Professional Documents
Culture Documents
Sudirman D. Hurry
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Email: D.Hurry@gmail.com
Naskah diterima: 3/01/2020, direvisi: 12/03/2020, disetujui: 12/03/2020
Abstract
Corruption has existed since 1200 BC which until now had a negative and significant impact on the country’s
finances as well as economic growth and investment and thus was the enemy of most countries. Indonesia
has been trying to prevent and eradicate corruption since 1957 through a set of regulations and institutions
authorized to prevent corruption. However, there are still many Civil Servants (PNS) as public servants who
commit acts of corruption. Efforts to fight corruption can be done by changing the mindset of state administrators,
as well as eliminating the environment and systems that support the existence of acts of corruption. Starting
with yourself and the smallest thing. Therefore, it is necessary to internalize anti-corruption values for every
civil servant, namely responsibility, discipline, caring, honest, hard working, independent, fair, simple, and
brave. It also requires integrity for civil servants to uphold honesty, obey the rules and code of ethics and be
able to uphold values and avoid behavior that is concerned with personal gain. Through normative juridical
research methods with qualitative analysis, the problem of how to build the integrity of civil servants to prevent
corruption can be concluded that integrity can be built through individual integrity, organizational integrity
and national integrity.
Abstrak
Korupsi telah ada sejak tahun 1200 sebelum masehi yang sampai saat ini memberikan pengaruh negatif dan
signifikan terhadap keuangan negara maupun pertumbuhan ekonomi dan investasi sehingga merupakan
musuh sebagian besar negara. Indonesia telah berusaha mencegah dan memberantas korupsi sejak tahun
1957 melalui seperangkat peraturan dan lembaga yang berwenang mencegah tindakan korupsi. Namun
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan publik masih banyak yang melakukan tindakan korupsi. Upaya
melawan korupsi dapat dilakukan dengan merubah pola pikir penyelenggara negara, selain juga meniadakan
lingkungan maupun sistem yang mendukung adanya tindakan korupsi. Dimulai dari diri sendiri dan hal
terkecil. Oleh sebab itu, diperlukan internalisasi nilai-nilai anti korupsi bagi setiap PNS yaitu tanggung
jawab, disiplin, peduli, jujur, bekerja keras, mandiri, adil, sederhana, dan berani. Selain itu juga diperlukan
integritas bagi PNS untuk menjunjung kejujuran, mematuhi aturan dan kode etik serta mampu memegang
teguh nilai-nilai serta menjauhi perilaku yang mementingkan keuntungan pribadi. Melalui metode penelitian
yuridis normatif dengan analisis kualitatif, permasalahan tentang bagaimana membangun integritas PNS
untuk mencegah korupsi dapat disimpulkan bahwa integritas dapat dibangun melalui integritas individu,
integritas organisasi maupun integritas nasional.
Kata Kunci: korupsi, Pegawai Negeri Sipil, nilai-nilai anti korupsi, integritas
11
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
1. Alvaro Cuervo-Cazurra. Who cares about corruption? Journal of International Business Studies 2006. 37(6): 807-
822.
2. Joko Waluyo. Analisis Hubungan Kausalitas Antara Korupsi, Pertumbuhan Ekonomi , Dan Kemiskinan: Suatu
Studi Lintas Negara. Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hlm. 162.
3. Paulo Mauro. Corruption and Growth. The Quarterly Journal of Economics 1995. 110(3): 681-712.
4. Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 1996, hlm. 71.
5. Romli Atmasasmita, Perspektif Pengadilan Korupsi di Indonesia, Makalah disampaikan dalam seminar tentang
Pembentukan Pengadilan Korupsi yang diselenggarakan oleh KHN dan BPHN, Jakarta, 30 Juli 2002.
6. kpk.go.id
7. Transparency.org
8. Tirto.id, 29 Januari 2019
12
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
Upaya untuk mengikis korupsi sesungguhnya 16) Keputusan Presiden Nomor 127 Tahun 1999
telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui tentang Pembentukan Komisi Pemeriksa
seperangkat peraturan. Sederet peraturan dan Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN);
lembaga yang berwenang mencegah tindakan korupsi 17) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1977 tentang
yaitu: Operasi Penertiban;
Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang 18) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Pengelolaan Negara yang Bersih dan Bebas KKN; Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
1) Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/ Korupsi;
PM/06/1957 tentang Pemberantasan Korupsi; 19) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
2) Undang-Undang Nomor 24/Prt/1960 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan 20) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Tindak Pidana Korupsi; Rencana Aksi Percepatan Pemberantasan
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Korupsi Tahun 2011;
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 21) Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang
4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Aksi Nasional Percepatan Pemberantasan
Tindak Pidana Suap; Korupsi Tahun 2012.
5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Di samping perangkat hukum nasional, Indonesia
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas juga telah meratifikasi Konvensi Internasional
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; mengenai Tindakan Melawan Korupsi melalui Undang-
6) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; United Nations Convention Againts Corruption tahun
7) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang 2003. Konvensi tersebut ditandatangani pada tanggal
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 9 November 2003 di Merrida, Meksiko. Di dalam Pasal
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak 6 ayat (1) disebutkan bahwa each State Party shall,
Pidana Korupsi; in accordance with the fundamental principles of its
8) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang legal system, ensure the existence of body or bodies, as
Komisi Pemberantasan Korupsi; appropriate, that prevent corruption.9 Berbagai lembaga
9) Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang dimaksud selain institusi pemerintah juga telah
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi; dibentuk organisasi non-pemerintah (NGO) seperti
10) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Transparansi Indonesia (MTI). Mereka sebagai kontrol
Pencucian Uang; atas pelaksanaan pemberantasan korupsi dengan
11) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun melakukan berbagai transparansi dalam pengambilan
2000 tentang Pembentukan Tim Gabungan dan pengawasan kebijakan publik.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGTPK); Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelaksana
12) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun kebijakan publik sekaligus sebagai pelayan publik
2000 tentang Peran Serta Masyarakat dan wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat
Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan secara profesional dan menghindari perilaku koruptif.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Oleh sebab itu diperlukan pengembangan kompetensi
13) Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2016 tentang sosio kultural khususnya integritas PNS yaitu
Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar; menjunjung kejujuran, mematuhi aturan dan kode
14) Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018 tentang etik serta mampu memegang teguh nilai-nilai serta
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi; menjauhi perilaku yang mementingkan keuntungan
15) Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1967 pribadi. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas
tentang Pembentukan Tim Pemberantasan timbul permasalahan bagaimana membangun
Korupsi; integritas PNS guna mencegah korupsi?
9. United Nations Office on Drugs and Crime, United Nations Convention Against Corruption, New York, 2004.
13
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
10. Alatas. Korupsi, Sifat, Sebab, dan Fungsi, LPIS, Jakarta, 1987.
11. Vito Tanzi. Corruption around the world: Causes, Consequenses, Scope and Cures. IMF working paper. 1998. hlm.
4.
12. Fawa’id, Ahmad. Huda, Sultonul. NU Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan Fiqih. Jakarta. 2006.
13. Eddy O. S. Hiariej, Dkk, Bunga Rampai Hukum Pidana Khusus, Pena Pundi Aksara: Jakarta, 2006.
14. Gunardi Endro. Menyelisik Makna Integritas dan Pertentangannya dengan Korupsi, Jurnal Integritas Vol. 3 No. 1
Universitas Bakrie, 2017, hlm. 146.
15. Gorai M.G. Foundational Understanding of Corruption. The Ethics and Anti-Corruption Commission, Kenya. 2016.
16. Ivar Kolstad, Verena Fritz, and Tam O’Neil, Corruption, Anti-corruption Efforts and Aid: Do Donors Have the Right
Approach? 2008. Pp.vi.
17. Eric Chetwynd Frances. Bertram Spector, Corruption and Poverty: A Review of Recent Literature. 2003. Washington,
DC USA. hlm. 6.
18. UNDP, Fighting Corruption to Improve Governance, New York, 1999, hlm. 7.
19. Boris Begovic, Corruption: Concepts, types, causes and consequences, Year III Cadal: Number 26 March 1, 2005.
20. Robert Klitgaard, International Cooperation Against Corruption, Journal Finance and Development, 1998, hlm. 4.
14
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
satu jenis, di samping nepotisme dan gratifikasi. terhadap perbuatan menyalahgunakan kewenangan,
Paradigma korupsi meliputi banyak tindakan seperti kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena
masuk kerja namun tidak berkinerja sementara jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
mendapatkan tunjangan kinerja, menerima honor keuangan negara atau perekonomian negara. Adapun
untuk kegiatan yang berbeda namun pada waktu yang tindak pidana korupsi yang terdapat dalam Undang-
sama, menyalahgunakan stempel dan kertas surat Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang
kantor, meminta komisi dalam proses pengadaan Nomor 20 Tahun 2001 meliputi:
barang & jasa, menggelapkan pajak, menggelapkan •• Kerugian negara (Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3);
barang milik negara. Bahkan dalam Encyclopedia of •• Suap (Pasal 5 ayat (1) huruf a, Pasal 5 ayat (1)
Philosophy, Corruption, termasuk kategori korupsi huruf b, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 (ayat (1) huruf
yaitu tindakan komisaris perpajakan menyalurkan a, Pasal 6 ayat (1) huruf b, Pasal 6 ayat (2), Pasal
uang publik ke rekening bank pribadinya, sehingga 11, Pasal 12 huruf a, Pasal 12 huruf b, Pasal 12
merusak sistem keuangan publik. Sebuah partai huruf c, Pasal 12 huruf d, Pasal 13);
politik mendapatkan suara mayoritas dengan •• Pemerasan (Pasal 12 huruf e, Pasal 12 huruf f,
mengatur agar kotak-kotak suara diisi dengan kertas dan Pasal 12 huruf g);
suara palsu, sehingga merusak proses pemilihan. •• Perbuatan curang (Pasal 7 ayat (1) huruf a, Pasal
Seorang petugas polisi mengarang bukti untuk 7 ayat (1) huruf b, Pasal 7 ayat (1) huruf c, dan
mengamankan hukuman, sehingga merusak proses Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 7 ayat (2) dan
peradilan. Sejumlah dokter menolak memberikan Pasal 12 huruf h);
kesaksian terhadap seorang kolega yang mereka •• Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9
tahu telah lalai sehubungan dengan operasi bedah dan Pasal 10 huruf a, Pasal 10 huruf b, Pasal
yang tidak berhasil yang menyebabkan hilangnya 10 huruf c);
nyawa sehingga prosedur akuntabilitas institusional •• Benturan kepentingan dalam pengadaan (Pasal
telah dirusak. Pelatih olahraga memberi atlet yang ia 12 huruf i);
latih zat terlarang untuk meningkatkan kinerjanya, •• Gratifikasi (Pasal 12 B dan Pasal 12 C).
sehingga menumbangkan aturan institusional yang Selanjutnya Syed Hussein Alatas22 membedakan
ditetapkan untuk memastikan persaingan yang tipologi korupsi, yaitu:
adil. Dalam pandangan normatif, korupsi dipahami
21
a) Korupsi Transaktif (transactive corruption), yaitu
sebagai perbuatan melawan hukum, dalam arti korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan
formil maupun dalam arti materiil, yakni meskipun timbal-balik antara pihak pemberi dan penerima
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan demi keuntungan bersama dan kedua pihak aktif
perundang-undangan namun dianggap tercela karena menjalankan perbuatan tersebut.
tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma- b) Korupsi Ekstroaktif (extortive corruption),
norma kehidupan sosial dalam masyarakat. Di mana yaitu korupsi yang menyertakan tekanan di
perbuatan tersebut dimaksudkan untuk memperkaya mana pihak pemberi dipaksa menyuap untuk
diri sendiri atau orang lain yang dilakukan oleh suatu mencegah kerugian yang mengancam dirinya,
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara kepentingannya, dan hal-hal yang dihargainya.
atau perekonomian negara. (Pasal 2 Undang-Undang c) Korupsi Insentif (insentive corruption), yaitu
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak korupsi dalam bentuk penawaran barang atau
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang- jasa tanpa ada hubungan langsung dengan
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan keuntungan yang akan diperoleh, selain
Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang keuntungan yang diharapkan di masa yang akan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi). Selanjutnya datang.
di dalam Pasal 3 undang-undang tersebut diperluas
15
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
d) Korupsi Suportif (supportive corruption), yaitu selalu berkaitan dengan kekuasaan. Oleh Lord Acton
korupsi dengan penciptaan suasana kondusif dinyatakan bahwa kekuasaan cenderung korup dan
untuk melindungi dan mempertahankan kekuasaan yang absolut, korupsinya absolut pula
keberadaan korupsi yang sudah ada. (power tend to corrupt, but absolute power corrupt,
e) Korupsi Nepotistik (nepostistic corruption), absolutely). Korupsi adalah kejahatan yang berkaitan
yaitu korupsi yang menunjukkan pemberian dengan nasib orang banyak karena keuangan negara
perlakuan khusus kepada teman atau keluarga yang dapat dirugikan sangat bermanfaat untuk
yang mempunyai hubungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
menduduki jabatan publik yang bertentangan Upaya melawan korupsi dapat dilakukan
dengan norma dan aturan yang berlaku. dengan merubah mindset/pola pikir masyarakat
f) Korupsi Defensif (defensive corruption), yaitu pada umumnya dan para penyelenggara negara
korupsi yang dilakukan untuk mempertahankan pada khususnya, selain juga meniadakan lingkungan
diri dari pemerasan. Orang yang memeras maupun sistem yang mendukung adanya tindakan
merupakan pelaku korupsi, sedang korban korupsi. Dimulai dari diri sendiri dan hal terkecil.
pemerasan bukan pelaku korupsi. Oleh sebab itu, merupakan keniscayaan adanya
g) Korupsi Autogenik (autogenic corruption), yaitu internalisasi nilai-nilai anti korupsi kepada setiap
korupsi yang dilakukan secara individu untuk PNS sebagai penyelenggara negara. PNS diharapkan
mendapatkan keuntungan atas pengetahuan dan dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai anti
pemahaman yang hanya diketahui oleh dirinya korupsi dalam bekerja di lingkungannya maupun
sendiri. dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
Luasnya cakupan tindak pidana korupsi yang sekitarnya. Nilai-nilai anti korupsi tersebut yaitu
merupakan salah satu bentuk abuse of power meliputi tanggung jawab, disiplin, peduli, jujur, bekerja keras,
crime as bussiness, economic crimes, white collar mandiri, adil, sederhana, dan berani.
crime, official crime, sehingga dalam kongres PBB Tanggung jawab merupakan kesadaran untuk
ke-6 di Caracas, Venezuela pada tahun 1980 tindak mempertanggung jawabkan seluruh perbuatannya
pidana korupsi digolongkan dalam offences beyond kepada masyarakat, bangsa dan negara serta kepada
the reach of law (kejahatan yang susah dijangkau oleh Tuhan sebagaimana awal menjadi PNS yang telah
hukum). 23
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa disumpah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
korupsi merupakan extra ordinary crime (kejahatan Disiplin, merupakan sikap taat atau patuh terhadap
luar biasa) sehingga pemberantasannya memerlukan norma agama maupun norma hukum. Ketaatan
extra ordinary measure (cara yang luar biasa) dan terhadap peraturan antara lain diwujudkan adanya
extra ordinary instrument (instrumen hukum yang datang dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta
luar biasa). Korupsi dikatakan sebagai extra ordinary membayar pajak.
crime oleh Edward Omar Sharif Hiariej disebabkan
24
Peduli adalah mengindahkan, tidak acuh
pertama, korupsi merupakan kejahatan terorganisasi dan menghiraukan atas lingkungan sekitar. Ada
yang dilakukan secara sistematis oleh organisasi non kepedulian sekiranya terdapat PNS yang melakukan
formal dengan struktur yang tidak rasional untuk tindakan korupsi untuk diperingatkan atau bahkan
menggandakan keuntungan dengan pekerjaan yang dilaporkan kepada KPK. Kepedulian juga terwujud
seefisien mungkin. Secara singkat Francis Ianni untuk mengindahkan seluruh peraturan dan
mendefinisikan kejahatan terorganisasi seperti Mafia ketentuan yang berlaku di dalam unit organisasinya.
di Italia, Yakuza di Jepang, Triad di Cina dan Cartel Jujur merupakan perbuatan tidak berbohong/curang,
di Colombia. Kedua, korupsi biasanya dilakukan dan lurus hati. Sikap jujur ini dapat menumbuhkan
dengan modus operandi yang sulit sehingga tidak kepercayaan setiap PNS dalam bersosialisasi di
mudah untuk membuktikannya, Ketiga, korupsi tempat kerja maupun bermasyarakat di luar kantor.
23. Muladi & Barda Nawawi Arief, Teori – Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung, 1984, hlm. 133.
24. Edward Omar Sharif Hiariej. Pembuktian Terbalik Dalam Pengembalian Aset Kejahatan Korupsi. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar. pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, tanggal 30 Januari 2012. Yogyakarta.
16
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
Bekerja keras merupakan kemauan yang harus Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
dimiliki oleh setiap PNS sehingga akan terhindar dari Tindak Pidana Korupsi adalah meliputi:
tindak pidana korupsi untuk melakukan jalan pintas a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam
menerima suap. Mandiri merupakan tindakan PNS Undang-Undang tentang Kepegawaian;
untuk tidak mengandalkan dan bergantung kepada b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam
orang lain dalam melakukan pekerjaan. Termasuk Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;
mempunyai sikap yang tidak terpengaruh kepada c. orang yang menerima gaji atau upah dari
orang lain dalam menghindari tindakan korupsi. Adil keuangan negara atau daerah;
merupakan sikap tidak memihak, memperlakukan d. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu
sama dan tidak diskriminatif. Karenanya, PNS dalam korporasi yang menerima bantuan dari keuangan
bertindak atau dalam memberikan pelayanan kepada negara atau daerah;
masyarakat wajib bersikap adil. e. orang yang menerima gaji atau upah dari
Sederhana yaitu hidup menerima apa adanya korporasi lain yang mempergunakan modal atau
sesuai kemampuan sehingga tidak terjebak kepada fasilitas dari negara atau masyarakat.
pola hidup konsumtif dan terjebak dalam hedonisme. Data dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Kondisi demikian akan memicu tindakan korupsi Negara dan Reformasi Birokrasi serta Badan
yang wajib dihindari oleh PNS. Wujud dari tindakan Kepegawaian Negara menunjukkan masih banyak
sederhana yaitu tidak boros, mampu membedakan terjadi PNS yang tersangkut kasus korupsi. Sejumlah
“kebutuhan” dan “keinginan”. Berani sebagai sikap 2.357 orang PNS akan diberhentikan tidak dengan
yang wajib dimiliki PNS untuk mengatakan yang hormat karena telah terbukti melakukan tindak
sebenarnya sekiranya terdapat indikasi adanya pidana korupsi.27 Secara rinci sejumlah PNS tersebut
tindakan korupsi yang dilakukan oleh rekan tersebar di Kementerian maupun Pemerintah Daerah,
sejawat maupun atasan yang melanggar ketentuan/ sebagai berikut:
peraturan. Terlebih juga mempunyai keberanian No Instansi Jumlah
I. Rekap PNS berdasarkan Kementerian
untuk melaporkannya atau menjadi whistle blower 1 Kementerian Perhubungan 16 orang
2 Kementerian Agama 14 orang
(saksi pelapor). Kementerian Pekerjaan
3 Umum dan Perumahan 9 orang
Rakyat
B.2. Membangun Integritas PNS Kementerian Riset, 9 orang
4 Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi
Pemberantasan dan pencegahan korupsi menjadi 5 Kementerian Agraria dan 8 orang
Tata Ruang
concern seluruh bangsa di dunia. Perhatian tersebut 6 Kementerian Keuangan 6 orang
Kementerian Hukum dan
ditindaklanjuti oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa 7 5 orang
Hak Asasi Manusia
Kementerian Komunikasi
8 4 orang
melalui Resolusi Nomor 58 Konvensi Menentang dan Informatika
Kementerian Kelautan
9 3 orang
Korupsi. Dinyatakan bahwa setiap Negara anggota dan Perikanan
10 Kementerian Pertahanan 3 orang
diwajibkan mempromosikan integritas, akuntabilitas 11 Kementerian Pertanian 3 orang
12 Kementerian Pendidikan 2 orang
dan manajemen yang tepat dalam pelayanan dan Kebudayaan
13 Kementerian Tenaga Kerja 1 orang
publik guna mencegah dan memberantas korupsi Kementerian Desa,
14 Pembangunan Daerah 1 orang
secara efektif dan efisien.25 Dalam kaitan ini, UNDP Tertinggal, & Transmigrasi
15 Kementerian Kesehatan 1 orang
menyatakan bahwa countering corruption is about 16 Kementerian Pemuda dan 1 orang
Olahraga
changing behaviors, attitudes, and the structures of 17 Kementerian Perindustrian 1 orang
18 Mahkamah Agung 5 orang
accountability, transparency, and integrity.26 19 Badan Narkotika Nasional 1 orang
Badan Pengawasan
PNS sebagai penyelenggara Negara perlu 20 Keuangan & 1 orang
diberikan pengetahuan dalam memahami konsep Pembangunan
21 Badan Pusat Statistik 1 orang
22 Setjen
integritas. PNS menurut Pasal 1 angka 2 Undang- Komisi Pemilihan 3 orang
Umum
17
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
(4 orang tingkat
provinsi dan 43
orang tingkat
kabupaten/
kota)
18
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
(1 orang tingkat
tidak terbagi, sehingga nuansa keutuhan atau
provinsi dan 29 kebulatannya tidak dapat dihilangkan. Sedangkan
orang tingkat
kabupaten/ menurut KBBI daring, integritas adalah mutu, sifat,
kota)
26 Sulawesi Barat 3 orang atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
(0 orang tingkat utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
provinsi dan 3
orang tingkat yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Namun
kabupaten/
kota) Stephen R. Covey membedakan integritas dengan
27 Sulawesi Tenggara 4 orang
kejujuran. Honesty is telling the truth—in other
(0 orang tingkat words, conforming our words to reality. Integrity
provinsi dan 4
orang tingkat is conforming reality to our words —in other
kabupaten/
kota) words, keeping promises and fulfilling expectations.28
28 Sulawesi Tengah 56 orang
(Kejujuran menyangkut kebenaran, menyesuaikan
(12 orang
tingkat perkataan dengan kenyataan. Sedang integritas
provinsi dan 44
orang tingkat yaitu menyesuaikan realitas dengan perkataan atau
kabupaten/
kota) menepati janji dan memenuhi harapan/keinginan).
29 Sulawesi Utara 58 orang
Fredrick Galtung memperluas pengertian integritas
(8 orang tingkat adalah kompetensi plus akuntabilitas dan etika
provinsi dan 50
orang tingkat minus korupsi, disederhanakan menjadi I = C1 + A
kabupaten/
kota) + E – C2 di mana I : Integrity, C1 : Competency, A :
30 Gorontalo 32 orang
Accountability, E : Ethics, C2 : Corruption.29 Seorang
(6 orang tingkat
provinsi dan 26 yang mempunyai integritas apabila perbuatannya
orang tingkat
kabupaten/ telah sesuai dengan nilai, prinsip dan keyakinannya
kota)
31 Maluku 9 orang serta mampu membangun dan mempertahankan
identitasnya. Indikatornya seperti berkata secara
(0 orang tingkat
provinsi dan 9 benar dan sesuai dengan perbuatannya.
orang tingkat
kabupaten/ Pembangunan integritas PNS untuk mencegah
kota)
32 Maluku Utara 65 orang korupsi, melalui integritas individu, integritas
(20 orang organisasi maupun integritas nasional.
tingkat
provinsi dan 45
orang tingkat
kabupaten/
kota)
28. Stephen R. Covey, The Seven Habits of Highly Successful People, hlm. 195–196.
29. BPSDM Provinsi Riau. Pembangunan Budaya Integritas. 2017, hlm. 41.
19
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
20
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
bekerja dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh menuju WBK dan WBBM. Zona integritas merupakan
rasa tanggung jawab; ketiga, menjaga integritas, tidak tekad pimpinan unit organisasi dan jajarannya
menyalahgunakan kewenangan, serta menghindarkan untuk berkomitmen mewujudkan WBK/WBBM
diri dari perbuatan tercela. melalui reformasi birokrasi, guna mencegah KKN
Integritas pribadi membutuhkan penguatan dan peningkatan mutu pelayanan publik. Tekad
etika. Dalam hal ini etika PNS telah dirumuskan tersebut diwujudkan dengan menandatangani
dalam kode etik profesi PNS yang menjadi pedoman Pakta Integritas sekaligus kesanggupan untuk
sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri mempersiapkan pembangunan Zona Integritas.
Sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan Persiapan yang diperlukan yaitu mengumpulkan data
hidup sehari-hari. Kode etik PNS meliputi etika yang meliputi 6 indikator pengungkit dan 2 indikator
dalam bernegara, etika dalam berorganisasi, etika hasil. Kemudian keseluruhan data tersebut dilakukan
dalam bermasyarakat, etika terhadap diri sendiri penilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal. Keenam
serta etika terhadap sesama PNS sebagaimana diatur indikator pengungkit dan bobotnya sebagai berikut.
dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 12 Peraturan No Komponen Pengungkit Bobot (60%)
1 Manajemen perubahan 5%
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2 Penataan tata laksana 5%
2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
3 Penataan sistem
Pegawai Negeri Sipil. 15 %
manajemen SDM
4 Penguatan Akuntabilitas 10 %
Kinerja
B.2.2. Integritas organisasi 5 Penguatan pengawasan 15 %
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 6 Peningkatan kualitas 10 %
pelayanan publik
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 merupakan tonggak adanya reformasi
Sedangkan 2 indikator hasil yaitu:
birokrasi instansi pemerintah sebagai jawaban No Komponen Pengungkit Bobot (40%)
1 T e r w u j u d n y a 20 %
atas tuntutan masyarakat untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
birokrasi yang transparan, akuntabilitas, bebas dari
2 Terwujudnya peningkatan 20 %
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Guna lebih kualitas pelayanan publik
kepada masyarakat
efektif pelaksanaan peraturan presiden tersebut,
Syarat unit kerja yang dapat ditetapkan sebagai
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
WBK adalah unit kerja yang memenuhi sebagian
dan Reformasi Birokrasi mengeluarkan Peraturan
besar 5 komponen pengungkit yaitu manajemen
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
manajemen SDM, penguatan akuntabilitas kinerja,
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014
dan penguatan pengawasan. Secara teknis, unit kerja
dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
yang memenuhi syarat adalah pertama, memiliki
dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015
nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 dan
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019.
kedua memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya
Sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi, beberapa
Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal
instansi pemerintah membentuk Zona Integritas
18. Adapun syarat unit kerja yang dapat ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
sebagai WBBM adalah unit kerja yang memenuhi
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52
sebagian besar 5 komponen pengungkit yaitu
Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona
manajemen perubahan, penataan tata laksana,
Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
penataan sistem manajemen SDM, penguatan
dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
akuntabilitas kinerja, dan penguatan pengawasan
di lingkungan Instansi Pemerintah.
serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
Peraturan tersebut menjadi pedoman bagi
Secara kuantitas, unit kerja yang akan memperoleh
unit-unit kerja instansi pemerintah pusat dan
predikat WBBM yakni pertama memiliki nilai total
daerah dalam membentuk Zona Integritas untuk
(pengungkit dan hasil) minimal 85, kedua, memiliki
membendung laju korupsi melalui Zona Integritas
21
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang dan pembangunan, merugikan perekonomian
Bersih dan Bebas KKN” minimal 18, ketiga; memiliki dan keuangan negara. Untuk itu perlu dilakukan
nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan upaya pemberantasan baik melalui sarana hukum,
Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” pembentukan lembaga yang berwenang maupun
minimal 16.31 pembangunan integritas.
Unit organisasi yang memiliki predikat Zona Pembangunan integritas sebagai bagian dari
Integritas dengan penetapan sebagai WBK dan kompetensi sosio kultural dilakukan melalui
WBBM, akan mempengaruhi integritas PNS untuk integritas individu yang berkaitan dengan perilaku
menjauhi perilaku korupsi. Mengingat lingkungan etis dan tanggung jawab pribadi PNS, yang diukur
di mana PNS bekerja merupakan lingkungan yang berdasarkan komitmen dan konsistensi dalam
bersih dari korupsi. melaksanakan pakta integritas, sumpah dan/atau
janji PNS serta penguatan etika. Pencegahan korupsi
B.2.3. Integritas nasional juga memerlukan adanya integritas organisasi.
Setelah masing-masing individu dan organisasi Indikator yang digunakan yaitu perolehan suatu
menerapkan nilai-nilai anti korupsi yaitu jujur, instansi melalui predikat Wilayah Bebas Korupsi
disiplin, adil, mandiri, sederhana, berani, peduli, (WBK) dan Wilayah Wilayah Birokrasi Bersih dan
tanggung jawab, kerja keras, terbentuklah suatu Melayani (WBBM). Selanjutnya penanggulangan
sistem integritas secara nasional atau disebut Sistem korupsi dalam skala nasional dilakukan melalui
Integritas Nasional (SIN). Sebagai suatu sistem, tentu Sistem Integritas Nasional (SIN). SIN akan berfungsi
mereka saling berhubungan satu dengan yang lain. dengan baik sekiranya antar berbagai pilar bekerja
Antar komponen terdapat keselarasan dan terpadu sama.
dalam satu integritas nasional. Kementerian dan
lembaga serta masyarakat merupakan komponen Daftar Pustaka
atau pilar-pilar penopang integritas nasional, antara
Buku
lain meliputi lembaga legistatif, eksekutif, peradilan,
Alatas, Syed Husein. 1987. Korupsi, Sifat, Sebab, dan
auditor negara, ombudsman, lembaga pengawas milik
Fungsi. Jakarta: Media Pratama.
masyarakat, pelayanan publik, media, masyarakat
sipil, sektor swasta, dan pelaku internasional.32 Pilar- Arief, Barda Nawawi. 1996. Bunga Rampai Kebijakan
pilar penopang tersebut bekerja sesuai dengan tugas Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
masing-masing secara berintegritas guna mewujudkan
BPSDM Provinsi Riau. 2017. Pembangunan Budaya
good governance sehingga dapat mencegah perilaku
Integritas.
korupsi. Melalui SIN, kolaborasi semua pilar akan
mampu memberantas korupsi secara komprehensif Eddy O. S. Hiariej, Dkk.2006., Bunga Rampai Hukum
dan sistimatis karena melibatkan berbagai elemen Pidana Khusus. Jakarta: . Pena Pundi Aksara
bangsa. Oleh sebab itu, peran pimpinan setiap pilar Fawa’id, Ahmad. Huda, Sultonul. 2006. NU Melawan
sangat diperlukan dalam bekerja sama mencegah Korupsi: Kajian Tafsir dan Fiqih. Jakarta:
korupsi. Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
C. Kesimpulan
Ivar Kolstad, Verena Fritz, and Tam O’Neil, 2008.
Korupsi merupakan perbuatan yang merusak
Corruption, Anti-corruption Efforts and Aid: Do
tatanan pemeritahan suatu negara dengan berbagai
Donors Have the Right Approach?
indikator seperti menghambat pertumbuhan ekonomi
31. Lebih jelas tentang kriteria dan penilaian masing-masing komponen dan sub komponen dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
di Lingkungan Instansi Pemerintah,
32. Jeremy Pope, Strategi Memberantas Korupsi, Yayasan Obor Indonesia & Tranparency International Indonesia,
Jakarta, 2007, hlm. 68.
22
Pencegahan Korupsi Melalui Pembangunan Kompetensi Sosio Kultural... (Sudirman D. Hurry)
Muladi, Nawawi Arief, Barda. 1984. Teori – Teori dan ac.ke/sites/default/files/chs/ chs/CHS%20
Kebijakan Pidana. Bandung: Alumni. -%2017-06-2016%20-CONCEPT%20OF%20
CORRUPTION.pdf. Diakses pada tanggal 12
Pope, Jeremy. 2007. Strategi Memberantas Korupsi.
Desember 2019.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia & Tranparency
International Indonesia. Klitgaard, Robert. 1998. International
Cooperation Against Corruption. 1998.
Widyo Pramono. 2016. Pemberantasan Korupsi dan
Journal Finance and Development. Pp. 4.
Pidana Lainnya. Jakarta: Buku Kompas.
https://pdfs.semanticscholar.org/b6cf/
Jurnal dan artikel ilmiah ccb56a32cf9124be07c07b3494b79e841f58.
Atmasasmita, Romli. 2002. Perspektif Pengadilan pdf. Diakses pada tanggal 12 Desember 2019.
Korupsi di Indonesia. Makalah disampaikan Kolstad, Ivar. Fritz, Verena and O’Neil, Tam. 2008.
dalam seminar tentang Pembentukan Pengadilan Corruption, Anti-corruption Efforts and Aid: Do
Korupsi yang diselenggarakan oleh KHN dan Donors Have the Right Approach? Pp.vi. https://
BPHN. Jakarta. 30 Juli 2002. www.odi.org/sites/ odi.org.uk/files/odi-assets/
Begovic, Boris. 2005. Corruption: Concepts, types, publications-opinion-files/2267.pdf. Diakses
causes and consequences. Year III Cadal: Number pada tanggal 12 Desember 2019
26 March 1, 2005.https://www.researchgate. Klein, Ernest. 1971. A Comprehensive Etymological
net/publication/ 265364211_Corruption_ Dictionary of the English Language. Amsterdam:
Concepts_types_causes_and_consequences/ Elsevier.
link/54dbb8b20cf23fe133ade8a8. Diakses pada
Mauro, Paulo. 1995. Corruption and Growth. The
tanggal 2 Desember 2019.
Quarterly Journal of Economics 110(3): 681-
Cuervo-Cazurra, Alvaro. 2006. Who cares about 712. http://homepage.ntu.edu.tw/~kslin/
corruption? Journal of International Business macro2009/Mauro %201995 .pdf. Diakses pada
Studies 37(6): 807-822. https://www. tanggal 5 Desember 2019.
researchgate.net/publication/ 5223229_Who_
Tanzi, Vito. 1998. Corruption around the world:
Cares_About_Corruption. Diakses pada tanggal
Causes, Consequenses, Scope and Cures. IMF
5 Desember 2019.
working paper. Pp. 4. https://www.imf.org/
Chetwynd, Eric. Chetwynd, Frances. Spector, external/ pubs/ ft/wp/ wp9863.pdf. Diakses
Bertram. 2003. Corruption and Poverty: A Review pada tanggal 12 Desember 2019.
of Recent Literature. Washington, DC 20024
Rahayu, Ina Purwantini. & Widodo, T. 2012. The
USA. Pp. 6. https://www.semanticscholar.org/
Causal Relationship Between Corruption and
paper/Corruption-and-Poverty-%3A-A-Review-
Poverty in ASEAN: A General Method of Moments/
of-Recent-Chetwynd-Chetwynd/1614ebee8a29
Dynamic Panel Data Analysis. MPRA (Munich
31dec5c956bf083683239c98f9f4. Diakses pada
Personal RePEc Archive). Pp. 1-20. https://
tanggal 12 Desember 2019.
mpra.ub.uni-muenchen.de/78328/1 /MPRA
Endro, Gunardi. 2017. Menyelisik Makna Integritas _paper_78328.pdf. Diakses pada tanggal 5
dan Pertentangannya dengan Korupsi, Jurnal Desember 2019.
Integritas Vol. 3 No. 1 Universitas Bakrie.
Waluyo, Joko. 2010. Analisis Hubungan Kausalitas
https://acch.kpk.go.id/id/artikel/riset-
Antara Korupsi, Pertumbuhan Ekonomi, Dan
publik/menyelisik-makna-integritas-dan-
Kemiskinan: Suatu Studi Lintas Negara. Buletin
pertentangannya-dengan-korupsi.
Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal 162.
Gorai M.G. 2016. Foundational Understanding of http://repository.upnyk.ac.id/2436/1/ oko_wl_
Corruption. The Ethics and Anti-Corruption sri_ susilo082011juli.pdf. Diakses pada tanggal
Commission, Kenya. https://chs.uonbi. 5 Desember 2019.
23
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 17 No. 1 - Maret 2020: 11-24
Stephen R. Covey. The Seven Habits of Highly Media (cetak & elektronik) dan laman/website
Successful People. pp. 195–196. https://
Kompas.com, 28 April 2019. ICW: Kerugian negara
daviddewolf.com/real-meaning-of-
akibat korupsi pada 2018 capai Rp9,29
integrity/. Diakses pada tanggal 13 Desember
triliun. https://nasional.kompas.com/
2019.
read/2019/04/28/15294381/icw-kerugian-
UNDP. Fighting Corruption to Improve Governance. negara-akibat-korupsi-pada-2018-capai-rp-
New York, 1999. 929-triliun? page=all. Diakses pada tanggal 6
Desember 2019.
UN Development Programme, Measuring Corruption
and Anti-Corruption, New York, 2015. United Nations Office on Drugs and Crime. United
Nations Convention Against Corruption. New York.
Peraturan Perundang-Undangan
2004. https://www.unodc.org/documents/
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang brussels/ UN_Convention_Against_Corruption.
Pengesahan United Nations Convention Againts pdf. Diakses pada tanggal 6 Desember 2019.
Corruption Tahun 2003.
UN Development Programme, Measuring Corruption
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang and Anti-Corruption, New York, 2015.
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Detik.com, 13 September 2018. https://news.detik.
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
com/ berita/d-4210409/2357-pns-korup-
Pidana Korupsi.
segera-dipecat-ini-data-detailnya. Diakses pada
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang tanggal 6 Desember 2019.
Aparatur Sipil Negara.
Tirto.id, 29 Januari 2019. https://tirto.id/indeks-
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 persepsi-korupsi-2018-indonesia-peringkat-ke-
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan 89-dunia-dfl9. Diakses pada tanggal 6 Desember
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. 2019.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang https://www.kpk.go.id/id/statistik/
Manajemen Pegawai Negeri Sipil penindakan/
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara https://www.transparency.org/whatwedo/
dan Reformasi Birokrasi Nomor 49 Tahun 2011 publication/people_and_corruption_asia_
tentang Pedoman Umum Pakta Integritas di pacific_global_corruption_barometer
Lingkungan Kementerian/Lembaga atau
Stanford Encyclopedia of Philosophy, Corruption.
Pemerintah Daerah.
2018. https://plato.stanford.edu/entries/
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor corruption/
7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelantikan
Convention Againt Corruption UN, 2004
dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan
Administrator, Jabatan Pengawas, Jabatan
Fungsional, dan Jabatan Pimpinan Tinggi,
24