You are on page 1of 12

JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)

ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977


Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN


SUMBER DAYA LOKAL DI DESA JERUJU BESAR
KECAMATAN SUNGAI KAKAP
Novira Kusrini1*, Rini Sulistiawati2, Imelda3 dan Yeni Hurriyani4
Universitas Tanjungpura 1,2,3,4
novira_k@yahoo.com

Abstract

Food self-reliance program is an action program implemented by the Ministry of Agriculture with the aim
to reduce food insecurity and nutrition through the utilization of resources, institutions and local rural
wisdom. IbDM activity (technology for village partners) located in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap
District. Partners of this activity are PKK groups, fisheries partner groups and brown sugar business
owners. The focus of this activity is on growth stage by doing group business development. The forms of
activities include: 1) Community empowerment for the improvement of society's mindset and food
accessibility, 2) Business development through improvement of processing technology, and 3)
Development of food security system through development of community food reserve. The realization of
the implementation of the activities includes: 1) Education on health and local food utilization (tubers), 2)
Farming training using hydroponic methods, 3) Counseling on the processing techniques of fishery
products and packaging of fishery products, 4) Introduction of processed fishery technology, 4)
Improvement of production house of brown sugar, and 5) Increasing the quality of brown sugar
production through packaging improvement.

Keywords: community empowerment; local resources; food self-reliance; food security

Abstrak

Program kemandirian pangan merupakan program aksi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian
dengan tujuan untuk mengurangi rawan pangan dan gizi melalui pendayagunaan sumber daya,
kelembagaan dan kearifan lokal pedesaan. Kegiatan IbDM (Ipteks bagi Desa Mitra) berlokasi di Desa
Jeruju Besar Kecamatan Sungai Kakap. Mitra kegiatan ini yaitu kelompok PKK, kelompok mitra
perikanan dan pemilik usaha gula merah. Fokus kegiatan yaitu pada tahap pertumbuhan dengan
melakukan pengembangan usaha kelompok. Bentuk kegiatannya meliputi: 1) Pemberdayaan masyarakat
untuk peningkatan perubahan pola pikir masyarakat dan aksesibilitas pangan, 2) Pengembangan usaha
melalui peningkatan teknologi pengolahan, dan 3) Pengembangan sistem ketahanan pangan melalui
pembangunan sarana cadangan pangan masyarakat. Realisasi pelaksanaan kegiatan meliputi: 1)
Pendidikan tentang kesehatan dan pemanfaatan pangan lokal (umbi-umbian), 2) Pelatihan bercocok
tanam dengan metode hidroponik, 3) Penyuluhan mengenai teknik pengolahan hasil perikanan dan
pengemasan hasil produk olahan perikanan, 4) Introduksi teknologi olahan perikanan, 4) Perbaikan
rumah produksi gula merah, serta 5) Peningkatan kualitas produksi gula merah melalui perbaikan
kemasan.

Kata kunci: pemberdayaan masyarakat; sumber daya local; kemandirian pangan; ketahanan pangan.

139
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

A. PENDAHULUAN 1.360 ha, wilayah pesisir seluas 600 ha


dan wilayah aliran sungai seluas 40 ha.
Desa binaan dalam kegiatan
Jarak dari Desa Jeruju Besar ke ibu kota
Ipteks bagi Desa Mitra (IbDM) ini yaitu
kecamatan yaitu 6 km, jarak ke ibu kota
Desa Jeruju Besar yang merupakan desa
kabupaten yaitu 35 km dan jarak ke ibu
binaan Universitas Tanjungpura dan
kota provinsi yaitu 18 km. Desa Jeruju
direkomendasikan untuk dijadikan
Besar terdiri dari 5 dusun, 10 RW
“Desa Mandiri Pangan”. Jika dikaitkan
(Rukun Warga) dan 41 RT (Rukun
dengan program Badan Ketahanan
Tetangga). Dusun yang berada di
Pangan Provinsi Kalimantan Barat,
wilayah Desa Jeruju Besar yaitu dusun
kegiatan Desa Mandiri Pangan yang
Karya Utama, Karya Bersama, Karya
akan dilaksanakan ini merupakan
Bhakti, Karya Mulya dan Karya Tani.
bagian dari program Badan Ketahanan
Ruang lingkup kegiatan Rukun Warga
Pangan dan Penyuluhan Provinsi
yaitu pelayanan dan pembinaan
Kalimantan Barat. Desa Mandiri
pengurus rumah tangga dalam
Pangan sangat urgen untuk
lingkungan RW masing-masing. Ruang
dilaksanakan dikarenakan merupakan
lingkup kegiatan Rukun Tetangga
prioritas dalam rangka memberdayakan
meliputi pelayanan kepada masyarakat.
masyarakat miskin/rawan pangan
Sumber ketersediaan air bersih
menjadi mandiri.
yang dimanfaatkan oleh masyarakat di
Kegiatan desa mandiri pangan
Desa Jeruju Besar yaitu sumur gali,
bertujuan secara umum untuk
sungai, bak penampung air hujan dan
meningkatkan kemampuan masyarakat
depot isi ulang. Ketersediaan sumur gali
desa dalam pengembangan usaha
sebanyak 5 unit dan dimanfaatkan oleh
produktif berbasis sumber daya lokal,
5 KK, ketersediaan air sungai
peningkatan ketersediaan pangan,
dimanfaatkan oleh 1.703 KK,
peningkatan daya beli dan akses pangan
ketersediaan bak penampung air hujan
rumah tangga, sehingga dapat
sebanyak 1.990 unit dan dimanfaatkan
memenuhi kecukupan gizi rumah
oleh 1.708 KK, serta ketersediaan depot
tangga.(Peraturan Menteri Pertanian RI,
isi ulang sebanyak 1 unit dan
2015) Tujuan khusus yaitu
dimanfaatkan oleh 600 KK. Jumlah
mengembangkan kemandirian dan
penduduk di Desa Jeruju Besar tahun
perekonomian desa mandiri dengan
2014 sebanyak 6.753 jiwa (1.780 KK)
pendekatan memperkuat titik tumbuh
dengan jumlah penduduk pria sebanyak
ekonomi desa mandiri di lokasi desa
3.406 jiwa dan penduduk perempuan
binaan perguruan tinggi yang berbasis
sebanyak 3.347 jiwa. Kepadatan
pertanian dan perikanan. Adapun
penduduk di wilayah Desa Jeruju Besar
sasaran kegiatan desa mandiri pangan
yaitu 332 jiwa/km2.
ini adalah rumah tangga miskin yang
Potensi utama wilayah Desa
mempunyai potensi pengembangan
Jeruju Besar yaitu pada sektor
komoditas unggulan spesifik lokal dan
perkebunan dengan total luas lahan
potensi pengembangan titik tumbuh
perkebunan sebesar 1.511,65 ha. Jumlah
ekonomi pedesaan.
KK yang memiliki tanah perkebunan di
Desa Jeruju Besar adalah salah
Desa Jeruju Besar sebanyak 920 KK
satu kelurahan di wilayah Kecamatan
dengan perincian jumlah KK yang
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
memiliki lahan perkebunan <5 ha
dengan luas wilayah 2.000 ha.
sebanyak 905 KK dan yang memiliki
Topografi wilayah Desa Jeruju Besar
lahan perkebunan seluas 10-50 ha
yaitu berupa dataran rendah seluas

140
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

sebanyak 15 KK. Komoditi utama akses pangan rumah tangga, serta


perkebunan di Desa Jeruju Besar yaitu memenuhi kecukupan gizi rumah
kelapa, pinang dan tebu. Luas lahan tangga. Jika kegiatan desa Mandiri
kebun kelapa sebesar 1.511,65 ha Pangan ini dilaksanakan secara meluas,
dengan hasil produksi 4.200 buah maka akan berdampak pada penurunan
kelapa. Luas lahan kebun pinang tingkat kerawanan pangan dan gizi
sebesar 8 ha dengan hasil produksi 1000 masyarakat miskin di daerah pedesaan.
kg. Luas lahan kebun tebu sebesar 0,7 Upaya tersebut dilakukan
ha dengan hasil produksi 1,7 ton. Cara melalui proses pemberdayaan
pemasaran hasil produksi komoditas masyarakat untuk mengenali potensi
perkebunan yaitu dijual langsung ke dan kemampuannya, mencari alternatif
konsumen atau dijual melalui pedagang peluang dan pemecahan masalah serta
pengecer. mampu mengambil keputusan untuk
Program Desa Mandiri Pangan memanfaatkan sumberdaya alam secara
merupakan program aksi yang efisien dan berkelanjutan sehingga
dilaksanakan oleh Kementerian tercapai kemandirian sekaligus
Pertanian dengan tujuan untuk membuka kesempatan untuk
mengurangi rawan pangan dan gizi meningkatkan pendapatan bagi
melalui pendayagunaan sumber daya, keluarga/kelompok secara
kelembagaan dan kearifan lokal berkesinambungan. Program Desa
perdesaan. Hal ini didasarkan pada Mandiri Pangan dilaksanakan selama 4
masalah pangan selama ini nampaknya (empat) tahap berturut-turut melalui 4
menjadi persoalan klasik yang belum tahapan pelaksanaan yaitu: tahap
terpecahkan secara baik. Adapun persiapan, penumbuhan, pengembangan
beberapa permasalahan prioritas umum dan kemandirian. Tiap tahapan memuat
yang harus segera ditangani meliputi: 1) berbagai macam kegiatan dengan waktu
Masalah akses pangan yaitu terbatasnya pelaksanaan tiap tahapan adalah selama
daya beli karena kemiskinan, satu tahun. Kegiatan difokuskan di
terbatasnya kesempatan kerja, dan daerah rawan pangan dengan
variabilitas harga pangan yang tinggi, mengimplementasikan berbagai model
2)Masalah sarana yaitu ketiadaan atau pemberdayaan masyarakat dalam
terbatasnya akses terhadap air, listrik mewujudkan ketahanan pangan yang
dan jalan, 3)Masalah Ketersediaan telah ada di tingkat desa dengan
pangan yaitu jumlah penduduk yang melibatkan seluruh partisipasi
lebih besar dibandingkan kemampuan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat
produksi, dan 4)Masalah kesehatan dan dilakukan dengan menempatkan tenaga
gizi yaitu balita dengan berat badan di pendamping di setiap desa pelaksana
bawah standar. selama empat tahun berturut-turut mulai
Pembinaan desa Jeruju Besar dari tahap persiapan, penumbuhan,
menjadi desa mandiri pangan sangat pengembangan dan kemandirian.
penting dan merupakan kebutuhan yang Implementasi kegiatan desa
mendesak untuk segera dilaksanakan mandiri pangan di Desa Jeruju Besar
mengingat kegiatan ini bertujuan untuk membutuhkan kelompok-kelompok
meningkatkan kemampuan masyarakat mitra yang ada di desa binaan tersebut
khususnya di perdesaan dalam sesuai dengan tujuan utama yang akan
pengembangan usaha produktif berbasis dicapai yaitu upaya meningkatkan
sumber daya lokal, peningkatan ketersediaan pangan melalui: 1)
ketersediaan pangan, daya beli dan aktivitas budidaya pekarangan dalam

141
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

usaha penganekaragaman kuantitas dan pelaksanaan kegiatan IbDM adalah


kualitas pangan keluarga, 2) pengolahan sosialisasi, pemberdayaan masyarakat,
hasil perikanan karena merupakan monitoring dan evaluasi. Kegiatan
sumber pangan hewani yang murah, dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan
3) menjaga stabilitas stok gula dan melalui kegiatan pelatihan, penyuluhan
tingkat harga di pasaran dikarenakan dan pendampingan
tingkat konsumsi gula masyarakat Fokus kegiatan Desa Mandiri
sangat dipengaruhi oleh daya beli Pangan dalam IbDM yang akan
masyarakat terhadap kelompok pangan dilakukan yaitu tahap pertumbuhan
ini. Selain itu perlu juga menjaga dengan melakukan pengembangan
ketersediaan gula mengingat pasokan usaha kelompok. Bentuk kegiatan yang
dipenuhi dari pemasukan dari luar akan dilaksanakan meliputi: 1)
Kalimantan Barat khususnya untuk jenis Pemberdayaan masyarakat untuk
gula pasir. Salah satu usaha untuk peningkatan perubahan pola pikir
melakukan substitusi gula pasir adalah masyarakat dan aksesibilitas pangan, 2)
dengan meningkatkan usaha pengolahan Pengembangan usaha melalui
gula kelapa karena bahan bakunya peningkatan teknologi pengolahan, dan
sangat tersedia. 3) Pengembangan sistem ketahanan
Berdasarkan hal tersebut di atas pangan melalui pembangunan sarana
maka pemilihan kelompok mitra pada cadangan pangan masyarakat.
desa binaan harus disesesuaikan dengan Secara rinci metode pelaksanaan
kondisi faktual yang terjadi tersebut di kegiatan meliputi :
atas dan pilihan kelompok mitra harus 1. Orientasi dan sosialisasi kegiatan
memiliki potensi potensi pengembangan kepada perangkat desa Jeruju Besar
komoditas unggulan spesifik lokal dan (Kepala Desa dan Sekretaris Desa),
potensi pengembangan titik tumbuh kelompok mitra yang terlibat (ibu-
ekonomi pedesaan. Oleh karena itu ibu PKK, mitra pengolahan
dipilihlah kelompok mitra yang perikanan dan mitra pengusaha
difokuskan pada kelompok pemilik gula merah) terkait tujuan dan
usaha gula merah dan kelompok tahapan pelaksanaan kegiatan,
pengolahan ikan. Kelompok PKK juga peranan mitra dan tim pelaksana
dilibatkan sebagai kelompok mitra yaitu kegiatan serta kesepakatan jadual
untuk melakukan internalisasi pelaksanaan kegiatan.
pentingnya diversifikasi konsumsi 2. Pemberdayaan masyarakat bagi
pangan melalui jalur pendidikan formal mitra kelompok ibu PKK meliputi:
dan non-formal sejak usia dini. Selain 1) pendidikan tentang kesehatan
itu juga untuk menggiatkan aktivitas dan pemanfaatan pangan lokal
budidaya pekarangan dalam usaha (umbi-umbian) dan 2) pemanfaatan
penganekaragaman kuantitas dan lahan pekarangan dalam bentuk
kualitas pangan keluarga. hidroponik.
3. Pemberdayaan masyarakat bagi
mitra kelompok pengolah hasil
B. METODE PELAKSANAAN
perikanan meliputi: 1) penyuluhan
Perwujudan pemberdayaan
mengenai teknik pengolahan hasil
masyarakat dalam rangka kemandirian
perikanan, 2) pelatihan pengolahan
pangan, dilakukan melalui
hasil perikanan, dan 3) pengemasan
pemberdayaan masyarakat miskin dan
hasil produk perikanan.
rawan pangan di perdesaan. Oleh karena
itu, metode yang digunakan dalam

142
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

4. Pemberdayaan masyarakat bagi pendukung dan koordinasi dengan


pemilik usaha gula merah meliputi: aparat desa dan pengurus serta
1) perbaikan rumah produksi gula anggota kelompok mitra di Desa
merah, dan 2) peningkatan kualitas Jeruju Besar mengenai kegiatan
produk gula merah melalui yang akan dilakukan, 2) Pelatihan
perbaikan kemasan produk. dan penyuluhan meliputi materi
5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan. tentang teknik pengolahan hasil
perikanan dan introduksi teknologi
Mitra yang dilibatkan terdiri dari olahan perikanan bagi kelompok
tiga kelompok yaitu kelompok ibu-ibu mitra perikanan, 3) pendidikan dan
PKK, kelompok pengolahan hasil penyuluhan mengenai kesehatan
perikanan dan pemilik usaha gula dan pemanfaatan pangan lokal
merah.Pemilihan kelompok mitra pada (umbi- umbian) dan pemanfaatan
desa Jeruju Besar disesuaikan dengan lahan pekarangan dalam bentuk
kondisi potensi sumber daya lokal hidroponik bagi kelompok PKK,
wilayah setempat dan memiliki prospek serta 4) Pelatihan peningkatan
untuk dikembangkan. Peranan dan kualitas produk gula merah dan
partisipasimitra dalam pelaksanaan perbaikan rumah produksi gula
kegiatan IbDM yaitu sebagai: 1) peserta merah bagi kelompok mitra gula
aktifkegiatan pemberdayaan merah.
masyarakat, 2) penyedia tempat untuk 3. Rencana kerja tim ahli disesuaikan
pelaksanaan kegiatan pelatihan, dengan kegiatan yang dilakukan
penyuluhan dan pendampingan, serta 3) dan disusun berdasarkan beban
penyedia bahan baku untuk pelaksanaan tugas secara proporsional. Seluruh
kegiatan pelatihan, penyuluhan dan tim pelaksanadan tim pendukung
pendampingan. diberikan beban tugas mulai dari
perencanaan kegiatan pendidikan,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN pelatihan dan penyuluhan baik
Orientasi dan Sosialisasi Kegiatan presentasi kelas maupun praktek
Kegiatan orientasi dan lapangan, sampai memberikan
sosialisasi dengan aparat desa dan pelatihan pada anggota mitra secara
pengurus serta anggota kelompok mitra bergilir dan bergantian serta dalam
dilaksanakan di Kantor Desa Jeruju pembuatan laporan.
Besar.Hasil kegiatan orientasi dan
sosialisasi meliputi:
1. Tersusunnya rencana kerja kegiatan
Ibdm di Desa jeruju Besar,
Kecamatan Sungai Kakap
berdasarkan waktu yang tersedia
yaitu selama 8 bulan, mulai dari
Bulan April 2017 sampai dengan
Bulan November 2017.
2. Kegiatan yang direncanakan adalah
dalam bentuk pemberdayaan Gambar 1. Orientasi dan Sosialisasi
masyarakat. Adapun rangkaian Kegiatan IbDM
kegiatannyayaitu: 1) Persiapan
meliputi rapat rapat persiapan
dengan seluruh tim ahli dan tim

143
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

2. Penyuluhan dan pelatihan


pemanfaatan lahan pekarangan
dalam bentuk hidroponik.
Kegiatan penyuluhan pemanfaatan
lahan pekarangan dilaksanakan
dalam dua tahap, yaitu: i)
penyuluhan untuk menambah
wawasan mengenai pentingnya
kesehatan dan pemanfaatan lahan
pekarangan sebagai pemenuhan
pangan lokal, dan ii) pelatihan
Gambar 2. Orientasi dan Sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan
Kegiatan IbDM dalam bentuk hidroponik.Hal lain
yang diharapkan dari kegiatan ini
Pemberdayaan Masyarakat adalah untuk mempermudah akses
(Kelompok Ibu PKK) pemenuhan pangan lokal sehingga
Tujuan kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak perlu membeli.
masyarakat bagi kelompok mitra ibu- Hidroponik adalah cara bercocok
ibu PKK yaitu: 1) Meningkatan tanam dengan menggunakan media
kualitas, kuantitas, serta nilai tambah air sehingga tidak membutuhkan
barang, jasa, atau sumber daya desa areal lahan yang luas (Lingga,
lainnya, 2) Memperbaiki arah 2002). Media air yang digunakan
kebijakan, tata kelola, eksploitasi dan dalam hidroponik diperkaya dengan
konservasi sumber daya alam, 3) nutrisi, sehingga parameter seperti
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi, nutrisi, pengendalian hama, dan
perbaikan moral dan karakter, serta pencahayaan lebih mudah dikelola
pendidikan masyarakat. dan dikontrol. Menurut
Beberapa bentuk kegiatan yang Suhardiyanto (2002), kelebihan
dilaksanakan terkait pemberdayaan bercocok tanam dengan metode
masyarakat bagi mitra kelompok ibu hidroponik dibandingkan dengan
PKK meliputi: penanaman di media tanah yaitu
1. Pendidikan tentang kesehatan dan lebih terjaga kebersihannya, tidak
pemanfaatan pangan lokal (umbi- memerlukan pengolahan tanah dan
umbian). Kegiatan pendidikan ini penyiangan gulma, efisien dalam
dilakukan dengan memberikan penggunaan pupuk dan air, dapat
penyuluhan kepada ibu PKK menanam sepanjang waktu tanpa
mengenai pentingnya menjaga tergantung musim, hasil produksi
kesehatan dimulai dari tingkat lebih baik kualitasnya,
keluarga dan lingkungan sekitar. produktivitas tanaman lebih tinggi,
Selain itu juga dilakukan tanaman lebih mudah diseleksi dan
penyuluhan terkait dikontrol dengan baik serta dapat
penganekaragaman pola pangan diusahakan di lahan yang sempit.
masyarakat melalui pemanfaatan Savvas D. (2003) juga menyatakan
pangan lokal (umbi-umbian) yang bahwa melalui penerapan
merupakan potensi sumber daya hidroponik dapat dihasilkan produk
lokal desa Jeruju Besar. dengan kualitas dan kuantitas yang
lebih baik.

144
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

Pelatihan hidroponik kepada


kelompok mitra ibu PKK sangat
berguna dalam memanfaatkan
pekarangan rumah dengan
menanam sayuran. Mengingat
sebagian besar masyarakat di Desa
Jeruju Besar tidak memiliki
halaman pekarangan yang luas dan
tidak jarang halamannya sudah
disemen. Pelatihan hidroponik
dilakukan dalam dua tahap, yaitu
pelatihan cara pembuatan instalasi
hidroponik dan pelatihan Gambar 5. Hasil Hidroponik
penyemaian benih sayur,
pemeliharaan sayur, pemberian Pemberdayaan Masyarakat
nutrisi tanaman, cara pengaturan (Kelompok Mitra Perikanan)
suhu air, cara pengendalian hama Potensi perikanan di Desa Jeruju
dan panen. Besar yaitu perikanan tangkap dan
perikanan budidaya. Kegiatan usaha
pengolahan hasil perikanan mutlak
diperlukan mengingat komoditas ini
tidak dapat bertahan lama sehingga
memerlukan pengolahan lebih lanjut
yang bertujuan untuk meningkatkan
nilai tambah produk perikanan dan
meningkatkan pendapatan
nelayan/pembudidaya ikan.
Tujuan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bagi kelompok mitra
perikanan yaitu: 1) Meningkatan
Gambar 3. Pelatihan Hidroponik kualitas, kuantitas, serta nilai tambah
barang, jasa, atau sumber daya desa
lainnya, 2) Meningkatan kondisi sosial
ekonomi masyarakat, 3) Membangun
sentra-sentra yang merepresentasikan
unggulan/ciri khas masyarakat desa, 4)
Menciptakan produk/ barang dalam hal
ini olahan pangan berbahan baku
sumber daya lokal (ikan).
Beberapa bentuk kegiatan yang
dilaksanakan terkait pemberdayaan
masyarakat bagi mitra kelompok
Gambar 4. Pelatihan Hidroponik pengolah hasil perikanan meliputi:
1. Penyuluhan dan pelatihan
mengenai teknik pengolahan hasil
perikanan. Bentuk olahan hasil
perikanan yang dihasilkan dari

145
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

kegiatan ini yaitu pangsit ikan 4. Rasa : memiliki rasa gurih pada
danpilus rumput laut. umumya
Pangsit adalah adonan kulit yang Pada kegiatan pelatihan pembuatan
terbuat dari campuran tepung produk olahan perikanan ini, tim
terigu, air, telur, garam dan minyak. pelaksana IbDM memberikan
Pembuatan pangsit dapat dilakukan bantuan alat berupa ampia untuk
dengan bantuan mixer atau manual penggiling adonan dan hand sealer
menggunakan tangan sampai untuk pengemasan produk.
membentuk adonan yang homogen,
yaitu menggumpal bila dikepal 2. Pelatihan pengemasan hasil produk
dengan tangan, kemudian dibentuk perikanan.Tahap selanjutnya yaitu
menjadi lembaran elastis dan tipis. pelatihan pengemasan hasil olahan
Pilus rumput laut adalah makanan produk perikanan menggunakan
ringan yang renyah dengan bentuk kemasan plastik yang menarik,
memanjang. menggunakan hand sealer dan
Peralatan yang digunakan dalam diberi label/merek produk.
kegiatan ini yaitu ampia,
penggorengan, baskom, kompor
gas. Bahan yang diperlukan dalam
pembuatan pangsit ikan yaitu
tepung terigu, tepung tapioka,
mentega, telur, daging ikan
tenggiri, rumput laut merica bubuk,
bawang putih, bawang merah,
masako, garam, minyak goreng dan
air.
Bahan yang diperlukan dalam
pembuatan pilus rumput laut yaitu
tepung tapioka, telur, rumput laut, Gambar 6. Pelatihan Pengolahan
keju, garam, royco, minyak goreng Hasil Perikanan
dan air.
Penggunaan tepung tapioka pada
proses pembuatan pangsit dan pilus
ditujukan sebagai bahan pengental
dan bahan pengikat dalam adonan
adonan dan memberikan rasa
renyah pada saat digoreng.
Indikator pangsit goreng yang baik
dilihat dari organoleptik sebagai
berikut: (Universitas Negeri
Semarang, 2013)
1. Warna : Pada pangsit goreng
memiliki warna kuning kecoklatan. Gambar 7. Pelatihan Pengolahan
2. Aroma : Beraroma khas pangsit, Hasil Perikanan
tidak asam, tengik ataupun apek.
3. Tekstur : Pangsit goreng yang
baik memiliki tekstur renyah/crispy

146
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

merah dan lemahnya adopsi teknologi


terutama pada pengemasan hasil produk
gula merah. Proses pengemasan gula
merah yang dilakukan hanya
menggunakan kantong plastik tanpa
label merek sehingga tampilannya
terlihat tidak menarik dan kurang
higienis.
Tujuan kegiatan pemberdayaan
masyarakat bagi kelompok mitra
pengusaha gula merah yaitu: 1)
Meningkatan kualitas, kuantitas, serta
Gambar 8. Produk Olahan Perikanan nilai tambah barang, jasa, atau sumber
daya desa lainnya, 2) Meningkatan
kondisi sosial ekonomi masyarakat, 3)
Membangun sentra-sentra yang
merepresentasikan unggulan/ciri khas
masyarakat desa, 4) Menciptakan
produk/ barang dalam hal ini olahan
pangan berbahan baku sumber daya
lokal (gula merah).
Beberapa bentuk kegiatan yang
dilaksanakan terkait pemberdayaan
masyarakat bagi pemilik usaha gula
merah meliputi:
1. Perbaikan rumah produksi gula
Gambar 9. Produk Olahan Perikanan merah milik mitra pengusaha gula
merah yang berlokasi di Sungai
Pemberdayaan Masyarakat (Mitra Pagong, Desa Jeruju Besar.
Pengusaha Gula Merah)
Sektor perkebunan merupakan
salah satu potensi utama wilayah Desa
Jeruju Besar dengan luas lahan
perkebunan sebesar 1.511,65 ha yang
digunakan untuk berusahatani kelapa,
pinang dan tebu. Luas lahan kebun
kelapa sebesar 1.511,65 ha dengan hasil
produksi 4.200 buah kelapa. Tingginya
hasil produksi kelapa mendorong
peningkatan usaha gula merah atau gula Gambar 10. Perbaikan Rumah
kelapa yang cara pengolahannya berasal Produksi Gula Merah
dari cairan yang dihasilkan dari
penyadapan mayang tanaman kelapa. 2. Peningkatan kualitas produk gula
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra merah melalui perbaikan kemasan
pengusaha gula merah yaitu kurangnya produk. Kegiatan ini bertujuan
modal dalam menjalankan usaha untuk meningkatkan nilai jual gula
sehingga berdampak pada kurangnya merah melalui tampilan kemasan
pemeliharaan rumah produksi gula

147
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

yang lebih menarik dan lebih terciptanya kemandirian


higienis. diversifikasi produk pangan dan
diversifikasi usaha dalam rangka
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan meningkatkan pendapatan
Monitoring dan evaluasi yang keluarga yaitu masyarakat
dilaksanakan diharapkan dapat berhasil meningkatkan
tercapainya tujuan dan sasaran dari keterampilannya di dalam
Program Desa Mandiri Pangan sesuai pengolahan pangan berbahan
dengan indikator-indikator yang telah baku sumber daya lokal yaitu
ditetapkan. Oleh karena itu perlu ikan, 2)
dilakukan peyebaran angket yang terciptanyapenganekaragaman
berisikan pertanyaan-pertanyaan konsumsi pangan berbasis
terhadap indikator yang telah sumber daya lokal untuk
ditetapkan. Indikator keberhasilan perbaikan gizi dan peningkatan
pelaksanaan IbDM meliputi kegiatan pendapatan keluarga yaitu
evaluasi yaitu pengisian angket masyarakat berhasil
(kuisioner) mengenai pelaksanaan meningkatkan keterampilannya di
kegiatan pelatihan dan penyuluhan serta dalam memanfaatkan lahan
hasil kegiatan yang telah dilakukan. pekarangan melalui media tanam
Selain itu juga diharapkan adanya hidroponik.
saran-saran dari mitra terkait 3. Outcome yang dihasilkan adalah :
pelaksanaan kegiatan IbDM Desa 1) Meningkatnya modal 2)
Mandiri Pangan tahun selanjutnya. perubahan pola pikir masyarakat,
Secara keseluruhan, respon ketiga 3) peningkatan ketrampilan dan
kelompok mitra IbDM terhadap aksesibilitas pangan; 3)
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Meningkatnya koordinasi,
masyarakat yaitu sangat positif, terlihat sinkronisasi, dan integrasi lintas
dari tingginya motivasi dan partisipasi sektor untuk pengembangan
mitra dalam keseluruhan kegiatan sarana dan prasarana pedesaan.
pemberdayaan masyarakat. 4. Kerjasama tim yang kompak
antara tim pelaksana IbDM,
mahasiswa dan mitra IbDM. Hal
D. PENUTUP ini terlihat dari kelancaran proses
Simpulan kegiatan dimulai dari orientasi,
1. Dalam rangka mencapai desa sosialisasi dan pelaksanaan
mandiri pangan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan kepada
pelaksanaan IbDM, mitra PKK, pengolah ikan dan
pemberdayaan masyarakat gula merah.
(community base development)
melalui pelatihan dan Saran
pendampingan telah berhasil 1. Diharapkan pemerintah daerah ke
meningkatkan pengetahuan, depannya dapat memberikan
wawasan dan keterampilan mitra fasilitas-fasilitas melalui
IbDM, baik mitra PKK, mitra pendampingan dana bantuan sosial,
gula merah dan mitra pengolah sehingga mampu mengoptimalkan
ikan. input sumber daya alam, sumber
2. Output yang dihasilkan adalah: 1) daya manusia, dana, teknologi, dan
dari sisi ketersediaan pangan kearifan lokal untuk menggerakkan

148
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

sistem ketahanan pangan dari aspek DAFTAR PUSTAKA


1) subsistem ketersediaan pangan
dalam peningkatan produksi dan
cadangan pangan masm.yarakat, 2) Anonim. 2015. Profil Desa Jeruju Besar
subsistem distribusi yang menjamin Kecamatan Sungai Kakap
kemudahan akses fisik, peningkatan Kabupaten Kubu Raya. Kantor
daya beli, dan menjamin stabilitas Kepala Desa Jeruju Besar
pasokan, serta 3) subsistem Kecamatan Sungai Kakap
konsumsi untuk peningkatan Kabupaten Kubu Raya.
kualitas pangan dan pengembangan
diversifikasi pangan. Badan Ketahanan Pangan dan
2. Perlunya kegiatan-kegiatan Penyuluhan Provinsi Kalimantan
pengabdian masyarakat lainnya Barat, 2014. Kawasan Mandiri
yang mengarah kepada Perbatasan Provinsi Kalimantan
pemberdayaan masyarakat desa Barat.
melalui pembentukan kelompok-
kelompok usaha sehingga dapat Badan Ketahanan Pangan dan
meningkatkan kesejahteraan Penyuluhan Provinsi Kalimantan
masyarakat dan menggerakan Barat, 2010. Peta Ketahanan
perekonomian desa. Pangan dan Kerentanan Pangan

Ellizabeth, R. 2011. Strategi Pencapaian


UCAPAN TERIMA KASIH
Diversifikasi dan Kemandirian
Penulis mengucapkan terima kasih
Pangan. Iptek Tanaman Pangan
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
Vol. 6 No. 2.
Masyarakat, Direktorat Jenderal
Penguatan Riset dan Pengembangan Lingga, P. 2002. Hidroponik: Bercocok
Kementerian Riset, Teknologi dan Tanam Tanpa Tanah. Edisi
Pendidikan Tinggi sesuai dengan Revisi. Penebar Swadaya.
Kontrak Program Pengabdian Jakarta.
Masyarakat Nomor:
023/SP2H/PPM/DRPM/IV/2017 Peraturan Menteri Pertanian Republik
Tanggal 3 April 2017. Penulis juga Indonesia Nomor :
mengucapkan terima kasih kepada 15/Permetan/HK.140/4/2015
Rektor Universitas Tanjungpura, ketua Tentang Pedoman Desa Mandiri
LPPKM Universitas Tanjungpura, Pangan Tahun 2015.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura, Camat Sungai Kakap, Savvas, D. 2003. Hydroponics: A
Kepala Desa Jeruju Besar, kelompok Modern Technology Supporting
ibu-ibu PKK Desa Jeruju Besar, The Application of Integrated
kelompok pengolah perikanan Desa Crop Management in
Jeruju Besar, pemilik usaha gula merah, Greenhouse. Food, Agriculture
mahasiswa dan semua pihak yang ikut & Environment. Vol.1(1): 80-86.
mendukung dalam kegiatan ini.
Suhardiyanto, H. 2002. Teknologi
Hidroponik. Modul Pelatihan
Aplikasi Teknologi Hidroponik
untuk Pengembangan Agribisnis
Perkotaan. Bogor, 28 Mei - 7

149
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977
Vol. 2 No. 2 2017
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

Juni 2002. Kerjasama


CREATA-IPB dan Depdiknas.

Universitas Negeri Semarang, 2013.


Materi Perkuliahan Analisis
Mutu Pangan Jurusan PKK
Konsentrasi Tata Boga.

150

You might also like