You are on page 1of 7

Media Gizi Pangan, Vol.

27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

UJI DAYA TERIMA DONAT BERBAHAN DASAR TEPUNG DAUN


KELOR (Moringa oleifera L.) DAN TEPUNG DAUN RUKU-RUKU
(Ocimum americanum L.)
Indah1, Cut Shaviatul Bayti1, Hamibah Mini1,
Yayi Retno Pangestu W1, Adi Bejo Suwardi1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Samudra, Provinsi Aceh

Korespondensi : indahjawa@1234gmail.com

ABSTRACT

Donuts become one of the food products that are widely known by the public.
Donuts are in demand by the public and now many variants have been found in
the market. Fortified of M. Oleifera, O. As food additives, Americanum leaves can
forced to offer additional nutritional value in donuts. The purpose of the study is
to find out the test of the thank-power doughnut that is fortified with kelor leaf
flour and my ruku-leaf flour. This study aims to determine product preferences for
fortified donut products with Moringa oleifera L. Flour and leafy ruku-ruku
(Ocimum americanum L.). This method of research used in this study was an
experiment using a fully randomized two-component research design, namely:
moringa leaf flour with ruku leaves- 2 treatments, namely A1 with a comparison
of moringa leaf flour, Ruku-ruku leaf flour 6%: 10%: 84% and A2 with the ratio
of moringa leaf flour, Ruku-ruku leaf flour 6%: 10%: 84%. The result data is
grouped and then processed using the Microsoft Excel program and the resultant
organoleptic test data in the form of a 20-person acceptance test (hedonic test).
The results showed the reasonableness level in the form of different tastes,
aromas, colors, and textures. Panelists are more interested in donut food
preferences and colors. Organoleptic testing for panelists is obtained that donut A
products are the most widely accepted by panelists with a total acceptance of
11.3.

Keywords: Donuts, Fortified , Kelor leaves, Ruku-ruku leaves, , Test power


receive

PENDAHULUAN tersebut sebagai bahan makanan dan obat-


Provinsi Aceh merupakan salah obatan (Suwardi et al., 2019b; Suwardi et
satu daerah yang kaya dengan sumber daya al., 2020b, Navia et al., 2020). Tumbuhan
alam hayati terutama tumbuhan. Berbagai Kelor (Moringa oleifera L.) dan Ruku-
jenis tumbuhan penghasil buah, umbi dan Ruku (Ocimum americanum L.)
sayuran telah ditemukan di berbagai merupakan jenis tumbuhan yang banyak
wilayah di provinsi Aceh (Navia et al., dibudidayakan oleh masyarakat di provinsi
2017; Suwardi et al. 2018; Navia et al. Aceh. M. oleifera dimanfaatkan daunnya
2019; Suwardi et al. 2019a; Suwardi et al. sebagai sayuran. M. oleifera diketahui
2020a). Masyarakat Aceh telah memiliki kandungan gizi yang tinggi
memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan seperti protein, vitamin C, vitamin A,

79
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

kalsium, kalium dan zat besi (Rockwood et 2018). Fortifikasi daun M. oleifera dan O.
al., 2013). Daun M. oleifera kaya mineral americanum sebagai penambahan bahan
seperti kalsium, kalium, seng, magnesium, pangan diharapkan mampu memberikan
zat besi dan tembaga (Kasolo et al., 2010), tambahan nilai gizi dalam donat. Meskipun
kaya vitamin seperti vitamin A, vitamin B, demikian, produk donat ini belum banyak
vitamin C, vitamin D dan vitamin E dikenal oleh masyarakat luas khusunya
(Mbikay, 2012). Daun M. oleifera juga masyarakat di provinsi Aceh. Penelitian ini
diketahui memiliki nilai kalori yang rendah bertujuan untuk mengevaluasi preferensi
sehingga dapat digunakan untuk konsumen terhadap produk donat yang
menurunkan obesitas (Gopalakrishnan et difortifikasi dengan tepung daun kelor
al., 2016). Sementara itu, daun muda dari (Moringa oleifera L.) dan tepung daun
O. americanum sering dimanfaatkan oleh ruku-ruku (Ocimum americanum L.).
masyarakat sebagai lalapan. O.
americanum diketahui memiliki METODE PENELITIAN
kandungan antioksidan yang tinggi Rancangan Penelitian, Tempat dan
sehingga sangat baik untuk menjaga Waktu
kesehatan tubuh (Dinata et al., 2015). Jenis penelitian yang digunakan
Permintaan produk makanan dan dalam penelitian ini adalah eksperimen
minuman olahan yang cenderung menggunakan rancangan penelitian acak
mengalami peningkatan merupakan lengkap dari dua komponen yaitu : tepung
potensi usaha yang perlu dikembangkan. daun kelor dengan daun ruku- dengan 2
Donat menjadi salah satu produk makanan perlakuan yaitu A1 dengan perbandingan
yang telah dikenal secara luas oleh tepung daun kelor, tepung daun Ruku-
masyarakat. Donat diminati oleh ruku dan tepung terigu yaitu 10%: 6 % : 84
masyarakat dan saat ini telah banyak % dan A2 dengan perbandingan tepung
ditemukan berbagai varian donat di daun kelor, tepung daun Ruku- ruku 6 % :
dipasaran. Donat merupakan produk yang 10 % : 84 % .
terbuat dari tepung terigu, gula, ragi, telur, Yang akan dilakukan uji daya terima.
lemak, dan bahan tambahan lainnya Rincian Perlakuan dapat dilihat pada Tabel
sehingga mengandung karbohidrat tinggi, 1.
namun rendah serat (Wahyuningtyas,

Tabel 1
Rincian Perlakuan

Perlakuan Tepung ( gram )


Terigu Daun kelor Daun Ruku-ruku
A 250 12 8
B 250 4 6
Keterangan:
A : Donat dengan perbandingan 84% : 10 % : 6 %
B : Donat dengan perbandingan 84% : 6% : 10 %

Tempat dan Waktu yang dilaksanakan pada hari kamis 27


Pelaksanaan penelitian di lakukan di Februari 2020.
salah satu kos mahasiswi universitas
samudra, di meurandeh dayah kota langsa

80
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

Bahan dan alat


Bahan yang digunakan pada
pembuatan tepung daun kelor dan tepung Daun kelor
daun ruku- ruku adalah daun kelor dan daun
ruku- ruku. Bahan yang digunakan untuk
pembuatan donat adalah tepung daun kelor, Dijemur selama 2 hari
tepung daun Ruku- ruku, tepung terigu, gula
pasir, ragi instan, baking powder, garam,
telur ayam, mentega, margarine, susu cair Dicuci
dan minyak goreng.
Alat yang digunakan pada pembuatan Diayak
tepung daun kelor dan tepung daun ruku-
ruku adalah baskom, pisau, telenan, blender,
oven, timbangan dan ayakan sedangkan alat Tepung daun kelor
yang digunakan dalam pembuatan donat
adalah timbangan, baskom, spatula, wajan
Gambar 1. Skema Pembuatan Tepung Daun
dan sendok.
Kelor
Pembuatan Tepung Daun Kelor
Langkah – langkah dalam pembuatan Daun Ruku-Ruku
tepung daun kelor, yaitu daun kelor dijemur
selama 2 hari sampai kering merata, setelah
kering kemudian dicuci hingga bersih, Dijemur selama 2 hari
setelah dicuci lalu dihaluskan menggunakan
blender, kemudian diayak agar lebih halus
dan tepung daun kelor siap. Dicuci

Pembuatan Tepung Daun Ruku- ruku


Langkah – langkah dalam pembuatan Diayak
tepung daun ruku- ruku, yaiyu daun ruku-
ruku dijemur selama 2 hari sampai kering
merata, setelah kering kemudian dicuci Tepung daun Ruku- ruku
hingga bersih, setelah dicuci lalu dihaluskan
menggunakan blender, kemudian diayak agar
Gambar 2. Skema Pembuatan Daun Ruku-
ebih halus dan tepun daun ruku- ruku siap.
Ruku
Pengelohan dan analisis data
Data hasil dikelompokkan kemudian
diolah dengan mengguankan program HASIL
Microsoft Excel dan data hasil uji Karakteristik donat yang difortikasi
organoleptik berupa uji penerimaan (uji dengan tepung daun kelor dan daun ruku-
hedonik) yang dilakukan terhadap 20 orang. ruku
Berdasarkan kedua perlakuan yang
Penilaian dilakukan dengan memberikan
berbeda donat dengan penambahan tepung
centang pada form yang telah disediakan
daun kelor dan daun ruku- ruku maka
atribut: rasa, aroma, warna, dan tekstur. Hasil
dihasilkan donat yang berbeda (Tabel 2).
dianalisis dengan menggunakan analisis
anova dan uji lanjut duncan.

81
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

Tabel 2
Karakteristik Produk Donat

Produk Rasa Aroma Warna Tekstur


A Khas daun kelor Khas daun kelor Hijau muda Renyah

B Khas daun Khas daun Hijau agak tua Renyah dan


Ruku- ruku Ruku-ruku sedikit padat

Keterangan :
A : Penambahan tepung daun kelor 10% dan tepung daun Ruku- ruku 6 %
B : Penambahan tepung daun kelor 6 % dan tepung daun Ruku- ruku 10 %

Rasa dalam donat merupakan cita hal terpenting dalam pembuatan produk.
rasa tersendiri untuk memenuhi kebutuhan Tektur terlebih dahulu pada bagian luar dan
rasa panelis, pada umumnya rasa donat dalam donat yang mejadi penilaian dari
merupakan dasar dari penunjang karena itu panelis terlebih dahulu saat menikmati donat,
yang akan diperhatikan oleh para panelis dan menunjukkan tekstur donat a lebih renyah
menujukan karakteristik donat pada produk a sedangkan tekstur donat b renyah dan sedikit
khas daun kelor sedangkan pada produk b padat.
khas daun ruku- ruku.
Aroma pada produk a khas daun Penerimaan Donat yang difortifikasi
kelor dan pada produk b khas daun ruku- dengan tepung daun kelor dan ruku- ruku
aroma merupakan bau yang sangan sulit di Daya terima merupakan gambaran
kira karena biasanya setiap orang memiliki seseorang menyukai atau tidak menyukai
penciuman yang berbeda- beda. Kepekaan suatu produk yang merupakan hal yang
indera penciuman sangat sensitif, dan setiap dinilai dengan cara melakukan pengujian
bertambahnya umur satu tahun, penerimaan organoleptik yang mengunakan panca indera.
setiap orang akan berkurang oleh adanya Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
senyawa- senyawa tertentu misalnya fortifikasi tepung daun kelor dan tepung daun
formaldehida. ruku- ruku pada tingkat yang berbeda ( A, B
warna yang menarik pada donat ) pada skor penilaian karakteristik kualitas
cenderung menyukai warna yang cerah pada berupa rasa, aroma, warna, dan tekstur dan
donat, penampakan warna pada makanan penerimaan keseluruhan donat yang
merupakan faktor pertimbangan yang dihasilkan dipelajari ( Tabel 3 ).
dipandang atau memberi kesan pertama kali
pada panelis, oleh karena itu warna menjadi

Tabel 3
Daya Terima Produk Donat

Produk Rasa Aroma Warna Tekstur Total daya terima


A 2,9 2,85 2,9 2,65 11,3
B 1,9 2,2 2,05 1,8 7,95

Berdasarkan Tabel 3. Diketahui (2,9) lebih tinggi dibandingkan Produk B


bahwa rasa donat produk A memiliki skor (1,9 ), Rasa pada produk A khas daun kelor

82
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

dan pada produk B khas daun ruku- ruku. memiliki warna hijau daun klorofil. sehingga
Aroma pada donat produk A memiliki skor makin tinggi tingkat kesukaan panelis.
(2,85 ) lebih tinggi dibandingkan produk B Aroma pada tepung daun kelor pada
(2,2) aroma pada produk A khas daun kelor dasarnya langu karena didalamnya terdapat
dan pada produk B khas daun ruku- ruku. enzim lipoksidase yang merupakan
Warna pada produk A memiliki skor (2,9) kelompok heksal 7 dan heksanol (Rosyida,
lebih tinggi dibandingkan dengan produk B 2016), tetapi pada saat digoreng aroma langu
(2,05 ) warna yang menarik pada donat tersebut tidak terasa namun aroma pada
cenderung menyukai warna yang cerah pada donat penambahan tepung daun kelor harum
donat. Tekstur pada produk A memiliki skor dan khas daun sehingga panelis lebih
(2,65) lebih tinggi dibandingkan Produk B menyukainya.
(1,8) tektur terlebih dahulu pada bagian luar Pada umumnya, tekstur pada donat
dan dalam donat yang menjadi penilaian dari renyah dan tidak keras. Baik buruknya
panelis terlebih dahulu saat menikmati donat, tekstur makanan dipengaruhi oleh kadar air,
menunjukkan tekstur donat a lebih renyah kandungan lemak protein dan jumlah serta
sedangkan tekstur donat b renyah dan sedikit jenis karbohidratnya. Hasil uji daya terima
padat. pada tabel 3 menunjukan para panelis lebih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyukai produk A dengan penambahan
panelis lebih tertarik pada rasa dan warna tepung daun kelor yang mengandung cukup
pada donat produk A. Pada dasarnya rasa protein yang menjadikan donat semakin
merupakan faktor yang paling penting dalam keras. Namun untuk menghasilkan donat
menentukan keputusan bagi konsumen untuk yang lebih renyah bisa menggunakan tepung
menerima atau menolak suatu makanan rendah protein (Rudianto, 2014). Rasa yang
ataupun produk pangan. Meskipun parameter dihasilkan oleh donat ini dipengaruhi oleh
yang lainnya enak, jika rasanya kurang adanya tepung daun kelor, mentega dan susu.
nikmat maka produk akan di tolak. Produk A Hasil penilaian daya terima terhadap rasa
memiliki warna yang bagus dan cerah berdasarkan tabel 3 bahwa semakin tinggi
sehingga disukai oleh para konsumen, dan proporsi tepung daun kelor panelis semakin
warna hijau pada produk A dipengaruhi oleh suka. Penilaian kesuluruhan daya terima
adanya tepung daun kelor yang memiliki terhadap rasa, aroma, warna dan tekstur
warna hijau karena mengandung klorofil. menunjukan bahwa presentase tertinggi yang
paling disukai oleh panelis yaitu Produk A
PEMBAHASAN (11,3).
Berdasarkan hasil pengujian
organoleptik menunjukan bahwa penggunaan KESIMPULAN
formula yang berbeda memberikan pengaruh Berdasarkan hasil penelitian daya
nyata terhadap donat yang dihasilkan dimana terima produk A Donat dengan perbandingan
produk A dan produk B berbeda. Produk A 84% : 10 % : 6 % mempunyai skor paling
lebih disukai oleh para panelis yaitu tinggi, tingkat kesukaan tertinggi terhadap
Penambahan tepung daun kelor 10% dan rasa( 2,9 ) dan warna ( 2,9 ) pada produk A
tepung daun Ruku- ruku 6 %. Penilaian daya donat Dengan jumlah panelis 20 orang dan
terima yang disajikan pada tabel 3 tingkat kesukaan terendah adalah terhadap
menunjukan semakin banyak subtitusi tepung rasa (1,9) dan tekstur (1,8) pada produk B
daun kelor maka warna donat yang donat perbandingan 84% : 6% : 10% dengan
dihasilkan pada Produk A berwarna lebih panelis 20 orang. , pada umumnya rasa donat
cerah yaitu hijau muda dipengaruhi oleh merupakan dasar dari penunjang karena itu
penambahan tepung daun kelor yang lebih yang akan diperhatikan oleh para panelis dan
signifikan dimana tepung daun kelor yang menujukan karakteristik donat pada produk a

83
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

khas daun kelor Total daya terima11,3 difortifikasi dengan tepung daun kelor dan
sedangkan pada produk b khas daun ruku- tepung daun ruku-ruku tersebut dan
ruku total daya terima 7,95. melakukan uji daya simpan donat tepung
daun kelor dan donat tepung daun ruku-
SARAN ruku.
Sebaiknya bagi peneliti dapat
melakukan analisis gizi dari donat yang
diversity and contribution of
DAFTAR PUSTAKA indigenous edible fruit plants to the
Dinata, D.I., Supriadi, D., Djafar, G., rural community in the Gayo
Syerliana, Wijayanti, W., Suherman, Highlands, Indonesia. Journal of
S.E. 2015. Effect of Adding Granul Agriculture and Rural Development in
Basil (Ocimum americanum) as the Tropics and Subtropics. 121 (1):
Antioxidants in Fried Foods. IJPST 2 89-98.
(1): 22-32. Rockwood, J.L., Anderson ,B.G., Casamatta ,
Gopalakrishnan, L., Doriya, K., Kumar, D. S. D.A. (2013). uses of Moringa
(2016). Moringa oleifera: A review on oleifera and an examination of
nutritive importance and its medicinal antibiotic efficacy conferred by M.
application. Food Science and Human oleifera seed and leaf extracts using
Wellness 5 (2): 49-56. crude extraction techniques available
Kasolo, J.N (2010). Phytochemicals and to underserved indigenous
Uses of Moringa Oleifera leaves in populations Int. J. Phytothearpy Res.,
Uganda Rural Communities. Academic 3: 61-71.
Journal, 4(9), 753-757. Rosyida, A. Z. (2016). Studi tentang tingkat
Mbikay, M., (2012). Therapeutic potential of kesukaan responden terhadap
Moringa oleifera Leaves in Chronic keanekaragaman lauk pauk dari daun
Hyperglycemia and Dyslipidemia: A kelor ( Moringa oleifera). E-journal
Review, Frontiers in Phamacology. 3: Boga, 5 (1), 17-22.
1-12. Rudianto. (2014). Studi pembuatan dan
Navia, Z. I., Suwardi, A. B., & Saputri, A. analisis zat gizi pada produk biskuit
(2017). Penelusuran ragam jenis moringa oleifera dengan subtitusi
tanaman buah pekarangan sebagai tepung daun kelor (Tesis).
sumber nutrisi bagi masyarakat di Kota Universitas Hasanudin, Makassar.
Langsa, Aceh. In Dalam: Agustien, A., Suwardi, A. B., Indriaty, Navia, Z. I. (2018).
Syaifullah, Pitopang, RP, Nurainas, Nutritional Evaluation of Some Wild
Ilyas, S. & Kurniawan, R. (editor) Edible Tuberous Plants As An
Prosiding Seminar Nasional Alternative Foods. Innovare Journal
Biodiversitas Dan Ekologi Tropika of Food Sci 6 (2), 9-12.
Indonesia Ke-4 Dan Kongres Suwardi, A. B., Navia, Z. I., Harmawan, T.,
Penggalangan Taksonomi Tumbuhan Syamsuardi, Mukhtar, E. (2019). The
Indonesia Ke-12. Padang (pp. 15-17). diversity of wild edible fruit plants
Navia, Z. I., Suwardi, A. B., & Saputri, A. and traditional knowledge in West
(2019). Karakteristik Tanaman Buah Aceh region, Indonesia. Journal of
Lokal di Kawasan Ekosistem Leuser Medicinal Plants, 7 (4), 285-290.
Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Suwardi, A. B., Navia, Z. I., Harmawan, T.,
Buletin Plasma Nutfah, 25 (2), 57-66. Syamsuardi, Mukhtar, E. (2019b).
Navia, Z. I., Suwardi, A. B., Harmawan, T., Sensory Evaluation of Mangoes Grown
Syamsuardi, Mukhtar, E.(2020). The in Aceh Tamiang District, Aceh,

84
Media Gizi Pangan, Vol. 27, Edisi 1, 2020 Donat, Daun Kelor, Daun Ruku-Ruku

Indonesia. Advances in Ecological and Ethnobotany, Nutritional Composition


Environmental Research 4 (3), 79-85. and Sensory of Garcinia From Aceh,
Suwardi, A. B., Navia, Z. I., Harmawan, T., Indonesia. Materials Science and
Syamsuardi, Mukhtar, E. (2020). Engineering 725(1): 012064.
Etnobotany and conservation of Wahyuningtyas, T.A. 2018. Pengaruh
indigenous edible fruit plants in South proporsi kentang, puree ubi jalar putih
Aceh, Indonesia. BIODIVERSITAS, 21 (Ipomoea batatas) dan puree wortel
(5), 1850-1860. (Daucus carota L) terhadap sifat
Suwardi, A.B., Navia, Z.I., Harmawan, T., organolpetik donat. Boga 7 (1):116-
Samsuardi & Mukhtar, E. (2020b). 125.

85

You might also like