You are on page 1of 10

Journal of Research and Technology, Vol. 5 No.

2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

ANALISIS KADAR KALSIUM OKSALAT PADA TEPUNG


PORANG SETELAH PERLAKUAN PERENDAMAN
DALAM LARUTAN ASAM
(ANALISIS DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI)

Ratih Kusuma Wardani* dan Prasetyo Handrianto


DIII Farmasi, Akademi Farmasi Surabaya
*e-mail: ratihkusumawardani19@gmail.com

Abstract

Tubers included in the family Araceae contain a lot of calcium oxalate. High calcium
oxalate consumption in the body can cause health problems. One of these examples are
in the kidneys. Tubers with high levels of calcium oxalate, if immersed in acidic
solutions, calcium oxalate levels can be reduced. In this research, immersion of porang
flour in starfruit juice, lime juice and vinegar with the aim that the content of calcium
oxalate can be reduced. Calcium oxalate levels were analyzed by Permanganometric
Titration Method. The results of this study indicate that acidic solutions can reduce
calcium oxalate levels in porang flour. Calcium oxalate levels were analyzed by
permanganometric titration method. The results of this study indicate that acid solution
can reduce calcium oxalate levels in porang flour. The 7% Averrhoa bilimbi juice
solution was able to reduce calcium oxalate levels by 62.68%. The 5% lime juice
solution gaves better results than the Averrhoa bilimbi juice solution. The 5% lime juice
solution could reduce calcium oxalate levels by 65.94%. The biggest decrease in
calcium oxalate levels were shown in porang flour after soaking it with 20% vinegar
acid solution, which amounted to 90.27%.

Keywords: Porang Flour, Acid Solution, Calcium Oxalate.

Abstrak

Umbi-umbian yang termasuk dalam famili araceae banyak mengandung kalsium


oksalat. Konsumsi kalsium oksalat yang cukup tinggi pada tubuh dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Salah satunya contohnya adalah pada organ ginjal. Umbi dengan
kadar kalsium oksalat yang tinggi, bila direndam dalam larutan asam dapat berkurang
kadar kalsium oksalatnya. Pada penelitian ini dilakukan perendaman tepung porang
dalam larutan sari buah belimbing wuluh, sari buah jeruk nipis, dan asam cuka dengan
tujuan agar kadar kalsium oksalat yang terkandung di dalamnya dapat berkurang.
Kadar kalsium oksalat dianalisis dengan Metode Titrasi Permanganometri. Hasil pada
penelitian ini menunjukkan bahwa larutan asam mampu menurunkan kadar kalsium
oksalat pada tepung porang. Larutan sari buah belimbing wuluh 7% mampu
menurunkan kadar kalsium oksalat sebesar 62,68%. Larutan sari buah jeruk nipis 5%
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan larutan sari buah belimbing wuluh.
Larutan sari buah jeruk nipis 5% mampu menurunkan kadar kalsium oksalat sebesar
65,94%. Penurunan kadar kalsium oksalat terbesar ditunjukkan pada tepung porang
setelah direndam dengan larutan asam cuka 20%, yakni sebesar 90,27%.

Kata kunci: Tepung Porang, Larutan Asam, Kalsium Oksalat.

144
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

1. PENDAHULUAN oksalat yang larut dalam air dapat


Kalsium oksalat merupakan senyawa dihilangkan dalam proses pencucian biasa
yang banyak terkandung dalam beberapa (Koswara, 2013). Untuk menghilangkn
jenis umbi, diantaranya pada umbi kalsium oksalat pada umbi perlu
kimpul, umbi suweg, umbi talas, umbi perlakuan awal sebelum dikonsumsi.
senthe dan umbi porang (Agustin, dkk, Kristal kalsium oksalat pada umbi dapat
2017; Purwaningsih dan Kuswiyanto, dihilangkan dengan perlakuan
2016; Amalia dan Yuliana, 2013; Widari perendaman dalam larutan asam. Larutan
dan Rasmito, 2018; Ulhaq, 2015). asam yang telah digunakan pada
Kandungan kalsium oksalat pada umbi- penelitian-penelitian sebelumnya antara
umbi tersebut merupakan suatu kendala lain asam sitrat, larutan sari buah jeruk
bila dikonsumsi tanpa perlakuan awal nipis dan asam cuka (Agustin, dkk., 2017;
terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan Purwaningsih dan Kuswiyanto, 2016).
timbulnya rasa gatal dan panas pada lidah Selain jeruk nipis, salah satu buah yang
dan mulut saat mengkonsumsi umbi-umbi mengandung asam sitrat adalah belimbing
tersebut. Kalsium oksalat juga dapat wuluh. Selain mengandung asam sitrat,
menyebabkan gangguan kesehatan belimbing wuluh juga mengandung asam
terutama pada organ ginjal (Amalia dan organik lainnya yakni asam askorbat
Yuliana, 2013). Kadar aman konsumsi sebesar 0,03 %b/b (Setyawati, 2014).
kalsium oksalat bagi tubuh yakni tidak Adanya kandungan dua asam organik
lebih dari 1,25 gram/hari selama enam tersebut dalam buah belimbing wuluh
minggu berturut-turut (Knudsen, et.al, berpotensi untuk digunakan untuk
2005). menurunkan kadar kalsium oksalat pada
Umbi porang merupakan salah satu tepung porang.
tanaman umbi-umbian yang banyak Pengaruh proses perendaman umbi
tumbuh di Indonesia. Masyarakat dalam larutan asam dapat diketahui dari
Indonesia tidak banyak yang kadar kalsium oksalat yang terkandung
mengkonsumsi umbi porang secara dalam umbi. Kadar kalsium oksalat dapat
langsung karena kandungan oksalatnya dianalisis dengan Metode
yang cukup tinggi. Umbi porang memiliki Permanganometri. Prinsip dari metode ini
kandungan glukomanan yang cukup yaitu reaksi reduksi-oksidasi. Larutan
tinggi, yakni sekitar 65%, sehingga baku sekunder yang digunakan pada
membuat umbi porang istimewa Metode Titrasi ini yakni kalium
dibandingkan dengan umi-umbi yang lain. permanganat (KMnO4), dimana senyawa
Umbi porang banyak diolah menjadi KMnO4 merupakan senyawa oksidator
keripik dan tepung untuk memperpanjang kuat. Metode Titrasi Permanganometri
masa penyimpanannya tanpa ada tidak membutuhkan indikator karena
perlakuan tambahan sebelumnya larutan baku sekunder dapat bertindak
(Koswara, 2013). sebagai indikator (autoindicator)
Senyawa oksalat yang terkandung (Mursyidi dan Rohman, 2006).
pada umbi berbentuk asam oksalat yang Berdasarkan latar belakang masalah
dapat larut dalam air dan kristal kalsium yang telah dijelaskan, pada penelitian ini
oksalat yang tidak larut dalam air. Asam dilakukan analisis kadar kalsium oksalat

145
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

pada tepung porang setelah perendaman Setelah proses perendaman, tepung


dalam larutan sari buah belimbing wuluh, porang dikeringkan dalam oven dengan
jeruk nipis, dan asam cuka dengan suhu maksimal 60⁰C selama 24 jam.
berbagai konsentrasi menggunakan Tepung porang yang telah kering akan
Metode Titrasi Permanganometri. dianalisis kadar kalsium oksalatnya
dengan Metode Titrasi Permanganometri.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan Penelitian 2.3 Pembakuan Larutan Kalium
Alat-alat yang digunakan pada Permanganat
penelitian ini antara lain gelas beaker, Larutan kalium permanganat 0,1 N
labu ukur, pipet volume, buret, dibuat dengan cara melarutkan 3,16 gram
erlenmeyer, kertas saring, dan corong. serbuk KMnO4 (BM: 158 gr/mol) dalam
Bahan yang digunakan pada penelitian ini akuades hingga volume 500 mL. Larutan
antara lain keripik porang, buah kalium permanganat dibakukan dengan
belimbing wuluh, buah jeruk nipis, menggunakan larutan asam oksalat. Asam
larutan asam cuka 25%, asam oksalat, oksalat yang digunakan pada penelitian
kalium permanganat, akuades, asam ini adalah asam oksalat dihidrat dengan
klorida pekat, dan asam sulfat pekat berat molekul (BM) 126 gr/mol. Asam
oksalat 0,1 N dibuat dengan cara
2.2 Proses Perendaman Tepung melarutkan 0,315 gram asam oksalat
Porang dalam Larutan Asam dihidrat dalam 50 mL larutan.
Tepung porang yang dipakai pada 10 mL larutan asam oksalat 0,1 N
penelitian ini diperoleh dengan cara akan dititrasi dengan larutan kalium
menumbuk halus keripik porang permanganat 0,1 N. Sebelum dilakukan
kemudian mengayaknya. Keripik porang titrasi, larutan asam oksalat ditambahkan
didapatkan dari Desa Klangon Kecamatan dengan 7 mL asam sulfat (H2SO4) pekat
Saradan Kabupaten Madiun Jawa Timur. dan dipanaskan sampai suhu larutan
Tepung porang sebanyak dua gram 70⁰C. Titrasi dihentikan saat terbentuk
direndam dengan 200 mL larutan asam. warna merah muda mantap dalam ≥30
Larutan asam yang digunakan pada detik.
penelitian ini yakni larutan sari buah
belimbing wuluh (konsentrasi: 3, 5, 7%), 2.4 Preparasi Sampel Praanalisis
sari buah jeruk nipis (konsentrasi: 3, 5, Satu gran sampel tepung porang
7%), dan asam cuka (konsentrasi: 10, 15, dilarutkan dalam campuran akuades 190
20%). Tepung porang direndam dalam mL dan asam klorida (HCl) 6 M 10 mL.
larutn perendam selama 15 menit dan Campuran kemudian dipanaskan dalam
proses perendaman diulang sebanyak tiga penangas air pada suhu 100⁰C.
kali. Perendaman tiap konsentrasi Pemanasan dilakukan selama satu jam.
direplikasi sebanyak tiga kali. Setelah Campuran kemudian ditambahkan
direndam dengan larutan asam, tepung akuades hingg 250 mL dan difiltrasi.
porang dicuci dengan 200 mL akuades Filtrat yang didapatkan tersebut
sebanyak dua kali. merupakan filtrat yang siap untuk
dianalisis.
146
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

2.5 Analisis Sampel larut dalam air. Kalsium oksalat dapat


Filtrat yang telah didapatkan pada larut dalam larutan asam-asam encer
proses sebelumnya dipipet sebanyak 50 (Svehla, 1990).
mL dan ditambahkan 10 mL larutan Sari buah jeruk nipis dan belimbing
H2SO4 4 N. Larutan tersebut kemudian wuluh mengandung beberapa asam
dipanaskan hingga suhu larutan 70⁰C dan organik salah satunya asam sitrat,
dititrasi dengan larutan kalium askorbat, dan asetat. Berdasarkan
permanganat 0,1 N. Titrasi dihentikan bila penelitian, asam sitrat dapat menurunkan
warna larutan telah berubah menjadi kadar kalsium oksalat pada umbi talas
merah muda mantap. hingga 41% dari kadar awal
(Purwaningsih dan Kuswiyanto, 2016).
3. HASIL DAN DISKUSI Penelitian lain menunjukkan bahwa asam
3.1 Hasil Perendaman Tepung Porang cuka 1% mampu menurunkan kadar
dalam Larutan Asam kalsium oksalat pada umbi suweg hingga
Sampel yang digunakan pada 26,99% (Ulhaq, 2015). Kandungan asam
penelitian ini adalah tepung porang yang sitrat dan askorbat dalam buah jeruk nipis
didapatkan dengan menghaluskan keripik yakni sebesar 5,56 dan 2,7 %b/b,
porang. Keripik porang tersebut sedangkan buah belimbing wuluh
merupakan produk olahan pascapanen mengandung asam sitrat sebesar 92,6-
dari umbi porang. Proses pengeringan 133,8 meq asam/100 gr buah dan asam
umbi porang menjadi keripik porang asetat sebesar 1,6-1,9 meq asam/100 gr
bertujuan untuk mengurangi kadar air. buah (BPPT, 2002; Putriana, 2018).
Kadar air yang rendah dapat menurunkan Pada proses perendaman tepung
aktivitas bakteri dan reaksi enzimatis serta porang dalam larutan asam, tepung
dapat meningkatkan stabilitas bahan. porang mengalami gelatinasi dan
Bahan pangan yang kering dapat terhindar mengembang hampir dua kali berat awal
dari reaksi fisika dan kimia yang mungkin tepung. Hal tersebut dikarenakan
terjadi selama proses penyimpanan kandungan glukomanan yang sangat
(Dwiyono, dkk, 2014). tinggi pada tepung porang yaitu sekitar
Tujuan dari penelitian ini yakni 81% (Kurniawati, 2010). Glukomanan
menurunkan kandungan kalsium oksalat mempunyai sifat yang sangat larut dalam
pada tepung porang. Keripik porang air dan dapat membentuk gel yang stabil
dihaluskan terlebih dahulu menjadi dengan air (Zhu, 2018). Tepung porang
tepung agar luas permukaan yang mampu menyerap air dengan sangat baik
bereaksi dengan larutan asam semakin dan dapat mengembang dalam air hingga
besar sehingga diharapkan semakin 200% dari berat awalnya (Wu dan Fang,
banyak kalsium oksalat pada tepung 2003). Waktu perendaman juga
porang yang larut dalam larutan asam. mempengaruhi proses swelling tepung
Pemilihan larutan asam sebagai larutan porang. Tepung porang bila direndam
perendam karena kalsium oksalat dalam air selama sepuluh menit pada suhu
merupakan kristal yang sangat tidak larut kamar dapat menyerap air dan
dalam air. Senyawa oksalat dari logam- mengembang dengan baik (Anggraeni,
logam alkali dan besi (II) saja yang sangat dkk, 2014). Setelah proses perendaman,

147
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

tepung porang kemudian dikeringkan semakin berkurang (Mursyidi dan


dalam oven. Tepung porang kering Rohman, 2006).
tersebut mengalami penggumpalan dan Titrasi permanganometri harus
terbentuk lapisan film pada dilakukan dalam suasana asam. Pemberi
permukaannya. Hal tersebut juga suasana asam pada proses titrasi ini yakni
dikarenakan kandungan glukomanan asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat
dalam tepung porang. Glukomanan dapat merupakan asam yang paling cocok
membentuk gel yang elastis yang dapat sebagai pemberi suasana asam. Bila asam
dimanfaatkan sebagai bahan untuk klorida (HCl) dipakai untuk memberi
membuat edible film (Siswanti, dkk, suasana asam, maka akan terjadi reaksi
2013). antara ion Cl- dengan ion MnO4-
membentuk ion Mn2+ sesuai dengan
3.2 Proses Pembakuan Kalium persamaan 2.
Permanganat
2 MnO4- + 16 H+ + 10 Cl- ↔ 2 Mn2+ + 5
Analisis kadar kalsium oksalat pada
Cl2 + 8 H2O (2)
penelitian ini menggunakan Metode
Titrasi Permanganometri. Larutan baku Dari Persamaan 2 dapat dilihat bahwa
sekunder yang digunakan pada penelitian ion permanganat akan digunakan dalam
ini yaitu kalium permanganat (KMNO4). pembentukan senyawa klorin (Cl2). Bila
Larutan kalium permanganat sangat sulit hal tersebut terjadi dalam proses titrasi
untuk didapatkan dalam kemurnian tinggi akan mengganggu reaksi reduksi-oksidasi
sehingga perlu diperhatikan beberapa hal (redoks) antara ion permanganat dan
dalam proses pembuatan larutannya. sampel karena tidak semua ion
Larutan kalium permanganat larut dalam permanganat bereaksi dengan sampel,
air (dengan pemanasan), namun air juga tetapi juga akan bereaksi denga ion Cl-.
mengandung beberapa senyawa organik Selain menghasilkan senyawa klorin,
dimana senyawa organik tersebut dapat reaksi pada Persamaan 2 juga akan
mereduksi ion permanganat dan terjadi menghasilkan ion Mn2+, dimana ion Mn2+
peruraian sendiri selama penyimpanan tersebut dapat bereaksi dengan ion
larutan sesuai dengan Persamaan 1 permanganat membentuk endapan MnO2
(Mursyidi dan Rohman, 2006). sesuai dengan Persamaan 3.
2 MnO4- + 3 Mn2+ + 2 H2O ↔ 2 MnO2 +
4 MnO4- + 2 H2O ↔ 4 MnO2 + 3O2 + 4
4 H+ (3)
OH- (1)
Endapan MnO2 yang terbentuk dapat
Adanya endapan mangan dioksida mengganggu penentuan titik akhir titrasi
(MnO2) dalam larutan tersebut dan juga dapat mempercepat proses
menyebabkan peruraian ion permanganat peruraian ion permanganat sesuai dengan
(MnO4-) menjadi mangan dioksida. yang dijelaskan pada Persamaan 1
Semakin banyak senyawa mangan (Mursyidi dan Rohman, 2006).
dioksida yang terbentuk, maka ion Bila titrasi dilakukan dalam suasana
permanganat akan semakin cepat terurai basa, akan ada dua kemungkinan reaksi
sehingga kadar ion permanganat akan yang terjadi sesuai dengan Persamaan 4

148
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

dan 5. Persamaan 4 berjalan relatif cepat perendaman dilarutkan dalam larutan HCl
dan Persamaan 5 berjalan relatif lambat. 6 M dan akuades. Campuran larutan
tersebut kemudian dipanaskan dalam
MnO4- + e- ↔ 4 MnO42- (4) penangas air hingga mendidih selama satu
2- -
MnO4 + 2 H2O + 2 e ↔ 2 MnO2 + 4 jam. Pemilihan larutan HCl sebagai
OH- (5) pelarut dalam tahapan tersebut karena
kalsium oksalat dapat larut dalam asam
Selain itu, ion permanganat dalam encer. Reaksi pelarutan kalsium oksalat
keadaan basa akan mengalami reaksi dalam larutan HCl ditunjukkan pada
reduksi dan membentuk senyawa mangan Persamaan 7.
dioksida sesuai dengan Persamaan 6.
CaC2O4 + HCl → CaCl2 + H2C2O4 (7)
MnO4- + 2 H2O + 3 e- ↔ MnO2 + 4 OH-
Jika proses pelarutan tersebut
(6)
menggunakan larutan asam sulfat, maka
ion Ca2+ dari senyawa CaCl2 akan
Berdasarkan beberapa penjelasan
berikatan dengan ion sulfat (SO42-)
sebelumnya, dalam proses pembuatan
membentuk endapan kalsium sulfat
larutan kalium permanganat perlu
(CaSO4) (Koswara, 2013). Endapan
diperhatikan. Beberapa hal untuk
kalsium sulfat tidak dapat larut dalam air
mencegah peruraian ion permanganat
sehingga dikhawatirkan sukar
tersebut terjadi dapat menyebabkan
memperoleh larutan jernih dan dapat
penurunan konsentrasi kalium
mengganggu proses analisis.
permanganat yang cukup besar. Beberapa
Proses perendaman tepung porang
hal yang perlu dilakukan yakni selalu
dalam larutan sari buah belimbing wuluh,
membuat larutan kalium permanganat
jeruk nipis, dan asam cuka memberikan
dalam keadaan fresh, perlakuan
pengaruh yang berbeda-beda. Kadar
pemanasan saat proses pelarutan kalium
kalsium oksalat (%b/b) dan grafik
permanganat dan menyaring larutan
penurunan kadar kalsium oksalat pada
kalium permanganat setelah didiamkan
tepung porang yang telah direndam dalam
selama satu hari. Bila analisis dilakukan
larutan sari buah belimbing wuluh
lebih dari satu hari, alangkah baiknya
ditampilkan pada Tabel 1 dan Gambar 1.
titrasi pembakuan dilakukan di setiap
akan melakukan analisis kadar sampel
Tabel 1. Kadar Kalsium Oksalat (%b/b)
(Mursyidi dan Rohman, 2006).
pada Tepung Porang Setelah Perendaman
dalam Larutan Sari Buah Belimbing
3.3 Analisis Kadar Kalsium Oksalat
Wuluh
dengan Metode Permanganometri
Kadar kalsium oksalat pada tepung Kadar
%
porang dianalisis dengan Metode Titrasi Konsentrasi Kalsium
Penurunan
Permanganometri. Sebelum proses titrasi, (%) Oksalat
Ca-oksalat
sampel tepung porang dipreparasi terlebih (%b/b)
dahulu. Kalsium oksalat yang masih 0 3,9470
tersisa pada tepung porang setelah proses 3 2,1593 45,29

149
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

Kadar Kuswiyanto (2016) dengan sampel umbi


%
Konsentrasi Kalsium talas. Pada penelitian tersebut
Penurunan
(%) Oksalat menunjukkan bahwa air perasan jeruk
Ca-oksalat
(%b/b) nipis 5% mampu menurunkan kadar
5 1,7630 55,33 kalsium oksalat pada umbi talas sebesar
7 1,4730 62,68 47,67%, sedangkan air perasan jeruk nipis
10% hanya mampu menurunkan kadar
Larutan sari buah belimbing wuluh kalsium oksalat sebesar 45,69%
mampu menurunkan kadar kalsium (Purwaningsih dan Kuswiyanto, 2016).
oksalat pada tepung porang hingga Perbedaan pengaruh pada larutan sari
62,68%. Larutan sari buah belimbing buah belimbing wuluh dan jeruk nipis
wuluh 7% mampu menurunkan kadar dikarenakan perbedaan kadar dari asam-
kalsium oksalat pada tepung porang asam organik yang terkandung di
paling besar. dalamnya. Data kadar dan grafik
penurunan kalsium oksalat setelah proses
perendaman dengan larutan sari buah
jeruk nipis ditampilkan pada Tabel 2 dan
Gambar 2.

Tabel 2. Kadar Kalsium Oksalat (%b/b)


pada Tepung Porang Setelah Perendaman
dalam Larutan Sari Buah Jeruk Nipis
Kadar
Konsentrasi Kalsium %Penurunan
Gambar 1. Grafik Penurunan Kadar (%) Oksalat Ca-oksalat
Kalsium Oksalat pada Tepung Porang (%b/b)
Setelah Perendaman dalam Larutan Sari 0 3,9470
Belimbing Wuluh 3 1,6889 57,21
Larutan sari buah jeruk nipis 5 1,3443 65,94
memiliki pengaruh yang berbeda dengan 7 1,4538 63,17
larutan sari buah belimbing wuluh dalam
menurunkan kadar kalsium oksalat pada
tepung porang. Penurunan kadar kalsium
oksalat paling besar ditunjukkan pada
tepung porang yang telah direndam
dengan larutan sari buah jeruk nipis 5%
yakni sebesar 65,94%. Larutan sari jeruk
nipis 7% kurang baik dalam menurunkan
kadar kalsium oksalat yakni hanya dapat
menurunkan kadar kalsium oksalat Gambar 2. Grafik Penurunan Kadar
sebesar 63,17%. Hasil penelitian ini Kalsium Oksalat pada Tepung Porang
sesuai dengan penelitian serupa yang Setelah Perendaman dalam Larutan Sari
dilakukan oleh Purwaningsih dan Jeruk Nipis
150
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

Perendaman tepung porang dalam Tabel 3. Kadar Kalsium Oksalat (%b/b)


larutan cuka menunjukkan hasil yang pada Tepung Porang setelah Perendaman
paling baik bila dibandingkan dengan dalam Larutan Asam Cuka
larutan sari buah belimbing wuluh dan Kadar
jeruk nipis. Larutan asam cuka 20% Konsentrasi Kalsium %Penurunan
mampu menurunkan kadar kalsium (%) Oksalat Ca-oksalat
oksalat pada tepung porang sebesar (%b/b)
90,27%. Hasil tersebut sesuai dengan
penelitian serupa pada sampel umbi 0 3,9470
kimpul. Kadar kalsium oksalat pada umbi 10 0,8775 77,77
kimpul mampu direduksi sebesar 66% 15 0,5612 85,78
melalui perendaman dalam larutan asam 20 0,3841 90,27
cuka 20% (Agustin, dkk, 2017).
Penurunan kadar kalsium oksalat
pada penelitian ini lebih besar
dibandingkan penelitian serupa tersebut
dikarenakan sampel pada penelitian ini
berupa tepung. Tepung memiliki luas
permukaan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan umbi untuk bereaksi
dengan larutan asam cuka. Besarnya
penurunan kadar kalsium oksalat pada
penelitian ini dikarenakan konsentrasi
larutan asam cuka yang digunakan lebih Gambar 3. Grafik Penurunan Kadar
besar dibandingkan konsentrasi larutan Kalsium Oksalat pada Tepung Porang
sari buah belimbing wuluh dan jeruk setelah Perendaman dalam Larutan Asam
nipis. Pemilihan konsentrasi asam cuka Cuka
yang lebih besar dikarenakan kalsium
oksalat memiliki sifat sukar larut dalam 4. KESIMPULAN
larutan asam cuka ancer (Svehla, 1990). Kadar kalsium oksalat pada tepung
Penggunaan konsentrasi asam cuka porang dapat diturunkan melalui
yang cukup tinggi dapat mempengaruhi perendaman dalam larutan sari buah
bau pada tepung porang. Bau cuka pada belimbing wuluh, jeruk nipis, dan asam
tepung porang tetap melekat sekalipun cuka dengan konsentrasi optimal 7, 5, dan
tepung porang telah dicuci dengan 20% dan persentase penurunan sebesar
aquades sebanyak dua kali. 62,68%, 65,94%, dan 90,27%. Hasil
Kadar kalsium oksalat pada tepung tersebut didapatkan dari analisis kalsium
porang setelah proses perendaman dalam oksalat menggunakan Metode
asam cuka ditunjukkan pada Tabel 3 dan Permanganometri.
Gambar 3.

151
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

UCAPAN TERIMA KASIH Knudsen, I., Søborg, I., Eriksen, F. D.,


Artikel ini merupakan luaran penelitian Pilegaard, K., & Pedersen, J. W.
dosen pemula (PDP) tahun 2019 yang 2005. Risk Assessment and Risk
didanai oleh Direktorat Riset dan Management of Novel Plant Foods:
Pengabdian Kepada Masyarakat, Concepts and Principles.
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Copenhagen, Denmark: Nordic
Pengembangan, Kementerian Riset, Council of Ministers.
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Koswara, S. 2013. Modul: Teknologi
(Kemenristekdikti). Pengolahan Umbi-umbian Bagian
2: Pengolahan Umbi Porang.
DAFTAR PUSTAKA Bogor: Southest Asian Food and
Agustin, R., Estiasih, T., Wardani, A.K. Agricultural Science and
2017. Penurunan Oksalat pada Technology (SEAFAST) Center.
Proses Perendaman Umbi Kimpul Bogor Agricultural University.
(Xanthosoma sagittifolium) di Kurniawati, A.D. 2010. Pengaruh Tingkat
Berbagai Konsentrasi Asam Asetat. Pencucian dan Lama Kontak
Jurnal Teknologi Pertanian. dengan Etanol terhdap Sifat Fisik
18(3):191-200. dan Kimia Tepung Porang
Amalia, R. dan Yuliana, R. 2013. Studi (Amorphophallus oncophyllus.
Pengaruh Proses Perendaman dan Skripsi S1, Jurusan Ilmu dan
Perebusan terhadap Kandungan Teknologi Pangan, Universitas
Kalsium Oksalat pada Umbi Senthe Brawijaya, Malang.
(Alocasia macrorrhiza (L) Schott). Mursyidi, A. dan Rohman, A. 2006.
Jurnal Teknologi Kimia dan Pengantar Kimia Farmasi Analisis
Industri. 2(3):17-23. Volumetri dan Gravimetri.
Anggraeni, D.A., Widjanarko, S.B., dan Yogyakarta: Gadjah Mada
Ningtyas, D.W. 2014. Proporsi University Press
Tepung Porang (Amorphophallus Putriana, A. 2018. Ekstrak Buah
muelleri Blume) dan Maizena Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi
terhadap Karakteristik Sosis Ayam. L.) sebagai Ovisida Keong Mas
Jurnal Pangan dan Agroindustri. (Pomaceae canaliculata L). Skripsi.
2(3):214-223. Jurusan Pendidikan Biologi,
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Universitas Islam Negeri Raden
Teknologi). 2002. Jeruk Nipis, Intan, Lampung.
Tanaman Obat Indonesia. Jakarta. Purwaningsih, I. dan Kuswiyanto. 2016.
Dwiyono, K., Sunarti, T.C., Suparno, O., Perbandingan Perendaman Asam
dan Haditjaroko, L. (2014). Sitrat dan Jeruk Nipis terhadap
Penanganan Pascapanen Umbi Iles- Penurunan Kadar Kalsium Oksalat
iles (Amorphophallus muelleri pada Talas. Jurnal Vokasi
Blume) Studi Kasus di Madiun Kesehatan. 2(1):89-93.
Jawa Timur. Jurnal Teknologi Setyawati, M.A. 2014. Pemanfaatan
Industri Pertanian. 24(3):179-188. Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L.) dengan

152
Journal of Research and Technology, Vol. 5 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 2460 – 5972
E-ISSN: 2477 – 6165

Konsentrasi dan Lama Perendaman Ilmiah D3, Analis Farmasi dan


Yang Berbeda Sebagai Bahan Makanan, Akademi Analis Farmasi
Pengawet Ikan Nila (Oreochormis dan Makanan Putra Indonesia
niloticus) Segar. Skripsi. Jurusan Malang, Malang.
Biologi, Universitas Widari, N.S. dan Rasmito, A. 2018.
Muhammadiyah Surakarta, Penurunan Kadar Kalsium Oksalat
Surakarta. pada Umbi Porang (Amorphopallus
Siswanti, Anandito, R.B.K., dan oncophillus) dengan Proses
Manuhara, G.J. 2013. Karakterisasi Pemanasan di Dalam Larutan NaCl.
Edible Film Komposit dari Jurnal Teknik Kimia. 13(1):1-4.
Glukomanan Umbi Ilesiles Wu, P and Fang, W. 2003. Variation of
(Amorphopallus Muelleri Blume) Konjac Glukomanan from
dan Maizena. Jurnal Teknologi Amorphophallus Konjac and its
Hasil Pertanian. 6(2):111-118. Refined Powder in China. Journal
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks of Food Hydrocolloids. 18:167-70.
Analisis Anorganik Kualitatif Zhu, F. 2018. Modifications of Konjac
Makro dan Semimikro. Edisi Glucomannan for Diverse
Kelima. Bagian 2. (diterjemahkan Applications. Food Chemistry.
oleh L. Setiono dan A. H. 256:419-426.
Pudjaatmaka) Jakarta: PT Kalman
Media Pustaka.
Ulhaq, L.D., 2015. Perbandingan Metode
Eliminasi Total Oksalat pada Umbi
Suweg (Amorphophallus
campanulatus B1). Karya Tulis

153

You might also like