You are on page 1of 12

JURNAL HUTAN LESTARI (2017)

Vol. 5 (3) : 668 - 679

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN OBJEK EKOWISATA


MANGROVE DI DESA PASIR KECAMATAN MEMPAWAH HILIR
KABUPATEN MEMPAWAH

(Society Perception Of Mangrove Eco-Tourism Existance in Pasir Village Mempawah Hilir Sub-
District Mempawah Regency)

Dian Mayangsari, Sudirman Muin, Sarma Siahaan


Fakultas Kehutanan, Jl. Prof.Dr. H. Hadari Nawawi Pontianak, 78124, Pos 1049
Email : dianmayangsari246@yahoo.com

Abstract
This research aims at finding out society’s perception and the correlation of the society’s
perception towards mangrove eco-tourism existance in in Pasir village Mempawah sub-
district Mempawah Regency about their income level, the number of their family dependents,
the level of their dependence as well as their knowledge level toward mangrove. The
descriptive result showed about the society’s perception on thier increased revenue that there
were 84 respondents, in which (17,86%) or 15 respondent stated their perception that they
had gained their increased revenue, (58,33%) or 49 respondents had not gained their
increased revenue yet and (23,81%) or 20 respondents did not gain their increased revenue.
The Society’s perception showed based on jobfield that 84 respondents, in which (29,76%) or
25 respondents stated that the existance of the mangrove eco-tourism had created jobfields,
(53,57%) or 45 respondents stated it had not created the jobfields yet and (16,67%) or 14
respondents stated it did not create the jobfields. The society’s perception showed about
business opportunity that 84 responden, in which (14,29%) or 12 respondent stated that it
had provided business opportunity, (72,62%) or 61 respondent stated it had not provided it
yet and (13,10%) or 11 respondents stated it did not provide it. It proved that the existance of
the mangrove eco-tourism had not provided positive impact towards the society about their
inome, jobield as well as business opportunity. The resulting study showed that the society’s
perception towards between the income level and the number of family dependents had no
significant correlation, which means they had no effect on the society’s perception to the
existance of the mangrove eco-tourism. The society’s perception to the level of their
dependence and their knowledge level, however, had a significant correlation, meaning that
they provided a significant effect to the society about their perception towards the existance of
the mangrove eco-tourism.

Keywords: Perception, Existance, Mangrove eco-tourism

PENDAHULUAN (2012) bahwa mangrove merupakan suatu


Hutan mangrove adalah tipe hutan tipe hutan tropik dan subtropik yang khas,
yang khas terdapat di sepanjang pantai tumbuh disepanjang pantai atau muara
atau muara sungai yang dipengaruhi oleh sungai yang dipengaruhi oleh pasang
pasang surut air laut. Seperti yang surut. hutan mangrove sangat penting bagi
diungkapkan oleh Ghufran dan Kordi keberlangsungan hidup manusia serta

668
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

mencegah meluasnya kerusakan hutan meningkatkan kesejahteraan untuk


mangrove. Seperti yang dinyatakan oleh masyarakat lokal. Adanya ekowisata
Hadinoto yang dikutip Edy dan Setiawan diharapkan dapat mendorong
(2014) ekowisata didefinisikan sebagai perkembangan dan pelestarian hutan
bentuk pariwisata yang berguna untuk mangrove yang merupakan daerah yang
memelihara lingkungan alam selain memiliki nilai yang tinggi. Pihak
sebagai tempat rekreasi. Sehingga, dengan pengelola dan masyarakat lokal dapat
adanya ekowisata dapat menjaga dan mengembangkan objek wisata sekaligus
memelihara hutan tepatnya hutan melestarikan hutan mangrove.
mangrove. Menurut Hafsar et al. (2014) Pengeluaran wisatawan selama melakukan
ekowisata mangrove merupakan objek kegiatan perjalanan wisata akan
wisata yang berwawasan lingkungan menciptakan transaksi ekonomi bagi
dimana wisata tersebut mengutamakan sektor – sektor penyedia barang dan jasa.
aspek keindahan yang alami dari hutan Adanya transaksi tersebut menimbulkan
mangrove serta fauna yang hidup pengaruh yang sangat besar bagi sektor
disekitarnya tanpa harus merusak yang lainnya. Masyarakat lokal di sekitar
ekosistem tersebut. kawasan pada umumnya mempunyai
Ekowisata mangrove di Desa Pasir tingkat penghasilan menengah ke bawah
Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten sehingga perlu adanya usaha untuk
Mempawah yang terletak di daerah pesisir memperbaiki taraf hidup bagi mereka.
yang memiliki ekosistem mangrove Demikian rumusan masalah yang diangkat
dengan keindahan flora dan faunanya. dalam penelitian ini yaitu :
Keindahan ekosistem mangrove tersebut 1. Bagaimana persepsi masyarakat
oleh salah satu organisasi yaitu terhadap keberadaan objek ekowisata
Mempawah Mangrove Conservation mangrove di Desa Pasir Kecamatan
(MMC) dijadikan sebagai ekowisata yang Mempawah Hilir Kabupaten
berbasis konservasi dan pelestarian hutan Mempawah?
mangrove yang dinamakan Mempawah 2. Apakah terdapat hubungan antara
Mangrove Park (MMP). Disamping itu persepsi masyarakat terhadap
seperti yang dikemukakan oleh World keberadaan objek ekowisata mangrove
Organization Tourism yang dikutip oleh dengan tingkat pendapatan, jumlah
Fahriansyah dan Yoswaty (2012) tanggungan keluarga, tingkat
ekowisata merupakan salah satu usaha pengetahuan dan tingkat
yang memprioritaskan berbagai produk- ketergantungan masyarakat terhadap
produk pariwisata berdasarkan hutan mangrove?
sumberdaya alam, pengelolaan ekowisata Tujuan Penelitian
untuk meminimalkan pengaruh terhadap Tujuan penelitian dirumuskan sebagai
lingkungan hidup, pendidikan yang berikut :
berasaskan lingkungan hidup, sumbangan 1. Mengetahui persepsi masyarakat
kepada upaya konservasi dan terhadap keberadaan objek ekowisata

669
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

mangrove di Desa Pasir Kecamatan kebijakan yang terkait dengan keberadaan


Mempawah Hilir Kabupaten ekowisata.
Mempawah. Persepsi
2. Mengetahui hubungan antara persepsi Ni’am dan Mussadun (2014) persepsi
masyarakat terhadap keberadaan objek adalah proses penilaian
ekowisata mangrove dengan tingkat seseorang/sekelompok orang terhadap
pendapatan, jumlah tanggungan, objek, peristiwa, atau stimulus dengan
tingkat pengetahuan dan tingkat melibatkan pengalaman-pengalaman yang
ketergantungan masyarakat terhadap berkaitan dengan objek tersebut. Persepsi
hutan mangrove. yang benar terhadap suatu obyek
Manfaat Penelitian diperlukan, sebab persepsi merupakan
Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar pembentukan sikap dan perilaku.
berikut : Persepsi individu terhadap lingkungannya
Bagi penulis dan Kalangan Akademisi merupakan faktor penting karena akan
Tulisan ini diharapkan dapat berlanjut dalam menentukan tindakan
menambah pengetahuan dan pemahaman invidu tersebut. Asmara dan Suhirman
penulis dan kalangan akademisi mengenai (2012) mengemukakan bahwa persepsi
persepsi masyarakat terhadap keberadaan yang benar terhadap suatu obyek
objek ekowisata mangrove di Desa Pasir diperlukan, sebab persepsi merupakan
Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten dasar pembentukan sikap dan perilaku,
Mempawah. Selain itu, penelitian ini persepsi individu terhadap lingkungannya
menjadi sarana bagi penulis untuk merupakan faktor penting karena akan
mengaplikasikan ilmu yang telah dicapai berlanjut dalam menentukan tindakan
selama menjalani studi di Fakultas individu tersebut.
Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pariwisata dan Ekowisata
Bagi Pengelola Ekowisata Menurut Retnowati (2004 pariwisata
Tulisan ini diharapkan dapat adalah kegiatan rekreasi diluar domisili
memberikan masukan kepada pihak untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin
pengelola mengenai persepsi masyarakat atau mencari suasana lain. Sebagai suatu
sekitar terhadap keberadaan objek aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian
ekowisata dan dapat memperoleh penting dari kebutuhan dasar masyarakat
gambaran mengenai prospek dan peluang maju dan sebagian kecil masyarakat
ekowisata di Kabupaten Mempawah. Negara berkembang. menurut Subandra
Bagi Masyarakat dan Instansi Terkait dan Mastiani (2006) pariwisata merupakan
Masyarakat dapat menambah salah satu sektor pembangunan dan
pengetahuan mengenai kegiatan penggerak roda perekonomian yang tidak
ekowisata. Sedangkan bagi instansi terkait, dapat dilepas kaitannya dengan
penelitian ini dapat dijadikan dasar pembangunan berkelanjutan yang telah
pertimbangan dalam mengeluarkan dicanangkan oleh pemerintah sesuai
dengan tujuan pembangunan nasional.

670
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

Menurut Pusvita (2013) ekowisata tidak langsung juga menghasilkan jasa-


merupakan pengembangan pariwisata jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan
yang berkelanjutan yang bertujuan untuk antara lain sebagai objek ekowisata. Kordi
mendukung pelestarian lingkungan dan (2012) menyatakan bahwa ekosistem
meningkatkan partisipasi masyarakat mengrove menyumbang produksi
dalam pengelolaan, sehingga memberikan perikanan yang cukup besar, biota-biota
manfaat ekonomi kepada masyarakat dan akuatik yang hidup berganntung pada
pemerintah setempat. Berdasarkan ekosistem mangrove seperti ikan, berbagai
kacamata ekonomi makro, ekowisata spesies moluska, krustase dan mangrove
memberikan beberapa dampak positif sangat bernilai penting bagi masyarakat.
(Hijriati dan Mardiana (2015), yaitu: METODE PENELITIAN
menciptakan kesempatan berusaha, Penelitian ini dilaksanakan di lokasi
menciptakan kesempatan kerja, sekitar kawasan ekowisata mangrove yaitu
meningkatkan pendapatan sekaligus tepatnya di Dusun Pasir Laut Desa Pasir
mempercepat pemerataan pendapatan Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten
masyarakat, sebagai akibat multiplier Mempawah. Penelitian ini dilaksanakan
effect yang terjadi dari pengeluaran dengan lama waktu efektif pengambilan
wisatawan yang relatif cukup besar, data di lapangan selama 2 minggu.
meningkatkan penerimaan pajak Teknik Pengambilan Sampel
pemerintah dan retrisbusi daerah, Dalam penelitian ini yang menjadi
meningkatkan pendapatan nasional atau sasaran populasi penelitian adalah
Gross Domestic Bruto (GDB), mendorong masyarakat Dusun Pasir Laut di Desa
peningkatan investasi dari sektor industri Pasir Kecamatan Mempawah Hilir.
pariwisata dan sektor ekonomi lainnya, Populasi dalam penelitian ini adalah
memperkuat neraca pembayaran. masyarakat yang terdapat pada 3 RT yakni
Hutan Mangrove RT 05, RT 06, RT 07. Untuk menentukan
Menurut Windy (2015) hutan besarnya sampel responden dalam rencana
mangrove merupakan ekosistem utama penelitian dihitung dengan rumus Slovin.
pendukung kehidupan yang penting di Jumlah Responden dalam penelitian ini
wilayah pesisir dan lautan, keberadaan yaitu sebanyak 84 responden. Alat yang
flora dan faunan yang terdapat di hutan digunakan dalam penelitian ini kuisioner
mangrove merupakan potensi yang dapat dan wawancara secara mendalam yang
dikembangkan dalam pemenuhan dilakukan kepada responden.
kebutuhan sosial, ekonomi dan Metode Pengumpulan Data
lingkungan. Potensi yang diperoleh dari Data yang digunakan dalam
ekosistem hutan tersebut berupa hasil penelitian ini adalah data primer dan data
hutan kayu, jasa dan lingkungan. sekunder. Data Primer dalam penelitian ini
Ekosistem pesisir seperti hutan mangrove yaitu :
selain dapat menghasilkan barang dan jasa 1) Persepsi masyarakat terhadap
yang dapat dikonsumsi baik langsung dan keberadaan ekowisata mangrove yang

671
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

diukur dari 3 (tiga) indikator yaitu (1) masyarakat dengan tingkat pendapatan,
peningkatan pendapatan, (2) lapangan jumlah tanggungan keluarga, tingkat
pekerjaan, (3) peluang usaha. ketergantungan masyarakat terhadap hutan
2) Tingkat pendapatan. mangrove dan tingkat pengetahuan.
3) Jumlah tanggungan keluarga KEADAAN UMUM LOKASI
4) Tingkat ketergantungan terhadap PENELITIAN
hutan Sejarah Berdirinya Objek Ekowisata
5) Tingkat pengetahuan Mempawah Mangrove Park (MMP)
Sedangkan data sekunder dalam Objek ekowisata Mempawah
penelitian ini yaitu dokumen-dokumen Mangrove Park (MMP) merupakan salah
yang terkait dengan topik penelitian seperti satu kawasan objek wisata yang terdapat di
buku teks, artikel, skripsi, tesis, karya Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir
ilmiah, serta arsip/dokumen pemerintah Kabupaten Mempawah Provinsi
Kelurahan Desa Pasir. Kalimantan Barat. Ekowisata yang
Variabel Penelitian luasnya kurang lebih 4 Ha ini awalnya
Variabel terikat dalam penelitian ini hanya pantai berlumpur yang berada di
yaitu persepsi masyarakat terhadap sepanjang pesisir Desa Pasir, tetapi kini
keberadaan ekowista mangrove yang telah berubah hijau ditumbuhi aneka jenis
berhubungan dengan perubahan tingkat tumbuhan penahan abrasi. Kawasan
pendapatan, penciptaan lapangan pesisir pantai ini dikonservasi sejak
pekerjaan dan peluang lapangan usaha. tanggal 14 Desember 2011 oleh beberapa
Sedangkan variabel bebas dalam masyarakat sekitar. dalam rangka
penelitian ini yaitu tingkat pendapatan, melestarikan lingkungan dengan tindakan
jumlah tanggungan keluarga, tingkat positif, dengan dibantu beberapa pihak dan
ketergantungan terhadap hutan mangrove, komunitas peduli lingkungan di
tingkat pengetahuan tentang fungsi dan Kalimantan Barat, secara perlahan
manfaat hutan mangrove. konservasi mangrove berjalan dengan
Analisis Data baik. Hasil dari usaha dan kerja keras
Analisis yang digunakan dalam tersebut mendapat apresiasi dari berbagai
penelitian ini yaitu analisis deskriptif pihak. Salah satunya yaitu pemerintah
dengan menggunakan uji chi kuadrat dan Kabupaten Mempawah yang memberikan
analisis inferensial dengan menggunakan rekomendasi kepada pengelola untuk
uji korelasi Pearson. Analisis deskriptif mendirikan objek ekowisata mangrove
digunakan untuk mengetahui bagaimana yang di beri nama Mempawah Mangrove
persepsi masyarakat terhadap keberadaan Park (MMP). Tepat pada tanggal 23
objek ekowisata mangrove berdasarkan Agustus 2016, objek ekowisata ini
peningkatan pendapatan, lapangan kerja diresmikan oleh Wakil Bupati
dan peluang usaha. Sedangkan analisis Mempawah.
inferensial digunakan untuk mengetahui Letak dan Lokasi Penelitian
ada tidaknya hubungan antara persepsi

672
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

Desa Pasir merupakan salah satu Desa tingkat ketergantungan tinggi, 57


yang terletak di Kecamatan Mempawah responden (67,86%) memiliki tingkat
Hilir Kabupaten Mempawah. Desa Pasir ketergantungan sedang dan 23 responden
terletak pada 00 20’00’’ Lintang Utara (27,38%) memiliki tingkat ketergantungan
sampai dengan 00 30’’00’’ Lintang Utara rendah terhadap hutan mangrove.
dan 108 55’00 Bujur Timur sampai Masyarakat di Desa Pasir didominasi oleh
dengan 109 06’40’’ Bujur Timur. Luas tingkat ketergantungan sedang pada hutan
wilayah Desa Pasir adalah 60 Ha. Adapun mangrove yang terdapat pada Desa Pasir.
batas-batas wilayahnya sebagai berikut : Hal ini dikarenakan tidak semua
Utara : Desa Penibung, Selatan : masyarakat di Desa tersebut bergantung
Kelurahan Terusan, Timur : Desa Sekabuk kepada hutan mangrove. Masyarakat yang
dan Barat : Laut Natuna. memiliki tingkat ketergantungan tinggi
Topografi dan Jenis Tanah pada hutan mangrove yaitu masyarakat
Jenis tanah yang terdapat di kawasan yang bekerja sebagai nelayan sehari-
objek ekowisata mangrove tepatnya di harinya. Ini karena hutan mangrove dapat
Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir mempermudah nelayan dalam mencari
yaitu Alluvial atau yang lebih dikenal ikan di laut.
dengan tanah liat yaitu tanah yang Sedangkan karakteristik responden
dihasilkan dari endapan lumpur air laut. berdasarkan tingkat pengetahuan
Tanah ini memiliki karakteristik lembab masyarakat bahwa dari 84 responden
sehingga cocok untuk tanaman mangrove, sebanyak 9 responden (10,71%) memiliki
salah satunya adalah tanaman bakau atau tingkat pengetahuan tinggi, 57 responden
tanaman pantai lainnya seperti api-api (67,86%) memiliki tingkat pengetahuan
(Avicenia spp). sedang dan 18 responden (21,43%)
Mata Pencaharian Masyarakat Desa memiliki tingkat pengetahuan rendah. Hal
Pasir ini karena masyarakat di Desa Pasir
Tepat di lokasi penelitian yaitu di cenderung mengetahui tentang mangrove
Dusun Pasir Laut Desa Pasir yang yang terdapat pada Desa Pasir tersebut.
merupakan salah satu desa yang berada di Disamping itu dengan adanya ekowisata
Kecamatan Mempawah Hilir yang berada mangrove masyarakat menyadari akan
di kawasan pertanian dan pesisir pantai pentingnya hutan mangrove untuk daerah
yang bermata pencaharian sebagai petani, pesisir pantai. Selain itu masyarakat juga
nelayan, buruh, wiraswasta, PNS dan ikut serta dalam melestarikan hutan
pedagang. mangrove di Desa Pasir.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi Masyarakat Terhadap
Karakteristik Responden Keberadaan Objek Ekowisata
Karakteristik responden berdasarkan Mangrove Berdasarkan Peningkatan
tingkat ketergantungan masyarakat Pendapatan
terhadap hutan mangrove dari 84 Hasil uji statistik deskriptif (uji Chi
responden 4 responden (4,76%) memiliki Square) terhadap data yang diperoleh

673
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

diketahui nilai Chi Square hitung pada Persepsi Masyarakat Terhadap


tingkat signifikansi 5 % sebesar 24,07 Keberadaan Objek Ekowisata
lebih besar dari Chi Square tabel sebesar Mangrove Berdasarkan Lapangan
5,591. Hal ini disimpulkan terdapat Kerja
perbedaan signifikan frekuensi persepsi Hasil uji statistik deskriptif (uji Chi
masyarakat terhadap keberadaan Square) terhadap data yang diperoleh
ekowisata mengrove berdasarkan tingkat diketahui nilai Chi Square hitung pada
pendapatan. Berdasarkan hasil uji statistik tingkat signifikansi 5 % sebesar 17,46
deskriptif dapat diinterpretasi bahwa 49 lebih besar dari Chi Square tabel sebesar
responden (58,33 %) menyatakan 5,591. Hal ini disimpulkan bahwa terdapat
keberadaan ekowisata mangrove belum perbedaan signifikan frekuensi persepsi
memberikan peningkatan pendapatan masyarakat terhadap keberadaan
masyarakat. Belum adanya perubahan ekowisata mengrove berdasarkan
tingkat pendapatan masyarakat khususnya penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan
masyarakat sekitar kawasan ekowisata hasil uji statistik deskriptif dapat
mangrove sebagai pengaruh adanya diinterpretasi bahwa 45 responden
ekowisata mangrove di Desa Pasir (53,57%) menyatakan keberadaan
Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten ekowisata mangrove belum menciptakan
Mempawah dikarenakan objek ekowisata lapangan kerja bagi masyarakat.
mangrove merupakan kawasan ekowisata Menurut Retnowati (2004), adanya
baru, sehingga belum banyak dikenal oleh aktivitas ekowisata (pariwisata) dapat
masyarakat luar kota Mempawah. Pusvita memberi manfaat kepada masyarakat
(2013) menyatakan bahwa banyaknya setempat dengan pembukaan lapangan
wisatawan yang datang akan membantu kerja. Selajutnya Hijriati dan Mardiana
meningkatkan pendapatan para pedagang, (2014) menyatakan bahwa ekowisata telah
meningkatnya pendapatan para pedagang membuka kesempatan kerja baru kepada
berasal dari banyaknya wisatawan yang masyarakat, dengan adanya ekowisata
membeli produk atau barang dagangan, maka lapangan kerja baru semakin luas di
dengan meningkatnya pendapatan dapat bidang ekowisata seperti penginapan
membantu memperbaiki perekonomian (homestay), tour guide, katering, menjual
masyarakat terutama masyarakat yang kue ringan dan fotografer sehingga oleh
memanfaatkan wisata sebagai lapangan masyarakat dijadikan sebagai pekerjaan
usaha dan lapangan kerja. Hal ini sesuai utama maupun sampingan. Objek
dengan pendapat Ni’am dan Mussadun ekowisata mengrove di Desa Pasir
(2015) bahwa dengan adanya pariwisata merupakan kawasan wisata baru, sehingga
maka pendapatan masyarakat mengalami lapangan pekerjaan yang dapat
peningkatan, dan peningkatan pendapatan dimanfaatkan masyarakat belum banyak
masyarakat didapatkan dengan cara jenisnya. Beberapa lapangan pekerjaan
melengkapi kebutuhan wisatawan seperti yang telah dimanfaatkan masyarakat yaitu
homestay, sewa alat dan lain sebagainya. jaga parkir, penjaga tiket, tukang bersih-

674
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

bersih areal ekowisata dan tukang dimanfaatkan masyarakat khususnya


perbaikan fasilitas ekowisata. Rendahnya masyarakat lokal sekitar objek ekowisata
jumlah tenaga kerja dikarenakan kegiatan mengrove di Desa Pasir. Salah satu
ekowisata mengrove merupakan objek peluang usaha yang telah dimanfaatkan
wisata baru, sehingga masih belum masyarakat yaitu mendirikan warung kecil
mampu menyerap tenaga kerja secara untuk berjualan makanan dan minuman,
besar. penjualan bibit bakau, dan penyewaan
Persepsi Masyarakat Terhadap perahu oleh nelayan didaerah tersebut.
Keberadaan Ekowisata Mangrove Hubungan Persepsi Masyarakat
Berdasarkan Peluang Usaha Terhadap Keberadaan Objek
Hasil uji statistik deskriptif (uji Chi Ekowisata Mangrove Dengan Tingkat
Square) terhadap data yang diperoleh Pendapatan
diketahui nilai Chi Square hitung pada Hasil uji statistik (Uji Korelasi
tingkat signifikansi 5 % sebesar 58,36 Pearson) diketahui nilai Sig.(2-tailed)
lebih besar dari Chi Square tabel sebesar sebesar 0,948 dan nilai Correlation
5,591. Hal ini disimpulkan terdapat Coefficient negatif sebesar 0,007. Nilai Sig
perbedaan signifikan frekuensi persepsi 0,948 > 0,050, sehingga disimpulkan tidak
masyarakat terhadap keberadaan terdapat hubungan yang signifikan antara
ekowisata mengrove berdasarkan peluang persepsi masyarakat terhadap keberadaan
usaha. Berdasarkan hasil uji statistik ekowisata mangrove dengan tingkat
deskriptif dapat diinterpretasi bahwa 61 pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa
responden (72,62 %) menyatakan tingkat pendapatan masyarakat tidak
keberadaan ekowisata mangrove belum mempengaruhi persepsi masyarakat
menciptakan peluang usaha bagi terhadap keberadaan objek ekowisata
masyarakat. mengrove di Desa Pasir Kecamatan
Dhalyana dan Adiwibowo (2013), Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah.
adanya kegiatan pariwisata membuka Pusvita (2013) menyatakan bahwa
banyak lapangan pekerjaan dan peluang banyaknya wisatawan yang datang akan
usaha bagi masyarakat lokal maupun dari membantu meningkatkan pendapatan para
berbagai daerah berdatangan ke kawasan pedagang, meningkatnya pendapatan para
wisata untuk membuka usaha dan bekerja. pedagang berasal dari banyaknya
Kawasan wisata akan memberikan wisatawan yang membeli produk atau
pengaruh ekonomi berupa kesempatan barang dagangan, dengan meningkatnya
bagi masyarakat sekitar untuk mendirikan pendapatan dapat membantu memperbaiki
unit usaha. Unit usaha yang berada di perekonomian masyarakat terutama
sekitar kawasan wisata merupakan salah masyarakat yang memanfaatkan wisata
satu fasilitas penunjang yang mendukung sebagai lapangan usaha dan lapangan
kemajuan objek wisata. Berdasarkan kerja.
pengamatan dalam penelitian terlihat Kondisi sebagaimana teori di atas
bahwa masih sedikit peluang usaha yang berbeda dengan kondisi pengaruh yang

675
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

terdapat di ekowisata mengrove di Desa Mempawah. Hasanuddin (2011),


Pasir, beberapa lapangan pekerjaan yang menyatakan, jumlah tanggungan dalam
telah dimanfaatkan masyarakat dengan keluarga adalah banyaknya anggota
adanya objek ekowisata Mempawah keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Mangrove Park masih sangat terbatas dengan responden atau di luar rumah,
antara lain pekerjaan sebagai jaga parkir, namun masih menjadi tanggung jawab
penjaga tiket masuk ke lokasi objek responden. Kadir, (2012) mengatakan
ekowisata mangrove, tukang bersih-bersih bahwa jumlah tanggungan keluarga dapat
areal ekowisata dan tukang perbaikan mempengaruhi semangat dan tingkat
fasilitas ekowisata. Masih terbatasnya kreativitas kepala keluarga dalam
jumlah tenaga kerja yang mampu diserap memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
ekowisata Mempawah Mangrove Park Hubungan Persepsi Masyarakat
dikarenakan kegiatan ekowisata mengrove Terhadap Keberadaan Objek
tersebut merupakan objek wisata baru, Ekowisata Mangrove Dengan Tingkat
sehingga masih belum mampu menyerap Ketergantungan Masyarakat Terhadap
tenaga kerja secara besar, sedangkan unit Hutan Mangrove
usaha seperti warung yang telah ada di Hasil uji statistik (Uji Korelasi
objek ekowisata mengrove masih sedikit Pearson) diketahui nilai Sig.(2-tailed)
jumlahnya dan belum membutuhkan sebesar 0,000 dan nilai Correlation
tenaga kerja yang banyak karena masih Coefficient positif sebesar 0,787. Nilai Sig
dikelola sendiri. 0,000 < 0,050, sehingga dapat disimpulkan
Hubungan Persepsi Masyarakat terdapat hubungan yang signifikan antara
Terhadap Keberadaan Objek persepsi masyarakat terhadap keberadaan
Ekowisata Mangrove Dengan Jumlah ekowisata mangrove dengan tingkat
Tanggungan Keluarga ketergantungan masyarakat. Hal ini
Hasil uji statistik (Uji Korelasi menunjukkan bahwa tingkat
Pearson) sebagaimana diuraikan pada ketergantungan masyarakat
Tabel 28 diketahui nilai Sig.(2-tailed) mempengaruhi persepsi masyarakat
sebesar 0,296 dan nilai Correlation terhadap keberadaan objek ekowisata
Coefficient positif sebesar 0,115. Nilai Sig mangrove di Desa Pasir Kecamatan
0,296 > 0,050, sehingga disimpulkan tidak Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah.
terdapat hubungan yang signifikan antara Artinya semakin tinggi tingkat
persepsi masyarakat terhadap keberadaan ketergantungan masyarakat terhadap hutan
ekowisata mangrove dengan jumlah mangrove, maka persepsi masyarakat
tanggungan keluarga. Hal ini terhadap keberadaan Ekowisata
menunjukkan bahwa jumlah tanggungan Mempawah Mangrove Park akan semakin
keluarga tidak mempengaruhi persepsi positif.
masyarakat terhadap keberadaan objek Kadir (2012) mengatakan, tingginya
ekowisata mengrove di Desa Pasir ketergantungan masyarakat terhadap hutan
Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten mengakibatkan tingginya aktivitas-

676
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

aktivitas masyarakat dalam hutan. Tidak persepsi masyarakat terhadap keberadaan


dapat dipungkiri akibat dari aktifitas- objekekowisata mengrove di Desa Pasir
aktifitas tersebut dapat mengurangi Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten
kelestarian sumberdaya hutan sehingga Mempawah. Artinya semakin tinggi
kualitas dan kuantitas sumber daya alam pengetahuan masyarakat tentang hutan
serta tatanan keseimrbangan lingkungan mangrove terutama yang berhubungan
menjadi berkuang bahkan menjadi hilang. dengan fungsi dan manfaat hutan
Manfaat langsung dari hutan mangrove mangrove maka persepsi masyarakat
yang terdapat di Dusun Pasir laut tepatnya terdapat sosial ekonomi keberadaan
di Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir ekowista Mempawah Mangrove Park akan
Kabupaten Mempawah yang dirasakan semakin positif.
masyarakat untuk saat ini adalah melalui Primivita (2015) mengatakan bahwa
pemanfaatan penangkapan ikan, pengetahuan merupakan hasil
pemancingan ikan, kerang dan kepiting. penginderaan manusia melalui indera yang
Untuk pemanfaatan hasil kayu saat ini dimiliki (telinga, mata, hidung, rasa dan
hampir tidak pernah dilakukan lagi oleh raba). Hal ini menunjukan bahwa sebagian
masyarakat setempat, hal ini disebabkan besar masyarakat sudah mengetahui dan
karena kawasan hutan mangrove di Dusun merasakan fungsi dan manfaat hutan
Pasir Laut ini telah ditetapkan masuk mangrove bagi kehidupan masyarakat.
dalam kawasan lindung. Kawasan Manfaat langsung yang dirasakan
mangrove ini juga menjadi bagian dari masyarakat Desa Pasir dengan adanya
konservasi yang artinya terdapat larangan hutan mangrove adalah berhubungan
dari pemerintah setempat merusak dan dengan pekerjaan masyarakat yang
memanfaatkan hutan dengan eksploitasi sebagian besar sebagai nelayan, sehingga
yang berlebih-lebihan. adanya hutan mangrove tersebut
Hubungan Persepsi Masyarakat penghasilan sebagai nelayan tidak
Terhadap Keberadaan Objek berkurang, antara lain hasil ikan, udang,
Ekowisata Mangrove Dengan Tingkat kepiting dan lain-lain. Juga dengan
Pengetahuan dijadikan kawasan hutan mangrove
Hasil uji statistik (Uji Korelasi tersebut sebagai objek ekowisata
Pearson) diketahui nilai Sig.(2-tailed) mangrove (Mempawah Mangrove Park),
sebesar 0,000 dan nilai Correlation selain kelestarian hutan mangrove dapat
Coefficient positif sebesar 0,703. Nilai sig terjaga, masyarakat berharap akan
0,000 < 0,050, sehingga disimpulkan mendapatkan penghasilan tambahan dari
terdapat hubungan yang sangat signifikan keberadaan objek ekowisata Mempawah
antara persepsi masyarakat terhadap Mangrove Park.
keberadaan objek ekowisata mangrove PENUTUP
dengan tingkat pengetahuan masyarakat. Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat 1. Persepsi masyarakat terhadap
pengetahuan masyarakat mempengaruhi keberadaan objek ekowisata mangrove

677
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

di Desa Pasir kecamatan Mempawah masyarakat yang bermukim di sekitar


Hilir kabupaten Mempawah, 58,33 % kawasan objek wisata mangrove maka
responden menyatakan keberadaan pihak pengelola perlu mengembangkan
ekowisata Mempawah Mangrove Park daya tarik objek wisata Mempawah
belum meningkatkan pendapatan Mangrove Park sehingga
masyarakat, 53,57 % belum pengunjungnya tidak hanya terbatas
menciptakan Lapangan pekerjaan, dan masyarakat lokal akan tetapi
72,62 % belum menciptakan peluang masyarakat luar daerah atau masyarakat
usaha bagi masyarakat setempat. mancanegara.
2. Tidak terdapat hubungan yang 2. Pengembangan objek wisata
signifikan antara persepsi masyarakat Mempawah Mangrove Park tetap harus
terhadap keberadaan objek ekowisata memperhatikan kelestarian fungsi
mangrove dengan tingkat pendapatan, ekosistem hutan mangrove, sehingga
dan jumlah tanggungan keluarga. Hal fungsi ganda hutan mangrove tersebut
ini berarti tingkat pendapatan dan tetap dapat dipertahankan.
jumlah tanggungan keluarga tidak 3. Untuk mengembangkan objek
mempengaruhi persepsi masyarakat ekowisata Mempawa Mangrove Park
terhadap dampak sosial ekonomi perlu dilakukan penelitian lanjutan yang
keberadaan objek ekowisata berhubungan dengan potensi daya tarik
Mempawah Mangrove Park. dan strategi pengembangan objek
3. Terdapat hubungan yang signifikan ekowisata Mempawah Mangrove Park.
antara persepsi masyarakat terhadap DAFTAR PUSTAKA
keberadaan objek ekowisata mangrove Asmara Y, Suhirman. 2012. Persepsi dan
dengan tingkat ketergantungan Sikap Masyarakat Terhadap
masyarakat terhadap hutan mangrove Kegiatan Ekowisata Kampung
dan tingkat pengetahuan masyarakat Cikidang. Jurnal Perencanaan
terhadap hutan mangrove. Hal ini Wilayah dan Kota A SAPPK.
berarti tingkat ketergantungan dan 1(2):568-578.
tingkat pengetahuan masyarakat Dhalyana D, Adiwibowo S. 2013.
terhadap hutan mangrove Pengaruh Taman Wisata Alam
mempengaruhi persepsi masyarakat Pangandaran Terhadap Kondisi
terhadap dampak sosial ekonomi Sosial Ekonomi Masyarakat. Jurnal
keberadaan objek ekowisata Sosiologi Pedesaan. 1(3):182-199.
Mempawah Mangrove Park di desa Edy SS, Setiawan A. 2014.Potensi
Pasir kecamatan Mempawah Hilir Ekowisata Hutan Mangrove di Desa
kabupaten Mempawah. Merak Belantung Kecamatan
Saran Kalianda Kabupaten lampung
1. Supaya keberadaan objek ekowisata Selatan. Jurnal Sylva Lestari.
Mempawah Mangrove Park dapat 2(2):49-60.
meningkatkan perekonomian

678
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (3) : 668 - 679

Fahriansyah, Yoswaty D. 2012. Karimunjawa Berdasarkan Persepsi


Pembangunan Ekowisata di Masyarakat. Jurnal Teknik PWK.
Kecamatan Tanjung Balai Asahan 3(2):262-273.
Sumatera Utara. Jurnal llmudan
Teknologi. 4(2):346-359. Primivita DN. 2015. Hubungan Antara
Ghufran M, Kordi HK. 2012. Ekosistem Tingkat Pengetahuan Dengan
Mangrove. Jakarta: Rineka Cipta Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Hafsar K, Tuwo A, Saru A. 2014. Strategi Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah
Pengembangan Kawasan Ekowisata Muhammadiyah Gonilan Kartasura
Mangrove di Sungai Carang Kota Sukoharjo. [Naskah Publikasi].
Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Fakultas Kedokteran Univeristas
1(1). Muhammadiyah Surakarta.
Hasanudin, 2011. Community www.portalgaruda.com. Diakses: 24
Dependence Level of Forest Mei 2017
Resources in Traditional Zone of Pusvita.WB. 2013. Dampak Keberadaan
Bulusaraung Bantimurung National Taman Wisata Candi Prambanan
Park at Labuaja Village. Universitas Terhadap Kehidupan Sosial
Muhammadiyah Makasar, Jurnal Ekonomi Masyarakat Desa Tlogo
Hutan dan Masyarakat. 6(2):201- Kecamatan Prambanan Kabupaten
2115 Klaten. 5(2):148-160
Hijriati E, Mardiana R. 2014. Pengaruh Subandra N, Mastiani NN. 2006. Dampak
Ekowisata Berbasis Masyarakat Ekonomi, Sosial, Budaya, dan
Terhadap Perubahan Kondisi Lingkungan Pengembangan Desa
Ekologi, Sosial, dan Ekonomi Di Wisata Di Jatiluwih Tabanan. Jurnal
Kampung Batusuhunan Sukabumi. Manajemen Pariwisata 5(1):47-64.
Jurnal Sosiologi Pedesaan. Windy DK. 2015. Potensi Ekonomi
2(3):146-159. Ekosistem Hutan Mangrove Di
Kadir AW. 2012. Analisis Kondisi Sosial Desa Kulu Kecamatan Wori
Ekonomi Masyarakat Sekitar Kabupaten Minahasa Utara.
Taman Nasional Bantimurung [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Intitut
Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Pertanian Bogor.
Selatan. Jurnal Manusia dan https://www2Frepository.ipb.ac.id.
Lingkungan. 19(1):1-11. Diakses: 24 Mei 2017.
Ni’am AL, Mussadun. 2014. Dampak
Aktivitas Ekowisata di Pulau

679

You might also like