Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The study of characterization of emissions coming out from pulp and paper industries using
bagasse (non-wood) as raw material include recovery boiler, power boiler, smelt dissolving tank,
lime kiln, and chlorine washer units. Whereas the study of characterization of emissions coming out
from pulp and paper industries using wood as raw material include recovery boiler and power boiler
units. The emission parameter measured include Cl2, TRS, particulate, NOx, NO2, NO, SO2, CO2 and
CO. Cl2 and TRS concentrations were done by iodometric method. Particulate was determined by
gravimetric method. The concentration of NOx, NO2 and NO were measured by chemiluminescence
method. Non-dispersive infra red (NDIR) method was used to measure for SO2, CO and CO2
parameters.
The results study reveal that the power boiler using heavy fuel oil emited SO2 concentration
above emissions standard. Recovery boiler, lime kiln, and smelt dissolving tank, in generally, also
emited particulate concentrantion above emissions standard. The equipments for air emissions
control such as cyclone scrubber and electro static precipitator used in pulp and paper industry are
required to be operated in the optimum condition.
Abstrak
Pengkajian terhadap sumber dan karakteristik emisi industri pulp dan kertas yang
menggunakan bahan baku bagas (bukan kayu) dan kayu pengaruhnya terhadap pencemaran udara
telah dilakukan. Sumber emisi yang dikaji pada industri pulp dan kertas yang menggunakan bahan
baku bagas (bukan kayu) yaitu unit recovery boiler, power boiler, smelt dissolving tank, lime kiln dan
unit chlorine washer. Adapun sumber emisi yang dikaji pada industri pulp dan kertas dengan bahan
baku kayu yaitu unit recovery boiler dan boiler. Beberapa parameter emisi yang diukur meliputi
parameter klor (Cl2), Sulfur tereduksi total (TRS) sebagai H2S, partikulat (debu), NOx, NO2, NO, SO2,
CO2 dan CO. Pengukuran konsentrasi klor dan TRS dilakukan dengan cara penyerapan dan
konsentrasinya ditentukan dengan metoda iodometri. Penentuan partikulat dilakukan dengan metoda
gravimetric. Konsentrasi NOx, NO2 dan NO diukur dengan metoda chemiluminescence, dan
konsentrasi SO2, CO dan CO2 ditentukan dengan metoda non-dispersive infra red (NDIR).
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa boiler yang menggunakan bahan bakar residu
mengeluarkan emisi SO2 yang belum memenuhi baku mutu. Demikian juga dengan konsentrasi
partikulat yang dikeluarkan dari cerobong recovery boiler, lime kiln, dan smelt dissolving tank. Alat
pengendali emisi seperti cyclone scrubber dan electrostatic precipitator yang digunakan di industri
pulp dan kertas pengoperasiannya perlu dioptimalkan.
Kata kunci : emisi, boiler, partikulat, cyclone scrubber, electro static precipitator
1
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
2
Dimana : merata. Faktor-faktor tersebut akan menye-
[CO2] = konsentrasi CO2 , babkan terbentuknya partikulat karbon dan asap
[CO] = konsentrasi CO berwarna hitam pekat.
Suatu metoda umum untuk mengurangi
Indikator pembakaran yang sempurna adalah asap hitam adalah dengan menginjeksikan
bila CE mencapai 99,9%, biasanya, konsentrasi kembali uap kedalam ruang bakar. Karbon yang
CO tidak lebih besar dari 150 ppm dan terbentuk kemudian dikonversi menjadi CH4
konsentrasi CO2 diatas 15 % (1,3). dan CO2 seperti reaksi sebagai berikut :
3
a. Oksida Nitrogen sesudah electrostatic precipitator (ESP).
Gambar 1 menunjukkan pengukuran di cero-
Oksida nitrogen dapat menyebabkan iritasi bong power boiler.
akut, fibrosis dan bronchitis. Bila bereaksi
dengan air akan membentuk HNO3 yang bersifat
korosif. Selain itu dapat menghambat per-
tumbuhan tanaman kacang-kacangan dan tomat
(8,9).
BAHAN DAN METODA a) Klor (Cl2) : Gas klor diserap dengan bahan
kimia penyerap, NaOH, kemudian
Pelaksanaan kajian karakteristik emisi di- konsentrasinya ditentukan dengan metoda
lakukan di dua industri pulp dan kertas yaitu Iodometri (6,7).
IPK-B dan IPK-K. IPK-B adalah industri pulp b) Sulfur Tereduksi Total (TRS) sebagai H2S
dan kertas yang memproduksi pulp dan berbagai : Gas H2S diserap dengan bahan kimia
jenis kertas dari bahan baku bagas (bukan penyerap, Zn Asetat, kemudian
kayu). Pengukuran emisi di IPK-B dilakukan konsentrasinya ditentukan dengan metoda
pada cerobong power boiler yang berbahan iodometri (6,7).
bakar residu (heavy fuel oil), lime kiln, chlorine c) Partikulat : Contoh partikulat diisap dan
washing unit bleaching, smelt dissolving tank, disaring dengan filter microfibre thimbles,
dan recovery boiler yang berbahan bakar lindi kemudian konsentrasinya ditentukan dengan
hitam (black liquor) dan residu sebelum dan metoda gravimetric (6,7).
4
d) NOx, NO2 dan NO : Diukur dengan metoda HASIL DAN PEMBAHASAN
chemiluminescence (4,6,7).
e) SO2, CO dan CO2 : Diukur dengan metoda Karakteristik Emisi di IPK-B
non-dispersive infra red (NDIR) (4,6,7).
f) Oksigen (O2) : Diukur dengan metoda IPK-B merupakan industri pulp dan kertas
galvanic Cell (4,6,7). terintegrasi yang menggunakan bahan baku
bagas (bukan kayu) untuk memproduksi pulp
Alat ukur gas NOx, NO2 , NO, SO2, CO, CO2 dengan pemasakan menggunakan proses soda
dan O2 adalah portable gas analyzer Horiba dan pemutihannya menggunakan tahapan proses
PG-250 series (gambar 3). CEH. Jenis kertas yang diproduksi pabrik ini
diantaranya kertas koran, kertas HVS, kertas
tissue, dan kertas medium/kraft. Pengukuran
emisi pada pabrik IPK-B dilakukan pada 5
cerobong sumber emisi. Karakteristik emisi
hasil pengukuraan dari beberapa cerobong
adalah sebagai berikut :
S + O2 SO2
5
Tabel 1. Hasil Pengukuran di Cerobong Power Boiler
yaitu scrubber sesudah boiler dan sebelum Pengukuran karakteristik emisi di cerobong
cerobong. Media penyerap gas SO2 dapat recovery boiler dilakukan pada cerobong
menggunakan air. Dengan perbandingan yang mempunyai diameter sekitar 2 m dan
laju aliran gas dan laju aliran air penyerap mempunyai tinggi 30 m. Lokasi lubang
yang optimum dapat menurunkan sampling untuk pengukuran sudah
konsentrasi gas SO2 sampai diatas 90% memenuhi persyaratan yaitu pada
(2,9,10). Dengan demikian emisi dari ketinggian sekitar 25 m (> 8 kali diameter
cerobong power boiler aman untuk cerobong dari saluran masuk gas ke
lingkungan. cerobong). Hasil pengukuran karakteristik
Sedangkan parameter lainnya seperti emisi dari recovery boiler IPK-B dapat
partikulat dan NO2 konsentrasinya berada dilihat pada tabel 2.
jauh dibawah baku mutu. Efisiensi Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi total
pembakaran power boiler tinggi yaitu sulfur tereduksi (TRS) sebagai H2S, gas
sebesar 99,99%. Hal ini menunjukkan yang berbau walaupun dalam konsentrasi
bahwa pembakaran bahan bakar residu di rendah, memberikan nilai sangat jauh
power boiler sempurna, konsentrasi CO dibawah baku mutu. Konsentrasi gas
rata-rata yang terbentuk sangat rendah pencemar lainnya seperti SO2, NOx dan
sekali 8,11 mg/NM3 ( 7,08 ppm). lainnya sangat rendah. Hal ini menunjukkan
pembakaran didalam tungku sempurna (12).
b). Karakteristik Emisi di Cerobong Recovery Sedangkan konsentrasi parameter partikulat
Boiler yang keluar cerobong masih berada diatas
baku mutu. Berdasarkan perhitungan,
Recovery boiler di industri pulp dan kertas efisiensi penangkapan partikulat oleh ESP
merupakan jantungnya pabrik yang adalah 93,06%. Hal ini menunjukkan bahwa
berfungsi untuk menghasilkan uap dan penangkapan partikulat oleh alat pengendali
pengambilan kembali bahan kimia yang emisi electrostatic precipitator (ESP) belum
digunakan pada proses pemasakan. Di optimal dan perlu adanya tambahan alat
dalam recovery boiler, lindi hitam pekat penangkap partikulat lebih lanjut. Alat
dibakar agar menghasilkan bahan kimia tersebut diantaranya bisa dipasang 1 unit
yang dibutuhkan untuk digunakan kembali ESP atau 1 unit wet scrubber. Alat ini dapat
pada pemasakan pulp. Emisi gas hasil berfungsi ganda selain untuk menangkap
pembakaran tersebut menghasilkan gas debu juga dapat menurunkan konsentrasi
berbau seperti TRS dan partikulat. gas TRS dan SO2 dengan menggunakan
Konsentrasi gas dan partikulat ini harus cairan penyerap air atau larutan NaOH (12).
rendah dalam emisinya. Pada unit recovery Bila dilihat dari efisiensi pembakaran,
boiler ini sebelum emisi gas dibuang ke konsentrasi CO2 dan CO yang keluar dari
lingkungan dilewatkan terlebih dahulu ke cerobong recovery boiler cukup besar yaitu
alat pengendali emisi gas electrostatic 99,10 %.
precipitator (ESP).
6
Tabel 2. Hasil Pengukuran di Recovery Boiler
7
Tabel 3. Hasil Pengukuran di Chlorine Washer
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa yang dapat dioperasikan dengan aliran air
konsentrasi parameter senyawa sulfur penyerap 5 – 7 galon per 1000 ft3 gas (3).
tereduksi (TRS) sebagai H2S rendah yaitu
sebesar 0,05 mg/NM3 berada dibawah nilai Karakteristik Emisi di IPK-K
baku mutu. Sebaliknya konsentrasi
partikulat (debu) yang keluar dari cerobong a). Karakteristik Emisi di Cerobong Boiler
smelt dissolving tank konsentrasinya tinggi
439 mg/NM3 jauh diatas nilai baku mutu. Cerobong boiler tidak dilengkapi dengan
Untuk menurunkan konsentrasi partikulat alat pengendali emisi. Hasil pengukuran
tersebut perlu dilengkapi dengan alat karakteristik emisi dari boiler IPK-K yang
pengendali emisi misalnya ventury scrubber menggunakan bahan bakar residu dapat
dilihat pada Tabel 6.
8
Karakteristik emisi hasil pengukuran diatas 90% (2,9,10). Dengan demikian
menunjukkan bahwa konsentrasi gas SO2 emisi dari cerobong power boiler aman
tinggi yaitu sebesar 1.186 – 1.971 mg/NM3 untuk lingkungan.
dengan rata-rata sebesar 1.574 mg/NM3 Adapun parameter lainnya yaitu partikulat
jauh melebihi nilai baku mutu menurut (debu) dan NO2 berada jauh dibawah nilai
Kep.13/Men.LH/3/1995 yaitu sebesar 800 baku mutu. Efisiensi pembakarannya cukup
mg/NM3 . Tingginya konsentrasi SO2 rata- besar yaitu sebesar 99,89%. Hal ini
rata hasil pengukuran dapat disebabkan menunjukkan bahwa pembakaran bahan
tingginya kandungan sulfur dalam bahan bakar residu di power boiler cukup
bakar residu yang digunakan. sempurna.
Ada dua alternatif untuk mengurangi
konsentrasi emisi gas SO2 keluar cerobong b). Karakteristik Emisi di Cerobong Recovery
yaitu pertama menggunakan bahan bakar Boiler
yang mengandung konsentrasi sulfur rendah
kurang dari 0,04%. Bahan bakar sebelum Unit recovery boiler IPK-K tidak
digunakan harus diketahui terlebih dahulu menggunakan 100% lindi hitam (black
konsentrasi sulfurnya. Alternatif kedua liquor) sebagai bahan bakar tetapi
penurunan konsentrasi SO2 yang keluar menggunakan campuran 60% lindi hitam
cerobong adalah dengan memasang dan 40% residu. Pengukuran karakteristik
pengendali emisi yaitu scrubber jenis siklon emisi di cerobong recovery boiler dilakukan
atau venturi sesudah boiler dan sebelum pada cerobong yang mempunyai diameter
cerobong. Media penyerap gas SO2 dapat sekitar 2 m dan tinggi sekitar 40 m.
menggunakan air dengan laju aliran air Sebelum emisi unit recovery boiler dibuang
penyerap seperti yang diuraikan untuk ke lingkungan, terlebih dahulu dilewatkan
siklon atau venturi scrubber diatas. Dengan ke electrostatic precipitator (ESP). Hasil
perbandingan laju aliran gas dan laju aliran pengukuran karakteristik emisi dari
air penyerap yang optimum dapat me- recovery boiler di IPK-K dapat dilihat pada
nurunkan konsentrasi gas SO2 sampai Tabel 7.
9
dapat menurunkan kadar gas TRS dan SO2 3. Beberapa alat pengendali emisi seperti
dengan menggunakan cairan penyerap air electrostatic precipitator (ESP) dan cyclone
atau larutan NaOH (12). Konsentrasi scrubber telah dipasang pada beberapa
partikulat keluar cerobong berada dibawah sumber emisi akan tetapi pengoperasiannya
baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa belum optimal.
penangkapan partikulat oleh electrostatic 4. Konsentrasi TRS sebagai H2S yang keluar
precipitator cukup optimal. dari cerobong unit recovery boiler, lime
Efisiensi penangkapan partikulat oleh ESP kiln, smelt dissolving tank umumnya sudah
adalah sebesar 95,64% dan efisiensi jauh dibawah baku mutu.
pembakaran sebesar 99,88 %. Untuk me- 5. Konsentrasi klor yang keluar dari cerobong
ngetahui efisiensi penangkapan debu dengan unit chlorine washer sudah dibawah baku
alat penangkap partikulat ESP perlu mutu.
diketahui pada saat pembakaran lindi hitam 6. Konsentrasi SO2 dan partikulat yang
100%. dibuang ke lingkungan masih terlalu tinggi
diatas baku mutu.
Bila dilihat secara keseluruhan, konsentrasi
SO2 yang keluar ke lingkungan dari boiler yang DAFTAR PUSTAKA
menggunakan residu, baik di IPK-B maupun
IPK-K, masih diatas nilai baku mutu. Demikian 1. Archie W Culf Jr; Darwis Sitompul.
pula konsentrasi partikulat yang keluar dari “Prinsip-Prinsip Konversi Energi”, Penerbit
cerobong recovery boiler, lime kiln dan smelt Erlangga, Jakarta, 1989.
dissolving tank, umumnya diatas baku mutu. 2. Brannland, Rolf, and Hartler,
Konsentrasi TRS sebagai H2S baik dari Nils.”Environmental Protection in the Pulp
cerobong unit recovery boiler, lime kiln, smelt and Paper Industry”, Department of
dissolving tank, umumnya jauh dibawah baku Cellulose Technology, Royal Institute of
mutu. Begitu juga dengan konsentrasi klor yang Technology, Stockholm, 1992.
keluar dari cerobong unit chlorine washer masih 3. Brunner, Calvin, R. “Hazardous Waste
dibawah baku mutu. Incineration”,Mc-GrawHill International
Nampaknya industri pulp dan kertas Edition, New York, 1994.
sebagai salah satu industri yang mengeluarkan 4. Horiba Instruction Manual : Portable Gas
emisi dengan konsentrasi SO2 dan partikulat Analyzer, Electronic Cooler Unit, Data
yang masih diatas nilai baku mutu. Dengan Logger for Portable Gas Analyzer,
tingginya kadar SO2 dan partikulat tersebut, Horiba,Ltd, 1999.
dampak pencemaran yang mungkin terjadi yaitu 5. KEPMENLH.No.Kep.-13/MENLH/3/1995
dampak terhadap reseptor diantaranya keru- Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
sakan pada daun tanaman dan gangguan saluran Bergerak.
pernapasan manusia ( 8,9,13). 6. Kumpulan Petunjuk Praktikum Analisa
Emisi Gas dari Cerobong, Puslitbang Kimia
KESIMPULAN Terapan LIPI
7. Leithe, W, “The Analysis of Air Pollutant”,
1. Boiler yang menggunakan bahan bakar Ann Arbor Science Publishers, Michigen,
residu mengeluarkan emisi dengan 1971.
konsentrasi SO2 diatas baku mutu, sehingga 8. Lokakarya Pengelolaan dan Pengukuran
perlu dilengkapi dengan alat pengendali Kualitas Udara, Produksi Bersih Benefita,
emisi sebelum dibuang ke lingkungan. Jakarta, 19-21 Pebruari 2001.
2. Recovery boiler, lime kiln dan smelt 9. Sax, Irving, N,” Industrial Pollution”, Van
dissolving tank umumnya mengeluarkan Nostrand Reinhold Company, New York,
emisi dengan konsentrasi partikulat diatas 1974.
baku mutu. 10. Springer, Allan, M, ”Industrial
Environmental Control, Pulp and Paper
Industry”, second Ed., TAPPI PRESS,
Atlanta, 1993.
10
11. Stern, Arthur, C, “Air Pollution”, Vol. 1. 13. Yusup Setiawan, et.al., “Pengaruh Emisi
Academic Press, New York, 1976. Boiler dari beberapa Industri Tekstil
12. UNEP, Environmental Management in the terhadap Pencemaran Udara”, Berita
Pulp and Paper Industry, Technical report Selulosa, Vol. XXXVIII, No. 3-4, tahun
No. 34. 2002 .
11