Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pendidikan Kelompok GHGGHGH
Jurnal Pendidikan Kelompok GHGGHGH
Sarah Christiani D. P
Program Studi Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
sarahhchristtd@gmail.com
ABSTRACT
Education is the right of every citizen, it has even been regulated in the law contained in
Law no. 20 of 2003 concerning the national education system. The implementation of
inclusive education is one of the systems of providing special education which requires that
all children with special needs can obtain rights as citizens in terms of education. This
research was conducted with the aim of knowing the implementation of the functions in
inclusive education management at the Rambutan 01 State Elementary School Jakarta,
starting from planning, organizing, implementing, to evaluation. This study used descriptive
qualitative method. The data collection technique was carried out by interviewing through
Whatsapp groups with one of the Special Education Teachers (SET) at the school. The
research subjects were Special Education Teachers (SET) from the SDN Rambutan 01
school. This research resulted in knowledge about how the implementation of special
education management at SDN Rambutan 01. The implementation of inclusive education
management in this school went quite well because the teachers in this school had been
prepared very well through a training in dealing with or teaching students with special
needs..
Article Info
Received date: ???? Revised date: ???? Accepted date: ????
Bahkan jelas tertera pada Pembukaan Undang- individu yang memiliki kelainan atau hambatan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dari kondisi rata-rata anak pada umumnya, baik
Tahun 1945 yang tertulis untuk mencerdaskan secara intelektual, mental, fisik, sosial, dan
kehidupan bangsa, maka unsur penting, strategis emosional, di atas atau di bawah rata-rata
serta mendapat perhatian dan perlindungan individu pada umumnya (Mirnawati, 2019). Pada
adalah pendidikan pada semua jenjang kesempatan ini kami mengambil penelitian
pendidikan seperti pendidikan dasar sampai tentang Penerapan Fungsi Manajemen
perguruan tinggi. Adanya pendidikan tentu saja Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri
tidak jauh jangkauannya dari memanajemen Rambutan 01. Di sekolah tersebut terdapat 19
atau mengatur pendidikan tersebut. Manajemen ABK pada rentang usia dari kelas 2 sampai 6 SD
pendidikan di sekolah inklusi tentu saja berbeda yang sudah teridentifikasi terbagi dalam
dengan manajemen pendidikan di sekolah kekhususan tunagrahita, kesulitan belajar, dan
reguler. Manajemen pendidikan inklusi yang lambat belajar. Penelitian ini dilakukan bertujuan
dimaksud harus disesuaikan dengan kondisi untuk mengetahui implementasi dalam
sekolah yang ada serta kebutuhan pendidikan manajemen pendidikan inklusi di Sekolah Dasar
yang diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus Negeri (SDN) Rambutan 01 Jakarta, yang
di sekolah tersebut. Sekolah akan diberikan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
kebebasan untuk mengatur dan mengelola pelaksanaan, hingga evaluasi.
sumber daya yang ada disekitarnya dalam hal ini Anak dengan hambatan intelektual atau
warga sekolah dan masyarakat sekitar. Dalam yang biasa disebut dengan anak tunagrahita
penjabarannya, manejemen sekolah memiliki merupakan salah satu dari jenis anak
beberapa fungsi, diantaranya yaitu (1) fungsi berkebutuhan khusus. Menurut DSM-V
perencanaan, yang mencakup beberapa kegiatan (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
untuk menentukan kebutuhan, membuat dan Disorders) tunagrahita merupakan suatu
melakukan perencanaan mengenai tujuan, dan hambatan yang ditandai dengan gangguan klinis
penentuan startegi agar dapat mencapai tujuan- yang signifikan dalam kognisi individu, emosi,
tujuan yang telah dibuat, (2) fungsi regulasi atau perilaku yang mencerminkan
pengorganisasian, yang merupakan sebuah ketidakmampuan dalam psikologi, proses biologi
proses pengelompokan, penentuan struktur serta atau perkembangan yang mendasari fungsi
pendistribusian tenaga kerja untuk menunjang mental. Bahkan Soemantri mengatakan bahwa
seluruh kegiatan pembelajaran serta anak tunagrahita adalah anak dengan
memudahkan proses kerja kedepannya, (3) kemampuan intelektual di bawah rata-rata yang
fungsi pelaksanaan, yang merupakan sebuah menjadi penyebab mereka sukar atau sulit
proses dimana pemimpin yaitu Kepala Sekolah mengikuti program pendidikan di sekolah biasa,
Dasar Negeri Rambutan 01 untuk memastikan sehingga perlu adanya pendidikan khusus yang
seluruh kegiatan belajar mengajar mulai dari sesuai dengan kemampuan anak tersebut.
kompetensi pengajar, peserta didik, penetapan Sedangkan pengertian dari anak kesulitan
kurikulum hingga sarana prasarana berjalan belajar menurut DSM-V dikatakan sebagai suatu
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan gangguan perkembangan syaraf yang terjadi
sebelumnya, dan (4) fungsi evaluasi, yang secara biologis yang menjadi penyebab utama
merupakan sebuah kegiatan untuk memberikan dari keabnormalitasan tingkat kemampuan
penilaian dan mengkoreksi hasil kerja sehingga kognitif yang dihubungkan dengan gangguan
hasil yang diberikan sesuai dengan tujuan yang perilaku yang menandainya. Perkembangan
telah direncanakan. Anak berkebutuhan khusus syaraf yang terjadi secara biologis ini termasuk
atau ABK adalah dengan adanya penurunan sifat genetic,
2
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.
3
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.
pembekalan kepada para guru dalam menerima 2. Menciptakan suasana belajar yang
siswa berkebutuhan khusus. Pembekalan ini nyaman
dilakukan dengan menerjunkan para guru
mengikuti pelatihan mengenai bagaimana cara 3. Memanfaatkan sumber belajar yang
penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus ada
hingga tentang bagaimana cara mengajar 4. Memberikan pembelajaran yang
peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu,
bermakna dengan metode pendekatan
setelah mengikuti pelatihan guru-guru yang
bekerja di SDN Rambutan 01 juga diterjunkan saintifik dan tematik terpadu
langsung ke lingkungan masyarakat dalam 5. Mengikuti semua siswa dalam
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan ekstrakurikuler
penjelasan mengenai peserta didik
berkebutuhan khusus dan bekerja sama dalam 6. Musyawarah dalam semua kegiatan
menerima kehadiran peserta didik di belajar mengajar
lingkungan sekolah maupun lingkungan
7. Berkoordinasi dengan semua pihak
masyarakat sekitar.
Selanjutnya, selain perencanaan terkait yang terkait
4
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.
b. Jalur Afirmasi, yaitu jalur yang untuk belajar dengan guru pembimbing
ditujukan untuk calon peserta khusus.
didik yang berasal dari panti,
2. Kurikulum
berasal dari tenaga kesehatan
Pada SDN Rambutan 01 kurikulum yang
yang meninggal dunia karena
digunakan ialah kurikulum 2013
Covid-19, terdaftar dalam DTKS,
(Tematik). Dalam hal ini, guru kelas
pemegang KJP, dan Anak dari
dengan guru pembimbing khusus
pengemudi JakLingko. Seleksi
bekerjasama dalam membuat RPP untuk
nya pun sama dengan jalur
peserta didik berkebutuhan khusus. Selain
inklusi yaitu seleksi usia serta
itu, ketika guru kelas membuat RPP
untuk kuota terbagi menjadu 2,
untuk peserta didik yang kemudian RPP
yaitu tanpa kuota dan dengan
tersebut juga diberikan kepada guru
kuota 25%.
pembimbing khusus. Maka RPP tersebut
c. Jalur Zonasi, yaitu jalur yang
akan dilakukan modifikasi oleh guru
berdasarkan domisili berbasis
pembimbing khusus dengan
kelurahan dengan kuota 55%,
menyesuaikan kemampuan, kelemahan,
dan berdasarkan domisili
dan kebutuhan dari tiap peserta didik
berbasis provinsi dengan kuota
berkebutuhan khusus. Untuk mengetahui
10%.
kemampuan, kelemahan, dan kebutuhan
d. Jalur Pindah Tugas Orangtua dan
dari tiap-tiap peserta didik berkebutuhan
Anak Guru, serta Luar DKI
khusus, saat masa penerimaan calon
Jakarta dengan kuota masing-
peserta didik telah dilakukan asesmen
masing 5%.
terlebih dahulu oleh guru pembimbing
Selanjutnya, berdasarkan informasi yang khusus atau tenaga professional dalam
didapatkan dalam wawancara, pada hal asesmen. Sehingga ketika masa
tahun pelajaran 2020/2021 SDN kegiatan belajar mengajar berlangsung,
Rambutan 01 Jakarta memiliki 19 guru pembimbing khusus tidak perlu
peserta didik yang sudah teridentifikasi bingung lagi dalam menyusun kegiatan
berkebutuhan khusus yang terbagi ke pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dalam 3 kekhususan, yaitu tunagrahita, peserta didik berkebutuhan khusus.
slow learner, dan kesulitan belajar. 3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
PDBK tersebut terdapat pada kelas 2 Dalam hal tenaga kependidikan,
sampai kelas 6. Dalam SDN Rambutan berdasarkan hasil observasi dan
01, menyediakan waktu sebanyak 1 jam wawancara sudah dilakukan, hasilnya
untuk peserta didik berkebutuhan khusus ialah tenaga pendidik dan kependidikan
6
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.
8
Manajemen Pendidikan Inklusi …| Dzihni,dkk.
9
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.
11
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol.
Fungsi Pelaksanaan
Evaluasi pun harus dikerjakan secara mandiri
Pelalaksanaan dibutuhkan untuk
oleh peserta didik, dan hasil laporan evaluasi
menggerakkan orang-orang dalam organisasi
akan dalam bentuk deskripsi. Selain itu terdapat
beraktivitas dan supaya mau serta sukarela
evaluasi pembelajaran, dimana guru pendidikan
bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi
khusus juga membuat PPI yang disesuaikan
tujuan bersama. Diartikan juga sebagai proses
dengan kebutuhan tiap PDBK. Di dalam PPI ini
pelaksanaan program supaya dapat dijalankan
juga terdapat evaluasi pembelajaran yang akan
kepada setiap pihak yang berada dalam
diberikan kepada setiap PDBK sesuai
organisasi serta dapat termotivasi agar semua
kemampuannya. Evaluasi ini dilakukan untuk
pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya
mengetahui sejauh mana PDBK mampu
dengan sangat penuh kesadaran dan
menguasai materi pembelajaran yang telah
produktivitas yang sangat tinggi. Pelaksanaan
diberikan. Tentunya, evaluasi ini juga dilakukan
dari pendidikan inklusi meliputi kepemimpinan,
dan diberikan sesuai dengan kemampuan setiap
pelaksanaan supervisi, serta pengelolaan
PDBK, namun jika terdapat kemampuan yang
hubungan sekolah dan masyarakat sehingga
setara diantara PDBK maka evaluasi akan
tujuan sekolah inklusi dapat tercapai.
dilakukan secara bersama. Laporan evaluasi ini
dibuat dalam bentuk deskripsi oleh GPK.
Fungsi Evaluasi Pendidikan dan
Pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
Evaluasi pendidikan merupakan sebuah Simpulan
Simpulan yang dapat disimpulkan dalam
kegiatan pengumpulan data, menganalisis, dan
kegiatan penelitian ini ialah :
menafsirkan data yang akan digunakan untuk
a. Dalam hal perencanaan, SDN Rambutan
mengukur dan menilai tingkat ketercapaian dari
01 sudah cukup baik. Hal ini
tujuan pembelajaran yang telah di buat
dikarenakan, sebelum merubah dari
sebelumnya. Evaluasi ini dapat dilakukan secara
sekolah regular menjadi sekolah inklusi
vertikal dan horizontal, yaitu atasan dapat
kepala sekolah SDN Rambutan 01
melakukan evaluasi kepada bawahannya, begitu
mewajibkan kepada seluruh guru untuk
juga dengan bawahan dapat melakukan upaya
mengikuti pelatihan mengenai pendidikan
kritik kepada atasannya agar penyelenggaraan
inklusi serta cara menangani dan
pendidikan inklusi dapat sesuai dengan tujuan
mengajar PDBK. Sehingga ketika
yang diinginkan. Evaluasi pada pendidikan
pelaksanaan berlangsung, guru-guru
inklusi meliputi observasi dan portofolio.
sudah siap dalam menghadapinya. Selain
Evaluasi akan dilakukan oleh guru pendidikan
itu, juga terdapat GPK yang semakin
khusus sesuai dengan kemampuan peserta didik.
memudahkan pendidikan inklusi berjalan
lancar.
12
Manajemen Pendidikan Inklusi …|Dzihni,dkk.
13
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I. (2016). Manajemen Pendidikan
Inklusi di Sekolah Dasar Sumbersari 1
Kota Malang. Education and Human
Development Journal Vol 01, No. 01.
Badrudin. (2015). Dasar-Dasar Manajemen.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Fuadi, K. (2017). Analisis Kebijakan
Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di
Provinsi DKI Jakarta.
Kustawan, D. (2013). Manajemen Pendidikan
Inklusif : Kiat Sukses Mengelola
Pendidikan . Jakarta: PT. LUXIMA
METRO MEDIA.
Mirnawati. (2019). ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS "Hambatan Majemuk".
Yogyakarta: Deepublish.
Nawawi, H. (1983). Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Gunung Agung.
Purwanta, E. (2011). Pendidikan Inklusi.
Romlah. (2016). Manajemen Pendidikan Islam.
Buku Daras.
Wati, E. (2014). Manajemen Pendidikan Inklusi
di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA VOL.
XIV NO. 2, 368-378.
Wahyudin, Undang Ruslan. (2020). Manajemen
Pendidikan Teori dan Praktik dalam
Penyelenggaraan Sistem Pendidikan
Nasional. Yogyakarta: DEEPUBLISH
Budiwibowo, Satrijo, Sudarmiani. 2018.
Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Pananrangi, Andi Rasyid. (2017). Manajemen
Pendidikan.
Suhelayanti, dkk. (2020). Manajemen
Pendidikan.
Kristiawan, Muhammad,dkk. (2017).
Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
DEEPUBLISH
14