You are on page 1of 15

Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI KAMANDRAH


(Croton tiglium L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi DENGAN
METODE DIFUSI CAKRAM (KIRBY-BAUER)
Revina Destiana Samputri1,Angeline Novia Toemon 2dan Ratna Widayati 3
1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya,
Indonesia
2.3
Staff Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, Indonesia
E-mail: destianasamputri@gmail.com

ABSTRACT

Salmonella typhi is a gram-negative rod which has no spores that can move with peritrich flagellum, that is
intracellular and anerobic. The most common disease due to the bacterium Salmonella typhi is typhoid fever.
Kamandrah (Croton tiglium L.) is a plant derived from Euphorbiaceae tribe that can be used as an antibacterial. To
determine whether ethanol extract of Kamandrah seeds (Croton tiglium L.) can inhibit the growth of Salmonella
typhi bacteria by using Kirby-Bauer disk diffusion method. this study is a true experiment design with research
design of Post Test only control group design. Research subjects used the Salmonella typhi bacterial culture. This
study used 7 treatment groups, with concentrations of 20%, 40%, 60%, 80%, 100% and positive control of
Chloramphenicol 30µg and negative control of dimethyl sulfoxide (DMSO) as a negative control. The method that
used for testing antibacterial activity is the Kirby-Bauer disk diffusion method. Data analysis using the Kruskal-
Wallis test on SPSS application. the results that Kamandrah seeds (Croton tiglium L.) could not inhibit the growth of
Salmonella typhi with an average inhibition zone concentration of 20% (0.00 mm), 40% (0.00 mm), 60% (0.00 mm
), 80% (0.00 mm), and 100% (0.00 mm). Positive control (28.2 mm) and negative control (0.00 mm). Kruskal -
Wallis Test (P = 0,000). Ethanol extract of Kamandrah seeds (Croton tiglium L.) can not inhibit the growth of
Salmonella typhi and there is no more the most effective concentration of ethanol extract of Kamandrah seeds
(Croton tiglium L.) which can inhibit the growth of Salmonella typhi bacteria.

Keywords: Salmonella typhi, Kamandrah seeds, Antibacterial, Kirby-Bauer discs.

ABSTRAK

Salmonella typhi merupakan batang gram negatif, yang tidak memiliki spora, dapat bergerak dengan flagel peritrich,
bersifat intraseluler dan anerob. Penyakit yang paling umum terjadi karena bakteri Salmonella typhi adalah demam
tifoid. Kamandrah (Croton tiglium L.) merupakan suatu tanaman yang berasal dari suku Euphorbiaceae dapat
digunakan sebagai antibakteri. Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dengan metode difusi cakram Kirby-bauer. penelitian ini
merupakan true experiment design dengan rancangan penelitian Post test only control group design. Subjek
penelitian menggunakan biakan bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini menggunakan 7 kelompok perlakuan, yaitu
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100% dan kontrol positif Kloramfenikol 30µg serta kontrol negatif dimethyl
sulfoxide (DMSO) sebagai kontrol negatif. Metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan metode difusi cakram Kirby-bauer. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dalam aplikasi
SPSS. hasil bahwa biji Kamandrah (Croton tiglium L.) tidak dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi
dengan rata-rata zona hambat konsentrasi 20% (0,00 mm), 40% (0,00 mm), 60% (0,00 mm), 80% (0,00 mm), dan
100% (0,00 mm). kontrol positif (28,2 mm) serta kontrol negatif (0,00 mm). Uji Kruskal -Wallis (P= 0,000). Ekstrak
etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.) tidak dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dan tidak terdapat
konsentrasi paling efektif ekstrak etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi.

Kata Kunci: Salmonella typhi, biji Kamandrah, Antibakteri, Cakram Kirby-Bauer.

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 19


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 20


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

PENDAHULUAN satunya adalah karena infeksi Salmonella typhi,


yaitu penyebab penyakit demam tifoid.
Salmonella typhi merupakan batang gram Pengobatan demam tifoid sampai saat ini
negatif, yang tidak memiliki spora, dapat masih menggunakan antibiotik. Salah-satunya
bergerak dengan flagel peritrich, bersifat adalah menggunakan kloramfenikol sebagai
intraseluler dan anerob.1 Salmonella typhi dapat obat lini pertama pengobatan demam tifoid.
ditularkan melalui konsumsi makanan atau air Kloramfenikol merupakan antibiotik
yang terkontaminasi. berspektrum luas yang sensitif terhadap bakteri
Menurut World Health Organization (WHO) gram negatif.
tahun 2013 memperkirakan angka insidensi di
Berdasarkan efektivitasnya terhadap
seluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per tahun,
Salmonella typhi disamping obat tersebut relatif
angka kematian demam tifoid mencapai
murah, namun beberapa penelitian
600.000 dan 70% terjadi di Asia. Menurut
menunjukkan bahwa angka relaps pada
World Health Organization (WHO) angka
pengobatan demam tifoid dengan menggunakan
penderita demam tifoid di Indonesia mencapai
kloramfenikol tinggi, sehingga perlu
81% per 100.000.3 Menurut data Dinas
diupayakan suatu pengobatan alternatif
Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah tahun
antibakteri.6
2018 angka kejadian demam tifoid bulan
Januari sampai Desember terdapat 896 Penggunaan obat herbal semakin

penderita demam tifoid klinis dan sebanyak berkembang luas dengan penelitian-penelitian

1.644 penderita dengan tes widal positif.4 terbaru dimana obat tradisional digunakan

Menurut pelaporan data rekam medis rawat untuk mengobati penyakit dalam beberapa

inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris generasi.7 Salah satu tanaman lokal di

Sylvanus Kota Palangka Raya tahun 2018 Kalimantan Tengah yaitu Kamandrah (Croton

terdapat 11 penderita rawat inap dan 22 tiglium L.) merupakan suatu tanaman yang

penderita rawat jalan demam tifoid.5 Hasil berasal dari suku Euphorbiaceae.

tersebut membuktikan bahwa kecenderungan Tumbuhan ini memiliki bermacam nama


penyakit yang disebabkan bakteri masih sesuai daerah masing-masing seperti
dialami oleh penduduk Indonesia. Salah Simalakian, Kamandrah, Ceraken, Roengkok,
Semoeki, dan Kowe.8 Diketahui tumbuhan dari

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 21


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

genus Croton memiliki bioaktivitas vitro dengan metode difusi cakram Kirby-
antihipertensi, antiinflamasi, antimalaria, Bauer.
antimikroba, dan antivirus.9
METODE PENELITIAN
Berdasarkan studi pendahuluan yang
Jenis dan Rancangan Penelitian
dilakukan oleh peneliti di Desa Timpah
Kabupaten Kapuas tengah dalam bentuk Jenis penelitian ini adalah penelitian true

kuisioner yang disebarkan ke 50 orang experiment design, yaitu jenis penelitian

responden, pemanfaatan tanaman Kamandrah dimana peneliti akan mengontrol semua

sebagai pengobatan tradisional mencapai 100 % variabel luar yang mempengaruhi jalannya

dan sebanyak 50% menggunakan Kamandrah eksperimen. Rancangan yang digunakan dalam

sebagai pengobatan untuk sembelit. Sisanya penelitian ini yaitu eksperimen dengan metode

menggunakan Kamandrah sebagai obat post test-only control group design.

tradisional berbagai penyakit seperti penyakit Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
tifus, demam, kulit dan nyeri punggung.
Sampel pada penelitian ini adalah koloni
Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang Salmonella typhi. Pengambilan sampel
telah dilakukan penelitian sebelumnya, dilakukan dengan teknik randomisasi, yaitu
menunjukkan pada biji Kamandrah terdapat koloni Salmonella typhi yang tumbuh pada
8
saponin, steroid, flavonoid, alkaloid, dan tanin. media secara acak. Sampel diambil
Adanya kandungan senyawa tersebut diduga menggunakan jarum ose.33
dapat bekerja sebagai antimikroba atau
Perhitungan besar sampel untuk setiap
antibakteri membuat biji Kamandrah memiliki
perlakuan ditentukan dengan menggunakan
aktivitas antibakteri bagi bakteri Salmonella
rumus Federer yaitu: (t-1) (n-1) ≥15 dimana, t=
typhi.
jumlah perlakuan dalam penelitian, n= jumlah
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu pengulangan sampel. Jadi, jumlah perlakuan
dilakukan uji aktivitas antibakteri biji ada 5 yaitu perlakuan pada konsentrasi
Kamandrah (Croton tiglium L.) terhadap 20%,40%,60%,80%, dan 100% ditambah
Salmonella typhi dalam rangka membuktikan dengan 2 perlakuan kontrol yaitu 1 perlakuan
adanya kandungan antibakteri dalam biji untuk kontrol positif, 1 perlakuan untuk kontrol
Kamandrah. Penelitian ini dilakukan secara in negatif, dengan pengulangan sebanyak 4 kali.

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 22


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

Prosedur Lambung Mangkurat Banjar Baru dengan hasil


skrining fitokimia secara kuantitatif sebagai
berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil uji fitokimia dari tumbuhan biji
Kamandrah (Croton tiglium L.) yang telah
diambil dari daerah Kabupaten Kapuas Tengah,
Kecamatan Timpah, Kalimantan Tengah, yang
dilakukan di Laboratorium Biokimia dan
Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 23


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia


Senyawa fitokimia Metode Kadar (X̅ ± Std) Keterangan
Saponin (%) Gravimetri 25,479 ± 1,867 Triplo
Alkaloid (%) Gravimetri 6,136 ± 3,935 Triplo
Flavonoid (mg/ml QE) Kolorimetri 19.500 ± 0,661 Triplo
Steroid (mg/ml) Kolorimetri 24.909 ± 4,613 Triplo
Tanin (mg/ml QE) Kolorimetri 0,426 ± 0,014 Triplo

Biji kamandrah (Croton tiglium L.) menggunakan kertas saring, maserasi diulangi
yang diteliti adalah bagian buah yang berwarna sebanyak 3 kali dan digabungkan semua hasil
hijau segar yang didalamnya terdapat biji. Biji filtrat setelah itu dilakukan penguapan dengan
yang sudah dikeringkan dan dibuat menjadi Rotatory evaporator dan waterbath untuk
simplisia diekstraksi dengan metode maserasi memisahkan etanol dengan ekstrak agar
menggunakan etanol 96% selama 24 jam memperoleh ekstrak kental yang optimal
kemudian dipisahkan filtrat dengan ampas dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Ekstraksi Tumbuhan Kamandrah (Croton tiglium L.)


Berat Berat Biji Setelah Hasil Ekstrak
Berat Simplisia Rendemen
awal dikeringkan filtrat Kental
1.000 g 500 g 400 g 2.100 ml 42,83 g 10,70 %

Ekstrak kental yang didapatkan dari dengan berbagai konsentrasi, yaitu pada
1.000 g biji Kamandrah adalah 42,83 g dimana konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%
didapatkan rendemen sebesar 10,70%. serta kontrol positif yaitu kloramfenikol 30µg
dan kontrol negatif yaitu 10 ml dimetil
Penelitian ini menguji aktivitas antibakteri
sulfoxide (DMSO). Aktivitas antibakteri
ekstrak etanol biji kamandrah (Croton tiglium
tersebut dapat dilihat dengan terbentuk zona
L.) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella
hambat, yaitu daerah berwarna bening yang
typhi dengan metode difusi cakram (Kirby-
bauer) pada media Muller Hinton Agar (MHA)

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 24


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

tidak ditumbuhi bakteri dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat yang Terbentuk pada media Mueller Hinton
Agar (MHA)
Diameter Kelompok Perlakuan
Zona hambat Kontrol positif Kontrol negatif
20% 40% 60% 80% 100%
(mm) (+) (-)
I 0 0 0 0 0 28,3 0
II 0 0 0 0 0 28,4 0
III 0 0 0 0 0 28,0 0
IV 0 0 0 0 0 28,1 0
Rata-rata 0 0 0 0 0 28,2 0
Diatas diketahui bahwa konsentrasi 20%, 40%, digunakan analisis non parametrik Kruskal
60%, 80%, dan 100% tidak terbentuk zona Wallis lalu dilanjutkan dengan uji post hoc.
hambat pada media Muller Hinton Agar yang Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro wilk
telah ditumbuhkan bakteri Salmonella typhi. karena data kurang dari 50. Berdasarkan uji
Kontrol positif memiliki nilai rata-rata zona normalitas menggunakan Shapiro wilk
hambat sebesar 28,2 mm dan kontrol negatif didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 yang
tidak terbentuk zona hambat. berarti nilai p<0,05 artinya data yang
didapatkan tidak terdistribusi normal.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk
SPSS versi 23. Analisis pendahuluan untuk uji
mengetahui data homogen atau tidak. Pada uji
normalitas dilakukan pada variabel diameter
homogenitas Levene test didapatkan nilai
zona hambat. Hasil dari masing-masing
signifikan yaitu 0,000 yang berarti nilai p <
diameter zona hambat akan dilanjutkan dengan
0,05 artinya data yang didapatkan tidak
menganalisis distribusi data tersebut untuk
homogen. Data yang didapat dari uji normalitas
mengetahui apakah data normal atau tidak
dan uji homogenitas menunjukan bahwa data
sebelum melakukan analisis One Way Anova.
tidak terdistribusi normal dan data tidak
Pada uji normalitas didapatkan distribusi data
homogen sehingga syarat One Way Anova tidak
tidak normal dan tidak homogen sehingga
terpenuhi, yaitu data terdistribusi normal dan

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 25


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

varian data homogen. Sehingga digunakan uji perlakuan pada bakteri uji. Selanjutnya, untuk
non parametrik Kruskal –Wallis. Berdasarkan mengetahui kelompok mana yang mempunyai
analisis data non parametrik Kruskal –Wallis perbedaan maka harus dilakukan analisis Post
didapatkan nilai p =0,000 karena nilai p < 0,05 Hoc. Alat untuk melakukan analisis Post Hoc
maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat untuk uji Kruskal-Wallis adalah dengan uji
perbedaan bermakna antara ketujuh kelompok Mann Whitney seperti berikut:

Tabel 4. Hasil Analisis Pos Hoc (Mann Whitney) Perbedaan Pengaruh Ekstrak etanol biji Kamandrah
Perlakuan 20% 40% 60% 80% 100% Kontrol + Kontrol -
20% 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014 1,000
40% 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014 1,000
60% 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014 1,000
80% 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014 1,000
100% 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014 1,000
Kontrol + 0,014 0,014 0,014 0,014 0,014 1,000
Kontrol - 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,014

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 26


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

Berdasarkan uji Mann Whitney sel dan menarik komponen yang aktif untuk
didapatkan perlakuan dengan konsentrasi keluar dari sel tumbuhan. 36
20% dengan kontrol positif, 40% dengan Maserasi merupakan proses
kontrol positif, 60% dengan kontrol positif, pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut
80% dengan kontrol positif, 100% dengan yang dipilih untuk penelitian ini. Maserasi
kontrol positif, kontrol negatif dengan kontrol dilakukan dengan cara merendam serbuk
positif didapatkan nilai p= 0,014 (p < 0,05) simplisia biji Kamandrah (Croton tiglium L.)
memiliki perbedaan bermakna sehingga ke dalam pelarut etanol 96%. Pelarut akan
menunjukan ada perbedaan daya hambat yang menembus dinding sel dan masuk ke dalam
bermakna secara statistik terhadap bakteri uji rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
sedangkan jika masing-masing konsentrasi aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
ekstrak etanol biji Kamandrah dibandingkan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
dengan berbagai konsentrasi ekstrak sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang
didapatkan nilai p = 1,000 (p >0,05) memiliki terpekat akan didesak keluar. Peristiwa
tidak terdapat perbedaan bermakna sehingga tersebut berulang sehingga terjadi
menunjukan tidak ada perbedaan daya hambat keseimbangan konsentrasi antara larutan di
yang bermakna pada konsentrasi luar sel dan di dalam sel. 36
20%,40%,60%,80%, dan 100%. Maserasi sampel dilakukan dengan
Proses awal pembuatan ekstrak etanol menggunakan pelarut etanol karena sifatnya
biji Kamandrah (Croton tiglium L.) adalah yang mampu melarutkan hampir semua zat,
tahapan pembuatan simplisia kering baik yang bersifat polar, semi polar dan non
(penyerbukan). Simplisia dibuat dengan polar serta kemampuannya untuk
peralatan tertentu sampai derajat kehalusan mengendapkan protein dan menghambat kerja
tertentu dan homogen. Proses ini dapat enzim sehingga dapat terhindar dari proses
mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar hidrolisis dan oksidasi. Etanol sangat efisien
beberapa hal salah satunya, yaitu makin halus untuk ekstraksi dari berbagai konstituen
serbuk simplisia, proses ekstraksi makin tanaman.37
efektif. Pada penelitian ini digunakan sampel Hasil filtrat pertama, kedua dan yang
berupa biji Kamandrah (Croton tiglium L.) ketiga dari proses pengekstrakan etanol biji
yang diblender sampai halus hingga menjadi Kamandrah (Croton tiglium L.) dipisahkan
serbuk simplisia dengan tujuan untuk dengan pelarutnya menggunakan Rotary
meningkatkan luas permukaan sampel Evaporator yang pada penelitian ini
sehingga pelarut lebih mudah masuk ke dalam menggunakan pelarut etanol yang digunakan

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 27


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

saat merendam simplisia biji Kamandrah saponin.8 Hasil identifikasi metabolit


(Croton tiglium L.) dan kemudian sekunder didapatkan bahwa biji Kamandrah
menggunakan Waterbath dengan tujuan (Croton tiglium L.) yang diambil daerah
melakukan pemekatan untuk membuat Kabupaten Kapuas Tengah, Kecamatan
ekstrak etanol biji Kamandrah (Croton tiglium Timpah, Kalimantan Tengah yang memiliki
L.) menjadi kental. Penguapan dapat terjadi kandungan senyawa metabolik sekunder yaitu
karena adanya pemanasan. Prinsip kerja saponin, steroid, flavonoid, alkaloid, dan
Rotary Evaporator adalah menguapkan tanin. Masing-masing senyawa metabolik
larutan etanol yang terdapat dalam ekstrak sekunder memiliki cara kerja yang berbeda-
etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.) beda.
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi yaitu Mekanisme kerja saponin sebagai
70°C kemudian suhu pada saat pemekatan antibakteri adalah menurunkan tegangan
menggunakan Waterbath menggunakan suhu permukaan sehingga mengakibatkan naiknya
70°C dan pada kedua proses tersebut permeabilitas atau kebocoran sel dan
menghasilkan ekstrak etanol biji Kamandrah mengakibatkan senyawa intraseluler akan
(Croton tiglium L.) kental sebanyak 42,83 g. keluar menyebabkan stabilitas membran sel
Pada penelitian ini ekstrak biji Kamandrah bakteri terganggu sehingga dapat
dipekatkan menggunakan Rotary Evaporator mengakibatkan sel bakterilisis.38 Mekanisme
dan Waterbath karena jika ekstrak dipekatkan kerja steroid sebagai antibakteri adalah
sepenuhnya menggunakan Rotary dengan merusak membran plasma sel
Evaporator, ekstrak akan sulit dikeluarkan mikroba, sehingga menyebabkan bocornya
dari Rotary Evaporator karena Rotary sitoplasma keluar sel yang selanjutnya
Evaporator memiliki mulut tabung yang kecil menyebabkan kematian sel disebabkan karena
dan keterbatasan batang pengaduk untuk molekul steroid memiliki gugus non polar
mengeluarkannya dari Rotary Evaporator, (hidrofobik) dan polar (hidrofilik) sehingga
sehingga dilanjutkan dengan menggunakan memiliki efek surfaktan yang dapat
waterbath ketika ekstrak terlihat sedikit melarutkan komponen fosfolipid membran
mengental. plasma. 28
Berdasarkan penelitian sebelumnya Mekanisme kerja flavonoid sebagai
yang pernah dilakukan oleh Saputera bahwa antibakteri adalah membentuk senyawa
ekstrak etanol biji Kamandrah dari kandungan kompleks dengan protein ekstraseluler dan
minyak mengandung senyawa metabolik terlarut sehingga dapat merusak membran sel
sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 28


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

bakteri dan diiikuti dengan keluarnya berukuran besar. Molekul antibakteri


senyawa intraseluler.22,23,24 berukuran besar relatif lambat saat menembus
Mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri membran luar yang menyebabkan bakteri
adalah menghambat sintesis protein dinding gram negatif lebih resisten terhadap senyawa
sel yang akan menyebabkan lisis pada sel antibakteri.39
sehingga sel akan mati.25,26 Mekanisme kerja Pada penelitian ini menggunakan
tanin sebagai antibakteri adalah konsentrasi ekstrak etanol biji Kamandrah
menginaktifkan adhesin sel mikroba juga (Croton tiglium L.) yaitu 20%, 40%, 60%,
menginaktifkan enzim dan mengganggu 80%, dan 100 %. Penggunaan kontrol negatif
transport protein pada lapisan dalam sel. DMSO dikarenakan tidak mempunyai
Tanin juga mempunyai target pada pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri uji.39
polipeptida dinding sel sehingga Hasil yang didapatkan dari uji aktivitas
pembentukan dinding sel menjadi kurang antibakteri biji Kamandrah (Croton tiglium
sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri L.) didapatkan bahwa masing-masing
menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun konsentrasi 20%,40%,60%,80%, dan 100%
fisik sehingga sel bakteri akan mati.23 serta kontrol negatif tidak membentuk zona
Salmonella typhi adalah bakteri gram hambat. Sedangkan Kontrol positif, yaitu
negatif yang disusun oleh membran luar dan antibiotik kloramfenikol 30 µg yang telah
membran dalam. Lapisan membran luar tersedia dalam bentuk disc menunjukan rata-
bakteri gram negatif mengandung fosfolipid, rata diameter zona hambat sebesar 28,2 mm
lipopolisakarida, dan lipoprotein. Lapisan ini yang berarti antibiotik ini sensitif
impermeabel terhadap molekul berukuran menghambat pertumbuhan Salmonella typhi
besar. Sementara lapisan dalam sangat berdasarkan tabel standar CLSI, zona hambat
impermeabel terhadap molekul berukuran kloramfenikol dikatakan sensitif
kecil. Sehingga suatu senyawa antibakteri menunjukkan diameter zona hambat >18 mm
sukar untuk menembus struktur bakteri Gram menunjukkan hasil Sensitif, zona hambat
negatif. Permeabilitas membran luar dinding terhadap antibiotik kloramfenikol dengan
sel bakteri gram negatif ditentukan oleh diameter 13-17 mm menunjukkan hasil
adanya protein tertentu disebut porin. Porin intermediate dan zona hambat terhadap
mempengaruhi difusi pasif komponen antibiotik kloramfenikol dengan diameter <
hidrofilik dengan berat molekul rendah seperti 12 mm menunjukkan hasil resistant.16
gula, asam amino, dan beberapa jenis ion, Selain itu, keterbatasan dalam
namun impermeable terhadap molekul penelitian ini senyawa metabolik sekunder

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 29


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

belum spesifik yang didapatkan dari ekstrak menurunkan tegangan permukaan dinding sel
etanol biji Kamandrah untuk menghambat bakteri.43 Menurut Hyldgaard, turunan
pertumbuhan Salmonella typhi sehingga senyawa steroid (terpenoid) adalah golongan
senyawa tanin, alkaloid, flavonoid, saponin, monoterpenoid seperti carvacrol dan thymol
dan steroid tidak dapat menembus dinding yang dapat melisiskan membran sel bakteri.44
Salmonella typhi yang tersusun lipoprotein, Menurut Cardoso et al tumbuhan Croton dari
fosfolipid, dan lipopolisakarida.39 Menurut genus Euphorbiaceae dari hasil uji fitokimia
Lim et al senyawa turunan tanin seperti tanin terdapat casbane diterpene 1,4 – dihydroxy-
hidrolisis ditemukan memiliki aktivitas 2E,6E,12E-trien-5-one-casbane dari senyawa
antibakteri yang memiliki mekanisme metabolit sekunder diterpenoid terhadap
merusak dinding sel bakteri .40 Menurut More bakteri mulut.45
et al fraksi alkaloid terisolasi tidak dapat Berdasarkan penelitian yang pernah
melawan bakteri gram negatif. Hal ini dilakukan oleh Kusumawati Eko et al bahwa
disebabkan karena membran luar bakteri ekstrak etanol daun Kecombrang (Etlingera
negatif memiliki barrier penetrasi berbagai elatior) mempunyai aktivitas antibakteri
molekul antibakteri dan ruang periplasma terhadap Salmonella typhi yang mengandung
mengandung enzim yang mampu senyawa yang berperan sebagai antibakteri
mendegradasi molekul eksogen.41 Menurut seperti saponin, flavonoid, dan tanin. Jenis
Bhuiyan et al, senyawa flavonoid memiliki tanin yang terkandung di dalam ekstrak etanol
golongan turunan senyawa yang memiliki daun Kecombrang adalah tanin terkondensasi
aktivitas antibakteri seperti golongan seperti cathecin dan gallocathecin.46
isoflavon karena adanya gugus fenol.42 Pada penelitian ini, ekstrak etanol biji
Menurut Hassan, saponin diklasifikasikan Kamandrah tidak mempunyai aktivitas
menjadi saponin steroid dan saponin antibakteri terhadap Salmonella typhi. Pada
triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti antibakteri Kloramfenikol yang digunakan
steroid dengan memiliki molekul karbohidrat. sebagai kontrol positif pada penelitian ini,
Saponin steroid dihirolisis menghasilkan yang bersifat bakterisid. Antibiotik
suatu aglikon dikenal sebagai saraponin. Kloramfenikol memiliki mekanisme
Saponin triterpenoid tersusun atas inti menghambat sintesis protein bakteri pada
triterpenoid dengan molekul karbohidrat yang ribosom subunit 50S dan menghambat enzim
dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang peptidil transferase sehingga ikatan peptida
disebut sebagai sapogenin. Tipe saponin ini tidak terbentuk pada proses sintesis protein
adalah turunan β-amyirine yang dapat bakteri.15 Mekanisme kerja Kloramfenikol

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 30


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

mirip dengan cara kerja alkaloid dan tanin DAFTAR PUSTAKA


sebagai antibakteri. Berdasarkan skrining
fitokimia yang telah dilakukan oleh peneliti 1. Brook GF, Carroll KC, Jawetz, Melnick &
Adelberg, et al. Mikrobiologi Kedokteran
menunjukan bahwa kandungan senyawa
Jawetz, Melnick & Adelberg. 25th ed.
metabolit sekunder alkaloid 6,136 % dan Jakarta: EGC;2013
2. Cita Yatnita Parama. Bakteri Salmonella
tanin 0,426 mg/ml QE dengan kadar rendah
typhi dan demam tifoid. Jurnal Kesehatan
sehingga diduga senyawa tersebut tidak Masyarakat. Jakarta.2011;6(1):42-6.
3. Depkes RI. Sistematika Pedoman
adekuat untuk menghambat pertumbuhan
Pengendalian Penyakit Demam Tifoid.
Salmonella typhi. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit & Penyehatan Lingkungan.2013
4. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
KESIMPULAN DAN SARAN Tengah. Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Puskesmas. Palangka Raya:
Berdasarkan data dan pembahasan
Dinas Kesehatan Provinsi. 2017
pada penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak 5. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris
Sylvanus. Pelaporan Data Rekam Medis.
etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.)
Palangka Raya. 2017
tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri 6. Alam Anggraini. Pola Resistensi
Salmonella Enterica Serotipe Typhi,
Salmonella typhi dan tidak terdapat
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHS,
konsentrasi paling efektif ekstrak etanol biji Tahun 2006-2010. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Kamandrah (Croton tiglium L.) yang dapat
Padjajaran. Sari pediatri.
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella Bandung.2011;2(5): 296-301.
7. Hernani. Pengembangan Biofarmaka
typhi dengan metode difusi cakram (Kirby-
sebagai Obat Herbal untuk Kesehatan.
Bauer). Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Bogor. 2011;7(1):20-29.
Penelitian tentang pemberian ekstrak
8. Saputera. Katerisasi Biji Kamandrah
etanol biji Kamandrah (Croton tiglium L.) (Croton tiglium L.) dan Pengembangan
Teknologi Proses Ekstrak Terstandar
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella
Sebagai Bahan Laksatif. [skripsi]. Bogor:
typhi dengan metode difusi cakram Kirby- Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. 2008
Bauer masih terdapat kekurangan, sehingga
9. Antonio S, Maria L ,F. Salatino,
disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat Giuseppina, N. Traditional Uses
Chemistry and Pharmacology of Croton
meneliti uji aktivitas antibakteri bakteri gram
species (Euphorbiaceae). Jurnal Braz.
positif dengan metode dilusi cair dan Isolasi Chem Soc. 2007; 18(1): 11-33.
10. Munir H, Shahid M, Subhani Z, Jabeen R.
zat aktif pada tumbuhan Kamandrah (Croton
Activity-Guided Isolation of a Novel
tiglium L.) sehingga mengetahui zat spesifik Protein From Foeniculum Vulgare With
Antifungal and Antibacterial Activities.
yang bekerja sebagai antibakteri.
Matrix Sci Pharma. 2019;2(2):01–3.

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 31


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

11. Iraqui P, Yadav RNS. Evaluation of Secara Gravimetri. Jurnal Ilmu dan
Antibacterial and Antifungal Activities of Tekonologi Kesehatan. 2015;2(2):65-69.
Leaf and Seed Extracts of Croton tiglium 22. Rompas RA, Edy HJ, Yudistira A. Isolasi
Plant against Skin Disease Causing dan Identifikasi Flavonoid dalam Daun
Microbes. Int J Res Stud Biosci [Internet]. Lamun (Syringodium Isoetifolium).
2015;3(5):139–44. Manado: Fakultas Matematika dan Ilmu
12. Youssef A, Aboulthana W, El-Feky A, Pengetahuan Alam Universitas Sam
Ibrahim N, Seif M, Hassan A. Evaluation Ratulangi.2012;1(2):59-63.
of Antioxidant Efficiency of Croton 23. Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS.
tiglium L. Seeds Extracts after Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit
Incorporating Silver Nanoparticles. Egypt Batang Matoa (Pometia pinnata) terhadap
J Chem. 2019;62:181–200. Bakteri Staphylococcus aureus secara in
13. Dwiyanti RD, Widiningsih IK. Efektivitas vitro.Jurnal MIPA UNSRAT
Air Rebusan Daun Binahong (Anredera Online.2013;2(2):132-182.
cordifolia) Terhadap Pertumbuhan 24. Darmawati AASK, Bawa IGAG, Suirta
Salmonella typhi. Medical Laboratory IW. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Technology Journal. 2015;1(1):1–6. Golongan Flavonoid pada Daun Nangka
14. Setiati Siti, Alwi Idrus, dan Sudoyono Aru (Artocarpus heterophyllus Lmk) dan
W et al [editor]. Buku Ajar Ilmu Penyakit Aktivitas Antibakteri terhadap bakteri
Dalam Jilid I. Edisi VI. Jakarta: Interna Staphylococcus aureus. Jurnal
Publishing.2015. Kimia.2015;9(2):203-210.
15. Farmakologi dan terapi. Edisi V. Jakarta: 25. Amalia S, Wahdaningsih S, Untari EK.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksan
Fakultas Kedokteran Indonesia, 2009. Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
16. Clinical Laboratory Standart Institute. polyrhizus Britton & Rose) terhadap
Perfomance Standards For Antimicrobial Bakteri Staphylococcus aureus ATCC
Susceptibility Testing. 28th ed. Wayne, 25923. Pontianak: Fakultas Kedokteran
PA;2018. Universitas Tanjung Pura:Jurnal
17. Backer CA, Bakhuizen van den Brink RC. Fitofarmaka Indonesia.2016;1(2):61-64.
Flora of Java. NVP Noordhoff, 26. Nikham, Basjir TE. Uji Bahan Baku
Groningen, The Nertherlands. 1963;1:477. Antibakteri dan Buah Mahkota Dewa
18. Cronquist A. An Integrated System of (Phaleria macrocarpa (scheff) Boerl).
Classification of Flowering Plants. New Hasil Radiasi Gamma dan Antibiotik
York, USA: Columbia University terhadap Bakteri patogen. Serpong:
Press.1981.16 p. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu
19. J.L.C.H van Valkenburg dan Pengetahuan dan Tekonologi Bahan.2012
Bunyapraphatsara. PROSEA (Plants 27. Hayati EK, Fasyah AG, Saadah L.
Resources of South-East Asia): Medicinal Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin
and poisonous plants.2002;12(2):202. pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
20. Saputera, Djumali Mangunwidjaja, dan bilimbi L.). Jurnal Kimia.2010;4(2):193-
Dyah Iswantini W et al [editor]. Mengenal 200.
Tanaman Kamandrah (Croton tiglium L.) 28. Wiyanto DB. Uji Aktivitas Antibakteri
Tanaman Multiguna. Cetakan 1. Bogor: Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus
Institut Pertanian Bogor.2015. alvarezii dan Eucheuma denticullatum
21. Mien DJ, Carolin WA, Firhani PA. terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila
Penetapan Kadar Saponin pada Ekstrak dan Vibrio harveyii. Jurnal
Daun Lidah Mertua (Sanseviera Kelautan.2010;3(1):1-17.
trifasciata prain varietas S. Laurentii) 29. Tamzil A, Sendry F, Aris DM. Pengaruh
Jenis Pelarut Terhadap Persen Yield

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 32


Herb-Medicine Journal ISSN: 2620-567X

alkaloid dari Daun Salam India (Murraya 39. Clinical and laboratory standards institute.
koenigii. [Jurnal]. Palembang: Univeristas Perfomance standars for antimicrobial
Sriwijaya.2014. Palembang:Jurusan susceptibility testing; Twenty-fourth
Teknik Kimia, Fakultas informational supplement. Usa:
Teknik,Univeristas Sriwijaya. Jurnal Pennsylvania. 2014; 34 (1): 75.
Teknik Kimia 2014;2(20). 40. Lim SH, Darah I, Jain K. Antimicrobial
30. Pradipta A. Pengaruh Metode Ekstraksi Activities of Taninns Extracted from
Terhadap Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rhizophora Apiculata Barks. Journal Of
Etanol Daun Sanseviera Trifasciata prain Tropical Forest Science. 2006;18(1):59-
Terhadap Staphylococcus aureus IFO 65.
13276 dan Pseudomonas aeruginosa IFO 41. More S, Maldar NN, Bhamra P, et al.
12689 [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Antimicrobial Activity of Naphtyl Iso-
Atma Jaya Yogyakarta.2011 Quinolone Alkaloids of Ancistrocladus
31. Soleha TU. Uji Kepekaan terhadap heyneanus : I Extracted From Leaves.
Antibiotik. Lampung: Bagian Pelagia Research Library.
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran 2012;3(5):2760-2765.
Universitas Lampung.2015;5(9):119-123. 42. Bhuiyan MNI, Chowdhury JU, Jarip B.
32. Syahdrajat T. Menulis Tugas Akhir Chemical components in volatile oil from
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Blumea balsamifera (L.). DC. J
Prenadamedia Group.2015. Bangladesh. 2009; 38(1); 107-110.
33. Ningsih DR, Zusfahair P. Potensi Ekstrak 43. Hassan SM. Antimicrobial Activities of
Daun Kamboja (Plumeria alba L.) Saponin-Rich Guar Meal Extract. Texas.
Sebagai Antibakteri dan Identifikasi Poultry Science. 2008.
Golongan Senyawa Bioaktifnya. Jawa 44. Hyldgaard M, Mygind T, Meyer RL.
Tengah: MIPA FST Universitas Jenderal Essential Oils in Food Preservation:
Soedirman Molekul.2014;9(2).105. Modeofaction, Synergies, and Interactions
34. Fitri A, Wiranto A, Karina, Hawaidah N, with Food Matrix Components. Frontiers
Lestari E, Nurhidayati A, et al. Peralatan, in Microbiology. 2012;3(12): 1-24.
Sterilisasi, dan Media Pertumbuhan 45. Cardoso N, Cavalcante ATT, Araujo XA,
Mikroba. Fakultas Kesehatan Masyarakat and et al. Antimicrobial and Antibiofilm
Universitas Mulawarman. Jurnal Action of Casbane Diterpene from Croton
Praktikum Mikrobiologi Dasar .2014. nepetaefoilus against oral bacteria.
35. Dahlan M. Statistik untuk Kedokteran dan ELSEVIER. 2012: 550-555.
Kesehatan. 5 th ed. Jakarta : Salemba 46. Kusumawati E, Supriningrum R, Rozadi
Medika; 2013. R. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
36. Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan Etanol Daun Kecombrang Etlingera
Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. elatior (Jack) R.M.Sm Terhadap
Junal Kesehatan. 2014;7(2):361-367. Salmonella typhi. Jurnal Ilmiah
37. Morgan, Michelle. Ethanol in Herbal Manuntung. 2015;1(1): 1-7.
Medicine. Mediherbal phytotheraphist’s
perspective. 2009;129:1-4.
38. Nuria CM, Faizatun A, Sumantri. Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923, Escherchia coli ATCC
25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Jurnal Ilmu Pertanian. Yogyakarta.
2009;2(9):26-37.

Volume 3, Nomor 3, Oktober 2020 33

You might also like