Professional Documents
Culture Documents
Aircraft
Aircraft
com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
22:32
2:02
2:38
7:52
3:37
SHOW MORE
PENDAHULUAN
Penerbangan merupakan salah- satu moda transportasi yang memiliki andil besar dalam memperlancar roda pereko-
nomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta mempererat hubungan antar bangsa. Kebutuhan transportasi
udara kian hari semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang dari dan ke seluruh
pelosok tanah air, serta dari dan ke luar negeri. Oleh karena itu penerbangan hendaknya mampu menyediakan angkutan
udara yang aman, seIamat, cepa:, teratur, lancar, tertib, nyaman dan efisien serta.dengan biaya yang wajar.
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah memungkinkan peningkatan pelayanan
dalam Penerbangan baik dari segi kuantitas misalnya tempat duduk, frekuensi dll serta segi kualitas antara lain
keselamatan, keteraturan dan kenyamanan. Pemanfaatan teknologi canggih dalam pesawat terbang memungkinkan
pesawat tersebut dapat beroperasi dengan daya tahan dan tingkat keandalan yang tinggi, pengontrolan dengan tingkat
akurasi yang lebih tinggi, control otomatis yang memberikan kemudahan baik bagi pilot maupun ground engineer. Hal ini
memberikan jaminan keselamatan terbang yang jauh lebih tinggi dibandingkan pesawat konvensional pada masa lalu.
Kecanggihan system dari suatu pesawat terbang mampu memberikan jaminan kelancaran dalam penyediaan transportasi
udara, bila tidak disertai dengan sikap mental yang baik dari individu-individu yang berkaitan dengan pengoperasian
pesawat tersebut. Hal yang lebih penting lagi adalah oemahaman tentang karakteristik dari pesawat itu sendiri, apa yang
harus dilakukan untuk menjamin agar tetap laik terbang, pekerjaan perawatan (maintenance work) apa yang harus
dilaksanakan dn bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan
Perawatan (maintenance) pada pesawat udara didefinisikan sebagai ; semua pekerjaan yang dilakukan untuk
mempertahankan pesawat udara, komponen-komponen dan perlengkapan pesawat udara dalam keadaan laik udara.
AKTIVITAS AIRLINE
Tinjauan tentang aktivitas air lines hanya memberikan gambaran umum, agar nampak dimanakah letak dari fungsi
kegiatan perawatan dan kontrisbusinya dalam mendukung keseluruhan sistem dari suatu airlines.
James L. Lynch, menulis buku “Airlines Organization In The 1980’s” yang didasarkan pada hasil penenilitian dan
pengamatan pada lebih dari 50 perusahaan didunia dari tahun 1963 – 1983. James menyimpulkan bahwa, meskipun
banyak airlines yang berbeda dalam struktur organisasi, besarnya, latar belakang sejarah, lingukngan budayanya, namun
aktivitas – aktivitas yang dilakukannya boleh dikatakan sama.
Menurut James, suatu airlines terdiri dari fungsi-fungsi yang dapat dikelompokan dalam 3 sistem yang saling berkaitan.
Ketiga sistem tersebut mencangkup ;
1. Sistem operasi (The Operational System)
Keempat fungsi tersebut, dicangkup dalam 1 sistem yang disebut Sistem Operasi (The Operational System). Jika suatu
airline mulai mengoperasikan, tentunya pihak managemen harus dapat memastikan bahwa kapasitas yang disediakan,
dapat dipakai secara maksimal, karena itu butuh fungsi Pemasaran. Dan tentunya pesawat yang dipakai harus layak
terbang dan aman (Safe), maka ini tentunya perlu fungsi Perawatan atau Maintenance. Pemakai jasa atau muatan cargo
harus dimuat ke pesawat (must be boarded), tanpa gangguan sedikit pun, hal ini tentunya membutuhkan fungsi operasi
darat (ground operation). Selanjutnya pesawat diterbangkan secara cepat sampai ketujuannya, hal ini membutuhkan fungsi
operasi penerbangan (Flight Operation). Semua termasuk dalam berbagai fungsi yang dapat dicakup 2 sistem, yaitu Sistem
Perencanaan Strategi (Strategy Planning System) dan Sistem Sumber – Sumber (Resoursing System).
Adapun sistem perencanaan strategi meliputi fungsi “corporate planning” dan fungsi “information management”.
Sedangkan resoursing system meliputi fungsi keuangan (Finance), administrasi (Accounting), dan personil (Personel)
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
Adalah terpenuhinya persyaratan minimum kondisi pesawat udara dan/ atau komponennya untuk menjamin keselamatan
penerbangan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
Sedangkan menurut FAA yang tertuang dalam FAA order No. 8300.9 section 15 terbitan 26 Juli 1985 pengertian laik
udara adadlah Suatu pesawat udara dinyatakan dalam kondisi “LAIK UDARA” apabila memenuhi dua kondisi yaitu :
– pesawat udara harus memenuhi atau sesuai dengan rancang bangun (type design) atau type certificate
– pesawat harus dalam kondidi aman untuk dioperasikan .
Kesesuaian terhadap type design atau pesawat dikatakan sesuai dengan type design-nya bila keadaannya atau komponen-
komponen yang dipasang konsisten dengan blue print , spesifikasi dan data lain yang menjadi bagian dari type certificate.
Kesesuaian ini mencakup pula field approve alteration dan supplemental type certificates yang berlaku . Sedangkan
pesawat aman dioperasikan menunjukkan kondisi pesawat udara yang berkaitan dengan wear and deterioration seperti
kondisi kebocoran fluid dsb.
C of A tersebut harus dikeluarkan oleh Negara dimana pesawat tersebut didaftarkan (article 31). Konvensi juga
mensyaratkan bahwa setiap Negara anggota ICAO wajib mengakui C of A yang dikeluarkan oleh Negara dimana pesawat
itu didaftarkan selama memenuhi standard minimal kelaikan udara yang ditetapkan oleh ICAO (article 33).
Standar minimal kelaikan udara ditetapkan pada Annex 8, standard ini harus dipergunakan sebagai patokan bagi setiap
Negara anggota ICAO dalam mengembangkan peraturan untuk dinegaranya. Peraturan ditambah sesuai dengan kondisi
negaranya dan dapat mengadopsi peraturan-peraturan dari Negara anggota lain.
Negara dimana pesawat tersebut didaftarkan (state of registry) merupakan penanggungjawab tunggal atas kesesuaian
pesawat dengan prototype design dan disertifikasi sesuai dengan kelas/kategorinya. State of registry juga menjamin bahwa
semua pesawat udara yang terdaftar dirawat dalam keadaan laik udara sepanjang masa pengoperasian pesawat tersebut.
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
Pada active role authority melakukan supervise scera day to day, memberikan pengarahan dan pengontrolan pada industry
(manufacture).
Pada passive role authority berperan aktif hanya bila ada permasalahan atau melakukan investigasi atau ada
penyimpangan-penyimpangan .
Beberapa hal yang penting dan harus tercakup dalam sistem peraturan kelaikan udara setiap Negara, yaitu :
A. Registration of aircraft
B. Aircraft type certification
C. Issue of certification of airworthiness
D. Approval of aircraft maintenance organization
E. Certification of operator
F. Licencing of personnel
Melalui proses pendaftaran pesawat udara, pengeluaran sertifikat, pemberian approval (pengesahan) serta penerbitan
lisensi, authority /negara dapat mengontrol tanggung jawab manufacturer, operator/airlines dan maintenance facilities
dalam keselamatan penerbangan guna melindungi kepentingan umum.
1. Mengupayakan keselamatan penerbangan semaksimal mungkin artinya perawatan mamapu menjamin bahwa setiap
bagian atau perlengkapan memiliki tingkat performansi yang tinggi dengan demikian keselamatan penerbangan akan
terjamin
2. Mengoptimalkan ketersediaan pesawat udara artinya keberadaan maintenance mampu memenuhi persyaratan
keselamatan dan mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan. Dengan demikian akan semakin banyak pesawat yang siap
untuk diterbangkan . Pesawat dapat dioperasikan secara optimal (efisiensi jam terbang) sehingga memberikan keuntungan.
3. Mengupayakan biaya perawatan (maintenance cost) serendah mungkin. Biaya perawatan antara lain meliputi pengadaan
fasilitas, material, komponen-komponen dan sumber daya manusia diupayakan seefisien mungkin.
Catatan :
Setiap orang yang berhubungan dengan maintenance baik sebagai supervisor, manager, engineer, mechanic dan lain-lain
hendaknya peduli mengupayakan ketercapaian ketiga sasaran tersebut.
– Terlepas apakah maintenance itu dilakukan oleh organisasi itu sendiri atau dikontrakkan ke organisasi lain maka
penanggung jawab utama dari kelaikan udara adalah OPERATOR yang mengoperasikannya.
– Semua pekerjaan maintenance dan modification pada pesawat udara, komponen-komponen dan perlengkapan pesawat
udara hendaknya dilaksanakan, disahkan (disertifikasi) dan dicatat sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
CASR.
– Operator hendaknya memiliki buku pedoman perawatan (maintenance manual yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman/guide bagi setiap personil yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan pesawat udara.
• Agar pelaksanaan maintenance teratur, maka operator harus memiliki AIRCRAFT MAINTENANCE SPECIFICATION
dan menyusun maintenance program
Maintenance program berbeda antara airline yang satu dengan yang lainnya. Airline mengembangkan maintenance
program disesuaikan dengan sifat operasi, komersial dan persyaratan teknis, peraturan pemerintah, struktur route, man
power dan fasilitas.
a. Line maintenance
b. Base maintenance
a. minor maintenance
b. major maintenance
a. Hard Time
b. On condition
c. Condition maintenance
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
Line maintenance dilaksanakan di line station atau flight line of an airlines base station, jenis pekerjaannya terdiri dari
routine task dengan low interval dan non routine task.
2. Base Maintenance
Base maintenance dilaksanakan di aorline’s base maintenance. Sifatnya adalah Fixed Oriented karena memiliki manpower
dan fasilitas yang memadai sehingga mampu melaksanakan semua macam pekerjaan perawatan
merupakan pekerjaan perawatan yang memerlukan aircraft down time kurang dari 24 jam. Pekerjaan yang dilakukan
mencakup pekerjaan rutin seperti pre flight check sampai “B” check work packages serta pekerjaan tidak rutin lainnya
seperti perbaikan ringan.
adalah semua pekerjaan yang memerlukan aircraft down time lebih dari 24 jam . Pekerjaan ini meliputi structural
inspection and repair, overhaul, cabin refurbishment, paint removal dll. Pelaksanaannya di maintenance base
Catatan
– Struktur atau sistem pesawat terdiri dari sejumlah part, component atau assembly
– Setiap partmemiliki kemampuan untuk menahan beban berbeda, begitu juga dengan material dan proses pembuatannya
juga bervariasi.
– Ketahanan suatu part untuk menanggung beban atau stress yang terjadi sangat berkaitan erat dengan waktu atau umur
– Contoh part yg menerima beban berulang-ulang akan mengalami fatique atau dua part yang bergerak dan saling
bergesekan lama kelamaan akan menjadi aus (wearout)
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
– Part yang telah digunakan sekian lama akan mengalami kerusakan. Kemungkinan kerusakan semakin tinggi setelah
mencapai umur tertentu, meski tidak semua part akan mengalami kerusakan pada umur yang sama.
yaitu proses preventive maintenance agar suatu part, component, assembly tidak mengalami failure dan mengganggu
keselamatan dengan cara diganti atau di overhaul pada interval waktu tertentu
2. On Condition Maintenance
adalah proses preventive maintenance yang dilakukan pada unit-unit, sistem-sistem atau bagian dari struktur yang
kondisinya dapat ditentukan melalui pemeriksaan (inspection) atau mengetesan secara berulang-ulang pada interval waktu
tertentu. Interval waktu pemeriksaan mula-mula pendek dan kemudian semakin bertambah bila telah ada service
experience
Condition monitoring digunakan pada parts atau sistem yang tidak memerlukan preventive maintenance, dalam proses ini
kerusakan / malfunction diizinkan terjadi. Bila terjadi kelainan-kelainan dalm operasi atau penurunan performance yang
diketahui dari hasil monitoring maka akan dilakukan pekerjaan tertentu. Dari hasil monitoring ini akan dianalisis untuk
menentukan langkah-langkah timdakan yang tetap misalnya penyetelan, perbaikan atau pergantian.
Maintenance Program
Dalam penyusunan maintenance program perlu dipertimbangkan factor-faktor berikut seperti maintenance requirement,
komersial, operasional, geografis, ekonomis, man power dan peraturan pemerintah.
Kerangka kerja dari suatu operator manitenace program yang disusun oleh airline umumnya memiliki pola yang sama,
seperti uraian berikut ini :
A. Service Checks
Pada akhir setiap penerbangan dan pada akhir setiap pengoparasian pesawat, beberapa pekerjaan perawatan harus
dilaksanakan pesawat transport. Pekerjaan ini biasanya disebut walk around check, preflight check, lay over check, over
night check atau service check.
Dalam maintenance check tidak ada hirarki bahwa pekerjaan yang satu lebih penting dari pekerjaan yang lainnya. Semua
pekerjaan (task) adalah penting untuk dikerjakan pada setiap interval waktunya. Tetapi ada hirarki untuk frekuensi
pemeriksaan dan ground time. Dimulai dari A-check, B-check dan seterusnya, dimana semakin tinggi levelnya diperlukan
ground time yang lebih tinggi dan frekuensi pelaksanaannya semakin menurun.
Nterval waktu dan ground time berubah-ubah /berbeda tergantung pada tipe pesawat dan tipe operasinya.
Setelah pesawat dioperasikan selama tiga sampai lima tahun beberapa pekerjaan besar perlu dilakukan pada pesawat
transport. Selama aircraft down time antara satu sampai empat minggu pekerjaan-pekerjaan besar dapat dilaksanakan
seperti paint removal, cabin refurbishment, control surface removal dan internal structure inspection. Paket total disebut
D-check atau jika isi paket berubah-ubah disebut heavy maintenance.
Non routine maintenance adalah pekerjaan-pekerjaan yang timbul karena adanya malfunction, keluhan-keluhan pilot atau
temuan-temuan (finding item) pada pelaksanaan routine maintenance. Untuk memperkirakan jumlah waktu perawatan
diasumsikan bahwa setiap satu jam routine maintenance akan menimbulkan satu jam non routine maintenance. Meskipun
anggapan ini tidak selalu benar, tetapi dapat dipergunakan sebagai pendekatan yang baik untuk menghitung jumlah jam
perawatan.
Modifikasi-modifikasi pada pesawat atau komponen-komponenya merupakan sumber lain dari non routine maintenance.
Apakah modifikasi ini akan dilaksanakan bersamaan dengan scheduled check atau pada waktu khusus tergantung dari
volume pekerjaan dan urgencinya.
memungkinkan pesawat tersebut dapat beroperasi dengan daya tahan dan tingkat keandalan yang tinggi, penaontrolan
dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi, kontrol otomatis yang memberikan kemudahan, baik bagi pilot maupun ground
teknisi.
sebagai berikut: A check, B check, C check, atau D check. A dan B check merupakan pemeriksaan
yang lebih ringan, sedangkan C dan D dianggap sebagai pemeriksaan yang lebih berat.
A check[sunting | sunting sumber]
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 400 - 600 jam terbang atau 200 - 300 pergerakan (lepas landas
dan mendarat dianggap sebagai satu pergerakan pesawat), tergantung jenis pesawatnya.
[3]
Pemeriksaan ini membutuhkan sekitar 150 - 180 jam kerja dan umumnya dilakukan di hangar
sedikitnya selama 10 jam. Pelaksanaan sebenarnya bergantung dengan jenis pesawat, jumlah
pergerakan, atau jumlah jam terbang setelah pemeriksaan terakhir. Pemeriksaan dapat ditunda oleh
maskapai apabila beberapa kondisi yang ditentukan sebelumnya terpenuhi.
B check[sunting | sunting sumber]
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6-8 bulan. Pemeriksaan membutuhkan 160 - 180 jam kerja,
bergantung pada jenis pesawat, dan umumnya selesai dalam waktu 1 - 3 hari di hangar.
Pemberlakuan jadwal yang sama bisa dilakukan kepada A dan B check. Selain itu, B check juga
bisa digabungkan dalam A check yang berkelanjutan, seperti: pemeriksaan A1 hingga A10
menyelesaikan seluruh item B check.
C check[sunting | sunting sumber]
Pemeriksaan ini dilakukan kira-kira setiap 20 - 24 bulan atau pada jumlah jam terbang tertentu
seperti yang ditetapkan oleh pembuat pesawat. pemeriksaan perawatan ini jauh lebih luas
dibandingkan B check, mengharuskan sebagian besar komponen pesawat untuk diperiksa.
Pemeriksaan ini membuat pesawat tidak bisa terbang hingga penyelesaiannya; karena pesawat
dilarang meninggalkan tempat pemeriksaan sebelum selesai. Pemeriksaan ini juga membutuhkan
tempat yang lebih luas dibandingkan A dan B check. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan di hangar
tembat basis perawatan berada. Waktu yang dibutukna untuk pemeriksaan ini antara 1 -2 minggu
dan membutuhkan tenaga hingga 6000 jam kerja. Jadwal pemeriksaan tergantuk pada banyaknya
faktor dan komponen yang diperiksa, dan bergantung pada jenis pesawat.
D check[sunting | sunting sumber]
Pemeriksaan ini merupakan yang paling luas dan paling berat bagi sebuah pesawat. Pemeriksaan
ini dilakukan kira-kira setiap enam tahun.[4] Pemeriksaan ini membuat hampir semua bagian pesawat
dibongkr untuk inspeksi dan diteliti. Bahkan cat harus benar-benar dikelupas untuk inspeksi lebih
lanjut pada bagian dinding lambung. Pemeriksaan ini membutuhkan hingga 50000 jam kerja dan 2
bulan untuk selesai, tergantung jenis pesawat dan jumlah personil yang terlibat. Pemeriksaan ini
juga membutuhkan tempat yang paling luas sehingga harus dilakukan di basis perawatan yang
tepat. Sulitnya persyaratan dan besarnya usaha yang dibutuhkan membuat pemeriksaan ini menjadi
yang paling mahal, dengan biaya penyelenggaraan sekali D check menghabiskan dana hingga
puluhan milyar rupiah.
Karena kondisi dan biaya pemeriksaan ini, sebagian besar maskapai — terutama yang memiliki
armada besar — harus merencanakan D check bagi pesawatnya setahun sebelumnya. Sering kali
pesawat yang lebih tua pada beberapa maskapai tertentu akan disimpan atau dibesituakan sebelum
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
mencapai D check berikutnya, karena besarnya biaya bila dibandingkan dengan nilai pesawat. Rata-
rata, sebuah pesawat komersial akan menjalani tiga D check sebelum dipensiunkan. Banyak
bengkel perawatan, perbaikan, dan pembongkaran menyatakan sulit memperoleh D check yang
menguntungkan di beberapa negara tertentu, sehingga hanya sedikit bengkel yang bisa
melakukannya.[butuh rujukan]
Karena waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan, banyak maskapai menggunakan kesempatan
pemeriksaan ini untuk juga melakukan modifikasi kabin yang cukup besar di pesawat, yang juga
membutuhkan waktu banyak sebelum boleh diterbangkan. Hal ini juga meliputi penggantian kursi,
sistem hiburan, dan karpet.
One of the most important factors influencing the success of an airline is the maintenance of its aircraft. Only when
the fleet is in a technically excellent state of care can the flying operations be run punctually and profitably. Lufthansa
Technik with its more than 22,000 mechanics and engineers in its international group of companies is the world
market leader in aircraft technical services, in which maintenance plays a central role.
The maintenance of aircraft is differentiated into line maintenance and overhaul. The work that has to be done in the
short term is called line maintenance. This means that the aircraft keeps to its usual schedule. The daily, weekly and
monthly checks are carried out over night, the next morning the aircraft goes back into scheduled service. Merely the
C-Check that is carried out about every one and a half years takes somewhat more than one day. For an overhaul,
called the IL and D-Check, the aircraft is taken out of service for several weeks. With the overhaul, the D-Check, it is
taken apart completely and put back together after every component has been checked, repaired or exchanged.
The scope of work has been outlined in the maintenance plan for every check carried out on an aircraft. It starts with
the Trip Check: before every take-off the captain or copilot checks the plane. If necessary the mechanics will change
the wheels as part of the daily checks. They replace the brakes when the carbon disks have been overheated in a
particularly hard braking maneuver. Moreover, they check the aircraft for cracks, corrosion or leakages and check
https://www.lufthansa-technik.com/aircraft-maintenance
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-kelaikan-udara-
mainmenu-35/729-apa-artinya-service-bulletin
https://www.faa.gov/regulations_policies/handbooks_manuals/aircraft/
that important systems work perfectly. The oil level in the engines, hydraulic fluid, water and tire pressure are
checked every day, the cabin is thoroughly cleaned over night.
The D-Check is the most important aircraft maintenance event. When it comes for an overhaul, a Lufthansa Jumbo
Jet has done at least six years of intercontinental service, over 30,000 flight-hours and the some 25 million kilometers
that it has flown would be enough to fly more than 30 times from the earth to the moon and back. When the aircraft
subsequently leaves the hangar after six weeks it is better than new: not only will everything have been repaired or
exchanged that can wear in the slightest, moreover all product improvements in the technology and passenger
comfort that have been launched by the manufacturers over the past years will have been installed.
The D-Checks start with the stripping of the exterior paintwork. The aircraft is taken apart completely and each part
checked thoroughly. The engines are put aside and the landing gear is removed. The aircraft is facked up on massive
support brackets. Large parts of the outer paneling are removed, uncovering the airframe, supporting structure and
wings for a meticulous check. Here, the most modern methods for nondestructive material testing are used. For
example, X-rays, eddy current probes and magnetic field checks. These checks detect with the greatest possible
reliability any material fatigue, hair cracks or any other damage.
The classical IL-Check is carried out every four to six years, i.e., about halfway between the D-Checks. It serves, in
particular, to freshen up the cabin, as well as to check several components. However, recently it has lost in
significance. The lifespan and reliability of the systems are continually improving. It is now possible, therefore, to
distribute the elements of the IL-Check over several C-Checks or are delayed to the next D-Check. This has been
conducted in this way for years with the "flagship" of the international airlines: the Boeing 747-400. The new long-
distance aircraft of Airbus will follow this proven prodedure.