You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Perilaku Ibu dalam Memberikan Pendidikan Seks Usia Dini pada Anak Pra
Sekolah (Studi Deskriptif Eksploratif di TK IT Bina Insani Kota Semarang)
Astri Aprilia*)
*)
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Koresponden :astriapriliarev@gmail.com

ABSTRACT
Sex educationislearning, realizing, and providing information about sex.
The information which is provided includes knowledgeaboutthe function ofthe
reproductive organ sby applying morals, ethics, commitment, faithto
prevent"abuse" of the reproductive organs. At the present time, many children
experience the early maturing and there is a growing number of sexual abuse of
children. The purpose of the research is to describe mother’s behaviour in giving
sex education in early age for pre school children, including practices,
knowledges, attitudes, subjective norms, behavioral believe, intentions and
behavioral deviation in children. This kind of research isa qualitative descriptive
exploratory approach. The subjects of the research were selected by purposive
sampling of 7 people. The validityof the research uses sources triangulation,
methods and theories. The data were analyzed using content analysis. Theory
ofPlanned Behavior is used in the framework of this analytical research. The
variablesexamined in this studyarethe personal characteristics ofthe mother,
mothers’ attitude toward the behavior, subjective norms, behavioral control of
mothers’ intention and mothers’ practices in giving sex education in early age for
pre school children.
The result of the research shows that mothers’ knowledge related to sex
education is still limited. Mothers have not understood about the restrictions that
must be given for pre school children according to the existing theories. It is
proved that mothers are still hesitate and not sure with what is delivered
according to the norms and beliefs of each mother. Mothers’ attitude in giving sex
education has been good, so does the husband. But there are still mothers who
do not understand the best way to answer the children’s questions. Mothers
already have the intention in providing sex education for pre school children, it is
proved from the mothers’ effort in finding the studies of Sex Education in early
age. Mothers’ practices have been good, but the studies of the restriction that
must be given to the children has not been known by mothers. The conclusion is
that giving sex education in early age for pre school children is still not
appropriate according to the limitation of children’s age because it is still
considered taboo by mothers in providing the understanding to the children.

Keywords : health seeking behavior, girls, sexual violence

PENDAHULUAN reproduksi tersebut. Para ahli


Pendidikan seks adalah psikologi mengajarkan agar anak-
pengajaran, penyadaran, dan anak sejak dini hendaknya mulai
pemberian informasi tentang seksual. dikenalkan dengan pendidikan seks
Informasi yang diberikan di antaranya sesuai dengan tahap perkembangan
pengetahuan tentang fungsi organ kedewasaan mereka.1
reproduksi dengan menanamkan Calderone mengatakan
moral, etika, komitmen, agama agar bahwa, yang dimaksud dengan
tidak terjadi “penyalahgunaan” organ pendidikan seks adalah pelajaran

619
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk menguatkan kehidupan buku komik dewasa dan anak,


keluarga, untuk menumbuhkan televisi (sinetron, film), CD, Play
pemahaman diri dan norma terhadap Station dan sebagainya. Media
diri, untuk mengembangkan informasi yang saat ini sangat dekat
kemampuan-kemampuan dengan keseharian anak-anak.
bersosialisasi dengan orang lain Semua media informasi tersebut
secara sehat dan untuk membangun menyerbu anak-anak dan dikemas
tanggung jawab seksual dan sosial. sedemikian rupa hingga perbuatan
Tidak hanya terbatas pada perilaku seks tersebut dianggap lumrah dan
hubungan seks tetapi mengangkut menyenangkan. Dari mulai ciuman,
hal-hal lain seperti peran pria dan seks bebas (berhubungan seks
wanita dalam masyarakat, hubungan sebelum nikah, menjual
pria-wanita dalam pergaulan, peran keperawanan, ganti-ganti pasangan
ayah-ibu dan anak-anak dalam dan sebagainya), seks bareng,
keluarga.2 homo/lesbi, hingga incest, semuanya
Clara Kriswanto mengatakan tersedia dalam berbagai media
bahwa, pendidikan seks untuk anak informasi di atas dan jumlahnya
seharusnya sudah dimulai sejak dini, membentuk piramida terbalik.6
bahkan mulai usia 0-5 tahun (masa Pelecehan seksual menjadi
balita).3 Tepatnya dimulai saat usia salah satu akibat dari kurangnya
anak 3-4 tahun, karena pada usia ini pemahaman ibu dalam pola asuh
anak sudah bisa melakukan pemberian pendidikan seks usia dini
komunikasi dua arah dan dapat adalah maraknya terjadi pelecehan
mengerti mengenai organ tubuh seksual pada anak atau anak
mereka dan dapat pula dilanjutkan mencari tahu sendiri informasi
pengenalan organ tubuh internal. 1 mengenai pendidikan seks.5
Masyarakat beranggapan Pendidikan seks tersebut akan
bahwa pendidikan seks belum pantas membantu orang tua dalam
diberikan pada anak kecil. Selama mengembangkan anak menjadi sehat
ini, pendidikan seks untuk anak usia secara seksual. Anakpun akan
dini dianggap tabu di kalangan memiliki self-esteem yang lebih baik
masyarakat.4 di masa dewasanya sehingga anak
Membicarakan masalah seks akan terhindar dari pelecehan
pada anak memang tidak mudah. seksual yang sedang marak terjadi.7
Namun mengajarkan pendidikan seks Maraknya kasus pelecehan
pada anak harus diberikan agar anak seksual yang terjadi pada anak di
tidak salah melangkah dalam Indonesia menjadi hal yang paling
hidupnya.1 Media massa dengan memprihatinkan saat ini. Menurut
mudah dapat diperoleh dan diakses Komisioner Komisi Perlindungan
oleh setiap lapisan masyarakat Anak (KPAI) Susanto mengatakan
termasuk didalamnya adalah anak- pengaduan kasus kekerasan seksual
anak. Jenis informasi yang diperoleh anak terus meningkat. Peningkatan
dari media massapun beragam itu semakin menjadi-jadi setelah
termasuk diantaranya adalah kasus pelecehan seksual di Jakarta
informasi tentang pornografi dan International School (JIS)
seksualitas.5 mengemuka. Berdasarkan data
Elly Risman dari Yayasan Kita KPAI, dari Januari hingga Mei 2014,
dan Buah Hati menyatakan bahwa, pengaduan kekerasan seksual
akses informasi seks pada anak terhadap anak mencapai lebih dari
diperoleh baik lewat internet, HP, 400 aduan. Padahal sepanjang tahun

620
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2013 hanya ada 502 aduan anak membicarakannya dengan orang tua
berhadapan dengan Hukum (ABH) mereka. Sebelum berbicara
untuk kasus kekerasan. Pengaduan mengenai seks kepada anak mereka,
itu dilakukan secara langsung (187), oran tua harus mempersiapkan
surat (40), telepon (34) dan surat dirinya sendiri terlebih dahulu.9
elektronik (241).8 Mendiskusikan masalah seks
Di Indonesia, anak usia 6-12 pada anak memang tidak mudah,
tahun paling sering mengalami apalagi yang ada di dalam pikiran
kekerasan seksual (33%) dan orang tua ketika mendapat kalimat
emosional (28,8%), dibandingkan “pendidikan seks di usia dini” adalah
dengan kekerasan yang bersifat fisik mengajarkan anak untuk
(24,1%).6 Tingginya kasus kekerasan berhubungan seksual. Sehingga
seksual pada anak (child abuse) orang tua tidak ingin atau enggan
yang dilakukan oleh orang-orang untuk mengajarkannya. Namun,
terdekat anak termasuk keluarga mengajarkan pendidikan seks pada
menunjukkan pentingnya anak harus diberikan agar anak tidak
pemahaman akan pendidikan seks salah melangkah dalam hidupnya.4
usia dini. Memberikan pendidikan Teori Planned Behavior
seksual menjadi hal yang penting menyatakan bahwa terdapat 3
untuk dilakukan. Pendidikan determinan perilaku yang dapat
kesehatan reproduksi bagi anak-anak mempengaruhi niat seseorang
sedini mungkin, perlu dilakukan oleh berperilaku yaitu sikap seseorang
orang tua dan pihak sekolah agar terhadap perilaku, norma subjektif
anak tidak mendapatkan informasi yang berlaku serta persepsi atau
yang salah dari teman, internet, kemampuan seseorang untuk
maupun media lainnya. Orangtua mengontrol tingkah laku.10 Dalam hal
terkadang mengalami kesulitan ini, seorang ibu dalam praktik
membicarakan tentang seksualitas memberikan pendidikan seks usia
kepada anaknya, menganggap hal dini pada anak dipengaruhi oleh
tersebut masih tabu, ketika anak keyakinan pribadinya mengenai
bertanya kepada orang tua mengenai seberapa penting memberikan
seksualitas. Orang tua justru pendidikan seks sejak dini. Jika ibu
memarahi anak dan memerintahkan berkeyakinan bahwa memberikan
anak untuk tidak membicarakannya pendidikan seks sejak dini akan
di depan orangtua. Didorong atas berdampak positif maka ibu akan
rasa keingintahuan yang tinggi, anak melakukannya, begitu pula
akan mencari jawaban atas sebaliknya
pertanyaannya ke sumber informasi Taman Kanak-kanak Islam
lain yang belum tentu tepat, seperti Terpadu (TK IT) Bina Insani
teman ataupun internet.5 merupakan salah satu Institusi
Orang tua pada dasarnya pendidikan yang dikhususkan bagi
masih cenderung malu ketika harus anak usia Pra Sekolah. Berdasarkan
memberikan pengertian tentang studi pendahuluan yang penulis
seksualitas pada anak-anak mereka.4 lakukan di TK IT Bina Insani
Padahal membicarakan masalah Semarang, beberapa anak-anak tidak
seks ini sangat penting. Berdasarkan sungkan untuk membuka pakaian di
hasil penelitian di 50 negara di dunia depan orang lain. Selain itu
anak remaja akan terhindar dari hubungan antara siswa laki-laki dan
keterlibatan dengan seks bebas siswi perempuan yang terlalu akrab
seandainya mereka dapat dalam pergaulan meskipun masih

621
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

anak-anak dikhawatirkan akan pendidikan seks usia dini pada anak


menjadi kebiasaan sampai remaja pra sekolah di TK IT Bina Insani Kota
maupun dewasa. Terkadang antara Semarang. Sedangkan jumlahsubjek
siswa-siswi tidak sungkan untuk penelitian adalah 7 orang.
mencium pipi satu sama lain. Hal ini
ditakutkan dapat menjadikan adanya Kriteria Inklusi :
peyalahgunaan organ reproduksi. 1. Ibu dari siswa-siswi TK IT Bina
Selain itu kurangnya anak dalam Insani
mendapatkan pendidikan seks sejak 2. Berdomisili di Semarang
dini dikhawatrikan anak tidak tahu 3. Bersedia menjadi subjek penelitian
mengenai batas “privasi“ yang harus dan memberikan keterangan saat
mereka jaga dari orang asing. Hal diwawancarai
tersebut dapat memberikan
kesempatan bagi pelaku kejahatan Variabel penelitian :
misalnya pedofil. 1. Variabel Terikat : Perilaku Ibu
Berdasarkan uraian di dalam memberikan pendidikan
tersebut, jelas bahwa pendidikan seks usia dini pada anak pra
seks sangat penting diberikan sekolah
kepada anak mulai usia dini. 2. Variabel Bebas: karateristik
Penelitian ini dilakukan untuk personal responden (usia, suku
mengetahui gambaran perilaku ibu dan pendidikan), attitude towards
dalam memberikan pendidikan seks the behavior, subective norms,
usia dini pada anak pra sekolah perceived behaviorl
sehingga dapat menjadi evaluasi dan control,sertaniat dan praktekibu
perbaikan dalam pelaksanaan dalam memberikan pendidikan
pemberian pendidikan dan pola asuh seks usia dini.
orang tua sehingga dapat
mempersiapkan anak sejak dini HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam meningkatkan kualitas SDM
masyarakat Indonesia. Praktek Subjek Penelitian dalam
Memberikan Pendidikan Seks Usia
MATERI DAN METODE Dini pada Anak pra Sekolah
Metode penelitian yang Praktek Ibu mengenai perilaku
digunakan adalah metode deskriptif pemahaman pendidikan seks sejak
eksploratif dengan pendekatan usia dini pada anak pra sekolah
kualitatif.Pertama, peneliti berusaha cenderung masih kurang. Dari
memahami subjek penelitian dari berbagai teori yang ada, ibu tidak
cara pandang mereka sendiri. Kedua secara tegas memilih teori yang ada.
memungkinkan informasi yang Ibu lebih menjadikan acuan kepada
seluas-luasnya dari jawaban pengetahuan secara umum yang
responden. Ketiga metode ini lebih berlaku di masyarakat sekitar atau
peka dan lebih dapat menyesuaikan mendasarkan pengetahuan pada
diri dengan banyak penajaman kepercayaannya masing-masing.
pengaruh bersama dan terhadap Seluruh Ibu setuju, bahwa pendidikan
pola-pola nilai yang dihadapi.25 seks harus diberikan sejak usia dini,
Penelitian kualitatif ini diarahkan asalkan dalam batasan-batasan
pada latar dari individu tersebut tertentu. Ibu menganggap bahwa
secara holistik (utuh).Tujuan ketika anak bertanya, hal tersebut
penelitian ini untuk mendeskripsikan berarti bahwa anak membutuhkan.
Perilaku Ibu dalam memberikan Hambatah yang dialami ibu adalah

622
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penggunaan bahasa yang Pengetahuan Subyek Penelitian


membingungkan karena menjawab mengenai Pendidikan Seks sesuai
pertanyaan ajaib dari anak. Selain itu dengan Batasan Usia Anak
anak yang menggali jawaban itu, Pengetahuan ibu mengenai
atau bertanya lagi, membuat ibu Pendidikan seks untuk anak usia dini
memilih untuk diam tidak menjawab. cenderung kurang. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil penelitian bahwa
Karakteristik Subyek Penelitian, dan subyek penelitian menganggap
Anak Subyek Penelitian pendidikan seks usia dini adalah
Umur subyek penelitian mengenalkan seks sedini mungkin.
berkisar antara 33 s/d 39 tahun. Namun, dua subyek penelitian
Umur mempunyai hubungan dengan mengetahui bahwa memberikan
tingkat pengalaman dalam pemahaman pendidikan seksual
memberikan pendidikan kepada kepada anak usia pra sekolah adalah
anak. Perbedaan pengalaman pengenalan mengenai kesehatan
terhadap masalah pemberian reproduksi, sesuai dengan batasan
pemahaman pada anak dipengaruhi umur anak, menggunakan bahasa
oleh umur individu tersebut. Dalam sederhana.
penelitian ini besarnya umur tidak
menjamin perilaku ibu dalam Sikap Subyek Terhadap Upaya
memberikan pemahaman pendidikan Pemberian Pemahaman Pendidikan
seks usia dini pada anak pra sekolah. Seks sejak Dini
Terbukti dari salah satu subyek Sikap terhadap perilaku
penelitian yang berusia 39 tahun, menurut Ajzen merupakan tingkat
praktek dalam memberikan dimana individu memiliki evaluasi
pendidikan seks usia dini masih yang positif / negatif terhadap suatu
kurang. Sedangkan subyek penelitian perilaku tertentu. Sikap juga berarti
yang berusia 33 tahun telah reaksi atau respon yang masih
mempraktekkan pemberian tertutup dari seseorang terhadap
pendidikan seks usia dini secara suatu stimulus/objek. Ini artinya
lebih terhadap anak. bahwa sikap itu tidak dapat langsung
Tingkat pendidikan subyek terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
penelitian adalah Diploma dan SMA, terlebih dahulu dari perilaku yang
namun pendidikan tidak selalu tertutup.
menjamin pemahaman ibu untuk
memberikan pendidikan seks kepada Norma Subyektif
anak sejak dini, bahkan sejak pra Ibu menganggap suami, ibu,
sekolah. Dalam penelitian ini, guru sebagai pihak yang
pendidikan ibu hanya memiliki 2 mempengaruhi pemikiran ibu untuk
variasi, yaitu ibu dengan pendidikan berperilaku.Ibu beranggapan
SMA dan ibu dengan pendidikan demikian karena suami merupakan
Diploma. Berdasarkan hasil pihak yang paling dekat dengan ibu
penelitian, subyek dengan pendidikan dan anak. Selanjutnya lingkungan
Sarjana belum tentu memiliki sikap juga sangat berpengaruh karena dari
yang lebih baik dibandingkan subyek lingkungan anak memperoleh teman
penelitian yang berpendidikan sepergaulan maupun teladan dari
Diploma. tetangga.

Persepsi kontrol perilaku(Perceived


Behavioral Control)

623
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Persepsi Kontrol Perilaku persiapan-persiapan yang ibu


merupakan presepsi seseorang lakukan. Dari 7 subyek penelitian, 6
terhadap pengendalian perilaku ibu telah mempersiapkan diri untuk
mengacu pada persepsi masyarakat memberikan pemahaman pendidkan
tentang kemampuan mereka untuk seks usia dini pada anak pra sekolah
melakukan perilaku tertentu.Dari dengan cara mencari literature dari
wawancara mendalam yang buku, majalah, selebaran, bahkan
dilakukan terhadap subyek penelitian, ada yang mulai mencari dari internet.
terdapat subyek penelitian yang Ibu berniat memberikan
menyatakan bahwa tidak diperlukan pendidikan seks sejak dini pada anak
fasilitas atau alat bantu dalam karena menurut ibu, pemahaman
memberikan pemahaman pendidikan seperti ini harus diberikan oleh orang
seks usia dini pada anak pra sekolah. tua sebagai pihak yang paling utama,
Menurut subyek penelitian, anak baru selanjutnya adalah guru.
cenderung belum paham dan hanya Setelah itu, menurut salah satu ibu,
mebutuhkan pemahaman dasar saja. tetangga juga memiliki peran dalam
Penggunaan fasilitas justru akan pendidikan seks kepada anak.
membuat anak semakin penasaran. Berbagai teladan yang diberikan oleh
tetangga akan mempengaruhi anak
Pelecehan Seksual karena interaksi yang dilakukan.
Pengetahuan ibu mengenai
pelecehan seksual masih kurang. Hal Perilaku Seksual yang Muncul pada
tersebut dibuktikan dari jawaban ibu Anak
yang menyatakan bahwa pelecehan Perilaku merupakan
seksual merupakan perbuatan tidak manifestasi dari pengetahuan yang
senonoh pada perempuan (padahal dimiliki seseorang. Sehingga dari
pelecehan seksual tidak hanya penelitian yang dilakukan, masih ada
perempuan yang bisa menjadi anak yang memiliki perilaku seksual
obyeknya, laki-laki juga bisa), yang muncul dari praktek anak terkait
perlakuan dalam tanda kutip kepada pendidikan seks. Seorang anak dari
yang belum paham (padahal subyek penelitian memiliki kebiasaan
pelecehan seksual tidak hanya bisa untuk memegang alat vitalnya. Ibu
terjadi pada orang yang belum mengungkapkan bahwa anak pernah
paham, namun orang yang sudah bercerita mengenai pengalaman
paham juga bisa menjadi korban). menonton film “saru” di youtube.
Ibu sudah memahamkan kepada Perilaku anak tersebut membuat
anak terkait pelecehan seksual orang tua yang tidak tahu mengenai
mekipun tidak secara lugas perkembangan dan cara menyikapi
menyebut kalimat pelecehan memilih untuk berkonsultasi kepada
seksual.Ibu mengajarkan anak guru di TK. Perilaku seksual pada
karena menurut ibu pada masa anak menurut guru misalnya saling
sekarang ini banyak terjadi kasus mencium, dan anak yang suka
pelecehan seksual. bermain di kamar mandi dan
menyemprot kemaluannya dengan
Niat Ibu (Behavioral Intention) shower.
Berdasarkan hasil penelitian Menurut Haffner, anak yang
hampir semua ibu memiliki niat untuk bermain peran menjadi orang
memberikan pemahaman ke anak. dewasa (role play) merupakan
Meskipun hal tersebut belum perilaku anak dari sikap
sepenuhnya dibuktikan dari keingintahuan yang normal. Namun,

624
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jika anak bermain sampai kontak oral mengasuh anak usia prasekolah
genital, simulasi/ hubungan nyata, sebelumnya. Seluruh subyek
atau penetrasi, hal tersebut penelitian merupakan suku
merupakan indikasi bahwa anak Jawa, sehingga dari hasil
terlalu terpapar media mengenai hal- penelitian, tidak dapat
hal dewasa atau terjadinya disimpulkan keterkaitan antara
pelecehan seksual pada anak.40 suku subyek penelitian dengan
perilaku pemberian pemahaman
SIMPULAN pendidikan seksusia dini pada
1. Praktek Pemberian pemahaman anak. Seperti disampaikan oleh
Pendidikan seks usia dini, Ibu salah satu subyek penelitian,
memberikan materi yang sudah perhatian maupun pemahaman
diberikan kepada anak yaitu, pendidikan seks diberikan oleh
pemahaman mengenai jenis ibu lebih banyak kepada anak
kelamin anak, perbedaan antara perempuan dibandingkan
laki-laki perempuan, pengertian kepada anak laki-laki karena
mengenai fungsi organ anak perempuan cenderung
reproduksi. Selain itu masih ada lebih rawan.
ibu yang salah dalam menjawab 3. Pengetahuan subyek penelitian
pertanyaan dan bahkan ada mengenai pendidikan seks usia
yang tidak menjawab pertanyaan dini
dari anak. Pengetahuan ibu mengenai
2. Karakteristik Subyek Penelitian Pendidikan seks untuk anak usia
Umur subyek penelitian berkisar dini cenderung masih kurang.
antara 33 sampai 39 tahun. Materi yang sudah diberikan oleh
Dalam penelitian ini besarnya ibu yaitu, pengenalan jenis
umur tidak menjamin perilaku ibu kelamin anak, fungsi dari alat
dalam memberikan pemahaman kelamin, pemisahan tempat tidur
pendidikan seks usia dini pada anak, penanaman rasa malu
anak prasekolah. Tingkat pada anak dan pentingnya
pendidikan subyek penelitian mengenalkan aurat sejak dini.
adalah D2, D3 dan Sarjana, Namun, sebagian besar ibu
Namun pendidikan tidak belum mengetahui dengan jelas
menjamin pemahaman ibu untuk mengenai batasan-batasan
memberikan pendidikan seks materi yang harus diberikan
kepada anak sejak dini. Subyek kepada anak usia prasekolah.
dengan pendidikan Sarjana Materi pokok mengenai organ
belum tentu memiliki sikap yang reproduksi yang diberikan oleh
lebih baik dibandingkan subyek ibu belum benar, misalnya untuk
penelitian yang berpendidikan penyebutan mengenai istilah alat
Diploma. Pengalaman orang tua kelamin kepadaa nak. Selain itu,
merupakan salah satu faktor ibu masih merasa tabu untuk
yang penting dalam memberikan membicarakan mengenai
pemahaman pendidikan seks pendidikan seks kepada anak.
usia dini pada anak prasekolah. Orang tua yang memahami
Namun belum tentu bahwa ibu pentingnya pendidikan seks dan
yang berpengalaman dalam paham batasannya, seharusnya
mengasuh anak sebelumnya, tidak merasa tabu, karena materi
akan berpraktek lebih baik ini dibutuhkan oleh anak.
daripada ibu yang belum pernah

625
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Sikap ibu terhadap pemberian menjawab pertanyaan dari anak.


pemahaman pendidikan seks Ibu memberikan pemahaman
kepada anak sudah baik, namun pendidikan seks kepada anak
ada satu ibu yang tidak setuju dengan memperhatikan waktu-
dikarenakan ketakutan ibu akan waktu yang tepat. Misalnya
anak yang belum bisa berfikiran adalah waktu anak bertanya,
matang. Meskipun sikap ibu baik dengan begitu orang tua bisa
mengenai pemberian pendidikan menjelaskan yang membuat
seks usia dini pada anak pra anak penasaran, sesuai dengan
sekolah, namun sebagian besar kadar penangkapan otak anak.
merasa bahwa pendidikan seks 7. Niat Ibu berniat memberikan
masih dianggap tabu untuk pendidikan seks kepada anak
diberikan kepada anak. pra sekolah. Hal tersebut
5. Subjective Norms dibuktikan dengan hampir semua
Pihak yang paling membantu ibu berusaha untuk memperoleh
atau mempengaruhi ibu dalam materi terkait dengan pemberian
memberikan pendidikan seks pemahaman pendidikan seks
usia dini pada anak adalah ayah usia dini pada anak. Meskipun
atau suami dari ibu. Ibu berdasarkan hasil pembahasan,
beranggapan bahwa orang tua belum semua ibu mengetahui
adalah orang terdekat anak materi yang tepat terkait
sehingga tanggung jawab orang batasan-batasan yang harus
tua untuk mendidik anak. Selain dipahamkan kepada anak sesuai
ayah, peran dari nenek (ibu dengan usia anak.
subyek penelitian) juga 8. Perilaku seksual yang muncul
mempengaruhi ibu. Menurut ibu, pada anak menurut ibu adalah
keterlibatan guru dan tetangga anak yang suka berlama-lama di
juga berpengaruh pada anak kamar mandi dan
karena lingkungan pergaulan menyemprotkan shower ke alat
anak di sekolah maupun di vital ya, anak yang berusaha
lingkungan sekitar rumah, memegang alat vital orang tua
sehingga orang-orang yang yang berlainan jenis kelamin
berada di sekitar anak akan (baik itu anak perempuan yang
menjadi contoh bagi anak itu. ingin memegang alat vital ayah
6. Behavioral Beliefs ataupun anak laki-laki yang
Pemberian pemahaman memegang payudara ibu), anak
pendidikan seks untuk anak usia yang suka memegang alat
pra sekolah bagi ibu belum vitalnya sendiri, menunjukan alat
membutuhkan fasilitas yang vital kepada orang lain,
menunjang, karena penggunaan menonton film “saru”, dicium
fasilitas justru akan membuat atau dipeluk teman sebaya
anak semakin penasaran. lawan jenis, dan bermain peran
Menurut ibu, cerita atau nasehat yang berlebihan sebagai ayah
cukup untuk menjelaskan pada dan ibu. Perilaku seksual yang
anak usia prasekolah. Meskipun muncul bisa dikategorikan
ada salah satu ibu yang menjadi dua hal yaitu normal dan
membutuhkan peraga misalnya berbahaya.
gambar, dalam menjelaskan
kepada anak, atau VCD tutorial KEPUSTAKAAN
agar ibu memahami cara

626
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

1. Verawati. Pendidikan Seks pada 11. Tinjauan Pustaka .(on line).


Anak, Pentingkah? . (on line). (http://repository.usu.ac.id/bitstre
(http://sulbar.bkkbn.go.id/ViewArt am/123456789/20820/4/Chapter
ikel.aspx?ArtikelID=130. Diakses %20II.pdf).diunduh 2 april 2014.
padatanggal 1 Oktober 2013) 12. Kajian Pustaka. (on line) diunduh
2. Suraji & R,Sofia. Pendidikan tanggal 2 april 2014
Seks bagi Anak. Yogyakarta. 13. Syaodih, Ernawulan.
Pustaka Fahima; 2008 PsikologiPerkembangan. On
3. Kriswanto, Clara. Seks, Es Krim line. Diunduh pada tanggal 29
dan Kopi Susu. Jakarta September 2014.
4. Listiyana, Dini. Peranan ibu http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JU
dalam Mengenalkan Pendidikan R._PGTK/196510011998022-
Seks pada Anak Usia Dini.(on ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKO
line). Diakses tanggal 1 Oktober LOGI_PERKEMBANGAN.pdf
2014. 14. Suyanto, Slamet. Konsep Dasar
5. Zuhri, Syaifudin dan Herlina. Pendidikan Anak Usia Dini.
Model Pendidikan Seks (Sex Yogyakarta: UNY. 2003.
education) Orang Tua bagi 15. Listiowati. Tinjauan Pustaka. (on
Remaja Guna Mencegah Seks line).
Pranikah Serta Model Tayangan http://digilib.unimus.ac.id/files/dis
Alternative Seksualitas. Jurnal k1/105/jtptunimus-gdl-listiowati-
ilmu-ilmu social vol 8 no 1 april 5209-3-bab2.pdf.diunduh tanggal
2008 27-30. 2 april 2014.
6. Kristiani, Reneta. Haruskah Anak 16. Patmonodewo. Pendidikan Anak
Kita Menjadi Korban? .newsletter Prasekolah. Jakarta : Rineka
Pulih vol 15 Juni 2010 Cipta.2003
7. Skripsiadi, Erwin J. Pendidikan 17. Fanora, Reidiyan Nur. Urgensi
dasar Seks untuk Anak sebagai Pendidikan Seks Dan Pendidikan
Panduan Diskusi dalam Moral Sejak Dini Serta
Keluarga. Implementasinya Dikalangan
Yogaykarta:Curiosita.2005. Masyarakat.
8. Setyawan, David. 16 mei 2014. 18. El Qudsy, Hasan. 2012. Ketika
online. kpai.go.id, Anak Bertanya Seks, Panduan
(http://www.kpai.go.id/berita/pen Islami Bagi Orang Tua
gaduan-pelecehan-seksual- Mendampingi Anak Tumbuh
terhadap-anak- Menjadi Dewasa. Solo : Tinta
melonjak/)diunduh tgl 21 mei Medina.
2014. 19. Djamarah, Syaiful Bahri. 2004.
9. Chairani, Nina dan Nurachmi. Pola Komunikasi Orang Tua &
Biarkan Anak Bicara. Jakarta : Anak dalam Keluarga.
Republika.2003. Banjarmasin : Rineka Cipta.
10. Wahyono, Budi. 2013. Teori 20. Madan, Yusuf. Sex Education for
Perilaku yang Direncanakan Children. Jakarta : Hikmah.1995.
(Theory of Planned Behavior). 21. Haffner, Debra W. Raising
(On line). Sexuality Healthy Children.
(http://www.pkwu.web.id/2013/07 http://pdf.raisingchildren.net.au/p
/teori-perilaku-yang- df.aspx. The Australian parenting
direncanakan-theory.html website. Diunduh pada 18
Diunduh tanggal 16 Mei 2014. September 2014.

627
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

22. Aboutkidshealth.ca Penelitian. (on line).


.EDUCATION : WHEN SEX http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/
CHILDREN SHOULD LEARN 2010/02/04_Metodologi-
AND WHEN. Canada : Penelitian.pdfdiunduh tanggal 22
SickKid.2011. Mei 2014.
23. Koran Republika. Berbincang 33. Moleong, M.A, Lexy J, Dr.
Santai Mengenai Pendidikan Metodologi Penelitian Kualiatif.
Seksual Tuesday, 09 September Bandung: Penerbit PT
2014. RemajaRosdakarya.1988.
24. Reydian. Kapan Usia yang 34. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi
Cocok Mengajarkan Pendidikan Peneliti Kualitatif. Bandung :
Seks pada Anak?. On Pustaka Setia.
line.http://islamqa.info/id/138101. 35. Prabandari, Yayi Surya.
Di unduh pada tanggal 20 Introduksi Penelitian Kualitatif.
September 2014. Program Pasca Sarjana.
25. Rolina, Nelva. Memahami Yogyakarta: Universitas Gadjah
Psikologi Perkembangan Anak Mada. 1997.
bagi Pengembangan Aspek Seni 36. Mekar Dwi saryono. Metode
Anak Usia Dini. On line Penelitian Kualitatif dalam
Diunduhtanggal 29 September Bidang Kesehatan. Yogyakarta :
2014. Nuha Medik. 2010.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/ 37. Profil TK IT Bina Insani Kota
files/tmp/artikel-utk-p4tk-sb.pdf Semarang 2013
26. Direktorat PAUD.. Acuan Menu 38. Dinas Provinsi Jawa Tengah.
Pembelajaran pada Pendidikan 2009. StandarPendidikan Anak
Anak Usia Dini. Jakarta : Usia Dini. On line.
Kementerian Pendidikan http://www.slideshare.net/NASup
Nasional.2002 rawoto/standar-pendidikan-anak-
27. Listiowati. Tinjauan Pustaka. (on usia-dini?related=3.Diunduh
line). pada tanggal 22 Agustus 2014.
http://digilib.unimus.ac.id/files/dis 39. Syarifuddin, Nurhayati.
k1/105/jtptunimus-gdl-listiowati- Pendidikan Seks untuk Keluarga,
5209-3-bab2.pdf.diunduh tanggal Anak dan Remaja. Seminar
2 april 2014. perempuan dengan Tema
28. Talking to Your Preschool “Seksologi; Antara Perlu dan
Children about Sexuality. Alberta Tabu”. 2007
Health Service.2009. 40. Hapsari, Melati Ismi. Penerapan
29. Notoatmodjo, Soekidjo, Dr. Edisi Pendidikan Seks di PAUD
Revisi. Metodologi Penelitian (Kelompok Bermain dan Taman
Kesehatan. Jakarta : Rineka Kanak-Kanak) sebagai Upaya
Cipta. 2010. Pencegahan dan Penanganan
30. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Seksual yang
Kesehatan Masyarakat Prinsip- Bermasalah pada Anak. On line.
prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Di unduh tanggal 30 September
Cipta. 1997. 2014.
31. Ajzen, Icek. Website http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/
.http://people.umass.edu/~aizen/. 22/jhptump-ump-gdl-melatiismi-
2006. 1061-1-melati1-4.pdf
32. Syahza, Almasdi. 2010. definisi,
Ruang Lingkup dan Jenis

628

You might also like