You are on page 1of 7

GAMBARAN PENGGUNAAN RADIOGRAFI GIGI DI BALAI

PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS


SAM RATULANGI MANADO

1
Marvrits Kanter
2
P.S Anindita
2
Lenny Winata

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: wazengmarvritskanter@yahoo.com

Abstract: The using of dental radiography had been known as medium dental science to
helpfully determine diagnose and elected the treatment plan. Dental science education hospital
(BP-RSGM Unsrat) is the place where the co-assistant student of dental science continuing their
education. All things carry with the standard operating procedure, fill the treatment until the
treatment plan done. If we follow the procedure, in particular cases, co-ass student must using
radiography to determine the diagnose and treatment plan. The purposes of this research is to
describe the using of dental radiography in BP-RSGM Unsrat. This research tend descriptive
method. Data were collected in entire medical records which conduct the patient data
radiography who needs the dental radiography in BP-RSGM Unsrat January-December 2012
period, amount of 1710 cases. The results based on the medical records of 63 orthodontic
records data, 58 (87.4%) did not use dental radiography. Based on 96 medical records were
recorded conservation treatment, 68 (70.8%) did not use dental radiography, which requires a
total of only 10% of dental radiographs are using. Medical records were noted abnormalities in
the field of oral surgery, oral disease, and none of Periodontology using dental radiographs.
Types of intraoral radiographs used 73.7% and entirely using periapical radiographs, and 10
(26.3%) were recorded using medical records and all types of extraoral using panoramic
radiographs. Dental radiography is used for enforcement of diagnosis and treatment process and
there is no use for the evaluation of treatment.
Keyword: Radiography application, intraoral radiography, extraoral radiography

Abstrak: Penggunaan radiografi gigi telah lama dikenal sebagai suatu sarana dalam kedokteran
gigi yang sangat membantu dalam penegakan diagnosa dan penentuan rencana perawatan. Balai
Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (BP-RSGM Unsrat) merupakan tempat dimana para
mahasiswa profesi melanjutkan studinya. Segala hal diajarkan sesuai dengan prosedur, mulai
dari pengisian rekam medik sampai pada perawatan yang dilakukan. Jika mengikuti prosedur,
seharusnya pada kasus tertentu, dokter gigi muda harus menggunakan radiografi untuk
penegakan diagnose dan rencana perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran penggunaan radiografi gigi di BP-RSGMP Universitas Sam Ratulangi Manado.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada seluruh data rekam medik
yang berisi data pasien yang memerlukan radiografi gigi di BP-RSGMP Universitas Sam
Ratulangi Januari-Desember 2012, yang berjumlah 1710. 10% rekam medik menggunakan
radiografi gigi. Berdasarkan 63 rekam medik yang mencatat data ortodonti, 58 (87,4%) tidak
menggunakan radiografi gigi. 96 rekam medik yang tercatat melakukan perawatan konservasi,
68 (70,8%) tidak menggunakan radiografi gigi, dari keseluruhan yang membutuhkan radiografi
gigi hanya 10% yang menggunakan. Rekam medik yang mencatat bidang bedah mulut, penyakit
mulut, dan periodonti tidak satupun yang menggunakan radiografi gigi. Jenis radiografi
intraoral yang digunakan 73,7% dan selurunya menggunakan radiografi periapikal, dan 10
(26,3%) rekam medik yang mencatat menggunakan jenis ekstraoral dan semuanya
menggunakan radiografi panoramik. Radiografi gigi digunakan untuk penegakan diagnosa dan
proses perawatan dan tidak ada yang menggunakan untuk evaluasi perawatan
Kata kunci: Penggunaan radiografi, radiografi Intraoral, radiografi Ekstraoral

Penggunaan radiografi telah lama dikenal tetapi juga kerusakan tulang rahang dan
sebagai suatu sarana dalam bidang secara psikologis berdampak buruk pada
kedokteran umum dan kedokteran gigi. pasien. 2,3
Radiografi gigi terbagi menjadi dua, yaitu Dokter gigi dapat memilih salah satu
radiografi intraoral dan radiografi ekstra- jenis radiografi sesuai dengan indikasi
oral. Radiografi ekstraoral dan intraoral dan keperluannya atau kadang-kadang
beserta jenis-jenisnya mempunyai kegu- diperlukan kombinasi lebih dari satu jenis
naan dan fungsinya masing-masing.1 radiografi gigi untuk menegakkan
Radiografi gigi dapat memberikan diagnosis. Dalam menyusun rencana
informasi diagnostik yang sangat perawatan untuk perawatan ortodonti
berguna, namun masih banyak dokter gigi misalnya, dokter gigi membutuhkan
belum menggunakan radiografi sebagai radiografi panoramik dan sefalometri
pemeriksaan penunjang dalam praktek lateral. Dalam penanganan kasus impaksi
sehari-hari. Gambaran yang dihasilkan kadang-kadang dibutuhkan radiografi
radiografi intraoral atau ekstraoral bagi periapikal dan panoramik.
seorang dokter gigi sangat penting Radiografi sebagai data pemeriksaan
terutama untuk melihat adanya kelainan- penunjang sebaiknya dilampirkan dan
kelainan yang tidak terlihat sehingga tercatat pada rekam medik. Data rekam
dapat diketahui secara jelas dan sangat medik gigi diperlukan agar setiap dokter
membantu dokter gigi dalam menentukan gigi atau pihak lain yang membutuhkan
diagnosis serta rencana perawatan. dapat melihat dengan jelas kelainan-
Beberapa kasus kegagalan terjadi kelainan yang ada dalam mulut pasien,
dalam penegakkan diagnosis tanpa dan untuk menentukan rencana pera-
menggunakan radiografi gigi. Demikian watan. Sebagian besar kasus di bidang
pula di negara maju, tingkat kegagalan kedokteran gigi harus menggunakan
pemasangan implan tanpa menggunakan radiografi gigi, sehingga dapat diketahui
radiografi gigi dalam evaluasi pasca dengan lebih jelas kelainan-kelainan yang
pemasangan dilaporkan mencapai 20%. ada dalam mulut pasien.4,5
Selanjutnya Walton dan Torabinejad, Balai Pengobatan Rumah Sakit Gigi
pada abad ke-19 sampai abad ke-20 dan Mulut Universitas Sam Ratulangi
meneliti bahwa perawatan endodontik merupakan tempat para mahasiswa
yang dilakukan tanpa menggunakan profesi melanjutkan studinya. Semua
radiografi ternyata mengalami kegagalan prosedur mulai dari pengisian rekam
setelah ditemukannya alat radiografi dan medik sampai pada perawatan yang
dilakukan evaluasi. Kegagalan ini tidak dilakukan harus mengikuti prosedur
hanya menyebabkan kerugian financial, standar pelayanan medik BP-RSGM
Unsrat, seharusnya pada kasus tertentu Tabel 1. Distribusi subyek penelitian
dokter gigi muda harus menggunakan penggunaan radiografi gigi berdasarkan
radiografi untuk penegakan diagnosis dan bidang dalam kedokteran gigi.
penyusunan rencana perawatan. BP- Menggunakan Tidak
RSGM Unsrat sendiri belum tersedia Bidang radiografi gigi menggunakan
radiografi gigi. Berdasarkan uraian di radiografi gigi
atas, maka penulis tertarik untuk n % N %
mengetahui gambaran pengggunaan Bedah 0 0 178 100
radiografi gigi di BP-RSGM Unsrat. Mulut
Ortodo 10 13 58 87
nti
METODE Konser 28 26,7 77 73,3
Penelitian ini adalah penelitian vasi
deskriptif. Penelitian dilakukan di BP- Periodo 0 0 27 100
RSGM Unsrat pada bulan Februari 2013. nsi
Populasi dalam penelitian ini ialah Penyak 0 0 5 100
it mulut
seluruh rekam medik pasien baru bulan
Total 38 10 345 90
Januari-Desember 2012 di BP-RSGM
Unsrat yang berjumlah 1.710. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini ialah
total sampel yang memenuhi kriteria Tabel 2. Distribusi subyek penelitian
inklusi yaitu 383 rekam medik, yang penggunaan radiografi gigi berdasarkan
mencatat kelainan yang membutuhkan kelainan dalam kedokteran gigi.
radiografi gigi. Variabel penelitian yang Menggunakan Tidak
digunakan adalah penggunaan radiografi Kelainan radiografi gigi menggunakan
gigi kemudian data yang ada dikum- radiografi gigi
pulkan diolah, dianalisa dan disajikan n % N %
dalam bentuk tabel. Fraktur dan 0 100 178 0
sisa akar
Maloklusi 8 12 55 87
HASIL PENELITIAN kelas I
Benih gigi 2 40 3 60
Selama penelitian diperoleh data 383
Pulpektomi 20 68,9 9 31,1
rekam medik baru tahun 2012 yang
saluran akar
dipisah menggunakan radiografi gigi, dan tunggal
tidak menggunakan radiografi gigi sesuai Endointrakanal 8 12 59 88
bagian dalam kedokteran gigi (Tabel 1). saluran akar
Hasil penelitian pada Tabel 1 tunggal
menunjukkan dari 383 rekam medik yang Karies 0 0 9 100
membutuhkan radiografi gigi, hanya 10% Periodontitis 0 0 27 100
(38) rekam medik yang tercatat meng- Lesi 0 0 5 100
gunakan radiografi gigi, masing-masing, Total 38 10 345 90
ortodonti 13%, konservasi 26,7%.
Selama penelitian diperoleh data 383
rekam medik baru tahun 2012 berdasar- Hasil penelitian pada Tabel 2
kan kelainan yang dipisah menggunakan menunjukkan dari 383 rekam medik yang
radiografi gigi dan tidak menggunakan membutuhkan radiografi gigi hanya 10%
radiografi gigi (Tabel 2). (38) rekam medik yang mencatat
menggunakan, sedangkan 90% (345) RSGM Unsrat kebanyakan hanya
rekam medik tidak menggunakan. menggunakan radiografi gigi untuk
Penggunaan radiografi dikelompok- diagnosis dan rencana perawatan.
kan radiografi gigi intraoral dan Penggunaan radiografi gigi berdasar-
ekstraoral (Tabel 3). kan kesesuaian menurut SPM RSGM
Unsrat dan SPM PDGI (Tabel 5).

Tabel 3. Distribusi subyek penelitian


penggunaan radiografi gigi berdasarkan jenis Tabel 5. Distribusi penelitian kesesuaian
radiografi intraoral dan ekstraoral. penggunaan radiografi gigi berdasarkan SPM
Menggunakan Tidak menggunakan BP-RSGM Unsrat dan SPM PDGI.
Jenis radiografi gigi radiografi gigi
Radiografi n % N %
SPM BP-RSGM SPM PDGI
Kasus UNSRAT
Intraoral 28 73,7 0 0
sesuai Tidak sesuai Tidak
Ekstraoral 10 26,3 0 0 sesuai sesuai
Total 38 100 0 0 Fraktur dan sisa  - - 
akar
Maloklusi kelas  -  -
Hasil penelitian pada Tabel 3 I
menunjukkan dari 38 rekam medik yang Benih gigi  -  -
menggunakan radiografi gigi, lebih Pulpektomi  -  -
banyak menggunakan jenis intraoral saluran akar
tunggal
73,7% (28) rekam medik, dan hanya
Endointrakanal  -  -
26,3% (10) rekam medik yang saluran akar
menggunakan radiografi ekstraoral. tunggal
Penggunaan radiografi gigi untuk Karies  - - 
diagnosis, melakukan rencana perawatan Periodontitis  - - 
dan evaluasi perawatan (Tabel 4). Lesi  - - 

Tabel 4. Distribusi subyek penelitian Hasil penelitian pada Tabel 5


penggunaan radiografi gigi berdasarkan menunjukan semua kasus di atas di
pemanfaatan. tangani sesuai dengan SPM BP-RSGM
Menggunakan Tidak Unsrat dan ada 4 kasus dikerjakan tidak
Penggunaan radiografi gigi menggunakan sesuai dengan SPM PDGI.
Radiografi radiografi gigi
n % N %
Penegakan 5 65,7 3 34,3 BAHASAN
diagnosa
Proses 5 65,7 3 34,3 Hasil penelitian menunjukkan dari
perawatan 1710 rekam medik, 1327 rekam medik
Evaluasi 0 0 8 100 tidak tercatat membutuhkan radiografi
perawatan gigi (77,6%) dan hanya 383 rekam medik
yang membutuhkan radiografi gigi
(22,4%). Hasil tersebut menyatakan lebih
Hasil penelitian tabel 4 menunjukkan banyak kasus yang tidak memerlukan
bahwa penggunaan radiografi gigi di BP- radiografi gigi karena requirment yang
harus dikerjakan oleh dokter gigi muda endodontik, pencabutan beresiko, dan
kebanyakan tidak perlu menggunakan perawatan jaringan periodontal. Kasus
radiografi gigi dalam melakukan yang bisa dikerjakan tanpa harus
penanganannya seperti pencabutan menggunakan radiografi yaitu sisa akar,
sederhana, pencabutan sisa akar, karies, lesi, prostodonsia, dan pencabutan
penambalan sederhana dan gigi tiruan sederhana.19
lepasan, sesuai dengan standar pelayanan Perawatan ortodonti di BP-RSGM
medik BP-RSGM Unsrat. Unsrat hanya 12,6% atau 8 rekam medik
Hasil penelitian menunjukkan dari yang tercatat menggunakan radiografi
383 rekam medik mencatat kasus yang gigi. Hal ini terjadi karena banyak
membutuhkan radiografi gigi hanya 10% kendala untuk melakukan perawatan
(38) rekam medik yang tercatat kepada pasien, atau belum pada tahap
menggunakan radiografi gigi dan 90% melakukan pengambilan radiografi
(345) rekam medik tercatat tidak sehingga dokter gigi muda belum
menggunakan radiografi gigi. Hal ini bisa menggunakan radiografi gigi untuk
disebabkan karena tidak tersedianya alat pemeriksaan pada perawatan ortodonti.
radiografi gigi untuk menunjang prosedur Silverstein pada tahun 2004 menyatakan
perawatan di BP-RSGM Unsrat. Tidak perlu beberapa tahap kunjungan pasien
tersedianya radiografi gigi berakibat agar mendapatkan perawatan yang sesuai
banyak kasus yang ditunda dengan mulut pasien hanya perlu
penanganannya karena harus melakukan menggunakan radiografi gigi pada tahap
pemeriksaan radiografi di tempat lain. akhir.
Kemungkinan lain karena kelalaian Perawatan endodontik di BP-RSGM
dokter gigi muda dalam mengisi rekam Unsrat hanya 29,2% atau 28 rekam medik
medik. Seringkali rekam medik yang ada yang tercatat menggunakan radiografi
di BP-RSGM Unsrat tidak diisi dengan gigi. Berbeda dengan penelitian yang
lengkap oleh dokter gigi muda. Inilah dilakukan Sitompul pada dokter gigi di
yang menyebabkan kolom penggunaan kota Medan tahun 2005, yaitu 45,46%
radiografi gigi yang ada pada lembar melakukan perawatan endodontik tanpa
rekam medik tersebut kosong. Hasil menggunakan radiografi gigi. Perawatan
tersebut berbeda dengan hasil penelitian endodontik bisa dilakukan tanpa
Hidayat dari Universitas Padjadjaran menggunakan radiografi, seperti
Tahun 2006, sejumlah 1785 kasus yang perawatan endodontik pada gigi anterior.
membutuhkan radiografi semuanya Gigi anterior akarnya lurus dan lebih
menggunakan radiografi gigi dalam mudah untuk dilakukan perawatan
melakukan rencana perawatan.1 endodontik dan seorang operator bisa
Sebagian besar perawatan di kedok- memprediksi panjang akar dari gigi
teran gigi seharusnya menggunakan anterior dengan metode taktil. Kasus
radiografi gigi sebagai pemeriksaan dislokasi gigi memerlukan perawatan
penunjang untuk menentukan rencana saluran akar jika gigi tersebut nekrosis,
perawatan, tapi ada beberapa kasus yang sesuai dengan standar pelayanan medik
bisa dilakukan tanpa radiografi sebagai RSGM Unsrat tidak perlu menggunakan
pemeriksaan penunjang. Kasus-kasus dan radiografi gigi sebagai pemeriksaan
perawatan kedokteran gigi yang harus penunjang untuk kasus tersebut.18,19
menggunakan radiografi gigi sebagai Rekam medik yang mencatat deteksi
perawatan penunjang yaitu: ortodonti, benih gigi, dari 5 kasus hanya 40% atau
2 kasus yang menggunakan radiografi Hampir semua kasus yang seharusnya
gigi. Pemeriksaan benih gigi bisa dila- mebutuhkan hanya menggunakan radio-
kukan tanpa menggunakan radiografi, grafi gigi untuk diagnosis dan rencana
Moyers pada tahun 1988 mendeteksi perawatan. Tidak ada yang menggunakan
benih gigi dengan menggunakan per- radiografi gigi pada saat melakukan
samaan yang menghubungkan lebar evaluasi hasil kerja dan tidak ada yang
mesiodistal gigi yang telah erupsi dengan menggunakan radiografi gigi pada saat
lebar mesiodistal gigi yang belum erupsi menangani kasus Faraktur dan sisa akar,
untuk memprediksi besar gigi dan karies serta lesi. Kemungkinan ini di
kemana gigi akan tumbuh.20 sebabkan karena RSGM Unsrat tidak
Menurut Trimelda dan Prihandini megatur untuk meggunakan radiografi
mendeteksi benih gigi dengan meng- sebagai penunjang untuk melakukan
gunakan radiografi gigi adalah cara yang evaluasi hasil kerja.
sangat tepat untuk mengetahui kemana Hasil penelitian menunjukan semua
arah gigi akan tumbuh dan kelainan- kasus yang ada dikerjakan sesuai dengan
kelainan apa yang terjadi agar bisa SPM RSGM Unsrat dan ada beberapa
melakukan perawatan yang baik. Setelah kasus seperti fraktur dan sisa akar, karies,
dilakukan pemotretan baru operator peridntitis dan lesi yang tidak sesuai
menentukan rencana perawatan untuk penanganannya dengan SPM PDGI.
memperoleh hasil yang sesuai.12
Rekam medik yang berisi data kasus SIMPULAN
fraktur dan sisa akar (159 kasus), Berdasarkan 63 rekam medik yang
penanganan karies (9 kasus), peri- mencatat data ortodonti, 58 (87,4%) tidak
odontitis (27 kasus), dan lesi (5 kasus) menggunakan radiografi gigi. Berda-
menunjukkan hasil yang sama, yaitu sarkan 96 rekam medik yang tercatat
tidak ada satupun rekam medik yang melakukan perawatan konservasi, 68
tercatat menggunakan radiografi gigi. (70,8%) tidak menggunakan radiografi
Penelitian in vitro yang dilakukan Foster gigi, Rekam medik yang mencatat bidang
tahun 1974 pada pemeriksaan keadaan bedah mulut, penyakit mulut, dan
karies sekitar tumpatan menunjukan periodonti tidak satupun yang meng-
bahwa gigi dengan diagnosis karies gunakan radiografi gigi. Dari keseluruhan
sekunder pada pemeriksaan klinis biasa yang membutuhkan radiografi gigi hanya
berbeda keadaannya dengan yang 10% yang menggunakan.
ditemukan setelah gigi tersebut dicabut. Jenis radiografi intraoral yang
Hal ini disebabkan karena fraktur dan digunakan 73,7% dan seluruhnya meng-
sisa akar pada pencabutan sederhana, gunakan radiografi periapikal, dan 10
karies dini dan lesi putih tidak perlu (26,3%) rekam medik yang mencatat
menggunakan radiografi sebagai peme- menggunakan jenis ekstraoral dan semua-
riksaan penunjang sesuai dengan standar nya menggunakan radiografi panoramik.
pelayanan medik di BP-RSGM Unsrat. Sebagian besar radiografi gigi
Hal ini berbeda dengan penelitian yang digunakan untuk penegakan diagnosa dan
dilakukan Rooroh tahun 2011. Pada proses perawatan dan tidak ada yang
praktik dokter gigi swasta di kota menggunakan untuk evaluasi perawatan.
Manado, hampir semua kasus di atas
menggunakan radiografi gigi pada
penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA panoramik sebagai alat bantu untuk
mengevaluasi angulasi mesiodistal gigi
1. Hidayat W. Gambaran distribusi teknik anterior setelah perawatan ortodontik.
foto roentgen gigi yang digunakan di Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi
RSGM-FKG UNPAD. Jurnal Fakultas Universitas Gadjah Mada. 2008; (2) h.
Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran. 200-2.
2007; (3) h. 1,6-8. 13. Estina S dan Endang S : Perawatan
2. Yunus. B. Optimalisasi radiografi gigi ulang saluran akar akibat lepasnya
konvensional untuk membantu restorasi. Jurnal Fakultas Kedokteran
pemasangan implant gigi. Jurnal Gigi Universitas Indonesia. 2002; (4):
Dentofasial. 2009; (6). h. 11-7. h.2-3.
3. Hamudeng. A .M . Validitas pemeriksaan 14. Abidin T. Inovasi perawatan konservasi
radiografi bitewing pada karies sekunder gigi melalui teknologi tissueengineering
restorasi amalgam. Jurnal Dentofasial. 2007. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi
2007; (6). h. 100-104 Universitas Sumatera Utara 2008; h.
4. Standar Nasional Rekam Medik 11,15
Kedokteran Gigi. Direktorat Jendral Bina 15. Fauziah dan Hendrarlin S. Perawatan
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan fraktur kelas tiga ellis pada gigi tetap
RI. 2007; h. 4-7 insisif sentral atas 2008. Jurnal. Fakultas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Indonesia 2008; h 170
Nomor1173/MENKES/PER/X/2004 16. Syahrul D, Wiwekowati dan Tjandra U.
Tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut Perawatan gigitan silang posterior
[Online] [2012 Juni 28] ;Available From: dengan rapid maxillary expansion. Jurnal
URL;http://hukum.unsrat.ac.id/men/men Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
kes_l 173_2004.pdf Mahasaraswati Denpasar 2004 h. 2
6. Fitra A. Manifestasi central giant 17. Awaru B, Nugroho J. Restorasi pada gigi
granuloma di rongga mulut ditinjau dari anterior setelah perawatan endodontik,
gambaran radiografis. Skripsi. Fakultas Jurnal. PPDGS Konservasi Gigi, Bagian
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi
Utara. 2009; h. 17. Universitas HasanuddinMakassar 2013 h.
7. Gunawan M. Radiografi intraoral. 178
Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC. 18. Sitompul L. Gambaran perawatan saluran
2007; h. 150. akar yang dilakuakan oleh dokter gigi di
8. Lukman D. Radiografi ekstraoral. kota medan. Skripsi. Fakultas
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
2007; h. 1-53. Utara. 2005; h. 50
9. Rosita D. Gambaran radiografi gangguan 19. Standar Pelayanan Medik RSGM Unsrat,
temporomandibula dan perawatannya: Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas
Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Kedokteran Unsrat 2013, h. 76,100, 130
Universitas Sumatera Utara. 2005; h. 1, 20. Ulfa M. Prediksi lewaay space dengan
22. menggunakan table moyers pada pasien
10. Standar Pelayanan Medis Kedokteran yang di rawat di klinik ortodonti fkg usu.
Gigi Indonesia. Persatuan Dokter Gigi Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi
Indonesia. 1999; h. 6. Universitas Sumatera Utara 2009, h 34.
11. Sitepu. SY: Panoramik radiografi sebagai
alat bantu untuk diagnosa fraktur
mandibula. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara. 2002;
h. 1.
12. Trimelda S. dan Prihandini : Radiografi

You might also like