You are on page 1of 12

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021

: 635 – 646

KEARIFAN LOKAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAN


PEMBANGUNAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERKELANJUTAN
DI KOTA BITUNG

LOCAL WISDOM COMMUNITY EMPOWERMENT IN SUSTAINABLE FISHERY


RESOURCES MANAGEMENT AND DEVELOPMENT IN BITUNG CITY

Stendy K. Lakoy (1), Shirley Y.V.I. Goni (2), Deysi Tampongangoy (2)
1) Staf dan Peneliti pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Utara/ASN
2) Staf Pengajar dan Peneliti pada PS Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado
*Penulis untuk korespondensi: stendylakoy@gmail.com

Naskah diterima melalui Website Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Jumat, 2 Juli 2021
Disetujui diterbitkan : Rabu, 28 Juli 2021

ABSTRACT
This study aims to analyze local wisdom of community empowerment in the management and
development of sustainable fisheries resources in Bitung City. This research is a descriptive observational
research, with a phenomenological qualitative approach. Respondents in this research were 10 people who were
taken by purposive sampling technique with the focus of research using Jim Ife's theory of local wisdom which
consists of local knowledge, local values, local skills and local resources. Data was collected by means of
observation, interviews and documentation. Data analysis uses steps consisting of data reduction, data
presentation and conclusion drawing. The results showed that local wisdom from Bitung City is the charm
festival of the Lembeh Strait and Mangrove planting. For the empowerment of local wisdom, indigenous
peoples are empowered by conducting training and business capital assistance. Management and
empowerment of local communities is carried out by implementing a community-based resource
management approach model, thus in developing community-based resource management, namely by
creating a self-help community problem solving system and stimulating citizen participation in community
affairs in order to achieve the desired goals through the implementation of empowerment, especially in the
fisheries sector. sustainable.
Keywords : local wisdom; empowerment; sustainable fishery

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kearifan lokal pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan dan pembangunan sumberdaya perikanan berkelanjutan di Kota Bitung. Penelitian ini
merupakan penelitian observatif yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif fenomenologi.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan
fokus penelitian menggunakan teori Jim Ife tentang kearifan lokal yang terdiri dari pengetahuan lokal, nilai
lokal, keterampilan lokal dan sumberdaya lokal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan langkah – langkah yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal dari Kota Bitung
yaitu fetival pesona Selat Lembeh dan penanaman Mangrove. Untuk pemeberdayaan kearifan lokal tersebut,
masyarakat adat diberdayakan dengan dilakukannya pelatihan serta bantuan modal usaha. Pengelolaan dan
pemberdayaan masyarakat lokal dilakukan dengan dijalankannya model pendekatan pengelolaan sumberdaya
berbasis masyarakat dengan demikian dalam membangun pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat yaitu
dengan menciptakan sistem penyelesaian masalah masyarakat swadaya dan merangsang minat partisipasi warga
dalam urusan masyarakat guna mencapai tujuan yang diinginkan melalui pelaksanaan pemberdayaan terutama
pada sektor perikanan yang berkelanjutan.

Kata kunci: kearifan lokal; pemberdayaan; perikanan berkelanjutan

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 635
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

PENDAHULUAN Dengan potensi laut yang begitu besar,


dibutuhkan pengelolaan dan pengembangan yang
LATAR BELAKANG tepat agar kelestarian sumber daya tetap terjaga.
Indonesia memiliki luas perairan laut Undang – undang No 31 Tahun 2004 Pasal 6
mencapai 5,8 juta Km2 atau 75% dari total wilayah tentang perikanan menyebutkan bahwa
Indonesia yang terdiri dari 0,3 juta Km2 perairan laut pengelolaan perikanan untuk kepentingan
teritorial; 2,8 juta Km2 perairan laut nusantara; 2,7 penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan harus
juta Km2 laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia mempertimbangkan hukum adat dan/atau kearifan
(ZEEI). Dengan wilayah laut seluas itu terdapat lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat
sekitar 17.504 pulau dirangkai oleh garis pantai
di dukung menjadi dasar konstitusi bagi
sepanjang 95.181 Km yang merupakan garis pantai
pengelolaan berbasis kearifan lokal. Pembangunan
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Kondisi
tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan
yang dilakukan secara berkelanjutan,
potensi produksi lestari perikanan terbesar di menempatkan laut sebagai apa yang dipahami
dunia, sekitar 65 juta ton/tahun dimana sektor masyarakat tradisional sebagai way of life yang
kelautan dan perikanan menjadi salah satu sektor mewadai seluruh tata sosial kemasyarakatan dan
andalan dalam menggerakkan perekonomian moral masyarakat, bukan hanya ruang untuk
nasional secara berkelanjutan. (Kelautan dan mencari nafkah, termasuk di dalamnya
Perikanan dalam Angka, 2011). pengetahuan tradisional. Sistem pengetahuan
Kondisi laut di Indonesia secara keseluruhan tradisional berevolusi dan membentuk kebiasaan
mengalami kondisi over exploitation dan under masyarakat dalam menjaga sumber daya alam.
exploitation. Over exploitation merupakan Dalam proses pengelolaan dan pembangunan
pemanfaatan laut secara berlebihan tetapi tidak sumber daya membutuhkan peranan dari
diimbangi oleh pembudidayaan atau regenerasi. Over masyarakat terutama masyarakat lokal. Peran
exploitation banyak dialami oleh laut Indonesia masyarakat lokal/ adat dalam pengelolaan dan
bagian barat, seperti Laut Jawa, Laut Sumatera, Laut pembangunan sumberdaya alam yang lestari
sulawesi sedangkan untuk laut Indonesia bagian menjadi sangat penting dikarenakan
timur seperti Laut Papua justru mengalami under ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya
exploitation. Hal tersebut dikarenakan penduduk di alam sangatlah tinggi. Salah satu upaya untuk
wilayah timur lebih sedikit dibandingkan penduduk menjaga kelestarian sumber daya yaitu dengan
di wilayah barat Indonesia. Akibatnya tidak sedikit menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan
masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan
alam dengan memperhatikan adat dan budaya atau
laut, kelengahan ini diamnfaatkan oleh pihak asing
kearifan lokal masyarakat sekitar diantaranya
untuk mengeruk kekayaan laut Indonesia. Oleh
kearifan lokal dalam pengelolaan dan
sebab itu seluruh pemerintah daerah untuk terus
pembangunan di sektor perikanan.
memperhatikan keberlanjutan sumber daya
Kearifan lokal dalam pengelolaan dan
terutama pada sektor perikanan.
pembangunan sumber daya perikanan pada
Undang – undang nomor 32 Tahun 2004
hakekatnya merupakan suatu proses pengontrolan
tentang pemerintah daerah sejalan dengan otonomi
tindakan manusia atau masyarakat di sekitar
daerah, dengan menguatnya demokratisasi dan
kawasan agar pemanfaatan sumber daya dapat
peningkatan peran serta masyarakat membawa
dilakukan secara bijaksana dengan mengindahkan
konsekuensi pada kabupaten atau kota sebagai basis
kaidah kelestarian lingkungan sedangkan
penyelenggaraan otonomi daerah yang dituntut untuk
lebih mampu menjalankan roda pemerintahan secara pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
mandiri. Untuk itu pemerintah daerah harus mampu mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki
menggali potensi lokal, di samping itu pemerintah oleh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang
daerah juga harus mampu mendorong masyarakat demikian tentunya diharapkan memberikan
untuk lebih berpartisipasi dalam proses peranan kepada individu bukan sebagai obyek
pengembangan laut. Pengembangan ini hendaknya tetapi sebagai pelaku yang menentukan hidup
disusun melalui pendekatan integralistik, sinergik mereka. Pendekatan pemberdayaan masyarakat
dan harmonis dengan memperhatikan sistem nilai yang berpusat pada manusia ini menjadi landasan
dan kelembagaan yang ada dan berkembang dalam wawasan pengelolaan sumberdaya lokal yang
masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan merupakan mekanisme perencanaan yang
sumber daya. menekankan pada teknologi pembelajaran sosial

636
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021 : 635 – 646

dan strategi perumusan program sehingga dapat Sebagian besar penduduk Kota Bitung
meningkatkan kemampuan masyarakat berasal dari suku Minahasa dan suku Sangihe
mengaktualisasikan dirinya dalam mengelola selain itu terdapat juga pendatang – pendatang
kawasan pesisir yang berbasis masyarakat. Oleh yang berasal dari suku jawa, Gorontalo,
sebab itu, pemerintah daerah harus berupaya secara Minangkabau dan Suku Aceh. Namun secara
optimal untuk melakukan pemberdayaan keseluruhan. Dengan begitu banyak suku yang ada
masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan di Kota Bitung, secara otomatis kebudayaan lokal
sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Hal menjadi lebih banyak terlebih didukung dengan
tersebut dalam rangka menyeimbangkan kondisi keberadaan Kota Bitung sebagai kota otonomi.
laut yang ada. Keberadaan otonomi daerah dan kearifan lokal,
Kota Bitung yang berada di Provinsi pelaku usaha terutama pada sektor perikanan harus
Sulawesi Utara yang memiliki jalur strategik dalam mampu beradaptasi menghadapi kearifan lokal
pemanfaatan sumber daya perikanan di wilayah yang terus berkembang. Hal tersebut juga
perairan. Bitung dikenal sebagai “Kota Bahari”, dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang semakin
aktivitas perekonomian banyak dipengaruhi oleh bertambah.
kegiatan yang berhubungan dengan wilayah laut Akibat jumlah penduduk di wilayah pesisir
dan pesisir. Terdapat pelabuhan Internasional Kota Bitung yang besar serta kurangnya
Bitung menjadikan Kota Bitung berpeluang besar pengawasan dalam pemanfaatan kawasan pesisir
menjadi pintu gerbang Indonesia untuk kawasan menyebabkan keberlanjutan sumber daya terutama
Asia Pasifik (Restra PPS Bitung, 2015). Oleh sebab perikanan semakin terancam yang ditandai dengan
itu, sektor perikanan dan industri pengelolaan hasil penangkapan ikan yang semakin menurun.
perikanan menjadi basis dan menunjang aktivitas Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengolahan ikan
pembangunan dalam sub sektor perikanan di di unit – unit pengolahan ikan di Kota Bitung
Provinsi Sulawesi Utara. Sumber daya perikanan terkadang harus mengambil ikan dari daerah lain
yang begitu besar, tentunya Kota Bitung harus seperti ternate (Maluku Utara) atau daerah lainnya
mengelola dengan baik demi mempertahankan untuk diolah. Kemudian jumlah eksport ikan
ataupun meningkatkan kualitas dan kuantitas. Kota terutama ikan tuna yang setiap tahunnya jumlah
Bitung sebagai kota otonomi di Sulawesi Utara, permintaan semakin meningkat terutama dari
menghadirkan peranan besar pemerintah daerah negara Jepang dan Singapura serta negara – negara
untuk mengawasi dan mengarahkan kebijakan – di Eropa. Selanjutnya proses over fishing atau
kebijakan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan penangkapan ikan secara berlebih menjadi
sumber daya yang tersedia yang dapat memberikan permasalahan dalam pengelolaan dan
kontribusi bagi pemerintah dalam mengeksplor pembangunan sumberdaya perikanan di Kota
potensi daerah secara optimal demi membiayai Bitung. Hal ini menyebabkan banyak ikan yang
kegiatan pembangunan daerah. dibuang tanpa dikelola yang disebabkan oleh
Kekayaan sumber daya alam terutama ketidaktersediaan unit pengolahan ikan yang
pada sektor perikanan di Kota Bitung menjadi ditangkap dan masyarakat tidak tahu cara
daya tarik bagi berbagai pihak untuk mengelola ikan yang diperoleh serta ketidaktahuan
memanfaatkan dan berbagai instansi meregulasi dalam menyalurkan ikan yang diperoleh
pemanfaatannya. Dalam pengelolaan kemasyarakat luas.
sumberdaya tersebut dapat dilakukan oleh Pemerintah bertanggungjawab menetapkan
pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintah pengelolaan dan pembangunan sumber daya alam
menetapkan suatu regulasi dan masyarakat terutama sektor perikanan bagi kepentingan
seluruh masyarakat dengan memperhatikan
menjalani aturan yang ada. Masyarakat yang
kelestarian dan keberlanjutan sumber daya
tinggal diwilayah pesisir menjadi bagian penting
tersebut. Oleh sebab itu untuk menjaga
dalam melanjutkan ekosistem pesisir terutama
keberlanjutan sektor perikanan, perlu dilakukan
dibidang perikanan. Hal tersebut dikarenakan
pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat
komponen terbesar masyarakat yang tinggal
mengelola sektor perikanan bersama – sama dengan
dipesisir merupakan nelayan yang memiliki pemerintah agar keberlanjutan perikanan dapat
ketergantungan yang besar terhadap sumber daya terwujud dengan memperhatikan kearifan lokal yang
perikanan. ada.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 637
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

Persepsi masyarakat lokal yang yang tertanam dan diikuti oleh masyarakat yang
menjalankan budaya atau kearifan lokal tentang berada di wilayah tersebut. Oleh sebab itu nilai
pengelolaan dan pengembangan sumberdaya kearifan lokal sangat memiliki peran penting
perikanan didapatkan untuk mengetahui bagi masyarakat dimanapun masyarakat itu
pentingnya kelestarian sumberdaya perikanan berada. Masyarakat di Kota Bitung yang
dalam menopang kehidupan. Oleh sebab itu kebanyakan hidup dipesisir, menggantungkan
kajian mengenai pemberdayaan masyarakat kehidupannya dari sumber daya yang tersedia di
dalam mengelolah dan mengembangkan sekitar termasuk sumber daya dari perikanan.
sumberdaya perikanan mutlak untuk dilakukan Untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka
oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk sampai pada ke generasi selanjutnya, maka
melakukan penelitian tentang pengelolaan dan pemberdayaan perlu untuk dilakukan agar dapat
pembangunan sumber daya perikanan dari sudut menjaga, mengelola dan membangun sumber
pandang kearifan lokal dengan judul daya terutama untuk sektor perikanan
“Pengelolaan Sumberdaya Perikanan berkelanjutan.
Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Dalam menjaga nilai kearifan lokal
Bitung Provinsi Sulawesi Utara.” melalui pemberdayaan masyarakat, masyarakat
perlu untuk memahami dan mengetahui tentang
Rumusan Masalah manusia dalam hubungan antar sesama, alam dan
Bagaimana kearifan lokal pemberdayaan seluruh komunitas dalam bentuk pengetahuan
masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan lokal. Nilai lokal merupakan tradisi dan budaya
sumberdaya perikanan berkelanjutan di Kota pada masyarakat yang dapat mengelola dan
Bitung? diberdayakan untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat. Masyarakat juga harus memiliki
Tujuan Penelitian keterampilan lokal, yaitu keterampilan dalam
Menganalisa kearifan lokal pemberdayaan mengelola sebagai komposisi yang bersentuhan
masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan
langsung dengan sektor perikanan. Kemudian
sumberdaya perikanan berkelanjutan di Kota
ketersediaan sumber daya lokal dimana proses
Bitung.
pembangunan dan pengelolaan sumber daya
Manfaat Penelitian
berbasis masyarakat harus didasarkan ppada
pemanfaatan sumber daya.
1. Manfaat Teoritis
Oleh karena itu, kearifan lokal
Secara akademis, penelitian ini diharapkan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolan
terutama dalam bidang manajemen sumber daya dan pembangunan sumber daya perikanan
khususnya. berkelanjutan khususnya di Kota Bitung perlu
2. Manfaat Praktis
untuk memperhatikan kearifan lokal masyarakat
a. Bahan masukan dan pertimbangan bagi di Kota Bitung yaitu apa saja yang menjadi
pemerintah provinsi Sulawesi Utara dan kearifan lokal masyarakat setempat. Melalui
pemerintah Kota Bitung dalam kearifan lokal yang dimiliki, perlu dilakukannya
pengambilan keputusan guna pengelolaan pemberdayaan kearifan lokal menggunakan
dan pembangunan sumberdaya perikanan model pengelolaan dan pemberdayaan terhadap
berkelanjutan. masyarakat lokal untuk membangun pengelolaan
b. Bahan masukan bagi peneliti selanjutnya sumberdaya berbasis masyarakat.
yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pengembangan sumberdaya perikanan
dilihat dari kearifan lokal pemberdayaan METODE PENELITIAN
masyarakat dalam mendukung potensi
sumberdaya perikanan. Penelitian ini merupakan penelitian
Nilai kearifan lokal (local wisdom) dapat observatif yang bersifat deskriptif, dengan
dipahami sebagai gagasan daerah setempat yang pendekatan menggunakan metode kualitatif
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik fenomena (kualitatif-phenomenologis) yang

638
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021 : 635 – 646

bertujuan untuk memberikan gambaran suatu perikanan dalam hal pengelolaan dan
fenomena atau kenyataan sosial secara jelas yang pembangunan sumber daya perikakan.
sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu 4. Masyarakat/ Tokoh Masyarakat (Tua
mengidentifikasi potensi perikanan dalam Adat/Pemangku Adat) (2 orang);
penelitian ini tentang pengelolaan sumberdaya merupakan tokoh masyarakat yang
perikanan ikan tuna. Penelitian kualitatif berasal dari instansi non formal yang
berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, dipandang memahami permasalahan
atau kepercayaan orang yang diteliti; ritual kearifan lokal yang berkaitan
kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka dengan pengelolaan dan pembangunan
(Sulistyo-Basuki, 2006) sumber daya perikanan yang tinggal dan
menetap di pesisir laut (Selat Lembeh).
Tempat dan Waktu Penelitian 5. Nelayan (4 orang); mayarakat yang
Penelitian dilaksanakan di Kota Bitung berhubungan langsung dengan
Provinsi Sulawesi Utara. Waktu yang digunakan pengelolaan dan pembangunan
peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan dalam perikanan dimana masyarakat dalam hal
kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, yang ini nelayan yang berinteraksi langsung
dimulai dari proses penyusunan proposal, proses dengan sektor perikanan yang
pembimbingan dan penyajian dalam bentuk mempengaruhi keberlanjutan perikanan
tesis. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh yang ada.
pihak yang berkaitan dengan unit pengolahan
ikan. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada dimensi
Teknik Pengumpulan Data kearifan lokal menurut Jim Ife (2002) yang
Teknik pengambilan sampel, diperoleh terdiri dari:
menggunakan teknik purposive sampling yaitu 1. Pengetahuan Lokal; bentuk kearifan
teknik sampling non random dimana peneliti lokal masyarakat di Kota Bitung yang
menentukan pengambilan sampel dengan menyangkut pengetahuan dan
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan pemahaman masyarakat tentang manusia
tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat dan hubungan antar sesama, alam dan
menjawab permasalahan penelitian. seluruh anggota komunitas ekologis
pemberdayaan masyarakat.
Informan Penelitian 2. Nilai lokal; tradisi dan budaya pada
Peneliti menentukan informan penelitian masyarakat di Kota Bitung yang dapat
dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, terdiri dikelola dan diberdayakan agar dapat
dari: mengatur kehidupan masyarakat sebagai
1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan suatu aturan dalam suatu lingkungan
Kota Bitung (1 orang); pemerintah Kota dalam hal pengelolaan sumberdaya
Bitung sebagai institusi formal yang perikanan yang lestari dan berkelanjutan.
memiliki kaitan erat dalam pengelolaan 3. Keterampilan lokal; pengelolaan dan
dan pengembangan sumber daya terutama pemberdayaan dengan melibatkan
sumber daya perikanan di Kota Bitung. masyarakat adat/lokal sebagai komposisi
2. Kepala Bagian Pembangunan SetDa Kota yang bersentuhan langsung dengan
Bitung (1 orang); institusi formal sektor perikanan sebagai bentuk kearifan
pemerintah yang memahami tentang lokal.
pengelolaan dan pembangunan di bidang 4. Sumberdaya lokal; proses pembangunan
perikanan. pengelolaan sumberdaya yang berbasis
3. Unit Pengolahan Ikan (2 orang); intansi masyarakat yang didasarkan pada
non formal yang berkaitan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan
berhubungan langsung dengan sektor lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 639
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

Teknik Pengumpulan Data pesisir dan pulau – pulau kedcil. Dalam


Teknik pengumpulan data dalam pengelolaannya menyebutkan bahwa hak
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan pengusahaan perairan pesisir dapat diberikan
dokumentasi. Analisis data adalah proses diantaranya kepada masyarakat adat/lokal.
mencari dan menyusun secara sistematis data Dengan demikian pemerintah mengakui,
yang diperoleh menggunakan berbagai teknik menghormati dan melindungi hak – hak
pengumpulan data seperti, wawancara, masyarakat adat, masyarakat tradisional dan
kuesioner, observasi dan dokumentasi seperti kearifan lokal atas wilayah pesisir dan pulau –
rekaman video/audio dengan cara pulau kecil yang telah dimanfaatkan secara turun
mengorganisasikan data dan memilih mana yang temurun. Pengakuan hak – hak masyarakat adat,
penting dan dipelajari, serta membuat masyarakat tradisional dan kearifan lokal
kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri dijadikan acuan dalam pengelolaan wilayah
sendiri maupun orang lain. secara berkelanjutan.
Kearifan lokal merupakan bagian konsepsi
Teknik Analisis Data hukum adat tentang hak – hak atas tanah dan air.
Teknik analisis data yang digunakan dalam Hukum adat dirumuskan sebagai konsepsi yang
analisis kualitatif memiliki empat tahap yaitu komunalistik, religus yang memungkinkan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data penguasaan tanah secara individual, bersifat
dan langkah terakhir adalah penarikan pribadi akan tetapi mengandung unsur
kesimpulan dan verifikasi. Untuk lebih jelas kebersamaan. Bagi masyarakat yang tinggal di
dalam setiap langkahnya, akan kita bahas pesisir dan laut, sumberdaya laut tidak hanya
bersama di bawah ini. Langkah-langkah tersebut berfungsi sebagai pemenuhan ekonomi dan
terdir dari: reduksi data, display data, kehidupan sehari –hari masyarakat, tetapi
kesimpulan dan verifikasi mereka sangat mengenal lingkungan sekitar
mereka dan tahu bagaimana mempertahankan
kelangsungan hidup secara harmonis dan tetap
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat mempertahankan keberlanjutan dan
kestabilan wilayah laut dan pesisir beserta
Gambaran Umum Daerah Penelitian sumber daya alam yang terkandung di dalamnya.
Kondisi umum perikanan dan kelautan Hak dan kwewajiban yang dimiliki oleh
Kota Bitung memiliki potensi perikanan dan masyarakat adat di dalam mengelola sektor laut
kelautan yaitu menjadi salah satu bagian kondisi dalam hal ini perikanan memiliki kekuatan
luas perairan lestari sumberdaya perikanan eksternal yang memberikan potensi besar bagi
sebagai salah satu sektor andalan yang didukung masyarakatnya. Oleh sebab itu, sebagai bentuk
dengan posisi dan potensi strategis sebagai menopang kearifan lokal masyarakat terutama
bagan negara kepulauan dengan luas mencapai ¾ masyarakat nelayan dalam menjaga sektor
dari total wilayah dengan kekayaan sumberdaya perikanan agar dapat berlanjut terus menerus dan
alam yang terkandung didalamnya, oleh sebab dapat diwariskan ke generasi selanjutnya maka
itu sektor perikanan dan kelautan tercantum proses pembedayaan terhadap masyarakat perlu
dalam Undang – undang No. 17 Tahun 2007 untuk dilakukan.
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025, dimana salah satu Hasil Wawancara
misinya mewujudkan Indonesia menjadi negara Hasil wawancara dengan Kepala Dinas
kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan Perikanan dan Kelautan Kota Bitung pada
berbasiskan kepentingan nasional. tanggal 10 Mei 2021 mengatakan bahwa:
Proses pengelolaan dan pembangunan “Berkaitan dengan kearifann lokal di daerah
sumberdaya alam khususnya perikanan tidak kabupaten/kota, keberadaan masyarakat
terlepas dengan pengelolaan pesiri dan pulau – adat seyogyanya dapat dibuktikan melalui
pulau yang tercantum dalam Undang – undang serangkaian cerita sejarah yang sudah
No 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah berlangsung dalam komunitas masyarakat

640
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021 : 635 – 646

adat tersebut dimana keberadaan tersebut “Saya sudah berumur 43 Tahun. Saya lahir
tidak hanya diakui oleh komunitas adat itu dan besar di Kota Bitung. Sebelumnya saya
sendiri tetapi masyarakatt lain yang ada menjabat sebagai Camat di Selat Lembeh. Jadi
disekitarnya yang sudah berlangsung dalam untuk sejarah Festival Pesona Selat Lembeh
jangka waktu tertentu.” ini, kurang lebih saya pahami. Sebelum disebut
Upaya pengelolaan sumberdaya alam dan sebagai Festival Pesona Selat Lembeh,
lingkungan berbasis kearifan lokal berlaku mulai dulunya bernama Festival Selat Lembeh tanpa
dari pengelolaan sumberdaya air, hutan, ikan kata pesona. Namun sebelumnya ini bernama
baik di perairan darat maupun pesisir laut bahkan Festival Nelayan. Dikarenakan kebiasaan dari
masyarakat khususnya para nelayan yang
dalam sistem usaha. Upaya – upaya yang
setelah menangkap ikan, mereka mengucap
dilakukan untuk pengelolaan perikanan berkaitan
syukur bersama – sama dengan para
dengan fungsi – fungsi biologi, sosial, teknologi,
pengusaha ikan atas hasil laut dalam hal ini
ekonomi serta lingkungan sember daya sebagai
komponen yang saling berhubungan untuk ikan yang diberikan oleh Tuhan. Ini dilihat
terjaminnya pengelolaan perikanan berkelanjutan. oleh pemerintah Kota Bitung sebagai suatu
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan budaya (kearifan lokal) yang perlu untuk
memberdayakan masyarakat terutama nelayan dikembangkan, maka terciptalah Festival
dengan mempersiapkan, mengkaji, merencanakan Pesona selat Lembeh ini. Festival ini sudah
program serta pelaksanaan program dan evaluasi dilakukan sejak tahun 2009 dan menjadi
dilakukan untuk keberlanjutan sektor perikanan hajatan ahunan yang diselenggarakan oleh
dengan memperhatikan kearifan lokal yang tterdapat komunitas nelayan dan pengusaha perikanan
di wilayah. Dapat dikatakan bahwa pengelolaan Kota Bitung bekerja sama dengan Pemerintah
perikanan berkelanjutan harus berbasis masyarakat. Kota Bitung.”
Wawancara yang dilakukan dengan salah satu
Responden KG, BK dan UT
pimpinan Unit Pengolahan Ikan di Kota Bitung, Hasil wawancara dengan KG, BK dan UT, para
RT, tentang kearifan lokal dan pengelolaan dan nelayan yang lahir dan menetap di wilayah Selat
pembangunan perikanan berkelanjutan pada Lembeh Kota Bitung, senada dengan Kabag
tanggal 11 Mei 2021 mengatakan bahwa : Pembangunan MP, yang diwawancarai pada tanggal
“Sudah pernah ada upaya yang sudah dicoba 14 Mei 2021, mengatakan bahwa :
di wilayah pesisir di Indonesia dan negara – “Festival Selat Lembeh ini merupakan bentuk
negara di Asia lainnya yang diharapkan rasa syukur kami bersama dengan para bos – bos
mampu mengatasi kerusakan dan (pengusaha ikan) kepada Tuhan yang telah
berkurangnya summber daya yaitu dengan memberikan hasil laut yaitu ikan yang begitu
merubah pola pikir tentag pemanfaatan banyak, melimpah.”
sumberdaya ikan dari akses terbuka menjadi
kepemilikan umum dengan melibatkan Responden RK
masyarakat, pola ini dikenal dalam bentuk Responden RK yang diwawancarai
community-based Coastal Resources ditempat terpisah pada tanggal 14 Mei 2021 yang
Management (CB-CRM) atau pengelolaan mengatakan bahwa :
sumber daya psisir yang berbasis masyarakat “Festival ini baru sekarang di angkat ke dunia
yaitu proses dimana masyarakat melalui luar. Sebelumnya kami para nelayan sudah
proses politik menyepakati atau menyetujui sering melaksanakan dari tahun – tahun jauh
untuk mengelola sumber daya ikan atau (sudah lama) tapi karena terlihat begitu baik
mengalokasikan sebagian sumber daya yang untuk menjadi ikon wisata, maka nelayan dan
ada di masyarakat harus diolah tetapi harus para pengusaha bersama –sama dengan
juga dikembangkan untuk keberlanjutannya.” pemerintah membuat festival yang menjadi
daya tarik yang dapat dikatakan bahwa kami
Responden MP mengundang sebagai suatu bentuk kunjungan
Sekretariat Daerah Kota Bitung, MP yang wisata untuk bersyukur bersama-sama atas
merupakan Pegawai Negeri Sipil di Kota Bitung, berkat laut (ikan) yang diberikan oleh Tuhan
mengatakan bahwa : Yang Maha Esa.”

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 641
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

Pembahasan Masyarakat tradisional di Kota Bitung


pada umumnya sangat mengenal dengan baik
Dalam Undang – undang No 25 Tahun lingkungan disekitarnya. Mereka hidup dalam
2004 tentang sistem perencanaan pembangunan berbagai ekosistem alami yang ada dan telah
nasional, yang dalamnya mengamanatkan pola lama hidup berdampingan dengan alam secara
perencanaan pembangunan yang berbasis harmonis, sehingga mengenal berbagai cara
masyarakat sehingga diharapkan proses dan hasil memanfaatkan sumberdaya alam secara
pembangunan yang sudah dihasilkan dapat berkelanjutan. Masyarakat Kota Bitung
dinikmati oleh masyarakat. Pengolahan khususnya di pesisir dan laut memiliki keunikan
perikanan mengadopsi serta mengedepankan khusus seperti kesederhanaan, ikatan emosional
konservasi dan pemanfaatan sumber daya tinggi, kesenian rakyat dan loyalitas pada pimpinan
perikanan yang berkelanjutan. Oleh karena kultural seperti halnya konsep-konsep yang
masyaakat perlu untuk diberdayakan denga berkembang di daerah sebagai seluk beluk
mengedepankan kearifan lokan dalam prosenya masyarakat. Kearifan lokal tersebut menjadi
untuk mengelola dan membangfun sumber daya pedoman dalam berperilaku. Dalam berperilaku
perikanan berkelanjutan. orang akan berpedoman pada berbagai macam hal
Pendekatan yang digunakan dalam yang pada hakekatnya mempunyai nilai baik dan
menganalisa pengelolaan sumberdaya perikanan buruk serta pada kegiatan yang didasarkan pada
berkelanjutan berbasis kearifan lokal di Kota benar dan salah. Dalam kearifan lokal juga
terwujud upaya pengelolaan sumberdaya alam dan
Bitung Provinsi Sulawesi Utara yaitu teori yang
lingkungan yang juga merupakan wujud dari
disampaikan oleh Jim Ife. Menurut Jim Ife
konservasi oleh masyarakat. Kearifan lokal di
terdapat 4 dimensi yang mempengaruhi kearifan
Kota Bitung yang berkaitan dengan
lokal dalam proses pemberdayaan masyarakat,
dimana dimensi – dimensi tersebut terdiri dari pemberdayaan masyarakat dalam mengelola da
pengetahuan lokal, nilai lokal; keterampilan membangun sumberdaya perikanan
berkelanjutan yang diangkat dalam penelitian ini
lokal dan sumberdaya lokal.
teridiri dari :
1. Kearifan Lokal Masyarakat Kota Bitung
Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat a. Festival Nelayan (Festival Selat Lembeh)
Festival Pesona Selat Lembeh pertama
bisa berupa nilai, norma, etika, kepercayaan,
kali dilaksanakan pada tahun 2009 yang
adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan
sebelumnya bernama Festival Selat Lembeh.
khusus. Kearifan lokal merupakan pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai Festival ini pertama kali dikenal dengan
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang nama festival Nelayan. Dimana para nelayan
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam dan pengusaha perikan melaksanakan
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan festival nelayan sebagai bentuk syukur
mereka terhadap berkat Tuhan akan hasil
kebutuhan. Kelangsungan kearifan lokal akan
laut yang mereka peroleh. Selanjutnya terus
tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam
kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu dilaksanakan setiap tahunnya yang digelar
tiap bulan Oktober sebagai program tahunan
menjadi pegangan kelompok masyarakat
pemerintah Kota Bitung dan menjadi warisan
tertentu yang biasanya akan menjadi bagian
budaya dan sebagai kearifan lokal yang
hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui
diwariskan secara terus menerus atau turun
sikap dan perilaku mereka sehari-sehari. temurun. Bahkan festival ii menjadi bagian
Kearifan lokal yang terjadi di Kota Bitung tidak dalam rangkaian kegiatan World Ocean
hanya menyangkut pengetahuan dan Conference (WOC), yang mengangkat
pemahaman tentang relasi tetapi menyangkut pentingnya kelestarian laut dan konservasinya.
juga dengan kebiasaan kelompok manusia b. Penanaman Mangrove di Pasir Panjang
dengan seluruh penghuni ekologi pemberdayaan Hutan mangrove memiliki fungsi dan
masyarakat tentang pengelolaan dan manfaat yang sangat besar, baik ditinjau secara
pembangunan sumberdaya perikanan yang fisik, kimia, biologi, ekonomi, bahkan
berkelanjutan yang dilakukan secara sadar. wahana wisata. Secara fisik hutan mangrove

642
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021 : 635 – 646

dapat menjaga garis pantai agar tidak terjadi 2. Pemberdayaan Kearifan Lokal
abrasi, menahan sedimen, tiupan angin, dan Proses pengelolaan dan pemberdayaan
menyangga rembesan air laut kedarat. Secara masyarakat lokal tidak lepas dari proses
kimia hutan mangrove mampu mengolah pemandirian masyarakat dalam mengelola dan
limbah agar kemungkinan pencemaran sedikit membangun dalam hal ini sektor perikanan
dan yang paling utama menghasilkan oksigen. berkelanjutan. Dengan memberikan pelatihan
Secara biologi hutan mangrove merupakan khusus mengakomodasikan usulan anggota
habitat biota darat dan laut, sebagai daerah masyarakat jika ada yang meminta pelatihan
asuhan, mencari makan, dan tempat tertentu di luar program pemberdayaan yang
menghasilkan bibit ikan, batangnya dapat
telah disusun. Sebagai contoh, dalam kekriyaan
dijadikan bahan bakar, bahkan dapat dijadikan
pemuda karang taruna, dari pihak partisipan ada
suplemen. Dan sebagai fungsi wahan wisata,
yang mengusulkan untuk diberi pelatihan
hutan mangrove dijadikan sebagai tempat
pembuatan perahu. Hal tersebut membuktikan
penelitian dan tempat wisata.
bahwa masyarakat mampu menganalisis hal-hal
Hutan mangrove dapat menjadi solusi
yang dibutuhkan.
untuk berbagai jenis masalah lingkungan yang
Mengangkat kearifan lokal perlu
sering terjadi di bumi, terlebih semenjak krisis
memanfaatkan kearifan-kearifan lokal dalam
iklim dan berbagai macam pencemaran
upaya pemberdayaan komunitas. Contoh,
lingkungan menjadi semakin marak di bumi
mengajarkan masyarakat membuat dan mengelola
tercinta, termasuk di Indonesia. Kerusakan
tambak ikan bagi masyarakat suku laut di perairan
lingkungan ini bukan hanya berdampak negatif
yang memiliki kearifan lokal berupa larangan
pada manusia, melainkan juga untuk hewan-
mengambil hasil laut secara berlebihan atau
hewan, khususnya hewan yang hidup di habitat air.
membuat penangkaran telur ikan di kawaang
Salah satu manfaat hutan mangrove untuk hewan
mangrobve pasirpanjang di Kota Bitung.
adalah manfaat hutan mangrove untuk ikan laut.
Selanjutnya dengan memberikan bantuan sarana
Manfaat hutan laut untuk ikan laut adalah sebagai
sarana termasuk unsur yang paling penting dalam
tempat perlindungan bagi spesies-spesies ikan
melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Walaupun
yang ada di laut. Beberapa jenis hewan laut seperti
tujuan dari program pemberdayaan yaitu agar
ikan, udang, kepiting, kura-kural, dan siput
masyarakat mampu mandiri, namun sebagai proses
memiliki sifat yang membuatnya hanya cocok
awal memperkuat kemampuan masyarakat,
untuk tinggal di air payau. Dengan adanya hutan
diperlukan pemberian bantuan berupa sarana dan
mangrove, tentu saja hal ini dapat menjadi sebuah
prasarana. Contoh, untuk mencapai kesuksesan
habitat bagi spesies-spesies ikan, udang, kepiting,
dari program pengelolaan dan pembangunan
kura-kura, siput, dan ikan laut lainnya.
sumberdaya perikanan berkelanjutan diperlukan
Dengan menjaga kelestarian hutan mangrove,
bantuan berupa alat-alat perikanan serta bantuan
habitat ikan laut akan menjadi lebih terjaga
perizinan menggunakan bangunan dan fasilitas
sehingga ikan laut dan aneka spesies lainnya dapat
berkembang biak secara optimal di hutan mangrove. umum. Dalam praktiknya, sederet strategi-strategi
Apabila hal ini dapat berjalan dengan baik, pada pemberdayaan komunitas tersebut dilaksanakan
akhirnya hutan mangrove secara tidak langsung secara bertahap.
juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi 3. Model Pengelolaan dan Pemberdayaan
manusia dari keberhasilan konservasi terhadap Masyarakat Lokal
ikan laut melalui hutan mangrove. Melalui kondisi Kearifan lokal sejatinya yang memiliki enam
hutan mangrove yang baik, aneka jenis ikan laut dimensi yang meliputi pengetahuan lokal, nilai
akan dapat berkembang biak secara optimal lokal, keterampilan lokal, sumber daya alam
sehingga hal ini akan mendatangkan manfaat lokal, mekanisme pengembalian keputusan lokal,
secara ekonomi, terlebih bagi para nelayan dan serta solidaritas kelompok lokal pada dasarnya
penduduk di sekitar mangrove yang bisa menjadi panduan dalam proses pemberdayaan.
memanfaatkannya untuk kebutuhan konsumsi atau Pemberdayaan kearifan lokal intinya menjadi
kebutuhan lainnya seperti perdagangan, dengan prospek kearifan lokal dimasa akan datang (masa
penggunaan yang bertanggungjawab. depan).

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 643
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

Pemerintah Kota Bitung yang berkaitan menjaga dan mengelola sumberdaya alam dan
langsung dengan pengelolaan sumberdaya alam lingkungan di dalam maupun di luar kawasan
khususnya dalam perikanan dan masyarakat, dan 3) seberapa banyak manfaat (material dan
dimana masyarakat setempat tinggal dan nonmaterial) yang bisa diterima masyarakat dari
kemauan masyarakat untuk tetap menjaga kawasan konservasi sehingga keberadaannya
keseimbangan dengan lingkungan meskipun memiliki nilai yang menguntungkan secara terus
menghadapi berbagai tantangan. Maka dari itu menerus.
penting untuk melibatkan masyarakat lokal Walaupun belum ada contoh yang berhasil
dalam melakukan tindakan di lingkungan namun konseptual CBNRM bisa menjadi rujukan
dimana mereka tinggal guna menghindari dalam membangun model pengelolaan kawasan
konflik-konflik sosial dimana pengelolaan konservasi yang berpihak pada kesejahteraan
sumberdaya dalam hal ini pengelolaan masyarakat tanpa mengabaikan kelestarian
keanekaragaman hayatinya. Beberapa pokok
sumberdaya perikanan yang kurang
persoalan yang menjadi sasaran utama CBNRM,
memperhatikan kondisi sosial budaya
yaitu : 1) membuka akses bagi masyarakat
masyarakat lokal akan dapat menimbulkan
masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup lewat
konflik terutama dalam pengelolaan, alternatif pemanfaatan sumberdaya hayati yang tersedia
pengelolaan lahan, dan pemetaan sumberdaya sehingga mendorong mereka untuk terus
alam serta kepentingan antar kelompok mempertahankan keberadaannya; dan 3)
masyarakat lokal. penguatan posisi masyarakat dan stakeholder lain
Melihat pentingnya peran masyarakat dalam proses-proses pembuatan kebijakan
lokal dalam menjaga keberlanjutan perikanan pemerintah yang terkait dengan pengelolaan
maka penting untuk mempertahankan dan sumberdaya alam. Untuk menunjang
melindungi tindakan-tindakan masyarakat yang keberhasilannya maka ada beberapa prinsip
merupakan bentuk dari kearifan lokal. CBNRM dalam penerapan CBNRM, yaitu prinsip
(Community based nature resource pemberdayaan masyarakat, prinsip kesetaraan
management) atau Pendekatan Pengelolaan peran, prinsip berorientasi pada lingkungan dan
Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat prinsip penghargaan terhadap pengetahuan
merupakan strategi pengelolaan Sumberdaya lokal/tradisional.
perikanan dimana masyarakat berpartisipasi 4. Membangun Pengelolaan Sumberdaya
secara aktif dan berperan dalam menanggulangi Berbasis Masyarakat
masalah yang mempengaruhi kondisi perikanan Dalam kearifan lokal, terkandung pula
sehingga dalam hal ini CBNRM sangat menaruh kearifan budaya lokal. Kearifan budaya lokal
perhatian pada partisipasi masyarakat lokal sendiri merupakan pengetahuan lokal yang sudah
dalam memanfaatkan dan memelihara sektor sedemikian menyatu dengan sistem kepercayaan,
perikanan di sekitarnya. CBNRM merupakan norma, dan budaya serta diekspresikan dalam
contoh pendekatan dalam sistem pengelolaan tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka waktu
sektor perikanan yang mempertimbangkan yang lama. Jadi, untuk melaksanakan
aspek-aspek keadilan, pemerataan dan pembangunan disuatu daerah, hendaknya
kesejahteraan masyarakat di sekitar pesisir pemerintah mengenal lebih dulu seperti apakah
secara berkelanjutan. pola pikir dan apa saja yang ada pada daerah
Peran masyarakat lokal dalam CBNRM yang menjadi sasaran pembangunan tersebut.
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, Adalah sangat membuang tenaga dan biaya jika
monitoring dan evaluasi. Secara umum peran membuat tempat wisata tanpa memberi
masyarakat sendiri ditentukan oleh 3 hal yaitu : pembinaan kepada masyarakat setempat bahwa
1) sejauh mana pengetahuan lokal dapat dihargai tempat tersebut adalah “ikon” atau sumber
dan dimanfaatkan dalam membentuk sebuah pendapatan yang mampu menyejahterakan rakyat
sistem pengelolaan kawasan konservasi yang didaerah itu. Atau lebih sederhananya
pembangunan akan menjadi sia-sia jika pemerintah
baik; 2) seberapa besar kepedulian warga
komunitas lokal terhadap alamnya sehingga tidak mengenal masyarakat atau potensi yang
mampu mendorong ke arah upaya-upaya untuk tepat untuk pembangunan di daerah tersebut.

644
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021 : 635 – 646

Pembangunan pengelolaan sumberdaya dan partisipasi masyarakat maka kebijakan yang


berbasis masyarakat harus melampaui program diformulasikan tersebut akan lebih menyentuh
ekonomi yang direncanakan dan lebih persoalan yang sebenarnya dan tidak merugikan
mengutamakan perbaikan serta peningkatan kepentingan publik.
identifikasi masyarakat dengan lokalitas agar
mereka terlibat dalam proses pembangunan lokal.
Pendekatan pembangunan lokalitas ini KESIMPULAN DAN SARAN
menekankan pada keseluruhan kapasitas sistem
lokal untuk membangun dan memelihara Kesimpulan
hubungan kerja sama antar-kelompok. Caranya Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan menciptakan sistem penyelesaian masalah pembahasan, yang telah dijelaskan diatas,
masyarakat swadaya dan merangsang minat peneliti menarik kesimpulan bahwa:
partisipasi warga dalam urusan masyarakat. Guna
1. Kearifan lokal Festival Pesona Selat Lembeh
mencapai tujuan yang diinginkan melalui
pelaksanaan pemberdayaan, diperlukan strategi yang yang dilakukan setiap tahunnya pada bulan
tepat. Strategi yang dapat diterapkan dalam oktober merupakan kearifan lokal Kota Bitung
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya berbasis yang dilaksanakan dalam rangka mensyukuri
masyarakat untuk pembangunan dapat dilaukan berkat Tuhan atas hasil laut yang diperoleh.
dengan mempertimbangkan potensi masyarakat, Kearifan lokal Hutan Mangrove disebut
selanjutnya fasilitator atau pihak pemberdaya sebagai salah satu kearifan lokal dikarenakan
komunitas sepatutnya menghargai segala potensi dijadikan sebagai budaya bagi masyarakat
yang dimiliki oleh komunitas sasaran. Dalam untuk menanam mangrove yang dikhususkan
mempertimbangkan potensi masyarakat, perlu untuk melestarikan dan menangkarkan ikan –
melokalisasi kearifan lokal masyarakat tersebut ikan dengan tujuan aga perikanan di Kota
yang akan digunakan sebagai batu loncatan Bitung dapa terus berlanjut dan dapat
pemberdayaan. Sehingga dengan begitu dirasakan oleh generasi berikutnya.
masyarakat akan lebih mudah menerima berbagai 2. Pemberdayaan kearifan lokal menjadi sebuah
perubahaan dalam proses pemberdayaan. tradisi dan budaya yang terdapat dalam
Memberikan pendampingan secara berkelompok masyarakat di Kota Bitung yang menjadi suatu
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat secara peluang untuk dikelola dan diberdayakan
berkelompok dinilai akan lebih efektif sehingga dapat mengatur dan mengarahkan
dibandingkan jika harus dilakukan satu per satu. kehidupan masyarakat sehari-hari dan menjadi
Hal ini berdasarkan pertimbangan efisiensi dan norma sebagai aturan yang berpihak pada
keterbatasan waktu serta biaya yang harus lingkungan dalam konteks pengelolaan
dikeluarkan. sumberdaya perikanan berkelanjutan
Dalam pelaksanaan pengelolaan sumberdaya diantaranya dengan mengajarkan masyarakat
pesisir dan laut yang ditujukan untuk untuk mengambil atau menangkap ikan sesuai
memberdayakan sosial ekonomi masyarakat maka dengan kebutuhan dengan kata lain agar tidak
masyarakat seharusnya memiliki kekuatan besar melakukan over fishing. Sedangkan untuk di
untuk mengatur dirinya sendiri dalam pengelolaan kawasan hutan mangrove terus dilakukan
sumberdaya pesisir dan laut di era otonomi ini. penanaman mangrove tanpa membabatnya.
Proses peralihan kewenangan dari pemerintah ke 3. Keterampilan lokal yaitu model pengelolaan
masyarakat harus dapat diwujudkan. Namun ada dan pemberdayaan masyarakat lokal yang
beberapa hal yang masih menjadi tanggung jawab menggunakan model CBNRM (Community
pemerintah seperti soal kebijakan fiskal based nature resource management) atau
sumberdaya, pembangunan sarana dan prasarana, Pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Alam
penyusunan tata ruang pesisir, serta perangkat Berbasis Masyarakat merupakan strategi
hukum pengelolaan sumberdaya. Meski hal pengelolaan Sumberdaya perikanan dimana
tersebut menjadi bagian dari kewenangan masyarakat berpartisipasi secara aktif dan
pemerintah, namuntidak berarti masyarakat tidak berperan dalam menanggulangi masalah
memiliki kontribusi dan partisipasi dalam setiap yang mempengaruhi kondisi perikanan.
formulasi kebijakan. Dengan adanya kontribusi

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 645
Kearifan Lokal Pemberdayaan Masyarakat .…...........................(Stendy Lakoy, Shirley Goni, Deysi Tampongangoy)

4. Dalam membangun pengelolaan DAFTAR PUSTAKA


sumberdaya berbasis masyarakat kontribusi
masyarakat menjadi hal yang sangat penting Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian.
dimana dalam memberdayakan sosial Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
ekonomi masyarakat maka masyarakat harus Jim Ife (2002). Community Development.
memiliki kekuatan besar untuk mengatur Community Based Alternative in a of
dirinya sendiri dalam pengelolaan Globalization. Australia: Longman is an
sumberdaya pesisir dan laut. Imprint of Paperson Education.
Kelompok Kerja Penyelarasan Data Kelautan
Saran dan Perikanan. 2011. Kelautan dan
Hasil pembahasan dan kesimpulan yang Perikanan dalam Angka, 2011. Jakarta:
telah jelaskan tentang kkearifan lokal Pusat Data Statistik dan Informasi.
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
dan pembangunan sumberdaya perikanan
berkelanjutan di Kota Bitung, peneliti memberi
masukan dalam hal ini beberpa saran yang terdiri
dari:
1. Pemerintah perlu membuat program
perencanaan dan pembangunan untuk
menjaga dan melestarikan kearifan lokal
yang ada di Kota Bitung serta mengangkat
seluruh kearifan lokal yang ada agar dapat
menunjang sektor – sektor lainnya terutama
sektor – sektor yang berhubungan dengan
sektor perikanan.
2. Pemberdayaan kearifan lokal terutama yang
berhubungan dengan sektor perikanan diatur
dalam suatu peraturan yang jelas agar
pemerintah dapat mengawasi dan
masyarakat dalam menjalankan sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat.
3. Perlu dilakukan pendekatan – pendekatan
yang lebih spesifik dan intens terhadap untuk
memberdayakan masyarakat diantaranya
bekerjasama dengan instansi lain dalam hal
memberikan pelatihan – pelatihan bahkan
bantuan modal usaha yang lebih besar.
4. Untuk meningkatkan peran serta
masyarakat, masyarakat perlu dilibatkan
dalam berbagai agenda pemerintah terutama
dalam hal kearifan lokal.

646

You might also like