You are on page 1of 11

MANUSCRIPT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP


PEMAHAMAN IBU TENTANG PENANGANAN PERTAMA DIARE PADA
BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA KUTOPORONG DUSUN
KUTOPORONG KECAMATAN BANGSAL
KABUPATEN MOJOKETO

Oleh :

SITI NORFIYAH
NIM : 201601127

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun di Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP
PEMAHAMAN IBU TENTANG PENANGANAN PERTAMA DIARE PADA BALITA DI DESA
KUTOPORONG DUSUN KUTOPORONG KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN
MOJOKERTO

The Effect Of Health Education Through Audiovisual On The Mothers Understanding Of The First
Treatment Of Diarrhea In Infants

Siti Norfiyah1, Faisal Ibnu, S.Kep.Ns., M.Kes2, Binarti Dwi Wahyuningsih, S.Kep.Ns, M.Kes3
1
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan, 2Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, 3Dosen STIKES Bina
Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRACT
Diarrhea is a disease that is often found in the community, especially in infants. When a toddler
suffers from diarrhea, the mother must provide immediate treatment and the actions taken by the mother
determine the course of the disease. These actions are influenced by many things including the level of
knowledge. The better the level of mother’s knowledge, the better the attitude and behavior of mothers in
dealing with diarrhea on time. This research is to find out the effect of health education through audivisual
to the mother’s understanding of the first handling of diarrhea in infants (aged 1-5 year). The design used is
pre experimental (one group pretest-posttest design). The sampling technique used is Non Probability. The
population in this study were all mothers who have toddlers (aged 1-5 year) in Kutoporong Hamlet,
Kutoporong village Bangsal District, Mojokerto Regency were 90 respondens with a puposive sampling
technique of 25 respondents. The independet variable is health education through audiovisual and the
dependent variable is the mother’s understanding of the first handling of diarrhea in inflants. Data taken
using a questionnaire. After all data is collected, data processing is done by editing, coding, scoring, and
tabulating. The statistical test results of this study used test as big as 0,000 < (α) 0,05 which means that
there is an influence before and after being given health education through audiovisuial. Based on the
results it shows that health education through audiovisual can be one of the most effective media.
Audiovisual media helps to direct conscios attention and associate initial knowledge with new information
received through sensing stored in a long-term memory system will improve knowledge.
Keywords : diarrhea, level of knowledge, audio-visual media

ABSTRAK
Diare merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada masyarakat terutama pada balita. Ketika
balita menderita diare maka ibu harus bertindak dengan segera dan tindakan yang diambil oleh ibu akan
menentukan perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal termasuk tingkat
pengetahuan. Semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka semakin baik pula sikap dan perilaku ibu dalam
menangani diare dengan tepat. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui
audiovisual terhadap pemahaman ibu tentang penanganan pertama diare pada balita (usia 1-5 tahun). Desain
yang digunakan yaitu pra experimental (one grup pretest-posttest design). Teknik sampling yang digunakan
adalah Non Probability Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita
(usia 1-5 tahun) di Dusun Kutoporong Desa Kutoporong Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 25
responden. Variabel independennya yaitu pendidikan kesehatan melalui audiovisual dan variabel
dependennya yaitu pemahaman ibu tentang penanganan pertama diare pada balita. Data yang diambil
menggunakan kuisoner. Setelah data semua terkumpul dilakukan pengolahan data secara editing, coding,
scoring. Hasil analisa Uji statistik penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. ρ value
sebesar 0,000 < (α) 0,05 yang artinya menunjukkan bahwa ada pengaruh pemahaman ibu sebelum dan

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun di Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui audiovisual. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pendidikan kesehatan dengan media audiovisual ini dapat menjadi salah satu media yang efektif.
Media audiovisual membantu mengarahkan perhatian sadar dan mengaitkan pengetahuan awal dengan
informasi yang baru yang diterima melalui pengindraan disimpan di sistem memori jangka panjang akan
meningkatkan pengetahuan.
Kata kunci: diare, tingkat pengetahuan, media audiovisual

PENDAHULUAN Timur dengan perkiraan diare di sarana


Balita merupakan aset masa depan yang kesehatan 479.355, jumlah penderita diare
akan melanjutkan pembangunan di suatu yang dilayani di sarana kesehatan 284.804,
negara. Masa perkembangan tercepat dalam dan cakupan di pelayanan kesehatan sebesar
kehidupan anak terjadi pada masa balita. 59,41%(Kemenkes, 2018).
Masa balita merupakan masa yang paling Prevelensi diare menurut karakteristik
rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya umur dan diagnosis oleh tenaga kesehatan
gangguan kesehatan pada masa tersebut, dapat (dokter, perawat, bidan) atau gejala yang
berakibat negatif bagi pertumbuhan anak itu pernah di alami oleh ART dengan kelompok
seumur hidupnya. Balita merupakan umur <1 dengan presentase 9,90%, umur 1-4
kelompok usia yang sangat kritis karena pada tahun dengan presentase 10,90%, umur 5-14
usia tersebut rentan terhadap masalah dengan presentase 6,91%, umur 15-24
kesehatan. Permasalahan kesehatan yang dengan presentase 8,40%, umur 25-34
banyak terjadi diantaranya seperti diare, dengan presentase 7,53%, umur 35-44
ISPA, cacingan, dan lain sebagainya.Diare dengan presentase 77,05%, umur 45-54
masih menjadi masalah kesehatan hingga saat dengan presentase 7,54%, umur 55-64
ini terutama di negara-negara berkembang. dengan presentase 7,17%, umur 65-74
Angka kejadian diare di dunia mencapai 1 dengan presentase 6,36%, umur 75+ dengan
miliar kasus tiap tahun, dengan korban presentase 6,85%(RISKESDAS, 2018).Hasil
meninggal sekitar 4 juta jiwa (Kustini, 2018). Riskesdas 2018 prevelensi diare menurut
Menurut data profil kesehatan Indonesia kabupaten/kota Mojokerto di Jawa Timur
menyebutkan tahun 2014 jumlah kasus diare menurut diagnosis oleh tenaga kesehatan
yang ditemukan sekitar 8.713.537 kasus (dokter, perawat, bidan) atau gejala yang
penderita yang ditangani 8.490.976 kasus(Nia pernah di alami oleh ART dengan presentase
Indriana Sari, Bagoes Widjanarko, 5,56% (RISKESDAS, 2018). Jumlah kasus
2016).Hasil Riset Kesehatan Dasar diare menurut jenis kelamin, di kecamatan
Kementrian (Riskesdas) 2018 menunjukkan dan puskesmas kabupaten Mojokerto tahun
bahwa prevelensi diare tahun 2013 sebesar 2017. Kasus diare yang ditangani menurut
4.7 mengalami peningkatan pada tahun 2018 jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas
sebesar 6.5 di Jawa Timur (Kesehatan, Badan, kabupaten Mojokerto dengan jumlah
Kesehatan, Humaniora, & Kesehatan, penduduk Kecamatan Bangsal dengan kasus
2018).Data dari Dinkes Propinsi Jawa Timur diare yang sudah ditangani dengan jumlah
didapatkan penderita diare yang dapat 2.995(Dinkes, 2017).
dilayani oleh pelayanan pada tahun 2016 Berdasarkan studi pendahuluan pada
adalah sebesar 4.870 penderita, tapi pada tanggal 16 Maret 2020 di dapatkan data kasus
tahun 2017 cakupan yang diterima mencapai diare yang dilayani di Puskesmas Bangsal
5.960 penderita dan yang meninggal sekitar pada tahun 2019 dengan jumlah target
3330 penderita (55%) disebabkan oleh diare penemuan 529 pada balita sedangkan jumlah
dan 2630 penderita (44%) dinyatakan target penemuan di dusun Kutoporong desa
sembuh(Kustini, 2018). Menurut Kementrian Kutoporong sebanyak 53 balita. Jumlah
Kesehatan Republik Indonesia 2018, cakupan balita yang dilayani di Puskesmas Bangsal
pelayanan penderita diare balita di Jawa sebanyak 519 (98,2%) sedangkan di dusun

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Kutoporong desa Kutoporong sebanyak 53 pendengaran.Audiovisual dapat
(99,5%). Data terbaru tahun 2020 pada bulan menghasilkan pengetahuan lewat
Januari-Februari sebanyak 15 balita yang pengindraan baik pendengaran maupun
terkena diare di dusun kutoporong desa penglihatan. Pengetahuan merupakan domain
kutoporong. yang sangat penting dalam terbentuknya
Angka kesakitan diare pada balita bisa perilaku, oleh karena itu pengetahuan
disebabkan dari faktor ibu dalam memiliki peran dalam terbentuknya perilaku
penatalaksanaan diare yang belum benar, hidup bersih dan sehat pada ibu yang
karena dari faktor ibu sebagai orang yang kemudian juga akan mempengaruhi kejadian
selalu dekat dan memelihara kesehatan anak diare pada anaknya (Harismanto, 2019).
dan memberi makan, penyebab mayoritas Menurut penelitian Harismanto (2019),
adalah masalah lingkungan yang kurang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
sehat, sisanya akibat pola makan yang kurang pendidikan kesehatan menggunakan metode
teratur. Pengetahuan ibu tentang penyakit vidio dan poster terhadap pengetahuan dan
diare berpengaruh pada perilaku ibu dan sikap terhadap pencegahan diare(Harismanto,
masalah kesehatan keluarga.Adapun 2019).
penyebab-penyebab tersebut sangat Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya tertarik melakukan penelitian tentang
keadaan gizi, pengetahuan, sikap, kebiasaan pengaruh pendidikan kesehatan melalui audio
atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan visual terhadap pemahaman ibu tentang
sebagainya.Upaya penanganan diare pada penanganan pertama diare pada balita.
balita bergantung terhadap perilaku ibu.
Perilaku kesehatan (health behavior) adalah METODE PENELITIAN
semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik Dalam penelitian in peneliti
yang dapat diamati (observable) maupun menggunakan desain penelitian pra
yang tidak dapat diamati (unobservable), experimental (one group pretest-posttest
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan design). Penelitian ini adalah penelitian
meningkatkan kesehatan.Pengetahuan desain yang digunakan untuk meneliti pada
merupakan salah satu faktor yang suatu kelompok dengan melakukan satu kali
mempengaruhi perilaku seseorang dan pengukuran di depan (pre test) sebelum
berpengaruh terhadap praktek baik secara adanya perlakuan (experimental treatment)
langsung atau tidak langsung. Praktek dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi
seseorang dibentuk oleh interaksi individu (post test). Dengan kondisi awal diamati maka
dengan lingkungan menyangkut pengetahuan. bisa digunakan dengan mengevaluasi adanya
Pengetahuan ibu mengenai diare meliputi perubahan sesudah perlakuan dengan
pengertian, penyebab, gejala klinis, membandingkan dengan hasil pengamatan
pencegahan, dan cara penanganan yang tepat sesudah perlakuan (Notoatmodjo, 2010).
dari penyakit diare pada balita, dan berperan Populasi dalam penelitian ini adalah
penting dalam penurunan angka kematian dan seluruh ibu yang mempunyai balita di dusun
pencegahan kejadian diare serta malnutrisi Kutoporong desa Kutoporong Kecamatan
pada anak (Jannah, Kepel, & Maramis, Bangsal sebanyak 90. Teknik Nonprobability
2016). sampling yang digunakan dalam penelitian
Salah satu upaya untuk memberikan ini adalah purposive sampling yaitu suatu
pengetahuan pada ibu tentang penanganan teknik penetapan sampel dengan cara
pertama diare adalah pendidikan kesehatan. memilih sampel di antara populasi sesuai
Pendidikan kesehatan memerlukan media dengan yang dikehendaki peneliti (kriteria
dalam penyampaian materi yang akan yang ditentukan), sehingga sampel tersebut
diberikan salah satunya dengan menggunakan dapat mewakili karakteristik populasi yang
audio visual. Audio visual adalah media yang telah dikenal sebelumnya (Sugiyono, 2016).
mengandalkan indra pengelihatan dan
Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Dalam penelitian ini terdapat kriteria Kutoporong Kecamatan Bangsal
inklusi dan ekslusi. Krteria inklusi adalah Kabupaten Mojokerto pada Bulan Mei
karakteristik umum subjek penelitian dari 2020
Frekuensi
suatu populasi target yang terjangkau dan No. Data Umum
(f)
Persentase (%)
akan diteliti sedangkan kriteria ekslusi adalah Usia
1 <20 tahun 0 0%
menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang 2 21-30 tahun 21 84%
memenuhi kriteria inklusi dari studi 3 31-40 tahun 4 16%
(Nursalam, 2016). Sampel dalam penelitian 4 >40 tahun 0 0%
ini adalah sebagian ibu yang mempunyai Pendidikan
balita yang bisa daring yang memenuhi 1 Tidak Sekolah 0 0%
2 SD 1 0%
kriteria Inklusi di Dusun Kutoporong Desa 3 SMP 2 8%
Kutoporong Kecamatan Bangsal sebanyak 25 4 SMA 22 88%
5 Sarjana/Diploma 1 4%
responden. Informasi
1 Ya 22 88%
2 Tidak 3 12%
Total 38 100,0
Tabel 1 Definisi Operasional Pengaruh Sumber: Data Primer tahun 2020
Pendidikan Kesehatan Melalui
Audiovisual Terhadap Pemahaman
Ibu Tentang Penanganan Pertama Data Khusus
Diare Pada Balita Di Desa Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
Kutoporong Dusun Kutoporong Sebelum Dilakukan Pendidikan
Kecamatan Bangsal Kabupaten Kesehatan Melalui Audiovisual pada
Mojokerto pada Bulan Mei 2020 Bulan Mei 2020
Definisi No Pemahaman Frekuensi (f) Persentase (%)
Alat Skala 1 Baik 1 4%
Variabel Operasio Kriteria
Indikator ukur data 2 Cukup 16 64%
nal
Independ Memberi Memberikan - - - 3 Kurang 8 32%
ent: kan pendidikan Total 25 100,0%
Pendidikan Informasi kesehatan Sumber: Data Primer tahun 2020
kesehatan atau tentang Tabel 3 menunjukkan bahwa setengah
melalui pesan penanganan
audio- tentang pertama diare
dari responden mempunyai pemahaman yang
visual penangan melalui audio- cukup sebelum diberikan pendidikan
an visual berupa
pertama video dengan
kesehatan melalui audiovisual sebanyak 16
diare durasi ± 10 responden (64%).
dengan menit
audio-
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden
visual Sesudah Dilakukan Pendidikan
Depende Pemaham Memahami Kues Ordinal 1. Baik:76- Kesehatan Melalui Audiovisual pada
nt: an (Comprehensi) ioner 100%
Pemaham responde 1. Pengertian 2. Cukup: Bulan Mei 2020
an ibu Diare 56-75% No Pemahaman Frekuensi (f) Persentase (%)
n tentang
tentang 2. Penyebab 3. Kurang 1 Baik 16 64%
penangan 3. Tanda dan <56%
penangan an 2 Cukup 9 36%
Gejala diare
an pertama 4. Penanganan 3 Kurang 0 0%
pertama diare Diare Total 25 100,0%
diare 5. Pencegahan Sumber: Data Primer tahun 2020
pada
balita
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian
dari responden mempunyai pemahaman baik
HASIL PENELITIAN
sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Data Umum Responden
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
melalui audiovisual sebanyak 16 responden
Responden di Desa Kutoporong Dusun (64%).

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
Tabel 5 Perbedaan Pemahaman Responden pada tabel 4.4 sebelum diberikan
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan pendidikan kesehatan melalui audiovisual
Melalui Audiovisual Kabupaten Mojokerto pada menunjukkan bahwa setengahnya
Bulan Mei 2020 responden mempunyai pemahaman cukup
No Pengetahuan Sebelum Sesudah sebelum diberikan pendidikan kesehatan
(C2) f % f % melalui audiovisual sebanyak 16
1 Baik 1 4 16 64
2 Cukup 16 64 9 36
responden (64%).
3 Kurang 8 32 0 0 Keadaan ini sesuai dengan teori
Total 25 100 25 100 Notoatmodjo (2010) mengatakan sebagian
Sumber: data primer tahun 2020 besar pengetahuan manusia diperoleh
Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat melaui mata dan telinga seperti poster,
perbedaan pemahaman sebelum dan sesudah buklet, slide atau informasi yang berupa
diberikan pendidikan kesehatan dimana tulisan dan informasi yang berbentuk
pemahaman sebelum diberikan pendidikan suara seperti ceramah, penyuluhan atau
kesehatan melalui audiovisual terdapat 1 vidio yang membantu menstimulasi
responden mempunyai pemahaman baik dan pengindraan dalam proses penerimaan
setelah diberikan pendidikan kesehatan informasi (Notoatmodjo, 2010).
melalui audiovisual terdapat 16 responden Keadaan ini juga sesuai dengan
yang mempunyai pemahaman baik, pada teori Rinik (2013) pendidikan kesehatan
pemahaman yang cukup sebelum diberikan adalah proses yang direncanakan dengan
pendidikan kesehatan melalui audiovisual sadar untuk menciptakan peluang bagi
terdapat 16 responden dan setelah diberikan individu-individu untuk senantiasa belajar
pendidikan kesehatan melalui audiovisual memperbaiki kesadaran (literacy) serta
terdapat 9 responden, sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan
responden yang mempunyai pemahaman keterampilannya (life skills) demi
kurang sebelum pendidikan kesehatan melalui kepentingan kesehatannya. Teknik dan
audiovisual terdapat 8 responden dan setelah media yaitu teks (leaflet, flyer, flipbook),
diberikan pendidikan kesehatan melalui gambar (poster, flannelgraph) atau
audiovisual tidak ada responden yang audiovisual (televisi, film, video tape, film
mempunyai pemahaman kurang. dalam compact disk, bioskop), seterusnya.
Hasil uji Wilcoxon signed rank test jika Dalam dasar kerucut (derajat abstaksi
signifikan (ρ) < 0,05 (tingkat kesalahan 5%) paling rendah), teknik dan media
maka H0 ditolak, begitu juga sebaliknya jika ρ (pengalaman langsung) yang
value > 0,05 maka H1 diterima. Dalam dipergunakan dalam pendidikan kesehatan
penelitian ini didapatkan signifikan sebesar menstimulasi paling banyak indra
0,000 maka ρ value < 0,05 yang artinya ada partisipasi. Sebaliknya teks atau bacaan
pengaruh pendidikan kesehatan melalui (derajat keabstakan paling tinggi) pada
audiovisual terhadap pemahaman ibu tentang puncak kerucut kan menstimulasi organ
penanganan pertama diare pada balita. visual saja (Rinik Eko Kapti, Yeni
PEMBAHASAN Rustina, 2013).
1. Pemahaman Responden Sebelum Pembentukan pengetahuan
diberikan Pendidikan Kesehatan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
Melalui Audiovisual biologis yang mencakup usia dan status
Pemahaman responden sebelum kesehatan, faktor psikologis, dan faktor
diberikan pendidikan kesehatan memalui komunikasi sosial. Faktor fisiologis
audiovisual pada ibu yang mempunyai seseorang akan menentukan bagaimana
balita di Desa Kutoporong Dusun seseorang dalam mengambil keputusan.
Kutoporong Kecamatan Bangsal Informasi yang lebih rinci dapat
Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian meningkatkan pengetahuan untuk
mengambil keputusan. Pengetahuan
Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
merupakan bentuk interpretasi informasi dan masyarakat dalam membina dan
dan pengalaman (Maulana, 2009). memelihara perilaku sehat dan lingkungan
Pada penelitian sebelum diberikan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
perlakuan menunjukkan sebagian dari
mewujudkan derajat kesehatan yang
responden mempunyai pengetahuan
cukup.Menurut peneliti pengetahuan optimal (Maulana, 2009).
responden cukup dikarenakan pengalaman Pada saat seseorang melakukan
dan informasi yang menjadi faktor penginderaan suatu peristiwa atau
pendukung dalam memperoleh aktivitas melalui media audiovisual
pengetahaun meskipun ibu memiliki sehingga sinyal-sinyal saraf yang aktif
pengetahuan yang berbeda-beda mengenai akan bereaksi seolah-olah ia berada dalam
penyakit diare,pencegahan maupun
peristiwa atau melakukan aktivitas yang
penanganannya.Pengetahuan individu
dapat berubah dengan diperolehnya divisualisasikan. Respons otak akan
tambahan informasi.Pendidikan kesehatan menyamakan bayangan dengan kenyataan.
membantu seseorang untuk memperbaiki Neuron-neuron yang terkait dalam proses
kesadaran untuk meningkatkan visualisasi akan menguatkan koneksi
pengetahuan yang mengarahkan cara-cara sinapsis (hebbian synapses) serta memori
hidup sehat menjadi kebiasaan hidup prosedural yang diperlukan dalam
sehari-hari.Media audiovisual merupakan
melakukan aktivitas yang sedang dilatih.
salah jenis media yang digunakan pada
pendidikan kesehatan yang melibatkan Pengetahuan seseorang dapat berubah
pendengaran dan penglihatan sekaligus dengan diperolehnya tambahan informasi.
dalam satu proses. Informasi yang berulang dan terus
menerus diberikan secara bertahap akan
2. Pemahaman Responden Sesudah diserap individu sebagai cara
diberikan Pendidikan Kesehatan pembentukan sikap. Proses edukasi
Melalui Audiovisual merupakan upaya mengubah pengetahuan
Pemahaman responden setelah melalui pemberian informasi untuk
diberikan pendidikan kesehatan melalui mencapai kesehatan (Lestari, Nurhaeni, &
audivisual pada ibu yang mempunyai Hayati, 2018).
balita di Desa Kutoporong Dusun Berdasarkan penelitian ini
Kutoporong Kecamatan Bangsal menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
Kabupaten Bangsal. Hasil penelitian pada setelah pendidikan kesehatan melalui
tabel 4.5 setelah diberikan pendidikan audiovisual lebih besar daripada sebelum
kesehatan melalui audiovisual diberikan perlakuan. Hal tersebut peneliti
menunjukkan bahwa sebagian mempunyai berpendapat bahwa setelah diberikan
pemahaman baik sebanyak 16 responden pendidikan kesehatan pengetahauan
(64%). responden meningkat sehingga
Menurut Maulana (2009) diasumsikan bahwa informasi yang
pendidikan kesehatan bertujuan mengubah diberikan tersampaikan dengan baik
perilaku kurang sehat menjadi sehat yang kepada responden. Seseorang yang
artinya dapat mengubah pengetahuan memberikan perhatian terhadap suatu
responden yang kurang baik menjadi baik. informasi baik secara sadar maupun tidak
Tujuan dari dari pemberian pendidikan sadar yang ditangkap oleh indra
kesehatan adalah agar tercapainya penglihatan dan pendengaran, hal tersebut
perubahan perilaku individu, keluarga,
Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
akan diuraikan menjadi sinyal-sinyal yang kesehatan dapat diterima baik oleh
dipersepsikan dan di simpan dimemori responden. Panca indra yang banyak
jangka pendek maupun di memori jangak menyalurkan banyak keotak adalah mata
(kurang lebih 75% -87%), sedangkan
panjang. Informasi yang di sampaikan
13%-25% pengetahuan manusia diperoleh
berulang-ulang dan terus menerus dan dan disalurkan melalui panca indra yang
bertahap akan diserap individu sehingga lain (Rinik Eko Kapti, Yeni Rustina,
terjadi peningkatan pengetahuan 2013). Hal ini sesuai dengan teori yang
responden. Memori pengindraan ini tidak dikemukakan oleh Arsyad (2014), bahwa
berfungsi untuk mempelajari informasi, vidio dapat memberikan stimulus terhadap
tetapi memperhatikan informasi dan pandangan dan pendengaran dengan
memegang prinsip psikomotor,
mengenali polanya sehingga akan
behavioristik, dan kognitif, sehingga
meningkatkan kemampuan atau responden bisa menerima informasi
pengetahuan sesuai konten yang melalui indra pendengar yaitu telinga dan
dipelajari. indra penglihatan yaitu mata, sehingga
informasi yang disampaikan dapat diteima
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan secara maksimal. Vidio diharapkan sama
Melalui Audiovisual Terhadap seperti film, dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan sehingga
Pemahaman Ibu Tentang Penanganan
dapat mendorong pengetahuan (Arsyad,
Pertama Diare 2014).
Hasil penelitian pada tabel 4.6 Media audiovisual dapat membantu
menunjukkan diperoleh data sebelum meningkatkan perhatian dalam belajar.
diberikan pendidikan kesehatan melaui Memori sensori mencatat informasi atau
audiovisual sebanyak 1 responden yang stimuli yang masuk melalui salah satu
atau kombinasi dari panca indra, yaitu
mempunyai pemahaman baik, 16
secara visual melalui indera penglihatan,
responden dengan pemahaman cukup dan mendengar melalui indera pendengaran,
8 responden dengan pemahaman kurang. bau melalui indera penciuman, rasa
Setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui indera pengecapan, dan rabaan
melalui audiovisual menjadi 16 responden melalui indera perasa/peraba. Bila
dengan pemahaman baik, 9 responden informasi atau stimulus tersebut tidak
dengan pemahaman cukup dan tidak ada diperhatikan akan langsung terlupakan,
namun bila diperhatikan maka informasi
responden yang mempunyai pemahaman
tersebut ditransfer ke sistem ingatan
kurang. jangka pendek maupun sistem ingatan
Hasil uji Wilcoxon signed rank test jangka panjang yang menghasilkan
yang dikerjakan dengan mengunakan pengetahuan bertambah (Lestari et al.,
program SPSS, jika signifikan (ρ) < 0,05 2018).
(tingkat kesalahan 5%) maka H0 ditolak, Aktivitas kompleks yang dilakukan
begitu juga sebaliknya jika ρ value > 0,05 secara berulang-ulang akan menciptakan
maka H0 diterima. Dalam penelitian ini otomatisasi sistem saraf yang terkait yang
didapatkan signifikan sebesar 0,000 maka penting untuk pengembangan kognitif dan
ρ value < 0,05 yang artinya ada pengaruh keahlian motorik. Artinya, pencapaian
pendidikan kesehatan melalui audiovisual hasil belajar membutuhkan pratek yang
terhadap pemahaman ibu tentang berulang-ulang dan belajar meningkatkan
penanganan pertama diare pada balita. penguasaannya seiring waktu.
Menurut Rinik (2013), pemilihan Pengalaman belajar ini akan
audiovisual sebagai media pendidikan meningkatkan kecepatan pemrosesan
Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
informasi secara internal dan mendata SIMPULAN
input eksternal, mengembangkan 1. Rata-rata pemahaman responden di Dusun
wawasan dan penyimpanan pengetahuan, Kutoporong Desa Kutoporong sebelum
serta pada akhirnya akan menguatkan diberikan intervensi pendidikan kesehatan
kapasitas otak dalam melakukan efisiensi melalui audiovisual yaitu pemahaman
dan melaksanakan aktivitas yang cukup sebanyak 16 responden (64%).
dipelajari secara lebih optimal (Khotimah, 2. Rata-rata pemahaman responden di Dusun
Supena, & Hidayat, 2019). Kutoporong Desa Kutoporong sesudah
Hasil penelitian diatas ialah terdapat diberikan intervensi pendidikan kesehatan
pengaruh pendidikan kesehatan melalui melalui audiovisual yaitu pemahaman baik
audiovisual terhadap pemahaman ibu sebanyak 16 responden (64%).
tentang penanganan pertama diare ini bisa 3. Terdapat pengaruh pendidikan audiovisual
dilihat dari hasil SPSS dengan uji terhadap pemahaman ibu tentang
wilcoxon signed rank test. Dalam hal ini penanganan pertama diare di Dusun
peneliti berpendapat bahwa pendidikan Kutoporong Desa Kutoporong dengan
kesehatan dapat meningkatkan hasil uji Wilcoxon signed rank test
pengetahuan ibu tentang penanganan didapatkan signifikan sebesar 0,000 maka
pertama diare pada balita. Media ρ value < 0,05.
audiovisual yang diikuti dengan
penjelasan dari peneliti mengenai isi video SARAN
yang menyebabkan responden menyerap 1. Bagi Responden
informasi melalui indera penglihatan dan Diharapkan responden tidak perlu cemas
pendengaran. Media audiovisual ini saat balita mengalami diare dan dapat
digunakan untuk membantu mengarahkan mengaplikasikan cara perawatan saat balita
perhatian sadar dan mengaitkan diare dengan tepat sehingga balita tidak
pengetahuan awal dengan informasi yang mengalami dehidrasi.
baru yang diterima lewat pengindraan. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Apabila perhatian untuk mengindra Promosi kesehatan tentang peningkatan
stimulus tersebut ditingkatkan, maka alat pengetahuan tentang penanganan pertama
pengindra akan mengumpulkan lebih diare hendaknya dapat lebih ditingkatkan
banyak informasi yang tidak berkaitan. dengan melakukan pendidikan kesehatan
Kemudian informasi yang didapatkan dengan media audiovisual atau dengan
akan mengirimkan ke sistem memori media lain oleh tenaga kesehatan seperti
untuk memberikan dan bidan desa atau perawat desa.
mengorganisasikan makna informasi 3. Bagi Peneliti berikutnya
tersebut. Bila informasi atau stimulus Bagi peneliti berikutnya dapat
tersebut tidak tersebut tidak diperhatikan menggunakan desain quasi eksperimen
maka akan terlupakan namun bila dengan kelompok kontrol agar dapat
diperhatikan maka informasi akan di mengetahui hasil lebih valid.
transfer ke sistem ingatan jangka pendek 4. Bagi Institusi Pendidikan
maupun sistem ingatan jangka panjang Melakukan kolaborasi antara pihak
yang menghasilkan suatu pengetahuan institusi, organisasi mahasiswa, perawat,
bagi responden. Peningkatan pengetahuan dan masyararakat untuk mensosialisasikan
ini dapat mengubah dalam mengerti dan pentingnya penananganan pertama diare
memahami mngenai dampak yang akan pada balita melalui pendidikan kesehatan.
ditimbukan jika diare tidak di tangani
dengan tepat sehingga ibu dapat
mengatasi masalah balitanya.

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
DAFTAR PUSTAKA Polindes Geger Kecamatan Turi
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Kabupaten Lamongan Tahun 2018)
Suatu Pendekatan Praktik (VI). Jakarta: Kustini. Jurnal Kebidanan Universitas
PT. Rineka Cipta. Islam Lamongan, 10(2), 34–40.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Kusuma, A. H. N. dan H. (2016). Asuhan
Jakarta: Rajawa Pers. Keperwatan Praktis Berdasarkan
Az-Za`Balawi, M. S. M. (2007). Pendidikan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC
Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa. dalam Berbagai Kasus. (N. H. Rahil,
Jakarta: Gema Insani Prees. Retrieved Ed.) (Edisi Revi). Jogjakarta: Mediaction
from Jogja.
https://books.google.co.id/books?id=L6q Lestari, Y., Nurhaeni, N., & Hayati, H.
R065hkaMC&pg=PA87&dq=pemahama (2018). Penerapan Mobile Video Efektif
n+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEw Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap
iK1tTVj4zmAhUSbisKHROsAPYQ6AE Ibu Dalam Menurunkan Lama Diare.
INjAC#v=onepage&q=pemahaman Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(1),
adalah&f=false 34–42.
Dinkes. (2017). Profil Kesehatan Tahun 2017. https://doi.org/10.7454/jki.v21i1.546
Harismanto, D. (2019). Pengaruh Pendidikan Maulana, H. D. J. (2009). Promosi
Kesehatan Media Vidio dan Poster Kesehatan. (E. K. Yudha, Ed.). Jakarta:
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak EGC.
dalam Pencegahan Penyakit Diare. Musliha. (2010). Keperawatan Gawat
Jurnal Kesmas Asclepius. Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hidayat, A. A. A. (2012). Metode Penelitian Nia Indriana Sari, Bagoes Widjanarko, dan
Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: A. K. (2016). Faktor-Faktor Yang
Salemba Medika. Berhubungan Dengan Perilaku Hidup
Jannah, M. F., Kepel, B. J., & Maramis, F. R. Sehat Bersih dan Sehat Sebagai Upaya
R. (2016). Hubungan Antara Untuk Pencegahan Penyakit Diare Pada
Pengetahuan dan Tindakan Pencegahan Siswa Di SDN Karangtowo Kecamatan
Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Karang Tengah Kabupaten Demak.
di Puskesmas Tikala BARU Kota Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3),
Manado, 5(3), 211–217. 1051–1058.
Junaidi, I. (2011). Pedoman Pertolongan Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Pertama Yang Harus Dilakukan Saat Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Gawat Darurat Medis. (Westriningsih, Cipta.
Ed.). Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian
Kemenkes. (2018). Data dan Informasi Profil Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Kesehatan Indonesia. Kementrian Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan Republik Indonesia. Pamela S.Kidd, Patty Ann Sturt, J. F. (2011).
Kesehatan, K., Badan, R. I., Kesehatan, P., Pedoman Keperawatan Emergensi.
Humaniora, P., & Kesehatan, M. (2018). Jakarta: EGC.
Hasil utama riskesdas 2018 provinsi R, A. (2010). Seputar Penyakit dan
jawa timur (pp. 1–82). Gangguan Lain Pada Anak. Yogyakarta:
Khotimah, H., Supena, A., & Hidayat, N. Hanggar Kreator.
(2019). Meningkatkan Attensi Belajar Rinik Eko Kapti, Yeni Rustina, W. (2013).
Siswa Kelas Awal Melalui Media Efektifitas Audiovisual Sebagai Media
Audiovisual, 8(1), 17–28. Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Kustini. (2018). Hubungan Antara Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Dalam Tata Laksana Balita Dengan di
Penanganan Pertama Diare Pada Anak Dua Rumah Sakit Kota Malang. Jurnal
Usia 1- 5 Tahun (Studi Kasus Di Ilmu Keperawatan, 1, 53. Retrieved from
Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto
www.jlk.ub.ac.id
RISKESDAS. (2018). Laporan Provinsi Jawa
Timur RISKESDAS 2018.
Setiadi. (2013). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. yogyakarta: graha ilmu.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suriadi, R. Y. (2010). Asuhan Keperawatan
Anak. (Haryanto, Ed.). Jakarta:
CV.SAGUNG SETO.
Susanto, H. A. (2019). Pemahaman
Pemecahan Masalah Berdsar Gaya
Kognitif. Yogyakarta: Deepublish.
Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=wxy
PDwAAQBAJ&pg=PA43&dq=pemaha
man+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
EwiK1tTVj4zmAhUSbisKHROsAPYQ6
AEILzAB#v=onepage&q=pemahaman
adalah&f=false
Uha Suliha, Herwani, Sumiati, dan Y. R.
(2002). Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan. (M. Ester, Ed.). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Umar, H. (2010). Desain Penelitian
Manajemen Strategik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Jurnal S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


Siti Norfiyah_Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Audiovisual Terhadap Pemahaman Ibu Tentang
Penanganan Pertama Diare Pada Balita Umur 1-5 Tahun Desa Kutoporong Dusun Kutoporong
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto

You might also like