You are on page 1of 8

ANALISA PEMAKAIAN JUMLAH BE (BLEACHING EARTH) TERHADAP

KUALITAS WARNA DBPO (Degummed Bleached Palm Oil)PADA


TANGKI BLEACHER (D202) DENGAN KAPASITAS
2000 Ton / Hari DI UNIT REFINERY
PT. SMART Tbk BELAWAN

Oleh :
T. Hasballah 1),
Leonardo H Siregar 2)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2)
E-mail:
teukuhasballah55@gmail.com 1)
leonardosiregar@gmail.com 2)

ABSTRACT
Bleaching Earth (BE) is one of the supporting components in the bleaching process of palm
oil (CPO). Palm oil (CPO) consists of 2 main components, namely triglyceride compounds
and non-triglyceride compounds, triglyceride compounds consisting of esters and glycerol,
while non-triglycerides consist of several components, including carotene, free fatty acids,
tocopherolsterol, phosphatida, copper, iron, waste and others. The carotene component
contains beta-carotene, which is about 500 - 700 ppm, consisting of 36% α beta-carotene and
54% β beta-carotene. By adding Bleaching Earth (BE), where the process takes place in the
bleacher tank (D202), the red pigment will reduce the color and bleach the beta-carotene
contained in the oil, where the initial color of CPO = 20/20 becomes 17/20. Bleaching Earth
(BE) settings greatly affect the stability and quality of DBPO oil with dosing between 0.6% -
1.4% and also influenced by oil quality with dobi analysis specifications. The research was
conducted by analyzing the color of the DBPO after conducting trial dosing of BE 0.6% -
1.4% with a flow rate of 83300 Kg / hour. Thus, the dosing BE is in accordance with the
factory standard from the calculation using simple regression analysis = 1.0%.
Keywords: Dosing BE, Bleaching Process, Refinery Process

ABSTRAK
Bleaching Earth (BE) adalah salah satu komponen penolong dalam proses pemucatan minyak
kelapa sawit (CPO). Minyak kelapa sawit (CPO) terdiri 2 komponen utama yaitu senyawa
trigliserida dan senyawa non trigliserida, senyawa trigliserida terdiri dari ester dan gliserol
sedangkan nontrigliserida terdiri dari beberapa komponen antara lain karotena asam lemak
bebas tokoferolsterol fosfatida tembaga besi kotoran dan lain-lain. Kompenen karotena
mengandung betakaroten yaitu sekitar 500 – 700 ppm dengan perincian 36 % α betakaroten
dan 54 % β betakaroten. Dengan menambahkan Bleaching Earth (BE) yang mana prosesnya
berlangsung di tanki bleacher(D202) maka pigmen merah akan mengurangi warna dan
memucatkan betakaroten yang terkandung dalam minyak yang mana warna awal CPO =
20/20 menjadi 17/20. Pengaturan Bleaching Earth (BE) sangat berpengaruh terhadap stability
dan quality minyak DBPO dengan dosing antara 0,6 % - 1,4 % dan dipengaruhi juga oleh
quality minyak dengan spesifikasi analisa dobi. Penelitian dilakukan dengan menganalisa
warna DBPO setelah melakukan trial dosing BE 0,6 % - 1,4 % dengan flowrate 83300
Kg/Jam. Dengan demikian didapatkan dosing BE yang sesuai dengan standar pabrik dari hasil
perhitungan dengan menggunakan analisa regresi sederhana = 1,0 %.
Kata Kunci: Dosing BE, Proses Bleaching, Proses Refinery

JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Volume 1, Nomor 1, Desemver 2020 ; 9-16 9


1. PENDAHULUAN diharapkan danjika pemakaian bleaching
A. Latar Belakang earth diatas 1,4% minyak yang dihasilkan
Minyak kelapa sawit mengandung akan semakin bagus, namun biaya
senyawa Trigliserida dan senyawa produksi akan semakin besar sehingga
nontrigli serida. Senyawa trigliserida dapat menambah biaya produksi yang
merupakan ester dari gliserol dengan tiga dikeluarkan oleh pabrik sehingga akan
molekul asam lemak sedangkan senyawa menimbulkan kerugian pada pabrik serta
nontrigliserida merupakan komponen- akan menyebabkan block niagara filter
komponen yang tidak diharapkan pada (PT. SMART, Tbk).
minyak karena senyawa ini menimbulkan
warna serta rasa danbau yang tidak B. Batasan Masalah
diinginkan. Salah satu senyawa Batasan maslah yang diambil dari
nontrigliserida adalah kandungan karotena beberapa perumusan masalah dari
(Nurhida, 2004). penelitian ini sebagai berikut :
Proses pemurnian minyak sawit 1. Berapakah jumlah pemakaian Bleaching
adalah proses yang merubah CPO menjadi Earth yang dibutuhkan pada proses
minyak goring secara efisien dengan pemucatan Crude Palm Oil (CPO) di
membuang kotoran-kotoran yang tidak tangki Bleacher (D202) untuk
diinginkan sampai pada tingkat yang dapat menghasilkan warna DBPO yang
di terima. Hal ini berarti juga bahwa memenuhi standar pabrik tersebut.
kerugian pada komponen yang diinginkan 2. Menganalisa pengaruh jumlah
diusahakan tetap minimal (Pahan, 2006). pemakaian Bleaching Earth pada tangki
Warna DBPO (Degummed Bleached Bleacher D202 terhadap kualitas warna
Palm Oil) yang memenuhi standar mutu Degummed Bleached Palm Oil
yang ditetapkan pabrik adalah maksimal (DBPO)?
17R.Sedangkan untuk parameter warna, 3. Menghitung volume tangki Bleacher
SNI tidak menetapkan standar khusus (D202).
untuk DBPO tetapi menetapkan standart
warna untuk minyak goring yaitu 5,0R C. Tujuan Penelitian
(berdasarkan SNI 7709:2012). Penelitian yang dilakukan dalam hal
Pada proses pemucatan, standar ini memiliki tujuan antara lain :
warna yang diinginkan dapat dicapai 1. Mendapatkan hubungan jumlah
sesuai dengan keinginan konsumen. Salah pemakaian bleaching earth terhadap
satu yang menghambat proses pemucatan kualitas warna DBPO secara umum.
adalah bila dalam minyak masih 2. Mendapat kandosis bleaching earth
terkandung sejumlah gum atau getah dalam yang mencapai kualitas warna DBPO
minyak kelapa sawit sehingga pada proses sesuai standar pabrik.
pemucatan ini digunakan bahan pemucat
yaitu bleaching earth sebagai adsorben D. Manfaat Penelitian
yang menyerap warna kemerahan pada Penelitian ini bermanfaat untuk
minyak tersebut. Bleaching earth tersebut mengetahui hubungan antara pemakaian
berwujud padat seperti tanah liat yang jumlah bleaching earth dengan kualitas
komposisi utamanya adalah silica dan warna DBPO, lalu mencari solusi
alumina. Pemakaian bleaching earth yang permasalahan yang ada dan dapat
digunakan pada pabrik yaitu berkisar diaplikasikan pada plant Refinery.
antara 0.6 – 1.4%. Apabila jumlah Sehingga kedepannya dapat mencapai
pemakaian bleaching earth dibawah 0,6% kualitas warna DBPO sesuai standar
maka proses penyerapan warna merah pabrik.
dalam minyak kurang maksimal sehingga
stability minyak tidak sesuai dengan yang 2. TINJAUAN PUSTAKA

10 ANALISA PEMAKAIAN JUMLAH BE (BLEACHING EARTH) TERHADAP KUALITAS WARNA DBPO


(Degummed Bleached Palm Oil) PADA TANGKI BLEACHER (D202) DENGAN KAPASITAS
2000 Ton / Hari DI UNIT REFINERY PT. SMART Tbk BELAWAN
T. Hasballah 1), Leonardo H Siregar 2)
2.1. Minyak Kelapa Sawit yang terlarut maupun yang tidak terlarut
Minyak kelapa sawit diperoleh dari dalam minyak serta suspensi yang turut
pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis terekstraksi pada waktu pengepresan
guineensis jacq).Secara garis besar buah kelapa sawit (Ketaren, 1986).CPO yang
kelapa sawit terdiri dari serabut buah diekstrak secara komersial dariTBS
(pericarp) dan inti (kernel).Serabut buah walaupun dalam jumlah kecil mengandung
kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu komponen dan pengotor yang tidak
lapisan luar atau kulit buah yang disebut diinginkan. Komponen ini termasuk serat
pericarp, lapisan sebelah dalam disebut mesokrap, kelembaban, bahan-bahan tidak
mesocarp atau pulp dan lapisan paling larut, asamlemak bebas, phospholipida,
dalam disebut endocarp.Mesocarp logam, produkoksidasi, dan bahan-bahan
mengandung kadar minyak rata-rata yang memiliki bauyang kuat. Impurities
sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung pada minyak kelapa sawit ini sangat
minyak sebesar 44%, dan endocarp tidak merugikan karena dapat menyebabkan
mengandung minyak. Minyak kelapa sawit warna merah gelap yang tidak diinginkan
seperti umumnya minyak nabati lainnya pada minyak.Dalam industri minyak
adalah merupakan senyawa yang tidak kelapa sawit, warna merupakan parameter
larut dalam air, sedangkan komponen utama dalam penentuan kualitas minyak
penyusunnya yang utama adalah dan digunakan sebagai dasar dalam
trigliserida dan nontrigliserida (Pasaribu, penentuan apakah minyak tersebut
2004). diterima atau tidak dalam dunia
perdagangan. Semakin gelap warna CPO
2.2.Komponen-komponen pada minyak maka akan semakin mahal biaya yang
kelapa sawit dibutuhkan dalam proses pemurnian, selain
Komponen penyusun minyak sawit itu warna yang gelap juga menandakan
terdiri dari trigliserida dan non- kualitas minyak yang rendah (Kun-She
trigliserida. Asam-asam lemak penyusun Low, 1998).
trigliserida terdiri dari asam lemak jenuh Tujuan utama dari proses pemurnian
dan asam lemak tidak jenuh. adalah untuk menghilangkan rasa serta bau
tidak enak, warna sebelum dikonsumsi
2.3. Mutu Minyak Kelapa Sawit atau digunakan sebagai bahan mentah
Mutu minyak kelapa sawit dalam industri. Pemurnian CPO dapat
merupakan hal yang penting untuk dilakukan dengandua metode yaitu
menentukan bahwa minyak tersebut pemurnian fisik (physicalrefinery) dan
bermutu baik.Salah satu yang menentukan pemurnian kimiawi (chemical refining).
bahwa minyak tersebut bermutu baik yaitu Perbedaan utama duajenis pemurnian ini
warna.Warna merupakan parameter yang ada pada cara menghilangkan asam lemak
digunakan sebagai parameter di dalam bebas. Akan tetapi kedua metode dapat
dunia pedagangan. menghasilkan refined bleached
Standar mutu minyak goreng telah deodorizedpalm oil (RBDPO) yang
dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan memiliki kualitas dan stabilitas yang
Standarisasi Nasional (BSN) yaitu SNI diinginkan (Fitryono, 2012).
7709-2012, menetapkan bahwa standar
mutu minyak goring. 2.5. Proses Pemucatan Minyak Kelapa
Sawit
2.4. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Pemucatan adalah suatu proses yang
Kualitas minyak kelapa sawit bertujuan untuk menghilangkan atau
ditentukan oleh tingkat kemurnian mengurangi zat-zat warna yang tidak
CPO.Minyak kelapa sawit mentah masih disukai dalam minyak. Pemucatan ini
mengandung beberapa impurities baik dilakukan dengan mencampur minyak

JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Volume 1, Nomor 1, Desemver 2020 ; 9-16 11


dalam sejumlah pemucatan seperti Fuller 1) Lovibond Cell
Earth (tanah serap),Activated Clay (tepung 2) Tintometer merk Lovibond
aktif) dan Activated Carbon (Karbon
aktif). Dan saat ini yang paling popular 3. Prosedur kerja pengambilan Sampel
adalah Activated Bleaching Earth (tanah DBPO pada variasi jumlah tanah
pemucat) karena dipergunakan untuk pemucat.
mengurangi atau menghilangkan Metode kerja yang dilakukan selama
impurities (pengotor) yang tidak Kerja Praktek adalah dengan melakukan
diinginkan pada minyak nabati (Emma, pengamatan, studi langsung kelapangan
2003). dan studi literatur yang berhubungan
dengan permasalahan pokok dengan tahap
3. METODE PENELITIAN sebagai berikut :
3.1. Waktu Dan Tempat Analisa a. Mengambil sampel DBPO dari catridge
Lokasi penelitian dilakukan di Plant DBPO dengan menggunakan botol kaca
Refinery III dan di Laboratorium PT. kecil dan dibawa ke laboratorium untuk
Smart Tbk, Belawan di mulai tanggal 12 dilakukan prosedur analisa warna.
Juli 2016 s/d 19 Juli 2016. b. Melakukan pengamatan, pengukuran
serta mencatat data-data yang
3.2. Pengambilan Data dan Prosedur berhubungan dengan :
Analisa 1) Jumlah flowrate bahan baku CPO
1. Bahan yang digunakan yang dimasukkan pada proses
a. Proses pemucatan minyak CPO pengolahan yang dilihat pada Flow
1) CPO (Crude Palm Oil) meter Total Reader.
2) Asam Fosfat (H3PO4) 2) Warna CPO yang akan diolah.
3) Bleaching earth 3) Dosingphosforid acid yang
4) Steam digunakan dalam tahap Degumming
b. Proses analisa warna pada Computer yang terdapat dalam
1) DBPO (Degummed Bleached Palm Control room.
Oil) 4) Dosingbleaching earth yang
digunakan pada proses pemucatan
2. Peralatan yang digunakan CPO pada Computer yang terdapat
a. Pada Proses pemucatan minyak dalam Control room.
CPO 5) Tekanan steam sparging yang
1) Tangki CPO digunakan pada proses proses
2) Strainer pemucatan CPO pada Computer
3) Plate Heat Exchanger yang terdapat dalam Control room.
4) Plate Heat Exchanger c. Mempelajari teori ilmiah dan
5) Dryer Tank membandingkannya dengan keadaan
6) Dynamic Mixer dan Static Mixer nyata yang berkaitan dengan proses
7) Bleacher tank pemucatan di PT. SMART, Tbk.
8) Buffer Vessel
9) Niagara Filter 4. Prosedur kerja analisa warna
10) Bleach oil Adapun metode kerja yang dilakukan
11) Pulse tube dilaboratorium dalam pengambilan data-
12) Bleach oil data adalah sebagai berikut :
13) Catridge DBPO a. Sampel DBPO dengan jumlah
14) Phosporid Acid Tank pemakaian Bleaching Earth 0,6% diisi
15) Slop Oil Tank kedalam lovibond cell dan dimasukkan
16) Pompa Sentrifugal pada tempat sampel di tintometer.
b. Proses analisa warna

12 ANALISA PEMAKAIAN JUMLAH BE (BLEACHING EARTH) TERHADAP KUALITAS WARNA DBPO


(Degummed Bleached Palm Oil) PADA TANGKI BLEACHER (D202) DENGAN KAPASITAS
2000 Ton / Hari DI UNIT REFINERY PT. SMART Tbk BELAWAN
T. Hasballah 1), Leonardo H Siregar 2)
b. Warna disebelah kiri (Sampel)
disamakan dengan warna disebelah
kanan (standar) dengan menarik
standart cell color red.
c. Skala pada standart Cell Tintometer
dibaca dan dicatat.
d. Percobaan analisa warna dilakukan b. Pengaruh Jumlah pemakaian
kembali pada sampel DBPO dengan Bleaching Earth terhadap Warna
jumlah pemakaian Bleaching Earth DBPO
yang 0,8%, 1,0%, 1,2%, dan 1,4%. Seperti yang terlihat ditabel2,Laju
minyak dalam proses Refinery adalah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 83.000 kg/Jam.Telah ditetapkan bahwa
Dari hasil penelitian yang dilakukan, untuk proses pemucatan CPO menjadi
diperoleh bahwa dalam proses pemucatan, DBPOdigunakan sampel CPO dengan
terjadi penurunan warna. Berikut adalah DOBI (Deterioration of Bleachability
data-data yang diambil di logsheet Index) CPOyang diolah sebesar 2,3 dan
PT.SMART,Tbk selama melakukan Phosforid Acid sebanyak 0,055 % untuk
penelitian di lapangan. setiap jumlah pemakaian bleaching earth.
Tabel 1. Data Warna DBPO dengan Pada proses pemucatan ini digunakan
variasi penambahan Bleaching Earthdi tekanan steam sparging 0,9 bar dan
tangki Bleaching temperatur sekitar 100oC–115oC.
DOBI adalah angka indeks hasil
bagi Absorben 446 nm dengan 269 nm
yang merupakan angka petunjuk kerusakan
minyak atau lemak, yang juga
menggambarkan daya pemucatan minyak
atau lemak (Naibaho, 1998), artinya
semakin besar nilai DOBI maka semakin
a. Perhitungan Jumlah Pemakaian
baik kualitas minyak, dan hal tersebut
Bleaching Earth
menunjukkan bahwa semakin besar nilai
Dari data pada tabel 1, dapat dilihat
DOBI minyak maka penggunaan bleaching
bahwa laju minyak yang diolah pada
earth akan semakin sedikit. Dan Phosforid
pengamatan iniadalah sama, yaitu
Acid ini berguna untuk mengikat gum
83.300kg/jam untuk setiap pemakaian
(getah) dan kotoran lainnya yang terdapat
Bleaching earth.Setelah melakukan analisa
pada minyak kelapa sawit. Dosis Phosforid
warna di Laboratorium dengan
Acid ini perlu diperhatikan karena apabila
menggunakan alat yang disebut Tintometer
digunakan diatas 0,055% maka akan
Cell, maka diperoleh warna DBPO dengan
menyebabkan kenaikan kandungan asam
persentase pemakaian Bleaching Earth
lemak bebas, namun (Fitriyono, 2012),
yang berbeda. Dari data tersebut dapat
apabila digunakan dibawah 0,055% maka
dilihat bahwa semakin banyak jumlah
proses pengikatan gum-gum tidak
pemakaian bleaching earth maka warna
maksimal.
merah DBPO semakin turun. Perhitungan
Dari hasil analisis diperoleh warna
pemakaian bleaching earth untuk setiap
DBPO pada dosis bleaching earth 0,6%
dosis dapat diperoleh dengan rumus
sebesar 17Red, 0,8% sebesar 14 Red, 1,0%
dibawah ini:
sebesar 12 Red, 1,2% sebesar 11 Red dan
pada dosis bleaching earth 1,4% diperoleh
warna sebesar 9 Red, yang artinya adalah
Untuk data selanjutnya dapat dilihat pada besaran kandungan pigmen merah (Red)
tabulasi data berikut. yang terkandung dalam sampel DBPO.

JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Volume 1, Nomor 1, Desemver 2020 ; 9-16 13


Hal tersebut sudah menunjukkan y = 22,1 – 9,5x
bahwa semakin banyak jumlah pemakaian Maka pemakaian bleaching earth
Bleaching earth maka warna akan semakin yang tepat agar sesuai dengan standart
turun. mutu adalah :
c. Perhitungan koefisien Korelasi y = 22,1 – 9,5x
Jumlah pemakaian BE vs Warna 12 R = 22,1 – 9,5x
DBPO x =1,0631 %
= 1,0 %
(∑ ) (∑ )(∑ ) Jadi Jumlah pemakaian Bleaching
√ ( (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) Earth 1,0% akan menghasilkan warna
( ) ( )( ) DBPO 12 R sesuai dengan mayoritas
√[( ( ) ( ))] ( ) ( ) permintaan konsumen.Dari hasil diatas,
diperoleh bahwa dosis BE yang sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan oleh
0,9851041 pabrik berdasarkan mayoritas permintaan
konsumenmemiliki nilai dosis yang sama
Untuk harga koefisien korelasi berdasarkan perhitungan secara statistik
mendekati atau sama dengan (-1) menggunakan persamaan regresi dan
menyatakan bahwa hubungan linear yang berdasarkan hasil analisis secara visual.
berbanding terbalik antara X dan Y, Apabila jumlah pemakaian bleaching
artinya semakin besar nilai X akan earth di bawah batas (Range) yang telah
memberikan nilai Y semakin kecil. ditentukan maka warna DBPO pada
Adapun koefisien korelasi yang diperoleh minyak tidak memenuhi standar yang
yaitu sebesar 0.9851041. diinginkan, dan jika jumlah pemakaian
Setelah mendapatkan nilai R bleaching Earthdi atas batas (Range) yang
(koefisien korelasi) maka koefisien ditentukan maka warna minyak akan akan
determinan sebagai berikut : semakin rendah sehingga diminati
R2= (-0,9851041)2 konsumen. Namun, hal ini dapat
R2=0,97043 menyebabkan kerugian biaya produksi
pada pabrik dan kerusakan pada Niagara
d. Perhitungan Jumlah pemakaian filter.
Bleaching Earth pada proses
pemucatan untuk menghasilkan 5. SIMPULAN DAN SARAN
DBPO dengan kualitas warna yang 5.1. Simpulan
Sesuai Standar Pabrik Dari hasil pengamatan dan
Jumlah pemakaian Bleaching pembahasan yang dilakukan selama
Earthyang tepat dan sesuai pada praktek kerja lapangan di pabrik industri
pemucatan pada tangki bleacher untuk minyak goreng PT. SMART,Tbk Belawan-
menghasilkan warnaDBPO yang Medan dapat diambil kesimpulan sebagai
dihasilkan perlu diketahui agar dapat berikut:
digunakan dosis yang tidak menimbulkan 1. Jumlah pemakaian bleaching earth
kerugian pada produsen minyak goreng mempunyai hubungan berbanding
sehingga perlu dihitung berapa dosis BE terbalik dengan warna DBPO yang
yang sesuai dengan standar mutu yang dihasilkan yaitu semakin banyak
ditetapkan oleh pabrik berdasarkan pemakaian bleaching earth maka warna
mayoritas permintaan konsumen (12 R). DBPO yang dihasilkan semakin rendah.
Dosis Bleaching Earth yang sesuai Hal ini dapat dilihat dari persamaan
atau baik agar minyak DBPO yang perhitungan analisa regresi linear
dihasilkan dapat memenuhi standar sederhana yang diperoleh yaitu y= 22,1
berdasarkan garis regresi sebelumnya yaitu – 9,5x dengan nilai korelasi yang kuat

14 ANALISA PEMAKAIAN JUMLAH BE (BLEACHING EARTH) TERHADAP KUALITAS WARNA DBPO


(Degummed Bleached Palm Oil) PADA TANGKI BLEACHER (D202) DENGAN KAPASITAS
2000 Ton / Hari DI UNIT REFINERY PT. SMART Tbk BELAWAN
T. Hasballah 1), Leonardo H Siregar 2)
yaitu sebesar 9851041.Apabila Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan.
jumlah pemakaian bleaching earth di Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
bawah batas (Range) yang telah Emma, Zaidar. 2003. Manfaat Dari
ditentukan (0,6 – 1,4%) maka warna Beberapa Jenis Bleaching Eart Terhadap
DBPO pada minyak tidak memenuhi Warna CPO (Crude Palm Oil).Volume 7.
standart yang diinginkan, dan jika Jurusan Kimia FMIPA USU: Medan.
jumlah pemakaian bleaching Earth di Ferry Karwur F. 2012. Pemucatan
atas batas (Range) yang ditentukan Warna Pada Minyak Sawit Mentah.
maka warna minyak akan semakin Volume 5. Bios: Jawa Tengah.
rendah sehingga diminati konsumen. Fitriyono Ayustaningwarno. 2012.
Namun, hal ini dapat menyebabkan Proses Pengolahan Dan Aplikasi Minyak
kerugian biaya produksi pada pabrik SawitMerah Pada Industri
dan kerusakan pada Niagara filter. Pangan.Volume 2. Program studi Ilmu
2. Berdasarkan hasil perhitungan analisa Gizi Fakultas Kedokteran. Universitas
regresi linear sederhana dapat diketahui Diponegoro.
bahwa persentase pemakaian bleaching Fikri M.E, Kusumadewi Reni.
earth sebanyak 1,0% akan Regenerasi Bentonit Bekas Secara Kimia
menghasilkan warna DBPO sebesar 12 FisikaDengan Akivator Asam Klorida Dan
R yang sesuai dengan standar yang Pemanasan Pada Proses Pemucatan
ditetapkan pabrik berdasarkan CPO. Jurusan Teknik Kimia.
mayoritas permintaan konsumen. Fakultas Teknik. Lampung.
Kataren, S. 1986. Pengantar
5.2. Saran Teknologi Minyak Dan Lemak
1. Untuk memperoleh hasil warna DBPO Pangan.Universitas Indonesia Press.
yang baik perlu diperhatikan spesifikasi Jakarta.
CPO yang diolah, baik itu DOBI CPO, Lamtiar Kurnia Desi. 2013.
warna CPO yang diolah, flowrate CPO Penentuan Jumlah Bleaching Earth Yang
yang diolah sehingga dapat Dibutuhkan Di Tangki Bleaching T-603 Di
diperkirakan seberapa banyak bleaching Unit Refinery PT. Socfindo Tanah
earth yang akan digunakan. Dan untuk Gambus, Pendidikan teknologi kimia
mengurangi penumpukan limbah (spent Industri: Mrdan.
earth) dapat dijual kembali sebagai Mengoensoekarjo, S 2013.
tanah penimbun. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit.
Yogyakarta: Gajah Mada University
6. DAFTAR PUSTAKA Press.
Afriani, Mutia. 2009. Hubungan Naibaho M Ponten. 1998. Teknologi
Analisa Dobi (Deteration Of Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat
Bleacehability Index)dan β –karoten dalam Penelitian Kelapa Sawit: Medan.
CPO (Crude Palm Oil) dengan Pasaribu Nurhida. 2004. Minyak
menggunakan spektrofotomeiri UV- Buah Kelapa Sawit. Jurusan Kimia
Visible. Fakultas Matematika dan Ilmu Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Universitas Sumatra Pengetahuan Alam Universitas Sumatra
Utara Medan. Utara: Medan.
Akbar Andhika M. 2012. Optimasi Pitoyo.1988. Kemungkinan Ekstrksi
Ekstraksi Spent Bleaching Earth Dalam Beta-Krotena Dari Tanah Pemucat
RecoveryMinyak Sawit. Fakultas Teknik Limbah Proses Pemurnian Minyak Kelapa
Program Studi Teknik Kimia Universitas Sawit. Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian
Indonesia; Depok. Fakultas Teknologi Pertanian,
Anonim, Operation Instruction. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
PT.SMART, Tbk: Belawan-Medan.

JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Volume 1, Nomor 1, Desemver 2020 ; 9-16 15


Sudono, Dkk. 2006. Aktivasi
Bentonit Alam Pacitan Sebagai Bahan
Penyerap Pada Proses Pemurnian Minyak
Sawit.Volume 5. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Katolik
Widya Mandala: Surabaya.
Simanjuntak Rikson,2008.Pengaruh
Temperatur Thermal Oil Terhadap Kadar
FFA(Free Fatty Acid) RBDPO (Refined
Bleached Deodorized Palm Oil) Pada
Proses Deodorisasi di unit Refinary
PT.Astra Agro Lestari,Tbk Tanjung
Morawa – Medan. Karya Akhir.
Pendidikan Teknologi Kimia Industri:
Medan.
Standar Nasional Indonesia,
2012.Minyak Goreng Sawit, Badan
Standarisasi Nasional, Jakarta.
Ritonga, Yusuf.1995. Tanah
Pemucat (Activated Bleaching
Earth).Program study Teknik kimia
Fakultas teknik. Universitas Sumatera
Utara.Medan.
Yusnimar, dkk. 2012 Sumber Bahan
Bakar Alternatif Dari Spent Bleaching
EarthAsal Industri Refinery Minyak Sawit.
Fakultas Teknik. Universitas Riau.Riau.

16 ANALISA PEMAKAIAN JUMLAH BE (BLEACHING EARTH) TERHADAP KUALITAS WARNA DBPO


(Degummed Bleached Palm Oil) PADA TANGKI BLEACHER (D202) DENGAN KAPASITAS
2000 Ton / Hari DI UNIT REFINERY PT. SMART Tbk BELAWAN
T. Hasballah 1), Leonardo H Siregar 2)

You might also like