dideskripsikan
dengan
angka
IPM,
hal
INF
Signifikan
Tidak
Signifikan
ini
menunjukkan
bahwa
pertumbuhan
ekonomi
signifikan
yang
tinggi,
yang
dilihat
dari
laju
pertumbuhan
KES
Signifikan
Tidak
Signifikan
PDRB,
tidak
serta
merta
mencerminkan
angka
IPM
signifikan
yang
tinggi
pula.
PEND
Tidak
Tidak
Tidak
Sektor
kesehatan
juga
perlu
mendapat
signifikan
signifikan
signifikan
perhatian
guna
menciptakan
sumber
daya
yang
PE
-‐
Signifikan
-‐
kompeten
untuk
ikut
andil
dalam
proses
Sumber:
Output
IBM
SPSS
AMOS
21.0
(data
diolah)
pembangunan
mengingat
kontribusinya
yang
relatif
besar
dalam
menggerakkan
roda
perekonomian
dan
Tabel
3.
Hubungan
antara
Variabel
Eksogen
dan
mendorong
pertumbuhan
ekonomi.
Kesimpulan
ini
Endogen
(IPM
Rendah)
bertolak
belakang
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Butkiewicz
dan
Yanikkaya
(2011)
yang
Variabel
Endogen
menyebutkan
bahwa
pengeluaran
total
pemerintah
Variabel
mempunyai
dampak
negatif
terhadap
pertumbuhan
PE
IPM
IPM
melalui
Eksogen
ekonomi.10
Untuk
dapat
menstimulasi
terjadinya
PE
INF
Tidak
Tidak
Tidak
pertumbuhan
ekonomi,
beberapa
negara
signifikan
signifikan
signifikan
berkembang
perlu
membatasi
pengeluaran
untuk
KES
Tidak
Tidak
Tidak
konsumsi
dan
lebih
banyak
melakukan
investasi
di
signifikan
signifikan
signifikan
sektor
infrastruktur.
PEND
Signifikan
Tidak
Signifikan
Meluasnya
perkembangan
wilayah
industri
signifikan
dapat
menimbulkan
adanya
eksternalitas,
seperti
PE
-‐
Signifikan
-‐
terganggunya
sektor
pertanian
yang
memerlukan
Sumber:
Output
IBM
SPSS
AMOS
21.0
(data
diolah)
lahan
untuk
berproduksi.
Studi
yang
dilakukan
oleh
Hidayat,
Sari
dan
Aqualdo
(2011)
menyebutkan
4.1. Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah
bahwa
pengeluaran
infrastruktur,
meskipun
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
menunjukkan
adanya
hubungan
searah
yang
positif,
tidak
menunjukkan
pengaruh
signifikan
terhadap
Pada
daerah
dengan
IPM
yang
tergolong
tinggi,
ditemukan
bahwa
kontribusi
yang
relatif
besar
dalam
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
terdapat
10
James
L Butkiewicz
dan
Halit
Yanikkaya,
pada
pengeluaran
di
sektor
kesehatan
dan
“Institutions
and
the
Impact
of
Government
infrastruktur.
Kesimpulan
ini
sependapat
dengan
Spending
on
Growth”,
Journal
of
Applied
hasil
penelitian
dari
Alexiou
(2009)
yang
Economics,
2011,
Vol.
XIV,
No.
2,
hlm.
319-‐341.
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia
Analisis
PGinanjar
engaruh
Aji Nugroho
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Indonesian Review
Treasury Vol.1,
Review No.1,
Vol. 2016,
1 No. 1,H2016 al.
3Hal
9-‐50
39-50
Halaman 46
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g e
|
46
Ginanjar
Aji
Nugroho
14
Boediono,
Op.Cit.
Analisis
Analisis Pengaruh
Pengaruh PengeluranPengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan EkonomiEdan
Pertumbuhan
Indeks Pembangunan
konomi
dan
Indeks
Manusia di Indonesia Manusia
di
Indonesia
Pembangunan
Indonesian
Analisis
Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
P a g e
|
47
Ginanjar
Ginanjar Aji
Nugroho
Aji Nugroho Halaman 47
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g e
|
47
Ginanjar
Aji
Nugroho
4.3. Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah
4.3. terhadap
Pengaruh
Indeks
Pembangunan
Pengeluaran
Manusia
Pemerintah
5. KESIMPULAN
DAN
SARAN
melalui
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indeks
Pembangunan
Manusia
5. KESIMPULAN
DAN
SARAN
melalui
Pertumbuhan
Ekonomi
5.1.
Kesimpulan
Pada
kelompok
daerah
dengan
angka
IPM
tinggi,
kontribusi
Pada
kelompok
positif
daerah
ditunjukkan
dengan
angka
melalui
IPM
5.1. Kesimpulan
Penelitian
ini
mengungkapkan
beberapa
pengeluaran
tinggi,
kontribusi
di
sektor
kesehatan
positif
dan
infrastruktur
ditunjukkan
melalui
kesimpulan
Penelitian
yaitu,
ini
pertama,
bahwa
pengeluaran
mengungkapkan
beberapa
dengan
pengeluaran
kontribusi
yang
di
sektor
relatif
besar
kesehatan
dan
dibandingkan
infrastruktur
pemerintah
kesimpulan
mempunyai
yaitu,
pertama,
kontribusi
bahwa
positif
dalam
pengeluaran
dengan
jenis
pengeluaran
kontribusi
lainnya.
yang
relatif
besar
Sedangkan
dibandingkan
pada
menciptakan
pemerintah
mempunyai
pertumbuhan
ekonomi.
positif
kontribusi
Akan
tetapi,
dalam
kelompok
dengan
jenis
daerah
dengan
pengeluaran
angka
lainnya.
IPM
rendah,
Sedangkan
pada
terdapat
menciptakan
pola
pertumbuhan
yang
berbeda
diantara
Akan
ekonomi.
dua
tetapi,
obyek
kontribusi
kelompok
positif
daerah
ditunjukkan
melalui
IPM
dengan
angka
pengeluaran
rendah,
penelitian,
terdapat
pola
dimana
yang
pada
kelompok
berbeda
daerah
diantara
dua
dengan
obyek
pendidikan
kontribusi
positif
yang
relatif
lebih
melalui
ditunjukkan
besar
dibandingkan
pengeluaran
angka
penelitian,
IPM
tinggi
dimana
menunjukkan
pada
kelompok
bahwa
pengeluaran
daerah
dengan
jenis
pendidikan
pengeluaran
lainnya,
yang
relatif
yakni
dibandingkan
lebih
besar
pengeluaran
kesehatan
angka
IPM
tinggi
dan
infrastruktur
menunjukkan
memiliki
kontribusi
bahwa
pengeluaran
infrastruktur
jenis
pengeluaran
ataupun
lainnya,
pengeluaran
yakni
kesehatan.
pengeluaran
Hal
yang
kesehatan
relatif
dan
lebih
besar
dibandingkan
infrastruktur
dengan
memiliki
kontribusi
ini
infrastruktur
sependapat
dengan
ataupun
Sasana
kesehatan.
pengeluaran
(2012)
yang
Hal
pengeluaran
yang
relatif
lebih
lainnya
dalam
besar
dibandingkan
mendorong
dengan
mengemukakan
ini
sependapat
bahwa
dengan
pengeluaran
Sasana
(2012)
pemerintah
yang
pertumbuhan
pengeluaran
ekonomi.
lainnya
Adapun
dalam
pada
mendorong
kelompok
mempunyai
mengemukakan
pengaruh
terhadap
IPM
bahwa
pengeluaran
melalui
pemerintah
daerah
pertumbuhan
dengan
ekonomi.
angka
IPM
Adapun
rendah
mengindikasikan
pada
kelompok
peningkatan
mempunyai
kualitas
pengaruh
sarana
dan
prasarana
terhadap
umum
IPM
melalui
bahwa
daerah
dengan
pengeluaran
angka
IPM
pendidikan
mempunyai
rendah
mengindikasikan
atau
peningkatan
program-‐program
kualitas
sarana
langsung
yang
umum
dan
prasarana
dapat
kontribusi
bahwa
pengeluaran
yang
relatif
lebih
besar
dibandingkan
pendidikan
mempunyai
merangsang
atau
program-‐program
produktivitas
langsung
yang
lebih
yang
besar
dapat
bagi
pengeluaran
kontribusi
yang
lainnya
relatif
lebih
dalam
mendorong
besar
dibandingkan
masyarakat
merangsang
serta
pelaku
usaha
produktivitas
yang
di
lebih
daerah.
Namun,
besar
bagi
pertumbuhan
pengeluaran
ekonomi.
lainnya
Kedua,
dalam
pertumbuhan
mendorong
hal
masyarakat
ini
berbeda
serta
dengan
pelaku
hasil
usaha
penelitian
di
daerah.
Sumiyati
Namun,
ekonomi
pertumbuhan
mempunyai
kontribusi
ekonomi.
yang
pertumbuhan
Kedua,
relatif
besar
(2008)
hal
ini
berbeda
yang
menyebutkan
dengan
hasil
bahwa
penelitian
belanja
atau
Sumiyati
dalam
ekonomi
menentukan
mempunyai
angka
IPM.
Hal
kontribusi
ini
relatif
yang
terjadi
besar
pada
pengeluaran
(2008)
yang
yang
dilakukan
menyebutkan
pemerintah
bahwa
belanja
tidak
atau
baik
dalam
kelompok
menentukan
daerah
angka
dengan
angka
IPM.
Hal
IPM
tinggi
ini
terjadi
pada
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
IPM.
pengeluaran
yang
dilakukan
pemerintah
tidak
maupun
baik
kelompok
kelompok
daerah
daerah
dengan
dengan
angka
angka
IPM
IPM
tinggi
Badrudin
dan
Khasanah
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
IPM.
(2011)
juga
rendah.
maupun
Kesimpulan
kelompok
ini
juga
memperkuat
daerah
dengan
angka
pendapat
IPM
mengungkapkan
Badrudin
dan
hal
Khasanah
yang
sama
(2011)
yang
dalam
juga
tentang
rendah.
Kesimpulan
adanya
trickle
down
ini
juga
effect
pertumbuhan
memperkuat
pendapat
penelitiannya
mengungkapkan
menunjukkan
hal
yang
bahwa
sama
belanja
yang
daerah
dalam
ekonomi
adanya
tentang
terhadap
IPM.
trickle
Terakhir,
down
pengeluaran
effect
pertumbuhan
yang
penelitiannya
diproksikan
dengan
alokasi
menunjukkan
bahwa
belanja
di
daerah
belanja
sektor
pemerintah
ekonomi
terhadap
mempunyai
IPM.
kontribusi
Terakhir,
positif
secara
pengeluaran
pendidikan,
yang
diproksikan
kesehatan
dan
belanja
dengan
alokasi
infrastruktur
di
sektor
tidak
pemerintah
langsung
dalam
mendorong
mempunyai
meningkatnya
kontribusi
positif
secara
mempunyai
pendidikan,
pengaruh
kesehatan
yang
dan
tidak
infrastruktur
signifikan
IPM.
tidak
Hal
ini
dapat
langsung
dalam
terjadi
melalui
meningkatnya
mendorong
pertumbuhan
terhadap
mempunyai
pembangunan
pengaruh
manusia
yang
yang
tidak
diproksikan
signifikan
ekonomi
IPM.
Hal
sebagai
komponen
ini
dapat
perantaranya.
terjadi
melalui
Namun
pertumbuhan
kedalam
terhadap
IPM. 15
pembangunan
manusia
yang
diproksikan
terdapat
ekonomi
sebagai
perbedaan
perilaku
komponen
antara
kelompok
perantaranya.
Namun
kedalam
IPM.15
yang
dilakukan
oleh
Lubis
(2013)
Penelitian
daerah
terdapat
dengan
angka
IPM
perbedaan
tinggi
antara
perilaku
dengan
kelompok
mengemukakan
bahwa
Penelitian
yang
pengeluaran
dilakukan
oleh
Lubis
di
(2013)
sektor
daerah
dengan
angka
IPM
IPM
tinggi
rendah.
Pada
kelompok
dengan
pendidikan
mengemukakan
dan
bahwa
kesehatan
dapat
meningkatkan
pengeluaran
di
sektor
daerah
dengan
dengan
angka
angka
IPM
IPM
tinggi,
rendah.
Pada
pengeluaran
kelompok
kualitas
pendidikan
sumber
dan
daya
manusia
kesehatan
melalui
dapat
konsumsi
meningkatkan
kesehatan
daerah
dengan
dan
infrastruktur
angka
IPM
terlihat
mempunyai
tinggi,
pengeluaran
nutrisi
kualitas
yang
baik,
sumber
daya
partisipasi
pendidikan,
manusia
melalui
dan
konsumsi
kontribusi
kesehatan
dan
tidak
langsung
yang
infrastruktur
terlihat
relatif
besar
mempunyai
kemudahan
nutrisi
yang
akses
baik,
terhadap
kesehatan
partisipasi
pendidikan,
sehingga
dan
terhadap
angka
IPM
melalui
pertumbuhan
ekonomi.
kontribusi
tidak
langsung
yang
relatif
besar
setiap
kemudahan
individu
akses
mempunyai
ketahanan
terhadap
kesehatan
fisik,
sehingga
Sedangkan
pada
kelompok
daerah
dengan
angka
terhadap
angka
IPM
melalui
pertumbuhan
ekonomi.
kemampuan,
setiap
individu
pengetahuan,
mempunyai
dan
keterampilan
ketahanan
fisik,
IPM
Sedangkan
rendah
pada
terlihat
bahwa
pengeluaran
kelompok
daerah
dengan
pendidikan
angka
sebagai
kemampuan,
modal
dasar
manusia
(human
pengetahuan,
capital).
Hal
dan
keterampilan
mempunyai
IPM
rendah
terlihat
kontribusi
secara
bahwa
tidak
langsung
pengeluaran
dalam
pendidikan
ini
sebagai
juga
modal
menguatkan
pendapat
(human
dasar
manusia
Asri,
Nikensari
capital).
dan
Hal
menentukan
mempunyai
kontribusi
angka
IPM
secara
melalui
pertumbuhan
tidak
langsung
dalam
Kuncara
ini
juga
menguatkan
(2013)
yang
pendapat
dalam
penelitiannya
Asri,
Nikensari
dan
ekonomi.
menentukan
angka
IPM
melalui
pertumbuhan
mengungkapkan
Kuncara
(2013)
bahwa
yang
pengeluaran
pemerintah
dalam
penelitiannya
ekonomi.
khususnya
mengungkapkan
pada
bahwa
sektor
pengeluaran
pendidikan
mempunyai
pemerintah
5.2.
Saran
kontribusi
khususnya
yang
pada
relatif
besar
pendidikan
sektor
terhadap
angka
IPM.16
mempunyai
5.2.
SSaran
esuai
dengan
kesimpulan
yang
telah
kontribusi
yang
relatif
besar
terhadap
angka
IPM.16
disebutkan
Sesuai
di
dengan
atas,
dapat
diajukan
saran
kesimpulan
yang
sebagai
telah
berikut:
disebutkan
di
atas,
dapat
diajukan
saran
sebagai
15
Rudy
Badrudin
dan
Mufidhatul
Khasanah,
berikut:
15
“Pengaruh
Pendapatan
5.2.1 Pengeluaran
pemerintah
mempunyai
Rudy
Badrudin
dan
dan
Belanja
Khasanah,
Mufidhatul
Daerah
Terhadap
PPembangunan
“Pengaruh
endapatan
dan
Manusia
Belanja
di
Provinsi
Daerah
5.2.1 kontribusi
Pengeluaran
secara
langsung
mempunyai
pemerintah
terhadap
Buletin
pertumbuhan
secara
kontribusi
ekonomi
dan
kontribusi
langsung
secara
terhadap
Daerah
Istimewa
Terhadap
Yogyakarta”,
Pembangunan
Manusia
di
Ekonomi,
Provinsi
Jurnal
Istimewa
Manajemen,
Akuntansi
Buletin
dan
Ekonomi,
Ekonomi
tidak
langsung
ekonomi
pertumbuhan
terhadap
dan
Indeks
Pembangunan
kontribusi
secara
Daerah
Yogyakarta”,
Pembangunan,
2011,
VAkuntansi
ol.
9,
No.
1,
hdan
lm.
23-‐30. Manusia
(IPM).
tidak
langsung
Namun,
terhadap
tidak
Pembangunan
Indeks
semua
jenis
Jurnal
Manajemen,
Ekonomi
Pembangunan,
2011,
Vol.
9,
No.
1,
hlm.
23-‐30. Manusia
(IPM).
Namun,
tidak
semua
jenis
16
Meylina
Astri,
Sri
Indah
Nikensari
dan
Harya
16 Indonesia”,
Jurnal
Pendidikan
Ekonomi
dan
Bisnis,
Kuncara
Meylina
W,
“Pengaruh
Astri,
Pengeluaran
Sri
Indah
Nikensari
Pemerintah
dan
Harya
Daerah
Kuncara
Pada
Sektor
Pendidikan
W,
“Pengaruh
Pengeluaran
dan
Pemerintah
Kesehatan
2013,
Vol.
1,
Jurnal
Indonesia”,
No.
1.
Pendidikan
Ekonomi
dan
Bisnis,
Terhadap
Indeks
Daerah
Pada
Sektor
Pembangunan
Pendidikan
dan
Manusia
di
Kesehatan
2013,
Vol.
1,
No.
1.
Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Analisis
Ekonomi
Pertumbuhan Pengaruh
Pengeluaran
dan Indeks PembangunanPemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Manusia di Indonesia
Indonesian Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
Halaman 48 Ginanjar Aji Nugroho
P a g e
|
48
Ginanjar
Aji
Nugroho
pengeluaran
memberikan
kontribusi
yang
pada
kelompok
daerah
dengan
IPM
tinggi
sama.
Untuk
itu,
kelompok
daerah
dengan
menunjukkan
bahwa
yang
memiliki
angka
IPM
rendah
perlu
memaksimalkan
kontribusi
secara
tidak
langsung
terhadap
pengeluarannya,
terutama
pada
pengeluaran
IPM
adalah
pengeluaran
kesehatan
dan
yang
terindikasi
mempunyai
kontribusi
infrastruktur,
sedangkan
pada
kelompok
positif,
seperti
pada
pengeluaran
pendidikan.
daerah
dengan
IPM
rendah
menunjukkan
Sedangkan
untuk
daerah
dengan
angka
IPM
bahwa
yang
memiliki
kontribusi
secara
tidak
tinggi,
perlu
memperhatikan
pengeluarannya
langsung
terhadap
IPM
adalah
pengeluaran
di
sektor
kesehatan,
seperti
misalnya:
pendidikan.
Pendidikan
dan
kesehatan
merupakan
bagian
fundamental
dari
a. Untuk
daerah
dengan
IPM
tinggi,
dimana
pembangunan
manusia.
Hal
ini
dapat
pengeluaran
kesehatan
mempunyai
ditempuh
dengan
salah
satu
caranya
yaitu
peranan
yang
vital,
maka
pemerintah
pengelolaan
terhadap
human
capital.
Untuk
dapat
mengoptimalkan
pemberian
itu,
baik
kelompok
daerah
IPM
tinggi
maupun
Bantuan
Operasional
Kesehatan
(BOK);
kelompok
daerah
IPM
rendah
sama-‐sama
b. Untuk
daerah
dengan
IPM
rendah,
dimana
perlu
melakukan
optimalisasi
pengeluarannya
pengeluaran
pendidikan
mempunyai
untuk
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
peranan
yang
lebih
penting,
maka
pada
umumnya
dan
memperbaiki
angka
IPM
pemerintah
dapat
mengoptimalkan
pada
khususnya.
Pembentukan
human
capital
pemberian
Bantuan
Operasional
dapat
dilakukan
dengan
cara
penyelenggaraan
Pendidikan
(BOP).
program
pendidikan
dan
pelatihan
serta
penyediaan
fasilitas-‐fasilitas
publik
yang
5.2.2 Pertumbuhan
ekonomi
merupakan
sebuah
memadai
sehingga
masyarakat
dapat
dengan
instrument
penting
yang
dapat
digunakan
mudah
memperoleh
akses
pelayanan
publik.
untuk
melihat
kondisi
perekonomian
suatu
Untuk
daerah
dengan
IPM
tinggi,
pemerintah
daerah.
Meskipun
tidak
bersifat
mutlak,
dapat
memberikan
prioritas
pengeluaran
namun
pertumbuhan
ekonomi
mampu
kesehatan,
sedangkan
untuk
daerah
dengan
menjadi
tolok
ukur
untuk
mengetahui
kondisi
IPM
rendah
maka
pemerintah
dapat
perekonomian,
apakah
sehat
atau
tidak.
Untuk
mengoptimalkan
pengeluaran
pendidikan.
itu,
pemerintah,
baik
pada
kelompok
daerah
Untuk
mendukung
hal
ini,
pemerintah
dapat
IPM
tinggi
maupun
kelompok
daerah
IPM
melakukan
investasi
yang
lebih
besar
pada
rendah
perlu
menjaga
stabilitas
pertumbuhan
sektor
pendidikan
dan
kesehatan.
ekonomi.
Alternatif
yang
dapat
dilakukan
antara
lain:
6. IMPLIKASI
DAN
KETERBATASAN
Penelitian
ini
mempunyai
implikasi
terhadap
a. Meningkatkan
arus
investasi
daerah,
pengambilan
kebijakan
yang
diambil
terkait
dengan
baik
dari
dalam
maupun
luar
negeri
kondisi
yang
ditemui
di
lapangan
sebagaimana
dengan
melakukan
promosi
investasi
disebutkan
dalam
hasil
penelitian.
Implikasi
serta
menyelenggarakan
reformasi
kebijakan
yang
dimaksud
adalah
berkaitan
dengan
birokrasi
terkait
dengan
pengurusan
perbaikan
pengelolaan
pemerintah
dalam
administrasinya;
hubungannya
dengan
pertumbuhan
ekonomi
dan
b. Membangun
sarana
infrastruktur
yang
indeks
pembangunan
manusia.
Pada
intinya,
dapat
menunjang
aktivitas
ekonomi,
pemerintah
daerah
perlu
mengoptimalkan
seperti
pembangunan
jalan,
jembatan
pengeluarannya,
khususnya
pada
pengeluaran
dan
pelabuhan;
pendidikan,
kesehatan
dan
infrastruktur
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
yang
pada
c. Menciptakan
lapangan
kerja
bagi
akhirnya
berimplikasi
pada
peningkatan
indeks
masyarakat
lokal;
pembangunan
manusia.
d. Untuk
menjaga
daya
beli
masyarakat,
Penelitian
ini
mempunyai
beberapa
pemerintah
daerah
perlu
menjaga
keterbatasan
sehingga
berpotensi
untuk
dilakukan
tingkat
inflasi
daerah.
pengembangan
pada
penelitian
berikutnya,
antara
5.2.3 Pengeluaran
pemerintah
mempunyai
lain:
kontribusi
tidak
langsung
terhadap
capaian
6.1 Penelitian
ini
menggunakan
sampel
yang
relatif
angka
indeks
pembangunan
manusia
(IPM)
sedikit
untuk
mewakili
kelompok
daerah
yang
melalui
pertumbuhan
ekonomi.
Akan
tetapi
mempunyai
angka
IPM
tinggi
dan
kelompok
terdapat
respon
yang
berbeda
antara
dua
daerah
dengan
angka
IPM
rendah.
Dengan
kelompok
daerah
dalam
memberikan
demikian,
penelitian
selanjutnya
dapat
kontribusi
peningkatan
angka
IPM,
dimana
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Analisis
PEkonomi
Pertumbuhan engaruh
Pengeluaran
dan Indeks Pemerintah
Pembangunan Terhadap
Indonesian
Treasury
Manusia di Indonesia Review
Treasury
Indonesian Vol.1,
Review
No.1,
Vol.
2016,
H2016
1 No. 1, al.
3Hal
9-‐50
39-50
Pertumbuhan
Ginanjar Aji Nugroho Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
P a g Halaman
e
|
49
49
Ginanjar
Aji
Nugroho
menggunakan
sampel
yang
lebih
luas
untuk
World
Development.
Vol.
36,
No.
8,
hlm.
1317-‐
memperkuat
daya
generalisasi.
1341.
6.2 Penelitian
ini
menggunakan
periode
tahun
yang
Barro,
R.
(2013).
“Education
and
Economic
Growth”,
relatif
cukup
singkat,
yaitu
5
tahun,
sehingga
Annals
of
Economic
and
Finance.
Vol.
14-‐2
(A),
untuk
keperluan
kolektivitas
data
yang
lebih
hlm.
277-‐304.
banyak
maka
dalam
penelitian
selanjutnya
dimungkinkan
untuk
menambah
masa
periode
Benos,
Nikos
dan
Stefania
Zotou.
(2014).
“Education
observasi.
and
Economic
Growth:
A
Meta-‐regression
Analysis”,
World
Development,
Vol.
64,
hlm.
6.3 Penelitian
ini
menggunakan
3
jenis
pengeluaran
669-‐689.
pemerintah,
yakni
pengeluaran
kesehatan,
Boediono.
(2012).
Teori
Pertumbuhan
Ekonomi,
Edisi
pendidikan
dan
infrastruktur
yang
dikaitkan
Pertama.
Yogyakarta:
BPFE.
dengan
pertumbuhan
ekonomi
dan
indeks
pembangunan
manusia.
Mengingat
pengeluaran
Butkiewicz,
James
L.
dan
Halit
Yanikkaya.
(2011).
pemerintah
dibagi
ke
dalam
beberapa
bidang,
“Institutions
and
the
impact
of
government
maka
terbuka
kemungkinan
untuk
dilakukan
spending
on
growth”,
Journal
of
Applied
penelitian
berikutnya
guna
mengetahui
lebih
Economics.
Vol.
XIV,
No.
2,
hlm.
319-‐341.
lanjut
variabel
pengeluaran
apa
yang
paling
Christy,
Fhino
Andrea
dan
Priyo
Hari
Adi.
(2009).
dominan
memberikan
kontribusi
dalam
“Hubungan
antara
Dana
Alokasi
Umum,
Belanja
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
dan
Modal
dan
Kualitas
Pembangunan
Manusia”,
indeks
pembangunan
manusia.
The
3rd
National
Conference
UKWMS.
PENGHARGAAN
(ACKNOWLEDGEMENT)
Garson,
G.
David.
(2012).
Testing
Statistical
Assumptions.
Statistical
Associates
Publishing,
Kami
mengucapkan
terima
kasih
kepada
berbagai
pihak
yang
telah
mendukung
dan
Ghozali,
Imam.
(2011).
Model
Persamaan
Struktural:
memberikan
kontribusi
sehingga
penelitian
ini
Konsep
dan
Aplikasi
dengan
Program
AMOS
dapat
terselesaikan.
Bersama
ini
pula
kami
22.0.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
menyampaikan
bahwa
penelitian
ini
tidak
terlepas
Diponegoro.
dari
kemungkinan
eror,
dan
hal
tersebut
menjadi
Haryanto,
Tommy
Prio.
(2013).
“Pengaruh
tanggung
jawab
penulis.
Ucapan
terima
kasih
khusus
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
kami
sampaikan
kepada
Dewan
Redaksi
Indonesian
Pertumbuhan
Ekonomi
Kabupaten/
Kota
di
Treasury
Review
yang
memungkinkan
karya
tulis
Provinsi
Jawa
Tengah
Tahun
2007-‐2011”,
ilmiah
ini
dapat
diterbitkan.
Economics
Development
Analysis
Journal,
Vol.
2
(3).
DAFTAR
PUSTAKA
Harttgen,
Kenneth
dan
Stephan
Klasen.
(2011).
“A
Arsyad,
Lincolin.
(2006).
Ekonomi
Pembangunan.
Household-‐Based
Human
Development
Index”,
Erlangga.
Jakarta.
World
Development,
Vol.
40,
No.
5,
hlm.
878-‐
Astri,
Meylina,
Sri
Indah
Nikensari
dan
Harya
899.
Kuncara
W.
(2013).
“Pengaruh
Pengeluaran
Hayek,
F.
A.
(1945).
“The
Use
of
Knowledge
in
Pemerintah
Daerah
Pada
Sektor
Pendidikan
Society”,
American
Economic
Review,
Vol.
dan
Kesehatan
Terhadap
Indeks
XXXV,
hlm.
519-‐530.
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia”,
Jurnal
Pendidikan
Ekonomi
dan
Bisnis,
Vol.
1
No.
1.
Hidayat,
Muhammad,
Sari
Lapeti
dan
Aqualdo,
Maret
2013.
Nobel.
(2011).
“Analisis
Faktor-‐faktor
yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Ekonomi
Kota
Badan
Pusat
Statistik.
(2014).
Statistik
Indonesia
Pekanbaru”,
Jurnal
Sosial
Ekonomi
2014.
Jakarta:
Badan
Pusat
Statistik.
Pembangunan,
Vol.
II,
No.4.
Badrudin,
Rudy
dan
Mufidhatul
Khasanah.
(2011).
Hyman,
David
N.
(2004).
Public
Finance:
A
“Pengaruh
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
Contemporary
Application
of
Theory
to
Policy,
Terhadap
Pembangunan
Manusia
di
Provinsi
Eight
Edition.
South-‐Western.
Daerah
Istimewa
Yogyakarta”,
Buletin
Jhingan,
M.L.
(1992).
Ekonomi
Pembangunan
dan
Ekonomi,
Jurnal
Manajemen,
Akuntansi
dan
Perencanaan.
Jakarta:
Rajawali.
Ekonomi
Pembangunan,
Vol.
9,
No.
1.
April
2009:
23-‐30.
Kementerian
Pekerjaan
Umum.
(2013).
Buku
Informasi
Statistik
Pekerjaan
Umum
2013.
Baldacci,
E.
et
al.
(2008).
“Social
Spending,
Human
Jakarta:
Pusdata
Kementerian
Pekerjaan
Capital,
and
Growth
in
Developing
Countries”,
Umum.
Analisis Pengaruh Pengeluran Pemerintah Terhadap
Analisis
P
Pertumbuhan engaruh
Ekonomi Pengeluaran
dan Indeks PembangunanPemerintah
Terhadap
Indonesian
Treasury
Review
Vol.1,
No.1,
2016,
Hal.
39-‐50
Manusia di Indonesia
Indonesian Treasury Review Vol. 1 No. 1, 2016 Hal 39-50
Pertumbuhan
Ekonomi
dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
di
Indonesia
Halaman 50 Ginanjar Aji Nugroho
P a g e
|
50
Ginanjar
Aji
Nugroho