You are on page 1of 8

HUBUNGAN PERILAKU TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

DENGAN KARIES GIGI IBU HAMIL

Anneke A Tahulending1), I Ketut Harapan 2), Jeana D”Arc Z Adam3)


1), 2), 3)
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang II

Abstract
Behavior is a factor that can influence the growth of caries is about how to maintain oral
health. Behavior is strongly influenced by knowledge. Behavior that is based on true
knowledge will be more lasting than the behavior based on knowledge, including
knowledge of how to maintain proper dental health will greatly affect the incidence of
caries.
This study uses descriptive analytic method with cross-sectional study. Samples were
taken by purposive sampling as many as 93 people. Data were analyzed by correlation
test person. The results showed no significant relationship between knowledge of
the status of dental hygiene with a value of p = 0.72, there was no significant
relationship between knowledge of mothers with dental caries and p = 0.173, no
significant relationship between attitudes toward dental hygiene and mouth with a value
of p = 0.210, as well as the attitude of pregnant women with dental caries showed no
significant relationship (p = 0.345). There sifgnifikan relationship between maternal
action against oral hygiene with p = 0.000, no action maternal relationship with dental
caries with value = 0.566.
Expected to pregnant mothers to always keep your teeth and mouth, so that impacts can
occur due to neglect of oral health during pregnancy can be resolved as early as
possible.

Keywords: Behaviour, Dental Caries

Tingginya penyakit gigi dan mulut saat ini Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007,
antara lain faktor perilaku masyarakat. penyakit gigi dan mulut yang ditemukan
Berdasarkan SKRT tahun 2001 menunjukkan di masyarakat masih berkisar antara penyakit
sebagian besar penduduk Indonesia yaitu yang menyerang jaringan keras gigi (karies)
61,5% menyikat gigi kurang sesuai dengan dan penyakit periodontal. Untuk mengetahui
ajuran program menyikat gigi setelah penyakit karies gigi menggunakan Indeks
makan dan sebelum tidur, bahkan 16,16% Decay Missing Filling Teeth (DMF-T).
tidak menyikat gigi (Herijulianti dkk, 2002). Indeks DMF-T secara nasional sebesar 4,85.
Masalah kesehatan gigi dan mulut Ini berarti rata-rata kerusakan gigi pada
di Indonesia masih sangat perlu diperhatikan. penduduk Indonesia 5 buah gigi per orang.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit Komponen yang terbesar yaitu gigi
terbanyak yang dikeluhkan masyarakat dicabut/M-T sebesar 3,86, dapat dikatakan
Indonesia. Penyakit gigi dan mulut tersebut rata-rata penduduk Indonesia mempunyai
adalah karies gigi dan penyakit periodontal, 4 gigi yang sudah dicabut atau indikasi
khususnya peradangan gusi atau gingivitis pencabutan. Indeks DMF-T Propinsi Sulawesi
(Astoeti dkk, 2006). Data dari Dinas Utara sebesar 5,01 berarti melebihi indeks
Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara DMF-T yang ditetapkan WHO yaitu ≤ 3
menunjukkan bahwa jumlah penderita (Triono, 2007). Data yang diperoleh dari
penyakit karies dan jaringan periodontal Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008
mencapai 58% (Anonim, 2004). masalah kesehatan terutama masalah gigi dan

149
150 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

mulut mencapai 38,5% dari jumlah penduduk gusi yang mudah berdarah. Hal ini sangat
Kota Manado. berbeda dengan keadaan ibu pada saat tidak
Status kesehatan seseorang termasuk hamil. (Anonimous, 2008), namun masalah
kesehatan gigi dan mulut, dipengaruhi oleh kesehatan gigi saat hamil seringkali
empat faktor penting, yaitu keturunan, terabaikan. Wanita hamil lebih senang
lingkungan (fisik, biologis, sosial), perilaku, menyibukkan diri dengan pemeriksaan
dan pelayanan kesehatan. Faktor perilaku kehamilan dan USG untuk melihat
memegang peranan penting dalam perkembangan janinnya. Walaupun memang
mempengaruhi status kesehatan gigi dan pemeriksaan kehamilan (antenetal care)
mulut (Astoeti dkk, 2006). Kesehatan gigi dan memang perlu dilakukan secara teratur dan
mulut merupakan suatu hal yang penting dan berkala, tapi pemeriksaan gigi juga tidak
harus diperhatikan oleh para ibu hamil. Hal ini boleh disepelekan. Pada kehamilan, terjadi
dianggap penting karena beberapa penelitian peningkatan kadar asam didalam rongga
menunjukkan bahwa buruknya kesehatan gigi mulut, belum lagi jika wanita hamil
dan mulut ibu akan berdampak pada ibu mengalami mual dan muntah dapat
sendiri maupun janinnya. Kumar dan mengakibatkan paparan asam lambung
Semelson (2006) mengemukakan bahwa pada gigi dan gusi. Hal ini dapat
buruknya kesehatan gigi dan mulut menyebabkan terjadinya radang/penyakit gusi
menyebabkan jumlah bakteri di mulut dan gigi, yang pada akhirnyanya bisa
meningkat. Bakteri yang ada dimulut ini bisa mempengaruhi kehamilan dan perkembangan
tertransmisi ke janin lewat darah maupun janin, (Adhi, 2009). Pada masa kehamilan
cairan amniotic di rahim sehingga janin terjadi sejumlah perubahan secara fisik
beresiko lahir prematur, berat badan lahir maupun fisiologis. Perubahan tersebut dapat
rendah dan infeksi pada bayi yang baru lahir mempengaruhi sistim dalam tbuh yang
(Anonimous, 2009). Selain itu, ada pendapat berdampak pula terhadap fisiologis dari
lain yang menyatakan bahwa gangguan pada bagian-bagian tubuh termasuk rongga mulut,
kesehatan gigi dan mulut menyebabkan (Pirie M, et al, 2007) sebagian besar keluhan
asupan gizi bagi ibu dan janin menjadi rendah pada rongga mulut ibu hamil disebabakan
karena ibu hamil mengalami gangguan dalam oleh perubahan hormon.
menguyah makanan sehingga mengurangi Kondisi inilah yang menyebabkan para
keinginan untuk mengkonsumsi makanan ibu merubah perilaku memelihara kesehatan
yang bergizi (Jackson dan Winter, 2009). gigi dan mulutnya dengan mulai jarang
Kehamilan adalah suatu proses menyikat gigi. Hal ini dilakukan untuk
fisiologis yang dapat menimbulkan menghindari sentuhan terhadap gusi yang bisa
perubahan-perubahan pada tubuh wanita, baik menyebabkan pendarahan. Perubahan perilaku
fisik maupun psikis. inilah yang berdampak pada menurunnya
Pembesaran gusi dapat mengenai/ tingkat kesehatan gigi dan mulut karena mulai
menyerang pada semua tempat atau beberapa muncul endapan lunak (debris) yang terjadi
tempat (single/multiple) bentuk membulat, karena adanya sisa makanan yang melekat
permukaan licin mengkilat, berwarna merah pada gigi dimana jika dibiarkan lama
menyala, konsistensi lunak, mudah berdarah kelamaan akan muncul endapan keras yang
bila kena sentuhan. Saat kehamilan disertai terjadi karena debris mengalami pengapuran
berbagai keluhan lain seperti ngidam, mual, (calculus) yang melekat pada gigi. Kedua hal
muntah termasuk keluhan sakit gigi dan inilah yang menyebabkan tingkat kesehatan
mulut. Kondisi gigi dan mulut ibu hamil gigi dan mulut dengan indikator Oral Hygiene
seringkali ditandai dengan adanya pembesaran Index-Simplified (OHI-S) akan semakin
151 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

tinggi atau buruk. Kesehatan wanita hamil Instrumen yang akan digunakan dalam
penting untuk diperhatikan, sehingga penelitian ini yaitu kuesioner yang telah
pemeliharaan kesehatan dan perawatan gigi melewati uji validitas dan reliabilitas. Alat
dan mulut harus mendapat perhatian. Ada dan bahan pemeriksaan gigi yaitu kaca mulut,
anggapan para ibu hamil bahwa kehamilan sonde, pinset, disclosing solution, kapas dan
tidak ada hubungannya dengan keadaan formulir penilaian gigi dan mulut, sikat gigi
rongga mulut. Pendapat ini salah, sebab dan pasta gigi.
apabila kebersihan rongga mulut tidak Jalannya kegiatan dalam tahap ini yaitu
diperhatikan pada masa kehamilan maka akan penjelasan kepada ibu hamil maksud dan
terjadi kelainan-kelainan di rongga mulut tujuan melakukan penelitian, pengambilan
(Hasibuan, 2007). Selain itu ibu hamil yang data umum dan identitas responden, meminta
mengalami sakit gigi kronis beresiko untuk persetujuan responden dan menandatangani
melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR) formulir informend consent, membagikan
karena perkembangannya terganggu. kuesioner untuk mengukur perilaku,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemeriksaan kebersihan gigi dan pemeriksaan
hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan karies gigi yang hasilnya dicatat di format
menjaga kesehatan gigi dan mulut ibu hamil, pemeriksaan. Data yang diperoleh kemudian
terhadap kebersihan gigi dan mulut dengan ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel
karies ibu hamil di Puskesmas Ranomuut distribusi frekuensi dan grafik. Untuk
Kota Manado. memperoleh gambaran distribusi dan proporsi
masing-masing variabel dilakukan pengolahan
METODE data satu arah, sedangkan untuk melihat
hubungan antara variabel terikat dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada variabel bebas dilakukan analisis
bulan Juni-Juli 2012 di Puskesmas Ranomut menggunakan uji korelasi Pearson.
Kota Manado. Jenis penelitian adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan potong HASIL DAN PEMBAHASAN
lintang (cross-sectional study). Populasi
yang diteliti adalah seluruh ibu hamil Hasil
yang berkunjung ke Puskesmas Ranomut Pada bagian ini akan dikaji secara
Kota Manado. Jumlah ibu hamil yang tabulasi silang hubungan antara pengetahuan,
berkunjung sesuai data yang diperoleh dari sikap, tindakan terhadap OHI-S dengan
Puskesmas 3 bulan terakhir yaitu bulan DMF-T. Hubungan ini dikaji secara bivariat
Januari – Maret 2012 sebanyak 381 orang ibu dengan menggunakan uji korelasi person.
hamil. Distribusi hubungan antara pengetahuan,
Pengambilan sampel menggunakan metode sikap, dan tindakan terhadap OHI-S dengan
purposive sampling sebanyak 93 orang ibu DMF-T dapat dilihat pada table 1.
hamil. Hasil uji hubungan perilaku ibu
Variabel bebas yaitu perilaku ibu hamil yang terhadap kebersihan gigi dan mulut dengan
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan karies gigi pada tabel 1 diperoleh nilai
tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut. sebagai berikut: 1) hubungan pengetahuan ibu
Variabel terikat yaitu kebersihan gigi dan dengan kebersihan gigi dan mulut diperoleh
mulut yang diukur menggunakan parameter nilai r = -0,037, p.value = 0,723. Artinya
Oral Hygiene Simplified Index (OHI-S), bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
dan pemeriksaan Karies Gigi dengan antara variabel pengetahuan dengan
menggunakan indeks DMF-T. kebersihan gigi dan mulut. 2) hubungan
152 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

pengetahuan ibu dengan karies gigi, kebersihan gigi dan mulut ibu. Diperoleh
ditemukan nilai r = 0,142, p.value = 0,173. nilai r = 0,484, p.value = 0,000. Hal ini
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada menunjukkan adanya suatu hubungan yang
hubungan yang bermakna antara variabel signifikan cukup kuat antara variabel tindakan
pengetahuan dengan karies gigi. 3) hubungan ibu dengan kebersihan gigi dan mulut ibu.
sikap ibu dengan kebersihan gigi dan mulut 6) Hubungan tindakan ibu dengan karies gigi
diperoleh nilai r = 0,131, p.value = 0,210. ibu, diperoleh nilai r = 0,060, p.value = 0,566.
Artinya bahwa tidak ada hubungan Artinya bahwa tidak ada hubungan yang
antara sikap ibu dengan kebersihan gigi dan bermakna antara tindakan ibu dengan karies
mulut ibu. 4) hubungan sikap ibu dengan gigi ibu. 7) hubungan kebersihan gigi dan
karies gigi ibu. Diperoleh nilai r = 0,099, mulut ibu dengan karies gigi ibu. Ditemukan
p.value = 0,345. Artinya tidak ada hubungan nilai r = 0,027, p.value = 0,009. Artinya ada
yang signifikan antara sikap ibu dengan karies hubungan yang kurang kuat antara kebersihan
gigi ibu. 5) hubungan tindakan ibu dengan gigi dan mulut ibu dengan karies gigi ibu.

Tabel 1. Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Dengan Karies Gigi
Variabel Dependen
No. Variabel Independen OHI-S DMFT
p.value r p.value r
1. Pengetahuan Ibu 0,723 -0,037 0,173 0,142
2. Sikap Ibu 0,210 -0,131 0,345 0,099
3. Tindakan Ibu 0,000 0,484 0,566 0,060
4. OHI-S 0,009 0,027

Distribusi hubungan antara kebersihan gigi dan mulut dengan karies dapat
pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap di lihat pada table 2 dibawah ini.

Tabel 2. Hubungan Variabel Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu


Pengetahuan Sikap Tindakan
No. Variabel
p.value r p.value r p.value r
1. Pengetahuan 0,001 0,327 0,039 0,214
2. Sikap 0,001 0,327 0,000 0,484

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa: ditemukan nilai r = 0,214, p.value = 0,039.


1) hubungan pengetahuan ibu dengan sikap Artinya bahwa ada suatu hubungan yang
ibu diperoleh nilai r = 0,327, p.value = 0,001. signifikan dan agak kuat antara pengetahuan
Artinya terdapat suatu hubungan yang ibu dengan tindakan ibu.
signifikan dan cukup kuat antara pengetahuan
ibu dengan Sikap; 2) hubungan sikap ibu Pembahasan
dengan tindakan ibu, diperoleh nilai r = 0,484, Antara pengetahuan ibu terhadap kebersihan
p.value = 0,000. Artinya adanya suatu gigi dan mulut diperoleh nilai korelasi -0,037,
hubungan signifikan dan cukup kuat antara dan nilai signifikansi sebesar 0,723, hubungan
sikap ibu dengan tindakan ibu. 3) hubungan pengetahuan ibu dengan karies gigi
pengetahuan ibu dengan tindakan ibu, diperoleh nilai korelasi -0,142, dan nilai
153 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

signifikansi 0,173. Hal ini menunjukkan signifikansi sebesar 0,345. Hal ini juga
bahwa pengetahuan tidak ada hubungan yang menunjukkan bahwa sikap ibu hamil tidak ada
bermakna terhadap kebersihan gigi dan mulut hubungan terhadap kebersihan gigi dan mulut
dengan karies gigi. Tidak terdapat hubungan dengan karies gigi, pada hal dari hasil kategori
antara pengetahuan dengan kebersihan gigi sikap para ibu hamil ada pada kategori baik
dan karies gigi, disebabkan para ibu-ibu hamil sebanyak 92 responden (98,9%), tetapi itu
hanya sampai pada tahu atau mengetahui hanya hasil dari jawaban kuesioner saja
saja pentingnya menjaga kebersihan gigi sedangkan hasil pemeriksaan kebersihan gigi
dan mulut pada saat menjawab kuesioner dan mulut dengan hasil pemeriksaan karies
ini terbukti dimana pengetahuan ibu sebanyak tidak demikian dimana sebagian besar ibu
57 responden ada pada kategori baik (61,3%), hamil berada pada kategori sedang dan
sedangkan kategori sedangkan sebanyak kurang. Tindakan terhadap kebersihan gigi
35 responden (37,6%), dan kategori dan mulut memperoleh nilai korelasi 0,484
kurang hanya 1 responden. Dilihat dari dan nilai signifikansi sebesar 0,00. Hal ini
tingkat pendidikan sebagian besar ibu-ibu menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
hamil berpendidikan SMU/SMA sebanyak signifikan, cukup kuat antara variable
64 responden (68,1%), dan ada yang tindakan terhadap kebersihan gigi dan mulut,
berpendidikan sampai perguruan tinggi, karena sebanyak 79 responden (84,0%) ada
begitu juga dilihat dari jenis pekerjaan dimana pada kategori baik, dan kategori kebersihan
ibu-ibu hamil sebagian besar adalah ibu gigi dan mulut/OHI-S banyak 47 responden
rumah tangga sebanyak 77 responden (51,0%) ada pada kategori sedang dan
(81,9%), itu berarti bahwa ibu-ibu mempunyai 17 responden (18,1%) ada pada kategori yang
banyak waktu dirumah sehingga pengetahuan baik. Ini menunjukkan bahwa ibu-ibu hamil
tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut itu sehabis makan kalau tidak sempat menyikat
baik, karena pengetahuan bisa juga didapat gigi mereka berkumur-kumur atau makan
apakah lewat media-media masa seperti buah-buahan yang berserat dan mengandung
koran, majalah atau melalui media-media air, dimana dapat membantu membersihkan
elektronik seperti TV. Tetapi begitu dilakukan gigi, karena debris dapat dihilangkan dengan
pemeriksaan kebersihan gigi dan pemeriksaan berkumur-kumur, makan buah-buahan yang
karies gigi sebagian besar ibu-ibu hamil berserat dan mengandung air sedangkan
ada pada kategori sedang sebanyak kalkulus dapat dihilangkan dengan melakukan
47 responden (51,0%), dan kategori kurang scaling/pembersihan karang gigi. Hubungan
sebanyak 29 reponden (30,9%). Begitu juga tindakan ibu hamil dengan karies gigi
dengan hasil pemeriksaan karies gigi melalui diperoleh nilai korelasi 0,060, dan nilai
kategori DMF-T dimana kategori sedang yaitu siginifikansi sebesar 0,566. Hal ini
mempunyai gigi lubang sebanyak 4-6 gigi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
perorang sebanyak 44 responden (46,8%), bermakna antara tindakan ibu dengan karies
kategori kurang yaitu yang mempunyai gigi gigi, dimana kategori DMF-T ibu hamil ada
berlubang lebih dari 7 gigi perorang, sebanyak pada kategori sedang sebanyak 44 responden
39 orang ibu hamil termasuk seorang ibu (46,8%), sedangkan kategori kurang sebanyak
yang mempunyai gigi berlubang sebanyak 39 responden (41,4%). Tindakan ibu hamil
15 gigi. Sikap ibu dengan kebersihan gigi dan tidak ada hubungan dengan karies gigi
mulut memperoleh nilai korelasi 0,131, dan juga dikarenakan bahwa ibu hamil begitu
nilai signifikansi sebesar 0,210, begitu juga ada tanda-tanda gigi berlubang seperti
hubungan sikap ibu hamil dengan karies gigi linu/kram-kram pada bagian gigi tidak
diperoleh nilai korelasi 0,099, dan nilai langsung datang ke Puskesmas atau balai
154 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

pengobatan gigi/poli gigi untuk ibu hamil. Namun masa masalah kesehatan
memeriksakan keadaan giginya sehingga gigi saat hamil sering terabaikan. Wanita
apabilah sudah terjadi tanda-tanda lubang gigi hamil lebih sering menyibukkan diri
dapat segera ditambal. Gigi lubang tidak dapat dengan pemeriksaan kandungan dan USG
diatasi dengan hanya menyikat gigi saja tetapi untuk melihat perkembangan janinnya.
harus melakukan penambalan gigi, untuk Walaupun memang pemeriksaan kehamilan
pencegahan terjadinya gigi berlubang salah (antenatal care) memang perlu dilakukan
satu dengan rajin menyikat gigi setelah makan secara teratur dan berkala, tetapi pemeriksaan
dan sebelum tidur. Hubungan kebersihan gigi gigi juga tidak boleh disepelekan. Pada
dan mulut ibu dengan karies gigi diperoleh kehamilan terjadi peningkatan kadar asam
nilai korelasi 0,027, dan nilai siginifikansi didalam rongga mulut, belum lagi jika wanita
0,009, ini menunjukkan ada hubungan yang hamil mengalami mual dan munta yang dapat
kurang kuat antara kebersihan gigi dan mulut mengakibatkan paparan asam lambung pada
ibu dengan karies gigi, dimana ditemukan gigi dan gusi. Hal ini dapat menyebabkan
kategori baik untuk OHI-S hanya 17 terjadinya radang/penyakit gusi dan gigi, yang
responden dan terbanyak pada kategori pada akhirnya bisa mempengaruhi kehamilan
sedang sebanyak 47 responden, kurang dan perkembangan janin. (Edi, 2009). Pada
sebanyak 29 responden, dan Karies/DMF-T masa kehamilan terjadi sejumlah perubahan
pada kategori baik sebanyak 10 responden, secara fisik maupun fisiologis. Perubahan
sedang sebanyak 44 responden, kurang tersebut dapat mempengaruhi system dalam
sebanyak 39 responden. Buruknya kebersihan tubuh yang akan berdampak pula terhadap
gigi dan mulut merupakan salah satu fisiologis dari bagian-bagian tubuh termasuk
penyebab terjadinya lubang gigi. rongga mulut. Sebagian besar keluhan pada
Pada table 2, hubungan variable rongga mulut wanita hamil disebabkan
pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap oleh perubahan hormon. Kehamilan secara
kebersihan gigi dan mulut dengan karies gigi, signifikan mempengaruhi terjadinya sakit
sesuai dengan hasil uji diperoleh nilai korelasi pada jaringan periodontal dan juga
0,327, dan nilai signifikansi 0,000, artinya mempengaruhi timbulnya gingivitis/radang
terdapat suatu hubungan yang signifikan dan gusi dimana gusi mengalami bengkak, mudah
cukup kuat antara pengetahuan ibu dengn berdarah. Hal ini kemungkinan ibu hamil
sikap ibu hamil. Hubungan pengetahuan ibu menjadi malas untuk menggosok gigi karena
dengan tindakan ibu, sesuai dengan hasil uji takut kena sentuhan gusi mudah berdarah dan
diperoleh nilai korelasi 0,214, dan nilai sakit. Keinginan untuk makan juga akan
signifikansi 0,039, artinya ada hubungan yang berkurang, padahal baik ibu hamil maupun
signifikan dan agak kuat antara pengetahuan calon bayi membutuhkan makanan yang
ibu hamil dengan tindakan, tetapi hal ini bergizi untuk pertumbuhan terutama tulang
terjadi hanya sebatas pada teori saja, karena dan gigi. Kumar dan Semelson (2006),
pada prakteknya tidak seperti itu dimana mengemukakan bahwa mual dan muntah
perilaku dari ibu hamil tidak ada hubungan dalam kehamilan dapat menyebabkan erosi
terhadap kebersihan gigi/OHI-S dengan karies yang luas. Lebih dari 30 persen gingivitis/
gigi/DMF-T. radang gusi hadir pada wanita hamil pada
Kehamilan menjadi momen yang usia kehamilan trimester pertama. Setiap
sangat istimewa dan menyenangkan bagi peningkatan kerusakan gigi selama kehamilan
seorang wanita, oleh karena itu menjaga dapat disebabkan oleh perubahan pola makan
kesehatan tubuh selama masa kehamilan dan kesehatan gigi. Menurut National Health
menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh setiap and Nutrition Examination survey sekitar
155 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

46,9% dari permukaan gigi diantara Tidak ada hubungan antara sikap menjaga
perempuan yang berusia 18 tahun lebih kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan
menunjukkan tanda-tanda pembusukan pada gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas
permukaan gigi. Prevalensi kerusakan gigi Ranomuut Kota Manado, karena sikap
yang tidak diobati dikalangan wanita usia menunjukkan baik itu berarti tingkat
produktif berkisar dari 22 persen diusia kebersihan gigi dan mulut dengan karies ibu
15 tahun, dan 25 persen berusia 18 tahun hamil harus berada seratus persen dalam
lebih. Untuk menjaga kesehatan gigi kategori baik.
diantaranya yaitu dengan rajin memeriksakan Tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut
kesehatan, dan menjaga kebersihan gigi terhadap kebersihan gigi dan mulut ibu hamil
dengan menggosok gigi sehabis makan dan ada hubungan yang bermakna dan cukup kuat
sebelum tidur, makan buah-buahan yang tetapi tidak ada hubungan dengan karies
berserat dan berair dan kunjungi poli gigi atau gigi/DMF-T ibu hamil di Puskesmas
petugas kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali, Ranomuut Kota Manado, karena semakin
jika ada keluhan secepat mungkin tinggi pengetahuan tentang menjaga kesehatan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut. gigi dan mulut, maka semakin baik untuk
Apabila ada gangguan dalam kesehatan gigi bertindak memelihara kesehatan gigi dan
dan mulut ibu hamil yang membutuhkan mulutnya, dan sebaiknya juga tindakan untuk
pertolongan seperti perawatan periodontal, mencegah terjadinya gigi berlubang ada
radiografik diagnostik, pemulihan dan dalam kategori baik pula.
pencabutan gigi aman dan paling baik
dilakukan selama trimester kedua. Perawatan Saran
gigi yang tepat dan pencegahan selama Peningkatan pengetahuan diperlukan untuk
kehamilan dapat mengurangi hasil kehamilan mendapatkan tingkat kebersihan gigi yang
yang buruk dan penurunan karies bayi. baik, harus disertai juga dengan sikap dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang baik pula maka peneliti dapat
pengetahuan tidak ada hubungan yang memberikan saran yaitu:
bermakna terhadap OHI-S dengan Untuk para ibu hamil, selama masa kehamilan
karies/DMF-T, sikap ibu hamil tidak ada supaya menjaga kebersihan dan mulut
hubungan yang bermakna terhadap OHI-S dengan rajin menggosok gigi sehabis makan
dengan karies/DMF-T, sedangkan tindakan dan sebelum tidur malam, Pada saat
ibu hamil ada hubungan yang bermakna dan mual-mual upayakan selalu menyakit gigi
cukup kuat terhadap OHI-S tetapi tidak ada atau berkumur-kumur, konsumsi buah-buahan
hubungan dengan DMF-T. yang berserat dan berair yang dapat
membantu membersihkan gigi dan mulut.
KESIMPULAN DAN SARAN Pada saat memeriksakan kehamilan sebaiknya
juga melakukan pemeriksaan kesehatan gigi
Kesimpulan dan mulut.
Tidak ada hubungan antara pengetahuan Untuk pihak Puskesmas dapat meningkatkan
menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan-penyuluhan,
kebersihan gigi dan mulut dengan karies ibu baik kesehatan kehamilan maupun kesehatan
hamil di Puskesmas Ranomuut Kota Manado, gigi dan mulut, memasang poster-poster
karena semakin tinggi pengetahuan sebaiknya tentang kehamilan dan kesehatan gigi dan
semakin baik kebersihan gigi dan mulut/OHI- mulut serta akibatnya di ruang tunggu,
S dengan karies/DMF-T. diperbanyak.
156 JIK Volume 7 No. 2 April 2013 Tahulending, A,A, dkk. Hubungan Perilaku

Petugas di KIA KB sebaiknya pada saat ibu Kesehatan Gigi Dengan Pendekatan
hamil memeriksakan kehamilannya untuk Total Quality Management Pada
dapat dirujuk untuk konsultasi kesehatan Anak Sekolah. Indonesian Journal of
giginya ke Poli Gigi. Dentistry. Vol 13(3) hal 150 – 151.
Herijulianti, E., T.S. Indriani, dan S. Artini.
DAFTAR PUSTAKA 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Penerbit EGC. Jakarta.
Anonim. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jackson, S dan L. Winters. 2009. Maintaining
Departemen Kesehatan Republik Oral Health During Pregnancy. Journal
Indonesia. Jakarta. of American Family
Anonim . 2008. Gusi mudah berdarah di Physician.Departemen of Health. New
beberapa tempat dan bentuknya York.
berbenjol-benjol?". http//www.pdgi- Kumar, J., dan R. Semelson. 2006. Oral
online.com. Diakses 19 Maret 2008. Health Care During Pregnancy and
Anonim. 2009. Pregnancy : Bad Oral Hygiene Early Childhood. Departement of
Can Lead to Complications In Health. New York.
Pregnancy and Problems For Babies. Nio Be Kien. 1989. Preventive Dentistry.
http://www.sciencedaily.com?/2009/0 Seksi Pendidikan Kesehatan Gigi,
3 Diakses 01 Desember 2009. Bandung.
Astoeti, T. E., Budiharto., A. Bachtiar. 2006.
Efektifitas Pengelolaan Pendidikan

You might also like