Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze the socio-economic strategy that has been
carried out by the fisheries community in the area of SemayangLake in order to response
the changes in fishery resources which has been their source of livelihood. The research
was conducted by survey method which are conducting an interviews based on
questionnaires and direct observations in the field. Data collected in the form of primary
data by the survey methods and secondary data by reviewing publicationsthat is connected
to the purpose of research.
The results showed that the strategiescarried out by the fishing community in the area of
SemayangLake were : 1) implementing multiple livelihoods pattern in households of
fishermen to overcome economic difficulties by involving household members worked in
fishing effort. On the next phase, the multiplelivelihoods strategy was developed into
diversification of other types of fishing bussinesshold by families of fishermen. 2)
Establishing and expanding the social network of fishing communities, where social
networks are formed vertically (forming network between fishermen and traders / capital
owners / Ponggawa) and horizontallly (forming network among fishermen). 3) Establishing
a social institution on fisheries communities that guidingand controlling the thesustainable
utilization of fisheries resources and preserving the integrity of the fisheries society (as
social glue).
Semayang. Tercatat lebih dari 25 jenis ikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
yang terdapat yang terdapat di perarian disusun sesuai dengan tujuan penelitian.
danau tersebut. Sedangkan untuk budidaya, Adapun data sekunder diperlukan
komoditi yang menjanjikan antara lain, mas, sebagai penunjang dan diperoleh dari Kantor
nila, sidat, dan lele (Suyatna et al., 2011). Kelurahan, Dinas Kelautan dan Perikanan,
Beberapa tahun terakhir, mulai banyak serta laporan penelitian sejenis.
bermunculan masalah yang terkait dengan Pengumpulan data sekunder dilakukan
kegiatan penangkapan dan budidaya yang melalui studi kepustakaan serta sumber-
dilakukan oleh masyarakat. Penggunaan alat sumber yang relevan dengan penelitian ini.
tangkap destruktif (setrum dan racun) dan
ketersediaan bibit ikan yang berkualitas baik Metode Analisis Data
serta tingginya harga pakan merupakan Data yang terkumpul dari hasil observasi
masalah yang sedang dihadapi oleh dan wawancara akan di tabulasi dan
masyarakat. Aturan yang ada di masyarakat dianalisis dengan menggunakan teknik
dirasa kurang mampu untuk mengatasi analisis secara deskriptif kualitatif.
permasalahan alat tangkap yang destruktif,
sedangkan bantuan dari pemerintah untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi permasalahn bibit dan pakan
dirasa kurang maksimal. Sehingga perlu Keadaan Wilayah Daerah Penelitian
adanya strategi adaptasi sosial ekonomi yang Kecamatan Kota Bangun terletak di
harus dilakukan oleh para nelayan untuk antara 1160 27’ BT - 1160 46’ BT dan 0007’
meningkatkan kembali kesejahteraanya. LS - 0036’LS. Luas wilayah Kecamatan Kota
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Bangun adalah 1.143,74 Km2 (BPS Kutai
mengkaji strategi sosial ekonomi yang telah Kartanegara, 2014). Kecamatan Kota
dilakukan oleh masyarakat nelayan di Bangun memiliki batas-batas wilayah
kawasan Danau Semayang sebagai respon sebagai berikut :
atas perubahan sumberdaya perikanan yang Sebelah Utara : Kecamatan Muara
selama ini menjadi sumber penghidupannya. Kaman dan Kecamatan
Kenohan
METODE PENELITIAN Sebelah Timur : Kecamatan Muara
Kaman dan Kecamatan
Tempat dan Waktu Penelitian Sebulu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Sebelah Selatan : Kecamatan Loa Kulu
april Tahun 2015 di perairan Danau dan Kecamatan Kenohan
Semayang Kecamatan Kota Bangun, Sebelah Barat : Kecamatan Muara Wis
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Jumlah penduduk Kabupaten Kutai
Kartanegara pada Tahun 2013 sebanyak
Metode Pengumpulan Data 678.926 jiwa. Kecamatan Kota Bangun
Penelitian dilakukan dengan metode memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.107
survei, yaitu melakukan wawancara jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
berpedoman kuesioner dan pengamatan laki sebanyak 31.967 jiwa dan perempuan
langsung di lapangan. Data yang sebanyak 28.967 jiwa. Rasio jenis kelamin
dikumpulkan berupa data primer dan data di Kecamatan Kota Bangun sebesar 114,
sekunder yang relevan dengan tujuan berarti terdapat 114 orang laki-laki untuk
penelitian. Data primer merupakan data setiap 100 orang wanita. Lebih banyaknya
yang diperoleh dari sumber utama, baik penduduk berjenis kelamin laki-laki
melalui pengamatan langsung (observasi) mengingat Kecamatan Kota Bangun dengan
dari lapangan dan melakukan wawancara sejumlah potensi sumberdaya alam
kepada responden dengan berpedoman pada merupakan daya tarik (full factor) bagi
Tabel 1. Bentuk jaringan sosial pada masyarakat nelayan di kawasan Danau Semayang
No. Uraian Jaringan sosial Keterangan
1. Interaksi sosial :
a. Bentuk vertikal Nelayan – Pedagang Pengumpul Pemasaran hasil,
(berlainan status) modal usaha
Tukar
b. Bentuk horizontal Nelayan – Nelayan pengalaman,
(status sama) silaturrahmi
2. Basis Terbentuk a. Kekerabatan 40%
jaringan sosial b. Ketetanggaan 20%
c. Campuran 40%
Sumber : Data primer, 2015
vertikal, dimana hubungan yang terjadi memprihatinkan. Peran serta aktif anggota
berbeda status, yaitu antara nelayan dengan kelompok sangat kurang, sehingga kegiatan
pedagang pengumpul (Ponggawa). kelompok tidak bisa berjalan sesuai harapan.
Hubungan tersebut terjadi karena adanya Keberadaan lembaga formal sangat berperan
kerjasama secara ekonomi (pemasaran hasil aktif, apalagi adanya dana pengembangan
perikanan). Pada umumnya para nelayan desa (BANGDES), yang berguna untuk
menjual hasil tangkapan atau budidaya meningkatkan prasarana dan sarana
kepada pedagang pengumpul setempat. penunjang desa. Lembaga
Dalam proses jual beli tersebut, nelayan Permusyawarahan Desa (LPM) memiliki
bebas untuk menjual kepada siapa saja. Pola peran yang penting, terutama dalam
jaringan sosial yang berbentuk horizontal, menyusun perencanaan kebutuhan
yaitu hubungan yang terjadi sesama nelayan. masyarakat desa. LPM sebagai wujud
Hubungan terjadi untuk saling tukar perwakilan masyarakat harus mampu
informasi, silaturahmi sesama nelayan. menampung dan menyalurkan seluruh
keinginan masyarakat desa. Hasil
Kelembagaan Sosial Masyarakat Nelayan pengamatan menunjukkan, bahwa
Di Kawasan Danau Semayang keberadaan LPM sangat berarti dan
Tujuan dibentuknya lembaga sosial mempunyai peran yang signifikan terhadap
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pengembangan masyarakat desa.
bersama bagi anggota yang bersangkutan.
Sehingga dalam suatu lembaga ada suatu KESIMPULAN DAN SARAN
norma yang harus dipatuhi oleh setiap
anggotanya. Fungsi kelembagaan sosial Kesimpulan
adalah memberikan pedoman bagi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masyarakat bagaimana berperilaku, menjaga strategi yang dilakukan oleh masyarakat
keutuhan dalam masyarakat, serta menjadi nelayan di Kawasan Danau Semayang
pegangan bagi masyarakat untuk melakukan adalah
kontrol sosial. 1. Penerapan pola nafkah ganda di rumah
Berdasarkan hasil pengamatan dan tangga nelayan untuk mengatasi
wawancara, bentuk kelembagaan sosial yang kesulitan ekonomi dengan melibatkan
terbentuk pada masyarakat di kawasan anggota rumah tangga ikut membantu
Danau Semayang adalah : mencari nafkah pada usaha
a. Lembaga formal : penangkapan. Pada perkembangannya,
LPM, PKK, Karang Taruna, Rukun strategi nafkah ganda ini juga
Tetangga berkembang menjadi terjadi
b. Lembaga nonformal : diversifikasi jenis usaha perikanan lain
KTN, Yasinan, Majelis Ta’lim, Rukun yang dilakukan oleh keluarga nelayan.
Kematian, Ikatan Remaja Masjid dan 2. Jaringan sosial masyarakat nelayan
Musholla. telah terbentuk, baik secara vertikal
(hubungan antara nelayan dengan
Kelembagaan non formal yang berhubungan pedagang pengumpul/ponggawa) dan
dengan kegiatan perikanan adalah lembaga horizontal (hubungan yang terjadi
Kelompok Tani Nelayan. Pada Desa Pela sesama nelayan).
dan Desa Semayang terdapat kelembagaan 3. Kelembagaan sosial masyarakat
Kelompok Tani Nelayan, yang mempunyai nelayan yang menjadi pedoman
peran yang cukup penting. Dalam bertindak masyarakat untuk melakukan
kegiatannya, keberadaan kelompok tersebut kontrol dalam pemanfaatan sumber
masih perlu ditingkatkan perannya. daya ikan yang bersifat berkelanjutan
Berdasarkan wawancara diketahui, bahwa dan menjaga keutuhan sosial dalam
keberadaan kelompok tani nelayan cukup masyarakat (social glue).