You are on page 1of 8

PURWADITA VOLUME 

2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE
DEVELOPMENT (ESD) DI INDONESIA
DALAM MENGHADAPI ISU – ISU GLOBAL
Putu Wulandari Tristananda
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

ABSTRACT
This  article  deals  with  a  literature  review  of  internalizing  Education  of  Sustainable
Development (ESD) in Indonesia. The important point about ESD relates to the issue of how
educational institutions, includes Indonesia should respond to the challenges and opportunities
posed by the idea of sustainability. ESD aims at developing competencies that empower individuals
to reflect on their own actions, taking into account their current and future social, economic and
environmental impacts, from a local and a global perspective. ESD has to be understood as an
integral part of quality education, inherent in the concept of lifelong learning: All educational
institutions – from preschool to tertiary education and in non-formal and informal education –
can and should consider it their responsibility to deal intensively with matters of sustainable
development and to foster the development of sustainability competencies. ESD is holistic and
transformational education that addresses learning content and outcomes, pedagogy and the
learning environment. Thus, ESD does not only integrate contents such as climate change, poverty
and sustainable consumption into the curriculum; it also creates interactive, learner-centred
teaching and learning settings.

Keywords: Education of Sustainable Development, Environment Education, Sustainability

I. PENDAHULUAN
Bumi  kita  semakin  hari  semakin  tua. tantangan  secara  efektif  dari  dunia  yang
Bencana terjadi di mana – mana setiap detiknya. semakin  saling  bergantung,  sekolah
Perubahan  iklim,  krisis  pangan  global  serta memainkan  peran  penting  dalam
krisis  keuangan  dan  ekonomi  yang  sedang mengembangkan  dan  menerapkan  metode
berlangsung saat ini merupakan contoh isu – Education for Sustainable Development (ESD).
isu  keberlanjutan  yang  harus  dihadapi  oleh Dengan  kata  lain,  pendidikan  merupakan
masyarakat  kita  di  dunia  global.  Sebagai fondasi  utama  untuk  pembangunan
makhluk  yang  memanfaatkan  semua  sumber berkelanjutan.
daya dunia, kita wajib bertanggung jawab atas Konsep  pembangunan  berkelanjutan
keberlanjutannya  untuk  generasi  masa  depan muncul  sebagai  tanggapan  terhadap
kita.  Hal  tersebut  sesungguhnya  tidak  hanya kekhawatiran  yang  berkembang  mengenai
menjadi  tanggung  jawab  orang  dewasa  saja, dampak  masyarakat  manusia  terhadap
akan tetapi anak – anak kita yang kelak akan lingkungan  alam.  Permasalahan  lingkungan
melanjutkan  perjuangan  kita  dalam hidup  dan  pembangunan  yang  semakin
menghadapi isu keberlanjutan tersebut. Dalam kompleks  ini  perlu  ditangani  secara  global.
mempersiapkan anak – anak untuk mengatasi Maka dari itu, Perserikatan Bangsa – Bangsa

42
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 42­49)

(PBB) pada tahun tahun 1987 mulai menggali Dengan mengusung tema “Mengubah
konsep  pembangunan  berkelanjutan  melalui Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan
World  Commission  on  Environment  and Berkelanjutan”, SDGs  yang berisi  17 Tujuan
Development  (WCED).  WCED  tersebut dan 169 Target merupakan rencana aksi global
menghasilkan  laporan  penting  yang  berjudul untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016
“Our Common Future” atau yang dikenal juga hingga  2030),  guna  mengakhiri  kemiskinan,
dengan nama lain yaitu “Brundtland Report”, mengurangi  kesenjangan  dan  melindungi
mengacu kepada nama Ketua WCED saat itu, lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara
Gro Harlem Brundtland. Konsep pembangunan (universal),  sehingga  seluruh  negara  tanpa
berkelanjutan  didefinisikan  sebagai kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
“pembangunan  yang  mencukupi  kebutuhan untuk  mencapai  Tujuan  dan  Target  SDGs.
masa  kini  tanpa  mengorbankan  kemampuan Mulai  tahun  2016,  Tujuan  Pembangunan
generasi  mendatang  dalam  memenuhi Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 secara resmi
kebutuhan mereka sendiri” (Brundtland, 1987) menggantikan  Tujuan  Pembangunan
(“…development  that  meets  the  needs  of  the Millennium (MDGs) 2000–2015. SDGs berisi
present  without  compromising  the  ability  of seperangkat  tujuan  transformatif  yang
future generations to meet their own needs”). disepakati  dan  berlaku  bagi  seluruh  bangsa
Definisi  tersebut  menunjukan  bahwa tanpa terkecuali. SDGs berisi 17 Tujuan (World
selama  pemenuhan  kebutuhan  hidup  dan Health Organization, 2015), diantaranya:
meningkatkan kualitas hidup di masa sekarang, 1. Tanpa Kemiskinan (No Poverty):
kita  sangat  dilarang  untuk  menghabiskan pengentasan segala bentuk kemiskinan di
kapasitas  lingkungan  alam  dan  harus  selalu semua tempat.
berfikir tentang kelestarian alam untuk generasi 2. Tanpa  Kelaparan  (Zero  Hunger):
di  masa  datang.  Gerakan  pembangunan mengakhiri  kelaparan,  mencapai
berkelanjutan  selalu  menyerukan  tentang ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi,
melindungi kepentingan generasi masa depan serta  menggalakkan  pertanian  yang
dan kapasitas bumi untuk beregenerasi. berkelanjutan.
Disamping  itu,  sidang  umum 3. Kesehatan  yang  Baik  dan
Perserikatan  Bangsa­Bangsa  (PBB)  yang Kesejahteraan (Good Helath and Well-
berlangsung 25 September 2015 di New York, Being):  menggalakkan  hidup  sehat  dan
Amerika Serikat secara resmi telah menetapkan mendukung  kesejahteraan  untuk  semua
Agenda  Pembangunan  Berkelanjutan  atau usia.
SDGs  (The  Sustainable  Development  Goals) 4. Pendidikan  Berkualitas  (Quality
sebagai  kesepakatan  pembangunan  global. Education):  memastikan  pendidikan
Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk berkualitas yang layak dan inklusif serta
Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut mengesahkan mendorong  kesempatan  belajar  seumur
Agenda  Pembangunan  Berkelanjutan  2030 hidup bagi semua orang
untuk Indonesia. Pada saat itu, Ban Ki­moon, 5. Kesetaraan Gender (Gender Equality):
Sekretaris  Jenderal  PBB  menyatakan  bahwa: mencapai  kesetaraan  gender  dan
“We  don’t  have  plan  B  because  there  is  no memberdayakan  kaum  ibu  dan
planet  B!”  “Kami  tidak  memiliki  rencana  B perempuan.
karena  tidak  ada  planet  B!”  Pemikiran  ini 6. Air  Bersih  dan  Sanitasi  (Clean  Water
kemudian  membimbing  pengembangan  dari and Sanitation): menjamin ketersediaan
“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan
untuk semua orang.

43
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

7. Energi  Bersih  dan  Terjangkau 16.  Institusi  Peradilan  yang  Kuat  dan
(Affordable  and  Clean  Energy): Kedamaian (Peace, Justice and Strong
menjamin  akses  terhadap  sumber  energi Institutions):  meningkatkan  perdamaian
yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan termasuk masyarakat untuk pembangunan
dan modern untuk semua orang. berkelanjutan, menyediakan  akses  untuk
8. Pekerjaan  yang  layak  dan keadilan  bagi  semua  orang  termasuk
Pertumbuhan  Ekonomi  (Decent  Work lembaga  dan  bertanggung  jawab  untuk
and  Economic  Growth):  mendukung seluruh kalangan.
perkembangan  ekonomi  yang 17.  Kemitraan  untuk  Mencapai  Tujuan
berkelanjutan,  lapangan  kerja  yang (Partnerships for the Goals): memperkuat
produktif serta pekerjaan yang layak untuk implementasi dan menghidupkan kembali
semua orang. kemitraan  global  untuk  pembangunan
9. Industri,  Inovasi  dan  Infrastruktur yang berkelanjutan.
(Industry,  Innovation  and
Infrastructure): membangun infrastruktur II. PEMBAHASAN
yang berkualitas, mendorong peningkatan ESD  mempromosikan  kompetensi
industri  yang  berkelanjutan  serta seperti berpikir kritis, membayangkan skenario
mendorong inovasi. masa  depan  dan  membuat  keputusan  dengan
10. Mengurangi  Kesejangan  (Reduces cara  kolaboratif.  Pendidikan  untuk
Inequalities): mengurangi ketidaksetaraan pembangunan  berkelanjutan  juga  merupakan
baik di  dalam  sebuah negara  maupun di alat pedagogis yang penting karena didasarkan
antara negara­negara di dunia. pada prinsip dasar membuat individu melihat
11. Keberlanjutan  Kota  dan  Komunitas dan  mengenali  saling  ketergantungan  antara
(Sustainable  Cities  and  Communities): manusia  dan  setiap  unit  ekologi.  Laporan
membangun  kota­kota  serta  pemukiman Brundtland  1987  juga  membuat  poin  yang
yang berkualitas, aman dan bekelanjutan. sangat  penting  dalam  konteks  ini  yang
12.  Konsumsi dan Produksi Bertanggung menyatakan  bahwa  pembangunan
Jawab  (Responsible  Consumption  and berkelanjutan  membutuhkan  pemenuhan
Production): menjamin keberlangsungan kebutuhan dasar semua dan memperluas semua
konsumsi dan pola produksi. kesempatan untuk memenuhi aspirasi mereka
13. Aksi terhadap Iklim (Climate Action): untuk kehidupan yang lebih baik. Peran ESD
bertindak  cepat  untuk  memerangi yang  didasarkan  pada  tiga  pilar;  sosial,
perubahan iklim dan dampaknya. lingkungan dan ekonomi (Gambar 1), sangat
14. Kehidupan  Bawah  Laut  (Life  Below penting dalam mengubah persepsi umum dan
Water):  Melestarikan  dan  menjaga sikap  orang  terhadap  diri,  sosial  dan
keberlangsungan  laut  dan  kehidupan lingkungan.
sumber  daya  laut  untuk  perkembangan
yang berkelanjutan.
15. Kehidupan  di  Darat  (Life  on  Land):
Melindungi,  mengembalikan,  dan
meningkatkan  keberlangsungan
pemakaian  ekosistem  darat,  mengelola
hutan  secara  berkelanjutan,  mengurangi
tanah tandus serta tukar guling tanah.

44
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 42­49)

Pendidikan  untuk  pembangunan untuk  mengintegrasikan  nilai­nilai  yang


berkelanjutan merupakan alat untuk mengatasi melekat dalam pembangunan berkelanjutan ke
tujuan yang saling terkait seperti: dalam semua aspek dan tingkat pembelajaran.
1. Sosial:  untuk  meningkatkan  pemahaman Tokoh terkenal seperti Mahatma Gandhi, dalam
tentang  institusi  sosial  dan  peran  mereka hal  ini  telah  ikut  berperan  dalam
dalam perubahan dan pengembangan, untuk menyumbangkan  pemikiran  –  pemikirannya
mempromosikan keadilan sosial, kesetaraan guna  memajukan  pendidikan  berbasis
gender,  hak  asasi  manusia,  sistem lingkungan.  Gandhi  memfokuskan  diri  pada
demokratis dan partisipatif, dan perawatan pengembangan  dan  konsumsi  produk  lokal
kesehatan (termasuk HIV / AIDS). yang dimana sudah tersedia di India pada masa
2. Lingkungan:  untuk  meningkatkan itu. Hal inilah yang kemudian dianggap sebagai
kesadaran akan sumber daya dan kerapuhan salah  satu  masukan  yang  sangat  berarti  bagi
lingkungan  fisik,  pengaruh  aktivitas eksistensi  pendidikan  lingkungan  yang
manusia  terhadap  lingkungan,  perubahan berkelanjutan.  Disamping  itu,  dalam
iklim, perlindungan lingkungan (termasuk International Union for Conservation of Nature
pendidikan air), dan keanekaragaman hayati. (Ajaps  dan  McLellan,  2015),  pendidikan
3. Ekonomi:  untuk  menciptakan  kepekaan lingkungan adalah sebuah proses  pengenalan
terhadap  potensi  dan  batas  pertumbuhan nilai  dan  konsep  dengan  tujuan  untuk
ekonomi, dampaknya terhadap masyarakat membangun  keterampilan  dan  sikap  yang
dan lingkungan, konsumsi yang bertanggung dibutuhkan untuk memahami dan menghargai
jawab dan berkelanjutan, dan pembangunan hubungan  –  hubungan  antara  budaya  dan
pedesaan. lingkungan  bio­fisik.  Pendidikan  lingkungan
juga  melakukan  praktik  perilaku  dalam
Pendidikan  untuk  pembangunan mengambil keputusan mengenai isu ­ isu yang
berkelanjutan  sesungguhnya  merupakan berkenaan dengan kualitas lingkungan.
gagasan  yang  berasal  dari  pendidikan Tilbury  &  Wortman  (2004)
lingkungan.  Tujuan  dari  ESD  adalah  untuk menunjukkan  tema­tema  kurikuler  indikatif
memungkinkan  orang  untuk  membuat yang mungkin lebih atau kurang relevan untuk
keputusan  dan  melakukan  tindakan  untuk setiap  bidang  disiplin  dan  yang  mungkin
meningkatkan  kualitas  hidup  kita  tanpa digunakan dan diadaptasi sebagai ‘entry points’
mengorbankan  planet  ini.  Ini  juga  bertujuan untuk  mengembangkan  pendidikan
berkelanjutan lebih lanjut.

45
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

Selain  itu,  Listiawati  (2013), bawah ini dianggap dapat memayungi aspek­


mengemukakan  ketiga  aspek  dalam aspek kehidupan yang dijalani setiap manusia.
pembangunan  berkelanjutan  tersebut Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan
mencakup 15 komponen yang dapat dijabarkan akan  dapat  dicapai  jika  kehidupan  yang  kita
dengan lebih rinci dalam berbagai aspek dan jalani  selaras  dengan  komponen­komponen
kegiatan.  Tabel  2  merupakan  jabaran  ketiga tersebut.
aspek  tersebut.  Kelima  belas  komponen  di

Penyebaran dan penanaman nilai dasar lembaga­lembaga pengelola seni budaya, pusat
dan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui – pusat kebugaran, dan sebagainya. Masing –
pendidikan  tidak  terlepas  dari  pentingnya masing  pihak  memiliki  peran  yang  perlu
dukungan  instansi  di  tingkat  pusat,  provinsi, disesuaikan  dan  terintegrasi  ke  dalam  tugas
dan daerah. Di tingkat pusat dukungan tersebut pokok dan fungsi instansi/lembaga.
terkait dengan kebijakan dan program, bantuan Segala  hal  tersebut  melingkupi
fasilitas,  dana,  sampai  dengan  pemantauan, perspektif  multimensional  pembangunan
pengawasan, dan penilaian hasil yang dicapai. berkelanjutan,  komponen,  tema,  kompetensi,
Dalam  upaya  pendalaman  dan  penerapan dan  deskripsi  pembelajaran  (Tabel  3).
konsep  ESD  pun  amat  diperlukan  adanya Substansi/materi  ESD  merupakan  masukan
kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, bagi satuan pendidikan untuk menyebarkan dan
seperti  pengelola  pramuka  tingkat  pusat  dan menanamkannya  ke  peserta  didik.  Untuk  itu
daerah (kwartir nasional dan kwartir daerah), sebaiknya  dibentuk  Tim  Pengembang  ESD

46
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 42­49)

(tingkat  kabupaten  untuk  intrakurikuler,  dan Meski  dalam  jalur  pendidikan,  ESD
satuan pendidikan untuk ektrakurikuler) dengan merupakan  materi  tumpangan  untuk
tugas  dan  fungsi  mensosialisasikan  kepada membangun  kesadaran,  pemahaman,  dan
guru,  pembina/  pembimbing  ekstrakurikuler; perubahan  sikap  dan  perilaku  yang  selaras
mencari, memenuhi, dan mendukung fasilitas dengan  konsep  pembangunan  berkelanjutan,
dan  pendanaan  yang  dibutuhkan;  melakukan namun  sebaiknya  dilakukan  evaluasi  untuk
pemantauan dan pengawasan; dan lain­lainnya. mengetahui keberhasilan penerapannya. Hasil
Agung  (2010)  menyatakan  bahwa  ESD  di penilaian menjadi umpan balik (feedback) bagi
satuan  pendidikan  dilakukan  dengan  cara satuan pendidikan dan pihakpihak lainnya yang
mengintegrasikan  ke  dalam  kegiatan terkait, terutama untuk mengetahui kekurangan,
intrakurikuler  (mata  pelajaran)  dan kelemahan,  dan  perbaikkan  yang  diperlukan
ekstrakurikuler  (kepramukaan,  seni­budaya, dalam penerapan selanjutnya.
dan lain­lainnya).

47
PURWADITA VOLUME 2, No.2, SEPTEMBER 2018 ISSN 2549-7928

2.1 Integrasi ESD terhadap Kurikulum Agar  guru  siap  untuk  memfasilitasi


ESD harus diintegrasikan dalam semua ESD, guru harus mengembangkan kompetensi
kurikulum  pendidikan  formal,  termasuk kunci  yang  berkelanjutan  (termasuk
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pengetahuan,  keterampilan,  sikap,  nilai,
menengah, pendidikan teknis dan kejuruan dan motivasi,  dan  komitmen).  Disamping
pelatihan,  dan  juga  pendidikan  tinggi.  ESD kompetensi keberlanjutan umum, mereka juga
menyangkut inti pengajaran dan pembelajaran membutuhkan  kompetensi  ESD,  yang  dapat
dan  tidak  boleh  dianggap  sebagai  tambahan digambarkan  sebagai  kapasitas  guru  untuk
pada kurikulum yang ada. Dalam hal ini, ESD membantu orang mengembangkan kompetensi
membutuhkan  tidak  hanya  pengintegrasian keberlanjutan  melalui  berbagai  praktik
topik keberlanjutan ke dalam kurikulum, tetapi pengajaran  dan  pembelajaran  yang  inovatif.
juga  hasil  pembelajaran  yang  terkait  dengan Untuk  memfasilitasi  pengembangan
keberlanjutan. ESD tidak harus dilihat sebagai kompetensi  ESD  dalam  pendidikan  guru,
pendidikan kata sifat atau subjek yang berdiri perubahan  dalam  isi  dan  struktur  pre­service
sendiri yang terisolasi. dan  in­service  pendidikan  guru  yang
Misalnya dalam pendidikan sekolah, itu diperlukan.  ESD harus memberikan orientasi
harus menjadi bagian integral dari pengajaran mendasar  pada  program  pendidikan  guru.
dan pembelajaran mata pelajaran inti (misalnya Subjek  disiplin,  subjek  didaktik,  ilmu
matematika, ilmu pengetahuan, ilmu sosial dan pendidikan dan studi yang berorientasi praktek
bahasa).  Kedua,  penting  bahwa  tujuan harus memasukkan prinsip­prinsip metodologi
pembelajaran,  metode  pengajaran  dan dan pengetahuan subjek dari ESD. Belajar atas
pembelajaran  dan  langkah­langkah  penilaian dasar  tantangan  sosial  yang  nyata  dalam
sangat  selaras  sehingga  mereka  saling konteks lokal membutuhkan kerja sama dengan
memperkuat.  Ketiga,  tujuan  pembelajaran mitra eksternal. Modul harus memungkinkan
progresif harus ditetapkan, yaitu pembelajaran akses  ke  mitra  eksternal  (seperti  komunitas,
yang membangun kompetensi dari tingkat ke lembaga pendidikan non­formal dan jaringan
tingkat (scaffolding). ESD)  dan  termasuk  kemungkinan  untuk
kolaborasi yang berorientasi proyek.
2.2 Integrasi ESD terhadap Guru/Pendidik
Selain  itu,  pendidik  adalah  agen 2.3 Membawa konsep ESD ke dalam kelas
perubahan  yang  dapat  memberikan  respons ESD  tidak  hanya  mengajarkan
pendidikan  yang  diperlukan  untuk  mencapai pengembangan  yang  berkelanjutan  ataupun
SDGs.  Pengetahuan  dan  kompetensi  yang menambahkan  konten  baru  ke  dalam  mata
mereka  miliki  sangatlah  penting  untuk pelajaran  dan  pelatihan.  Sekolah  dan
merestrukturisasi  proses  pendidikan  dan universitas  harus  berperan  sebagai  tempat
institusi  pendidikan  menuju  keberlanjutan. belajar atau  tempat memperoleh  pengalaman
Guru dituntut harus menghadapi tantangan ini untuk  pembangunan  berkelanjutan  dan
dengan  mereorientasi  dirinya  ke  arah  ESD. karenanya  harus  mengorientasikan  semua
Namun,  upaya  untuk  mempersiapkan  guru proses menuju prinsip keberlanjutan. Agar ESD
untuk  menerapkan  ESD  masih  belum  cukup menjadi  lebih  efektif,  institusi  pendidikan
maju.  Masih  banyak  pekerjaan  yang  perlu secara  keseluruhan  harus  ditransformasikan.
dilakukan  untuk  mengarahkan  guru  menuju Pendekatan  institusi  yang  menyeluruh  ini
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, bertujuan  mengarusutamakan  kelestarian  ke
baik dari segi konten, metode pengajaran dan dalam  semua  aspek  institusi  pendidikan.  Ini
pembelajarannya. melibatkan pemikiran ulang kurikulum, operasi

48
MEMBUMIKAN EDUCATION FOR SUSTAINABLE....(Putu Wulandari Tristananda, 42­49)
kampus, budaya organisasi, partisipasi siswa, dengan kepedulian terhadap nilai­nilai sosial,
kepemimpinan  dan  manajemen,  hubungan kesetaraan gender dan keragaman budaya.
masyarakat serta penelitian (UNESCO, dalam
Rieckmann, 2017). Dengan cara ini, lembaga DAFTAR PUSTAKA
itu sendiri berfungsi sebagai teladan bagi para
pembelajar.  Lingkungan  belajar  yang Agung, I. (2010). Perspektif Multidimensional
berkelanjutan, seperti ekoschool atau kampus Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan:
hijau,  memungkinkan  pendidik  dan  peserta Pemikiran Awal  Konsep  dan  Penerapan.
didik untuk mengintegrasikan prinsip – prinsip Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(4),
keberlanjutan ke dalam  praktek sehari – hari 453­468.
mereka  dan  memfasilitasi  pengembangan Ajaps, S., & McLellan, R. (2015). “We don’t
kapasitas,  pengembangan  kompetensi  dan know enough”: Environmental education
pendidikan nilai secara komprehesif. and  pro­environmental  behaviour
perceptions.  Cogent  education,  2(1),
III.PENUTUP 1124490.
Pembangunan  berkelanjutan  bukan Brundtland, G. H. (1987). What is sustainable
sekedar  cara  mengatasi  krisis  lingkungan, development. Our common future, 8­9.
namun  juga  krisis  sosial  dan  ekonomi  yang Leal Filho, W., & Zint, M. (Eds.). (2016). The
dialami di berbagai belahan dunia. Salah satu contribution  of  social  sciences  to
bentuk  pendidikan  yang  dapat  memberikan sustainable  development  at  universities.
dampak  besar  bagi  pembangunan  adalah Springer International Publishing.
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Leicht, A.,  Heiss,  J.,  &  Byun,  W.  J.  (2018).
atau  Education  for  Sustainable  Development Issues  and  trends  in  education  for
(ESD).  Pendidikan  untuk  Pembangunan sustainable  development  (Vol.  5).
Berkelanjutan memungkinkan setiap manusia UNESCO Publishing.
untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, Listiawati, N. (2013). Pelaksanaan Pendidikan
sikap  dan  nilai­nilai  yang  diperlukan  untuk untuk Pembangunan Berkelanjutan Oleh
membentuk masa depan yang berkelanjutan. Beberapa Lembaga. Jurnal Pendidikan dan
Dalam hal ini, ESD tidak boleh dilihat Kebudayaan, 19(3), 430­450.
secara sempit sebagai subjek atau perhatian lain McNerney,  C.,  &  Davis,  N.  D.  (1996).
untuk  ditambahkan  ke  sistem  pendidikan Education for sustainability: An agenda for
formal.  Ini  adalah  tentang  konten  seperti action. Diane Publishing.
tentang metode. ESD adalah proses pengajaran Nevin,  E.  (2008).  Education  and  sustainable
dan pembelajaran yang luas yang mendorong development.  Policy  &  Practice­A
pendekatan  interdisipliner  dan  holistik  dan Development Education Review, (6).
mempromosikan  pemikiran  kritis  dan  kreatif Org, U. N. (2016). Secretary­General’s remarks
dalam proses pendidikan. Tujuan keseluruhan to the press at COP22.
dari  pendidikan  untuk  pembangunan Rieckmann,  M.  (2017).  Education  for
berkelanjutan adalah untuk membekali orang Sustainable Development Goals: Learning
dengan pengetahuan dan keterampilan dalam Objectives. UNESCO Publishing.
pembangunan berkelanjutan, membuat mereka Sutanto, H. P. (2017). Education for Sustainable
lebih  kompeten  dan  percaya  diri  sementara Development Situations in the West Nusa
pada  saat  yang  sama  meningkatkan  peluang Tenggara  Province.  Cakrawala
mereka untuk memimpin gaya hidup yang sehat Pendidikan, 36(3).
dan produktif dalam harmoni dengan alam dan

49

You might also like