You are on page 1of 18

Pengembangan Model Database Petani Tingkat Kecamatan untuk Menunjang Program

Pemberdayaan Petani

The Development of Farmers Database Model for Supporting Farmer


Empowerment Programs in Indonesia

Muhammad Tassim Billah

Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor


*Korespondensi penulis, Email: tassim@pertanian.go.id

Diterima: April 2019 Disetujui terbit: September 2019

ABSTRACT

In order to increase production and improve the welfare of farmers, the government through the
ministry of agriculture and other relevant ministries, annually distributes a variety of assistance to farmers
in the form of input subsidies such as fertilizer and direct assistance in the form of seed assistance and
agricultural machinery and other forms of aids. To ensure that all assistance is channeled and received
appropriately by farmers, accurate data is needed on the number of farmers and their farming conditions.
Agricultural extension workers are also expected to have valid data about farmers in their working area,
so that they can program counseling well and on target. In order to equip agricultural extension officers
with valid and accurate farmer data, as well as providing a farmer database for policy making purposes, it
is necessary to develop a farmer database system that can be updated and accessed quickly. For this
purpose, Bogor Agricultural Development Polytechnics through lecturer research activities carried out at
BPP (sub-district level) and Distan (district level), designed a farmer database model that was
implemented in 2016. The development of the Farmers Database System model was designed using an
approach of Database Systems Development Lyfe Cycle (Connoly, 2014) with some adjustments. It is
hoped that later a valid kecamatan level of farmer database will be used as a reference in making various
decisions related to farmers.This paper outlines the concept of a farmer database system model design,
possible implementations, constraints, and challenges that will be encountered in its later operation. The
output of this research is a complete database design of farmer databases ready to be further developed
into a software application by a programmer/developer. For future implementation, it is expected that
BPPSDMP can initiate the project.

Keywords: database, information system, system development, agriculture database.

ABSTRAK

Dalam rangka peningkatan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani, pemerintah melalui
kementerian pertanian dan kementerian terkait lainnya, setiap tahun menyalurkan berbagai bantuan
kepada petani baik dalam bentuk subsidi input seperti pupuk dan bantuan langsung berupa bantuan benih
dan alat mesin pertanian maupun dalam bentuk lain. Guna memastikan bahwa seluruh bantuan tersebut
tersalur dan diterima dengan tepat oleh para petani, maka diperlukan data yang akurat tentang jumlah
petani dan kondisi usahataninya. Para penyuluh pertanian juga diharapkan memiliki data yang valid
tentang petani yang ada di wilayah kerjanya, sehingga dapat memprogramkan penyuluhan dengan baik
dan tepat sasaran. Guna melengkapi petugas penyuluh pertanian dengan data petani yang valid dan
akruat, serta menyediakan database petani bagi kepantingan pengambilan kebijakan, maka perlu disusun
suatu sistem basisdata petani yang dapat di update dan diakses dengan cepat. Untuk keperluan tersebut,
STPP/Polbangtan Bogor melalui kegiatan penelitian dosen yang dilaksanakan di BP3K/BPP (kecamatan)
dan BP4K/Distan (kabupaten), mendesain suatu model database petani yang telah dilaksanakan dalam
tahun 2016. Diharapkan nantinya database petani tingkat kecamatan yang valid akan dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan berbagai keputusan terkait petani. Makalah ini menguraikan konsep desain
model sistem database petani, kemungkinan implementasinya, kendala, dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pengoperasiannya nanti. Output dari penelitian ini adalah rancangan lengkap database
petani yang siap dikembangkan lebih lanjut menjadi suatu software aplikasi oleh programmer/developer.
Untuk implementasinya kedepan diharapkan BPPSDMP dapat memprakarsainya.

Kata kunci: database, sistem informasi, pengembangan sistem, database pertanian


PENDAHULUAN
44
Sektor Pertanian merupakan sektor yang kerjanya (WKPP), sehingga dapat
dapat diandalkan dalam pemulihan memprogramkan penyuluhan dengan baik dan
perekonomian nasional, mengingat sektor tepat sasaran.
pertanian terbukti masih dapat memberikan Guna melengkapi petugas penyuluh
kontribusi pada perekonomian nasional. Hal ini pertanian dengan data petani yang valid dan
dikarenakan terbukanya penerapan tenaga akruat, maka penting sekali artinya pemerintah
kerja disektor pertanian dan tingginya dapat membangun dan mengembangkan serta
sumbangan devisa yang dihasilkan. Seiring menyediakan database petani bagi
dengan perkembangan pembangunan nasional kepantingan pengambilan kebijakan seperti
dan perkembangan teknologi di bidang penyaluran berbagai bentuk bantuan kepada
pertanian, jumlah rumah tangga pertanian petani (bantuan pupuk, benih, alsin, dan lain-
cenderung mengalami penurunan. Pada tahun lain). Dengan tersedianya database ini
2003 jumlah rumah tangga pertanian sebanyak diharapkan dapat memudahkan berbagai
31 juta RTP dan selama sepuluh tahun kegiatan pembinaan petani/kelompok tani
menurun menjadi 26 juta RTP pada tahun 2013. khususnya dalam mendukung program
Dalam rangka peningkatan produksi dan pemberdayaan petani.
peningkatan kesejahteraan petani, pemerintah Sejalan dengan Inpres No.3 tahun 2003
melalui kementerian pertanian dan kementerian tentang e-Government yang mewajibkan
terkait lainnya, setiap tahun menyalurkan seluruh instansi pemerintah untuk
berbagai bantuan kepada petani baik dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam
bentuk subsidi input seperti pupuk dan bantuan penyelenggaraan layanan kepada masyarakat.
langsung berupa bantuan benih dan alat mesin Dalam rangka menunjang berbagai bentuk
pertanian. Disamping bantuan-bantuan program pemberdayaan petani diperlukan data
tersebut, pemerintah, melalui kegiatan yang akurat terkait penyuluh, petani, kelompok
penyuluhan pertanian, juga bantuan bimbingan tani, data lahan, data produksi/produktifitas dari
teknis dan ekonomis kepada petani. berbagai komoditas, serta data perencanaan
Sesuai dengan amanat Undang-Undang pada tingkat kelompok tani. Saat ini data-data
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani No.19 yang dimaksud itu belum tertata secara baik,
Tahun 2013, pasal 46 ayat 4, bahwa dimana data-data tersebut tersebar pada
pemerintah harus menyediakan penyuluh berbagai unit pelaksana teknis yang ada,
paling sedikit satu orang penyuluh untuk setiap sehingga tidak mudah untuk diakses secara
desa. Sehingga, dengan demikian seluruh cepat.
petani di setiap desa diharapkan dapat Ada keinginan dari pimpinan seperti yang
berkonsultasi dan menerima bimbingan dalam tertuang di dalam Permentan
melaksanakan usaha taninya. Para penyuluh No.03/KPTS/SM.200/I/05/2019 bahwa BPP
pertanian juga diharapkan memiliki data yang harus memerankan diri sebagai Pusat Data dan
valid tentang petani yang ada di wilayah Informasi Pertanian pada tingkat kecamatan.

45
Untuk menuju ke keadaan seperti ini, maka mau merancang sistem database petani yang
tidak mau BPP harus diperkuat dengan dibutuhkan pada BPP di tingkat.
membangun system database yang lengkap
METODE PENELITIAN
dan komprehensif yang mampu menjawab
Sistem informasi (database) merupakan
kebutuhan data pertanian. Berdasarkan
sumberdaya yang sangat penting yang
rumusan seperti tersebut pada rumusan
diperlukan dalam pengumpulan, pengelolaan,
masalah di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
pengawasan, dan diseminasi informasi di dalam
tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1)
suatu organisasi. Pada sisi lain pada masa kini,
menganalisis kebutuhan data/informasi
sudah berkembang pesat pemahaman bahwa
pertanian pada tingkat kecamatan yang dikelola
data merupakan asset penting bagi organisasi
oleh BPP; (2) merancang/mendesain sistem
setara dengan asset-aset lainnya.
manajemen (pengelolaan) database yang
Suatu sistem informasi di dalamnya
dapat memudahkan melakukan peremajaan
mencakup database, software, aplikasi,
dan akses terhadap data kecamatan.
perangkat keras (hardware), dan sumber-daya
Penelitian ini terbatas sampai pada tahap
manusia. Sedangkan database sendiri
desain database saja, belum mencakup
merupakan komponen dasar dari suatu sistem
penerapan/ implementasi sistem database di
informasi, sehingga pengembangan dan
BPP yang kegiatannya akan jauh lebih besar
penggunaannya mesti dipandang dari
karena akan mencakup programming,
perspektif kebutuhan organisasi yang lebih luas.
pelatihan, pengumpulan data, dan entri
Oleh karena itu siklus hidup suatu sistem
database.
informasi organisasi inheren dengan siklus
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi
hidup sistem database yang mendukungnya
pemberdayaan BPP dalam menyelenggarakan
(Whitten, 2008).
perannya sebaga pusat simpul koordinasi
Secara umum, tahap-tahap dalam siklus
pembangunan pertanian pada tingkat
suatu system informasi mencakup:
kecamatan (Permentan
perencanaan, pengumpulan dan analisis
No.03/KPTS/SM.200/I/05/2019), yang harus
kebutuhan, desain, prototyping, implementasi,
didukung oleh basis data pertani yang
pengujian, dan perawatan operasional. Akan
komprehensif untuk berbagai bidang
tetapi penting sekali difahami bahwa
kegiatan/sub sektor dalam pembangunan
pengembangan suatu system database
pertanian.petani beserta berbagai atribut data
hendaklah dipandang dari perspektif yang lebih
terkait yang dapat diakses oleh berbagai pihak
luas yaitu sebagai pengembangan satu
yang memerlukan. Ruang lingkup penelitian ini
komponen yang merupakan bagian dari system
terbatas pada menganalisis dan menghasilkan
informasi organisasi yang lebih luas. Menurut
kebutuhan sistem database petani tingkat
Connoly (2015), Siklus Hidup Pengembangan
kecamatan berikut data dan informasinya, serta
Sistem Database (Database System
Development Lifecycle) terdiri dari: database
46
planning, system definition, requirements Continuous Improvement. Di dalam penelitian
collection and analysis, database design, ini akan menekankan penggunaan System
DBMS selection, application design, prototyping Analysis khususnya dengan metoda
(optional), implementation, data conversion and Requirements Discovery Methods (metoda
loading, testing, dan operational maintenance. . penggalian kebutuhan) untuk memperoleh
Pendekatan lainnya yang dapat semua kebutuhan data/informasi pada unit
digunakan adalah pendekatan Pengembangan yang menjadi obyek studi. Selanjutnya
Sistem (System Development) antara lain pelaksanaan System Analysis-nya terdiri atas
seperti yang disajikan oleh Whitten (2008) beberapa tahap, yaitu: tahap penetapan ruang
dalam bukunya Introduction to Systems lingkup, tahap analisis masalah, dan tahap
Analysis and Design. Tahap-tahapnya terdiri analisis kebutuhan. Produk akhir dari tahap
dari: System Initiation, System Analysis, analisis ini akan disajikan pada Data Flow
System Design, System Implementation, dan Gambar 1.
System Support &

Gambar 1. Siklus Pengembangan Sistem Database (Connoly, 2015)

47
Selanjutnya, tahap analisis akan dari desain database ini adalah diarahkan
menjadi input bagi tahap berikutnya yaitu untuk dapat memberikan dukungan data
tahap desain (perancangan model data) untuk kepentingan berbagai program
yang mencakup perancangan database pemberdayaan petani di pedesaan: tingkat
konseptual, perancangan database logikal, pendidikan petani, data pelatihan maupun
dan perancangan database fisikal. Untuk penyuluhan serta pendampingan yang sudah
melengkapi desain database ini, maka dapat mereka terima, berbagai sarana yang sudah
dilanjutkan dengan tahap desain aplikasi mereka terima, luas lahan yang mereka
yang lebih independen. Menurut Kendal usahakan, dan data-data lain yang
(2005), cakupan esensial dari desain suatu diperlukan dalam menunjang program-
system informasi termasuk: desain output yg program pemberdayaan petani.
akan dihasilkan, desain input yang akan Tahap ke-empat dari program
menjadi masukan system, desain database, pemberdayaan petani ini adalah
desain user interface, dan desain prosedur “peningkatan kapasitas BPP sebagai Posko
entri data yang akurat. Tidak kalah Pelaksana Pembangunan Pertanian”,
pentingnya, menurut Roth dan Dennis (2013) dimana salah satu kegiatan di dalamnya
adalah aplikasi yang dihasilkan berjalan adalah “Pengelolaan Database”. Demikian
sangat lamban yang akan dikomplain juga Tahap ke-lima dari program ini yang
pengguna. Untuk menghindari hal ini, maka berfokus pada Pemberdayaan Kelompok
format data storage harus didesain Tani di sentra produksi pangan, yang
sedemikian rupa untuk mengoptimasi kesemuanya ini perlu didukung oleh
efisiensi proses dalam aplikasinya. manajemen data yang akurat, seperti
Menurut Undang-Undang No. 19 tahun kelompok mana yang sudah mendapat
2013 tentang perlindungan dan kursus apa, mata pelajaran apa, dan
pemberdayaan petani, Pemberdayaan seterusnya.
Petani adalah segala upaya untuk
Kerangka Pemikiran
meningkatkan kemampuan Petani untuk
Saat ini pemerintah sedang berusaha
melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik
keras menggenjot produksi pangan (padi,
melalui pendidikan dan pelatihan,
jagung, kedelai, cabai, gula, daging).
penyuluhan dan pendampingan,
Sehubungan dengan itu pemerintah perlu
pengembangan sistem dan sarana
fokus pada proses produksinya mulai dari
pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan
penyiapan lahan sampai dengan pasca
jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan
panen. Untuk itu pemerintah telah
akses ilmu pengetahuan, teknologi dan
menyiapkan berbagai program yang terkait
informasi, serta penguatan Kelembagaan
langsung kepada petani atau kelompok tani
Petani (UU 19/2013). Berdasarkan Undang-
(poktan). Program-program tersebut
Undang tersebut diatas, salah satu maksud
seringkali berupa bantuan langsung,
47
misalnya bantuan alsin, benih, pupuk, Guna menjawab tantangan seperti
pelatihan dan lain-lain. Akan tetapi data detil tersebut di atas, maka penting sekali
tentang petani dan kelompoknya sendiri membangun suatu database pertani yang
seringkali tidak akurat sehingga bantuan- lengkap pada tingkat kecamatan yang
bantuan tersebut kadangkala tidak tepat dikelola oleh BPP, sehingga nantinya
sasaran. Demikian juga data mengenai siapapun atau unit manapun yang
status pertanian di desa atau kecamatan memerlukan data pertani terkini akan dapat
tertentu, misalnya luas baku sawah, luas memperolehnya di satu pintu yaitu di BPP.
tanam, luas panen, maupun produktifitas dari Selanjutnya data pada level kecamatan ini
berbagai komoditas termasuk tanaman dapat diakumulasikan pada level kabupaten
pangan, hortikultura, perkebunan, dan dan bahkan pada tingkat propinsi maupun
peternakan, serta data prasarana dan sarana nasional, apabila nantinya sistem
yang telah ada, semuanya diperlukan dalam informasinya sudah berjalan baik di seluruh
memprogramkan pembangunan pertanian di kecamatan.
wilayah yang bersangkutan. Semua data ini Harapannya, nanti apabila seluruh
diperlukan khususnya pada saat menyusun kecamatan sudah mengelola data seperti ini,
Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan maka semua perencanaan baik yang bottom
Rencana Definitif Kegiatan Kelompok up maupun yang top down akan lebih tepat
(RDKK) yang menjadi dasar perhitungan sasaran karena didasarkan pada database
pemerintah dalam menyalurkan berbagai yang lebih akurat.
bantuan ataupun memprogramkan kegiatan
penyuluhan.

48
pembangunan pertanian

Penyuluh Sarana dan Petani


Prasarana

Programa Dukungan Data RDK/ RDKK


Penyuluhan

Kualitas Data

Rendah Tinggi

Penyuluhan Penyaluran
Penyuluhan Penyaluran
Bantuan Bantuan

Tidak Efektif/Efisien Efektif/Efisien

Perbaikan
Manajemen Data
Bantuan

Kualitas Data
Tinggi

Penyuluhan Penyaluran
Banttuan

Efektif/Efisien

Gambar 2. Kerangka Pikir

49
Kegiatan pengembangan sistem a. Mempelajari tugas pokok dan fungsi dari
database pertani ini akan menghasilkan BPP,
suatu rancangan/desain database pertani b. Penelaahan dan analisis berbagai
yang terdiri dari: Gambar DFD, Gambar permasalahan (melalui diskusi/tanya
ERD, tabel-tabel komponen database, serta jawab),
struktur garis besar dari modul-modul c. Penelaahan kebutuhan sistem (data dan
aplikasinya yang siap diimplementasikan. informasi),
d. Pendokumentasian dan penganalisisan
Lokasi, Waktu, dan Metode
kebutuhan.
Penelitian ini diselenggarakan di
Untuk melaksanakan ke-empat hal
Kabupaten Serang dengan studi kasus di
tersebut di atas perlu dilakukan metoda ‘fact
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
finding’ yang efektif. Metoda pengumpulan
Ciruas. Penggalian data/informasi telah
data (fact finding) adalah proses formal
dilaksanakan di beberapa kecamatan di
melalui penelaahan, pertemuan, interview,
Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,
kuesioner, sampling dan teknik-teknik
dan Kabupaten Pandeglang. Penelitian
lainnya untuk memperoleh informasi
berlangsung mulai dari bulai Mei sampai
tentang masalah-masalah yang ada,
dengan bulan September 2016.
berbagai kebutuhan informasi, dan
Penelitian ini merupakan penelitian
freferensi.
kualitatif yang diawali dengan penggalian
kebutuhan sistem (system requirements Metode Analisis Sistem
discovery). Yang dimaksud dengan Secara umum analisis sistem
kebutuhan system (system requirements) informasi adalah kegiatan mempelajari
adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau (studi) suatu system informasi dengan
dikerjakan oleh suatu sistem informasi. menelaah komponen demi komponen
Penggalian kebutuhan sistem adalah sistem yang ada untuk mengetahui
proses dan teknik yang digunakan oleh berbagai permasalahan yang dihadapi serta
Systems Analysts untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan informasi yang harus
permasalahan dan solusinya dari komunitas dipenuhinya. Analisis system informasi
pengguna (yang dalam hal ini terdiri dari memfokuskan pada isu-isu pada level bisnis
pimpinan BPP bersama jajarannya (tugas pokok dan fungsi), tidak sampai pada
termasuk para penyuluh dan staf hal-hal teknis atau level implementasi.
administratif). Analisis sistem fokus pada bisnis atau
tugas pokok dan fungsi dari unit terkait dari
Metode Pengumpulan Data pemilik system (system owner, dalam hal ini
Proses penggalian/pencarian BPP), serta pengguna sistem (system users,
kebutuhan sistem terdiri atas kegiatan- dalam hal ini para penyuluh sendiri, publik
kegiatan berikut ini:
44
dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya). dalam bentuk Gambar hubungan antar
Tahap-tahapnya terdiri dari: entitas (entity relationship Gambar atau
a. Tahap penentuan ruang lingkup ERD) konseptual.
b. Tahap analisis permasalahan (problems Perancangan logical (logical design)
analysis) adalah proses menyusun suatu model data
c. Tahap analisis kebutuhan sistem (system yang digunakan di dalam suatu organisasi
requirements analysis). (enterprise) menggunakan konsep model
Produk akhir dari tahap analisis system data tertentu (missal model E-R), namun
informasi ini akan disajikan dalam bentuk terlepas dari software DBMS yang akan
model proses dalam bentuk Gambar aliran digunakan maupun pertimbangan-
data konteks (context data flow Gambar). pertimbangan fisik lainnya. Fase
perancangan logikal memetakan model
Metode Perancangan Database
konseptual menjadi model logikal yang
Pengembangan sistem basisdata
diarahkan kepada target DBMS yang akan
petani ini menggunakan pendekatan
digunakan misal model relasional. Model
Database System Development Lyfe Cycle
data logikal ini akan menjadi sumber
(Connoly, 2015). Oleh karena adanya
informasi pada tahap perancangan fisikal.
keterbatasan waktu dan sumberdaya,
Perancangan database fisikal adalah
penelitian ini hanya akan dilakukan sampai
proses menyusun deskripsi dari rencana
tahap desain saja:
implementasi database pada secondary
a. Perancangan database konseptual
strorage yang tersedia, yang mencakup:
(Conceptual Database Design)
relasi dasar (base relations), organisasi file,
b. Perancangan database logikal (Logical
index yang digunakan untuk memperoleh
Database Design)
akses data yang efisien, kendala-kendala
c. Perancangan database fisikal (Physical
integritas data, dan aspek-aspek
Database Design)
pengamanan data. Perancangan database
d. Perancangan Aplikasi (Application
fisikal memungkinkan desainer untuk
Design).
menentukan bagaimana
mengimplementasikan database-nya.
Perancangan Konseptual (Conceptual
Kunci sukses dalam perancangan
Design) adalah proses menyusun suatu
database adalah dengan memperhatikan
model data yang digunakan di dalam suatu
beberapa panduan seperti berikut ini:
organisasi (enterprise), tanpa
a. Selalu berkomunikasi dengan
memperhatikan semua aspek fisik seperti
penggunanya sebanyak mungkin
hardware, software DBMS, aplikasi maupun
b. Ikuti metodologi terstruktur selama proses
platform yang digunakan. Hasil (delivery)
pemodelan data
dari perancangan konseptual ini adalah
c. Gunakan pendekatan data-driven
model data konseptual yang digambarkan

45
d. Masukkan pertimbangan-pertimbangan prosedur pengumpulan dan entri data. Di
struktural dan integritas ke dalam model dalam penelitian ini, karena keterbatasan
data waktu maka lebih difokuskan pada
e. Gabungkan konseptualisasi, normalisasi, perancangan/desain database berupa tabel-
dan teknik validasi transaksi ke dalam tabel database yang akan menjadi dasar
metodologi pemodelan data dalam desain layar input, layar output,
f. Gunakan Gambar untuk menyajikan maupun menu interface-nya. Desain
semua model data interface hanya pada level modul/menu
g. Buat kamus data yang akan menjadi utama saja.
pelengkap Gambar-gambar model data.
Studi/Penelitian Sebelumnya
Metode Perancangan Aplikasi Berdasarkan penelusuran peneliti,
Setelah tahap perancangan database sudah ada beberapa penelitian terkait
selesai dengan deliverable rancangan petani atau kelompok tani dan basisdata
logikal dan fisikal, maka tahap selanjutnya antara lain:
adalah merancang aplikasi yang akan 1) Analisis dan Perancangan Sistem
digunakan untuk mengelola database Informasi Pengolahan Data Kelompok
(manajemn database) serta untuk Tani pada UPTD Dintanbunnakikan
mengakses dan menampilkan informasi Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora [11].
yang tersimpan di dalam database tersebut. Cakupan data/informasi yang dikelola
Menurut Kendal (2005), ada enam unsur sistem ini sangat terbatas: Poktan, petani
esensial yang tercakup dalam kegiatan anggota, pembina (tidak begitu jelas apa
desain, yaitu: yang dimaksud pembina), dan data
a. desain output (sajian informasi) yg akan tanaman (tidak ada tabel komoditas?).
dihasilkan, 2) Analisis Perancangan Sistem Informasi
b. desain input yang akan menjadi masukan Penyuluhan Kelompok Tani Padi
system, Berbasis Web Pada Kabupaten
c. desain database (sudah masuk pada Pringsewu [9]. Nampak bahwa system ini
tahap perancangan database), didesain untuk dipakai pada level
d. desain user interface, dan kelompok tani. Dari DFD yang disajikan
e. desain prosedur entri data. hanya terlihat eksternal entity Kelompok
Tani dan Akhli Pertanian. Namun pada
Oleh karena itu deliverable dari layar interface-nya terlihat petugas
kegiatan perancangan suatu aplikasi ini penyuluh dan program kegiatan. Dapat
adalah rancangan output (displayed atau disimpulkan desain sistem ini belum
printed), rancangan input (data entri form), mencakup banyak kebutuhan
rancangan user interface (berupa menu- data/informasi pada pada unit pelaksana
menu yang dibutuhkan), dan rancangan penyuluhan di tingkat kecamatan.
46
3) Sistem Informasi Kelompok Tani mengenai obat-obatan dan bahan medis
Kecamatan Danau Kerinci pada Kantor yang ada di instalasi farmasi.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 6) Perancangan Model Basis Data
Kecamatan Danau Kerinci [17]. Cakupan Relasional dengan Metode Database Life
data/informasi yang dikelola sangat Cycle [12]. Penelitian ini bertujuan
terbatas yaitu Kelompok Tani berikut merancang database untuk mendukung
pengurusnya, Wilayah Binaan, dan transaksi penjualan dengan menerapkan
Komoditas Unggulan. Sedangkan data metode DBLC (database life cycle).
penyuluh sendiri tidak dimasukkan 7) Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan
sebagai salah satu entitas di dalam Pertanian [6]. Aplikasi ini dibuat lebih
database-nya. Satu kesamaannya khusus untuk mengelola data penyuluh
dengan penelian ini adalah keduanya berikut kelembagaan penyuluh di seluruh
sama-sama menggunakan unit pelaksana Indonesia.
teknis sebagai tempat pengelolaan https://app2.pertanian.go.id/simluh2014/
datanya. gst/welcome.php
4) Pembangunan Aplikasi Web Distribusi 8) RDKK Online [7]. Aplikasi pengajuan
Kelompok Tani Katata dengan data RDKK (Rencana Definitif Kgiatan
Menggunakan Metode Extreme Kelompok) Online, Kementerian
Programming [14]. Penelitian ini Pertanian.https://eRDKK.pertanian.go.id.
bertujuan untuk membuat fasilitas untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
membantu kelompok tani KATATA dalam
menjalankan usahanya, yaitu
Tahap Analisis Sistem
pengelolaan pemesanan, pengiriman,
Kegiatan analisis sistem dilaksanakan untuk:
serta pengelolaan barang. Walaupun
menetapkan ruang lingkup sistem yang akan
sama-sama fokus pada kelompok tani,
didesain, menentukan permasalahan
namun penelitian ini sangat berbeda
(problems analysis), dan untuk
karena hanya untuk membantu usaha
mendapatkan kebutuhan sistem (system
kelompok dalam berbisnis.
requirements analysis). Berdasarkan
5) Perancangan Basis Data Pengolahan
analisis hasil interview/diskusi dan observasi
Data Obat-Obatan Dan Bahan Medis
yang telah dilakukan di BPP Kecamatan
Pada Instalasi Farmasi di Rumah Sakit
Ciruas, Kabupaten Serang, maka
Haji Medan [13]. Penelitian ini bertujuan
ditetapkanlah ruang lingkup kegiatan ini,
merancang basis data yang baik untuk
yaitu: mendesain suatu basisdata petani
mengolah data obat dan bahan medis
yang mencakup data petani, kelompok tani,
yang ada di rumah sakit sehingga dapat
gabungan kelompok tani, alat-mesin, data
mempermudah apoteker dan instalasi
penyuluh (berikut wilayah binaan), data
terkait untuk mendapatkan informasi
komoditas (berikut produktifitas, luas

47
tanam/panen, dan produksi level desa mana, luas sawahnya berapa, dan
kecamatan), data pelatihan, RDKK, jadwal seterusnya, tidak mudah untuk di-query
pelatihan, dan jadwal kunjungan dengan cepat.
penyuluhan. d. Dengan kondisi seperti di atas, ada
Selanjutnya juga berdasarkan hasil potensi data petani dihitung dua kali atau
interview dan observasi dapat disimpulkan lebih, jika mereka memiliki lahan di
bahwa masalah yang dihadapi antara lain: beberapa desa.
a. Cara penyimpanan data petani belum e. Dengan demikian banyak sekali potensi
mengikuti prinsip-prinsip database, masih masalah yang akan timbul jika
berbentuk file Excel dan tersebar pada manajemen datanya tidak mengikuti
berbagai file. Nama-nama petani bisa prinsip-prinsip database.
ditemukan di dalam file RDKK, ada di
dalam file Poktan, dan ada pula di dalam Berangkat dari permasalahan yang
SIMLUH. File-file tersebut berpotensi ada maka dilakukan suatu identifikasi
tidak konsisten satu sama lain, sehingga kebutuhan system (system requirement).
data yang disajikan sering kali berbeda Untuk lebih memahami secara lebih jelas
satu sama lain. mengenai kebutuhan system ini, maka perlu
b. Demikian juga data-data yang lain seperti digambarkan dalam bentuk gambar aliran
data komoditas, data alsin, data riwayat data (Data Flow Gambar= DFD), sehingga
pelatihan petani sama sekali belum akan lebih jelas data apa saya yang masuk
tertata sesuai konsep database, dimana kedalam system dan data apa saja yang
masing-masing belum ada relasi (link) keluar dari sistem. Gambar aliran data ini
antar tabel. Hal ini akan menyebabkan terdiri dari dua level gambar, yaitu Gambar
manajemen data akan sangat sulit. Konteks (Level 0) dan Gambar Level 1
c. Data petani secara database belum (disebut juga Gambar 0). DFD level 0 dan
terhubung dengan data penyuluh, DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar 3 dan
sehingga tidak mudah untuk membuat Gambar 4. DFD memuat aliran data yang
laporan rekap atau distribusinya; masuk dan keluar ke/dari dalam sistem yang
penyuluh A menyuluh petani siapa saja, ada.
pada Poktan mana, Gapoktan mana,

48
Poktan/ 
Gapoktan

Kepala
Penyuluh
BP3K

B C E
D

A
F
Cyber‐
Materi Tani
Extension
M
Sistem Database Petani G

L
H
Dinas 
POPT K Pertanian 
Kabupaten
J
I

KIOSK BP4K

Note: A=[materi, jadwal pelatihan, jadwal kunjungan, kiosk]; B = [data penyuluh, materi, kiosk, WKPP, jadwal pelatihan,
jadwal kunjungan]; C = [gapoktan/poktan, data petani, komoditas, alsin, RDKK]; D = [jadwal-pelatihan, jadwal-
kunjungan]; E = [rekap, daftar, distribusi, RDKK, penyuluh]; F = [komoditas]; G = [rekap, daftar, distribusi, penyuluh,
alsin, komoditas]; H = [rekap, daftar, distribusi, penyuluh, kiosk, WKPP, materi, petani]; I = [RDKK]; J = [data kiosk]; K =
[data petani, data komoditas]; L = [luas-serangan]; M = [materi].

Gambar 3. Data Flow Gambar (Gambar Aliran Data) – DFD Level 0

F
POKTAN DAN GAPOKTAN PENYULUH

G
E
RDKK PUPUK
A
QUERY DATA KEPALA BP3K
ALSIN
H
B
PENGUMPULAN  UPDATING  PETANI
DATA DATABASE

WKPP I
BP4K

D
PENYULUH J

RIWAYAT  REPORTING
LATIHAN K
DINAS KABUPATEN
POKTAN/
KIOSK POPT GAPOKTAN

KIOSK
MANTRI TANI

KOMODITAS
L

MATERI
CYBER EXTENTION

RDKK BENIH UPLOAD

 JADWAL 
PELATIHAN

 JADWAL 
KUNJUNGAN

Keterangan: A=[poktan/gapoktan, RDKK, petani, komoditas, alsin]; B=[RDKK, petani, komoditas, alsin]; C=[luas-kerusakan];
D=[data benih, data pupuk, data kiosk]; E=[penyuluh, jadwal-pelatihan, jadwal-kunjungan, WKPP, materi]; F=[jadwal-kunjungan,
jadwal-pelatihan, WKPP, materi]; G=[penyuluh, petani, alsin, WKPP, kiosk, jadwal-pelatihan]; H=[daftar, rekap, distribusi];
I=[rekap, daftar, distribusi]; J=[rekap, daftar, distribusi]; K=[komoditas]; L=[materi]
Gambar 4. Data Flow Gambar (Gambar Aliran Data) – DFD Level 1
54
Berdasarkan DFD tersebut di atas, data/informasi pada sistem database petani
maka selanjutnya kita dapat mengidentifikasi ini. Daftar kebutuhan data/informasi dari
aliran dan jenis-jenis data yang keluar masuk sistem database petani di BPP Ciruas ini
sistem. Data-data ini kemudian dianalisis dapat dilihat pada Tabel 1.
untuk menghasilkan kebutuhan
Tabel 1. Identifikasi Kebutuhan Data dan Informasi berdasarkan Aliran Data pada DFD.
NO JENIS DATA DESKRIPSI KETERANGAN
1 Petani Nama, alamat, poktan, komoditas,
pelatihan
2 Penyuluh Nama, alamat, status, wilayah,
subsektor, tgl-mulai
3 Poktan Nama, alamat, pengurus, kelas, Kelompok Tani
penyuluh-pembimbing, Gapoktan
4 Gapoktan Nama, alamat, pengurus, penyuluh Gabungan
pembimbing Kelompok Tani
5 Lokasi Propinsi, kabupaten, kecamatan, desa
6 Komoditas Nama, lokasi, subsektor, luas tanam,
luas panen, produktifitas
7 Alsintan Jenis, nama, ketersediaan Alat mesin
pertanian
8 RDKK Pupuk Petani, poktan, subsector, jenis pupuk, Rencana Definitif
jumlah Kegiatan Kelompok
9 RDKK Benih Petani, poktan, subsektor, benih
10 Jadwal pelatihan Jenis pelatihan
11 Jadwal Kunjungan Wilayah kerja penyuluh
12 Materi Materi penyuluhan yang disiapkan
penyuluh
13 Kiosk Kiosk tempat petani membeli saprodi
(pupuk, benih)
14 Riwayat Pelatihan Pelatihan yang pernah diikuti petani
15 WKPP Wilayah kerja penyuluh pertanian

Tahap Desain Sistem Database data dengan data lainnya. Selanjutnya ERD
Desain suatu sistem database terdiri dari konseptual ini ditransformasi atau menjadi
tiga tahapan proses, yaitu: desain konseptual, dasar dalam menyusun ERD Logikal pada
desain logikal, dan desain fisikal. Desain tahap desain database logikal. ERD logikal
konseptual merupakan tahap awal yang yang dihasilkan pada tahap ini sudah
dihasilkan berdasarkan requirements menghasilkan tabel-tabel individual berikut
(kebutuhan) yang telah digali pada tahap relasinya satu sama lain yang siap untuk
analisis (menggunakan data/informasi yang digunakan dalam desain fisikal (lihat Gambar 5).
telah tergambar pada DFD). Produk dari tahap Sedangkan desain database fisikal pada
desain konseptual ini adalah Gambar ERD makalah ini hanya menyajikan struktur
(Entity Relationship Gambar) Konseptual yang database yang terdiri dari table-tabel berikut
didasarkan pada hubungan faktual antara satu
55
spesifikasinya yang siap digunakan dalam
tahap implementasi.

Alsin

Tabel Lokasi Ketersediaan Alsin RDKK Pupuk Tahap Perancangan Aplikasi


Secara keseluruhan perancangan
KIOSK

aplikasi mencakup mulai dari perancangan


Petani Riwayat Pelatihan

menu (modul-modul), perancangan interface


Gapoktan Poktan

Penyuluh
(termasuk perancangan input dan output),
Komoditas RDKK Benih

dan perancangan prosedur oprasional dari


Jadwal Latihan Jadwal Kunjungan
WKPP Materi
sistem. Di dalam laporan penelitian ini hanya
akan disajikan desain menu (modul-modul)

ambar 5. Entity Relationship Gambar (ERD) yang akan menjadi interface paling depan
Logikal dari sistem database petani ini.
Perancangan menu ini
merepresentasikan modul-modul dari
aplikasi sistem database petani yang sudah
diidentifikasi, sehingga pada tahap
implementasinya nanti dapat dilakukan
secara bertahap (secara modular). Desain
menu modul-modul yang ada dapat dilihat
pada Gambar 8.

0
SISTEM DATA BASE
PETANI

3
1 2 4
MODUL QUERY DATA 
LOGIN MODUL MANAJEMEN DATA MODUL LAPORAN  5 6
DAN INFORMASI
MODUL UPLOAD DATA LOGOUT

(a)

2
MODUL MENEJEMEN DATA

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5


GAPOKTAN POKTAN TABEL LOKASI PETANI KOMODITAS/SUBTEKTOR

2.6 2.7 2.8 2.9 2.10


PENYULUH TABEL ALSIN RDKK PUPUK RDKK BENIH  PRODUKTIP PITAS

2.12
2.11 KETERSEDIAAN ALSIN
KIOSK

(b)

45
implikasinya adalah bahwa 20% dari petani
3
MODUL QUERY DATA kita tidak tersentuh program pembangunan
pertanian. Angka ini cukup mencengangkan
para pengamat, karena angka ini cukup tinggi.
3.1 3.2 3.3 3.4  3.5 3.5

Untuk itulah dalam rangka turut serta dalam


POKTAN GAPOKTAN PETANI KOMODITAS PENYULUH ALSIN

(c) memikirkan solusi peningkatan akurasi data


petani ini, nampaknya solusi awalnya adalah
4
MODAL LAPORAN

melalui pengembangan database petani yang

4.1 4.2 4.3


lebih akurat pada unit pelaksana penyuluhan
REKAP DAFTAR DISTRIBUSI

PETANI 
BY DESA
DAFTAR
PETANI
PERDESA
PUPUK MENURUT 
KELOMPOK tingkat kecamatan, sehingga mampu
menjawab berbagai kebutuhan data yang
BENIH
PENYULUH DAFTAR PETANI
MENURUT
BY DESA KELOMPOK
KELOMPOK

dibutuhkan untuk para pengambil kebijakan


PETANI DAFTAR KELOMPOK PUPUK MENURUT 
BY KELOMPOK BY DESA DESA

..........................
PETANI MENURUT 

yang terkait langsung dengan petani.


....................
UMUR

(d) ...............

Pengembangan database petani ini


didasarkan pada kebutuhan system yang
Gambar 8 (a) (b) (c) (d). Desain
Komponen-Komponen Menu/Struktur telah diperoleh berdasarkan interview dengan
Modul-modul
beberapa penyuluh di lapangan, termasuk
SIMPULAN Kepala BPP (di tingkat kecamatan)
khususnya BPP Kecamatan Ciruas,
Kegiatan penyuluhan merupakan
Kabupaten Serang. Peneliti juga
kegiatan yang sangat signifikan pengaruhnya
menggunakan informasi hasil diskusi dengan
terhadap pemberdayaan petani, demikian
beberapa Kepala BPP serta beberapa
juga kegiatan pemberian bantuan subsidi oleh
penyuluh di Kabupaten Pandeglang, di dalam
pemerintah kepada petani (subsidi pupuk,
menyusun dan menetapkan kebutuhan
benih, maupun alat-alat mesin pertanian).
sistemnya (system requirements).
Kedua kegiatan ini sangat tergantung pada
Di dalam penelitian ini, karena
dukungan data petani pada level yang paling
keterbatasan waktu dan tenaga, penulis
rendah, yaitu individual petani atau kelompok
membatasi kegiatan pengembangan sistem
tani yang ada di masing-masing desa.
database petani ini hanya sampai pada level
Seringkali bantuan-bantuan subsidi
desain struktur database-nya, dan struktur
pemerintah menjadi tidak tepat sasaran dan
menu/modul-modul aplikasinya. Output dari
tidak efektif dikarenakan data
penelitian ini adalah rancangan lengkap
petani/kelompok tani tidak akurat. Bahkan
database petani yang siap dikembangkan
sensus BPS 2013 yang lalu menunjukkan
lebih lanjut menjadi suatu software aplikasi
bahwa 20% dari petani tidak tergabung di
oleh programmer/developer. Untuk
dalam suatu kelompok. Sementara semua
implementasinya kedepan diharapkan
bantuan/subsidi pemerintah penyalurannya
BPPSDMP dapat memprakarsainya.
melalui kelompok tani. Dengan demikian,

62
Anonim. 2013. Permentan No. 82 Tahun
SARAN
2013 tentang Pedoman Pembinaan
Pengembangan sistem database petani Poktan dan Gapoktan.
http://cybex.pertanian.go.id/kebijakan/
pada tingkat BPP ini dapat dilanjutkan pada
detail/15/permentan-no-82-tahun-
tingkat yang lebih teknis, yaitu tingkat 2013-tentang-pedoman-pembinaan-
poktan-dan-gapoktan
implementasinya menggunakan DBMS
Anonim. 2014. Permentan No. 131 Tahun
(Database Management System) yang 2014 tentang Mekanisme dan
Hubungan Antar Lembaga yang
terpilih. Ada beberapa tantangan yang akan
Membidangi Pertanian dalam
dihadapi dalam mengimplementasikan Mendukung Peningkatan Produksi
Pangan Strategis Nasional.
system ini, yaitu:
http://cybex.pertanian.go.id/kebijakan/
a. Diperlukan data petani pada kecamatan detail/28/permentan-no-131-tahun-
2014-tentang-mekanisme-dan-
wilayah kerja BPP terkait untuk dientri ke
hubungan-antar-lembaga-yang-
dalam database. membidangi-pertanian-dalam-
mendukung-peningkatan-produksi-
b. Data petani hasil sensus di BPS tidak
pangan-strategis-nasional
dapat digunakan karena menurut mereka Anonim. 2014. Perpres No. 154 Tahun 2014
tentang Kelembagaan Penyuluhan
(BPS) akan melanggar azas kerahasiaan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
responden yang diatur Undang-Undang http://cybex.pertanian.go.id/kebijakan/
detail/22/perpres-no-154-tahun-2014-
Statistik.
tentang-kelembagaan-penyuluhan-
c. Sehingga data tersebut perlu dihimpun pertanian-perikanan-dan-kehutanan
Anonim. 2006. UU No. 16 Tahun 2006
sendiri yang akan memakan waktu dan
Sistem Penyuluhan Pertanian,
biaya yang cukup besar. Perikanan, dan Kehutanan.
http://cybex.pertanian.go.id/kebijakan/
d. Sistem ini perlu dibuatkan SOP-nya,
detail/9/uu-no-16-tahun-2006-sistem-
sehingga ada aturan yang jelas dalam penyuluhan-pertanian-perikanan-dan-
kehutanan
pengoperasiannya.
Anonim. 2013. Undang-Undang Republik
e. Sistem ini dapat diimplementasikan Indonesia Nomor 19 Tahun 2013
Tentang Perlindungan dan
sebagai sistem berbasis web untuk dapat
Pemberdayaan Petani
berkomunikasi dengan berbagai sistem Anonim. 2014. Sistem Informasi Manajemen
Penyuluhan Pertanian.
yang ada di Kementerian Pertanian di
https://app2.pertanian.go.id/simluh201
pusat. 4/gst/welcome.php
Anonim. 2019. eRDKK (RDKK Online)
f. Perlu dipikirkan juga strategi
Kementerian Pertanian.
implementasinya jika sistem ini akan di- https://erdkk.pertanian.go.id/login
Connoly T., and Begg C. 2015. Database
install pada seluruh kecamatan yang ada
Systems: A Practical Approach to
di seluruh Indonesia (sekitar lebih dari Design, Implementation, and
Management 6th edn. Essex, England:
5.000 kecamatan). Termasuk biaya
Pearson Education Limited
trainingnya yang cukup besar. Kendal K.E. and Kendal J.E. 2005. Systems
Analysis and Design 6th edn. Upper
Saddle River, NJ: Pearson Education
DAFTAR PUSTAKA

63
Roth, R.M, Dennis, A. and Wixon, B.H. 2013. Whitten J.L. and Bentley L.D. 2008.
Systems Analysis and Design 5th edn. Introduction to Systems Analysis and
John Wiley Design 1st edn. New York, NY:
McGraw-Hill

45

You might also like