You are on page 1of 10

PENGGUNAAN JERAMI PADI UNTUK BETON RINGAN

(BATAJER)
Budi Siswanto, Sri Sumarni
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, FKIP, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A 57111
E-mail : budisys@yahoo.co.id

Abstract— One of the problems in the field today which need to be addressed is the issue needs
a brick wall as housing materials, as known to the housing needs of the community will never
recede even always increase from year to year so the impact on the environmental damage
caused. To prevent damage to land caused by taking excessive soil used for brick making is
necessary to look for other alternative materials. One of the alternatives offered are agricultural
waste is rice straw (after post-harvest rice stalks) as a light weight concrete mix materials. The
use of straw material for light weight concrete mix materials to create buildings that are
environmentally friendly (eco-architecture) with a touch of new technology as it also because of
its light weight is expected to be more secure and is suitable for housing in earthquake prone
areas.
Method for making bricks with straw this is by way of making hayspun by
compressed/compressed on a press machine brick after being fed a mixture of adhesive with a
certain time, then cut to the desired size and then pressing the second with straw was spun coated
with mortar on the brick mold.
From the specific gravity test results obtained with straw bricks are lighter weight than the
usual type of brick that is 17.3%. And compressive strength of concrete blocks with a
compressive strength of straw has a low quality when compared to common brick, this was due
to many factors, among others: thick spaced mortar too thin, between spun straw with mortar
not a bond together and need to fas value ie a mixture of water and cement.
KeyWords—lightweight concrete, batajer, renewable material.

penyediaan bahan bangunan dalam


I. PENDAHULUAN jumlah besar dan ekonomis.
A. Latar Belakang Masalah Untuk mencegah kerusakan lahan

S alah satu masalah dilapangan saat ini


yang perlu diatasi adalah masalah
kebutuhan batu bata sebagai bahan
akibat pengambilan tanah yang berlebihan
yang digunakan untuk pembuatan batu
bata maka perlu dicari alternatif bahan
dinding perumahan dan efek kerusakan lain. Salah satu bahan alternatif yang
lingkungan yang ditimbulkan. Sebagai- ditawarkan adalah limbah pertanaman
mana diketahui, kebutuhan masyarakat padi yaitu jerami (batangnya padi setelah
akan perumahan tidak pernah surut pasca panen) sebagai bahan campuran
bahkan selalu meningkat dari tahun ke beton ringan).
tahun. Hal ini dapat terlihat dari B. Perumusan Masalah
kenyataan bahwa perumahan yang dibuat Pertanaman padi tidak hanya
selalu laku terjual. menghasilkan gabah tetapi juga jerami.
Adapun salah satu permasalahan Dari satu hektar pertanaman padi
utama dalam menyediakan rumah di dihasilkan rerata 6 ton jerami/pada musim
Indonesia adalah tingginya biaya tanam. Bila pengusahaan padi dilakukan 3
konstruksi bangunan dan lahan. Selama kali per tahun, berarti jumlah gabah
ini berbagai penelitian sudah dilakukan maupun jerami yang dihasilkan menjadi
tetapi masih belum ditemukan alternatif tiga kali lipat.
teknik konstruksi yang efesien serta Ketersediaan jerami sebanyak ini
biasanya hanya digunakan untuk pakan

14 Arsitron Vol. 3 No. 1 Juni 2012 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
ternak seperti sapi atau kerbau. Di 2) Dapat lebih menghemat biaya
beberapa daerah di Jawa Tengah, komponen struktur seperti pondasi,
Yogyakarta dan Jawa Timur, para petani kolom dan balok.
memanfaatkan dan menyimpan jerami 3) Karena jerami ini termasuk material
untuk pakan ternak, baik sapi maupun yang suhunya lebih tinggi (hangat)
kerbau. Sebagian juga diolah untuk pupuk maka cocok bila digunakan untuk
fermentasi, tetapi hal ini jarang sekali daerah dingin dan juga untuk penyekat
dilakukan di masa-masa sekarang. Biasa- ruangan yang kedap suara.
nya tumpukan jerami yang melimpah ruah Karena berat struktur berkurang
jumlahnya oleh para petani hanya dibakar maka beban gempa yang bekerja juga
saja, karena mengingat lokasi persawahan akan lebih kecil sehingga diharapkan akan
harus segera dipersiapkan untuk segera lebih aman dan sangat cocok untuk
diolah kembali. perumahan di daerah rawan gempa.
Jerami juga merupakan salah satu Pintalan jerami dapat dilihat seperti
tanaman yang mengandung serat dan Gambar 1.
telah digunakan untuk produksi pulp dan
kertas. Begitu juga pemanfaatan jerami
sebagai bahan bangunan, semisal
digunakan sebagai bahan penutup atap
pada tempat peristirahatan dan cottage.
Alasan lain penggunaan bahan
jerami untuk bahan campuran beton
ringan adalah menciptakan bangunan
yang ramah lingkungan (eco-architecture)
dengan sentuhan teknologi baru. Perlu
diingat fakta menunjukkan bahwa
bangunan adalah pengguna energi Gambar 1. Pintalan jerami untuk bahan
terbesar mulai dari konstruksi, bahan bangunan.
bangunan, operasional bangunan dan C. Tujuan Penelitian
perawatan bangunan hingga bangunan Tujuan utama dari penelitian ini
dihancurkan. Apabila dilakukan lifecycle adalah untuk mengkaji pembuatan dan
analysis sebuah bangunan akan terlihat sifat mekanika dari BATAJER sebelum
berbagai dampaknya terhadap lingkungan digunakan dilapangan sebagai bahan
dan dapat disimpulkan biaya keseluruhan dinding.
dari arsitektur yang tidak berkelanjutan Kajian yang dilakukan adalah
adalah jauh lebih tinggi dari yang sebagai berikut.
sustainable. Sehingga dengan meyakini 1) Perbandingan campuran air, semen,
eco-architecture ini akan menghemat pasir dan jerami yang paling sesuai
biaya dalam jangka panjang. untuk pembuatan BATAJER.
Jerami mempunyai berat satuan 2) Sifat mekanik bahan BATAJER
yang sangat ringan sehingga apabila dengan berbagai campuran tersebut di
digunakan untuk campuran beton ringan atas yang meliputi berat jenis dan kuat
dalam bentuk batako tentunya akan sangat tekan.
menghasilkan bata yang lebih ringan D. Manfaat Penelitian
dibandingkan dengan batu bata atau Dari penelitian ini diharapkan
batako pada umumnya. muncul bentuk material beton ringan baru.
Karena beratnya ringan, maka hal ini Sehingga berangkat dari pemikiran ini
akan mempunyai keuntungan antara lain : bisa ditarik serangkaian nilai penting yang
1) Lebih mudah dalam pengangkutan dan mendekripsikan kontribusi penelitian
pemasangan. yaitu:

Penggunaan Jerami Padi Untuk Beton Ringan (Batajer) 15


1) Peluang pemanfaatan bahan jerami yang dihasilkan lebih ringan dari pada
sebagai bahan campuran penyusun beton biasa.
beton ringan BATAJER. 3) Dengan cara membuat beton tanpa
2) Penelitian ini dapat menjadi stimulant menggunakan butir-butir agregat halus
yang baik bagi peneliti untuk lebih atau pasir yang disebut beton pasir.
giat berkarya secara kreatif dan Tabel 1 di bawah ini memperlihat-
bermanfaat bagi kemajuan bangsa. kan pembagian penggunaan beton ringan
berdasarkan berat jenis dan kuat tekan
II. TINJAUAN PUSTAKA mkinimum yang harus di penuhi.
Untuk mengurangi kerusakan Tabel 2.1 Pembagian beton ringan
lingkung-an pada areal persawahan yang menurut penggunaan dan persyaratannya.
Pustaka Jenis beton Berat Kuat
subur akibat pengambilan tanah yang
ringan jenis tekan
berlebihan untuk pembuatan batu bata di (kg/m3) (MPa)
kecamatan Plered Bantul, Fakultas Teknik Dobrowolski, Beton
UGM telah melakukan suatu diversifikasi 1998 dengan
bahan untuk pembuatan batu bata dan berat jenis 240 - 0,35
batako [Anonim, 2001]. Batu bata yang rendah 800 - 6,9
dibuat dari bahan alternatif ini disebut (Low-Density
BATAGAMA sebagai pengganti bata dan Concretes)
batako. Beton ringan
Satyarno dkk (2004), telah dengan
kekuatan
melakukan penelitian penggunaan
menengah 800 - 6,9
swtyrofoam untuk membuat beton ringan (Moderate- 1440 - 17,3
yang menggunakan semen biasa atau strength
semen Tipe I. Hasil penelitian yang lightweight
didapat menunjukkan bahwa beton concrete)
dengan campuran Styrofoam ini dapat Beton ringan
mempunyai berat jenis jauh lebih kecil struktur
1440
(Structural >
dibandingkan dengan beton normal. Jika - 1900
beton normal mempunyai berat jenis lightweight 17,3
concrete)
sekitar 2400 kg/m3, maka beton dengan
Neville and Beton ringan
campuran Styrofoam dapat mempunyai Brooks, struktur
berat jenis hanya sekitar 600 kg/m3. 1400 >
1987 (Structural
- 1800 17
A. Beton Ringan (Lightweight lightweight
Concrete) concrete)
Ada beberapa meetode yang Beton ringan
digunakan untuk mengurangi berat jenis untuk
beton atau membuat beton lebih ringan, pasangan 500- 7 -
antara lain adalah sebagai berikut batu 800 14
[Tjokrodimuljo, 1996]. (Masonry
Concrete)
1) Dengan membuat gelembung-
Beton ringan
gelembung udara dalam adukan semen, penahan
sehingga terjadi pori-pori udara di panas < 800 0.7 -
dalam betonnya. Salah satu cara yang (Insulating 7
dapat dilakukan adalah dengan Concrete)
menambah bubuk alumunium kedalam Secara garis besar kalau diringkas
campuran adukan beton. pembagian penggunaan beton ringan
2) Dengan menggunakan agregat ringan, dapat dibagi tiga, yaitu:
misalnya tanah liat bakar, batu apung 1) Untuk nonstruktur dengan erat jenis
atau agregat buatan sehingga beton antara 240 kg/m3 sampai 800 kg/m3
16 Arsitron Vol. 3 No. 1 Juni 2012 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
dan kuat tekan antara 0,35 MPa dan kedalam. Jadi fungsi semen secara
sampai 7 MPa, yang umumnya umum adalah untuk merekatkan butir-
digunakan seperti untuk dinding butir agregat agar terjadi suatu massa
pemisah atau dinding isolasi. yang kompak/padat, walaupun semen
2) Untuk struktur ringan dengan berat hanya kira-kira mengisi 10% - 30% dari
jenis antara 800 kg/m3 sampai 1400 volume beton.
kg/m3 dan kuat tekan antara 7 MPa D. Batajer
sampai 17 MPa, yang umumnya Berdasarkan penelitian dari Satyarno
digunakan seperti untuk dinding yang dkk, 2004 tentang BATAFOAM, maka
juga memikul beban. pengembangan pnelitian dilakukan pada
3) Untuk struktur dengan berat jenis BATAJER dengan menggunakan
antara 1400 kg/m3 sampai 1800 campuran air, semen, pasir, dan jerami.
kg/m3 dan kuat tekan lebih dari 17 Berat satuan dari masing-masing bahan
MPa yang dapat digunakan tersebut adalah sekitar 3250 kg/m3, 1600
sebagaimana beton normal. kg/m3, 1000 kg/m3, dan 25 kg/m3. Pasir
B. Jerami mempunyai berat jenis, kekuatan dan
Jerami padi merupakan salah satu modulus elastisitas yang besar, sedangkan
limbah pertanian yang cukup besar jerami mempunyai berat jenis, kekuatan
jumlahnya dan belum sepenuhnya dan modulus elastisitas yang kecil.
dimanfaatkan. Produksi jerami padi Kombinasi campuran kedua bahan ini
bervariasi yaitu dapat mencapai 12 – 15 sebagai campuran beton akan menentukan
ton pr hektar sekali panen, atau 4 – 5 ton berat jenis, kuat tekan dan modulus
bahan kering tergantung pada lokasi dan elastisitas BATAJER.
jenis varietas tanaman yang digunakan.
Berbagai upaya dapat dilakukan III. METODE PENELITIAN
untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan
jerami padi, baik dengan cara fisika, A. Lokasi Penelitian
kimia maupun biologi. Dengan cara fisik Lokasi penelitian yaitu di Workshop
misalnya, memerlukan investasi yang Pertukangan Beton Program Studi
mahal, secara kimiawi meninggalkan Pendidikan Teknik Bangunan UNS dan
residu yang mempunyai efek buruk Laboratorium Bahan dan Struktur
sedangkan dengan cara biologis Fakultas Teknik UNS.
memerlukan peralatan yang mahal dan 1) Peralatan
hasilnya kurang disukai ternak (bau Peralatan utama yang digunakan da-
ammonia yang menyengat). lam penelitian ini adalah sebagai berikut.
C. Semen
Semen Portland adalah semen
a. Cetakan batako ukuran 100 x 200
x 400 mm
hidrolis yang dihasilkan dengan cara
b. Timbangan
menghaluskan klinker yang terutama
terdiri dari silikat-silikat kalsium yang c. Gelas ukur
bersifat hidrolis dengan gips sebagai d. Compression Testing Machine
bahan tambahan (PUBI-1982). (UTM)
Kandungan silikat dan alumunium pada
semen merupakan unsur utama
pembentuk semen yang apabila bereaksi
dengan air akan menjadi media perekat.
Media perekat ini kemudian akan
memadat dan membentuk massa yang
keras. Proses hidrasi terjadi apabila semen
bersentuhan dengan air. Proses ini
berlangsung dalam 2 arah yakni keluar Gambar 2. Cetakan Batako
Penggunaan Jerami Padi Untuk Beton Ringan (Batajer) 17
2) Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Air
b. Semen
c. Jerami
d. Agregat halus (pasir)
e. Perekat/lem kayu
Gambar 3. Timbangan Digital 25 kg

Gambar 4 Gelas Ukur


Gambar 7. Bahan dasar penelitian
3) Tahap Pelaksanaan
a. Tahap persiapan penelitian
i. Pemeriksaan air dan semen
secara visual.
ii. Pemeriksaan pasir meliputi
pemeriksaan kadar air, berat
jenis, berat satuan, kandungan
zat organic, kandungan lumpur
Gambar 5. CompressionTesting Machine dan gradasi pasir.
(UTM) iii. Pemeriksaan bahan jrami
e. Alat Pres Jerami meliputi pengeringan,
f. Concrete Mixer digunakan untuk pemotongan sesuai dimensi dan
mencampur mortar yaitu dari pemeriksaan berat jenis.
bahan semen, pasir dan air. b. Tahap perencanaan campuran
g. Peralatan pendukung lain seperti adukan beton
jangaka sorong, sendok spesi, i. Dalam perencanaan digunakan
ember, cawan, sekop, cangkul dan agregat untuk spesi antara;
tongkat besi. semen:pasir:air = 2 : 7 : 0,5
ii. Dalam menghitung kebutuhan
bahan ini digunakan rumus
prbandingan volume, dengan
diketahui terlebih dahulu berat
jenis masing-masing agregat,
yaitu:
Berat jenis semen (PC) = 3,25
Berat jenis pasir (Ps) = 2,3
Berat jenis air =1
Persamaan yang digunakan adalah:
Gambar 6. Concrete Mixer
18 Arsitron Vol. 3 No. 1 Juni 2012 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Gambar 8 Pemilahan Jerami

iii. Jerami dicetak dengan alat


…(1) cetakan batako setiap lapis per
dimana: lapis, dalam satu lapis 10 mm,
x = nilai perbandingan antara agregat kemudian permukaan jerami
PC = semen diolesi perekat/lem kayu,
Ps = pasir seetelah itu ditambahkan jerami
W = air lapis berikutnya setebal 10
bj = berat jenis mm dan diberi perekat, ini
Perbandingan volume dalam 1m3: dilakukan berlapis-lapis hingga
jerami memenuhi cetakan batako.
iv. Kemudian dipress hingga kira-
kira kekuatannya maksimal,
kemudian didiamkan beberapa
menit.
v. Langkah nomer 2 dilakukan lagi
dan diteruskan langkah nomer 3,
s = 0,23932 dilakukan hingga cetakan batako
benar-benar penuh.
s = 239,32 kg
vi. Pengepressan didiamkan selama
Sehingga berat dalam 1 m3 beton mortar:
satu hari supaya hasil cetakan
tidak mengembang.
vii. Kemudian dirapikan dan
dipotong sesuai ukuran/bentuk
yang diijinkan.
Bahan-bahan disiapkan terlebih
dahulu, kemudian dimasukkan kedalam
c. Tahap pelaksanaan mix concrete (mesin aadukan beton)
Dalam pemintalan dan pengepresan selama beberapa menit hingga
jerami langkah-langkah yang harus campurannya menyatu.
dilakukan adalah: d. Tahap pembuatan benda uji batako
i. Penyediaan jerami yang sudah Setelah bahan mortar jadi untuk
dipilih kualitasnya. bahan membuat sampel batako, segera
ii. Jerami dipres dahulu sebentar dimasukkan ke dalam cetakan batako
karena bentuk jerami yang dengan pengisian 1/3 dari volume
terdapat lubang didalamnya, kemudian dipadatkan, dan dilakukan
supaya jerami tidak hingga cetakan penuh.
mengembang dan hasilnya padat.

Penggunaan Jerami Padi Untuk Beton Ringan (Batajer) 19


Gambar 9. Proses Pemintalan Jerami
e. Perawatan benda uji
Dengan diangin-anginkan saja pada
udara yang tidak panas dan tidak lembab.
f. Pengujian kuat lentur batako
Pengujian kuat tekan batako
dilakukan pada umur 14 hari, hal ini nilai
kuat tekan dikonfersikan dengan beton
umur 28 hari, yaitu dengan dibagi 80%.

Gambar 10. Proses adukan mortar

Sedangkan untuk batako dengan


penambahan pintalan jerami, mortar
dimasukkan ke dalam cetakan dan
dipadatkaan hingga mengisi cetakan
50 mm (pemadatan pertama), kemudian
pintalan jerami dimasukkan dan diberi Gambar 12. Proses pengujian kuat tekan
mortar, dipadatkan hingga setinggi batako
pintalan jerami tersebut pemadatan kedua,
terakhir mortar diisi penuh dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dipadatkan hingga voleme batako
(pemadatan ketiga). A. Parameter Penelitian
Dalam penelitian ini beton ringan
dibuat dari campuran semen dan jerami
tanpa agregat kasar. Variasi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1) Tiga buah sampel benda uji batako
(B1, B2, B3) dengan ukuran panjang :
Gambar 11. Proses pembuatan batako
20 Arsitron Vol. 3 No. 1 Juni 2012 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
lebar : tinggi = 390 mm : 100 mm : 0
210 mm, dari bahan : semen, pasir, B 15768 390 100 210 81 1925,
3 90 275
dan air dengan perbandingan sesuai 00
perhitungan di atas. 0
2) Tiga buah sampel benda uji batako Rata-rata berat jenis 1987,464
(BTJ1, BTJ2, BTJ3) dengan bahan :
mortar (semen, pasir dan air) ditambah Ja B Dimensi silinder Vol Ber
nis era Pa L Ti ume at
pintalan jerami dengan ukuran 300 bat t njan eba ngg (mm3 jenis
mm : 50 mm : 100 mm. ak bat g r i ) kg/m
3
o ako (mm (m (m
(kg ) m) m)
)
BT 1 390 1 21 819 175
J1 438 00 0 0000 6,532
6
BT 1 390 1 21 819 167
J2 370 00 0 0000 3,871
9
BT 1 390 1 21 819 149
J3 228 00 0 0000 9,512
1
Rata-rata berat jenis 164
3,300
Gambar 13. Sampel Batako
B. Analisis Data
2. Kuat tekan
Dalam penelitian ini metode yang Berhubung alat tekan landasnya
digunakan adalah metode eksperimen berupa silinder sementara bahan uji
laboratorium. Data yang didapat dari batako berbentuk segiempat, maka luas
pengujian kemudian dianalisis dengan penampang dihitung seperti berikut:
menggunakan rumus-rumus sebagai Dengan persamaan:
berikut.
1. Berat jenis.
… (3)
Dengan persamaan
Dimana : = kuat tekan
bj = …(2) P = beban
A = luas penampang
Dimana : bj = berat jenis Berdasarkan tampang tersebut
W = berat benda uji didapat luas bersih: 21611,97 mm2.
V = volume benda uji Pengujian kuat tekan dilakukan umur 14
Dari hasil pengujian didapat berat hari maka hasil nilai kuat tekan
jenis batako dengan jerami lebih ringan dikonversikan ke beton umur 28 hari
dari pada jenis batako biasa yaitu 17,3%. sebagai standart pengujian kuat tekan
Tabel 1. Hasil analisis berat jenis batako yaitu dengan membagi 80%, maka hasil
dan batajer kuat tekan batako sebagai berikut:
J Berat Dimensi silinder Vo Ber Tabel 4.2. Hasil analisis kuat tekan batako
e kg P L T l at
n mm mm mm m jenis biasa dan batajer
i m3 kg/m Je
P (N) A (mm2) σ(MPa)
s 3 nis
B 16064 390 100 210 81 1961, B1 165000 21611,97 9,543320
1 90 416 B2 125000 21611,97 7,229788
00 B3 90000 21611,97 5,205447
0 Rata-rata kuat tekan 7,326
B 17000 390 100 210 81 2075, B 50000 21611,97 2,891915
2 90 702 TJ
00 1
Penggunaan Jerami Padi Untuk Beton Ringan (Batajer) 21
B 25000 21611,97 1,445958 jerami sebagai bahan tambahan (yang
TJ organik) kurang bagus bila dicampur
2
Rata-rata kuat tekan 2,169 dengan mortar. Sehingga perlu kajian
khusus seperti penambahan zat kimia lain
yang dapat menyatukan antara pintalan
jerami dengan mortar.

Gambar 14. Proses uji tekan batako


Dari hasil pengujian didapat kuat
tekan batako dengan jerami padi Gambar 16. Tipe kerusakan batako murni
mempunyai kualitas kekuatan tekan
rendah, hal ini disebabkan karena banyak V. KESIMPULAN DAN SARAN
faktor, antara lain: tebal spasi mortarnya
terlalu tipis, antara pintalan jerami dengan A. Kesimpulan
mortar belum mempunyai ikatan yang
solid/menyatu, dan perlu variasi nilai fas 1. Berat jenis batako dengan pintalan
yaitu campuran antara air dan semen. jerami lebih ringan 17,3% daripada
batako biasa.
2. Kuat tekan untuk batako biaasa
didapat sekitar 732,6 MPa, sedangkan
kuat tekan batako dengan jerami 2,169
MPa.

B. Saran
Gambar 15. Tampak atas penampang
1. Perlu dilakukan pengujian dengan
batako untuk sampel uji tekan.
variasi perbandingan campuran, yaitu
dengan mengurangi semen dan
3. Model kerusakan
menambah air.
a. Batako tanpa jerami
2. Proses pengempaan jerami perlu
Dari Gambar 16. terlihat tipe
pemadatan lagi.
kerusakan setelah pengujian kuat tekan
3. Perlu kajian khusus terhadap jerami
batako hanya mengalami retak-retak,
mengingat jerami adalah bahan
sehingga menunjukkan perilaku leleh organik, mengenai proses pengawetan
lebih dulu sebelum mencapai beban
dan perekatan.
maksimum.
4. Perlu penambahan zat aditif supaya
b. Batako dengan pintalan jerami
campuran mortar dan pintalan jerami
padi itu menyatu.
Dari gambar 4.5. terlihat tipe
DAFTAR PUSTAKA
kerusakan retak besar hingga pecah dan
terlihat bahwa lekatan antara jerami dan [1] Anonim, 2003. Metode, Tata Cara
mortar memisah dengan sendirinya, hal dan Spesifikasi (Pd T 17-1999-03),
ini menunjukkan bahwa campuran antara Departemen Permukiman dan
22 Arsitron Vol. 3 No. 1 Juni 2012 Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur
Prasarana Wilayah Badan Penelitian
dan Pengembangan, Jakarta.
[2] Gambhir, 2004. Concrete
Technology, Third Edition,
McGraw-hill, New Delhi.
[3] Neville, A.M. and Brooks, J.J, 1987.
Concrete Technology, First Edition,
Longman Scientific dan Technical,
England.
[4] PUBI, 1982. Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Permukiman, Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung.
[5] Satyarno, I., Sambodo, A.I.,
Andriyani, F., Napitupulu, B.A.,
Sianturi., M.M, 2004. Penggunaan
Styrofoam untuk Beton Ringan
Dengan Kandungan Semen: 300
kg/m3, Semen: 350 kg/m3, Semen:
400 kg/m3, Semen 450 kg/m3,
laporan Penelitian QUE Project,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UGM.
[6] Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi
Beton, Nafiri, Yogyakarta.
[7] Tjokrodimuljo, K., 2004. Teknologi
Beton, Buku ajar, jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik UGM,
Yogyakarta.
[8] Widiasmoro, Tjokrodimuljo, K.,
Fatimah, S., 1993. Study on
Petrology, Potency, And Application
of Pumice Conglomerate in
Piyungan, Yogyakarta For Basic
Raw Material For Light Brick And
light Tile, Kumpulan Sari Makalah
Pertemuan ilmiah Tahun XXII
Ikatan Ahli Geologi Indonesia
Bandung.
[9] http://www.alambina.net/?phpzap=n
ews&part=detail&id_news=21&lang
=id
[10] http://www.bshf.org/en/?topselected
=World%20Habitat%20Awards

Penggunaan Jerami Padi Untuk Beton Ringan (Batajer) 23

You might also like