You are on page 1of 19

TEKS ANEKDOT DALAM KUMPULAN HUMOR GUS DUR DAN RELEVANSINYA DENGAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

Herni Santi1; Sulastri Ningsih2; Nensilianti3


Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Abstract:
The type of this study is a qualitative research that aims to describe the structure, function, linguistic
characteristics, and the relevance of the structure, function, and language characteristics of anecdotal texts in
Gus Dur Humor collection with Indonesian language learning at SMA (senior high school). The data of the
study are structure, function, and linguistic characteristics of anecdotal texts. and its relevance to Indonesian
language learning in SMA. The data source of the study is anecdotal texts in Gus Dur Humor collection by
Burhani in 2010, the publisher of Zahra Book, Jombang. Gus Dur Humor collection on Internet is compiled by
greenourhert. http://www.academia.edu. The techniques used in collecting the data were documentation, read,
listen, note-taking, and interview techniques. Data analysis was conducted by adopting the flow model data
analysis proposed by Miles and Huberman.
The results of the study reveal that 1) the structure of the anecdotal text in Gus Dur Humor collection
has two structural models. Of the 10 texts analyzed, there are 7 texts that have a complete and systematic
structure and there are 3 texts that do not have a complete structure with the absence of a cod element. The first
element, namely the abstraction, begins with the presentation of an initial description of the content of the text,
followed by an orientation structure that shows events begin to peak. Followed by a crisis that presents a
unique problem and the peak of the conflict. The fourth structure is a reaction that shows the resolution of
problems that arise in the crisis section. It ends with a koda structure as a depiction of the ending of the story,
2) the function of anecdotal texts in Gus Dur Humor collections is generally used as a medium for delivering
entertainment, criticism, and conveying expressions, 3) the language characteristics of anecdotal texts in Gus
Dur Humor collection generally provide codes and signs as anecdotal text. The linguistic characteristics used
have become a distinguishing and characteristic among other texts. Characteristics of the text used include the
use of (1) sentences that state past events, (2) rhetorical sentences (question sentences that do not require
answers); (3) conjunctions (conjunctions) which state the relationship of time; (4) action verb; (5) command
sentence (imperative sentence); and (6) exclamation points. 4) The structure, function, and language
characteristics of the anecdotal texts in Gus Dur Humor collection have relevance to Indonesian language
learning in SMA. This is stated because the use of the structure, function, and linguistic characteristics of
anecdotal texts in Gus Dur Humor collection is the same as the teaching materials used in Indonesian language
compulsory books in high school level, especially grade X. Presentation of the structure of functions, and
linguistic characteristics of anecdotal texts in Gus Dur Humor collection is very suitable to be used as a
reference in teaching the structure of functions, and the characteristics of anecdotal text in Indonesian language
learning.

Keywords: structure, function, language characteristics, anecdotal text, learning

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur, fungsi, ciri kebahasaan, dan relevansi struktur, fungsi,
dan ciri kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur dengan pembelajaran bahasa Indonesia
diSMA. Data penelitian ini yaitu struktur, fungsi, dan ciri kebahasaan teks anekdot serta relevansinya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sumber data penelitian ini, yaitu teks anekdot pada kumpulan Humor
Gus Dur oleh Burhani Tahun 2010, penerbit Zahra Book, Jombang. Kumpulan Humor Gus Dur di Internet,
dikompilasi oleh greenourhert. http://www.academia.edu. Teknik yang digunakan mengumpulkan data yaitu
teknik dokumentasi, baca, simak, catat, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan menganut alur analisis
data model alir yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Struktur teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur
memiliki dua model struktur. Dari sepuluh teks yang dianalisis, terdapat tujuh yang memiliki struktur lengkap
dan sistematis dan terdapat tiga teks yang tidak memiliki struktur lengkap dengan tidak terdapatnya unsur
koda. Unsur pertama, yakni abstraksi berawal dari penyajian gambaran awal tentang isi teks, disusun oleh
struktur orientasi yang menunjukkan kejadian mulai mmenuncak. Dilanjutkan dengan krisis yang
menampilkan masalah unik dan puncak konflik. Struktur keempat adalah reaksi yang menunjukkan
penyelesaian masalah yang timbul pada bagian krisis. Diakhiri dengan struktur koda sebagai penggambaran
akhir cerita. 2) Fungsi teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur rata-rata dijadikan sebagai media
penyampaian hiburan, kritik, dan penyampaian ekspresi. 3) Ciri kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan
Humor Gus Dur rata-rata memberikan kode dan tanda sebagai sebuah teks anekdot. Ciri kebahasaan yang
digunakan sudah menjadi pembeda dan ciri di antara teks lainnya. Ciri teks yang digunakan, meliputi
penggunaan (1) kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, (2) kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang
tidak membutuhkan jawaban); (3) konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu ; (4) kata
kerja aksi; (5) kalimat perintah (imperative sentence); dan (6) kalimat seru. 4) Struktur, fungsi, dan ciri
kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur memiliki relevansi dengan pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA. Hal ini dinyatakan sebab penggunaan struktur, fungsi, dan ciri kebahasaan teks anekdot
dalam kumpulan Humor Gus sama dengan bahan ajar yang digunakan pada buku wajib bahasa Indonesia di
tingkat SMA, khususnya kelas X. Penyajian struktur fungsi, dan ciri kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan
Humor Gus sangat cocok dijadikan bahan acuan dan referensi dalam mengajarkan materi struktur fungsi, dan
ciri kebahasaan teks anekdot dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Struktur, Fungsi, Ciri kebahasaan, Teks Anekdot, dan Pembelajaran
PENDAHULUAN disingkapkannya, dan biasanya muncul menjelang
Wacana merupakan rangkaian ujar dan akhir kisah.
tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal yang Pandangan tentang teks anekdot hanya
disajikan secara teratur dan systematis dalam sebagai wacana santai. Akhir-akhir ini mengalami
suatu kesatuan koheren. Hal ini sejalan dengan pergeseran, karena ternyata ketika dikaji lebih
yang dinyatakan oleh Eryanto (2012: 65) bahwa lanjut, teks anekdot justru banyak mengandung
wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, muatan-muatan (pesan, kritik, dan sebagainya)
yang menghubungkan proposisi yang satu dengan yang cukup bermakna. Hanya, memang tidak
proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan secara eksplisit dikemukakan oleh para
sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara pemainnya.
kalimat-kalimat itu. Wacana adalah satuan bahasa Pengkaji teks anekdot memusatkan
yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas perhatian pada bagaimana teks dikonstruksi,
kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi bagaimana makna diproduksi, dan apa hakikat
yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu makna tersebut. Semula studi teks hanya dipakai
mempunyai awal dan akhir yang nyata, di bidang komunikasi, khususnya komunikasi
disampaikan secara lisan atau tertulis. politik, tetapi sekarang sudah berkembang ke
Mendukung pernyataan tersebut bahwa banyak disiplin seperti sosiologi, geografi,
wacana sangat berkembang di era digitalisasi saat sejarah, bahasa, seni, sastra, media, dan bahkan
ini yang menyuguhkan konten yang variatif. perfilman.
Sesuai dengan perkembangannya, wacana pun Mengacu pada teori Chaer (2012) dan Keraf
disajikan dan ditampilkan dalam berbagai bentuk (2010) tersebut, dapat dinyatakan bahwa
dan struktur di media-media, termasuk media kumpulan humor Gus Dur dikategorikan sebagai
online. Salah satu bentuk wacana yang dimaksud jenis anekdot. Hal ini dinyatakan berdasarkan
adalah anekdot. hasil pembacaan awal yang dilakukan oleh penulis
Keraf (dalam Utami, 2017:142) dengan mengkaji isi, struktur, fungsi, dan ciri-ciri
mendefinisikan anekdot merupakan semacam kebahasaannya. Berdasarkan isinya, kumpulan
cerita pendek yang bertujuan menyampaikan humor Gus Dur rata-rata berkonten sindiran dan
karakteristik yang menarik dan aneh mengenai kritik yang disampaikan melalui lelucon dan
seseorang atau suatu hal lain. Anekdot yang humor. Pada aspek struktur juga rata-rata disusun
menjadi bagian dari narasi yang lebih luas, sama dengan pola orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
sekali tidak menunjang gerak umum dari narasi Pada aspek fungsi juga telah mengemban misi
tadi, namun perhatian sentral yang dibuatnya kritik dan sindiran halus.
dapat menambah daya tarik bagi latar belakang Salah satu teks anekdot yang telah banyak
dan suasana secara keseluruhan. Daya tariknya itu menyampaikan kritik secara halus dan tersirat
tidak terletak pada penggelaran dramatik, tetapi adalah teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus
pada suatu gagasan atau suatu amanat yang ingin Dur. Anekdot yang terdapat dalam kumpulan
Humor Gus Dur rata-rata merupakan cerita Selain fenomena tersebut, alasan lain
singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan, perlunya pengkajian struktur, fungsinya, dan ciri
serta mengenai orang penting atau terkenal dan kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan Humor
berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Anekdot Gus Dur adalah untuk mengaitkan dengan
tersebut pada umumnya mengandung sindiran pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sebab,
yang bermaksud mengkritik berbagai persoalan materi struktur dan fungsi anekdot diajarkan pada
yang terjadi di masyarakat, termasuk kebijakan- siswa sesuai dengan kurikulum tahun 2013.
kebijakan pemerintah dan kebijakan-kebijakan Munculnya anekdot sebagai teks yang diajarkan
layanan publik yang sering mendapat sorotan. dalam pembelajaran Bahasa Indonesia telah
Salah satu apek yang perlu dikaji pada teks disampaikan secara tersurat dalam Kurikulum
dalam kumpulan Humor Gus Dur adalah struktur, 2013. Sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa
fungsinya, dan ciri kebahasaan teks anekdot. Indonesia dalam kurikulum tersebut yakni
Priyatni (2010: 2) menyatakan bahwa struktur teks berbasis teks, maka teks anekdot menjadi salah
anekdot terdiri dari lima bagian yang membentuk satu wacana yang wajib dipelajari siswa.
sebuah alur cerita dengan latar dan tokoh tertentu. Struktur, fungsinya, dan ciri kebahasaan
Kelima struktur itu antara lain abstrak, orientasi, teks anekdot dikaji pula dengan asumsi bahwa
krisis, reaksi, dan koda. (1) Abstrak ialah bagian banyak pelajaran yang dapat diteladani oleh siswa
di awal paragraf yang berfungsi memberikan dalam teks tersebut sehingga memerlukan analisis
gambaran tenteng isi teks. (2) Orientasi adalah dan temuan yang akan dijadikan sebagai bahan
bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita ajar di sekolah. Ada kecenderungan yang akan
atau latar belakang terjadinya peristiwa. (3) Krisis terjadi jika tidak dilakukan pengkajian pada teks
adalah bagian yang menjadi hal atau masalah anekdot tersebut, yakni struktur, fungsinya, dan
unik. (4) Reaksi adalah bagian berisi cerita penulis ciri kebahasaan teks anekdot pada kumpulan
atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah humor Gus Dur akan semakin tidak dikenal oleh
yang timbul pada bagian krisis tadi. (5) Koda siswa. Sebaliknya, pengetahuan siswa terhadap
merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. struktur, fungsinya, dan ciri kebahasaan teks
Data awal yang diperoleh melalui analisis anekdot akan hanya terpaku pada teks anekdot
kumpulan Humor Gus Dur menunjukkan bahwa yang ada dalam buku teks wajib di sekolah.
struktur, fungsinya, dan ciri kebahasaan teks Dengan demikian, tidak ada pengembangan dan
anekdot tersebut masih bebas dan tidak terikat eksplorasi pengetahuan siswa tentang struktur,
oleh kaidah-kaidah penyusunan teks. Penulis fungsinya, dan ciri kebahasaan teks anekdot.
secara gamblang menyatakan dan meluangkan ide Pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa
dan gagsannya dalam teks tanpa memperhatikan Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai
struktur, fungsi, dan kebahasaan. Hal ini menarik pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang
untuk dikaji untuk menemukan gaya penulisan mengemban fungsi untuk menjadi sumber
teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur. aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-
budaya akademis. Teks anekdot dimaknai sebagai Negeri 1 Kedawung melalui pemberian tugas
satuan bahasa yang mengungkapkan makna secara menciptakan/memproduksi teks anekdot yang
kontekstual. mengandung beragam fungsi tekstual dan
Pengkajian struktur dan fungsi teks kontektual.
anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur sebagai Penelitian selanjutnya telah dilakukan oleh
sebuah analisis teks. Teks anekdot ini merupakan Sari, dkk. (2017) dengan judul “Analisis Struktur
sebuah kritikan dan hiburan menarik. Salah satu dan Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot dalam
unsur pembentuk teks anekdot adalah struktur, Buku Mati Ketawa Cara Daripada Soeharto
fungsi dan ciri kebahasaan. Analisis struktur dan sebagai Alternatif Pemilihan Bahan Ajar Bahasa
fungsi teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus Indonesia di SMA.” Hasilnya menunjukkan
Dur dimaksudkan untuk menelaah model struktur bahwa (1) struktur teks anekdot dalam buku Mati
dan fungsi teks anekdot tersebut, lalu Ketawa Cara daripada Soeharto dapat dibedakan
menyesuaikannya dengan pembelajaran bahasa atas teks anekdot berstruktur lengkap dan teks
Indonesia. Struktur dan fungsi teks anekdot anekdot berstruktur tidak lengkap. Dari 30
dalam kumpulan Humor Gus Dur cocok diajarkan anekdot, 26 anekdot berstruktur lengkap dan 4
pada siswa, maka selanjutnya kumpulan Humor anekdot berstruktur tidak lengkap; (2) Kaidah
Gus Dur tersebut akan dijadikan sebagai bahan kebahasaan teks anekdot yang ada dalam buku
ajar dalam pembelajaran teks anekdot di kelas X Mati Ketawa Cara daripada Soeharto, yaitu
SMA. penggunaan kalimat langsung, kalimat perintah,
Beberapa penelitian sebelumnya yang kalimat seru, kalimat retoris, kalimat yang
relevan dilakukan oleh Utami (2017) yang telah menyatakan waktu lampau, kata kerja aksi,
dipublikasikan dalam jurnal dengan judul konjungsi penanda hubungan waktu, dan
penelitian “Analisis Teks dan Konteks Wacana konjungsi penanda akibat. Satu anekdot paling
Anekdot Karya Siswa MTS Negeri 1 Kedawung banyak mengandung enam ciri kebahasaan dan
dan Kontribusinya terhadap Pembinaan Sikap paling sedikit mengandung dua ciri kebahasaan;
Bahasa Siswa”. Hasil penelitiannya menunjukkan (3) Ditemukan 24 anekdot yang memenuhi
bahwa hasil analisis teks anekdot karya siswa MTs kriteria sebagai bahan ajar berdasarkan struktur
Negeri 1 Kedawung menunjukkan bahwa dan kaidah kebahasaan teks anekdot. Ditinjau dari
karangan siswa sudah sesuai struktur dan kaidah segi kebahasaan dan psikologi perkembangan
bahasa. Selain itu terdapat fungsi bahasa dan remaja, dari 24 data, hanya 21 data yang layak
makna yang mendapat dalam bentuk sindiran dan dijadikan bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA,
kritikan dalam berbagai bidang kehidupan seperti yaitu “Obral Otak”, “Yang Boleh dan yang
hukum, pendidikan, dan layanan publik. Hasil Tidak”, “Masker”, “Sesama Setan”, “Sumbangan
analisis teks anekdot karya siswa MTS Negeri 1 Terbesar untuk Rakyat Indonesia”, “Ingin
Kedawung memberikontribusi terhadap Sampaikan Kabar Gembira”, “Nanti Saya
pembinaan bahasa Indonesia pada siswa MTS Laporkan”, “Teka-Teki Suksesi”, “Jendral
Kuper”, “Cita- cita”, “Dibyo Jaga Traffic Light”, memberikan tanggapan 23 indikator sangat baik
“Prabowo Jadi Intel”, “Ah, Bukan Urusan Kita!”, hanya 2 yang diberi tanggapan baik. Begitupun
“TV dan Menteri”, “Harmoko Bingung”, “Kiat dengan siswa, dari lima siswa yang diberi angket
Sukses Oom Liem”, “Kabar Buat Bung Gafur”, tanggapan,mereka memberikan tanggapan “Ya”
“Ralat Bohong”, “Neraka Ganjarannya”, “SDM sebanyak 12 dari 12 indikator yang ditanggapinya.
yang Paling Berharga”, dan “Uang Lebih Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa dan
Penting”. Pembelajaran struktur dan kaidah guru dapat dikatakan bahwa bahan ajar tersebut
kebahasaan teks anekdot termuat dalam KI 3 dan berkategori baik dan layak digunakan sebagai
KD 3.1: Memahami struktur dan kaidah teks bahan ajar.
anekdot, laporan hasil observasi, prosedur Uraian dan hasil penelitian tersebut menjadi
kompleks, eksposisi, dan negosiasi, baik melalui alasan peneliti mengkaji teks anekdot dalam
lisan maupuntulisan. kumpulan Humor Gus Dur. Hal ini didasari oleh
Mascita dan Ati (2018) juga meneliti yang pemahaman bahwa penelitian yang relevan belum
relevan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal untuk Padahal, anekdot dalam kumpulan Humor Gus
Siswa Kelas X SMA‟. Hasilnya menunjukkan Dur tersebut banyak mengandung kritik dan
bahwa Berdasarkan hasil pembelajaran, sindiran yang juga perlu dikaji dan dianalisis yang
penggunaan bahan ajar berupa modul teks anekdot selanjutnya dapat menjadi rekomendasi dan
berbasis kearifan lokal terbukti efektif. Hal ini komparasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia
menunjukkan bahwa penggunaan modul telah di SMA. Oleh karena itu, penulis termotivasi
memotivasi dan mendorong peserta didik dapat mengkaji tentang” Teks anekdot dalam Kumpulan
mempraktikan kemampuan membuat teks Humor Gus Dur dan Relevansinya dengan
anekdot. Peserta didik kelas X SMA memberikan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA).
respon kognitif dan efektif yang positif. Peserta METODE
didik sangat antusias menggunakan bahan ajar ini. Penelitian ini merupakan penelitian
Hal ini terbukti ketika pembelajaran berlangsung, kualitatif memiliki karakteristik (1) berlatar
peserta didik aktif bertanya kepada guru tentang alamiah, (2) bersifat deskriptif, (3) lebih
cara membuat teks anekdot. Modul teks anekdot mementingkan proses dari pada hasil, (4) analisis
dapat meningkatkan keterampilan peserta didik data dilakukan secara induktif, dan (4) makna
dalam memahami, mengevaluasi, mengetahui sebagai suatu hal yang esensial (Biklen dan
struktur, unsur kebahasaan, isi/makna tersirat dan Bogdan, 1982: 27-30; Miles dan Huberman, 1992:
membuat teks anekdot. (4) Respon siswa dan guru 1; Ibrahim, 1994: 276; Lincoln dan Guba (dalam
terhadap desain bahan ajar teks anekdot berbasis Moleong, 2001:4-8). Penggunaan pendekatan
kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA ini kualitatif dalam penelitian ini, dipadukan dengan
sangat positif. Hal ini terbukti dalam angket (1) teori wacana, (2) teori konteks, dan (3) teori
tanggapan guru dari 25 indikator guru pembelajaran. Teori tersebut memiliki kesamaan
yang mendasarkan pemahaman struktur, fungsi, Analisis. Setelah data diidentifikasi dan
dan ciri kebahasaan teks anekdot serta diklasifikasi, selanjutnya menganalisis data
relevansinya dengan pembelajaran bahasa struktur, fungsi, dan ciri kebahasaan pada setiap
Indonesia di SMA. teks anekdot yang dianalisis. 4) Deskripsi.
Sumber data yaitu teks anekdot pada Kegiatan deskripsi dilakukan dengan menafsirkan
kumpulan Humor Gus Dur oleh Burhani Tahun dan menggambarkan struktur, fungsi, dan ciri
2010, penerbit Zahra Book, Jombang. kebahasaan pada setiap teks anekdot dan
Kumpulan Humor Gus Dur di Internet, relevansinya dengan pembelajaran bahasa
dikompilasi oleh greenourhert. Indonesia di SMA. Pembuktian keabsahan data
http://www.academia.edu(Dari kedua sumber menggunakan triangulasi teori. Triangulasi teori
tersebut kumpulan humor ini, terdapat 10 judul memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
anekdot, yaitu: Fenomena 'Gila' Gus Dur, sebagai pengecekan terhadap data itu. Selanjutnya
Dikumpulkan dengan lulusan SD, Doa untuk triangulasi teori menggunakan lebih dari satu teori
Peragawati, Cuman Takut Tiga Roda, beda Tetap tentang teks, untuk menguji kembali kredibilitas
Beda, Dilap Celana Dalam, Hasil Keputusan data melalui kegiatan identifikasi, klasifikasi,
Rapat, Sesama Setan Dilarang Saling Melempar, analisis dan deskripsi.
Membuat Orang-orang Berdoa, Kuli dan Kyai,
Kegiatan pelaksanaan pengumpulan data HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung pada konteks wacana jenis teks anekdot Berdasarkan hasil penyajian data terdapat
pada kumpulan Humor Gus Dur dan tidak sepuluh judul anekdot dalam kumpulan Humor
dikondisikan (dimodifikasi). Alat bantu yang Gus Dur, yang meliputi struktur, fungsi, dan ciri
digunakan dalam pengambilan data adalah teknik kebahasaan, serta relevansinya dengan
dokumentasi, baca, simak, catat dan wawancara. pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Analisis data setelah pengumpulan data mengacu Teks anekdot yang dikaji berdasarkan
pada kerangka kerja kualitatif yaitu pengumpulan temanya, yakni tema agama sebanyak dua judul,
data melalui membaca teks. Dengan langkah- yakni anekdot Membuat Orang-Orang Berdoa
langkah 1) Identifikasi. Peneliti mengidentifikasi dan Kuli dan Kyai. Anekdot bertema sosial,
seluruh data sesuai dengan butir masalah, yakni meliputi Sesama Setan Dilarang Saling Melempar
struktur, fungsi, dan ciri kebahasaan wacana jenis dan Fenomena Gila Gus Dur. Teks anekdot
teks anekdot serta relevansinya dengan bertema budaya, meliputi Dilap Celana Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hal dan Hasil Keputusan Rapat. Teks anekdot
tersebut dimaksudkan sebagai proses sajian data. bertema politik yakni Cuma Takut Tiga Roda dan
2) Klasifikasi. Klasifikasi dilakukan dengan Beda Tetap Beda. Teks anekdot bertema
memilah data ke dalam kelompok struktur, pendidikan yakni Dikumpulkan dengan Lulusan
kelompok fungsi, kelompok ciri kebahasaan, dan SD dan Doa untuk Peragawati.
kelompok relevansi dengan pembelajaran. 3)
a. Struktur Teks Anekdot yang Bertema menjawab:
Keagamaan “Begini Pak… Pada saat Bapak
Teks anekdot yang bertema keagamaan ceramah, Bapak membuat orang-
dalam kumpulan humor Gus Dur yang dijadikan orang semua ngantuk dan tertidur…
bahan analisis yakni Membuat Orang-Orang sehingga melupakan Tuhan.
Berdoa dan Kuli dan Kyai.Kedua jenis teks Sedangkan pada saat sopir Metro
tersebut bercerita tentang realitas keagamaan yang Mini mengemudi dengan ngebut, ia
sering terjadi dalam kehidupan masyarakat yang membuat orang-orang berdoa…”
kadang manusia tidak menyadarinya. Koda -
Struktur teks anekdot Membuat Orang- Pada teks anekdot Kuli dan Kyai juga
orang Berdoa tampak berikut ini. memiliki lima struktur sebagaimana tampak
Struktur Teks berikut ini.
Abstraksi Di pintu akhirat seorang malaikat Struktur Teks
menanyai seorang sopir Metro Abstraksi Rombongan jamaah haji NU dari
Mini. “Apa kerjamu selama di Tegal tibadi Bandara King Abdul
dunia?” tanya malaikat itu. Aziz, Jeddah ArabSaudi.
Orientasi “Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu Orientasi Langsung saja kuli-kuli dari
malaikat itu memberikan kamar Yamanberebutan untuk
yang mewah untuk sopir Metro mengangkut barang-barangyang
tersebut dan peralatan yang terbuat mereka bawa.
dari emas. Lalu datang Gus Dur Krisis Akibatnya, dua orang diantara
dengan dituntun ajudannya yang kuli-kuli itu terlibat percekcokan
setia. “Apa kerja kamu di dunia?” serius dalam bahasa Arab.Melihat
tanya malaikat itu, rombongan jamaah haji
kepada Gus Dur. tersebutspontan merubung mereka,
Krisis “Saya presiden dan juga juru sambil berucap:Amin, Amin,
dakwah Pak…” lalu malaikat itu Amin!
memberikan kamar yang kecil dan Reaksi Gus Dur yang sedang berada di
peralatan dari kayu. Melihat itu bandara itumenghampiri mereka:
Gus Dur protes. “Pak kenapa kok "Lho kenapa Andaberkerumun di
saya yang presiden sekaligus juru sini?"
dakwah mendapatkan yang lebih "Mereka terlihat sangat fasih
rendah dari seorang sopir berdoa, apalagipakai serban,
Metro..?” mereka itu pasti kyai.
Reaksi Dengan tenang malaikat itu Koda -
b. Struktur Teks Anekdot yang Bertema Sosial
Teks anekdot yang bertema sosial dalam reaksi, dan koda tampak pada teks Fenomena Gila
kumpulan humor Gus Dur yang dijadikan bahan Gus Dur berikut ini.
analisis yakni Sesama Setan Dilarang Saling Struktur Teks
Melempar dan Fenomena Gila Gus Dur. Kedua Abstraksi Konon, guyonan mantan Presiden
jenis teks tersebut bercerita tentang realitas Abdurrahman Wahid selalu
keagamaan yang sering terjadi dalam kehidupan ditunggu-tunggu oleh banyak
masyarakat yang kadang manusia tidak kalangan, termasuk presiden dari
menyadarinya. berbagai negara.
Struktur teks anekdot Sesama Setan Orientasi Pernah suatu ketika, Gus Dur
Dilarang Saling Melempar tampak berikut ini. membuat tertawa Raja Saudi yang
Struktur Teks dikenal sangat serius dan hampir
Abstraksi Seorang Presiden dan Menpen tidak pernah tertawa. Oleh Kiai
(Menteri Penerangan) di Mustofa Bisri (Gus Mus),
erapemerintahan Orde Baru momentum tersebut dinilai sangat
mempunyai pengalaman menarik bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya
dalam menunaikan ibadah haji di Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.
Mekkah. "Sebab sampeyan sudah membuat
Orientasi Pengalaman ini khususnya terjadi Raja ketawa sampai giginya
pada saat dia melempar jumrah. kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi
Krisis Bayangkan, setiap kali dia melempar melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus,
jumrah, batunya selalu berbalik yang disambut gelak tawa Gus Dur.
(memantul) menimpa dirinya. Sudah Krisis Melekatnya predikat humoris pada
tujuh kali batu yang dia lontarkan Presiden RI yang keempat itu pun
berbalik menimpa dahinya dengan sempat membuat Presiden Kuba
cara yang sama. Sudah tentu dia Fidel Alejandro Castro Ruz
bingung dan mulai ketakutan. penasaran. Suatu ketika, keduanya
Reaksi Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. berkesempatan bertemu. Seperti yang
Mau minta petunjuk presiden, tentu diceritakan oleh mantan Kepala
tidak mungkin, karena sama-sama Protokol Istana Presiden Wahyu
sedang sibuk. Di tengah kebingungan Muryadi pada tayangan televisi, Fidel
itulah tiba-tiba dia mendengar suara Castro bertanya kepada Gus Dur
halus di telinganya. mengenai joke teranyarnya.
Koda Sesama setan dilarang saling Dijawablah oleh Gus Dur, "Di
melempar. Indonesia itu terkenal dengan
Teks anekdot yang juga memiliki struktur fenomena 'gila',". Fidel Castro pun
yang lengkap, yakni abstrak, orientasi, krisis,
menyimak pernyataan mengagetkan pengasuh pesantren terkenal di Jawa
tersebut. "Presiden pertama dikenal Timur ini datang ke tempat Gus Dur
dengan gila wanita. Presiden kedua dan teman-temannya di Mesir
dikenal dengan gila harta. Lalu, Orientasi Seperti galibnya seorang tuan
presiden ketiga dikenal gila rumah, Gus Dur dan teman-teman
teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian sibuk menjamu teman
kemudian terdiam sejenak. yang datang dari jauh itu. Gus Dur
Reaksi Fidel Castro pun semakin serius kemudian mengeluarkan piring dan
mendengarkan lanjutan cerita. gelas, maksudnya untuk tempat
"Kemudian, kalau presiden yang makanan dan minuman. Sang tamu,
keempat, ya yang milih itu yang seperti biasa menunggu Gus Dur
gila," celetuk Gus Dur. dan teman-temannya yang sibuk
Koda Fidel Castro pun diceritakan mau menghidangkan minuman dan
terpingkal-pingkal mendengar makanan itu. Tapi betapa kagetnya
dagelan tersebut. si tamu ketika menyaksikan Gus
Dur melap gelas-gelas dan piring itu
c. Struktur Teks Anekdot yang Bertema dengan celana dalam. Sebaliknya,
Budaya Gus Dur dan teman-teman malah
Teks anekdot bertema budaya, meliputi tenang-tenang saja.
Dilap Celana Dalam dan Hasil Keputusan Rapat. Krisis Begitu kue dan minuman disajikan,
Anekdot Dilap Celana Dalam bercerita tentang si tamu dipersilakan menikmati
kebiasaan Gus Dur menjamu tamu kehormatan hidangan tersebut. Si tamu tentu
seperti layaknya pada masyarakat Indonesia yang saja serba salah. Mau minum jijik,
memiliki budaya memberikan pelayanan terbaik tetapi kalau ditolak rasanya tidak
setiap orang yang berkunjung ke rumah dengan mungkin. Kemudian dengan sangat
landasan ada dan budaya masing-masing. Cerita terpaksa, si tamu menikmati juga
tentang kebiasaan Gus Dur tersebut dikemas hidangan tersebut. Namun, tak lama
dalam bentuk humor dan tawa yang mengandung berselang ia langsung muntah-
kritik dengan struktur abstrak, orientais, krisis, muntah. Ia ingat kain yang dipakai
reaksi, dan koda. Adapun struktur teks anekdot untuk mengelap piring dan gelas
Dilap Celana Dalam tampak berikut ini. tadi yang tidak lain adalah celana
Struktur Teks dalam.
Abstraksi Ketika Gus Dur Kuliah di Mesir, ia Reaksi Menyaksikan tamunya yang KO
kedatangan seorang tamu dari tersebut, Gus Dur mulai tanggap.
Indonesia. Tamu yang kini menjadi Lalu berkata, Anda ini terlalu
melihat sesuatu dari segi luarnya menaruh ember itu?
saja, tidak melihat subtansinya. Si Koda Ditanya demikian, Gus Dur sambil
tamu tertegun. menahan tawa, menjawab. Awalnya
Koda Celana dalam ini belum pernah saya adalah saya, tetapi kemudian sudah
pakai. Ini baru saya beli. Jadi, masih menjadi keputusan rapat.
baru, kata Gus Dur sembari tertawa. d. Struktur Teks Anekdot yang BertemaPolitik
Struktur teks anekdot dengan pola abstrak, Teks anekdot yang bertema politik yang
orientais, krisis, reaksi, dan koda tampak pula dianalisis yakni Cuma Takut Tiga Roda dan Beda
pada teks Hasil Keputusan Rapat. Teks ini Tetap Beda. Anekdot Cuma Takut Tiga Roda
menceritakan tentang kebiasaan dan gaya dikisahkan saat Abdurarahman Wahid menjabat
mengajar guru bahasa Inggris di salah satu sebagai Presiden RI yang membahas masalah
sekolah, tempat Gus Dur menuntut ilmu. kasus demam berdarah yang melanda Kota
Struktur Teks Jakarta. Teks Roda dan Beda Tetap Beda bercerita
Abstraksi Sewaktu masih belajar di Sekolah tentang perbedaan pendapat tentang keanggotaan
Menengah Ekonomi Pertama NU di DPRGR. Kedua teks anekdot tersebut
(SMEP) Jakarta, Gus Dur Punya disjaikan dengan melalui struktur teks, mulai dari
Guru bahasa Inggris dari Batak. abstrak, orientais, krisis, reaksi, sampai koda.
Orientasi Menurut dia, lafal bahasa Inggris Struktur teks anekdot Cuma Takut Tiga
gurunya itu sangat mendhok dengan Roda tampak berikut ini.
logat bataknya.Namun, yang lebih Struktur Teks
menjengkelkan Gus Dur dan teman- Abstraksi Suatu hari, saat Abdurarahman
temannya, guru tersebut ngotot agar Wahid menjabat sebagai Presiden
murid-muridnya mengikuti lafal RI, ada pembicaraan serius.
Inggris yang berlogat Batak tersebut Pembicaraan bertopik isu terhangat
secara persis. dilakukan selesai menghadiri sebuah
Krisis Akhirnya, Gus Dur dan kawan- rapat di Istana Negara
kawan sepakat untuk mengerjai sang Orientasi Diketahui, pembicaraan itu
guru. Di pintu kamar mandi sekolah, mengenai wabah demam berdarah
digantung sebuah ember berisi air. yang kala itu melanda kota Jakarta.
Nah, pada saat sang guru hendak ke Gus Dur pun sibuk
kamar mandi, ketika membuka pintu memperbincangkan penyakit
tersebut, maka jatuhlah ember dan mematikan tersebut.
airnya menimpah tubuh sang guru. Krisis "Menurut Anda, mengapa demam
Byarrrrr! berdarah saat ini semakin marak di
Reaksi Siapa yang punya ide pertama kali Jakarta Pak?" tanya seorang
menterinya. perampasan hak rakyat secara tidak
Reaksi "Ya karena Gubernur DKI Jakarta sah. Kalau NU masuk dalam DPRGR
Sutiyoso melarang bemo, becak, dan berarti NU telah ikut melaksanakan
sebentar lagi bajaj dilarang beredar perampasan hak. Perdebatan dua
di Kota Jakarta ini. tokoh ini cukup alot dan tampaknya
Koda Padahal kan nyamuk sini cuma takut tidak ada titik temu. Kiai Wahab
sama tiga roda...!" berusaha meyakinkan Kiai Bisri tapi
Struktur teks anekdot dengan pola abstrak, usaha itu selalu kandas. Tak kurang
orientais, krisis, reaksi, dan kodatampak pula pada akal, Kiai Wahab mencoba
teks Beda Tetap Beda seperti tampak berikut ini. melakukan diplomasi gulai kambing.
Struktur Teks Reaksi Pada suatu hari Kiai Wahab
Abstraksi Kisah ini masih di seputar demokrasi mengundang kiai Bisri ke rumhanya
terpimpin yang digagas oleh Presiden ke tambak Beras. Acaranya hanya
Soekarno. Tak pelak persoalan itu makan-makan, tak lebih tak kurang.
menimbulkan pro dan kontra di Suluruh masakan dibikin sendiri oleh
kalangan politisi, termasuk di dalam Kiai Wahab yang memang terkenal
NU sendiri. ahli masak. Makanan gulai kambing
Orientasi Kiai Wahab dan Kiai Bisri berbeda kesukaan Kiai Bisri dihidangkan.
pendapat dalam soal masuk tidaknya Sehabis makan, mereka berdua
NU dalam DPRGR yang dibentuk ngobrol di beranda depan. Sebelum
oleh pemerintah, menggantikan Kiai Wahab berbicara, Kiai Bisri
Majelis Konstituante yang dibubarkan lebih dahulu membuka pembicaraan.
pemerintah. Menurut Kia Wahab, NU Gulainya memang enak, saya nggak
mesti masuk di DPRGR dengan menyangka kalau masakan sampean
pertimbangan jika tidak, NU tidak bisa melebihi masakan penjual gulai
punya orang di Parlemen. Prinsip Kiai profesional.
Wahab, yang penting masuk dulu. Koda Pendeknya, Kiai Bisri memuji-muji
Kalau kemudian nanti ada masalah, Kiai Wahab. Tapi, sebelum Kiai Wahab
apa susahnya keluar? menyahuti omongannya, buru-buru Kiai
Krisis Pikiran Kiai Wahab ini berbeda Bisri melanjutkan jurus pamungkasnya
dengan Kiai Bisri. Beliau beralasan dengan berkata, mesikupun... masakan
bahwa DPRGR adalah buatan ini cuku enak, masalah DPRGR itu saya
pemerintah tanpa melalui pemilu. masih belum bisa menerima, katanya
Pembubaran Konstituante dalam pasang kuda-kuda sebelum diserang
kacamata fiqih adalah qhasab adalah lobi Kiai Wahab.
e. Struktur Teks Anekdot yang Bertema Soalnya, para mahasiswa itu
Pendidikan disamakan (diperlakkan sama) dengan
Teks anekdot bertema pendidikan yakni anak-anak Afrika yang baru lulus
Dikumpulkan dengan Lulusan SD dan Doa untuk setingkat SD. Pelajaran dan ujiannya
Peragawati.Struktur teks anekdot Dikumpulkan pu sangat dasar. Misalnya, ditanya
dengan Lulusan SD tampak berikut ini. kalau shalat membaca surat apa?
Struktur Teks Begitu surat itu dibaca lancar, sang
Abstraksi Sebagaimana umumnya calon guru langsung mengelus kepala si
mahasiswa, Gus Dur saat mendaftar murid atau santri. Persis seperti
di Al-Azhar, Kairo, mengikuti ujian seorang bapak mengelus kepala anak-
masuk (semacam seleksi). anaknya. Tidak hanya itu. Para guru
Orientasi Namun, ujian itu berbeda sekali di sana juga melontarkan kata-kata
dengan ujian di Indonesia, kalau di pujian pada anak-anak yang bisa.
Indonesia paling Cuma disuruh “Pinter”, demikian kira-kira pujian
membaca satu surat atau beberapa sang guru. Jadi, mereka memang
ayat al-quran yang ditentukan oleh diperlakukan seperti anak SD bahkan
tim penguji. Tapi di Mesir, ujian TK kalau di tanah air.
cukup pelik. Penguji biasanya Reaksi Karena diperlakukan seperti anak SD,
membaca sala satu ayat alquran maka Gus Dur tidak kerasan dan
secara acak. Kemudian calon pindah ke Baghdad.
mahasiswa disuruh menyebtukan tiga Koda -
ayat sebelumnya atau lima ayat Struktur teks anekdot Doa untuk
sesudahnya. Karuan saja para calon Peragawati juga memiliki struktur asbtrak,
mahasiswa Indonesia banyak yang orientasi, krisis, reaksi, dan koda seperti tampak
gagal, termasuk Gus Dur. Padahal berikut ini.
untuk mengikuti tes berikutnya Struktur Teks
mahasiswa yang tak lulus harus Abstraksi Ketika Gus Dur diundang untuk
masuk Di Rasah Khassah (semacam menghadiri Maulid Nabi di Jakarta.
sekolah persiapan). Pengundangnya adalah salah seorang
Krisis Di Dirasah Khassah inilah Gus Dur pemilik rumah mode. Sudah barang
dan para mahasiswa Indonesia lainnya tentu memiliki banyak peragawati.
merasa tersiksa. Mereka tersiksa Orientasi Mesti yang diperagakan busana
bukan karena pengajarnya yang muslim, tapi tidak terlihat jilbab atau
kejam, tapi justru sebaliknya sangat kerudung.
sayang. Krisis Busana yang dipamerkan di sana
Cuma pakaian panjang-panjang saja. Gus Dur tersebut dengan pembelajaran bahasa
Tak lama kemudian terdengar Indonesia di SMA.
pembacaan doa di penghujung acara. 1. Struktur Teks Anekdot dalam Kumpulan
Doanya pun panjang-panjang. Humor Gus Dur
Reaksi Dalam perjalanan pulang, ketika Struktur teks anekdot yang ditemukan
berada di dalam mobil, Gus Dur dalam kumpulan Humor Gus Dur pada semua
bertanya kepada kiai yang jenis temamemiliki struktur teks yang bervariasi
membacakan doa panjang tadi. “kok dalam membentuk alur cerita. Artinya, ada teks
mau maunya sih baca doa panjang- yang memiliki struktur yang lengkap dan ada pula
panjang untuk peragawati yang yang tidak lengkap. Hal ini dipengaruhi oleh
begitu?” kompetensi pengetahuan penulis teks anekdot
Koda Kiai tersebut tersenyum dan yang tidak memperhatikan teori struktur saat
menjawab, “Jangan salah sangka, doa menulis. Wajar hal ini terjadi karena bukan ilmu
yang saya bacakan tadi, artinya agar dan teori struktur yang ingin disampaikan oleh
supaya para peragawati itu pada kena penulis, melainkan semata-mata hiburan yang
varises”. ingin disampaikan kepada pembaca.
a. Struktur Anekdot yang Lengkap
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya Berdasarkan 10 teks anekdot yang telah
bahwa teks anekdot yang dikaji dalam kumpulan dianalisis, terdapat tujuh yang memiliki struktur
Humor Gus Dur diklasifikasi berdasarkan yang lengkap (abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,
temanya. Tema-tema yang dianalisis, yakni tema dan koda). Ketujuh teks yang dimaksudyakni
agama sebanyak dua judul, yakni anekdot anekdot Sesama Setan Dilarang Saling Melempar
Membuat Orang-Orang Berdoa dan Kuli dan dan Fenomena Gila Gus Dur (bertema sosial).
Kyai. Anekdot bertema sosial, meliputi Sesama Teks anekdot bertema budaya berjudul Dilap
Setan Dilarang Saling Melempar dan Fenomena Celana Dalam dan Hasil Keputusan Rapat. Teks
Gila Gus Dur. Teks anekdot bertema budaya, anekdot bertema politik yakni Cuma Takut Tiga
meliputi Dilap Celana Dalam dan Hasil Roda dan Beda Tetap Beda. Teks anekdot bertema
Keputusan Rapat. Teks anekdot bertema politik pendidikan yakni Doa untuk Peragawati.
yakni Cuma Takut Tiga Roda dan Beda Tetap Struktur teks anekdot yang lengkap
Beda. Teks anekdot bertema pendidikan yakni tersebut dimulai dari penyajian abstrak, orientasi,
Dikumpulkan dengan Lulusan SD dan Doa untuk krisis, reaksi, dan koda. Abstrak dalam kumpulan
Peragawati. Humor Gus Dur semuanya disajikan pada bagian
Teks anekdot berdasarkan temanya awal cerita yang berfungsi memberikan gambaran
tersebut dianalisis dari aspek struktur, fungsi, ciri awal tentang isi teks dalam kumpulan Humor Gus
kebahasaan, dan relevansi struktur, fungsi, dan ciri Dur. Abstrak dideskripsikan berdasarkan situasi
kebahasaan teks anekdot dalam kumpulan Humor awal yang dialami dan dilakukan oleh tokoh.
Pada struktur orientasi, penulis teks mengandung penasaran pembaca sebab semua
anekdot dalam kumpulan Humor Gus Dur juga masalah terjawab di bagian koda cerita.
menunjukkanawal kejadian cerita atau latar Teks anekdot yang memiliki struktur yang
belakang terjadinya peristiwa. Pengambaran ini lengkapdalam kumpulan Humor Gus Dur sejalan
dilakukan oleh penulis teks dengan tujuan dengan teori yang dikemukakan oleh Chaer
membimbing pembaca agar terfokus pada arah (2012:2) dan Gerot dan Wignell (dalam
permasalahan cerita sehingga pembaca memiliki Wachidah, 2004:10).Menurutnya, teks anekdot
pandangan dan perhatian khusus pada isi cerita. terdiri atas lima bagian yang membentuk sebuah
Peyajian struktur krisis ditampilkan penulis alur cerita dengan latar dan tokoh tertentu. Kelima
anekdot pada struktur ketiga dalam kumpulan bagian itu antara lain abstrak, orientasi, krisis,
Humor Gus Dur. Pada bagian ini, penulis reaksi, dan koda. (1) Abstrak ialah bagian di awal
menampilkan dan memperlihatkan masalah paragraf yang berfungsi memberikan gambaran
unik/puncak masalah yang dialami oleh salah satu tenteng isi teks. (2) Orientasi adalah bagian yang
tokoh dalam teks anekdot. Penyajian konflik/krisis menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
dalam kumpulan Humor Gus Dur mengundang belakang terjadinya peristiwa. (3) Krisis adalah
ekspresi pembaca pada situasi yang sensitif dan bagian yang menjadi hal atau masalah unik. (4)
bahkan marah. Pada beberapa teks anekdot yang Reaksi adalah bagianberisi cerita penulis atau
dianalisis, terdapat pula penyajian konflik yang orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang
datar-datar saja, tetapi kadang tetap memicu timbul pada bagian krisis tadi. (5) Koda
ketegangan pembaca. Dalam kumpulan Humor merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut.
Gus Dur, penulis teks tetap berupaya b. Struktur Anekdot yang Tidak Lengkap
menceritakan upaya penyelesaian setiap masalah Teks anekdot yang tidak memiliki struktur
pada teks anekdot yang ditulisnya. Penulis lengkap dalam kumpulan Humor Gus Dur
menyadari bahwa teks akan dibaca oleh banyak sebanyak tiga dari sepuluh anekdot yang
orang sehingga dijadikan media pendidikan moral dianalisis. Ketiga teks tersebut, yakni semua teks
bahwa setia masalah ada upaya penyelesaiannya. yang bertema agama, yakni Membuat Orang-
Hal ini tergambar pada semua anekdot dalam Orang Berdoa dan Kuli dan Kyai serta satu yang
kumpulan Humor Gus Dur. Reaksi disajikan bertema pendidikan dengan judul Dikumpulkan
setelah puncak masalah yang bertjuan dengan Lulusan SD. Struktur yang tidak terdapat
menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian dalam ketiga teks tersebut rata-rata unsur koda.
krisis. Dalam kumpulan Humor Gus Dur, rata-rata Tampak bahwa penulis teks dalam menulis ketiga
anekdot tersaji dengan memberikan hiburan teks tersebut memiliki sasaran akhir yang
kepada pembacanya, sebab penyajian koda pada menyampaikan lelucon yang penyampaiannya
bagian akhir cerita kadang dibumbuhi dengan berada pada titik unsur krisis dan reaksi. Setelah
leluco dan hiburan.Hal ini menggiring pembaca krisis dan reaksi, penulis mengabaikan koda
pada situasi santai dan menyenangkan, dan tidak dengan tidak menggambarkan kondisi terkahir
yang dialami oleh tokoh setelah mengalami kumpulan Humor Gus Dur yang dianalisis,
permasalahan. sebanyak tujuh teks yang memiliki struktur teks
Teks anekdot yang tidak memiliki struktur yang lengkap yakni mulai dari abstrak, orientasi,
yang lengkapdalam kumpulan Humor Gus krisis, reaksi, dan koda. Selebihnya sebanyak tiga
Durtentu tidak sejalan dengan teori yang teks tidak memiliki struktur yang lengkap karena
dikemukakan oleh Chaer (2012:2) dan Gerot dan tidak memiliki unsur koda di akhir cerita.
Wignell (dalam Wachidah, 2004:10). Penyajian struktur anekdot, terutama yang
Ketidaklengkapan struktur pada beberapa teks memiliki struktur lengkap sangat relevan dengan
yang dianalisis merupakan sesuatu yang wajar pembelajara bahasa Indonesia di SMA. Sebab,
terjadi. Sebab, teks anekdot dalam kumpulan penyajian materi teks anekdot dalam pembelajaran
Humor Gus Dur disusun oleh penulisnya tidak bahasa Indonesia sesuai dengan buku paket wajib
berdasarkan pada aturan penulisan. Berdasarkan yang diajarkan oleh guru tertuang lima struktur
aspek tujuan, penulis anekdot dalam kumpulan teks anekdot sebagaimana struktur yang
Humor Gus Dur semata-mata ingin menghibur terkandung dalam teks anekdot pada kumpulan
dan menyampaikan kritik, tidak memiliki tujuan Humor Gus Dur. Adapun struktur yang tidak
untuk menyampaikan struktur anekdot yang baku lengkap tetapi dapat dijadikan acuan dan
untuk dijadikan sebagai acuan dan bahan ajar di pembanding dalam pembelajaran bahasa
sekolah. Indonesia pada materi struktur anekdot. Sebab,
Ketidaklengkapan struktur cerita yang unsur yang ada tetap mendukung dan
tersaji dalam teks tersebut mengindikasikan memperkaya referensi peserta didik dalam belajar
bahwa secara keilmuan, penulis teks kurang struktur teks anekdot.
memahami teori struktur teks anekdot sehingga Temuan tentang struktur teks anekdot
saat menulis anekdot tidak mengacu pada struktur dalam kumpulan humor Gus Dur mendukung
yang sesungguhnya. Tampak penulis anekdot, temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan
menulis secara gamblang dengan sasarannya oleh Sari, dkk. (2017) tentang struktur teks
adalah ingin menyampaikan lelucon kepada anekdot dalam buku Mati Ketawa Cara Daripada
pembaca melalui suatu fenomena disertai dengan Soeharto.Sari menemukan bahwa struktur teks
sebab akibatnya. Setelah menyampaikan inti anekdot dalam buku Mati Ketawa Cara daripada
masalah dan penyebabnya, penulis tidak lagi Soeharto dapat dibedakan atas teks anekdot
menyajikan tahapan cerita selanjutnya tentang hal berstruktur lengkap dan teks anekdot berstruktur
yang dialami oleh tokoh setelah masalah tersebut tidak lengkap, yakni ada yang memiliki struktur
dipaparkan. Hal inilah yang menyebabkan tidak abstrak, orientasi, krisis, dan koda serta ada pula
tergambarnya koda sebagai gambaran penutup dan yang tidak memiliki semua unsur tersebut yang
akhir cerita dalam teks tersebut. tidak memiliki unsur reaksi dan koda.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari sepuluh teks anekdot dari
SIMPULAN DAN SARAN ketidaksesuaian antara tindakan dan keinginan
masyarakat pada umumnya, baik sebagai kritik
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sosial, agama, dan politik. Berfungsi sebagai
disimpulkan struktur teks anekdot dalam
pengungkapan ekspresi karena teks anekdot dalam
kumpulan Humor Gus Durmemiliki dua model
kumpulan Humor Gus Dur berisi ekspresi penulis,
struktur. Dari 10 teks yang dianalisis, terdapat 7
seperti marah, emosi, dan geram atas ketimpangan
yang memiliki struktur lengkap dan sistematis
yang terjadi dalam dunia nyata yang ditampilkan
sesuai dengan teori tentang struktur anekdot
oleh tokoh publik. Ciri kebahasaan teks anekdot
menurut para ahli dan terdapat 3 teks yang tidak
dalam kumpulan Humor Gus Dur rata-rata
memiliki unsur koda. Untuk unsur pertama, yakni
memberikan kode dan tanda sebagai sebuah teks
abstraksi, penceritaan berawal dari penyajian
anekdot. Ciri kebahasaan yang digunakan sudah
abstrak yang memberikan gambaran awal tentang
menjadi pembeda dan ciri di antara teks lainnya.
isi teks, disusul oleh struktur orientasi yang
Ciri teks yang digunakan, meliputi penggunaan
menunjukkan awal kejadian cerita dan latar
(1) kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu,
belakang terjadinya peristiwa. Kemudian, struktur
(2) kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak
krisis ditampilkan untuk menampilkan masalah
membutuhkan jawaban); (3) konjungsi (kata
unik dan puncak konflik. Lalu, reaksi sebagai
penghubung) yang menyatakan hubungan waktu
struktur keempat ditampilkan untuk
seperti kemudian, lalu; (4) kata kerja aksi; (5)
menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian
kalimat perintah (imperative sentence); dan (6)
krisis. Diakhiri dengan struktur koda sebagai
kalimat seru.
penggambaran akhir cerita bagi teks yang
Penelitian ini merekomendasikan bagi
memiliki struktur lengkap. Fungsi teks anekdot
Guru bahasa Indonesia di kelas X SMA
dalam kumpulan Humor Gus Dur rata-rata
hendaknya menjadikan bahan ajar dan referensi
dijadikan sebagai media penyampaian hiburan,
teks anekdot dalam kumpulan Humor Gus karena
kritik, dan penyampaian ekspresi. Berfungsi
teks tersebut memiliki struktur, fungsi, dan ciri
sebagai hiburan karena teks anekdot dalam
kebahasaanyang lengkap dan relevan dengan
kumpulan Humor Gus Dur rata-rata disampaikan
materi yang diajarkan. Bagi penyusun buku teks
dengan kocak dengan selingan lelucon yang
bahasa Indonesia kelas X, hendaknya kumpulan
mengharuskan pembaca terhibur dan tersenyum.
Humor Gus sebagai salah satu referensi sehingga
Pada fungsi hiburan ini, terdapat subfungsi yang
dapat memperkaya sumber informasi bagi peserta
tersirat, yakni sebagai sarana penciptaan suasana
didik tentang teks anekdot.
akrab, santai, dan rileks. Berfungsi sebagai kritik
karena penulis teks anekdot dalam kumpulan
DAFTAR RUJUKAN
Humor Gus Duryang diwakilkan oleh tokoh Gus Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa
Dur banyak mengkritik para tokoh penting dari Berbasis Pendidikan
Karakter.Bandung: PT Refika
banyak kalangan sebagai sebuah efek dari Aditama.
Alwi, Hasan dkk. (Eds.). 2011. Kamus Hendarto, Priyo. 1990. Filsafat Humor.
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Jakarta: Karya Megah.
Balai Pustaka. Herdiansyah, H. 2011. Metodologi
Anderson, Mark dan Kathy. 2003. Text Type Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
In English. Australia: Macmilan Ilmu Sosial.Jakarta: Salemba
Education Humanika.
Antony, dkk. 2010. “Pemarkah Kohesi Hymes, Dell. 1979. Foundation in
Gramatikal pada Kumpulan Cerpen Sosiolinguistics: An Etnographic
Bintang Kecil di Langit Kelam Approach.Philadelphia: University
Karya Jamal T. Suryanata”. of Pennsylvan Press.
Artikel. Program Studi Pendidikan Ibrahim, A. S. 1994. Panduan Penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Etnografi Komunikasi. Surabaya:
Universitas Negeri Padang. Usaha Nasional.\
Asyura, M. 2014. Makna dan fungsi humor Kartomihardjo, Soeseno. 2019. “Analisis
dalam kumpulan cerita Abu Wacana dengan Penerapannya
Nawas.Jurnal. Jurnal Pendidikan pada Beberapa Wacana”, dalam
dan Pembelajaran Untan, Vol 3, No Bambang Kaswanti Purwo (ed).
4, April 2014. PELLBA 6. Yogyakarta:Kanisius.
Badrun & Hartono. 2013. Keefektifan Kemendikbud. 2013:194. Buku Wajib
Metode Pembelajaran Kooperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Model STAD ditinjau dari Prestasi Kemendikbud.
dan Motivasi Belajar Siswa di Kemendikbud. 2013a. Bahasa Indonesia
Kelas VIII SMP. Phytagoras: Wahana Pengetahuan. Jakarta:
Jurnal Pendidikan Matematika Politeknik Negeri MediaKreatif.
(Volume 8 Nomor 2). Hlm. 120- Kemendikbud. 2013b. Buku Guru Bahasa
134. Indonesia Kelas X Ekspresi Diri
Biklen and Bogdan, R.C., S.K. 1982. dan Akademik.
Qualitative Research for Jakarta:Kemendikbud.
Education, An Intro- duction to Kemendikbud. 2013c. Buku Siswa Bahasa
Theory and Methods. Boston: Indonesia Kelas X Ekspresi Diri
Allyn and Bacon. dan Akademik.
Burhan. 2010. Kumpulan Humor Gus Dur. Jakarta:Kemendikbud.
Jombang: Zahra Book. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan
Chaer, Abdul. 2012. Kebijakan dan Politik Narasi. Jakarta. Kompas
dalam Ketawaan. Jakarta: Rineka Gramedia.
Cipta. Cutting, Joan. 2013. Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran
Pragmatics and Discourse. London Kontekstul: Konsep
& New York: Routledge. danAplikasi.Bandung: PT Refika
Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Adiatama.
Menyenangkan dengan Humor. Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran
Jakarta: PT Bumi Aksara. Bahasa Indonesia. Jakarta: Raja
Eryanto. 2012. Analisis Wacana: Pengantar Grafindo Persada.
Analisis Teks Media. Yogyakarta: Malmkkjaer, K. 2013. The Linguistics
LKiS. Encyclopedia. London: Routledge.
Given, L.M. 2008. The Sage Encyclopedia Martin, R. 2003. “Sense of humor”. Dalam
of Qualitative Research S. J. Lopez& C.R. Snyder (Ed.),
Methods.Thousand Oaks: Sage. Positive Psychological assessment
Halliday, M.A.K dan Hasan Ruqaiya.1976. A handbook of models and
Cohesion in English. London: measures (pp. 313-316)
Longman. Hamalik, Oemar. 124 2014. Washington, DC: American
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Psycological Association.
Bumi Aksara. Mascita, Dede Endang dan Ati Rosmiati.
2018. Pengembangan Bahan Ajar
Teks Anekdot Berbasis Kearifan Sari, Ni Putu Vina Novita, dkk. 2017.
Lokal untuk Siswa Kelas X SMA. Analisis Struktur dan Kaidah
Jurnal, Jurnal Tuturan, Vol. 7, No. Kebahasaan Teks Anekdot dalam
1, Mei 2018, Program Pascasarjana Buku Mati Ketawa Cara Daripada
Universitas Swadaya Gunung Jati Soeharto sebagai Alternatif
Cirebon. Pemilihan Bahan Ajar Bahasa
Miles, M. B. & Huberman, A. M. 1992. Indonesia di SMA. Jurnal. e-
Qualitative Data Analysis. Journal Jurusan Pendidikan Bahasa
Diterjemahkan oleh Tjetjep dan Sastra Indonesia Volume : Vol:
Rohendi R, 1992. Jakarta: 7 No: 2 Tahun:2017, Jurusan
Universitas Indonesia. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Moleong,L.J. 2001.Metodologi Penelitian Indonesia Fakultas Bahasa dan
Kualitatif.Bandung:Remaja Seni Universitas Pendidikan
Rosdakarya. Ganesha Singaraja,Indonesia.
Mulyana. 2015. Kajian Wacana Teori, Schiffrin, Deborah. 2013. Discourse
Metode, dan Aplikasi Prinsip- Markers. Great Britain: Cambridge
PrinsipAnalisisWacana. University Press.
Yogyakarta: Tiara Wacana. Schmitt, Norbert. 2010. An Introduction to
Mulyani, Siti. 2002. “Penyimpangan Aspek Applied Linguistics. London:
Pragmatik dalam Wacana Humor Arnold. Sobur, Alex. 2009.
Verbal Tulis Berbahasa Jawa” Analisis Teks Media. Bandung:
dalam Litera Nomor 1 Volume I. Remaja Rosdakarya.
Yogyakarta: FBS UNY. Halaman Sufanti, Main. 2013. Strategi Pembelajaran
39-49. Bahasa dan Sastra Indonesia.
Noor, Syafruddin. 2012. Analisis Struktur Sumarlam. 2010. Analisis Wacana Iklan,
Wacana Argumentasi Rubrik Surat Lagu, Puisi, Cerpen, Novel, dan
Pembaca “Redaksi Yth” di Harian Drama.Bandung: Pakar Raya.
Kompas. Jurnal Tesis Program Tim Cerdas Komunika. 2012. Bahasa
Pasca Sarjana Program Studi Indonesia: Berbasis Pendidikan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Karakter untuk SMA/MA Kelas X.
Indonesia dan Daerah. Universitas Bandung: Yrama Widya.
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Tim Studi Edukasi. 2013. Bahasa Indonesia.
Paltridge, Brian. 2010. Making Sense of Bandung: Yrama Widya.
Discourse Analysis. Great Britain: Uno, Hamzah dkk. 2013. Assessment
Cambridge UniversityPress. Pembelajaran. Jakarta
Parker, F. 1986. Linguistics for Non- BumiAksara.
Linguistics. London; Taylor Utami, Jusiphie Swasti Putra. 2017. Analisis
&Francis. Ltd. Teks dan Konteks Wacana
Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra Anekdot Karya Siswa SMK Negeri
dengan Ancangan Literasi Kritis. 1 Kedawung dan Kontribusinya
Jakarta:Bumi Aksara. terhadap Pembinaan Sikap Bahasa
Pramono. 1983. Karikatur-karikatur 1970- Siswa. Jurnal Stilistika, Vol. 3, No.
1980. Jakarta: Sinar Harapan. 1, 2017: 67 - 82. Program
Rani, Abdul dkk., 2016. Analisis Wacana Pascasarjana Pendidikan Bahasa
Sebuah Kajian Bahasa dalam Indonesia Universitas Veteran
Pemakaian.Malang: Bayumedia Bangun NusantaraSukoharjo.
Publishing. Wachidah, Siti. 2004. Pembelajaran Teks
Renkema, Jan. 2011. Discourse Studies: An Anekdot. Jakarta: Departemen
Introduction Textbook. London: Penddidikan Nasional Direktorat
Gold Coast. Jenderal Pendidikan Dasar dan
Samsuri. 2013. Analisis Wacana, Diktat Menengah Direktorat Pendidikan
Kuliah Pascasarjana. Malang: Lanjut Pertama.
IKIP Malang.

You might also like