You are on page 1of 5

Daftar pustaka

José Subirá, El Teatro Del Real Palacio (1849-1851) (Madrid: Instituto Español de Musicologia, 1950)

Tyler, James. The Early Guitar: a History and Handbook. London: Oxford University Press, 1980

Alves, Júlio Ribeiro. The History of the Guitar: Its Origins and Evolution. Huntington, 2015

Bacon, Tony, et al. The Classical Guitar Book. San Francisco, CA: Backbeat Books, 2002

Wade, Graham. A Concise History of the Classic Guitar. Pacific, MO: Mel BayPublications, 2001.

Anatolia News Agency, "Anatolia Maybe Home to The Earliest Guitar",


https://www.hurriyetdailynews.com/amp/anatolia-may-be-home-to-the-earliest-guitars-34635. Diakses
Februari 2020.

Robert Strizich, “Gaspar Sanz,” in Stanley Sadie, ed., The New Grove Dictionary of Music and Musicians,
2nd ed., Vol. 22 (Oxford: Oxford University Press, 2001)

Thomas Heck, “Mauro Giuliani: Virtuoso Guitarist and Composer” (Columbus, OH: Editions Orphée, Inc.,
1995)

John Moorish, “Antonio de Torres: Father of the Modern Guitar,” in Tony Bacon et al., The Classical
Guitar Book (San Francisco, CA: Backbeat Books, 2002)

Graham Caldersmith and Elizabeth Freeman. Wood properties from sample plate measurements I.
Journal of the Catgut Acoustical Society, 1(5):8–12, May 1990.

Bourgeois, Dana. Sawing Logs. Acoustic guitar magazine. Kansas. 2015

Bourgeois, Dana. Guild of American Luthiers convention: Voicing The Steel String Guitar. American
Luthierie #24. USA. 1990

Bourgeois, Dana. Tapping Tonewoods: How the Selection of Species Helps Define the Sound of Your
Guitar. Acoustic Guitar Magazine. March/April 1994

Greven, John. Voicing the Steel String Guitar. Guild of American Luthiers Summer. USA 2011

Inta, Ra. The Acoustic of Steel String Guitar. University of New South Wales. Sydney, Australia.
September 6, 2007.

Calkin, John. The Heretic's Guide to Alternative Lutherie Woods. American Lutherie #69 p.13 BRB6
p.288. 2002

M. French and D. Hosler. Testing of acoustic stringed musical instruments: part 3. Experimental
Techniques, pages 45–46, May 2001
Bartolome, Jan Emanuele. Effects of Wood Attribute on Acoustic Guitar Sound Quality. Vancouver:
University of British Columbia. 2016. DOI: 10.14288/1.0314332

V. Bucur, Acoustics of Wood, Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg, 2006

Ellis, A., Saufley, C., and Teja, G. (2008). “The future of tonewood”, Acoustic Guitar 18(8), 80–86

National Research Council. Mangium and other fast-growing Acacias for the humid tropics. National
Academy Press, Washington, DC, As. 1983

Krisnawati, H., Kallio, M. dan Kanninen, M. 2011 Acacia mangium Willd.: ekologi, silvikultur dan
produktivitas. CIFOR, Bogor, Indonesia. ISBN 978-602-8693-48-6

Abdul-Kader, R. dan Sahri, M.H. 1993 Properties and utilization. Dalam: Awang, K. dan Taylor, D. (ed.)
Acacia mangium: growing and utilization, 225–241. MPTS Monograph Series No. 3. Winrock
International dan Food and Agriculture Organization of the United Nations, Bangkok, Thailand.

Kusumaningtyas, I. dan Subagio. 2012. Indonesian Wood as Material for Acoustic Guitars and Violins.
Wood research journal vol.3 no.1. Department of Mechanical and Industrial Engineering Faculty of
Engineering, Gadjah Mada University. Yogyakarta, Indonesia.

Bernard E. Richardson. Acoustical design criteria for the guitar. Journal of the Acoustical Society of
America, 97:3354, 1995a.

Mike Longworth. Martin guitars: A history. Omnibus Press, London, 1975.

Frank Ford. Frets.com. June 2005. URL http://www.frets.com/. Diakses Maret 2020

Samuele Carcagno, Roger Bucknall, Jim Woodhouse, Claudia Fritz, and Christopher J. Plack. Effect of
back wood choice on the perceived quality of steel-string acoustic guitars. The Journal of the Acoustical
Society of America 144, 3533. December 2018. doi: 10.1121/1.5084735

Tyas, Edo. 2016. Tabel Jangkauan Frekuensi Instrumen. URL


http://edotyas.blogspot.com/2016/11/tabeljangkauan-frekuensi-instrumen.html

Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Kerlinger. 2006. Asas–Asas Penelitian Behaviour. Edisi 3, Cetakan 7. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Fernando Sor merupakan salah satu komposer yang membawa perubahan dan pengaruh besar pada era

tersebut. Dia tidak hanya memberikan pengembangan teknik permainan gitar, tetapi juga sebagai salah

seorang yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kredibilitas gitar sebagai "instrumen konser".

Warisan ide pedagogisnya dan pentingnya komposisi gitarnya untuk modern gitaris tidak diragukan lagi,

terbukti hingga era kita sekarang ini (Alves, 2015).

Semenjak gitar menjadi instrumen konser, konstruksi gitar pada saat itu masih banyak memiliki

kekurangan. Salah satu kekurangan yang paling mendasar yaitu volume gitar masih lebih pelan

dibandingkan instrumen lainnya ketika dimainkan bersama saat konser digelarkan.

Periode ini merupakan periode dimana para luthier melakukan banyak eksperimen yang berkaitan

dengan konstruksi gitar untuk meningkatkan volume gitar. Beberapa eksperimen yang dilakukan yaitu

dengan memberi perubahan pada neck, fret, memperbesar ukuran gitar, penyertaan lubang gitar sebaik

mungkin, mekanikal tuning machine, dan pembaruan sistem fan-strutting atau lebih dikenal dengan

bracing.

Antonio de Torres Juardo dikenal dengan sebutan "the father of the modern guitar" merupakan seorang

luthier asal Spanyol yang merevolusi konstruksi gitar ke tingkat yang tidak diragukan lagi mengarah pada

penampilan tipe gitar yang berbeda. Torres menyimpulkan bahwa kunci dari gitar terdapat pada

soundboardnya. Untuk meningkatkan volumenya, Torres membuat soundboard menjadi lebih tipis, lebih

ringan dan membuat ukuran gitar menjadi lebih besar. Bracing tradisional yang semula menggunakan

lima fan-strut, Torres menambahkan penguat tersebut menjadi tujuh fan-strut dengan massa yang lebih

ringan. Torres juga merubah posisi fret dengan meletakkan fret ke-12 tepat berada di ujung soundboard

untuk menambah kekuatan. Untuk membuktikan teorinya bahwa suara gitar merupakan konsekuensi dari

soundboard, Torres membuat gitar dengan bahan papier-mâché pada bagian belakang dan samping badan

gitarnya (Morrish, 2002).

(gambar gitar torres dan bracing)


Inovasi yang dilakukan Torres pada konstruksi gitar membawa perubahan besar khususnya dalam bidang
luthiery. Bentuk dan ukuran gitar Torres yang lebih proporsional untuk instrumen konser dijadikan acuan
dasar oleh para luthier dalam pembuatan gitar modern. Dengan adanya standar gitar baru tersebut

Data Spektrum:

1. Sub Bass

Jangkauan frekuensi 16 – 60 Hz

Lebih mudah dirasakan daripada didengar

Power dalam suatu musik terkandung dalam range frekuensi ini. Musik yang tidak mempunyai atau
kekurangan frekuensi sub bass akan terdengar tidak bertenaga.

Sub bass dalam jumlah yang terlalu banyak menyebabkan musik menjadi keruh.

2. Bass

Jangkauan frekuensi 60 – 250 Hz

Umumnya digunakan dalam pembentukan ritmis pada sebuah musik (rhythm section).

Membuat musik/instrumen terdengar lebih “fat” (gemuk, tebal).

Frekuensi bass yang terlalu banyak bisa menyebabkan musik menjadi “boomy” (mendengung dan
tenggelam).

3. Mid Range

Jangkauan frekuensi 250 Hz – 2 kHz

Suara harmonik terendah pada sebagian besar instrumen.

Terlalu banyak frekuensi 500 Hz – 1 kHz menyebabkan musik/instrumen menjadi “honking” (tumpul).

Terlalu banyak frekuensi 1 – 2 kHz menyebabkan musik/instrumen menjadi “tinny” (bersuara seperti
logam).

4. High Mid Range

Jangkauan frekuensi 2 – 4 kHz

Mengandung “attack” (hentakan) pada sebagian besar instrumen perkusi.

Suara vokal lebih mudah dianalisa pada frekuensi ini.


Terlalu banyak frekuensi ini menyebabkan telinga cepat lelah.

Jangkauan frekuensi 4 – 6 kHz

Mengandung clarity dan kejelasan.

Menaikkan (boost) frekuensi ini akan membuat musik/instrumen terdengar lebih maju (presence).

Low sibilance terletak pada renge frekuensi ini.

5. High

Jangkauan frekuensi 6 – 20 kHz

Mengandung “brightness” (kecerahan) dan “crispness” (renyah).

High sibilance terletak pada range frekuensi ini.

Terlalu banyak frekuensi 8 – 16 kHz akan menyebabkan musik/instrumen terdengar “brittle” (rapuh).

Sama halnya dengan sub bass, frekuensi diatas 16 kHz lebih mudah dirasakan daripada didengar.

You might also like