You are on page 1of 14

Kel o l a

Jurnal Manajemen Pendidikan


Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Volume: 7, No. 2, Juli-Desember
Wacana jurnalkelola@gmail.com 2020
Halaman: 0-0

Penerapan Fungsi Manajemen Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri


Rambutan 01 Jakarta

Dzihni Dhiyaul Haq


Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
dzihnihaq7320@gmail.com

Gianny Natasya Chandra


Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
gianichandra68@gmail.com

Sarah Christiani D. P
Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
sarahhchristtd@gmail.com

ABSTRACT
Education is the right of every citizen, it has even been regulated in the law contained in
Law no. 20 of 2003 concerning the national education system. The implementation of
inclusive education is one of the systems of providing special education which requires that
all children with special needs can obtain rights as citizens in terms of education. This
research was conducted with the aim of knowing the implementation of the functions in
inclusive education management at the Rambutan 01 State Elementary School Jakarta,
starting from planning, organizing, implementing, to evaluation. This study used descriptive
qualitative method. The data collection technique was carried out by interviewing through
Whatsapp groups with one of the Special Education Teachers (SET) at the school. The
research subjects were Special Education Teachers (SET) from the SDN Rambutan 01
school. This research resulted in knowledge about how the implementation of special
education management at SDN Rambutan 01. The implementation of inclusive education
management in this school went quite well because the teachers in this school had been
prepared very well through a training in dealing with or teaching students with special
needs..

Keywords: Inclusive Education, Inclusive Education Management, SDN Rambutan 01

Article Info
Received date: ???? Revised date: ???? Accepted date: ????

PENDAHULUAN yaitu pendidikan yang diselenggarakan secara


Pendidikan adalah hak setiap warga demokratis dan berkeadilan serta tidak
negara, bahkan telah diatur pada Undang- diskriminatif dengan menjunjung tinggi nilai
Undang yang terdapat dalam UU No. 20 HAM atau hak asasi manusia, nilai keagamaan,
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nilai budaya, dan kemajemukan bangsa dengan
Nasional. Dalam UU ini, penyelenggaraan satu kesatuan yang sistematis dengan sistem
pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, terbuka dan multimakna.
Kelola : Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

Bahkan jelas tertera pada Pembukaan Undang- individu yang memiliki kelainan atau hambatan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dari kondisi rata-rata anak pada umumnya, baik
Tahun 1945 yang tertulis untuk mencerdaskan secara intelektual, mental, fisik, sosial, dan
kehidupan bangsa, maka unsur penting, strategis emosional, di atas atau di bawah rata-rata
serta mendapat perhatian dan perlindungan individu pada umumnya (Mirnawati, 2019). Pada
adalah pendidikan pada semua jenjang kesempatan ini kami mengambil penelitian
pendidikan seperti pendidikan dasar sampai tentang Penerapan Fungsi Manajemen
perguruan tinggi. Adanya pendidikan tentu saja Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri
tidak jauh jangkauannya dari memanajemen Rambutan 01. Di sekolah tersebut terdapat 19
atau mengatur pendidikan tersebut. Manajemen ABK pada rentang usia dari kelas 2 sampai 6 SD
pendidikan di sekolah inklusi tentu saja berbeda yang sudah teridentifikasi terbagi dalam
dengan manajemen pendidikan di sekolah kekhususan tunagrahita, kesulitan belajar, dan
reguler. Manajemen pendidikan inklusi yang lambat belajar. Penelitian ini dilakukan bertujuan
dimaksud harus disesuaikan dengan kondisi untuk mengetahui implementasi dalam
sekolah yang ada serta kebutuhan pendidikan manajemen pendidikan inklusi di Sekolah Dasar
yang diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus Negeri (SDN) Rambutan 01 Jakarta, yang
di sekolah tersebut. Sekolah akan diberikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
kebebasan untuk mengatur dan mengelola pelaksanaan, hingga evaluasi.
sumber daya yang ada disekitarnya dalam hal ini Anak dengan hambatan intelektual atau
warga sekolah dan masyarakat sekitar. Dalam yang biasa disebut dengan anak tunagrahita
penjabarannya, manejemen sekolah memiliki merupakan salah satu dari jenis anak
beberapa fungsi, diantaranya yaitu (1) fungsi berkebutuhan khusus. Menurut DSM-V
perencanaan, yang mencakup beberapa kegiatan (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
untuk menentukan kebutuhan, membuat dan Disorders) tunagrahita merupakan suatu
melakukan perencanaan mengenai tujuan, dan hambatan yang ditandai dengan gangguan klinis
penentuan startegi agar dapat mencapai tujuan- yang signifikan dalam kognisi individu, emosi,
tujuan yang telah dibuat, (2) fungsi regulasi atau perilaku yang mencerminkan
pengorganisasian, yang merupakan sebuah ketidakmampuan dalam psikologi, proses biologi
proses pengelompokan, penentuan struktur serta atau perkembangan yang mendasari fungsi
pendistribusian tenaga kerja untuk menunjang mental. Bahkan Soemantri mengatakan bahwa
seluruh kegiatan pembelajaran serta anak tunagrahita adalah anak dengan
memudahkan proses kerja kedepannya, (3) kemampuan intelektual di bawah rata-rata yang
fungsi pelaksanaan, yang merupakan sebuah menjadi penyebab mereka sukar atau sulit
proses dimana pemimpin yaitu Kepala Sekolah mengikuti program pendidikan di sekolah biasa,
Dasar Negeri Rambutan 01 untuk memastikan sehingga perlu adanya pendidikan khusus yang
seluruh kegiatan belajar mengajar mulai dari sesuai dengan kemampuan anak tersebut.
kompetensi pengajar, peserta didik, penetapan Sedangkan pengertian dari anak kesulitan
kurikulum hingga sarana prasarana berjalan belajar menurut DSM-V dikatakan sebagai suatu
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan gangguan perkembangan syaraf yang terjadi
sebelumnya, dan (4) fungsi evaluasi, yang secara biologis yang menjadi penyebab utama
merupakan sebuah kegiatan untuk memberikan dari keabnormalitasan tingkat kemampuan
penilaian dan mengkoreksi hasil kerja sehingga kognitif yang dihubungkan dengan gangguan
hasil yang diberikan sesuai dengan tujuan yang perilaku yang menandainya. Perkembangan
telah direncanakan. Anak berkebutuhan khusus syaraf yang terjadi secara biologis ini termasuk
atau ABK adalah dengan adanya penurunan sifat genetic,

2
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.

“Suatu metode yang dilakukan dengan


epigenetic, atau karena faktor lingkungan yang
menganalisis, menggambarkan, dan meringkas
mampu memberikan dampak pada kemampuan
berbagai kondisi maupun situasi dari berbagai
otak untuk menerima ataupun memproses
data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara
informasi verbal ataupun non-verbal secara tepat
atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti
dan akurat. Berbeda dengan anak hambatan
yang terjadi di lapangan”.
intelektual dan kesulitan belajar, anak dengan
Penelitian ini dilaksanakan melalui sebuah group
lambat belajar (slow learner) yang dijelaskan
dalam Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan whatsapp yang didalamnya terdapat Guru
Pengajaran Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan Khusus dari SDN Rambutan 01,
mendefinisikan sebagai anak yang memiliki
yaitu Ibu Suci. Subyek dalam penelitian ini
keterbatasan intelektual dengan IQ di bawah
rata-rata anak pada umumnya. Dengan adanya adalah salah satu Guru Pendidikan Khusus
hambatan tersebut, dibutuhkannya layanan (GPK) yang bekerja di sekolah tersebut. Alat
pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa
pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan
(SLB) dan sekolah inklusi.
Pendidikan inklusi menurut Purwanta wawancara dengan salah satu guru pendidikan
(2011) adalah perwujudan dari pendekatan khusus (GPK) di sekolah tersebut. Teknik
inklusi yang diupayakan untuk memberikan pengumpulan data dan informasi dalam
layanan pendidikan kepada anak luar biasa
penelitian kualitatif ini menggunakan teknik
secara integral dan manusiawi. Sampai saat ini,
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di wawancara dengan salah satu guru pendidikan
DKI Jakarta sudah ada 164 sekolah yang khusus (GPK) di sekolah tersebut. Data-data
terperinci ada 120 sekolah dasar atau SD (Fuadi,
yang dikumpulkan ini melalui hasil wawancara /
2017). Salah satunya adalah Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Rambutan 01 Jakarta yang hasil pertanyaan yang kelompok kami ajukan
menjadi sekolah inklusi yang terletak di Ciracas, kepada Ibu Suci serta beberapa data juga kami
Jakarta Timur. Di sekolah tersebut, disediakan
rangkum berdasarkan jawaban dari pertanyaan
layanan pendidikan bagi siswa-siswi
berkebutuhan khusus. Penanganan yang kelompok lain yang sekiranya berhubungan
disesuaikan dengan kondisi anak, bertujuan dengan tema penelitian kami. Kemudian, tahap
untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki akhir dari pengumpulan data ialah dengan
siswa berkebutuhan khusus. Keadaan siswa-
siswi berkebutuhan khusus yang berbeda dengan merangkum semua data yang sudah dimiliki
siswa reguler pada umumnya, menyebabkan kedalam artikel hasil penelitian yang akan dibuat,
dibutuhkannya penanganan yang khusus, begitu data dibuat dengan metode deskriptif kualitatif.
pula dengan manajemen pendidikannya. Hal ini
yang mendorong peneliti untuk mengetahui
HASIL PENELITIAN DAN
bagaimana manajemen pendididkan inklusi di
PEMBAHASAN
salah satu Sekolah Dasar Reguler di Kecamatan
Fungsi Perencanaan
Ciracas, Jakarta Timur.
Berdasarkan hasil wawancara yang
METODE PENELITIAN dilakukan melalui WhatsApp Group, sebelum
Metode penelitian yang digunakan pada SDN Rambutan 01 menyelenggarakan
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. pendidikan inklusi, kepala sekolah dari SDN
Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah Rambutan 01 sudah terlebih dahulu menyiapkan

3
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

pembekalan kepada para guru dalam menerima 2. Menciptakan suasana belajar yang
siswa berkebutuhan khusus. Pembekalan ini nyaman
dilakukan dengan menerjunkan para guru
mengikuti pelatihan mengenai bagaimana cara 3. Memanfaatkan sumber belajar yang
penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus ada
hingga tentang bagaimana cara mengajar 4. Memberikan pembelajaran yang
peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu,
bermakna dengan metode pendekatan
setelah mengikuti pelatihan guru-guru yang
bekerja di SDN Rambutan 01 juga diterjunkan saintifik dan tematik terpadu
langsung ke lingkungan masyarakat dalam 5. Mengikuti semua siswa dalam
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan ekstrakurikuler
penjelasan mengenai peserta didik
berkebutuhan khusus dan bekerja sama dalam 6. Musyawarah dalam semua kegiatan
menerima kehadiran peserta didik di belajar mengajar
lingkungan sekolah maupun lingkungan
7. Berkoordinasi dengan semua pihak
masyarakat sekitar.
Selanjutnya, selain perencanaan terkait yang terkait

ketenagakerjaan di SDN Rambutan 01 terdapat Fungsi Pengorganisasian


juga beberapa sarana yang sudah disediakan Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dalam menunjang pelaksanaan penyelenggaraan dilakukan, dalam hal pengorganisasian ini
pendidikan inklusif. Walaupun sarana dan sekolah SDN Rambutan 01 berusaha semaksimal
prasarana yang ada di SDN Rambutan 01 belum mungkin untuk dapat mengikutsertakan atau
sepenuhnya memenuhi kriteria dari aksesibilitas berkoordinasi dengan seluruh pihak yang terkait,
dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan seperti guru dan orang tua dalam melaksanakan
inklusi, namun sekolah terus berusaha dalam program pendidikan inklusi yang dilaksanakan
memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus oleh sekolah. Hal ini dilakukan agar terciptanya
di sekolah tersebut sehingga peserta didik koordinasi yang baik dalam membantu
berkebutuhan khusus dapat merasa aman, memaksimalkan proses belajar mengajar bagi
nyaman, dan tentram dalam bersekolah. peserta didik berkebutuhan khusus di SDN
Visi yang digaungkan oleh SDN Rambutan 01 Jakarta.
Rambutan 01 ialah menjadikan siswa/i SDN Selain dalam membangun koordinasi
Rambutan 01 menjadi siswa/i yang berprestasi, yang baik antara guru dan orang tua dalam
kreatif, dan dilandasi dengan iman dan taqwa. pelaksanaan program pendidikan inklusi,
Sedangkan untuk misi yang ditetapkan dalam tentunya terlebih dahulu sekolah haruslah
SDN Rambutan 01 ialah : membangun pengorganisasian yang baik terlebih
1. Menjadikan iman, taqwa, ilmu, dan dahulu dalam menciptakan sekolah yang inklusif.
teknologi sebagai dasar belajar

4
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.

Berikut adalah struktur organisasi 8. Tenaga kebersihan berjumlah 2 orang


ketenagakerjaan yang terdapat di SDN yang membantu dalam menjaga
Rambutan 01, yaitu : kebersihan lingkungan sekolah
1. Komite Sekolah yang melakukan
Fungsi Pelaksanaan
kerjasama dengan masyarakat dan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
pemerintah yang berkaitan dengan
dilakukan dengan Guru Pembimbing Khusus
penyelenggaraan pendidikan yang
(GPK) di SDN Rambutan 01, menunjukkan
bermutu.
bahwa pelaksanaan penyelenggaraan manajemen
2. Kepala sekolah SDN Rambutan 01
pendidikan inklusi di SDN Rambutan 01 dalam
melakukan kegiatan managerial
beberapa bidang, yaitu :
sekolah, sebagai pemimpin di
1. Peserta Didik
sekolah.
Untuk dapat menunjang terwujudnya
3. Bagian perpustakaan yang bertugas
manajemen pendidikan inklusi di SDN
menjaga perpustakaan dan mnegurus
Rambutan 01, haruslah dimulai dari
segala kegiatan yang berhubungan
penerimaan peserta didik berkebutuhan
dengan pinjam meminjam buku
khusus. Berdasarkan data yang didapat,
perpustakaan
terdapat beberapa jalur yang disediakan
4. Guru kelas berjumlah 12 orang yang
oleh SDN Rambutan 01 dalam menerima
bertugas menjadi guru kelas I hingga
peserta didik baru, diantaranya :
kelas VI
a. Jalur Inklusi, yaitu jalur yang
5. Guru bidang studi berjumlah 4 orang,
ditujukan untuk calon peserta
yaitu 2 orang sebagai guru bidang
didik berkebutuhan khusus yang
studi agama islam dan 2 orang untuk
ingin mendaftar di SDN
guru bidang studi olahraga
Rambutan 01. Jalur ini dilakukan
6. Guru pembimbing khusus berjumlah
melalui seleksi usia pada calon
1 orang yang bertugas membantu
peserta didik dan kuota yang
peserta didik berkebutuhan khusus
disediakan ialah sebanyak 2 siswa
dalam belajar
/ rombel.
7. Operator sekolah atau tata usaha
berjumlah 1 orang yang bertugas
dalam membantu segala aktivitas
sekolah
5
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

b. Jalur Afirmasi, yaitu jalur yang untuk belajar dengan guru pembimbing
ditujukan untuk calon peserta khusus.
didik yang berasal dari panti,
2. Kurikulum
berasal dari tenaga kesehatan
Pada SDN Rambutan 01 kurikulum yang
yang meninggal dunia karena
digunakan ialah kurikulum 2013
Covid-19, terdaftar dalam DTKS,
(Tematik). Dalam hal ini, guru kelas
pemegang KJP, dan Anak dari
dengan guru pembimbing khusus
pengemudi JakLingko. Seleksi
bekerjasama dalam membuat RPP untuk
nya pun sama dengan jalur
peserta didik berkebutuhan khusus. Selain
inklusi yaitu seleksi usia serta
itu, ketika guru kelas membuat RPP
untuk kuota terbagi menjadu 2,
untuk peserta didik yang kemudian RPP
yaitu tanpa kuota dan dengan
tersebut juga diberikan kepada guru
kuota 25%.
pembimbing khusus. Maka RPP tersebut
c. Jalur Zonasi, yaitu jalur yang
akan dilakukan modifikasi oleh guru
berdasarkan domisili berbasis
pembimbing khusus dengan
kelurahan dengan kuota 55%,
menyesuaikan kemampuan, kelemahan,
dan berdasarkan domisili
dan kebutuhan dari tiap peserta didik
berbasis provinsi dengan kuota
berkebutuhan khusus. Untuk mengetahui
10%.
kemampuan, kelemahan, dan kebutuhan
d. Jalur Pindah Tugas Orangtua dan
dari tiap-tiap peserta didik berkebutuhan
Anak Guru, serta Luar DKI
khusus, saat masa penerimaan calon
Jakarta dengan kuota masing-
peserta didik telah dilakukan asesmen
masing 5%.
terlebih dahulu oleh guru pembimbing
Selanjutnya, berdasarkan informasi yang khusus atau tenaga professional dalam
didapatkan dalam wawancara, pada hal asesmen. Sehingga ketika masa
tahun pelajaran 2020/2021 SDN kegiatan belajar mengajar berlangsung,
Rambutan 01 Jakarta memiliki 19 guru pembimbing khusus tidak perlu
peserta didik yang sudah teridentifikasi bingung lagi dalam menyusun kegiatan
berkebutuhan khusus yang terbagi ke pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dalam 3 kekhususan, yaitu tunagrahita, peserta didik berkebutuhan khusus.
slow learner, dan kesulitan belajar. 3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
PDBK tersebut terdapat pada kelas 2 Dalam hal tenaga kependidikan,
sampai kelas 6. Dalam SDN Rambutan berdasarkan hasil observasi dan
01, menyediakan waktu sebanyak 1 jam wawancara sudah dilakukan, hasilnya
untuk peserta didik berkebutuhan khusus ialah tenaga pendidik dan kependidikan
6
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.

tambahan waktu belajar. Hal ini


yang ada di SDN Rambutan 01 sudah
dikarenakan kegiatan yang dilakukan
cukup baik dan memadai, jumlahnya pun
oleh guru pendidikan khusus hanya
sudah cukup banyak. Namun, dalam hal
dilaksanakan pukul 09.00 – 13.00 WIB
tenaga pendidik terkhususnya guru
untuk per sesi hanya mendapat waktu
pendidikan khusus masihlah kurang. Hal
sebanyak 1 jam. Kegiatan pembelajaran
ini dikarenakan hanya terdapat 1 guru
ini mencakup kegiatan calistung dasar,
pendidikan khusus untuk PDBK yang
pemahaman sesuai kebutuhan peserta
berjumlah 19 orang (yang sudah
didik, dan perbaikan motoric yang
teridentifikasi). Hal ini dirasa akan
disesuaikan pula dengan kemampuan
cukup sulit, dikarenakan banyaknya
peserta didik.
PDBK tidak sebanding dengan tenaga
Dalam kegiatan pembelajaran,
pendidik khusus yang ada. Walaupun
guru pendidikan khusus juga
begitu, sekolah sudah meminta semua
menggunakan media dan bahan ajar yang
guru untuk mengikuti pelatihan
disesuaikan dengan kebutuhan PDBK.
mengenai cara mengajar PDBK sehingga
Penggunaan media juga dimaksudkan
nantinya guru-guru tersebut mau tidak
untuk membantu siswa dalam
mau dapat mengajar PDBK. Hal ini
memberikan pemahaman terhadap materi
cukup memudahkan guru pendidikan
yang diajarkan. Hanya saja, karena
khusus dalam mengajar, karena guru
kurangnya pendanaan yang disediakan
pendidikan khusus dapat bekerja sama
untuk program pendidikan inklusi masih
dengan guru kelas dan guru bidang studi
minim maka media yang digunakan atau
dalam mengetahui kemampuan PDBK
difasilitasi oleh sekolah pun masih
sehingga memudahkan guru pendidikan
terbatas.
khusus dalam menyusun kurikulum dan
5. Sarana dan Prasarana
PPI.
Berdasarkan observasi dan wawancara
4. Kegiatan Pembelajaran
yang telah dilakukan, dalam hal sarana
Berdasarkan hasil observasi dan
dan prasarana yang ada di sekolah
wawancara yang telah dilakukan,
tersebut masih belum aksesibel. Hal ini
kegiatan pembelajaran di SDN
dikarenakan, SDN Rambutan 01
Rambutan 01 berjalan sebagaimana
termasuk sekolah Negeri yang tidak bisa
mestinya dan dilakukan dengan
sesuka hati merenovasi keadaan sekolah
kerjasama antara guru kelas, guru bidang
baik dalam hal sarana dan prasarana
studi, dan guru pembimbing khusus.
tanpa adanya persetujuan dari dinas
Namun, terkhusus untuk PDBK,
pendidikan. Jadi hal inilah yang
terkadang mereka membutuhkan
7
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

menyulitkan sekolah untuk dapat


juga membuat PPI yang disesuaikan dengan
merenovasi sarana dan prasarana yang
kebutuhan tiap peserta didik berkebutuhan
ada di sekolah untuk lebih aksesibel bagi
khusus. Di dalam PPI ini juga terdapat evaluasi
PDBK, namun sekolah berusaha
pembelajaran yang akan diberikan kepada setiap
semaksimal mungkin untuk
peserta didik berkebutuhan khusus sesuai
menyediakan sarana dan prasarana yang
kemampuannya. Evaluasi ini dilakukan untuk
tetap ramah untuk PDBK.
mengetahui sejauh mana peserta didik
6. Hubungan dengan Orangtua dan
berkebutuhan khusus mampu menguasai materi
Masyarakat
pembelajaran yang telah diberikan. Tentunya,
Berdasarkan observasi dan wawancara
evaluasi ini juga dilakukan dan diberikan sesuai
yang telah dilakukan, hubungan antara
dengan kemampuan setiap peserta didik
sekolah dengan orang tua peserta didik
berkebutuhan khusus, namun jika terdapat
berjalan dengan cukup baik. Selain itu,
kemampuan yang setara diantara peserta didik
orang tua Non-PDBK pun sudah mampu
berkebutuhan khusus maka evaluasi akan
menerima kehadiran PDBK dengan
dilakukan secara bersama. Laporan evaluasi ini
cukup ramah dan baik. Sedangkan, untuk
dibuat dalam bentuk deskripsi oleh guru
hubungan dengan masyarakat juga sudah
pembimbing khusus (GPK). Sedangkan untuk
cukup baik, dimana sekolah juga sudah
teknik evaluasi yang digunakan disesuaikan
menjelaskan terkait pendidikan inklusi
dengan kemampuan peserta didik berkebutuhan
maupun PDBK sehingga masyarakat
khusus. Biasanya, pada saat PTS dan PAS guru
menjadi paham dan bisa menerima
pembimbing khusus (GPK) akan membuat 2-4
dengan baik.
tingkat kemampuan soal yang disesuaikan
Fungsi Evaluasi
dengan kemampuan dari peserta didik
Evaluasi pendidikan di SDN Rambutan
berkebutuhan khusus tentunya.
01 Jakarta dilakukan setiap 3 bulan sekali dan 6
Dalam pelaksanaan evaluasi baik dalam
bulan sekali dengan artian evaluasi akan
hal evaluasi pendidikan maupun evaluasi
dilakukan sebanyak empat kali dalam satu
pembelajaran pastilah terdapat beberapa kendala
tahun. Evaluasi akan dilakukan oleh guru
yang akan terjadi. Pada sekolah SDN Rambutan
pendidikan khusus sesuai dengan kemampuan
01 ini terdapat satu kendala yang terjadi, yaitu
peserta didik.
kendala terkait penilaian yang kurang adil untuk
Evaluasi pun harus dikerjakan secara mandiri
PDBK. Berdasarkan penjelasan narasumber,
oleh peserta didik, dan hasil laporan evaluasi
yaitu GPK di sekolah tersebut mengatakan
akan dibuat dalam bentuk deskripsi. Selain itu
bahwa masih terdapat ketidakadilan dalam hal
terdapat evaluasi pembelajaran, dimana guru
penilaian untuk PDBK. Dimana dalam hal ini,
pendidikan khusus
masih terdapat guru kelas yang sungkan atau

8
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.

pendidikan khusus, dan kepala sekolah.


ragu untuk memberikan nilai maksimal untuk
Selain faktor pendukung, ada beberapa faktor
PDBK hal ini dikarenakan akan menimbulkan
yang menghambat pelaksanaan pendidikan di
rasa iri pada peserta didik non-ABK serta
SDN Rambutan 01 Jakarta, antara lain :
adanya kekhawatiran guru kelas terhadap protes
a. Pengeluaran dana dalam pemenuhan
oleh orangtua non-PDBK terhadap nilai yang
standarisasi kebutuhan ABK. Hal ini
didapat oleh PDBK. Dalam hal ini pula, GPK
dapat disebabkan karena pada SDN
juga sudah menjelaskan kepada guru kelas
Rambutan 01 belum menyediakan dana
bahwa PDK meraih nilai maksimal ini sesuai
khusus untuk program inklusif.
dengan kemampuannya dan tentunya standar
b. Terdapat beberapa orang tua peserta didik
kemampuannya berbeda dengan peserta didik
non ABK yang masih belum memahami
pada umumnya. Hal inilah yang terkadang
bagaimana program pendidikan inklusi
menjadi permasalahan atau kendala bagi GPK
berlangsung, sehingga hal ini
dalam melaksanakan evaluasi.
menyebabkan adanya protes terhadap
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
perbandingan nilai antara peserta didik
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
ABK dengan peserta didik non ABK.
dilakukan, terdapat beberapa faktor yang dapat
mendukung pelaksanaan pendidikan di SDN Pembahasan
Rambutan 01 Jakarta, antara lain : Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang
a. Adanya ketersediaan sumber daya Pendidikan Inklusif bagi Peserta didik yang
manusia di sekolah yang ramah ABK. memiliki kelainan dan memiliki potensi
b. Adanya partisipasi dari masyarakat kecerdasan dan atau bakat istimewa disebutkan
bahwa peserta didik yang memiliki kelainan
sekitar dalam membantu dan memahami
fisik, emosional, menal, sosial, dan atau
situasi ABK. memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat
c. Sarana dan prasarana yang cukup ramah istimewa perlu mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
bagi ABK sehingga dapat menunjang
hak asasinya. Layanan pendidikan tersebut
proses belajar mengajar. dapat diselenggarakan secara inklusif.
d. Karena adanya ketersediaan sarana Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI
prasarana yang baik, maka hal ini Jakarta Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem
pendidikan juga mengatur tentang pendidikan
memberikan peningkatan pada prestasi
inklusif, ditetapkan bahwa masyarakat yang
peserta didik dan meningkatkan nama memiliki kelainan fisik, mental, emosional,
baik sekolah. dan mengalami hambatan sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus, berlaku juga
e. Adanya pihak-pihak yang mendukung
untuk warga masyarakat yang memiliki
dan ikut terlibat dalam pengelolaan potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa.
program pendidikan inklusi seperti orang Pendidikan khusus tersebut diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
tua peserta didik, guru kelas serta guru

9
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

inklusi. Dengan kata lain semakin baik


dan informal (Fuadi, 2017). Dengan adanya
manajemen yang dibuat dalam sekolah, maka
peraturan ini, pendidikan inklusif dapat
diterapkan di sekolah yang ada di Indonesia. semakin besar pula peluang keberhasilan
Dalam pelaksanaan sekolah tersebut pun akan pencapaian tujuan tersebut.
memerlukan manajemen pendidikan.

Manajemen pendidikan adalah ilmu Fungsi Perencanaan


terapan dalam bidang pendidikan yang menjadi Perencanaan merupakan rancangan
bagian dalam rangkaian kegiatan atau kegiatan atau rancangan tujuan yang akan
keseluruhan proses pengendalian usaha kerja dicapai. Sedangkan perencanaan pada pendidikan
sama sejumlah orang untuk tercapainya tujuan inklusi merupakan kegiatan menentukan tujuan
pendidikan yang berencana dan sistematis yang serta merumuskan pendayagunaan manusia,
diselenggarakan di lingkungan terutama keuangan, metode, peralatan serta seluruh
lembaga pendidikan formal (Nawawi, 1983: 11). sumber daya yang ada untuk efektifitas
Romlah (2016) mengemukakan manajemen pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan
pendidikan merupakan aktivitas untuk mencapai efisien. Selain itu, sekolah juga harus
tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang tepat
dengan pengelolaan terhadap semua kebutuhan dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, yaitu visi
institusional dalam pendidikan dengan cara yang misi yang mencakup seluruh masyarakat sekolah.
efektif dan efisien. Manajemen pendidikan Dalam rangka mengimplementasikan sebuah visi
merupakan pengelolaan semua kebutuhan pendidikan nasional yang berupaya mengaksees
institusional dengan penerapan manajemen dan atau menjangkau seluruh warga negara dalam
administrasi dalam mengelola, mengatur, dan memperoleh pendidikan yang bermutu dan dapat
mengalokasikan sumber daya yang ada dalam mempersiapkan individu serta masyarakat
dunia pendidikan secaraa efektif dan efisien. sehingga setiap siswa memiliki motivasi dan
Manajemen pendidikan juga diperlukan dalam kemampuan serta dapat turut serta berpartisipasi
pelaksanaan sekolah inklusi agar kegiatan dalam secara aktif dalam mengaktualisasi diri. Visi
sekolah tersebut dapat terstruktur secara efektif merupakan sebuah rumusan umum mengenai
dan efisien.Manajemen pendidikan inklusi keadaan yang diinginkan pada akhir periode
memiliki fungsi manajemen yang berbeda dari perencanaan. Visi juga merupakan salah satu
sekolah reguler. Fungsi dari manajemen cita-cita yang direncanakan oleh setiap warga
pendidikan inklusi yaitu proses perencanaan, sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang menggambarkan serta dapat memberikan
usaha para anggota organisasi dan penggunaan motivasi, inspirasi, dan kekuatan kepada sekolah
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan dalam menyelenggarakan
yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif. Dan ketika sekolah sudah
pembelajaran pada sekolah memutuskan menjadikan dirinya menuju sebuah
10
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.

pendidikan inklusif, maka sekolah harus dapat


dari setiap struktur organisasi yaitu sebagai
memiliki visi yang dapat mengakomodasi semua
berikut :
peserta didik dengan setting pendidikan inklusif.
a. Komite Sekolah melakukan kerjasama
dengan masyarakat dan pemerintah yang
Fungsi Pengorganisasian
berkaitan dengan penyelenggaraan
Menurut Sondang (2011)
pendidikan yang bermutu.
pengorganisasian merupakan keseluruhan proses
b. Kepala sekolah melakukan kegiatan
pengelompkan orang-orang, alat-alat, tanggung
managerial sekolah, sebagai pemimpin di
jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga
sekolah.
menciptakan suatu organisasi yang dapat
c. Tata usaha mengatur mengenai RAPBS,
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
kalender pendidikan, struktur organisasi
pencapaian. Pengorganisasian dapat
sekolah, jadwal pelajaran, dan lain
didefinisikan juga sebagai keseluruhan aktivitas
sebagainya.
manajemen dalam mengelompokan orng-orang
d. Unit perpustakaan bertugas untuk
serta penentapan tugas, fungsi, wewenang, serta
pengurusan dan menyusun laporan
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan
pelaksanaan kegiatan perpustakaan.
terciptanya aktivitas-aktivitas yang berguna dan
e. Guru kelas melaksanakan pembelajaran
berhasil dalam mencapai tujuan yang telah
bagi peserta didik di sekolah.
ditetapkan (Badrudin, 2015: 15). Dalam konteks
f. Guru pendidikan khusus (GPK)
pendidikan, pengorganisasian merupakan salah
melaksanakan dan menyediakan
satu aktivitas manajerial yang menentukan juga
pembelajaran bagi PDBK di sekolah
berlangsungnya kegiatan kependidikan
tersebut.
sebagaimana yang diharapkan dengan
pengelompokan kegiatan yang diperlukan, yaitu Agar dapat melaksanakan organisasi dengan baik
penetapan susunan organisasi serta tugas dan dan harmonis, sekolah memiliki cara untuk
fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam mengatur organisasi, yaitu dengan cara bekerja
organisasi. Lembaga pendidikan sebagai suatu secara professional sesuai dengan tugas dan
organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu tanggungjawabnya masing-masing, serta
dalam suatu sistem yang harus terorganisir mengadakan rapat rutin setiap sebulan sekali
secara rapih dan tepat, baiki tujuan, personil, untuk melakukan evaluasi kerja. Apabila terjadi
manajemen, teknologi, siswa, kurikulum, uang, suatu konflik, sekolah menanganinya dengan
metode, fasilitas, dan faktor luar seperti cara melakukan musyawarah.
masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Pengorganisasian pada setiap sekolah dan fungsi

11
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.

Fungsi Pelaksanaan
Evaluasi pun harus dikerjakan secara mandiri
Pelalaksanaan dibutuhkan untuk
oleh peserta didik, dan hasil laporan evaluasi
menggerakkan orang-orang dalam organisasi
akan dalam bentuk deskripsi. Selain itu terdapat
beraktivitas dan supaya mau serta sukarela
evaluasi pembelajaran, dimana guru pendidikan
bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi
khusus juga membuat PPI yang disesuaikan
tujuan bersama. Diartikan juga sebagai proses
dengan kebutuhan tiap PDBK. Di dalam PPI ini
pelaksanaan program supaya dapat dijalankan
juga terdapat evaluasi pembelajaran yang akan
kepada setiap pihak yang berada dalam
diberikan kepada setiap PDBK sesuai
organisasi serta dapat termotivasi agar semua
kemampuannya. Evaluasi ini dilakukan untuk
pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya
mengetahui sejauh mana PDBK mampu
dengan sangat penuh kesadaran dan
menguasai materi pembelajaran yang telah
produktivitas yang sangat tinggi. Pelaksanaan
diberikan. Tentunya, evaluasi ini juga dilakukan
dari pendidikan inklusi meliputi kepemimpinan,
dan diberikan sesuai dengan kemampuan setiap
pelaksanaan supervisi, serta pengelolaan
PDBK, namun jika terdapat kemampuan yang
hubungan sekolah dan masyarakat sehingga
setara diantara PDBK maka evaluasi akan
tujuan sekolah inklusi dapat tercapai.
dilakukan secara bersama. Laporan evaluasi ini
dibuat dalam bentuk deskripsi oleh GPK.
Fungsi Evaluasi Pendidikan dan
Pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
Evaluasi pendidikan merupakan sebuah Simpulan
Simpulan yang dapat disimpulkan dalam
kegiatan pengumpulan data, menganalisis, dan
kegiatan penelitian ini ialah :
menafsirkan data yang akan digunakan untuk
a. Dalam hal perencanaan, SDN Rambutan
mengukur dan menilai tingkat ketercapaian dari
01 sudah cukup baik. Hal ini
tujuan pembelajaran yang telah di buat
dikarenakan, sebelum merubah dari
sebelumnya. Evaluasi ini dapat dilakukan secara
sekolah regular menjadi sekolah inklusi
vertikal dan horizontal, yaitu atasan dapat
kepala sekolah SDN Rambutan 01
melakukan evaluasi kepada bawahannya, begitu
mewajibkan kepada seluruh guru untuk
juga dengan bawahan dapat melakukan upaya
mengikuti pelatihan mengenai pendidikan
kritik kepada atasannya agar penyelenggaraan
inklusi serta cara menangani dan
pendidikan inklusi dapat sesuai dengan tujuan
mengajar PDBK. Sehingga ketika
yang diinginkan. Evaluasi pada pendidikan
pelaksanaan berlangsung, guru-guru
inklusi meliputi observasi dan portofolio.
sudah siap dalam menghadapinya. Selain
Evaluasi akan dilakukan oleh guru pendidikan
itu, juga terdapat GPK yang semakin
khusus sesuai dengan kemampuan peserta didik.
memudahkan pendidikan inklusi berjalan
lancar.

12
Manajemen Pendidikan Inklusi …|Dzihni,dkk.

dibuat dalam bentuk deskripsi, tentunya


b. Dalam hal pengorganisasian sudah
evaluasi juga dijalankan dan disesuaikan
cukup baik, karena terorganisasi dengan
dengan kemampuan setiap PDBK
baik. Dimulai dari komite sekolah
sehingga hal ini memudahkan GPK untuk
hingga GPK maupun petugas perbantuan
mengetahui sejauh mana kemampuan
lainnya. Hal ini cukup memudahkan
yang sudah dikuasai oleh PDBK.
sekolah dalam melaksanakan kegiatan
e. Kendala yang dihadapi atau faktor yang
administrasi hingga kegiatan
menjadi penghambat sekolah dalam
pembelajaran.
mengimplementasikan manajemen
c. Selanjutnya dalam hal pelaksanaan,
pendidikan inklusi ini ialah terkait
sejauh yang telah dilakukan dalam
pendanaan yang masih minim
penelitian, pelaksanaan program
dikarenakan tidak adanya dana khusus
pendidikan inklusi di SDN Rambutan 01
untuk membantu program pendidikan
sudah berjalan cukup baik. Dimana GPK
inklusi dan masih kurangnya pengertian
menjalankan tugasnya dengan sangat
orang tua mengenai program pendidikan
baik. Selain itu, dalam membantu PDBK
inklusi.
beradaptasi dengan sekolah inklusi, GPK
juga membuatkan RPP dan PPI yang Saran
sesuai dengan kemampuan PDBK. Hal Penerapan fungsi manajemen sekolah di
ini memudahkan PDBK untuk Sekolah Dasar Negeri Rambutan 01 Jakarta
menguasai materi pembelajaran, sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat
mengejar ketertinggalan pelajara, serta dilihat dari kegiatan belajar mengajar yang sudah
membantu PDBK dalam berjalan dengan baik. Namun dikarenakan ada
mengembangkan potensi bakat minat beberapa orang tua peserta didik non ABK yang
yang ada dalam diri setiap PDBK. Selain belum memahami konsep pelakasanaan
itu, pelaksanaan dalam hal sarana dan pendidikan inklusi dan pemahaman tentang anak
prasarana, kegiatan pembelajaran, dan berkebutuhan khusus membuat munculnya
lainnya sudah berjalan dengan cukup beberapa protes mengenai perbandingan nilai
baik. antar peserta didik. Hal ini dapat diatasi dengan
d. Dalam evaluasi, SDN Rambutan 01 adanya sosialisasi antara orang tua peserta didik
sudah menjalankan evaluasi pendidikan dengan GPK dan guru kelas yang bersangkutan.
dengan baik. Evaluasi pendidikan
dilaksanakan 3 bulan dan 6 bulan sekali
yang dilakukan sebanyak 4 kali. Evaluasi
ini dilakukan oleh GPK melalui PPI dan

13
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I. (2016). Manajemen Pendidikan
Inklusi di Sekolah Dasar Sumbersari 1
Kota Malang. Education and Human
Development Journal Vol 01, No. 01.
Badrudin. (2015). Dasar-Dasar Manajemen.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Fuadi, K. (2017). Analisis Kebijakan
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di
Provinsi DKI Jakarta.
Kustawan, D. (2013). Manajemen Pendidikan
Inklusif : Kiat Sukses Mengelola
Pendidikan . Jakarta: PT. LUXIMA
METRO MEDIA.
Mirnawati. (2019). ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS "Hambatan Majemuk".
Yogyakarta: Deepublish.
Nawawi, H. (1983). Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Gunung Agung.
Purwanta, E. (2011). Pendidikan Inklusi.
Romlah. (2016). Manajemen Pendidikan Islam.
Buku Daras.
Wati, E. (2014). Manajemen Pendidikan Inklusi
di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL.
XIV NO. 2, 368-378.
Wahyudin, Undang Ruslan. (2020). Manajemen
Pendidikan Teori dan Praktik dalam
Penyelenggaraan Sistem Pendidikan
Nasional. Yogyakarta: DEEPUBLISH
Budiwibowo, Satrijo, Sudarmiani. 2018.
Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Pananrangi, Andi Rasyid. (2017). Manajemen
Pendidikan.
Suhelayanti, dkk. (2020). Manajemen
Pendidikan.
Kristiawan, Muhammad,dkk. (2017).
Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
DEEPUBLISH

14

You might also like