Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Landscape character and anthropogenic activity are two important factors that influence the conservation of shellfish
(Polymesoda erosa) as food chain feeder filters and drivers of the economic system on the coast. The purpose of this
research is to identify the character of landscape and anthropogenic activity on the conservation of shellfish in the coast
of Tabanio Village, Takisung District, Tanah Laut Regency. The results showed that there are 7 types of landscape in
Coastal Village of Tabanio Village covering settlement, rice field, plantation, grave, sleep field, office, and other public
infrastructure. The largest use of landscaping is dominated by rice fields (34 percent), sleeping land (33 percent) and
settlements (29 percent), while the smallest use is grave (0.2 percent). There are five types of anthropogenic activities
that threaten the conservation of shellfish in Tabanio Village : (1) Wild hunting of wildlife, (2) Incorporating exotic species
of plants and animals into the area, (3) Damaging, picking, cutting and destroying plants and animals in and from the
region, (4) and animals in the area, and (5) Change the landscape that interfere with the life of plants and animals. The
two most frequent activities of the people in Tabanio Village are destruction, harvesting, felling, and destruction of plants
and animals in and from the region (87.7 percent) and poaching of wild animals (81 percent). While the lowest activity is
making a hole that disrupts plants and animals in the region (37 percent). The average acquisition of the entire
population of Tabanio Village from the hunting of shellfish per year is 3960 kg and the selling price of Rp5,000 per
kilogram then the gross revenue is Rp19.800.000.
1. PENDAHULUAN (https://infotanahlaut.com/kecamatan-takisung-
ditetapkan-zona-wisata-mangrove/).
Pantai Desa Tabanio, Kecamatan Takisung Berdasarkan data Direktorat Jenderal
merupakan salah satu kawasan pesisir yang berada Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2014),
di sekitar muara Sungai Barito yang mengalami keberadaan 150 ha hutan mangrove Desa Tabanio
tekanan hebat akibat aktivitas antropogenik dan ternyata bisa turut menunjang aktivitas denyut
perubahan lansekap. Penelitian terdahulu ekonomi desa khususnya karena keberadaan
menunjukkan kerusakan vegetasi pesisir khususnya kerang kepah (Polymesoda erosa) sebagai filter
mangrove yang paling parah umumnya ditemukan feeder rantai makanan dan penggerak sistem
di sekitar muara sungai pesisir Kalimantan Selatan ekonomi di pesisir pantai desa. Morton (1984),
seperti tergusurnya permukiman, kebun dan tambak mengatakan bahwa ekosistem mangrove yang
serta kerusakan bahu jalan propinsi antar dicirikan dengan tingginya keanekaragaman hayati,
kabupaten oleh abrasi pantai (Iriadenta 2001). di antaranya kelompok kekerangan dari famili
Meskipun beberapa wilayah pesisir di desa ini Corbiculidae yang berasosiasi dengan mangrove
mengalami kerusakan namun masih dapat dijumpai seperti Polymesoda erosa, Polymesoda expansa
beberapa bagian hutan mangrove yang relatif dan Polymesoda bengalensis.
terjaga. Dengan alasan demikian desa ini Kepunahan kerang kepah akibat eksploitasi
kemudian dijadikan pilot project pengembangan berlebihan dan perubahan lansekap adalah
wisata mangrove bersama desa Pagatan Besar dan ancaman nyata di depan mata. Jika terus dibiarkan,
Desa Takisung sejak tahun 2015 oleh Kementerian aktivitas pengambilan kerang bakau oleh
Perikanan dan Kelautan RI masyarakat akan semakin tidak terkendali dan daya
dukung lingkungan pantai semakin buruk. Salah
satu indikator yang bisa digunakan untuk Alat-alat yang digunakan antara lain GPS,
mengetahui seberapa jauh daya dukung lingkungan buku catatan, alat perekam suara, dan kamera
desa terhadap eksistensi kerang kepah P. erosa digital, sedangkan bahannya adalah data
lansekap, aktivitas antropogenik terkait konservasi
adalah dengan mengetahui karakter lansekap dan kerang kepah, analisis nilai ekonomi dan
aktivitas antopogenik dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan kerang kepah di Desa Tabanio.
sistem ekologi dan ekonomi di pesisir pantai. Pengambilan data dilakukan melalui survey
Sejauh ini informasi mengenai pengaruh data potensi desa, lansekap, dan pengamatan
karakter lansekap dan kegiatan antropogenik aktivitas antropogenik serta analisis ekonomi
terhadap konservasi kerang kepah (Polymesoda kerang kepah. Survey profil desa meliputi batas
erosa) di Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah wilayah, luas wilayah, jumlah penduduk,
Laut belum terdokumentasi dengan baik. Padahal perbandingan jenis kelamin, dan mata
pencaharian. Survei lansekap meliputi jenis
informasi ini sangat diperlukan mewujudkan lansekap, luas lansekap dan jumlah koridor di
melestarikan biodiversitas berbasis pendekatan setiap lansekap. Survey aktivitas antropogenik
coarse filter yakni menjaga keseluruhan biomassa dikaitkan dengan konservasi kerang kepah.
yang jumlahnya luar biasa - jutaan spesies - dari secara deskriptif. Pengaruh perbedaan lansekap
keanekaragaman hayati yang ada (Vold dan Buffet, dan aktivitas antropogenik terhadap nilai ekonomi
2008). Informasi ini juga diperlukan sebagai modal kerang kepah dihitung menggunakan korelasi
dasar meningkatkan ketahanan di pesisir pantai Pearson pada tingkat kepercayaan 95%.
terhadap gangguan dan ancaman pasokan pangan,
kestabilan politik dan budaya (Kuspriyangga, 2011). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas 3.1. Profil Desa Tabanio
maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
karakter lansekap dan kegiatan antropogenik yang Desa Tabanio berbatasan dengan Desa Sungai
berpengaruh terhadap upaya konservasi kerang Bakau / Raden, Kecamatan Kurau di utara, (2) Desa
kepah (Polymesoda erosa) khususnya di pesisir Pagatan Besar, Kecamatan Takisung di selatan, (3)
pantai Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Desa Ujung Batu / Panjaratan, Kecamatan Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut. di timur, dan (4) Laut Jawa di barat (Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa:
2. METODE Desa Tabanio, 2014). Potensi pariwisata desa ini
berupa pasir pantai
Penelitian dilaksanakan di Desa Tabanio, (https://kalsel.antaranews.com/berita/46932/bupati-
Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut. hadiri-peringatan-nuzulul-quran-desa-tabanio).
Secara geografis dan astronomis desa ini terletak Jumlah penduduk Desa Tabanio pada tahun
pada lintang 114°44’25,9” Bujur Timur 2014 3.986 orang. Jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan adalah 2.057 dan 1.929 orang (Gambar
3°26’52,0” Lintang Selatan (Gambar 1). Penelitian
2). Jumlah penduduk laki-laki di Desa Tabanio
ini berlangsung tiga bulan (Agustus - Oktober 2016).
terbanyak dijumpai pada usia dewasa atau 21 - 30
tahun (33,7%), sedangkan jumlah terbesar
perempuan pada usia remaja (11 - 20 tahun)
32,5%.
Kecamatan Takisung
Desa Tabanio
Gambar 2. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki berpotensi besar dalam produktifitas dan kreatifitas
dengan perempuan di Desa Tabanio (https://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/penduduk/item67?).
Pengembangan sumber daya manusia adalah 3.2. Karakter Lansekap Desa Tabanio
kunci untuk mencapai kualitas kehidupan manusia
yang lebih baik. Salah satu cara untuk Data dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan
meningkatkan kualitas hidup manusia adalah Masyarakat dan Desa: Desa Tabanio (2014)
dengan melibatkan masyarakat di bidang diketahui luas total wilayah Desa Tabanio adalah
pendidikan, baik pendidikan formal maupun 2.355 ha. Sebanyak tujuh jenis lansekap ekosistem
informal. Diharapkan setiap keluarga dapat ditemukan di Desa Tabanio antara lain :
mengambil keuntungan dari adanya pendidikan pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan,
formal juga memiliki preferensi yang baik untuk lahan tidur, perkantoran, dan prasarana umum
melibatkan anak-anak mereka untuk menempuh lainnya. Tipe penggunaan lahan di Desa Tabanio
pendidikan formal guna memperluas pengetahuan juga terbagi menjadi dua bagian yakni lahan kering
dan pikiran mereka (Suryani, Amanah, dan dan lahan basah. Lahan kering terdiri dari
Kusumastuti, 2004). tegal/ladang, pemukiman, dan pekarangan
Gambar 5 menunjukkan perbandingan tingkat sedangkan lahan basah terdiri dari sawah tadah
pendidikan berdasarkan perbedaan jenis kelamin di hujan, sawah irigasi setengah teknis, rawa dan
Desa Tabanio Kecamatan Takisung. Mayoritas gambut. Persentase luas lahan kering dan lahan
penduduk (44,38%) dalam usia sekolah (6 - 25 basah di Desa Tabanio adalah 30,4% dan 69,6%.
tahun) menyelesaikan pendidikan SD/sederajat Permukiman mendominasi seluruh lahan
dengan rasio perempuan dan laki-laki 24,21% dan kering (93,9%) di Desa Tabanio, sisanya adalah
20,17%. Tingkat pendidikan yang paling sedikit tegal/ladang 3,19% dan pekarangan 3,72%
ditempuh adalah D-3/sederajat (0,81%) dengan (Gambar 4). Permukiman dikenali dari bentuk kotak-
rasio perempuan dan laki-laki 0,34% dan 0,47%. kotak sederhana yang saling berdekatan dengan
ukuran relatif kecil. Warna yang terlihat berupa
putih, coklat cerah sampai coklat gelap. Pemukiman
umumnya terletak di pinggir jalan memanjang
mengikuti pola jalan. Sedangkan vegetasi biasanya
berwarna hijau muda sampai berwarna tua (Malik,
2011).
Menurut Yaherwandi, Manuwoto, Buchori,
Hidayat & Prasetyo (2007) pada lansekap pertanian
moderen akan ditemukan kondisi struktur spasial,
keanekaragaman habitat dan komposisi habitat
yang sangat bervariasi dari satu lanskap ke lanskap
yang lain. Lansekap pesisir adalah lingkungan yang
Gambar 3. Tingkat pendidikan berdasarkan jenis menjadikan air sebagai agen geomorfik utama. Air
kelamin di Desa Tabanio Kecamatan dalam bentuk ombak lembut atau kencang akan
Takisung
menabrak garis pantai. Angin juga bisa menjadi
agen geomorfik di lingkungan ini dan menciptakan
Data sensus penduduk tahun 2014 di Desa
banyak bentang alam pesisir seperti tebing, gua,
Tabanio menunjukkan penduduk berumur di bawah
pantai, bukit pasir, terumbu karang dan pulau-pulau
10 tahun berjumlah 18,09%, di bawah 20 tahun
(Education Services Australia, 2013).
sekitar 35,1%, dan di bawah 30 tahun sekitar
52,48%. Bila dibandingkan dengan proporsi
penduduk negara RI berdasarkan sensus pada
tahun 2010, sekitar 19% penduduk Indonesia
adalah anak yang umurnya di bawah 10 tahun,
sekitar 37% di bawah 20 tahun dan sekitar
setengah populasi Indonesia berusia di bawah 30
tahun. Angka-angka ini menunjukkan (dari
perspektif demografis) bahwa penduduk Desa
Tabanio di Kecamatan Takisung pada khususnya
terjadi pada tepi sungai, dan berdasarkan waktunya Mengubah bentang alam yang mengganggu
gangguan tersebut lebih sering terjadi pada sore kehidupan tumbuhan dan satwa, 4). Membuat
hari. lubang yang mengganggu tumbuhan dan satwa
Adapun pada ekosistem mangrove, dalam kawasan, dan 5).Merusak, mengambil,
khususnya di pesisir pantai Desa Tabanio menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan
gangguan yang sering dijumpai adalah penebangan satwa dalam dan dari kawasan
pohon yang memanfaatkan langsung sumber daya
hayati di dalam ekosistem mangrove. Penebangan Tabel 2. Jenis-jenis aktivitas antropogenik terkait
pohon tidak hanya berdampak terhadap kehilangan konservasi kerang kepah di Desa Tabanio
vegetasi di ekosistem mangrove namun dampak
Jenis Gangguan Antropogenik Skala
besar lain adalah alih fungsi lahan menjadi tambak
1. Perburuan liar terhadap satwa V
ikan/udang. Dampak negatif lanjutannya adalah 2. Memasukkan jenis-jenis tumbuhan dan satwa IV
hilangnya berbagai layanan yang disediakan eksotik ke kawasan
ekosistem mangrove seperti : tempat penangkapan 3. Mengubah bentang alam yang mengganggu III
ikan secara langsung, sumber kayu bakar dan kehidupan tumbuhan dan satwa
4. Merusak, mengambil, menebang, dan
arang, sumber kayu bangunan, sumber bahan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam dan II
pangan, pakan ternak, bahan obat, bahan baku dari kawasan
industri, serta kepentingan pariwisata dan 5. Membuat lubang yang mengganggu tumbuhan
pendidikan (Setyawan dan Winarno, 2006). dan satwa dalam kawasan I
Keterangan: Skala gangguan menunjukkan urutan gangguan
dan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh
3.4. Aktivitas Antropogenik dan Konservasi penduduk
daya ikan, dan petambak garam disebutkan Selain dijual mental, kerang kepah secara
mengenai perbedaan antara nelayan dengan buruh tradisional digunakan penduduk Desa Tabanio
nelayan. Nelayan adalah setiap orang yang mata sebagai makanan yang mengandung protein tinggi
pencahariannya melakukan penangkapan ikan dan bisa disantap bersama nasi sebagai makan
sedangkan nelayan buruh adalah nelayan yang pokok. Diketahui kandungan nutrisi pada semua
menyediakan tenaganya yang turut serta dalam kelompok (% berat kering) kerang kira-kira sebagai
usaha penangkapan ikan. berikut : kadar air 14 – 16 %, kadar abu 9 – 55 %,
kadar Lemak 6.2 – 6.8 %, serat kasar 0.03 – 0.04
3.5. Nilai Ekonomi Kerang Kepah %, protein kasar 50 – 55 %, karbohidrat 2.36 – 4.95
% dan serat memberikan energi sebesar 69 – 88
Penghitungan potensi ekonomi kerang kepah di kkal/100 gram daging (Khasanah, 2010).
Desa Tabanio diketahui berdasarkan hasil Salahsatu jenis olahan yang banyak dimakan
wawancara dari 10 responden yang bermata oleh penduduk lokal adalah gangan kepah.
pencaharian sebagai nelayan dan petani (Gambar Makanan ini dibuat dengan cara merebus terlebih
7). Hasil perhitungan menunjukkan rerata jumlah dahulu kerang di dalam panci sesuai kebutuhan. Air
kerang kepah hasil perburuan selama tiga bulan rebusan pertama dibuang karena biasanya
terakhir adalah 13 - 22 kg per bulan. Perolehan ini mengandung banyak pasir. Kerang itu selanjutnya
secara umum dipengaruhi oleh kondisi pasang atau dimasak kembali dengan menambahkan bawang
surut permukaan air laut. merah, bawang putih, garam serta gula. Kemudian
disajikan dalam piring dan disantap bersama nasi
atau langsung dimakan sebagai camilan seperti
terlihat pada Gambar 8.
-----