You are on page 1of 6

Strategi Adaptasi Nelayan di Kawasan… (Erwan Sulistianto dan Erwiantono)

STRATEGI ADAPTASI NELAYAN DI KAWASAN DANAU SEMAYANG


KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1) Erwan Sulistianto, 2) Erwiantono


1,2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur
1)
E-mail:erwan.listianto@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the socio-economic strategy that has been
carried out by the fisheries community in the area of SemayangLake in order to response
the changes in fishery resources which has been their source of livelihood. The research
was conducted by survey method which are conducting an interviews based on
questionnaires and direct observations in the field. Data collected in the form of primary
data by the survey methods and secondary data by reviewing publicationsthat is connected
to the purpose of research.
The results showed that the strategiescarried out by the fishing community in the area of
SemayangLake were : 1) implementing multiple livelihoods pattern in households of
fishermen to overcome economic difficulties by involving household members worked in
fishing effort. On the next phase, the multiplelivelihoods strategy was developed into
diversification of other types of fishing bussinesshold by families of fishermen. 2)
Establishing and expanding the social network of fishing communities, where social
networks are formed vertically (forming network between fishermen and traders / capital
owners / Ponggawa) and horizontallly (forming network among fishermen). 3) Establishing
a social institution on fisheries communities that guidingand controlling the thesustainable
utilization of fisheries resources and preserving the integrity of the fisheries society (as
social glue).

Keywords : Semayang Lake, socio-economic strategy, Fishermen

PENDAHULUAN maupun yang kecil; daerah lenthik yaitu


daerah rawa, dan danau atau genangan yang
Danau Semayang merupakan salah semi permanen maupun permanen
satu danau yang terdapat di Kabupaten Kutai (Mustakim et al., 2010).
Kartanegara, tepatnya berada di Kecamatan Danau semayang memiliki luas 13.000
Kota Bangun. Danau Semayang merupakan ha mempunyai arti dan peran penting bagi
salah satu tipe ekologi lahan basah (wet kehidupan masyarakat yang tinggal
land) yang berada di Daerah Mahakam disekitarnya. Mulai dari sebagai sarana
Tengah (DMT). Daerah tersebut mempunyai transportasi, sumber air bersih, pariwisata,
ekosistem yang sangat beragam, baik secara terutama sumber mata pencaharian. Mata
spasial maupun temporal. Sebagai bagian pencaharaian yang biasa dilakukan oleh
dari ekosistem sungai, daerah ini dicirikan masyarakat yang terkait dengan Danau
oleh fluktuasi air antara musim kemarau dan Semayang antara lain, usaha trasnportasi,
penghujan yang sangat bervariasi sepanjang nelayan dan pembudidaya. Nelayan dan
tahun. Habitat yang ada di sekitar Danau pembudidaya merupakan mata pencaharian
Semayang terdiri dari daerah lothik, yaitu mayoritas. Mengingat masih banyaknya
alur sungai (rivers channel) baik yang besar komoditas perikanan yang terdapat di Danau

88 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015


Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.2. Oktober. 2015 ISSN : 2087-121X)

Semayang. Tercatat lebih dari 25 jenis ikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
yang terdapat yang terdapat di perarian disusun sesuai dengan tujuan penelitian.
danau tersebut. Sedangkan untuk budidaya, Adapun data sekunder diperlukan
komoditi yang menjanjikan antara lain, mas, sebagai penunjang dan diperoleh dari Kantor
nila, sidat, dan lele (Suyatna et al., 2011). Kelurahan, Dinas Kelautan dan Perikanan,
Beberapa tahun terakhir, mulai banyak serta laporan penelitian sejenis.
bermunculan masalah yang terkait dengan Pengumpulan data sekunder dilakukan
kegiatan penangkapan dan budidaya yang melalui studi kepustakaan serta sumber-
dilakukan oleh masyarakat. Penggunaan alat sumber yang relevan dengan penelitian ini.
tangkap destruktif (setrum dan racun) dan
ketersediaan bibit ikan yang berkualitas baik Metode Analisis Data
serta tingginya harga pakan merupakan Data yang terkumpul dari hasil observasi
masalah yang sedang dihadapi oleh dan wawancara akan di tabulasi dan
masyarakat. Aturan yang ada di masyarakat dianalisis dengan menggunakan teknik
dirasa kurang mampu untuk mengatasi analisis secara deskriptif kualitatif.
permasalahan alat tangkap yang destruktif,
sedangkan bantuan dari pemerintah untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi permasalahn bibit dan pakan
dirasa kurang maksimal. Sehingga perlu Keadaan Wilayah Daerah Penelitian
adanya strategi adaptasi sosial ekonomi yang Kecamatan Kota Bangun terletak di
harus dilakukan oleh para nelayan untuk antara 1160 27’ BT - 1160 46’ BT dan 0007’
meningkatkan kembali kesejahteraanya. LS - 0036’LS. Luas wilayah Kecamatan Kota
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Bangun adalah 1.143,74 Km2 (BPS Kutai
mengkaji strategi sosial ekonomi yang telah Kartanegara, 2014). Kecamatan Kota
dilakukan oleh masyarakat nelayan di Bangun memiliki batas-batas wilayah
kawasan Danau Semayang sebagai respon sebagai berikut :
atas perubahan sumberdaya perikanan yang  Sebelah Utara : Kecamatan Muara
selama ini menjadi sumber penghidupannya. Kaman dan Kecamatan
Kenohan
METODE PENELITIAN  Sebelah Timur : Kecamatan Muara
Kaman dan Kecamatan
Tempat dan Waktu Penelitian Sebulu
Penelitian dilaksanakan pada bulan  Sebelah Selatan : Kecamatan Loa Kulu
april Tahun 2015 di perairan Danau dan Kecamatan Kenohan
Semayang Kecamatan Kota Bangun,  Sebelah Barat : Kecamatan Muara Wis
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Jumlah penduduk Kabupaten Kutai
Kartanegara pada Tahun 2013 sebanyak
Metode Pengumpulan Data 678.926 jiwa. Kecamatan Kota Bangun
Penelitian dilakukan dengan metode memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.107
survei, yaitu melakukan wawancara jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
berpedoman kuesioner dan pengamatan laki sebanyak 31.967 jiwa dan perempuan
langsung di lapangan. Data yang sebanyak 28.967 jiwa. Rasio jenis kelamin
dikumpulkan berupa data primer dan data di Kecamatan Kota Bangun sebesar 114,
sekunder yang relevan dengan tujuan berarti terdapat 114 orang laki-laki untuk
penelitian. Data primer merupakan data setiap 100 orang wanita. Lebih banyaknya
yang diperoleh dari sumber utama, baik penduduk berjenis kelamin laki-laki
melalui pengamatan langsung (observasi) mengingat Kecamatan Kota Bangun dengan
dari lapangan dan melakukan wawancara sejumlah potensi sumberdaya alam
kepada responden dengan berpedoman pada merupakan daya tarik (full factor) bagi

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 89


Strategi Adaptasi Nelayan di Kawasan… (Erwan Sulistianto dan Erwiantono)

pendatang untuk mengadu nasib di wilayah menyebabkan masyarakatnya yang


ini, demi mencari keuntungan ekonomi terkonsenterasi untuk tinggal di sepanjang
sehingga mampu meningkatkan sungai dan danau dan sebagian besar
kesejahteraan keluarganya. Oleh karena itu berprofesi sebagai nelayan dan
Kecamatan Kota Bangun menjadi satu pembudidaya ikan. Usaha penangkapan ikan
diantara daerah tujuan utama bagi pendatang di sungai dan danau merupakan usaha
dari luar Kalimantan Timur (BPS Kutai perikanan yang paling dominan dilakukan
Kartanegara, 2014). oleh masyarakat di daerah tersebut, hal
Kondisi geografis Danau Semayang tersebut dikarenakan selain luas areal usaha
yang dialiri oleh 4 sungai, yaitu Sungai yang tidak terbatas juga karena jenis hasil
Mahakam, Sungai Kedang Murung, Sungai tangkapan yang relatif beragam jumlahnya.
Belayan, dan Sungai Pela, sehingga

Gambar 1. Kondisi Danau Semayang

Jumlah Rumah Tangga Perikanan sumberdaya produksi selain tenaga kerja,


(RTP) Tangkap perairan umum di maka pola nafkah ganda pada rumah tangga
Kecamatan Kota Bangun sebanyak 2.351 nelayan miskin mempunyai arti
unit, kolam 425 unit, dan keramba 844 unit. pemanfaatan potensi tenaga kerja secara
Jumlah perahu yang dimilik sebanyak 2.536 optimum. Hal tersebut dilakukan melalui
unit. Luas lahan budidaya kolam sebesar 65 pengalokasian tenaga kerja rumah tangga
ha dan karamba 2.359 unit. Untuk produksi (laki-laki dan wanita, anak-anak yang
perairan umum 5.883,7 ton dengan nilai dewasa) serasional mungkin pada beragam
produksi Rp 80.000.379.000,00. Produksi kegiatan produksi perikanan. Dalam strategi
kolam sebesar 45,2 ton, dengan nilai pola nafkah ganda, wanita seperti juga laki-
produksi sebesar Rp 336.000.000,00 dan laki memiliki peran yang sangat penting
produksi keramba sebesar 3.280 ton dengan sebagai pencari nafkah baik di dalam
nilai produksi sebesar Rp 9.441.200.000,00. maupun di luar bidang perikanan.
Berdasarkan hasil penelitian
Strategi Adaptasi Rumah Tangga Nelayan menunjukkan, bahwa sebagian besar
di Kawasan Danau Semayang masyarakat nelayan di kawasan Danau
Pola Nafkah Ganda Semayang melakukan beragam kegiatan
Satu diantara strategi adaptasi yang perikanan dan non perikanan. Kegiatan
dapat ditempuh rumah tangga nelayan dalam perikanan sebagai mata pencaharian utama
mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan adalah sebagai nelayan, sedangkan kegiatan
mendorong anggota rumah tangga ikut budidaya karamba, pembuatan alat tangkap,
membantu mencari nafkah. Keterbatasan dan pengolahan hasil perikanan sebagai

90 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015


Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.2. Oktober. 2015 ISSN : 2087-121X)

usaha sampingan. Untuk usaha non Jaringan Sosial Masyarakat Nelayan di


perikanan meliputi usaha perdagangan, Kawasan Danau Semayang
pertukangan, petani sawah dan kebun, Jaringan sosial adalah hubungan-
perternakan, kerajian anyaman, taxi hubungan sosial antar tiga orang atau lebih
kapal/ces, dan guru TPA. Kegiatan pola yang berlangsung secara regulatif dalam
nafkah ganda dilakukan oleh masyarakat jangka waktu yang relatif lama berdasarkan
nelayan dengan harapan dapat membantu unsur-unsur kekerabatan, hidup bertetangga,
perekonomian rumah tangga, dan sebagian pertemanan dan hubungan patron klien,
untuk mengisi waktu senggang pada saat (Kusnadi, 2002). Dalam kegiatan ini
kegiatan utama tidak bisa dilakukan. dimaksudkan jaringan sosial adalah suatu
Sebagian besar masyarakat nelayan pola jaringan yang menggambarkan
menerapkan pola nafkah ganda, yang hubungan nelayan dengan nelayan lainnya,
sebagian melibatkan anggota keluarga, yaitu baik secara vertikal maupun horizontal.
isteri nelayan. Kegiatan nelayan tidak bisa Berdasarkan hasil wawancara dan
dilakukan sepanjang tahun, karena kondisi diskusi dengan nelayan di kawasan Danau
Danau Semayang surut, yang terjadi hingga Semayang, bentuk jaringan sosial yang
3 – 4 bulan. Kegiatan yang dilakukan pada terjadi pada umumnya secara horizontal,
saat itu adalah bertani. Kegiatan tersebut yaitu hubungan antara sesama nelayan,
dilakukan sebagian di kawasan danau yang sedangkan secara vertikal terjadi ketika
dangkal seperti daratan. Untuk kegiatan bagi proses pemasaran hasil dan modal usaha.
isteri nelayan seperti berdagang kecil- Para nelayan menjual hasil tangkapan dan
kecilan, kerajinan anyaman, pembuatan jala, budidaya karamba kepada pedagang
dan guru mengaji (TPA). Secara umum pengumpul yang ada di desa tersebut.
kegiatan pola nafkah ganda ini dilakukan Adapun basis terbentuknya hubungan sosial
oleh masyarakat nelayan dengan motivasi ini terjadi karena ada hubungan kekerabatan,
untuk dapat menambah pendapatan pertemanan/tetangga, dan kombinasi dari
keluarga. Nelayan menyadari bahwa usaha keduanya. Secara rinci mengenai bentuk
di bidang perikanan memperoleh hasil yang jaringan sosial pada masyarakat nelayan di
tidak menentu. kawasan Danau Semayang disajikan pada
berikut.

Tabel 1. Bentuk jaringan sosial pada masyarakat nelayan di kawasan Danau Semayang
No. Uraian Jaringan sosial Keterangan
1. Interaksi sosial :
a. Bentuk vertikal Nelayan – Pedagang Pengumpul Pemasaran hasil,
(berlainan status) modal usaha

Tukar
b. Bentuk horizontal Nelayan – Nelayan pengalaman,
(status sama) silaturrahmi
2. Basis Terbentuk a. Kekerabatan 40%
jaringan sosial b. Ketetanggaan 20%
c. Campuran 40%
Sumber : Data primer, 2015

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat karena kedekatan antar nelayan dengan


bahwa pola jaringan sosial yang terjadi pada nelayan lainnya. Pola jaringan sosial
masyarakat nelayan di kawasan Danau terbentuk dilandasi oleh hubungan
Semayang baik secara vertikal maupun kekerabatan dan ketetanggaan. Bentuk
horizontal. Proses interaksi sosial ini terjadi jaringan sosial terjadi ada dua yaitu secara

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 91


Strategi Adaptasi Nelayan di Kawasan… (Erwan Sulistianto dan Erwiantono)

vertikal, dimana hubungan yang terjadi memprihatinkan. Peran serta aktif anggota
berbeda status, yaitu antara nelayan dengan kelompok sangat kurang, sehingga kegiatan
pedagang pengumpul (Ponggawa). kelompok tidak bisa berjalan sesuai harapan.
Hubungan tersebut terjadi karena adanya Keberadaan lembaga formal sangat berperan
kerjasama secara ekonomi (pemasaran hasil aktif, apalagi adanya dana pengembangan
perikanan). Pada umumnya para nelayan desa (BANGDES), yang berguna untuk
menjual hasil tangkapan atau budidaya meningkatkan prasarana dan sarana
kepada pedagang pengumpul setempat. penunjang desa. Lembaga
Dalam proses jual beli tersebut, nelayan Permusyawarahan Desa (LPM) memiliki
bebas untuk menjual kepada siapa saja. Pola peran yang penting, terutama dalam
jaringan sosial yang berbentuk horizontal, menyusun perencanaan kebutuhan
yaitu hubungan yang terjadi sesama nelayan. masyarakat desa. LPM sebagai wujud
Hubungan terjadi untuk saling tukar perwakilan masyarakat harus mampu
informasi, silaturahmi sesama nelayan. menampung dan menyalurkan seluruh
keinginan masyarakat desa. Hasil
Kelembagaan Sosial Masyarakat Nelayan pengamatan menunjukkan, bahwa
Di Kawasan Danau Semayang keberadaan LPM sangat berarti dan
Tujuan dibentuknya lembaga sosial mempunyai peran yang signifikan terhadap
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pengembangan masyarakat desa.
bersama bagi anggota yang bersangkutan.
Sehingga dalam suatu lembaga ada suatu KESIMPULAN DAN SARAN
norma yang harus dipatuhi oleh setiap
anggotanya. Fungsi kelembagaan sosial Kesimpulan
adalah memberikan pedoman bagi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat bagaimana berperilaku, menjaga strategi yang dilakukan oleh masyarakat
keutuhan dalam masyarakat, serta menjadi nelayan di Kawasan Danau Semayang
pegangan bagi masyarakat untuk melakukan adalah
kontrol sosial. 1. Penerapan pola nafkah ganda di rumah
Berdasarkan hasil pengamatan dan tangga nelayan untuk mengatasi
wawancara, bentuk kelembagaan sosial yang kesulitan ekonomi dengan melibatkan
terbentuk pada masyarakat di kawasan anggota rumah tangga ikut membantu
Danau Semayang adalah : mencari nafkah pada usaha
a. Lembaga formal : penangkapan. Pada perkembangannya,
LPM, PKK, Karang Taruna, Rukun strategi nafkah ganda ini juga
Tetangga berkembang menjadi terjadi
b. Lembaga nonformal : diversifikasi jenis usaha perikanan lain
KTN, Yasinan, Majelis Ta’lim, Rukun yang dilakukan oleh keluarga nelayan.
Kematian, Ikatan Remaja Masjid dan 2. Jaringan sosial masyarakat nelayan
Musholla. telah terbentuk, baik secara vertikal
(hubungan antara nelayan dengan
Kelembagaan non formal yang berhubungan pedagang pengumpul/ponggawa) dan
dengan kegiatan perikanan adalah lembaga horizontal (hubungan yang terjadi
Kelompok Tani Nelayan. Pada Desa Pela sesama nelayan).
dan Desa Semayang terdapat kelembagaan 3. Kelembagaan sosial masyarakat
Kelompok Tani Nelayan, yang mempunyai nelayan yang menjadi pedoman
peran yang cukup penting. Dalam bertindak masyarakat untuk melakukan
kegiatannya, keberadaan kelompok tersebut kontrol dalam pemanfaatan sumber
masih perlu ditingkatkan perannya. daya ikan yang bersifat berkelanjutan
Berdasarkan wawancara diketahui, bahwa dan menjaga keutuhan sosial dalam
keberadaan kelompok tani nelayan cukup masyarakat (social glue).

92 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015


Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.2. Oktober. 2015 ISSN : 2087-121X)

Saran DAFTAR PUSTAKA


Saran yang bisa diberikan berdasarkan
penelitian ini adalah : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara. 2014.
1. Perlu adanya peningkatan keahlian Kecamatan Kota Bangun Dalam
usaha bagi nelayan baik di bidang Angka 2013. BPS Kabupaten Kutai
perikanan berupa pemanfaatan dan Kartanegara, Tenggarong.
pengelolaan hasil periknaan maupun di
luar bidang perikanan sebagai upaya BPS Kabupaten Kutai Kartanegara. 2014.
mempertahankan kesejahteraan. Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam
2. Perlu adanya penguatan kelembagaan Angka 2013. BPS Kabupaten Kutai
sosial masyarakat di desa sebagai Kartanegara, Tenggarong.
pengawas dalam pemanfaatan
sumberdaya ikan sehingga mampu Dinas Kelautan dan Perikanan. 2014.
menjaga keberlanjutan sumber daya Statistik Perikanan Kabupaten Kutai
ikan di Danau Semayang. Kartanegara 2013. Tenggarong.

Kusnadi. 2002. Akar Kemiskinan


Nelayan”. Yogyakarta. LKIS.

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2015 93

You might also like