You are on page 1of 8

KONDISI RONGGA MULUT PADA LANSIA KABUPATEN

BREBES
1
Agung Widayagdo, 2Cahyo Nugroho
1,2
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Email address: Agungwidyagdo@yahoo.com

Abstrak

Description ofthe condition ofthe oral cavityof the elderly in Posbindu seen from the
level oforal hygiene and the condition of the tongue that had tongue fissure, atrophy of tongue
papillae and coated tongue. The condition of the teet his also a lot of elderly people who have
lost teeth, causing the tongue touches the cheek bite chewing, speaking and swallowing.
Oral conditions in older adults seen from the level of oral hygiene with the most poorly
criteria as much as 56.67%, 60% tongue fissure, atrophy of tongue papillae tongue coated
73.33% and at most by a score of 3 and 2 scores as many as 14 people. The condition of the
teeth is also a lot of elderly people who have lost teeth, causing the tongue touches the cheek
as much as 46.67%.
Changes that occur inthe oral cavityis affectedbyage. Encountered circum stances where
a trophy and damage tothe teethandloss ofteeth. Atrophyoccur inthe oral mucosa and tongue.
Also experienced fissure tongue and coated tongue. This situation makes the mouth more
susceptible to mechanical irritation, chemical and bacteria. The elderlyoral conditions that
serve as the material balancein health care, especially in dental health care, among others, in
the treatment prostodonsi.
Keywords: oral cavity, Elderly, Posbindu.
Abstrak
Gambaran kondisi rongga mulut pada lansia di Posbindu dilihat dari tingkat
kebersihan gigi dan mulut dan kondisi lidah yang mengalami fissure tongue, atropi papilla lidah
dan coated tongue. Kondisi gigi geligi lansia juga banyak yang mengalami kehilangan gigi
sehingga menyebabkan lidah menyentuh pipi saat mengunyah, berbicara dan menelan.
Kondisi rongga mulut pada lansia dilihat dari tingkat kebersihan gigi dan mulut paling
banyak dengan kriteria buruk sebanyak 56,67 %, fissure tongue 60%, atropi papilla lidah
73,33% dan coated tongue paling banyak dengan skor 3 dan skor 2 sebanyak 14 orang. Kondisi
gigi geligi lansia juga banyak yang mengalami kehilangan gigi sehingga menyebabkan lidah
menyentuh pipi sebanyak 46,67%.
Perubahan yang terjadi pada rongga mulut dipengaruhi oleh usia. Dimana dijumpai
keadaan atropi dan kerusakan pada gigi geligi serta kehilangan gigi geligi. Atropi terjadi pada
mukosa mulut dan lidah. lidah juga mengalami fissure tongue dan coated tongue. Keadaan ini
membuat rongga mulut lebih peka terhadap iritasi mekanis, kimia dan bakteri. Kondisi rongga
mulut lansia ini yang dijadikan sebagai bahan perimbangan dalam perawatan kesehatan,
khususnya dalam perawatan kesehatan gigi antara lain dalam perawatan prostodonsi.
Kata kunci : Rongga mulut, Lansia, Posbindu

9
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

PENDAHULUAN pertumbihan dan perkembangan anak


Rencana pembangunan Jangka prasekolah dengan meningkatnya kualitas
Panjang Nasiaonal tahun 2005 – 2025 adalah kesehatan gigi akan dapat meningkatkan
dokumen perencanaan pembangunan nasianal kualitas hidup yamg lebih baik (Depkes RI.,
periode 20 tahun yang dimulai sejak 2005 2007).
sampai dengan 2025. Rencana Pembangunan Kesehatan mulut merupakan bagian
Jangka Panjang Nasional ini telah di tetapkan fundamental kesehatan umum dan
dengan UU Nomor 17 tahun 2007 bertujuan kesejahteraan hidup (kwan dkk, 2005).
untuk memberikan arah sekaligus menjadi Kesehatan gigi atau sekarang sering disebut
acuan bagi seluruh komponen bangsa sebagai kesehatan mulut adalah kesejahteraan
(pemerintah, masyarakat, dunia usaha) didalam rongga mulut, termasuk gigi geligi dan struktur
mewujudkan cita – citadan tujuan nasional jaringan – jaringan pendukungnya yang bebas
sesuai visi, misi dan arah pembangunan yang dari penyakit dan rasa sakit dan mulut serta
disepakati bersama sehingga seluruh upaya jaringan – jaringan pendukungnya berfungsi
yang dilakukan oleh pelaku pembangunan dapat secara optimal yang akan menjadikan percaya
lebih strategis, koordinatif dan saling diri serta hubungan interpersonal dalam
melengkapi satu dengan lainnya didalam satu tingkatan paling tinggi. Keberadaan penyakit
pola sikap dan pola tindak (Depkes RI., 2008). gigi dan mulut akan dapat mempengaruhi
Pembangunan kesehatan dalam jangka kesehatan umum, walaupun tidak menyebabkan
panjang sebagaimana tercantum dalam Rencana kematian secara langsung (Sheiham, 2005).
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun Mulut merupakan bagian dari kepala,
2005 – 2025diarahkan untuk meningkatkan berbentuk sebuah rongga atau ruangan yang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup dibatasi oleh bibir, pipi, tulang rahang, jaringan
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat dasar mulut serta langi-langit (palatum).
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Rongga ini dilapisi oleh jaringan yang lembut
dapat terwujud (Depkes RI., 2008). yang disebut selaput lendir mulut. Keadaan
Pembangunan kesehatan diselenggrakan mulut yang lembab sebab dibasahi oleh cairan
berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan yang disebut air liur (Sariningsih, 20012).
dan kemandirian masyarakat. Terwujudnya Rongga mulut terdiri dari gigi geligi,
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat lidah dan membran mukosa yang melapisi
Indonesia, khususnya pembangunan di bidang rongga mulut. Sama seperti kulit membran
kesehatan (Depkes RI., 2008). mukosa berfungsi untuk melapisi dan
Survey Kesehatan Rumah Tangga melindungi jaringan yang ada dibawahnya.
(SKRT) 2004, prevelensi karies di Indonesia Bedanya membran mukosa mulut menghasilkan
mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi suatu cairan yang disebut mucus. Mucus ini
dibandingkan dengan Negara berkembang berfungsi menjaga rongga mulut selalu lembab
lainnya. Serta kelainan pada jaringan (Ramadhan, 2010).
Periodontal yang berkisar antara 60 s/d 80%, hal Mukosa mengalami perubahan pada
tersebut menjadi salah satu bukti tidak struktur, fungsi dan elastisitas jaringan mukosa
terawatnya kondisi gigi dan mulut sebagai salah mulut seiring bertambahnya usia. Gambaran
satu kegiatan pokok puskesmas, dilaksanakan klinis jaringan mukosa mulut lansia tidak
sesuai dengan pola pelayanan Puskesmas berbeda jauh dengan individu muda, tetapi
dengan diharapkannya tercapainya keadaan gigi riwayat adanya trauma, penyakit mukosa,
masyarakat yang layak (Gilib, 2004). kebiasaan merokok, dan adanya gangguan pada
Hasil Riset Kesehatan Dasar kelenjar ludah dapat mengubah gambaran klinis
(RISKESDAS 2007) yang diselenggarakan dengan karakteristik penuaan mukosa mulut :
Kementerian Kesehatan R.I. menunjukan Terlihat pucat dan kering, hilangnya stippling ,
bahwa masyarakat Indonesia rata – rata terjadinya Oedema, elastisitas jaringan
memiliki kurang lebih 5 gigi rusak setiap berkurang, jaringan mudah mengalami iritasi
orangnya. Dilaporkan juga, dari gigi yang rusak dan rapuh, kemunduran lamina propria, epitel
tersebut hanya 0,7% yang telah ditambal. mengalami penipisan, keratinisasi berkurang,
Beberapa temuan ilmiah menunjukan adanya vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi,
kaitan antara kesehatan gigi dengan kesehatan penebalan serabut kolagen pada lamina
tubuh secara keseluruhan, termasuki penyakit propia(Amanda, 2012).
jantung, diabetes, stroke, gangguan kehamilan Rentang hidup manusia menunjukkan
dan dampak karies gigi juga dapat mengganggu periode perkembangan secara bertahap dengan

10
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

meningkatnya efisiensi tubuh pada masa Kondisi rongga mulut para lansia rata-rata
anakanak dan remaja sampai mencapai tingkat dalam keadaan kotor, dan kondisi gigi geligi
kematangan. Setelah melalui periode yang yang karies. Keadaan para lansia tersebut
panjang dengan perubahan yang kecil, terjadilah membuat peneliti tertarik meneliti tentang
penurunan bertahap dalam kekuatan, khususnya “Gambaran Kondisi Rongga Mulut Pada Lansia
kekuatan fisik Ini biasa disebut periode menua. di Posbindu Desa Siwuluh Kecamatan
Pada penelitian ditemukan bahwa insidensi Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2013”.
penyakit periodontal meningkat dengan
bertambahnya usia seseorang. Walaupun BAHAN DAN METODE
hilangnya perlekatan periodontal dan resorbsi Penelitian ini dilakukan secara deskriptif
tulang alveolar mungkin meningkat pada orang- dengan desain survey. Jenis penelitian yang
orang lanjut usia, tetapi kerusakan yang berat dilakukan adalah penelitian deskriptif,
hanya ditemukan pada sedikit tempat dan hanya merupakan penelitian yang didalamnya tidak
mengenai sebagian kecil subyek penelitian. ada analisa hubungan variabel dan hanya
Belum jelas apakah perubahan pada jaringan bersifat umum yang membutuhkan jawaban
periodontal ini disebabkan oleh efek kumulatif berbagai kondisi rongga mulut lansia di
dari penyakit periodontal selama bertahun tahun Posbindu Desa Siwuluh. Metode penelitian ini
atau akibat karena menurunnya pertahanan digunakan untuk memjawab permasalahan yang
hospes akibat proses penuaan (Zarb,2002). dihadapi pada situasi sekarang(Hidayat, 2007).
Proses penuaan adalah proses yang Penelitian ini untuk mengetahui dan melihat
tersembunyi, dan permulaannya berbeda-beda ”Gambaran Kondisi Rongga Mulut pada Lansia
antara tiap individu, demikian pula kecepatan di Posbindu Desa Siwuluh tahun 2013”.
penurunannya. Perubahan ini meliputi Populasi dan sampel penelitian ini adalah
perubahan kekuatan jantung, penurunan sekresi lansia yang datang ke Posbindu Desa Siwuluh
cairan pencernaan, penurunan aktivitas Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses Sampel penelitian di ambildengan accidental
penuaan ini ditandai dengan melambatnya sampling (Sugiyono, 2007). Accidental
waktu beraksi, melambatnya proses belajar, sampling yaitu teknik penentuan sampel
serta penurunan daya ingat dan efisiensi berdasarkan kebetulan (incidental), lansia yang
intelektual (Zarb, 2002). saat penelitian ada di Posbindu desa Siwuluh
Sebelum mempertimbangkan dan sesuai kriteria untuk digunakan sebagai
perawatan gigi pada lansia akan bermanfaat bila sumber data dengan kriteria lansia yang tidak
kita mengetahui sesuatu tentang proses penuaan menggunakan gigi tiruan.
dan kerusakan yang terjadi saat kita menjadi tua. Alat yang dipakai dalam penelitian adalah
Beberapa kerusakan ini sangat biasa terjadi sebagai berikut: diagnostic set (sonde,
sehingga dianggap suatu hal yang normal, eksavator, pinset, kaca mulut), Nier beiken,
sementara lainnya dianggap penyakit yang gelas kumur, , alat tulis, ember.
terjadi akibat kerusakan atau secara kebetulan Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
(Barnes, 2006). kapas, cotton roll dan alcohol, masker, handschoen.
Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan, baik itu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25
Gigi tiruan sebagian lepasan, gigitiruan cekat juli 2013, untuk melihat gambaran kondisi
maupun gigi tiruan lengkap pada hakekatnya rongga mulut pada lansia di posbindu desa
adalah untuk memperbaiki fungsi: Siwuluh Kecamatan Bulakamba Kabupaten
pengunyahan, pengucapan, estetis, menjaga Brebes. Penelitian ini dilakukan satu kali dalam
kesehatan jaringan serta mencegah kerusakan satu waktu.Teknik penelitian ini langsung
lebih lanjut dari struktur organ rongga mulut. memeriksa kondisi rongga mulut pada lansia.
Kondisi penuaan dan kelainan yang dijumpai Data yang didapatkan lalu dianalisa dengan
pada mukosa mulutmempunyai pengaruh perhitungan statistik deskriptif dengan bantuan
terhadap teknik pembuatan gigi tiruan. komputerisasi untuk mendapatkan angka rata-
Penurunanresiliensi mukosa memperpanjang rata dan persentase. Hasil analisa disajikan
waktu yang diperlukan untuk memperbaiki dalam bentuk tabel dan diagram, untuk
jaringan setelah pemasangan gigi tiruan mengetahui gambaran kondisi rongga mulut
(Heersche, 1998). pada lansia di Posbindu desa Siwuluh
Survey awal yang dilakukan pada Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes.
tanggal 10 april 2013 pada lansia di Posbindu
Siwuluh terdapat jumlah 30 orang lansia.

11
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

HASIL dengan kriteria buruk sebanyak 17 orang


Tabel 1. Subjek Penelitian berdasarkan jenis (56,67%), kriteria sedang sebanyak 11 orang
kelamin (36,67%) dan kriteria baik sebanyak 2
No. Jenis Frekuensi Persentase orang(6,67%).
kelamin
Tabel 4. Distribusi subyek penelitian
1 Laki-laki 4 13,33
berdasarkan kondisi lidah pada
2 Perempuan 26 86,67 lansia di Posbindu Desa Siwuluh
Jumlah 30 100
No. Konsisi N Persentase
Lidah (%)
Tabel diatas menunjukan jumlah lansia di 1. Fissure 18 60
Posbindu Desa Siwuluh Kecamatan Bulakamba tongue
Kabupaten Brebes sebanyak 30 orang, meliputi 2. Atropi 22 73,33
laki – laki sebanyak 4 orang (13,33%) dan papilla lidah
perempuan sebanyak 26 orang (86,67%).
Tabel 2. Subjek Penelitian berdasarkan Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan
penggolongan usia. kondisi lidah lansia yang mengalami fissure
No. Golongan Lakilaki Perempuan N
umur
tonguesebanyak 18 orang (60%)dan atropi
1 45 – 59 tahun 1 9 10 papilla lidah sebanyak 22 orang (73,33%).

2 60 – 74 tahun 2 13 15 Tabel 5. Distribusi subyek penelitian


berdasarkan skor Coated tongue
3 75 – 90 tahun 1 4 5 pada lansia di Posbindu Desa
Siwuluh
Total 4 26 30 N
Jenis Skor Coated tongue
No.
kelamin 0 1 2 3 0

Sampel penelitian tersebut terdiri dari laki – laki 1. Laki – laki 0 1 1 0 2


dan perempuan dengan penggolongan usia 2. Perempuan 0 1 13 14 28
lansia menurut WHO dimana laki – laki usia 45 Jumlah 30
– 59 tahun sebanyak satu orang, 60 – 74 tahun
sebanyak dua orang dan 75 – 90 tahun sebanyak
1 orang, sedangkan perempuan usia 45 – 59 Tabel 5 diatas menunjukkan skor coated
tahun sebanyak 9 orang, 60 – 74 tahun sebanyak tongue pada lansia dimana skor 3 sebanyak
13 orang dan usia 75 – 90 tahun sebanyak 4 14 orang, skor 2 sebanyak 14, skor 1
orang. sebanyak 2 dan skor 0 tidak ada.

Tabel 3. Distribusi subyek penelitian


berdasarkan tingkat kebersihan Tabel 6. Distribusi subyek penelitian
gigi dan mulut lansia di Posbindu berdasarkan hasil pemeriksaan
Desa Siwuluh lidah menyentuh pipi akibat
No. Tingkat Persentase kehilangan gigi pada lansia Di
Kebersihan (%)
Gigi dan Posbindu Desa Siwuluh
Mulut No. Kondisi Lidah Terlihat
Lansia Menyentuh
lidah Cheek bite
pipi
1. Baik 2 6,67
2. Sedang 11 36,67
1. Ya 14 14
3. Buruk 17 56,67
2. Tidak 16 16
Total 30 100 Jumlah 30 30

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan tingkat


Tabel 6 diatas menunjukkan hasil
kebersihan gigi dan mulut lansia dimana kondisi kondisi lidah pasien yang menyentuh pipi
kebersihan gigi dan mulut lansia paling banyak dan terlihat cheek bite sebanyak 14 orang

12
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

(46,67%) dan tidak sebanyak 16 orang dari Posbindu Desa Siwuluh, diketahui bahwa
(53,33%) yang dialami lansia. lansia hamper semua menderita penyakit
Berdasarkan hasil penelitian yang sistemik. Penyakit sistemik ini dapat berperan
dilakukan pada lansia di Posbindu Desa terhadap kondisi rongga mulut pada lansia.
Siwuluh Kecamatan Bulakamba Kabupaten Lansia di Posbindu Desa siwuluh sebagian besar
Brebes Tahun 2013 dapat dilihat dari analisa memiliki penyakit sistemik, meskipun begitu
data diatas dilihat gambaran kondisi rongga dijumpai juga lansia yang tidak mempunyai
mulut pada lansia. penyakit sistemik walaupun dengan persentase
yang rendah. Baik lansia yang memiliki
PEMBAHASAN penyakit sistemik, maupun yang tidak memiliki
Proses menua mempengaruhi toleransi memiliki penyakit sistemik kondisi rongga
jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mulut lansia terdapat perubahan. Selain
mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi, serta penyakit sistemik, obat – obatan yang
panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan dikonsumsi sehubungan dengan perawatan
bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang. terhadap penyakit sistemik turut berperan
Kemampuan adaptasi penderita usia muda terhadap kondisi rongga mulut.
terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi Hasil pemeriksaan OHI-S untuk
dibanding penderita usia lanjut. Pada penderita memerikasa tingkat kebersihan gigi dan mulut
usia lebih dari empat puluh tahun, adaptasi. pada lansia di Posbindu Desa Siwuluh
Proses penuaan merupakan suatu proses yang Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes
normal bukan merupakan suatu penyakit, yang adalah sebagai berikut : kriteria baik sebanyak 2
akan dialami oleh setiap manusia. Sehingga orang (6,67%), kriteria sedang sebanyak 11
dapat dikatakan bahwa proses penuaan ini orang (36,67%) dan kriteria buruk sebanyak 17
merupakan suatu proses penurunan fungsi orang (56,67%). Dari hasil pemeriksaan
alamiah pada jaringan atau organ yang kebersihan gigi dan mulut pada lansia dengan
dimanifestasikan dalam derajat dan bentuk yang sampel penelitian yang berjumlah 30 orang
berbeda pada berbagai jaringan dan organ. dapat dilihat bahwa persentase terbanyak
Perubahan pada keseimbangan cairan membran terdapat pada kriteria buruk yaitu sebanyak
mukosa pada manula menyebabkan terjadinya 56,67% dapat dilihat pada tabel 7gambar 11.
atropi, hilangnya stippling, penipisan epitel, Fenomena ini mungkin disebabkan oleh
menurunnya kelenturan jaringan ikat sehingga perubahan fisiologi dari saliva atau terbukanya
mengakibatkan mukosa mulut menjadi lebih lebih banyak daerah permukaan sementum yang
pucat, tipis dan kering, mudah mengalami iritasi kasar sebagai akibat dari resesi gingival dan gigi
terhadap tekanan atau gesekan. Prevalensi yang beralur, miring, berdiri sendirian serta
penyakit periodontal, kerusakan jaringan dan kurang dapat dijangkau pada lansia serta diet
kehilangan gigi lebih banyak diakibatkan makanan yang lunak, berkurangnya aktivitas
karena bertambahnya usia (Arif, 2012). oral dan peningkatan insidensi xerostomia pada
Penelitian ini dilaksanakan untuk lansia juga ikut berperan pada akumulasi
mengetahui gamabaran kondisi rongga mulut deposit makanan (Barnes, 2006).
pada lansia di Posbindu Desa Siwuluh Kebersihan gigi dan mulut juga menjadi
Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. bahan pertimbangan Karena sukar untuk
Lansia yang ada di Posbindu Desa siwuluh menjamin oral hygiene yang baik, desain gigi
ini berusia 45 tahun hingga 75 tahun, dimana tiruan sebagian lepasan hendaknya
yang terbanyak adalah usia kelompok 60–74 dibuatsedemikian sehingga mudah untuk
tahun sebesar 15 orang(50%). Berdasarkan teori dipasang dan dilepas serta memiliki
yang dibahas dalam tinjauan pustaka, selfcleansing yang baik (Taringan, 2005).
pembagian usia lanjut usia menurut WHO Kondisi gigi geligi pada lansia di Posbindu
dimana 45 – 59tahun sebanyak 10 orang Desa Siwuluh ditemukan hampir semua lansia
(33,33%) dan usia 75 – 90tahun sebanyak mengalami kehilangan gigi dan karies gigi
5(16,67%). walaupun ada beberapa lansia telah menambal
Semakin meningkat usia seseorang, giginya. Bertambahnyausia email akan
semakin bertambah pula penyakit sistemik yang berwarna gelap dentin akan menjadi rapuh pada
dapat menyertainya, terutama pada akar gigi yang disebut translucent dentin.
lansiaberdasarkan data yang dipeoleh dari Pengecilan ruang pulpa sehingga sulit
wawancara langsung maupun dari rekam medik diidentifikasi dan terkadang terjadi
hipersementosis atau menyatunya tulang

13
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

dengan akar gigi. Volume pulpa berkurang, Hasil pemeriksaan coated tongue pada
pada usia 75 tahun ruang pulpa menghilang lansia dengan skor 0 tidak ada, skor 1 dimana
secara total.Atrisi pada gigi akibat cara laki – laki sebanyak 1 orang dan perempuan
menyikat gigi yang salah menjadikan rasa ngilu sebesar 1, skor 2 dimana laki – laki sebesar 1
pada gigi yang disebabkan email yang orang dan perempuan sebesar 13 orang dan skor
terkelupas (Angelina, 2011). 3 hanya ditemukaan pada perempuan sebanyak
Hasil pemeriksaan kondisi 14 orang.
kelainanlidah pada lansia didapat kondisi lidah Hasil pemeriksaan lidah yang menyentuh
berfisur atau yang disebut fissure tongue sebesar pipi akibat kehilang gigi pada lansia sebesar 14
18 orang (60%). Kondisi Lidah berfisur adalah orang (46,67%). Manifestasi yang sering
variasi dari anatomi lidah normal yang terdiri terlihat adalah atropi papil lidah dan terjadinya
atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura – fisura sehubungan dengan ini maka
fisura multiple dengan berbagai kedalaman terjadi perubahan persepsi terhadap
yang terdapat pada permukaan dorsal dari dua pengecapan. Akibatnya orang tua sering
per tiga anterior lidah. Penyebabnya tidak mengeluh tentang kelainan yang dirasakan
diketahui secara pasti, tetapi liah berfisur terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin.
barangkali merupakan suatu proses Dimensi lidah biasanya membesar akibat
perkembangan dan bertambah banyak seiring kehilangan sebagian besar gigi, lidah
dengan bertambahnya usia (Langlais dan miller, besentuhan dengan pipi waktu mengunyah,
1992). menelan dan berbicara (Amanda, 2012).
Pemeriksaan lidah pada lansia juga Gigi posterior telah yang hilang lama,
dijumpai kondisi atropi papilla lidah yang sering dijumpai pembesaranlidah. Pasien seperti
dialami oleh lansia sebanyak 22 orang ini mungkin mungkin merasakan pemasangan
(73,33%). Pada orang lanjut usia permukaan gigitiruan mengganggu ruangan untuk lidah.
dorsal lidah akan cenderung menjadi licin yang Kepada pasien seperti inibeberapa klinisi
disebabkan atropi papila lidah. Atropi biasanya menganjurkan penggunaan pre prosthodontic
dimulai dari bagian apeks dan sebelah lateral “bubble-gum”therapy. Dalam waktu satu
lidah. Biasanya terjadi akibat defisiensi vitamin minggu pasien disuruh mengunyah bubble
B kompleks yang sering terjadi pada lansia gum(permen karet) dengan volume semakin
(Winasa, 1995). besar, dengan ini diharapkan agarpasien
Lidah berfisur adalah variasi dari menjadi lebih mudah beradaptasi dengan
anatomi lidah normal yang terdiri atas satu ketebalan basis gigi tiruanyang akan
fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura dipasangkan (Taringan, 2005).
multiple dengan berbagai kedalaman yang Penelitian sebelumnya oleh Mayvira (2009)
terdapat pada permukaan dorsal dari dua per tiga menemukan kelainan lidah pada lansia dimana
anterior lidah. Penyebabnya tidak diketahui fissure tongue 55%, atropi papilla lidah 10%
secara pasti, tetapi lidah berfisur barangkali dan coated tongue 69% penelitian ini di lakukan
merupakan suatu proses perkembangan dan pada 100 orang lansia untuk menunujukan
bertambah banyak seiring dengan prevalensi lesi – lesi mukosa mulut beserta
bertambahnya usia (Langlais dan miller, 1992). lokasinya.
Coated Tongue merupakan suatu keadaan Penelitian ini menemukan kondisi rongga
dimana permukaan lidah terlihat berwarna putih mulut pada lansia yang tingkat kebersihan gigi
atau berwarna lain yang merupakan tumpukan dan mulut rata – rata dengan kriteria buruk dan
dari debris, sisa – sisa makanan dan flak bakteri di temukan kondisi lidah yang mengalami
yang terdapat pada permukaan dorsal lidah fissure tongue, atropi papilla lidah dan skor
(Anonim, 2008). coated tongue lansia yang rata – rata dalam
Miyazaki, dkk.,(2002), menggolongkan kondisi skor 3. Lansia juga banyak kehilangan
coated tongue berdasarkan distribusi daerah gigi geligi yang cukup lama sehingga
yang tertutupi selaput, meliputi : skor 0, tidak menyebabkan lidah menyentuh pipi saat
terlihat; 1, kurang Universitas Sumatera berbicara mengunyah dan menelan makanan.
Utaradari sepertiga permukaan dorsum lidah; 2,
kurang dari dua pertiga permukaan dorsum
lidah; 3, Lebih dari dua pertiga permukaan
dorsal lidah.
KESIMPULAN

14
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

1. Gambaran kondisi rongga mulut pada lansia Be Kien Nio, 1990, Preventive Dentistry II ,
di Posbindu Desa Siwuluh dilihat dari Yayasan Kesehatan Gigi
tingkat kebersihan gigi dan mulut dan Indonesia, Bandung.
kondisi lidah yang mengalami fissure Damayanti, L., 2000, Respon Jaringan Trhadap
tongue, atropi papilla lidah dan coated Gigi Tiruan Lengkap pada Pasien
tongue. Kondisi gigi geligi lansia juga Lanjut Usia, Makalah, Fakultas
banyak yang mengalami banyak Kedokteran Gigi Prosto UNPAD,
kehihilangan gigi sehingga menyebabkan Bandung.
lidah menyentuh pipi saat mengunyah, Darmojo.R.B. Martono, H., 2004, Giartri (Ilmu
berbicara dan menelan. Kesehatan Usia Lanjut), Edisi
2. Kondisi rongga mulut pada lansia dilihat 3.Fakultas Kedokteran
dari tingkat kebersihan gigi dan mulut paling Universitas Kesehatan.Jakarta
banyak dengan kriteria buruk sebanyak Departemen Kesehatan RI., 2008, Kebijakan
56,67 %, fissure tongue 60%, atropi papilla Nasional Promosi Kesehatan,
lidah 73,33% dan coated tongue paling Departemen Keseh atan RI,
banyak dengan skor 3. Kondisi gigi geligi Jakarta.
lansia juga banyak yang mengalami Departemen Kesehatan RI., 1996, Petunjuk
kehilangan gigi sehingga menyebabkan Pemeliharaan Kesehatan
lidah menyentuh pipi sebanyak 46,67%. Gigi dan Mulut Keluarga,
3. Perubahan yang terjadi pada rongga mulut Departemen Kesehatan RI.,
dipengaruhi oleh usia. Dimana dijumpai Jakarta.
keadaan atropi dan kerusakan pada gigi Departemen Kesehatan RI.,2000, Pedoman
geligi serta kehilangan gigi geligi. Atropi Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
terjadi pada mukosa mulut dan lidah. lidah Mulut Keluarga,
juga mengalami fissure tongue dan coated Departemen
tongue. Keadaan ini membuat rongga mulut Kesehatan RI., Jakarta.
lebih peka terhadap iritasi mekanis, kimia Faulani, H., 2012, Gambaran Pengeyahuan
dan bakteri. Tentang Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan Dan Pemakaian Protesa
Pada Pasien Yang Berkunjung Ke
DAFTAR PUSTAKA Balai Pengobatan Gigi Puskesmas
Agus., 2003, Pelayanan Kesehatan pada indihiang Kota Tasikmalaya
Lansia, [Online] Tahun 2012, Skripsi, Poltekkes
http://www.tempo.co.id. Tasikmalaya, Tasikmalaya.
Amanda. V., 2012, Penuaan Jaringan Rongga Gunadi, H.A., dkk., 1991, Ilmu Geligi Tiruan
Mulut, [Online] Sebagian Lepasan, Jilid I, EGC,
Jakarta.
http://almizaniya.blogspot.com. Hadi, S., 1995. Gastroenterologi, PT Alumni,
Anonim, 2008, Coated tongue, Bandung.
http://www.answers.com/topic/co Hidayat, A, A., 2007, Metode penelitian
ated-tongue. keperawatan dan teknik analisa
Arif, S., 2011, Diagnosa data, Salemba, Medika, Jakarta.
Prostodonsia, Husdiari, M., 2008, Replika Gigi Tiruan,
http//afifsanjaya.blogspot.com. [Online]http://www.perawatangeligi
Barnes, E. Walls, A., 2006. Perawatan Terpadu tiruan.com
untuk Lansia, EGC, Jakarta. Hutapea, R., 2005, Sehat dan Ceria di Usia
Baziad, A., 2003, Menaupouse dan Senja, Rineka Cipta, Jakarta.
Andropouse, Yayasan Bina Ida, 2008, Dampak Negatif Kehilangan Gigi,
Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, [Online]http//imoetida.multilpy.com.
Jakarta. Japardi, L., 2008, Pengaruh Ketidakserasian
Be Kien Nio, 1987, Preventive Dentistry, Gigi Tiruan Terhadap Komponen
Yayasan Kesehatan Gigi Stogmagtonasi, Jurnal, Kedokteran
Indonesia, Bandung. Gigi UNPAD, Bandung.
Kwan, SYL; Peterson, PE; Pine, CM; Boruta,
A. 2005, Health promoting schools:

15
Agung Widyagdo.et al/IOHJ (Indonesian Oral Health journal) 2017Januari 2(1): 9-16

an opportunity for oral health Rekna, 2006, Pedoman Pengelolahan Kegiatan


promotion, Bulletin of Kesehatan di Kelompok Lanjut Usia,
WHO, http://drevy omfs.blogspot.com.
September, 83 (9): 677-585 Sheiham, A. 2005, Oral Health, General Health
Lamp. SK. Menkes, 2005, and Quality of life, Bulletin of the
Kebijakan Pelayanan World Health Organization,
Kedokteran gigi September, 83 (9); 641-720
Keluarga, Keputusan Menkes Shelly Mayvira, 2008, Prevalensi
No.1415/Menkes/SK/X/2005, 3 dan Distribusi Lesi – lesi
Oktober 2005 Leavell, HR. dan Mukosa Mulut Pada Manusia Lanjut
Clark, EG. 1965. Perventive usia Dipanti
Medicine for the doctor in his Jompo Abdi Darma Asih Binjai
community, 3rd ed., Mc. Graw Hill Sumatera Utara Tahun 2008, Skripsi,
Book Co. New York Fakultas Kedokteran gigi Universitas
Langlais, RP., Miller, CS., 1992, Kelainan Sumatera Utara, Medan.
Rongga Mulut Yang Suryo Nugroho, 2000, Perawatan Gigi Lansia,
Lazim, Jurnal, Kedokteran Gigi
Hipokrates, Jakarta. USU, Medan.
Machfuzoh, P.A., 2011, Macam-macam Gigi Taringan, S., 2005, Pasien Prostodonsia Lanjut
tiruan Pada Kasus Kehilang Gigi Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam
yang Berbeda, Makalah, Fakultas Perawatan, Pidato Pengukuhan,
Kedokteran Gigi Universitas Jember, Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera
Jember. Utara, medan.
Mozartha, Martha, 2011, Perawatan gigi Winasa, IG., 1995, Perubahan Jaringan
Tiruan,[Online]http//www.klikdokto Rongga Mulut Pada Lanjut Usia.
r.com. Majalah Kesehatan Gigi Indonesia.
Notoatmodjo, S., 2005, Promosi Kesehatan, Jakarta.
Rineka Cipta, Jakarta. Zarb, G. A., Bolender,C.L.,
Ramadhan, A.G., 2010, Serba – serbi Hickey,J.,C.Carlsson.G.E., 2002,
Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukue, Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien
Jakarta. tak bergigi menurut Boucher, Edisi
10, EGC, Jakarta.

16

You might also like