You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/272791270

Teknologi Genome Scanning Menggunakan 1536-dan 384-SNP Chip untuk


Mendukung Program Pemuliaan Padi Rice Genome Scanning using 1536-and
384-SNP Chip Technology for Supporting Rice B...

Article · January 2014

CITATION READS

1 745

1 author:

Dr. Dwinita Wikan Utami


Indonesian Center Agricultural Biotechnology and Genetic Resources, R&D
74 PUBLICATIONS   259 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Association mapping of Fe toxicity tolerant by using Genome Wide Association (GWAS) approach View project

Mapping blast resistance gene(s) from O. rufipogon View project

All content following this page was uploaded by Dr. Dwinita Wikan Utami on 26 February 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014 A. I.2

Teknologi Genome Scanning Menggunakan 1536- dan 384-SNP Chip untuk


Mendukung Program Pemuliaan Padi
Rice Genome Scanning using 1536- and 384- SNP Chip Technology for
Supporting Rice Breeding Programs
Dwinita W. Utami
Indonesian Centre of Agricultural Biotechnology and Genetic Resources R&D, Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111.
INFO ARTIKEL ABSTRACT
Rice is a staple crop in Indonesia whic have the stategic impact. Increasing and
stabilizing rice production as main target in agriculture development. Utilization of
molecular markes technology gain prominance in rice breeding, particularly to speed
up and precission increasing of selection step. Towards this technology, utilization of
rice genomic are now being widely used to provide accelerate the rice breeding
program particularly on genetic relatedness, linkage to important traits, and detection
of donor introgressions in segregating population. Finally, all of these programs, were
Keywords: targeted to support the attainment of food self-sufficiency in Indonesia. This paper
summarizes the genome research status of recent developments in ICABIOGRAD, R &
keyword1 : Indonesian rice germplasm D Agency, The Ministry of Agriculture. Rice genome research was initiated in
keyword2 : 1536-and 384-SNP set ICABIOGRAD, IAARD, Ministry of Agriculture, since 2011. Currently, the total of 851
keyword3 : genotyping and accessions of Indonesian rice germplasm were scanned their genome using 2 sets of
phenotyping SNP (Single Nucleotide Polymorphism) markers chip. To acces the expression, in
keyword4 : association analysis parallel, has also carried out some phenotyping analysis in across conditions, dry and
rainny seassons. Some important traits which were targetted in these analysis, as : date
to flowering, date to harvesting, yield components and also respons to biotics and
abiotics stress. A large number of total data both genotyping and phenotyping were
analyzed on their association to obtaine a set of SNP markers and selected genotypes
which significant associated with the target traits. The selected SNP markers could be
as markers assited for selection while the selected genotypes could be a new promising
rice lines or to to be as a source of potential genes for breeding. In other way, the
genotypes and phenotypes data have completed were also applicable for DNA
fingerprints detections as a barcode of commercial variety. These rice genome
research achieved will packaging as the inovation technology which advantage provide
for rice stakholders in Indonesia.

SARI KARANGAN

Padi adalah tanaman pangan utama Indonesia yang bernilai strategis. Peningkatan dan
stabilitas produksi padi menjadi target utama pembangunan pertanian. Perkembangan
Kata Kunci: teknologi marka molekular dalam pemuliaam padi berpotensi mempercepat dan
kata Kunci1 : Plasma nutfah padi meningkatkan presisi seleksi dalam program pemuliaan padi. Melalui pengembangan
Indonesia teknologi marka molekuler, saat ini informasi genome telah diaplikasikan secara luas
kata Kunci2 : 1536-dan 384-SNP set terutama dalam hal untuk menganalisis kekerabatan genetik antar aksesi, keterpautan
kata kunci3 : genotyping dan dengan sifat penting dan introgresi pada populasi segregan. Semua program pemuliaan
phenotyping tersebut pada akhirnya bermuara untuk mendukung pencapaian ketahanan dan
kata kunci4 : analisis asosiasi kemandirian pangan di Indonesia. Makalah ini merangkum status perkembangan
terkini penelitian genom padi di BB Biogen, Badan Litbang, Kementerian Pertanian.
Penelitian genom padi di BB Biogen, Balitbang Kementan, telah diinisiasi mulai tahun
2011 dan sampai saat ini telah dianalisis genotyping pada 851 aksesi plasma nutfah
padi menggunakan 2 set marka SNP chip, 1536 dan 384. Secara paralel juga telah
dianalisis phenotyping sejumlah aksesi yang sama lintas musim dan lintas
agroekosistem, untuk beberapa karakter agronomi penting terkait dengan umur
tanaman komponen hasil dan ketahanan terhadap cekaman biotik ataupun abiotik.
Sejumlah besar total data baik data genotyping ataupun phenotyping di atas
selanjutnya dianalisis asosiasi keduanya untuk mendapatkan set marka-SNP chip dan
set genotipe terpilih yang terkait dengan karakter target. Pengembangan data genotipe
yang diperoleh, dilakukan untuk deteksi sidik jari DNA beberapa aksesi plasma nutfah
penting sebagai penciri spesifik varietas (sebagai barcode variety). Keluaran hasil
penelitian berbasis genome ini mulai dikemas sebagai paket inovasi teknologi yang
dimanfaatkan oleh para stakeholder padi di Indonesia.

© Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014

Corresponding author : E-mail address: dnitawu@windowslive.com; nitautami59@gmail.com
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014

gen fungsional untuk beragam karakter penting


PENDAHULUAN yang bersifat kuantitatif, seperti komponen hasil
Pertumbuhan penduduk yang terus terjadi pada beragam plasma nutfah (Zhu et al, 2008).
dengan luas lahan pertanian yang cenderung tetap c. Ketersediaan sekuen genom lengkap dan
bahkan berkurang menyebabkan terjadinya ancaman teknologi resequencing juga memungkinkan
krisis pangan. Hal ini diperparah dengan pengaruh untuk menemukan ratusan bahkan ribuan marka
perubahan iklim global yang menekan produktifitas SNP (Single Nucleotide Polymorphism) yang
tanaman pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan fungsional untuk dikembangkan sebagai marka
melalui peningkatan produktivitas pada saatnya molekuler fungsional untuk membantu seleksi
tidak akan mampu memenuhi permintaan pangan. pada beragam plasma nutfah terkait dengan
Perluasan lahan (ekstensifikasi) pertanian adalah karakter yang diinginkan. Penggunaan marka
pendekatan utama yang harus ditempuh untuk SNP yang bersifat bi-allelic lebih mudah untuk
menggenjot produksi pangan nasional. analisis genotyping dan asosiasi (McNally et al,
Pengembangan teknologi dapat diaplikasikan 2009).
untuk mendukung peningkatan produksi tanaman Dengan mengacu pada pemanfaatan teknologi
pangan. Teknologi genom salah satu teknologi yang berbasis genomika, maka penelitian genom padi
dapat diaplikasikan mulai dari hulu sampai hilir dari yang dilakukan di BB Biogen mencoba menjawab
serangkaian perakitan varietas unggul tanaman beberapa masalah untuk peningkatan produksi padi
pangan. Teknologi genom dapat diaplikasikan mulai nasional. Makalah ini merangkum status
dari pengenalan keragaman genetik sampai dengan perkembangan terkini penelitian genom padi di BB
pengembangan plasma nutfah sebagai sumber Biogen, Badan Litbang, Kementerian Pertanian.
genetik bagi galur unggul baru. Pengetahuan tentang
genetika sifat-sifat unggul tanaman padi yang
didukung teknologi genom memungkinkan KERANGKA TEORI
dilakukannya percepatan program pemuliaan dan Indonesia memiliki keragaman genetik tanaman
perakitan varietas baru dengan akurasi dan efisiensi padi yang melimpah. Kekayaan keragaman genetik
yang lebih tinggi, baik melalui seleksi berbasis ini merupakan bahan dasar untuk memperbaiki
marka DNA maupun perakitan tanaman transgenik. berbagai karakter padi, seperti karakter komponen
Saat ini telah dilakukan pengembangan produksi dan umur genjah. Padi lokal adalah salah
teknologi high-throughput genotyping dan genome satu sumber genetik padi yang saat ini sudah
sequencing sebagai bagian dari pengembangan terdesak oleh varietas unggul (Crowder, 1997).
lanjut teknologi genomik. Melalui teknologi ini Pemanfaatan teknologi dapat mendukung
dimungkinkan untuk membuka lembaran baru peningkatan produksi pangan nasional.
dalam pemanfaatan sejumlah besar plasma nutfah Perkembangan teknologi genomik, telah
padi untuk diungkap factor genetic (gen-gen) memungkinkan untuk mengidentifikasi alel-alel dari
penting yang dimilikinya sehingga dapat gen-gen potensial dalam koleksi plasma nutfah padi
mempercepat proses pemuliaan dan pencapaian yang melimpah untuk dimanfaatkan dalam
swasembada pangan. perbaikan varietas. Percepatan program pemuliaan
Pemetaan asosiasi lintas genom (Genome dengan memanfaatkan informasi genom memiliki
Wide Association Mapping/GWAS), saat ini telah manfaat yang besar dalam penciptaan galur unggul
banyak dimanfaatkan, diantaranya dalam hal : baru.
a. Analisis kandidat gen penting dimungkinkan Pengembangan penelitian Genom dapat
untuk melacak keberadaan ‘alamat’ gen target diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak
dalam genom beserta fungsinya terkait dengan jauh menggunakan citra satelit yang digunakan
proses biokimia atau regulation pathway yang untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di
berhubungan dengan sifat unggul tanaman padi suatu titik lokasi, maka teknologi genom padi ini
(Yu and Buckler, 2006). ditujukan untuk ‘memotret’ potensi genetik terkait
b. Ketersediaan sekuen genom lengkap pada dengan karakter unggul pada ratusan koleksi aksesi
beberapa spesies selain padi dan dukungan plasma nutfah, sehingga aksesi-aksesi plasma nutfah
beberapa teknologi genomika, seperti tersebut dapat lebih termanfaatkan secara optimal.
sequencing, genotyping, gene expression Secara lebih jauh, dengan termanfaatkannya plasma
profiling, comparative genomics, nutfah padi kita, terutama padi-padi lokal secara
bioinfotmatics, linkage analysis, mutagenesis lebih optimal diharapkan dapat mendukung
dan biokimia, memungkinkan diketahuinya gen-
ketahanan pangan baik pada taraf regional ataupun ada pertimbangan gen-gen target tertentu sehingga
nasional. marka-marka tersebut dapat membentuk profil
Perkembangan kemajuan teknologi genomik padi genotipe umum. Namun demikian tahapan ini akan
dimulai dari teknologi mapping (cytogenetic, apabila ditujukan untuk pemetaan gen/QTL untuk
molecular genetic, dan physical) sampai dengan karakter tertentu, maka seleksi subset SNP
sekuen lengkap genom padi yang merupakan dilakukan pada posisi genetik dari gen/QTL karakter
terobosan penting untuk mengungkap bagian-bagian target .
fungsional dari genom padi (rice functional
genomic). Teknologi ini berperan dalam beberapa Analisis data
karakter kompleks padi, seperti karakter produksi a. Studi keragaman genetik
dan umur berbunga pendek (Tyagi et al, 2004; Untuk mengurangi kesalahan terjadinya asosiasi
Yamamoto et al, 2009). Identifikasi genomik dari yang disebabkan oleh struktur populasi, data
beragam variasi genetik padi diharapkan dapat struktur populasi padi yang dipelajari dikalkulasi
mendukung percepatan program pemuliaan yang menggunakan software Structure
pada akhirnya dapat mendukung ketahanan pangan (http://pritch.bsd.uchicago.edu/structure.html)
nasional. dengan menggunakan data genotipe SNP sebagai
input, untuk digunakan sebagai covariate dalam
analisis asosiasi menggunakan Tassel.
METODE PENELITIAN b. Pemetaan gen/QTL : Teknologi Pemetaan
dengan populasi persilangan LE
Disain dan seleksi sub set marka SNP-chip Untuk memahami mekanisme yang
Pada tahap awal disain 1536 dan 384 SNP chip menyebabkan sebuah populasi berevolusi, perlu
dilakukan dengan berkoordinasi dengan beberapa memperhatikan kondisi-kondisi apa saja yang
institusi internasional yang sudah mengembangkan diperlukan oleh suatu populasi untuk tidak
illumina-SNP-chip lebih dahulu, yaitu IRRI dan berevolusi. Asas Hardy-Weinberg menyatakan
Cornell University (Zhao et al. 2010). Disamping bahwa frekuensi alel (variasi pada sebuah gen) pada
itu disain SNP chip juga dilakukan dengan sebuah populasi yang cukup besar akan tetap
menganalisis sekaligus mengkompilasi marka SNP konstan jika gaya dorong yang terdapat pada
polimorfis tinggi yang dapat diakses di website populasi tersebut hanyalah penataan ulang alel
Oryza SNP Database. Setiap marka SNP dirunut secara acak selama pembentukan gamet dan
sekuen lengkapnya dan disain primer dibuat dengan kombinasi acak sel genetik ini selama penyerbukan.
memposisikan SNP tepat di tengah sikuen dan diapit Populasi seperti ini tidak berevolusi dan dikatakan
oleh 50-60 pasang basa nukleotida. Jumlah marka sebagai dalam populasi kesetimbangan Hardy-
SNP yang dipilih harus 2 kali dari target SNP-chip Weinberg atau populasi kesetimbangan pautan
yang akan didisain. Validasi masing-masing marka (Linkage equilibrium / LE) (Kerry, 2007). Dalam
SNP yang terdisain dilakukan dengan sistem deteksi kaitan dengan pemetaan kelompok pautan maka
GoldenGate Illlumina-Align Disaign Tool/ADT. populasi LE terbentuk dari populasi pemetaan hasil
Setelah melalui sistem skoring sesuai persyaratan persilangan 2 tetua. Pada kondisi ini alel / lokus
untuk assay Golden Gate Illumina, maka terpilih bersifat random (random association). Jika 2 alel /
1536 atau 384 marka SNP yang selanjutnya akan lokus berada dalam kondisi LE , maka kedua alel /
disintesis oleh Illumina sebagai 384 atau 1536 SNP lokus tersebut diwariskan secara bebas (independent
chip. Hasil sintesis SNP chip ini dinamakan sebagai inheritad) (Bovenhuis dan Meuwissen, 1996).
custom OPA dan dilengkapi dengan assay kit d. Pemetaan LD dan analisis asosiasi : Teknologi
custom synt 1536 atau 384 SNP bead chip telah siap pemetaan dengan populasi alami
untuk digunakan dalam analisis genotyping Perkembangan teknologi genomik, yang meliputi
menggunakan metode GoldenGate reader dengan pemetaan QTL (Quantitative Trait Locus),
mesin iScan. penemuan gene (gene discovery), dan tersedianya
Pemilihan marka SNP yang akan didisain sekuen genom secara lengkap telah memungkinkan
sebagai SNP-chip dapat dikembangkan sesuai untuk mencari alel-alel yang berguna dalam koleksi
dengan target tujuan pemuliaan tertentu. Seperti plasma nutfah padi untuk perbaikan varietas melalui
misalnya untuk tujuan identifikasi profile genotipe suatu strategi yang disebut dengan allele mining.
(sidikjari DNA) plasma nutfah padi sebagai penciri Pemetaan LD (linkage disequilibrium) dilakukan
varietas, maka dipilih SNP yang menyebar di total untuk mendapatkan daerah genom yang sempit yang
12 kromosom genom padi dengan rata-rata jarak per mengandung alel yang diinginkan (Morton, 2005).
SNP bervariasi untuk masing-masing kromosom. Berlainan dengan pemetaan QTL, yang
Marka SNP penciri genotipe tersebut dipilih tanpa menggunakan populasi yang dikembangkan dari dua
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014

tetua saja, pemetaan LD dapat menggunakan secara latar belakang genetik Indica. Diantara Introgresi
langsung beberapa sampai ratusan aksesi yang luas antara Indica dengan O. rufipogon telah
berbeda untuk membuat peta tanpa harus melakukan menghasilkan 2 varietas yang dilepas yaitu: Inpari-
persilangan (Flint-Garcia et al. 2003). Jika dua Blas (SK No:3920/Kpts/SR.120/3/2013) dan Inpari-
alel/lokus berada dalam LD, maka kedua alel/lokus HDB (SK No :3916/Kpts/SR.120/3/2013).
diwariskan secara bersama (dependent inherited)
(Bovenhuis dan Meuwissen, 1996).

Analisis asosiasi dilakukan menggunakan


software Tassel (Bradbury et al., 2007). Data marka
dan fenotipe digunakan sebagai input bagi software
Tassel untuk mencari asosiasi antara marka dengan
karakter fenotipe yang diukur. Marka yang secara
signifikan memiliki asosiasi dengan karakter yang
diukur diidentifikasi melalui pendekatan general
linear model (GLM) dan mixed linear model
(MLM). Marka-marka dianggap memiliki asosiasi Gambar 1. Keragaman struktur populasi dan
yang signifikan apabila berdasarkan analisis GLM dendrogram keragaman genetik dari 467 aksesi
atau MLM memiliki p-value lebih kecil dari 0,001. plasma nutfah padi.

Dendrogram keragaman genetik tergambar


HASIL DAN PEMBAHASAN adanya hubungan kekerabatan antar kelompok
subspecies plasma nutfah padi. Beberapa aksesi
Filterring kualitas SNPs terbaik spesies padi liar terlihat menyebar pada kelompok-
Dari total data genotipe yang diperoleh tidak kelompok yang terpisah. Spesies padi liar diyakini
semuanya dapat diikutsertakan dalam analisis. sebagai ancestor dari padi budidaya (O.sativa).
Beberapa tahapan seleksi (filtering) secara bertahap Melalui beragam proses domestikasi yang
dilakukan menggunakan beberapa program. Seleksi dipengaruhi oleh cara budidaya manusia di areal
pertama dilakukan menggunakan program geographical yang berbeda-beda, terbentuklah padi
ALCHEMY dengan parameter koefisien inbreeding budidaya dari spesies padi liar (Londo,et al, 2006).
(inbreeding coefficient) 0.9 dan batas kepercayaan Dendrogram keragaman genetik dapat memberikan
seleksi (confidence cut off threshold) 0.80. informasi kedekatan genetic satu aksesi plasma
Selanjutnya filtering dilakukan menggunakan nutfah dengan aksesi atau kelompok genetic yang
program PowerMarker untuk mendapatkan lain.
informasi skor minor allele frequency (MAF) dan
dipilih marka SNP yang memiliki nilai MAF ≥ 0,7. SidikJari DNA sebagai penciri plasma nutfah
Hal ini menunjukkan bahwa marka-marka ini Untuk tujuan mengidentifikasi penciri genetik
memiliki kemampuan membedakan (polimorfis) suatu aksesinutfah maka teknologi sidik jari DNA
diantara aksesi-aksesi plasma nutfah yang dianalisis. menggunakan marka-marka SNP terpilih
memungkinkan untuk mendapatkan penciri genetik
Struktur populasi dan keragaman genetik yang bersifat unik yang dapat diaplikasikan pada
Analisis struktur populasi menggunakan sejumlah genotype tertentu. Disain marka SNP
program STRUCTURE dengan nilai variasi K=5 spesifik untuk setiap subspesies padi yang berbeda
(Gambar 3A) menunjukkan adanya 5 subpopulation (Indica/Japonica/Tropical Japonica) dapat berperan
utama, yaitu : I. Temperate Japonica (Japonica); penting dalam deteksi identitas varietas dan
II.Tropical Japonica (Javanica); III. Aromatic, kemurnian benih.
IV.Kelompok introgresi luas dan V. Indica.
Introgresi dari subpopulation Indica (warna biru)
tampak menyebar paling luas lintas subpopulasi
yang lain, seperti Temperate Japonica, Tropical
Japonica dan bahkan introgres ke spesies padi liar
Oryza rufipogon. Hasil ini sesuai dengan fakta
bahwa sebagian besar varietas padi komersial di
Indonesia (released varieties) dirakit menggunakan
Gambar 2. Profil genotype plasma nutfah padi
berdasarkan beberapa marka SNP yang tersebar di
kromosom 1.
Profil genotype ini sebagai data mentah untuk Gambar 4. Manhattan Quantile-Quantile Plot (Q-Q
mendapatkan penciri unik dari setiap varietas. plots), hasil analisis GWAS untuk karakter unggul.
X axis : sebaran SNP per kromosom dan Y axis :
Pemetaan QTL dan GWAS (Genome Wide –log (P-value) sebagai skor asosiasi.
Association Mapping)
1. Pemetaan QTL ketahanan blas pada padi lokal 3. GWAS untuk sifat toleran keracunan Al
Penggunaan 1536 atau 384 SNP lebih efektif dan Pendekatan GWAS juga telah diaplikasikan pada
efisien untuk menentukan polimorfisme diantara sejumlah aksesi hasil persilangan beragam untuk
genepool yang berbeda. Oleh karena itu untuk
mendapatkan alel potensial yang berperan dalam
tujuan pemetaan gen / QTL tertentu harus
membentuk sifat toleran keracunan Al pada padi.
diperhatikan beberapa marka SNP yang polimorfis Berdasarkan profil genotipe akan diketahui
untuk kedua tetua persilangan.
alel/QTL mana yang berperan dalam membentuk
sifat toleran terhadap keracunan Al dari galur-galur
terpilih.

Gambar 5. Diantara hasil analisis profile genotipe


yang memiliki karakter kontras untuk sifat toleran
Gambar 3. Seleksi populasi dilakukan menggunakan keracunan Al. Alel potensial dapat dilacak dengan
marka SNP yang bersifat polimorfis untuk kedua membandingkan profile genotype toleran dengan
tetua persilangan, yaitu : Padai Emas/US2; yang peka.
Gampai/US2 dan Grogol/US2.
Pengembangan marka untuk proses seleksi (Marker
2. Pemetaan asosiasi (GWAS) untuk karakter umur assisted selection / MAS)
genjah dan komponen hasil unggul padi. Sebagai langkah untuk validasi hasil GWAS
Pendekatan GWAS dilakukan untuk maka perlu dilakukan analisis kandidat gen terkait
mendapatkan asosiasi antara data genotipe dan karakter target (umur genjah dan komponen hasil).
fenotipe pada sejumlah besar aksesi plasma nutfah. Pengembangan dari hasil analisis asosiasi di atas
Beberapa karakter penting yang menjadi target adalah analisis kandidat gen, yaitu dengan
penelitian GWAS diantaranya adalah umur genjah menelusuri gen/lokus yang terkait dengan karakter
dan komponen hasil unggul. target berdasarkan posisi genetik dari marka SNP
yang signifikan tersebut. Sebagai contoh salah satu
marka SNP signifikan adalah TBGI068738 dan
kandidat gen yang terdeteksi adalah LOC-
Os01g72220, yang terpetakan di kromosom 1 pada
posisis genetik: 41,837,949-41,880,601, yaitu gen
WD domain, G-beta repeat domain. Gen ini
berfungsi dalam pengaturan waktu pembungaan
sampai pemasakan (fase generatif lanjut) (Ouyang
Forum Tahunan Pengembangan Iptek dan Inovasi Nasional IV, Tahun 2014

et al, 2012). Untuk mengidentifikasi gen ini maka


dilakukan disain primer dan digunakan untuk Penelitian ini terlaksana atas dukungan dan
analisis PCR pada sampel yang memiliki karakter koordinasi antara tim genom padi dan tim penelitian
kontras. Primer ini ditujukan sebagai marker yang lain. Penelitian genom padi didanai oleh DIPA
dapat diaplikasikan dalam proses seleksi galur-galur BBIOGEN-Badan Litbang Pertanian, Kementerian
hasil pemuliaan (sebagai marka MAS/ Molecular Pertanian, tahun anggaran 2010-2014.
Assited Selection).
DAFTAR PUSTAKA
Bovenhuis, H., & Meuwissen,T. (1996). Detection
and mapping of quantitative trait loci. Animal
Genetics and Breeding Unit. UNE. Armidale.
Australia. ISBN1863893237.
Bradbury P.J., Z.Zhang, D.E.Kroon,
T.M.Casstevens, Y Ramdos, E.D.Buckler.
Gambar 6. Hasil amplifikasi menggunakan primer 2007. Tassel : software for association mapping
D-2 pada sampel B (BMIP22) dan I (IRBL2) dan of complex traits in diverse samples.
primer D-6 pada sampel I (IRBLTa2) dan B Bioinformatics Appl. Note. Vol23, No19 :
(Bio110). Dirunning pada 2% TAE agarose gel 2633-2635.
pada 100V selama 3 jam.
Crowder, L.V. (1997). Genetika Tumbuhan. Gadjah
Hasil pada Gambar 6 di atas menunjukkan Mada University Press.
bahwa primer D-2 terindikasi sebagai marka MAS Flint-Garcia, S.A., Thornsberry, J.M., Buckler, E.S.
karena bersifat polimorfis pada sampel yang (2003). Structure of linkage disequilibrium in
memiliki umur yang berbeda. Demikian juga untuk plants. J. Annu.Rev. Plant.Biol. 54:357-374.
primer D-6 karena bersifat polimorfia pada sampel
yang memiliki jumlah gabah isi yang berbeda. Kerry, B. (2007). Cause of evolution. Teach
Evalution and Make It Relevant. National
Science Foundation
Pengembangan ’Database Variasi Genetis Plasma (http://www.evolved.org/lessons/speciation.ht
Nutfah Padi’ m). Diakses tanggal 30 Desember 20012
Pembuatan dan pengembangan database padi McNally, K.L.,Childs,K.L.,Bohert, R.,Davidson,
ditujukan untuk mendokumentasikan sekaligus R.M.,Zhao, K., Ulat, B.J., Zeller, G.G., Clark,
mempublikasikan hasil penelitian genom padi R.M., Hoen, D.R., Bureau, T.E. (2009).
sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih optimal Genome-wide SNP variation reveals
bagi para stakeholder padi di Indonesia. Secara relationships among landraces and modern
bertahap Database Genom-Padi ini ditampilkan varieties of rice. Proc. Natl. Acad. Sci. USA
dalam bentuk WebSite sehingga dapat diakses secaa 106:12273–12278.
terbuka.
Morton, N.E. (2005). Linkage disequilibrium and
association pemetaan. J. Clin. Invest.
PENUTUP 115:1425-1430.
Pengembangan teknologi high-throughput Ouyang, Y., Huang, X., Lu, Z.,Yao, J. (2012).
genotyping menggunakan 1536 atau 384 SNP chip Genomic survey, expression profile and co-
dapat mengungkap gen-gen penting yang dimiliki expression network analysis of OsWD40
sejumlah besar plasma nutfah padi sehingga dapat family in rice. BMC Genomics 2012,
mempercepat proses pemuliaan yang selanjutnya 13:100.http://www.biomedcentral.com/1471-
dapat mendukung ketahanan pangan nasional. 2164/13/100.
Namun demikian teknologi ini perlu didukung
dengan pengembangan sistem kerjasama dalam Tyagi, A., J.P. Khurana, P. Khurana, S.
bentuk konsorsium nasional mengingat besarnya Raghuvanski, A. Gaur, A. Kapur, V. Gupta, D.
dukungan dana yang diperlukan. Kumar, V. Ravi, S.Viji, P. Khurana, and S.
Sharma. 2004. Structural & Functional analysis
UCAPAN TERIMA KASIH of rice genome. J. Genetics : 83, 79-99.
Yamamoto, T., J. Yonemaru, and M. Yano. 2009. Bioteknologi (S2) dan Agronomi (S3) di Institut
Towards the understanding of complex traits in Pertanian Bogor. Saat ini penulis meniti jenjang
Rice: substantially or superficially. J DNA fungsional, sebagai Peneliti Madya (Golongn : IVb).
Research: 16, 141-154 Beberapa karya tulis ilmiah/hasil penelitian tentang
aplikasi marka molekuler dalam pemuliaan serta
Yu, J. and E.S. Buckler. 2006. Genetic association
penelitian genomik padi telah dihasilkan. Berbagai
mapping and genome organization of maize.
seminar sebagai pembicara maupun visiting
Curr.Opin. Biotechnol, 17:155-160.
research mengenai Bioteknologi, khususnya tentang
Zhao, K., Wright, M., Kimball, K.J., G. Eizenga, A. marka molekuler dan genomik telah dilakukannya
McClung, M. Kovach, W. Tyagi, L. Ali, C.-W. baik di dalam maupun luar negeri.
Tung, A. Reynolds et al. (2010) Genomic
diversity and introgression in O. sativa reveal
the impact of domestication and breeding on
the rice genome. PLOS One 5: e10780.
Zhu, C., Gore, M., Buckler, E.S., Yu, J. (2008).
Status and prospects of association mapping in
plants. The Plant Genome, 1: 5-20.

Dwinita W. Utami
Lahir di Yogyakarta, 22 Maret 1969. Penulis
menamatkan pendidikan Pascasarjana bidang

View publication stats

You might also like