You are on page 1of 14

Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No.

1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA DALAM RANGKA


PENINGKATAN EKONOMI PERDESAAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Lilyk Eka Suranny


Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri
lilykekasuranny@gmail.com
Diterima: Agustus 2020; Disetujui: November 2020

Abstract. Tourist attraction is something that can encourage tourists to visit a tourist
destination. The tourism village of Conto is one of the tourist villages in Wonogiri
Regency. The purpose of this research is to identify tourism potential in the village of
Conto and formulate strategic steps in the context of developing the tourism village of
Conto. Data collection was carried out through in-depth interviews, document study and
observation. The data analysis used a qualitative descriptive analysis of the tourism
potential in the village of Conto, the support of the village government in developing
tourism in the village of Conto and strategic steps in developing the tourism village of
Conto. The results showed that the tourism potential that could be developed in the village
of Conto consisted of natural tourism potential, agro-tourism and cultural potential.
Development plans for the tourism village of the sample include: attraction development
through the creation of tour packages that are packaged in an attractive and structured
manner; accessibility development through the provision of adequate infrastructure
facilities; amenitas development through increasing the carrying capacity of tourism
supporting facilities, and developing tourism activities both from the community and from
the management of the Conto Tourism Village to realize sustainable tourism development.

Keywords: tourism village of Conto, tourism potential, 4A analysis

Abstraksi. Daya tarik wisata menjadi sesuatu yang dapat mendorong wisatawan untuk
berkunjung pada suatu tujuan wisata. Desa wisata Conto merupakan salah satu desa
wisata di Kabupaten Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi
wisata di Desa Conto dan menyusun langkah strategis dalam rangka pengembangan desa
wisata Conto. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, studi dokumen
dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai potensi
wisata di Desa Conto, dukungan pemerintah desa dalam pengembangan wisata di Desa
Conto dan langkah strategis dalam rangka pengembangan desa wisata Conto. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata yang dapat dikembangkan di desa Conto
terdiri dari potensi wisata alam, agrowisata dan potensi budaya. Rencana pengembangan
Desa wisata Conto, antara lain: Pengembangan atraksi melalui pembuatan paket wisata
yang dikemas secara menarik dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas melalui
penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai; pengembangan amenitas melalui
peningkatan daya dukung fasilitas penunjang wisata, dan pengembangan aktivitas wisata
baik dari masyarakat maupun dari pengelola Desa Wisata Conto untuk mewujudkan
pengembangan wisata yang berkelanjutan.

Kata kunci: desa wisata Conto, potensi wisata, analisis 4A

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 49


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

PENDAHULUAN ekonomi dan budaya yang memiliki potensi


Desa merupakan satuan pemerintahan untuk dikembangkan berbagai komponen
terbawah yang memiliki peranan penting wisata. Sejalan dengan dinamika
dalam perekonomian bangsa. Sebagian perkembangan pariwisata saat ini, bahwa
besar masyarakat di Indonesia tinggal di kegiatan pariwisata tidak hanya terpusat di
desa, sehingga tonggak perekonomian yang kota-kota besar namun sudah merambah ke
kuat hendaknya dibangun dari tingkat desa wilayah pedesaan, terbukti dengan
untuk mewujudkan kemandirian desa dan banyaknya desa-desa yang sudah berhasil
peningkatan ekonomi masyarakat. Salah mengembangkan potensi wisatanya yang
satu program pemerintah dalam upaya dikelola dengan baik sehingga mampu
meningkatkan ekonomi di desa adalah meningkatkan pendapatan asli desa dari
dengan dikeluarkannya undang-undang sektor tersebut. Bahkan saat ini beberapa
nomor 6 tahun 2014 tentang desa. desa yang sudah tidak menerima dana desa
Ketentuan yang mengatur tentang sumber dari pemerintah karena telah menjadi desa
dana desa untuk menyelenggarakan mandiri yang mampu mengelola potensi
pembangunan yaitu Peraturan Pemerintah daerahnya dengan baik, salah satunya
Nomor 60 Tahun 2014 tentang dana desa dengan pengembangan desa wisata. Hal
dan peraturan pemerintah nomor 43 tahun tersebut sejalan dengan apa yang
2014 tentang peraturan pelaksanaan disampaikan Indriyani, dkk (2018) bahwa
undang-undang nomor 6 tahun 2014 pengembangan desa wisata dapat dijadikan
tentang desa. Penggunaan dana desa salah satu sumber pendapatan bagi desa dan
tersebut untuk pembangunan dan masyarakatnya, sehingga jika peluang ini
pemberdayaan masyarakat desa. Dengan dapat ditangkap oleh pemerintah desa dan
disalurkannya dana desa tersebut, maka masyarakatnya, maka berdampak pada
desa dituntut untuk mampu mengenali peningkatan ekonomi dengan
segala bentuk potensi desa dan pengembangan desa wisata tersebut. Di
mengembangkannya dalam rangka samping itu pengembangan desa wisata
pembangunan desa dan peningkatan hendaknya dapat menjaga kelestarian
ekonomi masyarakat desa. Pengembangan budaya masyarakat pedesaan melalui
potensi desa bertujuan untuk mendorong keterlibatan masyarakat sebagai pelaku
terwujudnya kemandirian masyarakat desa kegiatan pariwisata di desanya (Susiyanti
melalui pengembangan potensi unggulan dalam Sugiatri, 2016).
desa, penguatan kelembagaan dan Desa Conto, Kecamatan Bulukerto
pemberdayaan masyarakat (Soleh, 2017). merupakan salah satu desa di Kabupaten
Desa memiliki potensi yang dapat Wonogiri yang memiliki potensi alam dan
dikembangkan menjadi desa wisata, yakni budaya yang besar untuk dikembangkan
potensi alam, potensi sumber daya manusia menjadi desa wisata. Melihat hal itu pada
maupun potensi budaya. Pengembangan tahun 2017 diinisiasi untuk dibentuk
wisata perdesaan merupakan salah satu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang
inovasi masyarakat dalam menangkap menjadi bagian dari Sub Divisi Bumdes
peluang dan potensi wisata di desa. Desa Conto yang bertugas mengembangkan
Menurut Istiqomah (2015) desa wisata pariwisata di Desa Conto. Hal ini dilakukan
merupakan kawasan perdesaan yang karena kegiatan pariwisata secara langsung
menawarkan berbagai kehidupan sosial, menyentuh dan melibatkan masyarakat

50 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

sehingga diharapkan akan membawa (2) menyusun langkah strategis dalam


dampak terhadap masyarakat, bahkan rangka pengembangan desa wisata Conto,
pariwisata dikatakan mempunyai energy Kecamatan Bulukerto, Kabupaten
trigger yang luar biasa yang dapat membuat Wonogiri.
masyarakat mengalami methamorphose
dalam berbagai aspeknya. Pengembangan METODE PENELITIAN
desa wisata dapat memberikan dampak Lokasi penelitian adalah di Desa Conto,
positif bagi masyarakat sekitar, diantaranya Kecamatan Bulukerto, Kabupaten
(1) menciptakan lapangan pekerjaan baru Wonogiri. Waktu penelitian pada bulan
bagi masyarakat sehingga dapat Juni – Oktober 2019. Penelitian ini
menurunkan angka pengangguran, (2) merupakan penelitian deskriptif yang
mempertahankan budaya serta tradisi dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
setempat sehingga tetap lestari, (3) Sesuai dengan pendekatan yang digunakan
mendorong pengembangan industri kecil maka pengumpulan data dilakukan melalui
menengah yang dikelola masyarakat wawancara mendalam/ in depth interview,
setempat dan (4) sebagai sarana promosi observasi dan studi dokumen. Observasi
produk lokal. dilakukan terhadap aktivitas pemerintahan
Dari latar belakang tersebut pemerintah desa dan pengelola obyek wisata, aktivitas
Desa Conto bertekad ingin terus keseharian masyarakatnya, sarana prasarana
membangun dan mengembangkan wisata dan lingkungan obyek wisata.
pariwisata dengan konsep wisata alam dan Wawancara dilakukan dengan mengambil
budaya sesuai dengan rencana sampel Kepala Desa Conto, pendamping
pembangunan desa wisata yang sudah desa dan pendamping lokal desa, Pokdarwis
dibuat. Hal ini didasarkan oleh adanya (Kelompok Sadar Wisata) Desa Conto dan
potensi alam dan budaya yang dimiliki tokoh masyarakat di Desa Conto. Studi
Desa Conto dan keinginan dari masyarakat dokumen dilakukan dengan mengumpulkan
serta pemerintah desa untuk membangun dokumen terkait penelitian, baik di tingkat
dan mengembangkan Conto menjadi desa desa ataupun dokumen studi literatur yang
wisata. Dalam rangka untuk mengetahui berkaitan dengan topik penelitian. Dari data
kesiapan Desa Conto menjadi desa wisata yang telah terkumpul tersebut dilakukan
maka perlu dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif mengenai potensi wisata
analisis komponen wisata yang dikenal di Desa Conto, dukungan pemerintah desa
dengan analisis 4A, yakni daya tarik wisata dalam pengembangan wisata di Desa Conto
(attractions), sistem aksesibilitas dan langkah strategis dalam rangka
(accessibility), fasilitas penunjang pengembangan desa wisata Conto.
pariwisata (amenities), dan aktivitas Komponen penunjang pariwisata
(activity). Tentunya perencanaan merupakan komponen yang harus ada
pariwisata di desa bukanlah tugas yang dalam destinasi wisata, yang dikenal
mudah, maka dari itu perlu dukungan dan dengan komponen 4A yakni daya tarik
partisipasi masyarakat agar semua yang wisata (attractions), sistem aksesibilitas
sudah direncanakan senantiasa dapat (accessibility), fasilitas penunjang
berjalan dengan lancar. pariwisata (amenities), dan aktivitas
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) (activity). Berdasarkan Cooper dan
Identifikasi potensi wisata di Desa Conto,

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 51


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Murdyastuti (2018), definisi operasional data (data reduction), penyajian data (data
dari komponen 4A yakni sebagai berikut: display), dan penarikan kesimpulan atau
(1) Attractions, merupakan segala sesuatu verifikasi (conclutions).
yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung ke suatu destinasi wisata, HASIL DAN PEMBAHASAN
yakni dapat berupa alam yang menarik, Deskripsi Potensi Wisata Desa Conto
budaya daerah, dll. Pembangunan Desa Wisata Conto
(2) Accessibility, merupakan fasilitas bertujuan untuk mengoptimalkan potensi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisata di Desa Conto baik wisata alam,
wisatawan untuk menuju destinasi agrowisata maupun kearifan budaya.
wisata, diantaranya jalan raya, Optimalisasi yang dimaksud adalah
transportasi lokal, dll dibangunnya obyek-obyek wisata yang
(3) Amenities, merupakan berbagai
tersebar di Desa Conto dan selanjutnya
fasilitas pendukung yang dibutuhkan
akan diintegrasi menjadi satu destinasi
wisatawan di tempat wisata,
diantaranya akomodasi/penginapan, wisata yakni “Desa Wisata Conto”.
rumah makan, toko cinderamata/oleh- Hadirnya Desa Wisata Conto diharapkan
oleh, dll. dapat membuka lapangan pekerjaan yang
(4) Activity, merupakan aktivitas/kegiatan luas sehingga masyarakat Desa Conto dan
yang dilakukan di tempat wisata yang sekitarnya dapat bekerja tanpa harus
dapat memberikan pengalaman bagi merantau. Kepengelolaan Desa Wisata
wisatawan, biasanya jenis aktivitas Conto dirancang sedemikian rupa dengan
yang dilakukan berhubungan dengan prinsip “Dari Conto, Oleh Conto, dan
karakteristik desa dan kehidupan Untuk Conto” sehingga keuntungan
masyarakatnya. ekonomi dapat dinikmati terutama oleh
seluruh masyarakat Desa Conto. Dengan
Dalam rangka menyusun pengembangan demikian, maka masyarakat Desa Conto
wisata maka dilakukan analisis terhadap dapat menjadi masyarakat yang mampu
komponen wisata menggunakan analisis mencukupi kebutuhannya secara mandiri.
4A. Tujuannya untuk mengkaji produk Pada akhirnya, Desa Wisata Conto akan
wisata yang telah ada guna menyusun meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perencanaan pengembangannya (Sugiarti, baik kesejahteraan sosial maupun
2016). Analisis 4A dalam penelitian ini kesejahteraan ekonomi.
dilakukan untuk mengetahui kondisi daya Secara administrasi Desa Conto terdiri
dukung pariwisata di Desa Conto untuk dari 5 desa, yakni Dusun Delisemar, Dusun
menghasilkan arahan/langkah strategis Kempul, Dusun Ngelo, Dusun Nglarangan
dalam rangka pengembangan potensi wisata dan Dusun Sumber. Potensi wisata di Desa
di Desa Conto, yang meliputi: Conto dikelompokkan menjadi wisata alam,
pengembangan daya tarik wisata agrowisata dan wisata budaya. Potensi
(attractions), sistem aksesibilitas wisata masing-masing dusun di Desa Conto
(accessibility), fasilitas penunjang terlihat pada gambar berikut (Gambar 1.)
pariwisata (amenities), dan aktivitas
(activity). Analisis data dilakukan selama
penelitian dengan menggunakan metode
Miles dan Huberman (2014) yakni reduksi

52 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Gambar 1. Peta Potensi obyek wisata di Desa Conto


Sumber: Profil Desa Conto, Kecamatan Bulukerto

Wisata Alam berjalan kaki selama 30 menit dari parkiran


Potensi alam yang teridentifikasi terdekat. Tempat ini menjadi salah satu
menjadi daya tarik wisata di Desa Conto, potensi wisata karena menyediakan spot
diantaranya: Air Terjun Kresek, Ringin foto yang unik serta kondisi sekitar yang
Apak Crenggeng, Hutan Pinus Sumber, Air masih alami dan sejuk.
Terjun Grenjengan, Goa Resi, Bukit Hutan Pinus Sumber
Gendol, dan Soko Langit. Hutan Pinus Sumber terletak di Desa
Air Terjun Kresek Conto tepatnya di Dusun Sumber. Akses
Air terjun ini terletak di Dusun Sumber, jalan menuju hutan pinus masih berbentuk
Desa Conto. Saat ini kondisi akses jalan jalan berbatu dan dapat diakses
mencapai air terjun ini masih cukup sulit. menggunakan kendaraan bermotor.
Untuk mencapai air terjun ini dapat Keadaan sekitar tempat tersebut dipenuhi
ditempuh dengan berjalan kaki selama 45 pohon pinus yang menjadikannya sangat
menit dari parkiran terdekat. Debit air rindang. Hutan Pinus Sumber ini sangat
terjun ini bervariasi tergantung pada berpotensi menjadi tempat wisata
musim. Pada musim hujan debit air terjun dikarenakan tempatnya yang indah,
ini cukup besar sedangkan pada musim udaranya yang sejuk dan nyaman dijadikan
kemarau menjadi berkurang. Air Terjun tempat wisata keluarga dari semua kalangan
Kresek menawarkan pemandangan air baik anak-anak, muda hingga tua.
terjun yang indah dengan kondisi yang Air Terjun Grenjengan
masih asri dan alami. Air terjun ini terletak di Dusun
Ringin Apak Crenggeng Nglarangan, Desa Conto tepatnya di utara
Secara administratif Ringin Apak Goa Resi. Akses jalan menuju air terjun ini
Crenggeng terletak di Dusun Sumber, Desa masih berbentuk jalan setapak yang
Conto. Ringin Apak Crenggeng akan dilalui berbentuk batu dengan lebar 2 meter dan
ketika menuju Air Terjun Kresek. Akses bisa diakses menggunakan kendaraan
jalan masih berupa jalan setapak. Ringin bermotor maupun berjalan kaki. Air terjun
Apak Crenggeng dapat ditempuh dengan ini berpotensi menjadi objek wisata di Desa

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 53


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Conto karena menyajikan pemandangan air Desa Geneng. Pepohonan di bukit ini
terjun yang indah dan masih alami di kebanyakan didominasi oleh pohon ringin
sekitar perbukitan. dan pinus yang rimbun serta banyak pula
jenis pohon lainnya. Bukit ini berpotensi
Goa Resi
menjadi wisata karena keindahan alam dan
Goa Resi berada di Dusun Nglarangan,
kesejukan udaranya serta menjadi tempat
Desa Conto. Akses jalan menuju ke Goa
berlangsungnya kisah heroik Mbah
Resi sudah cukup baik dapat diakses
Sadiman, seorang petani yang meraih
menggunakan kendaraan bermotor baik
penghargaan Kalpataru 2016 berkat
roda dua dan roda empat, dengan waktu
upayanya menghijaukan bukit ini.
tempuh sekitar 10 menit dari gerbang Desa
Conto. Kondisi disekitar Goa Resi sudah Soko Langit
cukup bersih dan baik, terdapat dua gazebo Soko Langit terletak di Dusun
di sekitar goa yang terletak di atas dan di Nglarangan, Desa Conto. Untuk menuju ke
bawah Goa Resi. Keadaan di dalam Goa Soko Langit membutuhkan waktu 5 menit
Resi masih alami dengan adanya stalaktit, dari balai desa dengan akses jalan yang
stalakmit, serta beberapa hewan seperti sudah sangat bagus yaitu berupa aspal.
kelelawar dan landak. Goa Resi sangat Soko Langit menyajikan pemandangan
cocok dijadikan obyek wisata karena sawah, perbukitan dan infinity pool yang
memberikan keindahan dunia bawah tanah indah Desa Conto. Obyek wisata Soko
yang jarang didapatkan oleh para Langit memang selama ini yang paling
wisatawan. banyak dikunjungi karena promosi wisata
yang sudah lebih dulu dibandingkan
Bukit Gendol
obyek/spot wisata lainnya yang ada di Desa
Bukit ini terletak di Dusun Ngelo bagian
Conto tersebut.
timur laut di sebelah barat sungai yang
menjadi batas antara Desa Conto dengan

Gambar 2.Potensi wisata alam di Desa Conto, berturut-turut dari kanan: Ringin Apak
Crenggeng, Air terjun kresek, Hutan Pinus Sumber, Soko Langit, Air Terjun Grenjengan,
Goa Resi, Bukit Gendol.

54 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

b. Potensi Agrowisata diantaranya jambu, wortel, kubis,


Kebun Sayur Banteng janggelan, tembakau, dan tumbuhan akar
Kebun Sayur Banteng berada di Dusun wangi. Jarak tempuh menuju kebun semilir
Sumber, Desa Conto. Kebun Sayur Banteng kira-kira 30 menit menggunakan sepeda
merupakan kebun sayur yang dikelola oleh motor dari balai Desa Conto. Kondisi jalan
masyarakat setempat, yang ditanamai kubis, setelah pemukiman warga sebagian sudah
wortel, cabai dan jenis sayuran lainnya. cor blok dan sebagian masih berbentuk
Tata letak kebun sayur ini sudah cukup baik tanah dan hanya bisa dilewati satu sepeda
dan tertata, namun akses menuju kebun motor saja. Semilir dapat dijadikan potensi
sayur tersebut dapat dikatakan sulit dengan agrowisata karena terdapat berbagai macam
kondisi jalan tanah dan menanjak, lokasi tanaman sayur serta pemandangan yang
kebun sayur dapat diakses dengan indah. Desa Conto pernah memiliki
kendaraan roda dua. Kebun Sayur Banteng tanaman khas yang tidak dimiliki oleh
sangat cocok dijadikan sebagai obyek daerah lain yakni jeruk keprok. Sayangnya,
wisata keluarga karena memiliki jeruk keprok kini sudah sulit ditemui karena
pemandangan yang cukup bagus, dengan populasinya hampir punah disebabkan oleh
tata letak kebun yang sudah rapi dan hama penyakit tanaman. Dengan teknik
dengan variasi hasil kebun yang cukup cangkok, jeruk keprok dapat
banyak yang dapat dipetik langsung oleh dikembangbiakkan kembali sehingga dapat
para wisatawan. menjadi obyek agrowisata unggulan. Saat
ini warga masyarakat sedang berusaha
Kebun Sayur Semilir
mengembangbiakkan jeruk keprok dan
Semilir adalah salah satu kebun sayur di
jambu kristal dengan proyeksi lokasi tanam
Desa Conto yang berada di Dusun Kempul.
di setiap pekarangan warga.
Semilir ditanami berbagai macam tanaman

Gambar 3. Potensi agrowisata Desa Conto, dari kanan: Kebun sayur semilir,
Kebun Sayur Banteng

C. Potensi Budaya yang berbeda untuk dinikmati. Ketiganya


Saat ini Desa Conto memiliki tiga juga sudah memiliki kelompok atau sanggar
macam kesenian tradisional Jawa yang dan sering menggelar pertunjukkan. Meski
cukup aktif yakni rebana, angklung, dan begitu, masyarakat memiliki rencana untuk
reog. Masing – masing memiliki keindahan menghidupkan kembali budaya-budaya

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 55


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

yang telah punah seperti permainan Jawa Tengah yang pernah membeli produk
tradisional Jawa. Terdapat pula kerajinan dengan judul karya Garuda Wisnu
akar wangi di Desa Conto. Kerajinan ini Kencana. Ngreksa Bumi merupakan event
dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik tahunan Desa Conto, digelar tiap satu tahun
dan nilai seni yang tinggi. Produk dari sekali tepatnya di bulan Muharam atau pada
kerajinan ini sudah terkenal sampai ke saat tahun baru Islam dengan berbagai
mancanegara dan sering diikutkan dalam pertunjukan tradisional. Acara ini diadakan
berbagai pameran. Bahkan Presiden Joko sebagai wujud syukur masyarakat Desa
Widodo saat masih menjabat sebagai Wali Conto kepada Allah SWT atas segala
Kota Solo sering memesan produk nikmat yang diberikan.
kerajinan ini, begitu pula Dinas Pendidikan

Gambar 4. Potensi budaya masyarakat Desa Conto, berturut-turut dari kanan:


Kesenian Reog Reog, kerajinan akar wangi dan Budaya Ngreksa Bumi

Dukungan pemerintah desa dalam fisik khususnya untuk keberlangsungan


rangka pengembangan Desa Wisata pariwisata saat ini juga sudah dilaksanakan
Conto pembangunan area wisata Goa Resi dengan
Pembangunan Desa Wisata Conto dibagi luas area kurang lebih 3000m2 sebagai
menjadi pembangunan fisik dan sarana penunjang kepariwisataan di Desa
pembangunan non-fisik. Pembangunan fisik Conto.
adalah instalasi infrastruktur baik pada Masyarakat di Desa Conto memiliki
setiap obyek wisata maupun pada lingkup semangat yang besar dalam mengembangan
desa. Sedangkan pembangunan non-fisik potensi wisata di wilayahnya. Antusias dan
dibagi menjadi pengembangan sumber daya partisipasi masyarakat begitu besar dalam
manusia, pengembangan jaringan dan mengembangkan pariwisata. Hal ini
pemasaran. Diantaranya pembangunan non- tentunya diawali dengan membangun
fisik yang sudah terlaksana adalah kesadaran masyarakat tentang
pemberdayaan masyarakat berupa bantuan pengembangan potensi pariwisata Desa
bibit jeruk sebanyak 23.000 bibit yang Conto oleh pemerintah desa dan jajarannya
diberikan kepada masyarakat dengan tujuan serta dukungan dari pemerintah daerah
mengembalikan Desa Conto sebagai sentra Kabupaten Wonogiri. Didalam pariwisata
buah-buahan khususnya jeruk pada era terdapat beberapa aspek yang menyentuh
tahun 70-an, serta pengembangan tanaman langsung terhadap masyarakat sehingga
kopi yang juga sudah mulai dilirik khalayak keberadaan pariwisata tersebut dapat
umum sebagai dampak dari kegiatan wisata bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut
di Desa Conto. Di bidang pembangunan terbukti dengan mulai tergeraknya

56 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

masyarakat mengembangkan UMKM, dilakukan dengan analisis 4A untuk


membuka homestay, membuka pasar menghasilkan rencana pengembangan
tradisional sebagai pusat oleh-oleh wisata. atraksi, aksesibilitas, amenitas dan aktivitas.
Pengelolaan kegiatan pariwisata di Desa 1. Rencana Pengembangan Atraksi
Conto dilaksanakan oleh Pokdarwis Atraksi (daya tarik wisata) merupakan
(Kelompok Sadar Wisata) yang dibentuk
unsur utama dalam pengembangan desa
oleh pemerintah Desa Conto berdasarkan wisata. Keragaman dan keunikan wisata
SK Kepala Desa Conto Nomor 23 Tahun yang ada di suatu desa akan memunculkan
2016. Operasional Pokdarwis Desa Conto keinginan/ketertarikan wisatawan untuk
dianggarkan pemerintah Desa Conto di mengunjunginya. Oleh karena itu dalam
Perdes APBDes, yang telah terealisasi pengembangan atraksi wisata perlu
yakni: (1) Perdes No. 2 Tahun 2018 perencanaan yang jelas sehingga tujuan dari
Tentang APBDes Tahun 2018: Rp.
pengembangan wisata akan dapat tercapai.
5.000.000,- dan (2) Perdes No. 2 Tahun
Diatas telah disampaikan bahwa arah
2019 Tentang APBDes Tahun 2019: Rp. pengembangan wisata di Desa Conto
5.000.000,-. berdasarkan potensi yang dimiliki, yakni
Untuk Pengembangan Pariwisata Desa pada wisata alam, agrowisata dan wisata
Conto pemerintah desa turut aktif dalam budaya. Dalam rangka mendukung
mendukung adanya Desa Wisata dibuktikan pengembangan atraksi wisata di Desa
dengan anggaran desa dalam APBDes, Conto dapat dilakukan dengan pembuatan
yakni: paket wisata yang dikemas secara menarik
1. Perdes No. 2 Tahun 2018 dan terstruktur. Untuk menarik wisatawan
a. Dana Desa Sebesar Rp.40.000.000,- diperlukan kreativitas dalam meramu paket
Untuk Pengembangan Agrowisata; wisata yang menarik sehingga diharapkan
b. Bantuan dari Dinas perkebunan mampu meningkatkan jumlah kunjungan
Untuk sejumlah 15.000 Bibit Jeruk wisatawan (Brahmanto, 2015). Berikut
Untuk Pengembangan Agro Wisata; contoh rekomendasi paket wisata Desa
c. Sarana dan Prasarana Menuju obyek Conto:
Wisata Rp.300.000.000,-. a. Edukasi Susur Goa Resi
2. Perdes No. 2 Tahun 2019 b. Agro wisata dan Sistem tanam di Kebun
a. Sarana dan Prasarana Pariwisata sayur Banteng
Rp.150.000.000 c. Camping Ground Bukit Gendol
3. Kerjasama BUMDesa Dengan Pihak d. Wisata Kerajinan Akar wangi dan
Ketiga
Sistem Budidaya Akar Wangi
a. Kerjasama BUMDesa dengan Pihak e. Susur Sungai Gondosini / Tubing
ketiga/investor untuk pembangunan
Obyek Wisata Goa Resi Live in banyak diminati wisatawan
Rp.1.000.000.000,- (Dalam Proses karena wisatawan banyak berinteraksi
Pengerjaan Obyek Wisata). langsung dengan penduduk dan budaya
masyarakat di Desa Conto, seperti
Langkah strategis dalam rangka menanam padi, membajak sawah, membuat
pengembangan desa wisata Conto kerajinan dari akar wangi, belajar kesenian
Dalam rangka membuat rancangan tradisional, dsb. Pengembangan desa wisata
pengembangan potensi Desa Wisata Conto

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 57


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

ini dapat membawa dampak positif bagi pusat Kabupaten Wonogiri mudah
kehidupan masyarakat setempat. dijangkau baik melalui kendaraan pribadi
Masyarakat yang mayoritas ataupun kendaraan umum, namun untuk
bermatapencaharian sebagai petani tidak menuju ke tempat wisata dari jalan raya
perlu berganti profesi karena pertanian belum ada angkutan umum yang menuju ke
diintegrasikan sebagai salah satu bagian desa wisata. Ada beberapa spot wisata
dari wisata. Dampak lain dari Conto yang tidak bisa dilalui kendaraan
pengembangan wisata tersebut yakni sehingga pengunjung harus berjalan kaki
penurunan tingkat migrasi karena kegiatan untuk dapat sampai ke tempat tersebut.
wisata mendorong berbagai lapangan kerja Selain itu sarana transportasi umum menuju
bagi masyarakat setempat seperti pemandu desa wisata Conto belum tersedia sehingga
wisata, usaha homestay, warung makan, para pengunjung harus menyediakan sarana
toko oleh-oleh, dan petugas parkir. Semakin transportasi pribadi untuk menuju desa
tinggi keterlibatan masyarakat lokal dalam wisata Conto. Pemerintah Desa Conto telah
pengembangan desa wisata maka peluang mengalokasikan anggaran dana desa dalam
masyarakat untuk mengambil manfaat meningkatkan aksesibilitas utamanya jalan
ekonomi dari hasil kegiatan wisata desa menuju tempat wisata secara bertahap.
cenderung semakin tinggi. Papan penunjuk arah menuju desa Wisata
Conto sudah tersedia, namun jumlahnya
2. Rencana Pengembangan Aksesibilitas
masih sangat sedikit, dan belum ada peta
Keterjangkauan suatu tempat wisata
wisata di depan jalan masuk. Pemasangan
akan mempengaruhi jumlah kunjungan
papan petunjuk arah jalan menuju obyek
wisatawan. Soamole (2014) menyatakan
wisata harus jelas, karena sangat diperlukan
bahwa aksesibilitas berupa kondisi jalan
bagi wisatawan yang akan berkunjung ke
menuju lokasi daya tarik wisata merupakan
obyek wisata. Penempatan papan penunjuk
elemen penting yang dapat memberikan
arah sebaiknya diletakkan pada tempat-
kemudahan dan kenyamanan bagi
tempat strategis untuk memudahkan
wisatawan untuk mencapai tujuan wisata.
Ketersediaan aksesibilitas yang baik perlu wisatawan. Pemasangan papan petunjuk
arah tempat wisata sangat penting bagi
disediakan dalam pengembangan desa
wisatawan terutama yang datang secara
wisata Conto. Hal ini perlu dilakukan dalam
mandiri tanpa didampingi oleh pemandu
rangka untuk memudahkan para wisatawan
wisata. Peta wisata juga perlu ada sehingga
mencapai tujuan/tempat wisata. Komponen
yang perlu disediakan antara lain: kondisi wisatawan akan mendapatkan gambaran
obyek wisata apa saja yang akan dapat
jalan yang baik, ketersediaan saran
mereka nikmati ditempat tersebut. Peta
transportasi umum menuju desa,
wisata tersebut sebaiknya ditempatkan pada
ketersediaan papan penunjuk arah yang
jalan masuk menuju desa wisata.
jelas, adanya peta wisata yang terpampang
jelas di depan jalan masuk tempat wisata. 3. Rencana Pengembangan Amenitas
Pada umumnya kondisi jalan menuju Amenitas merupakan salah satu
desa wisata Conto sudah cukup baik, komponen destinasi wisata yang berperan
namun untuk akses jalan menuju beberapa penting dalam memberikan kenyamanan
tempat wisata masih kurang baik dan dan keselamatan kepada wisatawan
sempit. Akses menuju Desa Conto dari sehingga dapat tercipta kepuasan kunjungan

58 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

wisata. Daya dukung amenitas pariwisata desa wisata dapat dibuat dengan konsep
yang perlu dipenuhi pada tempat wisata, unik dan menarik, misalnya homestay
diantaranya ketersediaan homestay yang dibuat apa adanya dengan suasana pedesaan
memadai, rumah makan, kios cinderamata, namun tetap terjaga keindahan dan
pusat informasi tempat wisata, toilet, kebersihannya, tempat makan yang
mushola/tempat ibadah, tempat parkir, dan menyediakan makanan khas daerah
amenitas pendukung lainnya (Sugiarti, setempat, dsb.
Aliyah dan Yudana, 2016). Ketersediaan 4. Rencana Pengembangan Aktivitas
sarana pendukung amenitas di desa wisata Menurut Sugiarti (2016) Pengembangan
Conto masih kurang memadai. Pengelola aktivitas/kegiatan wisata memiliki peran
wisata sudah menyediakan homestay penting dalam memperpanjang lama tinggal
dengan kondisi yang baik namun jumlahnya wisatawan di suatu desa wisata. Aktivitas
masih sangat sedikit, jika ada lonjakan
wisata tersebut dilakukan berdasarkan
wisatawan dari luar daerah di musim
karakteristik desa wisata sehingga
liburan, pengunjung akan merasa kesulitan pengembangannya selaras dengan desa
untuk mencari penginapan. Ini harus segera wisata. Dampak pengembangan aktivitas
ditangkap oleh pengelola wisata dan wisatawan tersebut akan memperpanjang
masyarakat setempat untuk dapat lama tinggal wisatawan di desa wisata yang
menyediakan homestay bagi pengunjung kemudian secara ekonomi juga
dengan jumlah yang cukup dan fasilitas meningkatkan pendapatan penduduk
yang bersih dan terawat dengan baik. Selain setempat. Hal ini tentunya menjadi peluang
itu juga diperlukan pelayanan yang baik bagi penduduk untuk mendirikan usaha di
bagi wisatawan yang menginap, dalam sekitar tempat wisata. Kepuasan
pengembangannya terkait homestay pengunjung dapat dilihat dari something to
tersebut dapat diberlakukan dengan see, something to do dan something to buy
mengusung konsep satu pintu, sehingga (Yoeti dalam Budiani, 2018), berdasarkan
seluruh penginapan di Desa Wisata Conto hal tersebut maka pada aspek something to
dapat terorganisir dengan baik. see, sudah dapat dipenuhi dengan adanya
Fasilitas pendukung amenitas seperti potensi alam dan budaya yang menjadi
rumah makan, pusat informasi tempat obyek wisata. Sementara pada aspek
wisata, toilet, mushola/tempat ibadah, something to do dan something to buy
tempat parkir sudah cukup memadai dan berasal dari sumberdaya yang dibuat oleh
tersedia di sekitar tempat wisata. Tempat pengelola wisata dan masyarakat
oleh-oleh/cinderamata sudah tersedia
pendukungnya. Pengembangan something
namun kurang lengkap. Akan lebih baik to do dilakukan dengan membuat paket-
jika fasilitas belanja di desa Wisata Conto paket wisata yang dikemas secara
menyediakan hasil kerajinan masyarakat terstruktur dan juga meningkatkan aktivitas
atau UKM setempat atau bahkan dan peran dari masyarakat setempat untuk
bekerjasama dengan UKM yang berada di menunjang pengelolaan desa wisata.
luar Desa Conto. Harapannya dapat Pengembangan something to buy dilakukan
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menyediakan hasil kerajinan
setempat khususnya dan Kabupaten masyarakat atau UKM dibawah BUMDes
Wonogiri pada umumnya. Pengembangan setempat atau bahkan bekerjasama dengan
sarana amenitas dalam rangka menunjang

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 59


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

UKM yang berada di luar desa Conto. Masyarakat di sekitar desa wisata Conto
Pengembangan aspek something to do dan ini juga memiliki peran penting dalam
something to buy pada desa wisata Conto pengembangan destinasi wisata. Aktivitas
ini memerlukan kerjasama yang baik antara yang menunjukkan keramahan kepada para
pengelola wisata, masyarakat dan pengunjung dapat menjadi nilai tambah
pemerintah, sehingga selaras dengan prinsip bagi suatu destinasi wisata. Umumnya
“Dari Conto, Oleh Conto, dan Untuk pengunjung jika merasa puas terhadap
Conto”. pelayanan wisata akan kembali melakukan
Kelembagaan wisata berperan penting kunjungan ke destinasi wisata tersebut. Hal
dalam menunjang keberhasilan pariwisata, ini tentunya juga didukung oleh daya tarik
yakni berperan sebagai wadah sekaligus wisatanya. Aktivitas masyarakat di daerah
penggerak dalam memfasilitasi dan setempat ternyata dapat mendatangkan
mengembangkan partisipasi masyarakat keuntungan dari sisi ekonomi karena
dalam bidang pariwisata (Triambodo dan dengan adanya desa wisata Conto ini dapat
Damanik, 2015). Pengelolaan desa wisata menjadi ladang rejeki bagi masyarakat
dilakukan oleh kelembagaan desa wisata. setempat. Ada yang menyediakan
Pada desa wisata Conto pengelolaan wisata homestay, rumah makan, souvenir,
dilakukan oleh Pokdarwis. Pokdarwis Desa pemandu wisata, dan jasa lainnya. Hal ini
Conto selaku pengelola wisata memiliki akan menjadi daya ungkit perekonomian
kapasitas yang baik dalam rangka warga sehingga harapannya masyarakat
mengembangkan aktivitas wisata sekitar akan sejahtera. Tentunya perlu
diantaranya semakin berkembangnya adanya dukungan dari pemerintah daerah
aktraksi wisata. Keberagaman atraksi setempat untuk mendukung eksistensi
merupakan daya tarik wisata agar tidak pengembangan desa wisata Conto melalui
terkesan monoton. Pokdarwis Desa Conto kebijakan-kebijakan yang mendukung.
telah berhasil menggabungkan atraksi
wisata budaya dengan potensi wisata alam SIMPULAN
yang ada sehingga menjadi daya tarik Kesimpulan yang dapat diambil dari
tersendiri bagi wisatawan. Selain itu penelitian tersebut, yaitu: Potensi wisata di
Pokdarwis Desa Conto telah mampu Desa Conto, Kecamatan Bulukerto,
melakukan promosi wisata melalui media Kabupaten Wonogiri terdiri dari potensi
sosial. Dampak dari pemasaran via medsos wisata alam, agrowisata dan potensi
tersebut menjadikan Desa Wisata Conto budaya. Rencana pengembangan Desa
mulai dikenal dan dikunjungi oleh Wisata Conto, Kecamatan Bulukerto,
wisatawan di beberapa daerah. Pengelolaan Kabupaten Wonogiri antara lain:
wisata di desa wisata diperlukan sumber Pengembangan atraksi melalui pembuatan
daya manusia pengelola yang baik, yakni paket wisata yang dikemas secara menarik
diantaranya kemampuan menjadi pemandu dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas
wisata. Hal ini berhubungan dengan melalui penyediaan fasilitas infrastruktur
pelayanan informasi yang diperlukan oleh yang memadai; pengembangan amenitas
wisatawan. Wisatawan yang datang ke desa melalui peningkatan daya dukung fasilitas
wisata tidak hanya dari wisatawan domestik penunjang wisata, dan pengembangan
saja, namun juga dimungkinkan wisatawan aktivitas wisata baik dari masyarakat
mancanegara. maupun dari pengelola Desa Wisata Conto

60 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

untuk mewujudkan pengembangan wisata harapan dan rencana awal. Selain itu untuk
yang berkelanjutan. mendukung potensi pengembangan wisata
Saran yang dapat diberikan dari budaya diperlukan pengembangan event-
penelitian ini yakni: Perlu adanya upaya event budaya, misalnya Festival Permainan
sinergitas seluruh pemangku kepentingan Tradisional, Fesvifal Santri, Festival
terkait, baik dari pemerintah, swasta, dan Budaya Ngerekso Bumi, Festival Camping
masyarakat sehingga pengembangan desa dan Pelestarian Alam dan Festival Jajanan
wisata Conto dapat terealisasi sesuai Tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Brahmanto, E. 2015. Magnet Paket Wisata Dalam Menari Kunjungan Wisatawan Asing
Berkunjung Ke Jogjakarta. Jurnal Media Wisata Vol.12 No.2 Nov 2015. Hal 338-
342.
Budiani, S.R, dkk. 2018. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa Sembungan, Wonosobo, Jawa
Tengah. Majalah Geografi Indonesia Vol. 32 No.2. Hal 170-176.
Istiqomah Tya Dewi Pamungkas dan Mohammad Muktiali, 2015. Pengaruh
Keberadaan Desa Wisata Karangbanjar terhadap Perubahan Penggunaan
Lahan, Ekonomi dan Sosial Masyarakat. Jurnal Teknik PWK Vol 4 No. 2.pp.
361-372.
Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi
Rohidi, UI-Press.
Murdiyanti, A. 2018. Strategi Pengembangan Pariwisata Osing di Desa Kemiren
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Prosiding Pengembangan Pariwisata
Yang Berkelanjutan: Inovasi, Teknologi, dan Kearifan Lokal. Universitas Jember.
13 Desember 2018. Hlm 35-46.
Nur Indriyani, I Nyoman Mariantha, Syafri, faridah. 2018. Implikasi Pengembangan Desa
Wisata Terhadapa Peningkatan Ekonomi Masyarakat Lokal. Seminar Nasional
Manajemen Akuntansi dan Perbankan 2018. Hal 1090-1104.
Soamole, F. 2014. Kekayaan Perairan Teluk Hol dan Pantai Sulamadaha Yang Berpotensi
sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tesis.
Program Studi Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Soleh, Ahmad, 2017. Strategi Pengembangan Potensi Wisata. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1
Edisi Februari 2017 Hal 32-52.
Sugiarti, R., I. Aliyah., G. Yudana. 2016. Pengembangan Potensi Desa Wisata di
Kabupaten Ngawi. Jurnal Cakra Wisata Volume 17 Jilid 2 Tahun 2016. Hal 14-
26.
Triambodo, S., & Damanik, J. (2015). Analisis Strategi Penguatan Kelembagaan Desa
Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif (Studi di Desa Wisata Kerajinan Tenun Dusun
Gamplong, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212 61


Jurnal Litbang Sukowati In Press, Vol. 5, No. 1, November 2021, Hal 49-62 p-ISSN: 2580-541X, e-ISSN: 2614-3356

Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang desa.


Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2014 tentang dana desa.
Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang
No. 6 Tahun 2014 tentang desa.

62 Tersedia online di http://journal.sragenkab.go.id; Permalink/DOI: 10.32630/sukowati.v5i1.212

You might also like