Professional Documents
Culture Documents
Membumikan Education For Sustainable Dalam Menghadapi Isu - Isu Global
Membumikan Education For Sustainable Dalam Menghadapi Isu - Isu Global
2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE
DEVELOPMENT (ESD) DI INDONESIA
DALAM MENGHADAPI ISU – ISU GLOBAL
Putu Wulandari Tristananda
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ABSTRACT
This article deals with a literature review of internalizing Education of Sustainable
Development (ESD) in Indonesia. The important point about ESD relates to the issue of how
educational institutions, includes Indonesia should respond to the challenges and opportunities
posed by the idea of sustainability. ESD aims at developing competencies that empower individuals
to reflect on their own actions, taking into account their current and future social, economic and
environmental impacts, from a local and a global perspective. ESD has to be understood as an
integral part of quality education, inherent in the concept of lifelong learning: All educational
institutions – from preschool to tertiary education and in non-formal and informal education –
can and should consider it their responsibility to deal intensively with matters of sustainable
development and to foster the development of sustainability competencies. ESD is holistic and
transformational education that addresses learning content and outcomes, pedagogy and the
learning environment. Thus, ESD does not only integrate contents such as climate change, poverty
and sustainable consumption into the curriculum; it also creates interactive, learner-centred
teaching and learning settings.
Keywords: Education of Sustainable Development, Environment Education, Sustainability
I. PENDAHULUAN
Bumi kita semakin hari semakin tua. tantangan secara efektif dari dunia yang
Bencana terjadi di mana – mana setiap detiknya. semakin saling bergantung, sekolah
Perubahan iklim, krisis pangan global serta memainkan peran penting dalam
krisis keuangan dan ekonomi yang sedang mengembangkan dan menerapkan metode
berlangsung saat ini merupakan contoh isu – Education for Sustainable Development (ESD).
isu keberlanjutan yang harus dihadapi oleh Dengan kata lain, pendidikan merupakan
masyarakat kita di dunia global. Sebagai fondasi utama untuk pembangunan
makhluk yang memanfaatkan semua sumber berkelanjutan.
daya dunia, kita wajib bertanggung jawab atas Konsep pembangunan berkelanjutan
keberlanjutannya untuk generasi masa depan muncul sebagai tanggapan terhadap
kita. Hal tersebut sesungguhnya tidak hanya kekhawatiran yang berkembang mengenai
menjadi tanggung jawab orang dewasa saja, dampak masyarakat manusia terhadap
akan tetapi anak – anak kita yang kelak akan lingkungan alam. Permasalahan lingkungan
melanjutkan perjuangan kita dalam hidup dan pembangunan yang semakin
menghadapi isu keberlanjutan tersebut. Dalam kompleks ini perlu ditangani secara global.
mempersiapkan anak – anak untuk mengatasi Maka dari itu, Perserikatan Bangsa – Bangsa
42
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 4249)
(PBB) pada tahun tahun 1987 mulai menggali Dengan mengusung tema “Mengubah
konsep pembangunan berkelanjutan melalui Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan
World Commission on Environment and Berkelanjutan”, SDGs yang berisi 17 Tujuan
Development (WCED). WCED tersebut dan 169 Target merupakan rencana aksi global
menghasilkan laporan penting yang berjudul untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016
“Our Common Future” atau yang dikenal juga hingga 2030), guna mengakhiri kemiskinan,
dengan nama lain yaitu “Brundtland Report”, mengurangi kesenjangan dan melindungi
mengacu kepada nama Ketua WCED saat itu, lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara
Gro Harlem Brundtland. Konsep pembangunan (universal), sehingga seluruh negara tanpa
berkelanjutan didefinisikan sebagai kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
“pembangunan yang mencukupi kebutuhan untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.
masa kini tanpa mengorbankan kemampuan Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan
generasi mendatang dalam memenuhi Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 secara resmi
kebutuhan mereka sendiri” (Brundtland, 1987) menggantikan Tujuan Pembangunan
(“…development that meets the needs of the Millennium (MDGs) 2000–2015. SDGs berisi
present without compromising the ability of seperangkat tujuan transformatif yang
future generations to meet their own needs”). disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa
Definisi tersebut menunjukan bahwa tanpa terkecuali. SDGs berisi 17 Tujuan (World
selama pemenuhan kebutuhan hidup dan Health Organization, 2015), diantaranya:
meningkatkan kualitas hidup di masa sekarang, 1. Tanpa Kemiskinan (No Poverty):
kita sangat dilarang untuk menghabiskan pengentasan segala bentuk kemiskinan di
kapasitas lingkungan alam dan harus selalu semua tempat.
berfikir tentang kelestarian alam untuk generasi 2. Tanpa Kelaparan (Zero Hunger):
di masa datang. Gerakan pembangunan mengakhiri kelaparan, mencapai
berkelanjutan selalu menyerukan tentang ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi,
melindungi kepentingan generasi masa depan serta menggalakkan pertanian yang
dan kapasitas bumi untuk beregenerasi. berkelanjutan.
Disamping itu, sidang umum 3. Kesehatan yang Baik dan
Perserikatan BangsaBangsa (PBB) yang Kesejahteraan (Good Helath and Well-
berlangsung 25 September 2015 di New York, Being): menggalakkan hidup sehat dan
Amerika Serikat secara resmi telah menetapkan mendukung kesejahteraan untuk semua
Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau usia.
SDGs (The Sustainable Development Goals) 4. Pendidikan Berkualitas (Quality
sebagai kesepakatan pembangunan global. Education): memastikan pendidikan
Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk berkualitas yang layak dan inklusif serta
Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut mengesahkan mendorong kesempatan belajar seumur
Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 hidup bagi semua orang
untuk Indonesia. Pada saat itu, Ban Kimoon, 5. Kesetaraan Gender (Gender Equality):
Sekretaris Jenderal PBB menyatakan bahwa: mencapai kesetaraan gender dan
“We don’t have plan B because there is no memberdayakan kaum ibu dan
planet B!” “Kami tidak memiliki rencana B perempuan.
karena tidak ada planet B!” Pemikiran ini 6. Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water
kemudian membimbing pengembangan dari and Sanitation): menjamin ketersediaan
“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan
untuk semua orang.
43
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928
7. Energi Bersih dan Terjangkau 16. Institusi Peradilan yang Kuat dan
(Affordable and Clean Energy): Kedamaian (Peace, Justice and Strong
menjamin akses terhadap sumber energi Institutions): meningkatkan perdamaian
yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan termasuk masyarakat untuk pembangunan
dan modern untuk semua orang. berkelanjutan, menyediakan akses untuk
8. Pekerjaan yang layak dan keadilan bagi semua orang termasuk
Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work lembaga dan bertanggung jawab untuk
and Economic Growth): mendukung seluruh kalangan.
perkembangan ekonomi yang 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
berkelanjutan, lapangan kerja yang (Partnerships for the Goals): memperkuat
produktif serta pekerjaan yang layak untuk implementasi dan menghidupkan kembali
semua orang. kemitraan global untuk pembangunan
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur yang berkelanjutan.
(Industry, Innovation and
Infrastructure): membangun infrastruktur II. PEMBAHASAN
yang berkualitas, mendorong peningkatan ESD mempromosikan kompetensi
industri yang berkelanjutan serta seperti berpikir kritis, membayangkan skenario
mendorong inovasi. masa depan dan membuat keputusan dengan
10. Mengurangi Kesejangan (Reduces cara kolaboratif. Pendidikan untuk
Inequalities): mengurangi ketidaksetaraan pembangunan berkelanjutan juga merupakan
baik di dalam sebuah negara maupun di alat pedagogis yang penting karena didasarkan
antara negaranegara di dunia. pada prinsip dasar membuat individu melihat
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas dan mengenali saling ketergantungan antara
(Sustainable Cities and Communities): manusia dan setiap unit ekologi. Laporan
membangun kotakota serta pemukiman Brundtland 1987 juga membuat poin yang
yang berkualitas, aman dan bekelanjutan. sangat penting dalam konteks ini yang
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung menyatakan bahwa pembangunan
Jawab (Responsible Consumption and berkelanjutan membutuhkan pemenuhan
Production): menjamin keberlangsungan kebutuhan dasar semua dan memperluas semua
konsumsi dan pola produksi. kesempatan untuk memenuhi aspirasi mereka
13. Aksi terhadap Iklim (Climate Action): untuk kehidupan yang lebih baik. Peran ESD
bertindak cepat untuk memerangi yang didasarkan pada tiga pilar; sosial,
perubahan iklim dan dampaknya. lingkungan dan ekonomi (Gambar 1), sangat
14. Kehidupan Bawah Laut (Life Below penting dalam mengubah persepsi umum dan
Water): Melestarikan dan menjaga sikap orang terhadap diri, sosial dan
keberlangsungan laut dan kehidupan lingkungan.
sumber daya laut untuk perkembangan
yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat (Life on Land):
Melindungi, mengembalikan, dan
meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola
hutan secara berkelanjutan, mengurangi
tanah tandus serta tukar guling tanah.
44
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 4249)
45
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928
Penyebaran dan penanaman nilai dasar lembagalembaga pengelola seni budaya, pusat
dan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui – pusat kebugaran, dan sebagainya. Masing –
pendidikan tidak terlepas dari pentingnya masing pihak memiliki peran yang perlu
dukungan instansi di tingkat pusat, provinsi, disesuaikan dan terintegrasi ke dalam tugas
dan daerah. Di tingkat pusat dukungan tersebut pokok dan fungsi instansi/lembaga.
terkait dengan kebijakan dan program, bantuan Segala hal tersebut melingkupi
fasilitas, dana, sampai dengan pemantauan, perspektif multimensional pembangunan
pengawasan, dan penilaian hasil yang dicapai. berkelanjutan, komponen, tema, kompetensi,
Dalam upaya pendalaman dan penerapan dan deskripsi pembelajaran (Tabel 3).
konsep ESD pun amat diperlukan adanya Substansi/materi ESD merupakan masukan
kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, bagi satuan pendidikan untuk menyebarkan dan
seperti pengelola pramuka tingkat pusat dan menanamkannya ke peserta didik. Untuk itu
daerah (kwartir nasional dan kwartir daerah), sebaiknya dibentuk Tim Pengembang ESD
46
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 4249)
(tingkat kabupaten untuk intrakurikuler, dan Meski dalam jalur pendidikan, ESD
satuan pendidikan untuk ektrakurikuler) dengan merupakan materi tumpangan untuk
tugas dan fungsi mensosialisasikan kepada membangun kesadaran, pemahaman, dan
guru, pembina/ pembimbing ekstrakurikuler; perubahan sikap dan perilaku yang selaras
mencari, memenuhi, dan mendukung fasilitas dengan konsep pembangunan berkelanjutan,
dan pendanaan yang dibutuhkan; melakukan namun sebaiknya dilakukan evaluasi untuk
pemantauan dan pengawasan; dan lainlainnya. mengetahui keberhasilan penerapannya. Hasil
Agung (2010) menyatakan bahwa ESD di penilaian menjadi umpan balik (feedback) bagi
satuan pendidikan dilakukan dengan cara satuan pendidikan dan pihakpihak lainnya yang
mengintegrasikan ke dalam kegiatan terkait, terutama untuk mengetahui kekurangan,
intrakurikuler (mata pelajaran) dan kelemahan, dan perbaikkan yang diperlukan
ekstrakurikuler (kepramukaan, senibudaya, dalam penerapan selanjutnya.
dan lainlainnya).
47
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928
48
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 4249)
kampus, budaya organisasi, partisipasi siswa, dengan kepedulian terhadap nilainilai sosial,
kepemimpinan dan manajemen, hubungan kesetaraan gender dan keragaman budaya.
masyarakat serta penelitian (UNESCO, dalam
Rieckmann, 2017). Dengan cara ini, lembaga DAFTAR PUSTAKA
itu sendiri berfungsi sebagai teladan bagi para
pembelajar. Lingkungan belajar yang Agung, I. (2010). Perspektif Multidimensional
berkelanjutan, seperti ekoschool atau kampus Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan:
hijau, memungkinkan pendidik dan peserta Pemikiran Awal Konsep dan Penerapan.
didik untuk mengintegrasikan prinsip – prinsip Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(4),
keberlanjutan ke dalam praktek sehari – hari 453468.
mereka dan memfasilitasi pengembangan Ajaps, S., & McLellan, R. (2015). “We don’t
kapasitas, pengembangan kompetensi dan know enough”: Environmental education
pendidikan nilai secara komprehesif. and proenvironmental behaviour
perceptions. Cogent education, 2(1),
III.PENUTUP 1124490.
Pembangunan berkelanjutan bukan Brundtland, G. H. (1987). What is sustainable
sekedar cara mengatasi krisis lingkungan, development. Our common future, 89.
namun juga krisis sosial dan ekonomi yang Leal Filho, W., & Zint, M. (Eds.). (2016). The
dialami di berbagai belahan dunia. Salah satu contribution of social sciences to
bentuk pendidikan yang dapat memberikan sustainable development at universities.
dampak besar bagi pembangunan adalah Springer International Publishing.
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Leicht, A., Heiss, J., & Byun, W. J. (2018).
atau Education for Sustainable Development Issues and trends in education for
(ESD). Pendidikan untuk Pembangunan sustainable development (Vol. 5).
Berkelanjutan memungkinkan setiap manusia UNESCO Publishing.
untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, Listiawati, N. (2013). Pelaksanaan Pendidikan
sikap dan nilainilai yang diperlukan untuk untuk Pembangunan Berkelanjutan Oleh
membentuk masa depan yang berkelanjutan. Beberapa Lembaga. Jurnal Pendidikan dan
Dalam hal ini, ESD tidak boleh dilihat Kebudayaan, 19(3), 430450.
secara sempit sebagai subjek atau perhatian lain McNerney, C., & Davis, N. D. (1996).
untuk ditambahkan ke sistem pendidikan Education for sustainability: An agenda for
formal. Ini adalah tentang konten seperti action. Diane Publishing.
tentang metode. ESD adalah proses pengajaran Nevin, E. (2008). Education and sustainable
dan pembelajaran yang luas yang mendorong development. Policy & PracticeA
pendekatan interdisipliner dan holistik dan Development Education Review, (6).
mempromosikan pemikiran kritis dan kreatif Org, U. N. (2016). SecretaryGeneral’s remarks
dalam proses pendidikan. Tujuan keseluruhan to the press at COP22.
dari pendidikan untuk pembangunan Rieckmann, M. (2017). Education for
berkelanjutan adalah untuk membekali orang Sustainable Development Goals: Learning
dengan pengetahuan dan keterampilan dalam Objectives. UNESCO Publishing.
pembangunan berkelanjutan, membuat mereka Sutanto, H. P. (2017). Education for Sustainable
lebih kompeten dan percaya diri sementara Development Situations in the West Nusa
pada saat yang sama meningkatkan peluang Tenggara Province. Cakrawala
mereka untuk memimpin gaya hidup yang sehat Pendidikan, 36(3).
dan produktif dalam harmoni dengan alam dan
49