You are on page 1of 11

SUMBER ETIKA DALAM ISLAM

Oleh:
Hardiono *

Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta


hardionouno11@gmail.com
Abstract

In this paper, we will discuss the ethical problems generated by


Islam as was directly exemplified by the pioneer, enlightener
and role model of all followers, namely the Prophet Muhammad
SAW. The source of ethics in Islam (Islamic ethics) is the al-
Qur'an and the Sunnah, both of which are always a measure of
the merits of the actions committed by the Muslims. These two
sources are a guide for human life to achieve happiness in this
world and in the hereafter. The Prophet's behavior is the most
factual interpretation of the Koran. In fact, in many narrations it
is emphasized that the Prophet did not act / behave but because
of the guidance of revelation, and the Prophet's morals were al-
Qur'an. That is why in Islamic scholarship, including Islamic
ethics, it does not give up its premises from the Qur'an and the
Sunnah of the Prophet SAW. In Islam, the Quran and Sunnah
will teach adherents from all sides, be it social, religious,
cultural and so on. So in this paper we will discuss the sources
of ethics in Islam (Islamic Ethics).
The method of this research is library research (library
research), namely research that uses literature in the form of
books, notes and reports on the results of previous research
which will later become an analysis tool regarding ethics in
Islam. The conclusion of this paper is that the source of ethics
in Islam is al-Quran and as-Assunah, which will be the life
guide for Muslims and non-Muslims to achieve true happiness,
which the Prophet had exemplified directly from the above
source.

Keywords: Ethics, happines, Al-Quran and as-Sunnah

A. PENDAHULUAN lebih cenderung pada pengertian


“nilai baik dan huruk dari setiap
Etika pada umumnya perbuatan manusia, etika mempelajari
diidentikkan dengan moral tentang baik dan buruk”. Jadi, bisa
(moralitas). Meskipun sama terkait dikatakan, etika berfungsi sebagai
dengan baik-buruk tindakan manusia, teori dan perbuatan baik dan buruk
etika dan moral memiliki perbedaan (ethics atau „ilm al-akhlaq) dan moral
pengertian. Secara singkat, jika moral
26
27 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

(akhlaq) adalah praktiknya. Akhlah Kedua sumber ini juga selalu menjadi
merupakan bentuk praksis ajaran pedoman atau bisa disebut juga
Islam dalam mengatur tindakan moral penuntun kehidupan manusia untuk
manusia. Akhlak juga sering meraih kebahagiaan di dunia maupun
didefinisikan sebagai ilmu tentang diakhirat.
keutamaan-keutamaan dan cara
mendapatkannya, sehingga dapat Al-Qur‟an adalah wahyu
diterapkan dalam kehidupan sehari- Allah yang disampaikan kepada umat
hari dan ilmu tentang hal yang buruk Islam melalui Nabi Muhammad
dan bagaimana cara menjauhinya. SAW. Perilaku Nabi dipandang
(Taufik, 2016). sebagai penafsiran Al-Qur‟an paling
faktual. Bahkan di banyak riwayat
Sering pula yang dimaksud ditegaskan bahwa Nabi tidak
dengan etika adalah semua perbuatan bertindak/berperilaku melainkan
yang lahir atas dorongan jiwa berupa karena tuntunan wahyu, dan akhlak
perbuatan baik maupun buruk. Etika Rasulullah adalah Al-Qur‟an. Itu
adalah salah satu cabang filsafat yang sebabnya dalam keilmuan Islam,
mempelajari tentang tingkah laku etika Islam tidak melepaskan dasar
manusia, perkataan etika berasal dari pemikirannya dari Al-Qur‟an dan
bahasa Yunani yaitu Ethos yang Sunah Nabi SAW. “Alif lam mim.
berarti adat kebiasaan. Etika adalah Kitab (Al-Qur‟an) ini tidak ada
sebuah pranata prilaku seseorang atau keraguan padanya, petunjuk bagi
kelompok orang yang tersusun dari mereka yang bertaqwa” (QS. Al-
suatu sistem nilai atau norma yang Baqarah : 1-2), (KEMENAG RI,
diambil dari gejala-gejala alamiyah 2006). “Sesunguhnya telah ada pada
sekelompok masyarakat tersebut (diri) Rasulullah itu suri tauladan
(Badroen, 2006). yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang megharap (rahmat) Allah dan
Di dalam agama Islam (kedatangan) hari kiamat, dan dia
pemakaian istilah etika disamakan banyak menyebut nama Allah. (QS.
dengan akhlak, adapun persamaannya Al-Ahzab : 21), “Aku tinggalkan
terletak pada objeknya, yaitu untuk kamu dua perkara, tidaklah
keduanya sama-sama membahas baik kamu akan sesat selama-lamanya,
buruknya tingkah laku manusia. Segi selama kamu masih berpegang
perbedaannya etika menentukan baik kepada keduanya, yaitu kitabullah
buruknya manusia dengan tolak ukur dan sunah rasul-Nya.” (al-hadits).
akal pikiran. Sedangkan akhlak
dengan menentukannya dengan tolak Al-Qur‟an merupakan kitab
ukur ajaran agama (al-Quran dan al- yang diturunkan Allah SWT kepada
Sunnah) (Badroen, 2006). Nabi Muhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril yang
Sumber etika dalam Islam bertujuan terwujudnya insan kamil
(etika Islam) adalah al-Qur‟an dan yang mempunyai posisi yang mulia
Sunnah yang mana kedua sumber di sisi Allah SWT serta memiliki
tersebut selalu menjadi tolak ukur nilai-nilai humanisme yang tinggi.
akan baik buruknya perbuatan yang Allah menurunkan wahyu melalui
dilakukan oleh kaum muslimin. para Nabi-Nya, dan menjelaskan
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam… 28

hukum-hukum kehidupan semua, itu etika berasal dari kata latin, yakni
semata-mata untuk kepentingan “ethic”, sedangkan dalam bahasa
manusia sendiri, dan merupakan Greek, ethikos yaitu a body of moral
wujud kasih sayang kepada manusia, principle or values. Ethic, arti
agar manusia memperoleh sebenarnya ialah kebiasaan, habit.
keselamatan dan kebahagiaan. Jadi, dalam pengertian aslinya, apa
(Asy‟arie, 2002). yang disebutkan baik itu adalah yang
sesuai dengan kebiasaan masyarakat
B. METODE PENELITIAN (pada saat itu). Lambat laun
pengertian etika itu berubah dan
Penelitian ini adalah
berkembang sesuai dengan
penelitian kepustakaan (library
perkembangan dan kebutuhan
research) yaitu penelitian yang
manusia. Perkembangan pengertian
menggunakan literatur (kepustakaan)
etika tidak lepas dari substansinya
baik berupa buku, catatan maupun
bahwa etika adalah suatu ilmu yang
laporan hasil penelitian terdahulu
membicarakan masalah perbuatan
(Iqbal Hasan, 2002, hlm.11.). Adapun
atau tingkah laku manusia, mana
sumber penelitian ini ada dua yakni
yang dinilai baik dan mana yang
sumber primer dan sumber skunder,
buruk. Istilah lain dari etika, yaitu
sumber primer terkait dengan karya
moral, susila, budi pekerti, akhlak.
asli dari Majid Fakhry yakni: Etika
Etika merupakan ilmu bukan sebuah
Dalam Islam. Sedangkan sumber
ajaran. (Salam, 2000). Etika dalam
skundernya yang terkait dengan
bahasa Arab disebut akhlaq,
penelitian ini berupa buku, jurnal,
merupakan jamak dari kata khuluq
artikel, majalah yang terkait dengan
yang berarti adat kebiasaan, perangai,
ini.
tabiat, watak, adab, dan agama.
C. PEMBAHASAN
Masalah kemerosotan moral
menjadi problem saat ini, meskipun
1. Pengertian Etika
demikian, tidak jelas faktor apa yang
Membicarakan pengertian menjadi penyebabnya. Masalah moral
etika tentu tak terlepas dari sejarah adalah masalah yang muncul pada
kemunculannya, yakni dimulai pada diri manusia, baik ideal maupun
periode Islam klasik. Akan tetapi, realita. Secara ideal ketika manusia
berdasarkan manuskrip-manuskrip diberikan roh oleh Allah untuk
atau naskah-naskah kuno yang pertamakalinya dalam hidupnya,
ditemukan dan diterjemahkan, karya- padanya disertakan rasio penimbang
karya pemikiran Yunani klasik jauh baik dan buruk. Oleh sebab itu
lebih dulu ditulis. Hal tersebut masalah moral adalah masalah
diketahui berdasarkan konteks mata normatif. Di dalam hidupnya manusia
rantai sejarah ketika bangsa Arab dinilai atau akan melakukan sesuatu
menaklukkan sebuah wilayah, bahasa karena nilai. Nilai mana yang dituju
asli negara tersebut tidak dihilangkan tergantung pada tingkat pengertian
atau diubah. (Alfan, 2011). akan nilai tersebut. Pengertian
tersebut bahwa manusia memahami
Kembali ke pengertian etika, apa yang baik dan apa yang buruk
menurut Burhanuddin Salam, istilah
29 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

serta ia dapat membedakan keduanya filsafat, dan sedikit sufis. Unsur


dan selanjutnya pada tahap utama etika ini biasanya
pengamalannya.(Alfan, 2011). terkonsentrasi pada dunia dan
manusia. Tipe pemikiran etika ini
Bagaimana dengan etika lebih kompleks dan berciri Islam.
dalam Islam apakah ia memiliki Bebrapa tokoh yang termasuk
kesamaan dengan etika pada mempunyai tipe pemikiran etika ini,
umumnya? Adakah perbedaan etika antara lain Hasan al Bashry, al
Islam dengan etika pada umumnya? Mawardi, al Ghazali, Fakhrudin ar
Majid Fakhri membagi aliran etika Razi dll. (Haris, 2010).
Islam menjadi empat kelompok.
Pertama, moralitas skriptural, ini Dalam Islam etika memiliki
berarti sebuah tipe etika di mana karakter yang khusus. Islam bukanlah
keputusan-keputusan yang terkait agama takhayul yang mengajarkan
dengan etika tersebut diambil dari al- penganutnya untuk mengisolasi diri
Qur‟an dan as-sunnah dengan dari masyarakat umum. Islam juga
memanfaatkan abstraksi-abstraksi bukanlah agama yang mengatur
dan analisis-analisis para filosof dan masalah ritual saja. Namun, Islam
para teolog di bawah naungan mengajarkan penganutnya untuk
metode-metode dan kategori-kategori beretika secara Islami yang mana
diskursif yang berkembang pada abad telah diajarkan oleh agamanya sendiri
8 dan 9. Kelompok yang termasuk (Islam) sehingga nilai-nilai etika
tipe etika ini sebagian para ahli tafsir ditegakkan untuk mengaturnya.
dan para ahli hadits. Kedua, etika Ajaran etika dalam Islam
teologis ini berarti sebuah tipe etika menyangkut seluruh sisi kehidupan
dimana dalam mengambil keputusan- manusia, yaitu beretika dengan
keputusan etika, sepenuhnya sesama manusia, lingkungan, hewan
mengambil dari al-Qur‟an dan as- dan lain sebgainya.
sunnah. Kelompok etika tipe ini ada
pada kelompok aliran Mu‟tazilah. Kedudukan etika Islam dalam
Ketiga, etika filosofis. Tipe etika ini kehidupan manusia menempati
dimana dalam mengambil keputusan- tempat paling baik sebagai individu
keputusan etika mendasarkan diri maupun sebagai anggota masyarakat.
sepenuhnya pada tulisan Plato dan (Amin, 1983).Apabila etika
Aristoteles yang telah seseorang itu baik maka ia akan
diinterpretasikan oleh para penulis sejahtera lahir dan batin namun jika
Neo Platonik dan Galen yang telah etikanya buruk maka buruklah lahir
digabung dengan doktrin-doktrin batinnya.
Stoa, Platonik, Phitagorian dan
Sumber-sumber etika Islam
Aristotelian. Termasuk kelompok ini
secara umum berhubungan dengan
antara lain Ibnu Miskawaih dan
empat hal yaitu sebagai berikut:
penerusnya. Keempat, etika religius,
merupakan tipe etika dimana a. Dilihat dari segi objek
keputusan etikanya berdasarkan al- pembahasannya, etika berupaya
Qur‟an dan as-sunnah, konsep- membahas perbuatan yang
konsep teologis, kategori-kategori dilakukan oleh manusia.
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam… 30

b. Dari segi sumbernya, etika menetapkan mana yang baik dan


bersumber dari akal pikiran mana yang buruk. (Abdullah, 2006).
atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak Al-Qur‟an juga berfungsi
bersifat mutlak, absolut dan sebagai pembenar dan penguji kitab-
tidak universal. kitab suci agama yang lain dan juga
memuat konsep-konsep dan prinsip-
c. Dilihat dari segi fungsinya, prinsip etik yang bertujuan untuk
etika berfungsi sebagai penilai, menghasilkan sikap-sikap yang benar
penentu dan penetap terhadap bagi tindakan manusia, baik dalam
suatu perbuatan yang dilakukan tindakan politik, sosial, ekonomi dan
oleh manusia yakni apakah terutama dalam perdangan. (Aziz,
perbuatan itu akan dinilai baik, 2003). Di dalam ranah perdagangan
buruk, mulia, terhormat, hina. saja kita lihat bahwa di situ seseorang
Etika merupakan konsep atau dituntut untuk selalu ramah tamah
pemikiran mengenai nilai-nilai ketika melakukan interaksi antar
untuk digunakan dalam pembeli dan penjual, sebagaimana
menentukan posisi atau status telah dicontohkan oleh Rasulullah
perbuatan yang dilakukan untuk selalu jujur di dalam
manusia. Etika lebih mengacu menimbang barang, mengisi harga
kepada pengkajian sistem nilai- jual dan mengambil keuntungan yang
nilai yang ada. sesuai dengan harga telah ditentukan.
d. Dilihat dari segi sifatnya, etika Bukankah di sini telah mencerminkan
bersifat relatif yakni dapat sikap atau perilaku kita terhadap
berubah-ubah sesuai tuntunan sesama yang mana telah dicontohkan
zaman. langsung oleh Rasulullah untuk
membentuk akhlak yang sesuai
2. Sumber Etika Dalam Islam dengan perintah langsung dari al-
(Etika Islam). Qur‟an dan as-Sunnah. Maka di sini
juga al-Qur‟an pun turut andil
Sumber etika Islam adalah al- menentukan hukum-hukum bagi
Qur‟an dan as-Sunnah. Sebagai mereka yang curang atau merugikan
sumber etika Islam, al-Qur‟an dan as- orang lain didalam melakukan
Sunnah menjelaskan bagaimana cara perdagangan.
berbuat baik. Kedua sumber etika
Islam itu berfungsi sebagai pedoman Fazlur Rahman menyatakan
umat untuk mengetahui bagaimana bahwa semangat dasar al-Qur‟an
cara-cara berbuat baik sesuai dengan adalah semangat moral, dengan
apa yang telah disampaikan ataupun landasan monotheisme untuk
dicontohkan langsung dari Rasulullah terwujudnya keadilan sosial. Hukum
melalui tingkah laku beliau yang moral adalah abadi, ia adalah perintah
mengacu langsung dari al-Qur‟an. Allah. Manusia tak dapat membuat
Itulah yang menjadi landasan dan atau memusnahkan hukum moral, ia
sumber dari ajaran Islam secara harus menyerahkan diri kepadanya.
keseluruhan sebagai pola hidup dan Penyerahan ini dinamakan Islam dan
implementasinya dalam kehidupan
disebut ibadah atau pengabdian
31 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

kepada Allah. Karena penekanan al- mengharap (rahmat) Allah dan


Qur‟an terhadap hukum morallah (kedatangan) hari kiamat dan dia
hingga Allah di dalam al-Qur‟an banyak menyebut Allah. (QS. Al-
tampak bagi banyak orang terutama Ahzab [33]: 21). Dan sesungguhnya
sebagai Tuhan keadilan. (Rahman, kamu (Muhammad) benar-benar
2010). berbudi pekerti yang agung.
Al-Qur‟an adalah suatu ajaran Etika dalam Islam merupakan
yang bertujuan terutama untuk misi kenabian yang paling utama
menghasilkan moral yang benar bagi setelah pengesaan Allah SWT (at-
tindakan manusia. Tindakan yang tauhid). Dalam hal ini Rasulullah
benar, apakah tindakan politik, pernah bersabda: “bahwasanya aku
keagamaan atau sosial, dipandang al- diutus untuk menyempurnakan
Qur‟an sebagai ibadah atau akhlak yang baik”. Dalam tataran
pengabdian kepada Allah. Karena itu khazanah keilmuan Islam, etika
al-Qur‟an mengutamakan semua biasanya disebut dengan filsafat
penekanan-penekanan moral dan praktis. Ia menempati bagian penting
faktor-faktor psikologis yang di dalam diskursus pemikiran Islam
melahirkan kerangka berpikir yang klasik. Filsafat praktis itu sendiri
benar bagi tindakannya. Al Qur‟an berbicara tentang segala sesuatu
memperingatkan manusia terhadap bagaimana seharusnya yang berdasar
kesombongan dan rasa cukup diri, kepada filsafat teoritis, yakni
yakni humanisme murni di satu pembahasan tentang segala sesuatu
pihak, dan putus asa serta hilang sebagaimana adanya. (Taufik, 2016).
semangat hidup. (Rahman, 2010).
Tentang akhlak pribadi
Hadits Rasulullah SAW Rasulullah SAW dijelaskan pula oleh
merupakan pedoman yang kedua „Aisyah r,a. Diriwayatkan oleh Imam
setelah al-Qur‟an yang meliputi Muslim. Dari „Aisyah r.a. berkata,
perkataan dan tingkah laku beliau. “sesungguhnya akhlak Rasulullah itu
Hadits juga dipandang sebagai adalah al-Qur‟an”. (HR.Muslim).
lampiran penjelasan dari al-Qur‟an Hadits Rasulullah meliputi perkataan
terutama dalam masalah-masalah dan tingkah laku beliau, merupakan
yang tersurat pokok-pokoknya saja. sumber akhlak yang kedua setelah al-
Jadi telah jelas bahwa al-Qur‟an dan Qur‟an segala ucapan dan prilaku
as-Sunnah Rasul adalah pedoman beliau senantiasa mendapat
hidup yang menjadi asas bagi setiap bimbingan dari Allah SWT. (Nasrul,
muslim, maka teranglah keduanya 2015).
merupakan sumber etika Islam. Dasar
etika Islam yang dijelaskan dalam al- Majid Fakhry menegaskan di
Qur‟an adalah sebagai berikut: dalam bukunya Etika Dalam Islam,
etika adalah menerangkan dan
Di dalam al-Qur‟an surah Al- menginventarisasikan ayat-ayat al-
Ahzab ayat 21 dikatakan Qur‟an yang mencakup tiga masalah
“sesungguhnya telah ada pada diri pokok yaitu: 1. Hakekat benar dan
Rasulullah itu suri teladan yang baik salah. 2. Keadilan dan kekuatan
bagimu (yaitu) bagi orang yang Tuhan. 3. Kebebasan dan
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam… 32

tanggungjawab moral. Selain itu al- Al-Qur‟an dan juga As-


Qur‟an juga menggunakan Sunnah sebagai sumber ke dua dalam
sekelompok istilah untuk Islam merupakan landasan
menunjukkan konsep moral atau epistemologis etika Islam, yang
kebaikan religius seperti: al-khayr, al- kemudian dikembangkan sedemikian
birr, al-qisth, al-iqsath, al-adl, al- rupa, sehingga mendorong seseorang
haqq, al-ma‟ruf dan at-taqwa. melakukan perbuatan baik sebab,
Sedangkan perbuatan dosa disebut etika merupakan sebuah rambu-
sayyi‟at. Perbuatan sayyi‟at secara rambu di dalam bertindak yang akan
umum disebut itsm atau wizr yaitu membimbing dan mengingatkan
dosa atau kejahatan, yang arti asalnya seseorang untuk melaksanakan
adalah beban. (Fakhry, 1996). Itulah perbuatan yang bernilai demi
istilah baik buruknya suatu perbuatan kebermanfaatan dan kemaslahatan
manusia di dalam al-Qur‟an serta bersama. Hal tersebut sejalan dengan
bagaimana penerapannya di dalam visi-misi al-Qur‟an dan juga as-
kehidupan sehari-hari. Sunnah sebagai pedoman umat Islam
mencapai kebahagiaan dan
Kita tahu bahwa etika keselamatan dunia-akhirat (Taufik,
merupakan bagian terpenting dari 2016). Sehingga sangat jelas bahwa,
ajaran Islam, sebagaimana tampak al-Qur‟an juga as-Sunnah sebagai
dalam dua sumber utama ajaran pelengkapnya merupakan sumber
Islam: al-Qur‟an dan as-Sunnah. utama etika Islam, yang mengatur
Itulah sebabnya, bahkan sebelum segala aspek dalam kehidupan
filsafat etika Islam berkembang, manusia, termasuk aspek etis, moral,
pembahasan tentang etika ini telah dan lainnya yang berkaitan dengan
mendominasi pemikiran Islam awal. etika.
Di luar kedua sumber utama ajaran
Islam itu, kita ketahui tasawuf Etika Islam ditemukan dalam
(akhlaki) merupakan disiplin yang sumber yang terentang luas mulai
pertama kali berkembang, di samping dari Tafsir al-Quran hingga Kalam,
teologi. Kita kenal di antara generasi dari komentar filosofis atas
kedua umat Islam, misalnya, Hasan Aristoteles hingga teks mistik sufi.
Al- Bashri (w.728 M). Dia dikenal Para filsuf Islam juga turut andil
dengan penekanan pada asketisme dalam membahas masalah etika
(zuhud) dan kesalehan. Pada seperti Al-Farabi yang kita ketahui
dasarnya kebijaksanaan sufistik sebagai pembaca tekun karya Plato
seperti ini mengembangkan etika yaitu Republik dan Nicomachean
yang sebenarnya bersifat eskatologis Ethics Aristoteles. Al-Farabi
(keakhiratan). Dengan kata lain, dipengaruhi oleh pendahulu
melihat dunia sebagai semata-mata Yunaninya dalam pembahasan-
batu loncatan untuk mencapai pembahasan tentang kebaikan
kebahagiaan di akhirat. Khususnya manusia. Dari sini kita ketahui
menurut al-Bashri, kesederhanaan bersama bahwa etika Islam juga
duniawi dan bersifat penyayang sudah dibahas dari beberapa abad
merupakan dua akhlak terpenting. oleh para filsu-filsuf Islam dimana
(Baghir, 2006).
33 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

mereka semua sangat peduli akan hal 3. Karakteristik Etika Islam


kebahagiaan manusia (Nasr, 2003).
Hamzah Ya‟qub menulis lima
Sekarang, kita beralih ke karakter etika Islam yang menurutnya
persoalan manusia. Kita telah melihat dapat membedakannya dengan etika
bahwa ketika memikirkan tentang lain. Karakteristik etika Islam yang
kehidupan yang baik, kita dimaksud, yaitu:
menemukan fragmentasi antara klaim
tentang penghormatan terhadap a. Etika Islam mengajarkan dan
kebahagiaan orang lain. Kita dapat menuntun manusia kepada
melihat hal tersebut dalam keduanya, tingkah laku yang baik dan
namun tidak bisa meilhat bagaimana menjauhkan diri dari tingkah
keduanya dapat disatukan. laku yang buruk.
Persoalannya, filsafat sekuler tidak
bisa memberikan jawaban yang b. Etika Islam menetapkan
memuaskan. Meski demikian, dalam bahwa yang menjadi sumber
perspektif religius kita bisa moral, ukuran baik buruknya
menemukan jawaban tersebut. perbuatan, didasarkan kepada
Kebahagiaan personal dan perilaku ajaran Allah Swt., yaitu ajaran
patut secara moral memainkan peran yang berasal dari Al-Qur‟an
dalam mengukuhkan hubungan dan al-Hadis.
dengan Tuhan. namun keduanya c. Etika Islam bersifat universal
tidak diidentifikasi dengan tujuan dan komprehensif, dapat
tersebut dan tidak dianggap memiliki diterima oleh seluruh umat
kontribusi independen terhadap manusia di segala waktu dan
penyatuan tersebut. Dalam apa yang tempat.
oleh para teolog disebut sebagai
“ekonomi ilahiah” kebahagiaan d. Ajaran-ajarannya yang praktis
personal dan penghormatan pada dan tepat, cocok dengan fitrah
orang lain adalah hal penting, namun (naluri) dan akal pikiran
keduanya memperoleh arti penting manusia (manusiawi), maka
karena keduanya memiliki posisi etika Islam dapat dijadikan
dalam penyelamatan atau penebusan pedoman oleh seluruh
(Graham, 2014). manusia.
e. Etika Islam mengatur dan
Jika kita lihat penjelasan dari mengarahkan fitrah manusia
sumber etika Islam yakni al-Quran ke jenjang akhlak yang luhur
dan as-Sunnah bahwa Tuhan pun dan meluruskan perbuatan
turut andil dalam pemberi petunjuk manusia di bawah pancaran
dalam hal etika Islam, dengan begitu sinaran petunjuk Allah Swt.
Tuhan sudah memberikan jalan bagi menuju keridaan-Nya (Haris,
manusia supaya mengetahui dan 2010).
memiliki moral yang baik dan
meninggalkan perbuatan yang buruk, Selain karakteristik etika
sehingga tercapailah apa yang Islam, sebagaimana yang
dinamakan hakikat kebahagiaan dikemukakan di atas, Choirul Huda
tersebut. membuat aksioma etika Islam dengan
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam… 34

berbagai indikatornya sebagai tersebut sesuai dengan akal manusia,


berikut: dan tidak berlawanan dengannya,
karena akal turut menentukan baik
Pertama, etika Islam bersifat dan buruknya suatu perbuatan.
unitas, yaitu berkaitan dengan konsep Menurut Al-Ghazali,
tauhid. Kedua, equilibrium. Konsep “Perbuatan yang disebut baik apabila
„adl (keadilan) merupakan suasana sesuai dengan akal dan syara‟,
keseimbangan di antara pelbagai perbuatan yang tidak baik apabila
aspek kehidupan manusia. Ketiga, bertentangan dengan akal dan
kehendak bebas. Keempat, tanggung syara‟.” Menurut ajaran Islam yang
jawab. Kelima, ihsan yang menentukan baik dan buruknya
merupakan suatu tindakan yang perbuatan pertama kali adalah nash,
menguntungkan orang lain. Dari yaitu Al-Qur‟an yang berisi aturan
karakteristik dan aksioma etika Islam dan ketentuan Allah, kemudian hadis
ini, dapatlah membantu kita dalam Nabi yang berfungsi sebagai penjelas,
memahami bagaimana konsep etika akal yang mendapat bimbingan Allah
Islam. dan niat baik seseorang dalam
melakukannya (Abdullah, 2006).
Seorang Muslim memiliki
keterkaitan terhadap hukum Allah, D. Kesimpulan
karena Islam melalui sumber Al-
Qur‟an dan Hadis mengatur secara Etika Islam lahir dari
global semua hal dan perbuatan yang persentuhan dengan banyak keilmuan
berkaitan dengan perbuatan manusia. lain dari luar Islam, seperti Yunani.
Allah telah menjadikan Islam agama Sumber utama etika Islam adalah al-
yang memiliki ajaran secara Qur‟an dan As-Sunnah yang
sempurna, berskala internasional, merupakan sumber utama dalam
manusiawi dan autentik. Kepatuhan Islam. Di dalamnya terentang
terhadap ikatan hukum syara‟ berbagai aturan moral yang sangat
tersebut dapat mendatangkan luhur dan penjelas atas hal-hal yang
rahmatan lil‟alamin, kedamaian, tidak dipahami manusia. Semangat
ketentraman dan kebahagiaan dunia moral yang terdapat dalam al-Qur‟an
dan di akhirat (Haris, 2010). merupakan satu landasan penting
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, sifat yang Sehingga tidak berlebihan jika
menentang syara‟ dapat dikatakan bahwa, al-Qur‟an
mendatangkan laknat, siksaan dan merupakan kitab moral yang
azab Allah, seperti kerusakan terlengkap. Selain al-Qur‟an juga
(individu dan sosial), kegelisahan terdapat As-Sunnah yang menjadi
bathin dan berbagai kerugian lainnya. pelengkap al-Qur‟an, di mana ajaran
Untuk mencari kebahagiaan dan Rasulullah SAW terdapat di
tujuan-tujuan baik lainnya, harus dalamnya. Kedua sumber inilah yang
menggunakan jalan baik dan benar, menjadi dasar dalam etika Islam.
yaitu jalan yang hanya ditempuh
manusia dengan mengikuti aturan- Selain sumber, etika Islam
aturan dan ketentuan-ketentuan yang juga mempunyai karakteristik yang
digariskan oleh Allah, aturan-aturan khas, yaitu: (1)Etika Islam
35 Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat, Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

mengajarkan dan menuntun manusia seluruh umat manusia, kapanpun dan


kepada tingkah laku yang baik dan di manapun mereka berada. (4) Etika
menjauhkan diri dari tingkah laku Islam mengatur dan mengarahkan
yang buruk. (2) Etika Islam fitrah manusia ke jenjang akhlak
menetapkan bahwa, yang menjadi yang luhur dan mulia, serta
sumber moral, ukuran baik dan meluruskan perbuatan manusia
buruknya perbuatan seseorang sebagai upaya memanusiakan
didasarkan pada al-Qur‟an dan As- manusia dan sering kita sebut yaitu
Sunnah. (3) Etika Islam bersifat humanisme. Untuk itu sumber etika
universal dan komprehensif, dapat dalam Islam juga membentuk
diterima dan dijadikan pedoman oleh manusia insan kamil.

Daftar Kepustakaan
Azis, Abdul, 2013. Etika Bisnis Alfan, Muhammad, 2011. Filsafat
Perspektif Islam: Etika Islam, Bandung:
Implementasi Etika Islami Pustaka Setia.
Untuk Dunia Usaha,
Bandung: Al-Fabet. Salam, Burhanuddin, 2000. Etika
Individual, Jakarta: Renika
Amin, Ahmad, 1983. Etika: Ilmu Cipta.
Akhlak, Jakarta: Bulan
Bintang. Suseno,Frans, Magnis, 1987. Etika
Dasar, Yogyakarta: Kanisius.
Taufik, Muhammad, 2016. “Etika
Dalam Perspektif Filasafat Haris, Abd, 2010. Etik Hamka
Islam “ dalam Etika: konstruksi Etika Berbasis
Perspektip, Teori dan, Praktik, Rasional Religius,
(ed) Zuhri Yogyakarta: FA Yogyakarta: LkiS.
Press. Abdullah, M. Yatimin, 2006.
Badroen, Faisal, 2006. Etika Bisnis Pengantar Studi Etika,
Dalam Islam, Jakarta : Yogyakarta: PT Raja
Kencana Perdana Media Grafindo Persada.
Group, Cet. Ke- 1
Rahman, Fazlur, 2010. Islam,
Asy‟arie, Musa, 2002. Filsafat Islam: Bandung: Pustaka.
Sunnah Dalam Berpikir.
Nasrul, 2015. Akhlak Tasawuf,
Yogyakarta: LESFI.
Yogyakarta: Aswaja
Kementrian Agama RI, 2016. Ar- Presinndo.
Rahim al-Qur‟an dan
Fakhry, Majid, 1996. Etika Dalam
Terjemah. Bandung: CV
Islam, Yogyakarta: Pustaka
Mikraj Khazanah Ilmu.
Pelajar.
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam… 36

Baghir, Haidar, 2006. Buku Saku kedua), Bandung: PT Mizan


Filsafat Islam, Bandung: PT. Pustaka.
Mizan Pustaka.
Graham, Gordon, 2014. Teori-teori
Hasan, M. Iqbal. 2002, Pokok-pokok Etika, Bandung: Nusa Media
materi Metodologi Penelitian
dan Aplikasinya, Jakarta: Haris, Abd, 2010. Etika Hamka
Ghalia Indonesia. Kontruksi Berbasis Rasional-
Religius, Yogyakarta: LkiS
Nasr, Hossein, Sayyed dan Leaman,
Oliver. 2003, Ensiklopedia
Tematis Filsafat Islam (Buku

You might also like