You are on page 1of 22

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR RESIKO

TERHADAP KINERJA MUTU PT. MEGA PERSADA INDONESIA


(Studi Kasus Proyek Daswin Office Tower)

Resapugar
Nurlela, SE., MM

ABSTRACT
Risk is an uncertainty or mismatch which will affect quality performance and it can create losses of the
cost, time and quality of work. This research aims to know the impact of risk factors to quality
performance at PT. Mega Persada Indonesia at Daswin Office Tower Project. Risk factors that cause
quality failures, such as risk factors of the aspects of human resources, engineering and review,
materials and equipment. Project quality performance can be measured to the products produced and
services provided. This research used quantitative methods with data collection techniques based on
observations, interviews, questionnaires, and documentation. The number of respondents sampled used
in this research were 44 respondents. To analize data the researcher used descriptive analysis and
statistical tests. Based on simultaneous testing, the relationship strength level of the independent
variable to the dependent variable of –0.938 means very strong and opposite direction, the contribution
of the independent variable to the dependent variable of 87.9%, while the remaining 12.10% is affected
by other variables not researched in this study. The test results F arithmetic (97,110) > F table (4.30)
and the significance value (0,000) ≤ α (0.01), it indicates there is a significant impact simultaneously
between risk factors aspects of human resources, engineering and review, material and equipment to
quality performance at PT. Mega Persada Indonesia at Daswin Office Tower Project.
Keywords : Construction Project, Risk Factor, Quality Performance

ABSTRAK
Resiko merupakan ketidakpastian atau ketidaksesuaian yang akan mempengaruhi kinerja mutu dan
dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitas pekerjaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor resiko terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia
pada proyek Daswin Office Tower. Faktor-faktor resiko yang menjadi penyebab kegagalan mutu,
antara lain faktor resiko aspek sumber daya manusia, engineering dan review, material dan peralatan.
Kinerja mutu dapat diukur pada produk yang dihasilkan dan layanan yang diberikan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data berdasarkan observasi, wawancara,
kuesioner, dan dokumentasi. Banyaknya responden yang dijadikan sampel sebanyak 44 responden.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji statistik. Berdasarkan pengujian secara simultan,
tingkat kekuatan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar –0,938 berarti sangat kuat
dan berlawanan arah, kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 87,9 %, sedangkan
sisanya sebesar 12,10 % dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil uji F hitung (97,110) > F tabel (4,30) dan nilai signifikansi (0,000) ≤ α (0,01), maka
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara faktor resiko aspek sumber daya
manusia, engineering dan review, material dan peralatan terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada
Indonesia pada proyek Daswin Office Tower.
Kata Kunci : Proyek Konstruksi, Faktor Resiko, Kinerja Mutu

1
PENDAHULUAN Menurut Adrian Goh selaku Director
Latar Belakang ISO Regional Engagement Initiative (REI)–
Globalisasi saat ini telah memasuki Asia Region menjelaskan bahwa revolusi
masa revolusi industri 4.0 yang akan membawa industri 4.0 akan mengaburkan batas-batas
perubahan mendasar dengan segala antara dunia biologi, fisik, dan digitalisasi,
konsekuensinya. Industri akan semakin efektif “penerapan standar akan berperan penting
dan efisien, berjuta peluang ada disitu, akan karena standar akan menjamin
tetapi disisi lain akan terdapat berjuta tantangan interoperabilitas dan memberikan jaminan
yang harus dihadapi atau resiko yang mungkin kepastian dalam era revolusi industri 4.0”.
terjadi. Semua organisasi dengan berbagai jenis Sedangkan Novian Akbar selaku
dan ukurannya menghadapi resiko dari aspek Direktur PT. Mega Persada Indonesia,
faktor internal maupun eksternal serta menjelaskan bahwa manfaat penerapan sistem
pengaruhnya yang membuat adanya manajemen mutu ISO 9001:2015 bagi
ketidakpastian apakah dan kapan mereka akan perusahaan, antara lain : kepuasan pelanggan,
mencapai tujuan organisasi. jaminan standar mutu, reputasi perusahaan,
Revolusi Industri 4.0 sangat berperan monitoring pencapaian sasaran mutu,
penting dalam mempengaruhi perkembangan memastikan adanya perbaikan berkelanjutan,
bidang konstruksi. Pemanfaatan digitalisasi dokumen informasi terkendali, dan persyaratan
teknologi merupakan kunci memenangkan tender. Adapun hambatan penerapan sistem
persaingan dalam menghadapi tantangan manajemen mutu ISO 9001:2015, antara lain :
revolusi industri 4.0. Revolusi konstruksi kurangnya pemahaman ISO 9001:2015
memanfaatkan cutting edge technology secara berbasis risk based thinking pada tataran
optimal dengan menggunakan teknologi digital middle dan low manajemen, kurangnya
dan IT untuk mempermudah pekerjaan dan kesadaran dan keterlibatan semua karyawan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu atau departemen dalam komitmen penerapan
dan biaya. sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, (3)
Menurut Danis H. Sumadilaga selaku Dokumen informasi yang terkendali dalam
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian persyaratan ISO 9001:2015 belum konsisten
PUPR menjelaskan bahwa manfaat penerapan terdokumentasi sesuai dengan standar prosedur
teknologi BIM, antara lain : peningkatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
efisiensi dan akurasi, proses desain dan maupun customer.
konstruksi lebih ramping dan transparan, Menurut Umar selaku Quality, Health,
akurasi dalam perhitungan, menghindari Safety dan Environment Departement Head PT.
kesalahan mulai perencanaan hingga Mega Persada Indonesia menyatakan bahwa
pelaksanaan, waktu pelaksanaan lebih cepat. jenis resiko yang mungkin dan atau sering
Namun realitasnya penerapan teknologi BIM terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi,
yang belum sepenuhnya optimal dan masih antara lain ; sumber daya manusia kurang
dilakukan secara sporadis oleh masing-masing terampil atau belum mempunyai sertifikasi
pelaku industri konstruksi dikarenakan terdapat keahlian tertentu sesuai bidang kerjanya,
berbagai kendala, antara lain : tidak semua komunikasi kurang efektif antar pihak-pihak
pemilik proyek mensyaratkan penggunaan yang terlibat dalam proyek, terjadinya
teknologi BIM dalam proses pekerjaan proyek kecelakaan kerja, perubahan/kesalahan desain
kontruksinya, biaya investasi penyediaan gambar, perubahan ruang lingkup pekerjaan,
teknologi BIM masih relatif tinggi, kurangnya keterlambatan mendistribusikan dan merevisi
fasilitas komputer di proyek yang memenuhi shop drawing, estimasi harga kurang akurat,
spesifikasi untuk pengoperasian teknologi terjadinya perbedaan gambar kontrak dengan
BIM, kurangnya kesiapan sumber daya Bill of Quantity, keterlambatan jadwal proyek,
manusia yang handal dalam teknologi BIM. aspek material, seperti kesalahan atau
2
keterlambatan delivery material, peralatan kerja 2. Bagaimana faktor resiko aspek sumber daya
yang kurang memadai, modernisasi teknologi manusia PT. Mega Persada Indonesia pada
alat dan sarana kerja kurang merata, gangguan proyek Daswin Office Tower.
warga atau preman sekitar proyek, dan lain 3. Bagaimana faktor resiko aspek engineering
sebagainya. dan review PT. Mega Persada Indonesia
Oleh karena hal tersebut di atas, penulis pada proyek Daswin Office Tower.
sangat tertarik untuk melakukan penelitian 4. Bagaimana faktor resiko aspek material dan
mengenai “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor peralatan PT. Mega Persada Indonesia pada
Resiko terhadap Kinerja Mutu PT. Mega proyek Daswin Office Tower.
Persada Indonesia (Studi Kasus Proyek 5. Bagaimana kinerja mutu PT. Mega Persada
Daswin Office Tower)”. Indonesia pada proyek Daswin Office
Tower.
Identifikasi Masalah 6. Bagaimana pengaruh faktor resiko aspek
Berdasarkan latar belakang tersebut di sumber daya manusia terhadap kinerja mutu
atas, maka identifikasi masalahnya adalah PT. Mega Persada Indonesia pada proyek
sebagai berikut : Daswin Office Tower.
1. Bagaimana kendala penerapan digitalisasi 7. Bagaimana pengaruh faktor resiko aspek
konstruksi di era revolusi industri 4.0. engineering dan review terhadap kinerja
2. Bagaimana hambatan penerapan sistem mutu PT. Mega Persada Indonesia pada
manajemen mutu ISO 9001:2015. proyek Daswin Office Tower.
3. Bagaimana pengaruh faktor-faktor resiko 8. Bagaimana pengaruh faktor resiko aspek
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada material dan peralatan terhadap kinerja mutu
Indonesia pada proyek Daswin Office PT. Mega Persada Indonesia pada proyek
Tower. Daswin Office Tower.
9. Bagaimana pengaruh faktor resiko aspek
Pembatasan Masalah sumber daya manusia, engineering dan
Berdasarkan identifikasi masalah review, material dan peralatan terhadap
tersebut di atas yang ruang lingkupnya sangat kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia
luas dan dikarenakan faktor keterbatasan pada proyek Daswin Office Tower.
kemampuan serta waktu, maka penelitian
difokuskan pada 3 (tiga) aspek faktor resiko Tujuan Penelitian
dan kinerja mutu proyek sehingga penulis Tujuan penelitian ini adalah sebagai
membatasi masalah pada “ Bagaimana berikut :
pengaruh faktor resiko aspek sumber daya 1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan
manusia, engineering dan review, material dan nilai faktor resiko aspek sumber daya
peralatan terhadap kinerja mutu PT. Mega manusia, engineering dan review, material
Persada Indonesia pada proyek Daswin Office dan peralatan PT. Mega Persada Indonesia
Tower “. pada proyek Daswin Office Tower.
2. Untuk mengetahui bagaimana faktor resiko
Rumusan Masalah aspek sumber daya manusia PT. Mega
Berdasarkan batasan masalah tersebut Persada Indonesia pada proyek Daswin
di atas, maka rumusan masalahnya adalah Office Tower.
sebagai berikut : 3. Untuk mengetahui bagaimana faktor resiko
1. Bagaimana perhitungan nilai faktor resiko aspek engineering dan review PT. Mega
aspek sumber daya manusia, engineering Persada Indonesia pada proyek Daswin
dan review, material dan peralatan PT. Mega Office Tower.
Persada Indonesia pada proyek Daswin 4. Untuk mengetahui bagaimana faktor resiko
Office Tower. aspek material dan peralatan PT. Mega
3
Persada Indonesia pada proyek Daswin memimpin, dan mengendalikan sumber daya
Office Tower. perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
5. Untuk mengetahui bagaimana kinerja mutu pendek yang telah ditentukan3. Sedangkan
PT. Mega Persada Indonesia pada proyek PMBOK (Project Management Body of
Daswin Office Tower. Knowledge) mendefinisikan manajemen proyek
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),
faktor resiko aspek sumber daya manusia keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek
Indonesia pada proyek Daswin Office untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek4.
Tower. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bahwa manajemen proyek dapat didefinisikan
faktor resiko aspek engineering dan review sebagai suatu proses mengelola kegiatan yang
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada unik, temporary dan sumber daya yang tersedia
Indonesia pada proyek Daswin Office dengan menggunakan pengetahuan,
Tower. keterampilan, alat serta teknik tertentu untuk
8. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh mencapai sasaran dan memenuhi kebutuhan
faktor resiko aspek material dan peralatan stakeholders.
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada Didalam proses mencapai tujuan proyek
Indonesia pada proyek Daswin Office konstruksi, ada batasan yang harus dipenuhi
Tower. yaitu besar biaya yang dialokasikan, jadwal
9. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang harus dikerjakan dan mutu yang harus
faktor resiko aspek sumber daya manusia, dipenuhi. Artinya ada 3 (tiga) variabel yang
engineering dan review, material dan harus dikendalikan selama proses produksi
peralatan terhadap kinerja mutu PT. Mega yaitu ; biaya, waktu dan mutu5. Ketiga hal
Persada Indonesia pada proyek Daswin tersebut merupakan parameter penting bagi
Office Tower. keberhasilan penyelenggara proyek yang sering
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga
LANDASAN TEORI batasan di atas disebut juga sebagai tiga
Manajemen Proyek kendala (triple constraint).
Istilah manajemen menurut Lawrence
Apply (American Management Association) Manajemen Resiko
adalah suatu seni untuk melakukan suatu usaha Mamduh (2014:18) menjelaskan bahwa
yang memerlukan perantaraan atau bantuan manajemen resiko adalah suatu sistem
orang lain. Sedangkan George R. Terry pengelolaan resiko yang dihadapi oleh
menyatakan manajemen adalah melaksanakan organisasi secara komprehensif untuk tujuan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu meningkatkan nilai perusahaan6. Setia Mulyana
dengan bantuan orang lain1. (2015:29) mendefinisikan resiko sebagai
PMBOK (Project Management Body of ketidakpastian yang ditimbulkan oleh adanya
Knowledge) mendefinisikan proyek adalah perubahan7. Sedangkan Siahaan Hasan (dalam
kegiatan sementara yang dilakukan untuk Mulyawan 2015:30), resiko adalah kombinasi
menciptakan produk yang unik, layanan probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi
ataupun hasilnya2. Menurut Hafnidar (2016:8) atau akibatnya8.
mendefinisikan manajemen proyek adalah
proses merencanakan, mengorganisir, 3
Ibid, hal 8
4
Project Management Institute, Op.Cit., hal 5
1 5
Hafnidar, Manajemen Proyek Konstruksi, hal 5 Asiyanto, Manajemen Risiko untuk Kontraktor, hal 16
2 6
Project Management Institute, A Guide to the Project Mamduh, Manajemen Resiko, hal 18
7
Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 5th Setia Mulyawan, Manajemen Resiko, hal 29
8
Edition, hal 3 Ibid, hal 30
4
Dari definisi di atas dapat disimpulkan 2 Rendah Kemungkinan kecil terjadi
bahwa manajemen resiko merupakan suatu 3 Sedang Kemungkinan terjadi dan
tidak terjadi sama
proses pendekatan yang komprehensif dan
4 Tinggi Kemungkinan sering terjadi
sistematis dalam mengelola resiko yang 5 Sangat Tinggi Hampir selalu terjadi
berkaitan dengan ketidakpastian dan kerugian Sumber : Leo dan Victor (2019)
yang ditimbulkan agar dapat meminimalisir Untuk matriks analisis resiko dapat
bahkan menghilangkan dampak resiko dan dilihat tabel berikut :
kemungkinan terjadinya. Untuk keperluan Tabel 2.3 : Matriks Analisis Resiko
analisis resiko perlu dikembangkan beberapa Matriks Dampak
kriteria pengukuran dalam perhitungan tingkat Analisis 1 2 3 4 5
Resiko SR RD SD TG ST
resiko, antara lain9 ;
5 ST 5 10 15 20 25

Frekuensi
1) Kriteria Dampak adalah suatu matriks 4 TG 4 8 12 16 20
hubungan antara jenis dampak dan tingkat 3 SD 3 6 9 12 15
dampak yang digunakan untuk mengukur 2 RD 2 4 6 8 10
tingkat dampak resiko terhadap ketercapaian 1 SR 1 2 3 4 5
sasaran. Sumber : Leo dan Victor (2019)
2) Kriteria Kemungkinan adalah suatu skala Untuk nilai faktor resiko dapat dilihat
ukuran frekuensi kejadian dan tingkat tabel berikut :
probabilitas yang dikembangkan untuk Tabel 2.4 : Nilai Faktor Resiko
Skor Warna Nilai Faktor Resiko
mengukur tingkat kemungkinan keterjadian
1–5 Biru Sangat Rendah
suatu resiko. 6–8 Hijau Rendah
3) Kriteria Faktor Resiko adalah ukuran tingkat 9 – 12 Kuning Sedang
pengaruh resiko terhadap sasaran dalam 15 – 16 Jingga Tinggi
bentuk klasifikasi nilai resiko menurut 20 – 25 Merah Sangat Tinggi
tingkatan rendah, sedang, tinggi dan sangat Sumber : Leo dan Victor (2019)
tinggi berdasarkan kombinasi skor
kemungkinan dan skor dampak yang Manajemen Kualitas
diperoleh. Menurut Tjiptono dan Anastasia (dalam
Untuk skor penilaian tingkat dampak Rusdiana, 2014:216), secara harfiah, kualitas
resiko dapat dilihat tabel berikut : (mutu) merupakan suatu kondisi dinamis yang
Tabel 2.1 : Tingkat Dampak Resiko berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
Skor Penilaian Keterangan proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
1 Sangat Rendah Tidak berpengaruh pada melebihi harapan10. W Edward Deming (dalam
kinerja mutu proyek Ella, 2016:2) menjelaskan bahwa mutu ialah
2 Rendah Kadang berpengaruh pada
kinerja mutu proyek
kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
3 Sedang Berpengaruh pada kinerja konsumen11. Joseph Juran (dalam Ella, 2016:2),
mutu proyek mutu ialah kecocokan penggunaan produk
4 Tinggi Sering berpengaruh pada (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan
kinerja mutu proyek dan kepuasan pelanggan12. Sedangkan Philip B
5 Sangat Tinggi Selalu berpengaruh pada Crosby (dalam Ella, 2016:2) menyatakan
kinerja mutu proyek
Sumber : Leo dan Victor (2019) bahwa mutu ialah conformance to requirement,
Untuk skor penilaian tingkat frekuensi yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau
resiko dapat dilihat tabel berikut : distandarkan13.
Tabel 2.2 : Tingkat Frekuensi Resiko
Skor Penilaian Keterangan
1 Sangat Rendah Hampir tidak mungkin 10
terjadi Rusdiana, Manajemen Operasi, hal 216
11
Ella Siti Chaeriah, Manajemen Berbasis Mutu, hal 2
12
Ibid
9 13
Leo dan Victor, Op.Cit., hal 180-181 Ibid
5
Menurut Gazpers (dalam Rusdiana, responsiveness, communication, security,
2014:221), manajemen kualitas dapat dikatakan competence, tangibles.
sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen
secara keseluruhan yang menentukan Faktor-faktor Resiko Yang Mempengaruhi
kebijaksanaan kualitas, tujuan, dan tanggung Kinerja Mutu
jawab serta mengimplementasikannya melalui Construction Owners Association of
alat-alat manajemen kualitas, seperti Alberta/COAA menjelaskan klasifikasi dan
perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, indikator faktor-faktor resiko sebagai penyebab
penjaminan kualitas, dan peningkatan kegagalan mutu adalah sebagai berikut18 :
14
kualitas . Sedangkan Rusdiana (2014:222) 1. Faktor Resiko Aspek Sumber Daya
menyatakan bahwa manajemen kualitas Manusia, meliputi : instruksi yang tidak jelas
merupakan sebuah kemampuan atau kapabilitas kepada pekerja, terlalu banyak lembur,
yang melekat dalam sumber daya manusia serta pengawasan dan perencanaan tugas tidak
merupakan proses yang dapat dikontrol dan memadai, tingkat keahlian yang tidak cukup.
bukan hanya suatu kebetulan15. 2. Faktor Resiko Aspek Kepemimpinan dan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan Komunikasi, meliputi : kurang komitmen
bahwa manajemen kualitas merupakan suatu dalam hal safety, quality assurance dan
proses yang mengintegrasikan semua sumber control, manajemen tim proyek tidak efektif,
daya yang tersedia dan berfokus meningkatkan komunikasi yang buruk, data dan informasi
kinerja secara keseluruhan dan terus menerus kurang baik.
dalam pencapaian tujuan organisasi untuk 3. Faktor Resiko Aspek Engineering dan
memenuhi kebutuhan stakeholders. Review, meliputi : perubahan lingkup
Menurut Nyoman Koriawan (dalam pekerjaan, terlambat perubahan desain,
Mitra M. Arsyad, 2018:13) menjelaskan bahwa pengendalian dokumen yang tidak baik,
pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan kesalahan dan kelalaian.
untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan 4. Faktor Resiko Aspek Perencanaan dan
pekerjaan terdapat penyimpangan dari rencana Penjadwalan Konstruksi, meliputi : jadwal
yang telah ditentukan, atau apakah kinerja yang tidak realistis, input perencana
dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang terlambat, permasalahan konstruksi,
ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah kurangnya pergantian dan penilaian sumber
tercapai sesuai dengan yang diharapkan16. daya.
Idrus dan Sodangi (2010:32) menjelaskan 5. Faktor Resiko Aspek Material dan Peralatan,
bahwa kinerja mutu proyek dapat diukur pada meliputi : pengiriman yang tidak tepat
indikator mutu produk yang dihasilkan dan waktu, tidak sesuai dengan persyaratan
mutu pelayanan yang diberikan17. Kombinasi konstruksi, tidak sesuai dengan spesifikasi,
indikator mutu produk dan layanan akan sangat tidak pada tempatnya ketika dibutuhkan.
berperan dalam pencapaian kinerja mutu
proyek, dimana produk meliputi : performance, Kerangka Berfikir
conformance, aesthetics, sedangkan layanan Berdasarkan fenomena dan landasan
meliputi time, timeliness, teori, maka dapat digambarkan kerangka
completeness,consistency, accuracy, berfikir penelitian yang relevan untuk
mendapatkan proses penelitian yang tepat
14
sehingga didapat jawaban atas pertanyaan
Rusdiana, Op.Cit., hal 221
15 dalam rumusan masalah yaitu bagaimana
Ibid, hal 222
16
Mitra M Arsyad, Pengukuran Kinerja Kontraktor pengaruh faktor-faktor resiko terhadap kinerja
dengan Metode Indeks pada Proyek Konstruksi Guna
18
Pencapaian Mutu Konstruksi, hal 13 A.R Fayek, M Dissanayake, O Campero, Measuring
17
Idrus dan Sodangi, Framework for Evaluating Quality and Classifying Construction Field Rework : A Pilot
Performance of Contractors in Nigeria, hal 32 Study, hal 18
6
mutu PT. Mega Persada Indonesia pada proyek 4. Diduga ada pengaruh yang signifikan secara
Daswin Office Tower. simultan antara faktor resiko aspek sumber
Adapun kerangka berfikir penelitian ini daya manusia, engineering dan review,
adalah sebagai berikut : material dan peralatan terhadap kinerja mutu
PT. Mega Persada Indonesia pada proyek
Perhitungan Nilai Faktor Daswin Office Tower (Ha4).
Resiko
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Site Proyek
Daswin Office Tower yang beralamat di Jalan.
Faktor Resiko H. R. Rasuna Said No. 6 RT002/RW005, Karet
Aspek Sumber Daya Manusia Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, DKI
(X1) Jakarta 12710 dan Head Office PT. Mega
Persada Indonesia yang beralamat di Jalan
Condet Raya No. 136 Jakarta Timur, DKI
Faktor Resiko
Kinerja Jakarta 13520. Adapun Waktu penelitian
Aspek Engineering & Review
(X2) Mutu dilakukan selama kurang lebih 4,5 bulan
(Y) terhitung sejak tanggal 16 Maret sampai dengan
31 Juli 2020.
Faktor Resiko
Aspek Material & Peralatan Populasi dan Sampel
(X3) Sugiyono (2018:80) menjelaskan bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Hipotesis ditarik kesimpulannya19.
Berdasarkan permasalahan penelitian Populasi penelitian ini adalah karyawan
dan kerangka berfikir yang disusun sesuai studi dan pekerja harian PT. Mega Persada Indonesia
literatur yang ada, maka hipotesis penelitiannya pada proyek Daswin Office Tower (20 orang
adalah sebagai berikut : dan ±75 orang) dan personalia Head Office
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan secara yang terlibat dengan proyek (19 orang)
parsial antara faktor resiko aspek sumber sehingga jumlah populasi sebesar 114 orang.
daya manusia terhadap kinerja mutu PT. Syofian (2014:30) mengemukakan
Mega Persada Indonesia pada proyek bahwa sampel adalah suatu prosedur
Daswin Office Tower (Ha1). pengambilan data dimana hanya sebagian
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan secara populasi saja yang diambil dan dipergunakan
parsial antara faktor resiko aspek untuk menentukan sifat serta ciri yang
engineering dan review terhadap kinerja dikehendaki dari suatu populasi20. Sugiyono
mutu PT. Mega Persada Indonesia pada (2018:81) menjelaskan bahwa sampel adalah
proyek Daswin Office Tower (Ha2). bagian dari jumlah dan karakteristik yang
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan secara dimiliki oleh populasi tersebut21.
parsial antara faktor resiko aspek material
dan peralatan terhadap kinerja mutu PT.
Mega Persada Indonesia pada proyek 19
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Daswin Office Tower (Ha3). Kualitatif, dan R&D, hal 80
20
Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif, hal 30
21
Sugiyono, Op.Cit., hal 81
7
Teknik pengambilan sampel penelitian menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
ini adalah purposive sampling. Menurut suatu gejala.
Sugiyono (2018:85), purposive sampling adalah Variabel penelitian berdasarkan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan hubungan, antara lain ;
tertentu22. Alasan menggunakan teknik 1. Variabel Bebas (Independent Variable)
purposive sampling adalah karena tidak semua Variabel bebas adalah variabel yang
sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan mempengaruhi atau yang menjadi sebab
yang telah peneliti tentukan. Oleh karena itu, perubahannya atau timbulnya variabel
peneliti memilih teknik purposive sampling terikat25.
dengan menetapkan pertimbangan atau kriteria 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang Variabel terikat merupakan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. dipengaruhi atau yang menjadi akibat
Adapun jumlah sampel yang masuk karena adanya variabel bebas26.
kedalam kriteria penelitian dapat dilihat pada Variabel penelitian yang digunakan
tabel di bawah ini : adalah variabel bebas dengan simbol X dan
Tabel 3.1 : Kriteria Sampel variabel terikat dengan simbol Y. Dimana
Deskripsi Jumlah variabel bebas (X) adalah faktor-faktor resiko
Karyawan Head Office yang terlibat selama
yang berpengaruh sebagai penyebab. Varibel
masa pelaksanaan Proyek Daswin Office 19
Tower bebas (X) meliputi faktor resiko aspek sumber
Karyawan yang bertugas di Site Proyek daya manusia (X1), faktor resiko aspek
20
Daswin Office Tower engineering dan review (X2), faktor resiko
Pekerja Harian level foreman (mandor), aspek material dan peralatan (X3). Sedangkan
5
safety man, store keeper dan purchasing variabel terikatnya (Y) adalah kinerja mutu
Jumlah Responden 44
Sumber : Hasil olahan penulis (2020)
sebagai obyek yang akan dipengaruhi.

Variabel Penelitian Metode Penelitian


Sugiyono (2018:39) menjelaskan bahwa Metode penelitian yang digunakan
variabel penelitian adalah suatu atribut atau dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan Sugiono (2018:8) menjelaskan bahwa metode
yang mempunyai variasi tertentu yang penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan metode penelitian yang berlandaskan pada
kemudian ditarik kesimpulannya23. Nilai filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
variabel dapat berupa angka atau atribut yang pada populasi atau sampel tertentu,
menggunakan ukuran atau skala dalam suatu pengumpulan data menggunakan instrumen
kisaran nilai24. penelitian, analisis data bersifat
Variabel penelitian merupakan suatu kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
masalah, gejala atau fenomena yang menjadi menguji hipotesis yang telah ditetapkan27.
fokus peneliti untuk diamati. Variabel
penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan Teknik Pengumpulan Data
dalam masalah, gejala atau fenomena yang Adapun teknik pengumpulan data
akan diteliti. Dalam hal ini terdapat hubungan penelitian ini adalah sebagai berikut :
dua variabel atau lebih, maka jenis 1. Observasi
penelitiannya adalah penelitian Creswell (dalam Sugiyono,
asosiatif/hubungan yang berfungsi untuk 2016:197) menjelaskan bahwa observasi
merupakan proses untuk memperoleh data

22 25
Ibid, hal 85 Sugiyono, Op.Cit., hal 39
23 26
Sugiyono, Op.Cit., hal 39 Ibid
24 27
Sumanto, StatistikaTerapan, hal 180 Sugiyono, Op.Cit., hal 8
8
dari tangan pertama dengan mengamati wawancara dalam penelitian kualitatif32.
orang dan tempat pada saat dilakukan Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
penelitian28. Adapun observasi dalam pencatatan dokumen-dokumen perusahaan
penelitian ini tidak menggunakan pedoman atau unit terkait yang ada hubungannya
pengamatan, namun hanya mengamati dengan pembahasan penulisan.
kondisi lapangan obyek penelitian baik di
Head Office PT. Mega Persada Indonesia Teknik Analisis Data
maupun Site Office Proyek Daswin Office Skala Pengukuran
Tower. Syofian (2014:25) menjelaskan Skala
2. Wawancara Linkert adalah skala yang dapat digunakan
Burke Johnson dan Larry Cristensen untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
(dalam Sugiyono, 2016:188) menjelaskan seseorang tentang suatu obyek atau fenomena
bahwa wawancara merupakan teknik tertentu33.
pengumpulan data dimana pewawancara Sugiyono (2018;93) menjelaskan
(peneliti atau yang diberi tugas melakukan dengan skala Likert, maka variabel yang akan
pengumpulan data) dalam mengumpulkan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel
data mengajukan suatu pertanyaan kepada kemudian indikator tersebut dijadikan titik
yang diwawancarai29. Proses wawancara tolak untuk menyusun item-item instrumen
dalam penelitian ini dilakukan dengan yang dapat berupa pernyataan atau
mengajukan beberapa pertanyaan kepada pertanyaan34.
perwakilan top manajemen PT. Mega
Persada Indonesia untuk menggali informasi Uji Validitas
awal mengenai permasalahan resiko yang Syofian (2014:46) menjelaskan uji
terjadi dan mutu yang dihasilkan selama validitas atau kesahihan adalah menunjukkan
pelaksanaan proyek konstruksi. sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur
3. Kuesioner apa yang ingin diukur35. Teknik pengujian
Sugiyono (2016:193) menjelaskan untuk uji validitas data penelitian ini
bahwa kuesioner merupakan teknik menggunakan Pearson Correlation.
pengumpulan data yang dilakukan dengan Syofian (2014:48) menjelaskan juga
cara memberi seperangkat pertanyaan atau bahwa kriteria yang digunakan untuk
pernyataan tertulis kepada responden untuk mengetahui validitas kuesioner adalah r hitung
dijawabnya30. Panduan kuesioner yang > r tabel36. Sugiyono (2018:125) menjelaskan
digunakan dalam penelitian ini berupa bahwa instrumen penelitian tersebut dicobakan
pernyataan dengan beberapa alternatif pada sampel dari mana populasi diambil yang
jawaban bagi responden. berjumlah sekitar 30 orang37.
4. Dokumentasi
Sugiyono (2018:240), menjelaskan Uji Realibilitas
bahwa dokumen merupakan catatan Sugiyono (2018:130) menjelaskan
peristiwa yang sudah berlalu baik berbentuk bahwa instrumen penelitian yang reliabilitasnya
tulisan, gambar atau karya-karya diuji dengan tes retest dilakukan dengan cara
monumental dari seseorang31. Studi mencobakan instrumen beberapa kali pada
dokumen merupakan pelengkap dari responden, dalam hal ini instrumennya sama,
penggunaan metode observasi dan
32
Ibid
33
Syofian, Op.Cit., hal 25
28 34
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, hal 197 Sugiyono, Op.Cit., hal 93
29 35
Ibid, hal 188 Syofian, Op.Cit., hal 46
30 36
Ibid, hal 193 Ibid, hal 48
31 37
Sugiyono, Op.Cit., hal 240 Sugiyono, Op.Cit., hal 125
9
respondennya sama dan waktunya yang Y = a + bX
berbeda38. Dimana ; Y = Variabel terikat
Syofian (2014:55) menjelaskan uji X = Variabel bebas
realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh a, b = Konstanta
mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila Widarto, dkk (2018:88) menjelaskan
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih bahwa model regresi berganda yaitu suatu
terhadap gejala yang sama dengan model dimana variabel dependen tergantung
menggunakan alat pengukur yang sama pula39. pada dua atau lebih variabel independen44.
Teknik pengujian untuk uji realibilitas data Persamaan regresi dengan tiga variabel
penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach. independen bisa dituliskan sebagai berikut ;
Syofian (2014:57) menjelaskan juga Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
bahwa perhitungan uji reliabilitas dengan Dimana ; Y = Variabel terikat
menggunakan teknik Alpha Cronbach X1 = Variabel bebas pertama
dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas > X2 = Variabel bebas kedua
0,640. X3 = Variabel bebas ketiga
a, b1, b2 b3 = Konstanta
Analisis Statistik Deskriptif
Sugiyono (2018:147) menjelaskan Koefisien Korelasi
statistik deskriptif adalah statistik yang Syofian (2014:251)menjelaskan bahwa
digunakan untuk menganalisis data dengan cara koefisien korelasi adalah bilangan yang
mendeskripsikan atau menggambarkan data menyatakan kekuatan hubungan antara dua
yang telah terkumpul sebagaimana adanya variabel atau lebih atau juga dapat menentukan
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang arah dari kedua variabel45.
berlaku umum atau generalisasi41. Untuk mengetahui tingkat korelasi dan
Termasuk dalam statistik deskriptif kekuatan hubungan antar variabel dapat dilihat
antara lain adalah penyajian data melalui tabel, pada tabel di bawah ini :
grafik, diagram lingkaran, pictogram, Tabel 3.4 : Tingkat Korelasi dan Kekuatan
perhitungan modus, median, mean (pengukuran Hubungan
No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
tendensi sentral), perhitungan desil, persentil,
1. 0,000 – 0,199 Sangat lemah
perhitungan penyebaran data melalui 2. 0,200 – 0,399 Lemah
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, 3. 0,400 – 0,599 Cukup
perhitungan persentase42. 4. 0,600 – 0,799 Kuat
5. 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Analisis Regresi Sumber : Syofian (2014)
Suharyadi dan Purwanto (dalam
Widarto, dkk 2018:66) menjelaskan bahwa Untuk kekuatan hubungan, koefisien
analisis regresi adalah suatu persamaan korelasi dengan nilai -1 ≤ r ≤ 1, sedangkan
matematika yang mendefinisikan hubungan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+)
antara dua variabel43. Analisis regresi paling dan negatif (-), dimana :
sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan 1. Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka
satu variabel terikat sebagaimana persamaan korelasi dari kedua variabel sangat lemah
umum regresi adalah sebagai berikut ; atau tidak terdapat korelasi sama sekali.
2. Bila nilai r = 1 atau mendekati 1, maka
korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan
38
Ibid, hal 130 positif, artinya hubungan dari kedua
39
Syofian, Op.Cit., hal 55 variabel yang diteliti bersifat searah,
40
Ibid, hal 57
41
Sugiyono, Op.Cit.,hal 147
42 44
Ibid, hal 148 Ibid, hal 88
43 45
Widarto, dkk, Statistika Terapan, hal 66 Syofian, Op.Cit., hal 251
10
maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y Sumanto (2014:165) menjelaskan
juga naik atau sebaliknya. bahwa uji multikolinearitas dimaksudkan untuk
3. Bilai nilai r = -1 atau mendekati -1, maka mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi)
korelasi kedua variabel dikatakan sangat yang signifikan antar variabel bebas48. Imam
kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari Ghozali (2018:107) menjelaskan bahwa model
kedua variabel berlawanan arah, maksudnya regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
jika nilai X naik maka nilai Y akan turun korelasi diantara variabel independen (bebas)
atau sebaliknya. dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas pada model regresi adalah
Koefisien Determinasi sebagai berikut49 :
Syofian (2014:252) menjelaskan bahwa 1. Nilai r2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi
koefisien determinasi (KD) adalah angka yang model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
menyatakan atau digunakan untuk mengetahui secara individual variabel-variabel
kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh independen banyak yang tidak signifikan
sebuah variabel bebas (X) atau lebih terhadap mempengaruhi variabel dependen.
variabel terikat (Y)46. Adapun rumus koefisien 2. Menganalisis matrik korelasi variabel-
determinasi adalah sebagai berikut : variabel independen. Jika antar variabel
KD = (r)2 x 100 % independen ada korelasi yang cukup tinggi
Jika (r²) yang diperoleh mendekati 1 (umumnya diatas 0,90), maka hal ini
(satu), maka dapat dikatakan semakin kuat mengindikasikan adanya multikolinearitas.
model tersebut menerangkan hubungan variabel Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika variabel independen tidak berarti bebas dari
(r²) makin mendekati 0 (nol) maka semakin multikolinieritas. Multikolinieritas dapat
lemah pengaruh variabel-variabel bebas disebabkan karena adanya efek kombinasi
terhadap variabel terikat. dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolinearitas juga dapat dilihat dari :
Uji T (parsial), Teknik Probabilitas dan Uji a. Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 :
F (simultan) terjadi multikolinearitas.
Syofian (2014:334) menjelaskan bahwa b. Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 :
untuk menguji kevalidan persamaan regresi tidak terjadi multikolinearitas.
linear berganda digunakan tiga cara yaitu
menggunakan uji T (parsial), teknik HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
probabilitas dan uji F (simultan) dengan kaidah Uji Validitas
pengujian sebagai berikut47 : Pengujian validitas instrumen dicobakan
1. Uji T (parsial) kepada 30 responden (N) dengan taraf
a. Jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka signifikansi α = 1 % sehingga diperoleh r tabel
Ho diterima sebesar 0,463 (lihat tabel nilai r product
b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak moment). Apabila data tersebut ada yang tidak
2. Teknik Probabilitas valid, maka tidak akan digunakan dalam
a. Jika signifikansi ≤ α, maka Ho ditolak analisis selanjutnya. Perhitungan nilai r hitung
b. Jika signifikansi > α, maka Ho diterima dilakukan dengan bantuan program SPSS versi
3. Uji F (simultan) 23 diperoleh bahwa semua instrumen penelitian
a. Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima mempunyai nilai r hitung > r tabel (0,463),
b. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian yang digunakan valid.
Uji Multikolinearitas
46 48
Ibid, hal 252 Sumanto, Statistika Terapan, hal 165
47
Ibid, hal 334 – 336 49
Imam Ghozali, Op.Cit., hal 107
11
Uji Realibilitas sesuai tabel 2.4 : nilai faktor resikonya
Uji reliabilitas dilakukan dengan dikategorikan rendah (6 – 8).
melihat nilai koefisien Alfa Cronbach. Sebuah Adapun rata-rata nilai faktor
instrumen dapat dikatakan reliable apabila nilai resiko yang minimum sebesar 6,42 yaitu
koefisien Alfa Cronbach > 0,6. Perhitungan indikator resiko instruksi yang tidak jelas
nilai koefisien Alfa Cronbach dilakukan dengan kepada pekerja dengan parameter
bantuan program SPSS versi 23 diperoleh nilai pengukuran instrumennya, antara lain :
koefisien reliabilitas variabel bebas (X) sebesar pimpinan tidak memberi instruksi kerja
0,975 dan variabel terikat (Y) sebesar 0,974, secara baik dan benar, pekerja tidak
artinya nilai koefisien reliabilitasnya > 0,6 memahami instruksi kerja yang diberikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen oleh pimpinan, pembagian tugas dan
penelitian yang digunakan reliable. wewenang tidak jelas. Sedangkan rata-
rata nilai faktor resiko yang maksimum
Analisis Data dan Pembahasan sebesar 9,08 yaitu indikator resiko terlalu
1. Perhitungan nilai faktor resiko aspek banyak lembur dengan parameter
sumber daya manusia, engineering dan pengukuran instrumennya, antara lain :
review, material dan peralatan PT. Mega pekerja kurang disiplin, banyaknya
Persada Indonesia pada proyek Daswin pekerjaan yang belum terselesaikan,
Office Tower. distribusi dan komposisi pekerja tidak
Perhitungan nilai faktor resiko yang merata.
terjadi di PT. Mega Persada Indonesia pada b. Faktor Resiko Aspek Engineering dan
proyek Daswin Office Tower yang diperoleh Review (X2)
dari hasil jawaban responden adalah sebagai Untuk hasil rekapitulasi jawaban
berikut : faktor resiko aspek engineering dan
a. Faktor Resiko Aspek Sumber Daya review (X2) dapat dilihat pada tabel di
Manusia (X1) bawah ini :
Untuk hasil rekapitulasi jawaban Tabel 4.11 : Hasil Rekapitulasi
faktor resiko aspek sumber daya manusia Jawaban Variabel X2
Nilai
(X1) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: No Indikator Resiko Mean Faktor
Tabel 4.10 : Hasil Rekapitulasi
Resiko
Jawaban Variabel X1
Perubahan lingkup
Nilai 1. 6,80 Rendah
pekerjaan
No Indikator Resiko Mean Faktor
Terlambat perubahan
Resiko 2. 6,95 Rendah
desain
Instruksi yang tidak jelas
1. 6,42 Rendah Pengendalian dokumen
kepada pekerja 3. 10,24 Sedang
yang tidak baik
2. Terlalu banyak lembur 9,08 Sedang
4. Kesalahan dan kelalaian 8,11 Rendah
Pengawasan dan perencanaan
3. 6,27 Rendah Rata-rata Nilai Faktor Resiko 8,02 Rendah
tugas tidak memadai
Sumber : Hasil data kuesioner responden yang
Tingkat keahlian yang tidak
4. 9,03 Sedang diolah penulis (2020)
cukup
Rata-rata Nilai Faktor Resiko 7,70 Rendah Berdasarkan data tabel di atas
Sumber : Hasil data kuesioner responden yang diolah dapat diperoleh nilai faktor resiko aspek
penulis (2020) engineering dan review PT. Mega
Berdasarkan data tabel di atas Persada Indonesia pada proyek Daswin
dapat diperoleh rata-rata nilai faktor Office Tower sebesar 8,02, maka sesuai
resiko aspek sumber daya manusia PT. tabel 2.4 : nilai faktor resikonya
Mega Persada Indonesia pada proyek dikategorikan rendah (6 – 8).
Daswin Office Tower sebesar 7,70, maka Adapun rata-rata nilai faktor
resiko yang minimum sebesar 6,80 yaitu

12
indikator resiko perubahan lingkup rata nilai faktor resiko yang maksimum
pekerjaan dengan parameter pengukuran sebesar 11,23 yaitu indikator resiko
instrumennya, antara lain : berkurangnya pengiriman yang tidak tepat waktu
volume dan jenis pekerjaan yang dengan parameter pengukuran
tercantum dalam dokumen kontrak, instrumennya, antara lain : keterlambatan
perselisihan antara owner dan kontraktor pengiriman material dan peralatan,
atas pekerjaan di luar dari dokumen keterbatasan transportasi pengiriman
kontrak. Sedangkan rata-rata nilai faktor material dan peralatan.
resiko yang maksimum sebesar 10,24
yaitu indikator resiko pengendalian 2. Faktor resiko aspek sumber daya
dokumen yang tidak baik dengan manusia PT. Mega Persada Indonesia
parameter pengukuran instrumennya, pada proyek Daswin Office Tower.
antara lain : dokumen tidak dikendalikan Adapun jawaban responden yang
dengan baik dan pengarsipan tidak menyatakan kategori tingkat resiko rendah,
teratur/rapih. sedang dan tinggi dengan persentase
c. Faktor Resiko Aspek Material dan minimum sebesar 1,14% diperoleh dari
Peralatan (X3) indikator resiko pengawasan dan
Untuk hasil rekapitulasi jawaban perencanaan tugas tidak memadai dengan
faktor resiko aspek material dan peralatan parameter pengukuran instrumennya, antara
(X3) dapat dilihat pada tabel di bawah ini lain : pengawas lapangan tidak membuat
: action plan pekerja, action plan yang dibuat
Tabel 4.12 : Hasil Rekapitulasi tidak memperhatikan Keselamatan dan
Jawaban Variabel X3 Kesehatan Kerja (K3), pekerja tidak
Nilai
No Indikator Resiko Mean Faktor
melaksanakan action plan dengan baik,
Resiko kurangnya inspeksi atau pemeriksaan
Pengiriman yang tidak tepat pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan
1. 11,23 Sedang
waktu persentase maksimum sebesar 55,30%
Tidak sesuai dengan diperoleh dari indikator resiko terlalu banyak
2. 6,77 Rendah
persyaratan konstruksi lembur dengan parameter pengukuran
Tidak sesuai dengan
3.
spesifikasi
7,20 Rendah instrumennya, antara lain : pekerja kurang
Tidak pada tempatnya ketika disiplin, banyaknya pekerjaan yang belum
4. 6,98 Rendah
dibutuhkan terselesaikan, distribusi dan komposisi
Rata-rata Nilai Faktor Resiko 8,05 Rendah pekerja tidak merata.
Sumber : Hasil data kuesioner responden
yang diolah penulis (2020)
3. Faktor resiko aspek engineering dan
Berdasarkan data tabel di atas review PT. Mega Persada Indonesia pada
dapat diperoleh nilai faktor resiko aspek proyek Daswin Office Tower.
material dan peralatan PT. Mega Persada Adapun jawaban responden yang
Indonesia pada proyek Daswin Office menyatakan kategori tingkat resiko rendah,
Tower sebesar 8,05, maka sesuai tabel 2.4 sedang dan tinggi dengan persentase
: nilai faktor resikonya dikategorikan minimum sebesar 14,77% dan persentase
rendah (6 – 8). maksimum sebesar 48,86% diperoleh dari
Adapun rata-rata nilai faktor indikator resiko pengendalian dokumen yang
resiko yang minimum sebesar 6,77 yaitu tidak baik dengan parameter pengukuran
indikator resiko tidak sesuai dengan instrumennya, antara lain : dokumen tidak
persyaratan konstruksi dengan parameter dikendalikan dengan baik dan pengarsipan
pengukuran instrumennya, antara lain : tidak teratur/rapih.
pengadaan material dan peralatan tidak
sesuai persyaratan SNI. Sedangkan rata-
13
4. Faktor resiko aspek material dan 6. Pengaruh faktor resiko aspek sumber
peralatan PT. Mega Persada Indonesia daya manusia terhadap kinerja mutu PT.
pada proyek Daswin Office Tower. Mega Persada Indonesia pada proyek
Adapun jawaban responden yang Daswin Office Tower.
menyatakan kategori tingkat resiko rendah, Pengaruh faktor resiko aspek sumber
sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan daya manusia dengan indikator instruksi
persentase minimum sebesar 1,14% yang tidak jelas kepada pekerja, terlalu
diperoleh dari indikator resiko pengiriman banyak lembur, pengawasan dan
yang tidak tepat waktu dengan parameter perencanaan tugas tidak memadai serta
pengukuran instrumennya, antara lain : tingkat keahlian yang tidak cukup terhadap
keterlambatan pengiriman material dan kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia
peralatan, keterbatasan transportasi pada proyek Daswin Office Tower telah
pengiriman material dan peralatan. dilakukan beberapa analisis dan pengujian
Sedangkan persentase maksimum sebesar sebagai berikut :
47,73% diperoleh dari indikator resiko tidak a. Analisis Regresi
sesuai dengan spesifikasi dengan parameter Analisis regresi dilakukan dengan
pengukuran instrumennya, antara lain : menggunakan bantuan program SPSS
pemesanan material dan peralatan tidak versi 23 sehingga diperoleh persamaan
sesuai spesifikasi. regresi faktor resiko aspek sumber daya
manusia terhadap kinerja mutu PT. Mega
5. Kinerja mutu PT. Mega Persada Persada Indonesia pada proyek Daswin
Indonesia pada proyek Daswin Office Office Tower adalah sebagai berikut :
Tower. Y = 137,551 – 0,193X1
Berdasarkan hasil rekapitulasi Adapun persamaan regresi di atas
jawaban dari 44 responden yang menyatakan dapat diuraikan sebagai berikut ;
nilai kinerja mutu PT. Mega Persada 1) Nilai konstanta (a) sebesar 137,551
Indonesia pada proyek Daswin Office Tower yang artinya bahwa jika variabel
rendah sebesar 1,08%, sedang sebesar faktor-faktor resiko constant maka
19,13%, tinggi sebesar 56,80% dan sangat nilai kinerja mutu adalah sebesar
tinggi 22,99% sehingga diperoleh nilai rata- 137,551.
rata kinerja mutunya sebesar 4,02 (tinggi) 2) Koefisien regresi X1 sebesar –0,193
dengan indikator mutu produk sebesar 4,11 artinya menunjukkan bahwa setiap
(tinggi) dan mutu layanan sebesar 3,93 penurunan satu satuan (1%) nilai
(tinggi). faktor resiko aspek sumber daya
Adapun rata-rata nilai kinerja mutu manusia, maka nilai kinerja mutu akan
yang minimum sebesar 3,00 yaitu sub bertambah sebesar 0,193. Koefisien
indikator mutu layanan pada timeliness regresi tersebut bernilai negatif yang
dengan parameter pengukuran instrumennya berarti terjadi hubungan berlawanan
adalah penyelesaian jadwal pelaksanaan arah antara faktor resiko aspek sumber
proyek tepat waktu. Sedangkan rata-rata daya manusia terhadap kinerja mutu
nilai kinerja mutu yang maksimum sebesar PT. Mega Persada Indonesia pada
4,30 yaitu sub indikator mutu layanan pada proyek Daswin Office Tower.
responsiveness dengan parameter b. Koefisien Korelasi
pengukuran instrumennya adalah kecepatan Hasil perhitungan nilai koefisien
menangani masalah/defect pekerjaan yang korelasi dengan bantuan program SPSS
terjadi di lapangan. versi 23, maka dapat diuraikan dan
disimpulkan sebagai berikut :

14
1) Nilai koefisien korelasi sebesar – faktor resiko aspek sumber daya manusia
0,800, maka tingkat hubungan antara terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada
faktor resiko aspek sumber daya Indonesia pada proyek Daswin Office
manusia terhadap kinerja mutu PT. Tower yaitu semakin rendah faktor resiko
Mega Persada Indonesia pada proyek aspek sumber daya manusia yang
Daswin Office Tower termasuk ditimbulkan, maka akan semakin tinggi
kategori sangat kuat (0,800 – 1,000). kinerja mutu yang dihasilkan atau
2) Arah hubungan antara faktor resiko sebaliknya (Ha1).
aspek sumber daya manusia terhadap
kinerja mutu PT. Mega Persada 7. Pengaruh faktor resiko aspek
Indonesia pada proyek Daswin Office engineering dan review terhadap kinerja
Tower adalah negatif yang berarti mutu PT. Mega Persada Indonesia pada
berlawanan arah, artinya semakin proyek Daswin Office Tower.
rendah faktor resiko aspek sumber Pengaruh faktor resiko aspek
daya manusia yang ditimbulkan, maka engineering dan review dengan indikator
akan semakin tinggi kinerja mutu yang perubahan lingkup pekerjaan, terlambat
dihasilkan atau sebaliknya. perubahan desain, pengendalian dokumen
c. Koefisien Determinasi yang tidak baik, kesalahan dan kelalaian
Hasil perhitungan koefisien terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada
determinasi adalah sebagai berikut : Indonesia pada proyek Daswin Office Tower
KD = (r)2 x 100 % telah dilakukan beberapa analisis dan
= (–0,800)2 x 100 % pengujian sebagai berikut :
= 0,64 a. Analisis Regresi
= 64 % Hasil Analisis Regresi dapat
Jadi nilai koefisien determinasinya diketahui dan diperoleh persamaan
sebesar 0,64 (64 %), artinya secara parsial regresi faktor resiko aspek engineering
faktor resiko aspek sumber daya manusia dan review terhadap kinerja mutu PT.
(X1) memiliki kontribusi terhadap kinerja Mega Persada Indonesia pada proyek
mutu (Y) sebesar 64 % dan variabel X2 Daswin Office Tower adalah sebagai
dan X3 dianggap konstan. berikut :
d. Uji T (parsial) dan Teknik Probabilitas Y = 137,551 – 0,250X2
Untuk mengetahui nilai dari t Adapun persamaan regresi di atas
tabel terlebih dahulu perlu diketahui nilai dapat diuraikan sebagai berikut ;
dari Degree of Freedom (DF) yang dapat 1) Nilai konstanta (a) sebesar 137,551
diperoleh dengan cara sebagai berikut: yang artinya bahwa jika variabel
Probability α = 0,01 (1 %) faktor-faktor resiko constant maka
Karena menggunakan uji dua nilai kinerja mutu adalah sebesar
arah, maka 0,01:2 = 0,005 137,551.
DF = total sampel – total variabel 2) Koefisien regresi X2 sebesar –0,250
= 44 – 4 = 40 artinya menunjukkan bahwa setiap
Jadi t tabel = 2,704 atau –t tabel = –2,704 penurunan satu satuan (1%) nilai
(lihat tabel distribusi t). faktor resiko aspek engineering dan
Hasil Analisis Regresi dapat review, maka nilai kinerja mutu akan
diketahui t hitung X1 (–6,965) ≤ –t tabel bertambah sebesar 0,250. Koefisien
(–2,704) dan nilai signifikansi X1 (0,000) regresi tersebut bernilai negatif yang
≤ α (0,01), maka Ho ditolak dan Ha berarti terjadi hubungan berlawanan
diterima. Artinya ada pengaruh negatif arah antara faktor resiko aspek
yang signifikan secara parsial antara engineering dan review terhadap
15
kinerja mutu PT. Mega Persada Persada Indonesia pada proyek Daswin
Indonesia pada proyek Daswin Office Office Tower yaitu semakin rendah faktor
Tower. resiko aspek engineering dan review yang
b. Koefisien Korelasi ditimbulkan, maka akan semakin tinggi
Hasil perhitungan nilai koefisien kinerja mutu yang dihasilkan atau
korelasi dengan bantuan program SPSS sebaliknya (Ha2).
versi 23, maka dapat diuraikan dan
disimpulkan sebagai berikut : 8. Pengaruh faktor resiko aspek material
1) Nilai koefisien korelasi sebesar – dan peralatan terhadap kinerja mutu PT.
0,821, maka tingkat hubungan antara Mega Persada Indonesia pada proyek
faktor resiko aspek engineering dan Daswin Office Tower.
review terhadap kinerja mutu PT. Pengaruh faktor resiko aspek
Mega Persada Indonesia pada proyek material dan peralatan dengan indikator
Daswin Office Tower termasuk pengiriman yang tidak tepat waktu, tidak
kategori sangat kuat (0,800 – 1,000). sesuai dengan persyaratan konstruksi, tidak
2) Arah hubungan antara faktor resiko sesuai dengan spesifikasi, tidak pada
aspek engineering dan review terhadap tempatnya ketika dibutuhkan terhadap
kinerja mutu PT. Mega Persada kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia
Indonesia pada proyek Daswin Office pada proyek Daswin Office Tower telah
Tower adalah negatif yang berarti dilakukan beberapa analisis dan pengujian
berlawanan arah, artinya semakin sebagai berikut :
rendah faktor resiko aspek engineering a. Analisis Regresi
dan review yang ditimbulkan, maka Hasil Analisis Regresi dapat
akan semakin tinggi kinerja mutu yang diketahui dan diperoleh persamaan
dihasilkan atau sebaliknya. regresi faktor resiko aspek material dan
c. Koefisien Determinasi peralatan terhadap kinerja mutu PT. Mega
Hasil perhitungan koefisien Persada Indonesia pada proyek Daswin
determinasi adalah sebagai berikut : Office Tower adalah sebagai berikut:
KD = (r)2 x 100 % Y = 137,551 – 0,174X3
= (–0,821)2 x 100 % Adapun persamaan regresi di atas
= 0,674 dapat diuraikan sebagai berikut :
= 67,40 % 1) Nilai konstanta (a) sebesar 137,551
Jadi nilai koefisien determinasinya yang artinya bahwa jika variabel
sebesar 0,674 (67,40 %), artinya secara faktor-faktor resiko constant maka
parsial faktor resiko aspek engineering nilai kinerja mutu adalah sebesar
dan review (X2) memiliki kontribusi 137,551.
terhadap kinerja mutu (Y) sebesar 67,40 2) Koefisien regresi X3 sebesar –0,174
% dan variabel X1 dan X3 dianggap artinya menunjukkan bahwa setiap
konstan. penurunan satu satuan (1%) nilai
d. Uji T (parsial) dan Teknik Probabilitas faktor resiko aspek material dan
Hasil Analisis Regresi dapat peralatan, maka nilai kinerja mutu
diketahui t hitung X2 (–6,088) ≤ –t tabel akan bertambah sebesar 0,174.
(–2,704) dan nilai signifikansi X2 (0,000) Koefisien regresi tersebut bernilai
≤ α (0,01), maka Ho ditolak dan Ha negatif yang berarti terjadi hubungan
diterima. Artinya ada pengaruh negatif berlawanan arah antara faktor resiko
yang signifikan secara parsial antara aspek material dan peralatan terhadap
faktor resiko aspek engineering dan kinerja mutu PT. Mega Persada
review terhadap kinerja mutu PT. Mega
16
Indonesia pada proyek Daswin Office Tower yaitu semakin rendah faktor resiko
Tower. aspek material dan peralatan yang
b. Koefisien Korelasi ditimbulkan, maka akan semakin tinggi
Hasil perhitungan nilai koefisien kinerja mutu yang dihasilkan atau
korelasi dengan bantuan program SPSS sebaliknya (Ha3).
versi 23, maka dapat diuraikan dan
disimpulkan sebagai berikut : 9. Bagaimana pengaruh faktor resiko aspek
1) Nilai koefisien korelasi sebesar – sumber daya manusia, engineering dan
0,673, maka tingkat hubungan antara review, material dan peralatan terhadap
faktor resiko aspek material dan kinerja mutu PT. Mega Persada
peralatan terhadap kinerja mutu PT. Indonesia pada proyek Daswin Office
Mega Persada Indonesia pada proyek Tower.
Daswin Office Tower termasuk Pengaruh faktor resiko aspek sumber
kategori kuat (0,600 – 0,799). daya manusia, engineering dan review,
2) Arah hubungan antara faktor resiko material dan peralatan terhadap kinerja mutu
aspek material dan peralatan terhadap PT. Mega Persada Indonesia pada proyek
kinerja mutu PT. Mega Persada Daswin Office Tower telah dilakukan
Indonesia pada proyek Daswin Office beberapa analisis dan pengujian sebagai
Tower adalah negatif yang berarti berikut :
berlawanan arah, artinya semakin a. Analisis Regresi
rendah faktor resiko aspek material Hasil Analisis Regresi dapat
dan peralatan yang ditimbulkan, maka diketahui dan diperoleh persamaan
akan semakin tinggi kinerja mutu yang regresi faktor resiko aspek sumber daya
dihasilkan atau sebaliknya. manusia, engineering dan review,
c. Koefisien Determinasi material dan peralatan terhadap kinerja
Hasil perhitungan koefisien mutu PT. Mega Persada Indonesia pada
determinasi adalah sebagai berikut : proyek Daswin Office Tower adalah
KD = (r)2 x 100 % sebagai berikut :
= (–0,673)2 x 100 % Y = 137,551 – 0,193X1 – 0,250X2 –
= 0,453 0,174X3
= 45,30 % Adapun persamaan regresi di atas
Jadi nilai koefisien determinasinya dapat diuraikan sebagai berikut :
sebesar 0,453 (45,30 %), artinya secara 1) Nilai konstanta (a) sebesar 137,551
parsial faktor resiko aspek material dan yang artinya bahwa jika variabel
peralatan (X3) memiliki kontribusi faktor-faktor resiko constant maka
terhadap kinerja mutu (Y) sebesar 45,30 nilai kinerja mutu adalah sebesar
% dan variabel X1 dan X2 dianggap 137,551.
konstan. 2) Koefisien regresi X1 sebesar –0,193
d. Uji T (parsial) dan Teknik Probabilitas artinya menunjukkan bahwa setiap
Hasil Analisis Regresi dapat penurunan satu satuan (1%) nilai
diketahui t hitung X3 (–3,050) ≤ –t tabel faktor resiko aspek sumber daya
(–2,704) dan nilai signifikansi X3 (0,004) manusia, maka nilai kinerja mutu akan
≤ α (0,01), maka Ho ditolak dan Ha bertambah sebesar 0,193. Koefisien
diterima. Artinya ada pengaruh negatif regresi tersebut bernilai negatif yang
yang signifikan secara parsial antara berarti terjadi hubungan berlawanan
faktor resiko aspek material dan peralatan arah antara faktor resiko aspek sumber
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada daya manusia terhadap kinerja mutu
Indonesia pada proyek Daswin Office
17
PT. Mega Persada Indonesia pada pada proyek Daswin Office Tower
proyek Daswin Office Tower. adalah negatif yang berarti berlawanan
3) Koefisien regresi X2 sebesar –0,250 arah, artinya semakin rendah faktor
artinya menunjukkan bahwa setiap resiko aspek sumber daya manusia,
penurunan satu satuan (1%) nilai engineering dan review, material dan
faktor resiko aspek engineering dan peralatan yang ditimbulkan, maka
review, maka nilai kinerja mutu akan akan semakin tinggi kinerja mutu yang
bertambah sebesar 0,250. Koefisien dihasilkan atau sebaliknya.
regresi tersebut bernilai negatif yang c. Koefisien Determinasi
berarti terjadi hubungan berlawanan Hasil Koefisien Determinasi di
arah antara faktor resiko aspek atas menunjukkan nilai R Square sebesar
engineering dan review terhadap 0,879 (87,90 %), artinya secara simultan
kinerja mutu PT. Mega Persada antara faktor resiko aspek sumber daya
Indonesia pada proyek Daswin Office manusia, engineering dan review,
Tower. material dan peralatan memiliki
4) Koefisien regresi X3 sebesar –0,174 kontribusi terhadap kinerja mutu sebesar
artinya menunjukkan bahwa setiap 87,90 %, sedangkan sisanya sebesar
penurunan satu satuan (1%) nilai 12,10 % dipengaruhi oleh variabel
faktor resiko aspek material dan lainnya yang tidak diteliti dalam
peralatan, maka nilai kinerja mutu penelitian ini.
akan bertambah sebesar 0,174. d. Uji F (simultan) dan Teknik
Koefisien regresi tersebut bernilai Probabilitas
negatif yang berarti terjadi hubungan Untuk mengetahui nilai dari F
berlawanan arah antara faktor resiko tabel (k; n-k), dimana k = jumlah variabel
aspek material dan peralatan terhadap bebas dan n = jumlah responden sehingga
kinerja mutu PT. Mega Persada diperoleh F tabel (3;41) sebesar 4,30.
Indonesia pada proyek Daswin Office Adapun hasil perhitungan
Tower. pengujian F (simultan) dengan
b. Koefisien Korelasi menggunakan program SPSS versi 23
Hasil perhitungan nilai koefisien menunjukkan bahwa nilai F hitung
korelasi secara simultan dengan bantuan (97,110) > F tabel (4,30) dan nilai
program SPSS versi 23, maka dapat signifikansi (0,000) ≤ α (0,01), maka Ho
diuraikan dan disimpulkan sebagai ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
berikut : pengaruh yang signifikan secara simultan
1) Nilai koefisien korelasi sebesar – antara faktor resiko aspek sumber daya
0,938, maka tingkat hubungan secara manusia, engineering dan review,
simultan antara faktor resiko aspek material dan peralatan terhadap kinerja
sumber daya manusia, engineering dan mutu PT. Mega Persada Indonesia pada
review, material dan peralatan proyek Daswin Office Tower yaitu
terhadap kinerja mutu PT. Mega semakin rendah faktor resiko aspek
Persada Indonesia pada proyek Daswin sumber daya manusia, engineering dan
Office Tower termasuk kategori sangat review, material dan peralatan yang
kuat (0,800 – 1,000). ditimbulkan, maka akan semakin tinggi
2) Arah hubungan secara simultan antara kinerja mutu yang dihasilkan atau
faktor resiko aspek sumber daya sebaliknya. (Ha4).
manusia, engineering dan review,
material dan peralatan terhadap kinerja
mutu PT. Mega Persada Indonesia
18
e. Uji Multikolinearitas Sedangkan persentase maksimum sebesar
Untuk mendeteksi ada tidaknya 55,30% diperoleh dari indikator resiko
multikolinieritas dapat dilihat dari terlalu banyak lembur.
besaran Tolerance dan Variance Inflation 3. Berdasarkan hasil jawaban responden yang
Factor (VIF), yaitu : menyatakan kategori tingkat resiko rendah,
1) Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 : sedang dan tinggi dengan persentase
terjadi multikolinearitas. minimum sebesar 14,77% dan persentase
2) Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 : maksimum sebesar 48,86% diperoleh dari
tidak terjadi multikolinearitas. indikator resiko pengendalian dokumen yang
Hasil Analisis Regresi di atas tidak baik.
diperoleh nilai tolerance dan Variance 4. Berdasarkan hasil jawaban responden yang
Inflation Factor (VIF) sebagai berikut : menyatakan kategori tingkat resiko rendah,
1) Variabel faktor resiko aspek sumber sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan
daya manusia (X1), nilai tolerance persentase minimum sebesar 1,14%
sebesar 0,680 > 0,10 dan Variance diperoleh dari indikator resiko pengiriman
Inflation Factor (VIF) sebesar 1,470 < yang tidak tepat waktu dengan parameter
10. pengukuran instrumennya adalah
2) Variabel faktor resiko aspek keterlambatan pengiriman material dan
engineering dan review (X2), nilai peralatan, keterbatasan transportasi
tolerance sebesar 0,559 > 0,10 dan pengiriman material dan peralatan.
Variance Inflation Factor (VIF) Sedangkan persentase maksimum sebesar
sebesar 1,788 < 10. 47,73% diperoleh dari indikator resiko tidak
3) Variabel faktor resiko aspek material sesuai dengan spesifikasi.
dan peralatan (X3), nilai tolerance 5. Berdasarkan hasil jawaban responden
sebesar 0,641 > 0,10 dan Variance diperoleh nilai rata-rata kinerja mutunya
Inflation Factor (VIF) 1,560 < 10. sebesar 4,02 (tinggi) dengan indikator mutu
Sehingga dapat disimpulkan produk sebesar 4,11 (tinggi) dan mutu
bahwa antar variabel bebas tidak terjadi layanan sebesar 3,93 (tinggi). Adapun rata-
multikolinearitas, artinya model rata nilai kinerja mutu yang minimum
regresinya baik. sebesar 3,00 yaitu sub indikator mutu
layanan pada timeliness dengan parameter
KESIMPULAN DAN SARAN pengukuran instrumennya adalah
Kesimpulan penyelesaian jadwal pelaksanaan proyek
Berdasarkan hasil penelitian di atas, tepat waktu. Sedangkan rata-rata nilai
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : kinerja mutu yang maksimum sebesar 4,30
1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai faktor yaitu sub indikator mutu layanan pada
resiko aspek sumber daya manusia sebesar responsiveness dengan parameter
7,70 (rendah), engineering dan review pengukuran instrumennya adalah kecepatan
sebesar 8,02 (rendah), material dan peralatan menangani masalah/defect pekerjaan yang
sebesar 8,05 (rendah) yang ditimbulkan oleh terjadi di lapangan.
PT. Mega Persada Indonesia pada proyek 6. Berdasarkan pengujian secara parsial,
Daswin Office Tower. koefisien korelasi X1 terhadap Y sebesar –
2. Berdasarkan hasil jawaban responden yang 0,800 (tingkat hubungan sangat kuat dan
menyatakan kategori tingkat resiko rendah, berlawanan arah), kontribusi X1 terhadap Y
sedang dan tinggi dengan persentase sebesar 64 % (X2 dan X3 dianggap
minimum sebesar 1,14% diperoleh dari konstan), hasil uji t dimana t hitung X1 (–
indikator resiko pengawasan dan 6,965) ≤ –t tabel (–2,704) dan nilai
perencanaan tugas tidak memadai. signifikansi X1 (0,000) ≤ α (0,01), maka
19
menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif pada proyek Daswin Office Tower.
yang signifikan secara parsial antara faktor Sedangkan hasil uji multikolinearitas
resiko aspek sumber daya manusia terhadap menunjukkan bahwa model persamaan
kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia regresi Y = 137,551 – 193X1 – 250X2 –
pada proyek Daswin Office Tower. 174X3 adalah baik karena tidak terjadi
7. Berdasarkan pengujian secara parsial, multikolinearitas antar variabel bebasnya,
koefisien korelasi X2 terhadap Y sebesar – dimana nilai tolerance X1 sebesar 0,680 >
0,821 (tingkat hubungan sangat kuat dan 0,10 dan VIF X1 sebesar 1,470 < 10,
berlawanan arah), kontribusi X2 terhadap Y tolerance X2 sebesar 0,559 > 0,10 dan VIF
sebesar 67,40 % (X1 dan X3 dianggap X2 sebesar 1,788 < 10, tolerance X3 sebesar
konstan), hasil uji t dimana t hitung X2 (– 0,641 > 0,10 dan VIF X3 sebesar 1,560 <
6,088) ≤ –t tabel (–2,704) dan nilai 10.
signifikansi X2 (0,000) ≤ α (0,01), maka
menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif Saran
yang signifikan secara parsial antara faktor Berdasarkan data hasil penelitian, maka
resiko aspek engineering dan review peneliti memberikan saran sebagai berikut :
terhadap kinerja mutu PT. Mega Persada 1. Hasil perhitungan rata-rata nilai faktor
Indonesia pada proyek Daswin Office resiko aspek sumber daya manusia,
Tower. engineering dan review, material dan
8. Berdasarkan pengujian secara parsial, peralatan PT. Mega Persada Indonesia pada
koefisien korelasi X3 terhadap Y sebesar – proyek Daswin Office Tower dikategorikan
0,673 (tingkat hubungan kuat dan tingkat resikonya rendah, maka resiko
berlawanan arah), kontribusi X3 terhadap Y tersebut tidak dapat diterima namun
sebesar 45,30 % (X1 dan X2 dianggap perlakuan pengendaliannya cukup pada
konstan), hasil uji t dimana t hitung X3 (– level manager sesuai kebijakan dan prosedur
3,050) ≤ –t tabel (–2,704) dan nilai (SOP) yang berlaku.
signifikansi X3 (0,004) ≤ α (0,01), maka 2. PT. Mega Persada Indonesia harus lebih
menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif memperhatikan faktor resiko aspek sumber
yang signifikan secara parsial antara faktor daya manusia pada indikator resiko terlalu
resiko aspek material dan peralatan terhadap banyak lembur dan tingkat keahlian yang
kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia tidak cukup dikarenakan kategori tingkat
pada proyek Daswin Office Tower. resikonya sedang, maka resiko tersebut
9. Berdasarkan pengujian secara simultan, tidak dapat diterima dan perlu perlakuan
koefisien korelasi X1, X2 dan X3 terhadap pengendalian baik preventif maupun korektif
Y sebesar –0,938 (tingkat hubungan sangat sehingga harus ada perhatian Direktur atau
kuat dan berlawanan arah), kontribusi X1, Manager terkait didukung dengan rencana
X2 dan X3 terhadap Y sebesar 87,9 %, pengendalian yang rinci.
sedangkan sisanya sebesar 12,10 % 3. PT. Mega Persada Indonesia harus lebih
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak memperhatikan faktor resiko aspek
diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji F engineering dan review pada indikator
dimana nilai F hitung (97,110) > F tabel resiko pengendalian dokumen yang tidak
(4,30) dan nilai signifikansi (0,000) ≤ α baik dikarenakan kategori tingkat resikonya
(0,01), maka menunjukkan bahwa ada sedang, maka resiko tersebut tidak dapat
pengaruh yang signifikan secara simultan diterima dan perlu perlakuan pengendalian
(bersama-sama) antara faktor resiko aspek baik preventif maupun korektif sehingga
sumber daya manusia, engineering dan harus ada perhatian Direktur atau Manager
review, material dan peralatan terhadap terkait didukung dengan rencana
kinerja mutu PT. Mega Persada Indonesia pengendalian yang rinci.
20
4. PT. Mega Persada Indonesia harus lebih 9. Sebaiknya perlu penelitian lanjutan
memperhatikan faktor resiko aspek material mengenai analisis pengendalian resiko dan
dan peralatan pada indikator resiko atau analisis faktor-faktor resikonya dengan
pengiriman material dan peralatan yang menambah variabel bebas lainnya seperti
tidak tepat waktu dikarenakan kategori faktor resiko aspek perencanaan dan
tingkat resikonya sedang, maka resiko penjadwalan konstruksi, kepemimpinan dan
tersebut tidak dapat diterima dan perlu komunikasi sehingga dapat terlihat secara
perlakuan pengendalian baik preventif keseluruhan faktor-faktor resiko dari
maupun korektif sehingga harus ada berbagai aspek yang ada.
perhatian Direktur atau Manager terkait
didukung dengan rencana pengendalian DAFTAR PUSTAKA
yang rinci. Asiyanto Ir., MBA., IPM., 2009, Manajemen
5. PT. Mega Persada Indonesia harus lebih Risiko untuk Kontraktor, Penerbit PT.
memperhatikan sub indikator kinerja mutu Pradnya Paramita, Jakarta
pada timeliness dan competence
dikarenakan nilainya dibawah rata-rata bila Efansyah Muhammad Noor dan Agung
dibandingkan dengan sub indikator lainnya, Nugraha, 2019, Perkembangan dan
maka perlu perbaikan terus menerus Penerapan Sistem Manajemen Mutu
(continuous improvement) oleh semua pihak ISO 9001:2015, Penerbit Lembaga
yang terkait. Wana Aksara, Tangerang Selatan
6. PT. Mega Persada Indonesia harus
melakukan pengendalian resiko aspek Chaeriah Ella Siti, Manajemen Berbasis Mutu,
sumber daya manusia dengan melakukan Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 4 No. 2
berbagai upaya untuk meminimalisir resiko Tahun 2016, hal 2
sampai pada kategori tingkat resiko sangat
rendah sehingga resiko tersebut dapat Dokumen ISO 9001:2015, 2016, Manual Mutu
diterima dan ditoleransi dengan perlakuan dan K3, PT. Mega Persada Indonesia,
pengendalian yang dapat dimonitor oleh risk Jakarta
owner.
7. PT. Mega Persada Indonesia harus Fandopa Riza, 2012, Pengelolaan Resiko Pada
melakukan pengendalian resiko aspek Pelaksanaan Proyek Jalan Perkerasan
engineering dan review dengan melakukan Lentur PT. X Dalam Rangka
berbagai upaya untuk meminimalisir resiko Meningkatkan Kinerja Mutu Proyek,
sampai pada kategori tingkat resiko sangat Tesis Magister Program Studi Teknik
rendah sehingga resiko tersebut dapat Sipil Fakultas Teknik Universitas
diterima dan ditoleransi dengan perlakuan Indonesia, Jakarta
pengendalian yang dapat dimonitor oleh risk
owner. Fayek Aminah Robinson, Ph.D., P.Eng., et al.,
8. PT. Mega Persada Indonesia harus 2003, Measuring and Classifying
melakukan pengendalian resiko aspek Construction Field Rework : A Pilot
material dan peralatan dengan melakukan Study, University of Alberta, Canada
berbagai upaya untuk meminimalisir resiko
sampai pada kategori tingkat resiko sangat Ghozali Imam, Prof. Ph.D., CA., Akt.,2018,
rendah sehingga resiko tersebut dapat Aplikasi Analisis Multivariate, Penerbit
diterima dan ditoleransi dengan perlakuan Universitas Diponegoro, Semarang
pengendalian yang dapat dimonitor oleh risk
owner.

21
Hanafi Mamduh M. Dr., MBA., 2014, Rachbini Widarto, dkk, 2018, Statistika
Manajemen Resiko, Penerbit UPP Terapan, Penerbit Mitra Wacana
STIM YKPN, Yogyakarta Media, Jakarta

http://binakonstruksi.pu.go.id/editor/artikel- Rani Hafnidar A Dr., 2016, Manajemen


berita/930-hadapi-era-industri- Proyek Konstruksi, Penerbit
konstruksi-4-0-tenaga-kerja-konstruksi- Deepublish, Yogyakarta
harus-terspesialisasi
Rusdiana H.A. Dr., MM., 2014, Manajemen
http://bim.pu.go.id/assets/files/Bahan_BIM_Dir Operasi, Penerbit CV Pustaka Setia,
jen_Cipta_Karya_Seminar_Nasional_U Bandung
ndip.pdf
Siregar Syofian, Ir. MM., 2014, Metode
https://bsn.go.id/main/berita/detail/9782/standar Penelitian Kuantitatif, Penerbit Prenada
disasi-dan-penilaian-kesesuaian- Media Group, Jakarta
dukung-revolusi-industri-4.0
Sugiyono, Prof. Dr., 2018, Metodologi
https://pu.go.id/berita/view/16036/kementerian- Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
pupr-dorong-perguruan-tinggi- R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung
manfaatkan-peluang-era-industri-
konstruksi-4-0 __________, 2016, Metode Penelitian
Kombinasi, Penerbit Alfabeta, Bandung
Hutagalung Mitra M. Arsyad, 2018,
Pengukuran Kinerja Kontraktor Sumanto, Dr. MA., 2014, StatistikaTerapan,
dengan Metode Indeks pada Proyek Penerbit Center of Academic Publishing
Konstruksi Guna Pencapaian Mutu Service, Yogyakarta
Konstruksi, Tugas Akhir Program Studi
Manajemen Rekayasa Konstruksi Susilo Leo J. dan Victor Riwu Kaho, 2019,
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Manajemen Resiko Berbasis ISO
Utara, Medan 31000:2018, Penerbit PT. Grasindo,
Jakarta
Idrus Arazi dan Mahmoud Sodangi, 2010,
Framework for Evaluating Quality
Performance of Contractors in Nigeria,
International Journal of Civil &
Environmental Engineering Vol. 10 No.
01 Tahun 2010, hal 32

Mulyawan Setia SE., MM., 2019, Manajemen


Resiko, Penerbit CV Pustaka Setia,
Bandung

Project Management Institute, 2013, A Guide to


the Project Management Body of
Knowledge (PMBOK Guide), 5th
Edition, PMI Book, USA

22

You might also like