You are on page 1of 9

SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x).

xxxx : xx –xx

TITLE IN ENGLISH, ARTICLE TEMPLATE FOR SANITAS:


TECHNOLOGY AND ART OF HEALTH JOURNAL

Radiation protection and safety for the radiographer and patient

Varaz Chaniago

Radiologi Pencitraan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Jakarta Selatan, 12120
E-mail: varazchaniago@gmail.com

ABSTRACT
Problems The use of radiology in the field of radiographers and society
The aim of the research The workforce, equipment, and work environment of the
Radiodiagnostic Installation contain potential hazards so that protection measures are
needed for radiation workers so that radiation exposure is not excessive. The purpose of
this study was to determine radiation protection so as to prevent adverse effects on the
health of workers resulting from the use of X-ray radiation, especially in the medical field.
Research method Using descriptive research methods provide an overview of radiation
protection in radiodiagnostic installations
Results Covers the definition of radiation and ionizing radiation as well as the relation of
provisions regarding safety of ionizing radiation equipment and protection for
radiographers and the patient
Conclusions It is known that the use of radiation in the field of radiology and society has
been regulated in the Law of the Republic of Indonesia, The advice given is that the
hospital immediately repairs the installation of radiation sources in one place and in terms
of handling radiation room leaks.

Keywords: Radiation protection, safety for radiographer , safety for patient

Author(s) |1
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

JUDUL DALAM BAHASA, TEMPLAT ARTIKEL SANITAS :


JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN

Proteksi radiasi dan keselamatan untuk radiografer dan pasien

ABSTRAK

Permasalahan Penggunaan radiasi di bidang radiologi dan masyarakat


Tujuan penelitian Tenaga kerja, peralatan, dan lingkungan kerja Instalasi Radiodiagnostik
mengandung potensi bahaya sehingga diperlukan upaya proteksi terhadap pekerja radiasi
sehingga paparan radiasi tidak berlebih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Proteksi
Radiasi sehingga dapat mencegah efek tidak baik bagi kesehatan pekerja akibat dari
penggunaan radiasi sinar-X terutama di bidang medis
Metode penelitian Menggunakan metode penelitian deskriptif memberikan gambaran
tentang proteksi radiasi di istalasi radiodiagnostik
Hasil Mencangkup pengertian radiasi dan radiasi pengion serta hubungan ketentuan tentang
keamanan peralatan radiasi pengion dan perlindungan bagi radiografer dan pasien
Kesimpulan Diketahui bahwa penggunaan radiasi di bidang radiologi dan masyarakat telah
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Saran yang diberikan adalah rumah sakit
segera memperbaiki pemasangan sumber radiasi di satu tempat dan dalam hal penanganan
kebocoran ruang radiasi.

Kata Kunci: Proteksi Radiasi, keselamatan Radiografer, keselamatan pasien, Sinar-


X

Author(s) |2
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

PENDAHULUAN

Perkembangan industrialisasi yang berlangsung cepat melalui penerapan teknologi maju


baik dalam bentuk mekanisasi maupun modernisasi interaksi antara mesin sebagai alat
produksi, manusia sebagai tenaga kerja pengoperasian mesin, dan lingkungan kerja tempat
berlangsungnya proses produksi harus dapat berjalan serasi, agar dapat dicapai
produktivitas yang sebaik-baiknya bagi perusahaan. Proses kemajuan ini memerlukan
tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih tinggi (Tarwaka, 2008).
Rumah sakit oleh World Health Organization atau disingkat WHO (1957) diberikan
batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
biososial (Asta, 2008).
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya telah
dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan, mulai dari sarana pelayanan
kesehatan sederhana, seperti puskesmas dan klinik-klinik swasta, maupun sarana pelayanan
kesehatan yang berskala besar seperti rumah sakit kelas atas.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi ini telah
memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi
diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion
(Kepmenkes 1014/Menkes/SK/XI/2008).
ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas
radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion
(Kepmenkes 1014/Menkes/SK/XI/2008).
Menurut Tim Bapeten (2003a), kecelakaan radiasi merupakan suatu keadaan tidak normal
yang timbul karena tidak terkendalinya sumber radiasi yang secara langsung atau tidak
langsung dapat membahayakan jiwa, kesehatan dan harta benda. Kecelakaan radiasi
mempunyai ciri adanya medan radiasi yang tinggi atau terjadinya pelepasan zat radioaktif

Author(s) |3
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

yang tidak dapat dikendalikan dalam jumlah cukup besar sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan efek yang serius atau kematian (Bapeten, 2003).
Efek radiasi tergantung dari dose ekivalen yang diterima, dose rate, jaringan terkena,
jumlah atau luasnya area terpajan. Sekecil apapun radiasi yang diterima akan berpengaruh
karena akan terakumulasi. Secara alami sel kita juga mempunyai kemampuan untuk
memperbaiki apabila ada kerusakan, tentu saja tergantung seberapa parah kerusakan yang
diderita. Sesuai dengan kenyataan tersebut maka dosis radiasi kecil yang diberikan secara
berkala akan menimbulkan efek berbeda jika radiasi diberikan sekaligus dalam dosis besar
(Taspirin, 2009).
Untuk menjamin keselamatan bagi pekerja radiasi dan masyarakat sekitarnya, Pemegang
Ijin (PI) harus menerapkan sistem keselamatan radiasi yang meliputi :
1. Justifikasi, setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan
pada azas manfaat.
2. Optimasi, semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya sesuai dengan
ALARA (As Low As Reasonably Achieveable), yaitu konsep dengan mempertimbangkan
faktor ekonomi dan sosial.
3. Limitasi, dosis ekuivalen yang diterima pekerja radiasi dan masyarakat tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Kepala
Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 tahun 1999 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif yang memberikan


gambaran tentang proteksi radiasi di istalasi radiodiagnostik. Untuk melihat perkembangan
sistem yang dilakukan dalam proteksi radiasi antara radiographer dan pasien.

Author(s) |4
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengenalan Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruangan. Radiasi bisa dalam
bentuk panas, partikel, maupun gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber
energi. Radiasi tinggi mampu melepas energi dalam jumlah yang besar. Ketika melalui
materi dapat menimbulkan ion-ion didalam materi yang dilaluinya sehingga disebut dengan
radiasi pengion. Pada tanaman, radiasi menyebabkan terjadinya mutasi gen, sehingga akan
berpengaruh pada reaksi kimia sel tanaman dan menyebabkan terjadinya perubahan
kromoson dan DNA. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang
termasuk radiasi pengion terdiri dari, partikel alfa, partikel beta, sinar gamma, sinar-X.
Sedangkan Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk jenis radiasi non-pengion antara
lain adalah gelombang radio, gelombang mikro, sinar ultraviolet (Akhadi, 2000). Tiga jenis
utama radiasi yang ditemukan oleh Ernest Rutherford yaitu radiasi Alfa, Beta dan Gamma.
Radiasi adalah suatu pancaran energi yangmelalui sebuah ruangan dalam bentuk panas,
partikelatau gelombang elektromagnetik atau cahaya fotondari sumber radiasi
(BATAN,n.d). Radiasi ini terbagi menjadi dua yaitu Radiasi Ion Non Pengion dan Radiasi
Pengion. Radiasi Ion Non Pengion merupakan radiasi di mana sifatnya tidak dapat
mengubah ion-ion yang dilaluinya dan tidak menyebabkan efek ionisasi apabila
berinteraksi dengan materi. Sedangkan Radiasi Pengion merupakan radiasi dimana sifatnya
dapat mengubah ion-ion yang dilaluinya dan menyebabkan efek ionisasi apabila
berinteraksi dengan materi, bila mengenai makhluk hidup, maka sinar-X mampu merusak
sel-sel hidup. Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada dua kemungkinan yang akan terjadi
pada manusia yaitu berinteraksi dengan tubuh manusia atau hanya melewati saja.

Author(s) |5
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

B. Perlindungan Bagi Radiografer Dan Masyarakat

Jika radiasi berinteraksi dengan tubuh manusia maka radiasi dapat mengionisasi atom.
Setiap terjadinya ionisasi tersebut radiasi akan kehilangan sebagain energinya. Efek radiasi
pada manusia.
Untuk mengurangi resiko radiasi, diperlukan perisai radiasi atau proteksi radiasi yang dapat
menyerap radiasi hingga memperkecil intensitas radiasi yang lolos dan dapat mengurangi
penerimaan radiasi oleh tubuh manusia. Jika radiasi elektromagnetik masuk ke bahan
perisai Io, maka sebagian radiasi akan diserap oleh bahan sehingga intensitas radiasi yang
keluar dari bahan sebesar I. Jika bahan perisai memiliki ketebalan x, maka radiasi yang
keluar dari bahan perisai diformulasikan:

I = 𝐼𝑜.e^-μx

Radiasi gelombang elektromagnetik dari suatu sumber titik bersifat simetri radial karena
muka gelombangnya berbentuk permukaan bola. Diantara besaran yang diukur pada suatu
radiasi
elektromagnetik adalah intensitas radiasi. Intensitas radiasi dari suatu gelombang
elektromagnet bukan merupakan amplitudo dari gelombang elektromagnetik tersebut
melainkan adalah kuadrat amplitudonya. Untuk radiasi dari suatu bahan radioaktif, di
antara alat yang dapat digunakan untuk
mengukur intensitas radiasinya adalah surveymeter. Berbeda dengan radiasi cahaya
tampak, intensitas radiasi dari suatu bahan radioaktif akan meluruh secara eksponensial
menurut persamaan peluruhan
sebagai berikut (Akhadi,2000) :

𝑁𝑡 = 𝑁𝑜𝑒^−𝜆𝑡

diberi sebuah “cover” penghalang untuk menghasilkan suatu keluaran muka gelombang
dalam bentuk tertentu, intensitas radiasinyatetap harus memenuhi persamaan peluruhan
radiasi di atas. General X-Ray General X-ray adalah suatu alat rumah sakityang digunakan
untuk melakukan diagnosa medis dengan menggunakan sinar-X tanpa melakukan
pembedahan. Sinar-X dipancarkan dari tabung kemudian diarahkan kebagian tubuh yang
akan di diagnosa. Berkas sinar-X akan menembus bagian tubuh manusia dan ditangkap
oleh film, sehingga gambar akan terbentuk dari bagian tubuh yang disinari (Sianturt dkk,
2017).

SIMPULAN
Di Indonesia, pemanfaatan radiasi pengion di rumah sakit terus meningkat. Selain sinar-X
untuk radiologi diagnostik yang bahkan telah digunakan sampai ke puskesmas dan klinik,

Author(s) |6
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

akselerator linier (LINAC) untuk terapi juga telah makin banyak digunakan di berbagai
rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Peningkatan pemanfaatan radiasi pengion ini juga dapat memperbesar risiko peningkatan
penerimaan dosis radiasi baik oleh pasien maupun pekerja radiasinya, termasuk dokter,
perawat dan radiografer, sehingga upaya proteksi harus terus - menerus ditingkatkan.
Tindakan untuk melindungi pasien dan pekerja tersebut dilaksanakan melalui suatu
kegiatan yang disebut sebagai proteksi radiasi yang dilakukan sesuai prosedur yang sudah
ditentukan.
Untuk meningkatkan upaya proteksi radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
melalui Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) saat ini menerima
bantuan kerja sama teknik dari Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic
Energy Agency/ IAEA) dalam bentuk proyek nasional dengan nomor kode INS9029
(Inducing National Capabilities for Radiation Protection in Radiodagnostic Radiotherapy
and Nuclear Medicine based on Molecular Evidence).
Tujuan dari proyek ini adalah untuk memperkuat jaminan proteksi radiasi dan keselamatan
pasien dalam prosedur diagnostik dan intervensi terapeutik dan aplikasi kedokteran nuklir.
Selain itu, proyek ini bertujuan meningkatkan kemampuan mendeteksi dan menganalisis
kerusakan genom pada tingkat molekuler yang disebabkan oleh paparan pekerjaan dan
aplikasi medis radiasi pengion.

Author(s) |7
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
serta inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyusun serta menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Proteksi radiasi dan keselamatan untuk radiografer dan
masyarakat”. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nursama Heru
Apriantoro selaku Dosen dalam mata kuliah Fisika Radiasi. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dalam hal
isi, penggunaan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya mengharap kritik
dan saran yang membangun, demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah yang saya buat, dapat bermanfaat bagi pembaca, serta semoga dapat menjadi
jembatan dalam memperoleh ridho Allah SWT, Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

DAFTAR PUSTAKA

Journal Articles
Akhadi, Mukhlis, 2000, Dasar-dasar Proteksi Radiasi, Jakarta, Rineka Cipta

BAPETEN. Objek-Objek Inspeksi Fasilitas Kesehatan. Diakses di http:// ansn.bapeten.

go.id/download.php?fid=281...Obyek_ Inspeksi.../, tanggal 11 Agustus 2011.

Author(s) |8
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. x (x). xxxx : xx –xx

BAPETEN. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011
tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik
dan Intervensional. 2011.

Sources

http://www.batan.go.id/index.php/id/berita-ptkmr/6819-pentingnya-proteksi-radiasi-dalam-
dunia-kedokteran-2
http://jfu.fmipa.unand.ac.id/index.php/jfu/article/view/577

 http://jurnalradiologiindonesia.org/index.php/jri/article/download/2/2/.

Author(s) |9

You might also like