Professional Documents
Culture Documents
Ayu Lestari
Universitas Hasanuddin
ayulestari.tary@gmail.com
Abstract
Taaruf is a way of introducing men and women who wish to get married based on
Islamic law. The essence of taaruf is lack of interaction between potential partners so
that they commonly mediated by a go-in-between. In the past, the go-in-between was
someone who knew personally the two potential partners, but now taaruf can also be
mediated by social media. This study deals with taaruf taaruf online through Instagram
and Whatsapp and compares it with offline taaruf, which is carried out without involving
social media provider.
The results show that taaruf was conducted through a go-in-between that facilitates
interaction between potential partners who have the intention to get married. While in
the past, taaruf was carried out without any contribution to social media, the initial
introduction was started from the closest people around the potential candidate who
wanted to get married, such as a teacher who asked for religious knowledge, religious
teacher or religious teachers’, friend and family. In this digital era, taaruf can also be
done through social media, by using taaruf accounts on Instagram. Since the
introduction of taaruf through social media, the term used for the type of first taaruf
adapted to the second type of taaruf, namely taaruf online and taaruf offline. Although
each type has different method at several stages, both can run successfully until they get
marriage, each has advantages and disadvantages. Online taaruf gives participants
many options, unfortunately their biodata is potentially misuse by others. Whereas in
offline taaruf, the biodata of participants is relatively safer and more valid because the
go-in-between knows them personally. However, the participants have no option other
than the one who is provided by the go-in-between.
128
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
129
Taaruf Online dan Offline: ......
Taaruf berasal dari kata ta’arrofa yang kemaksiatan dan penyimpangan antara
artinya menjadi tahu, yang asal akarnya ‘a-ro-fa keduanya (Widiarti 2010:9).
yang berarti mengenal-perkenalan. Makna Taaruf merupakan proses penjajakan pra
dasar taaruf diperkuat dengan penjelasan nikah yang sesuai dengan syariat Islam, dimana
dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 kedua calon pasangan yang belum menikah
berikut : tidak dibiarkan untuk berduaan tanpa
didampingi mahramnya dan senantiasa
Hai manusia! Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang menjaga pandangan karena pandanganpun
laki-laki dan seorang perempuan dapat menjadi suatu perbuatan yang mendekati
dan menjadikan kamu berbangsa- zina. Oleh karena itu, dalam taaruf terdapat
bangsa dan bersuku-suku li ta’ārafū perantara yang memfasilitasi komunikasi dan
(supaya kamu saling kenal)… interaksi di antara calon pasangan.
sesungguhnya Allah Maha
Taaruf sebagai proses pengenalan yang
Mengetahui lagi Maha Teliti.
difasilitasi oleh perantara yang mengenal
Ini menunjukkkan bahwa sesungguhnya masing-masing calon menjadi pilihan bagi
manusia telah diciptakan dari seorang pria dan pasangan Muslim untuk menuju pernikahan
seorang wanita agar mereka saling mengenal (li dengan berlandaskan pada syariat Islam.
ta’aarafu). Kata li ta’aarafuu bermakna Pengenalan yang dimaksud pada konteks taaruf
mengenal orang lain sebagai bentuk hubungan yang sesuai dengan syariat tidak hanya sebatas
silaturahim dan saling mengenal satu sama lain mengenal nama dan wajah seseorang saja,
namun sesuai batasan yang ditetapkan syariat, namun jauh lebih mendetail, terbuka dan jujur,
misalnya tidak dibolehkan ikhtilat (bercampur- seperti kebiasaan baik dan buruk, penyakit yang
baur antara laki-laki dan perempuan) dan diderita, pendidikan, keluarga dan lainnya.
khalwat (berdua-duaan seorang laki-laki dan Peran perantara sebagai fasilitator pada proses
seorang perempuan). taaruf sangatlah penting sebab perantara
Dengan demikian taaruf merupakan menjadi orang yang akan dipercayakan
sebagai proses perkenalan ataupun komunikasi mengurus segala proses taaruf hingga menuju
antara laki-laki dan perempuan untuk saling pernikahan. Perantara biasanya adalah guru
mengenal lebih serius sebelum melakukan ngaji, ustadz atau ustadzah, teman yang sudah
pernikahan, sehingga disarankan agar hanya menikah, ataupun lembaga khusus untuk
dilakukan oleh orang-orang yang telah siap lahir proses taaruf sampai pernikahan. Selain itu
dan batin untuk melakukan pernikahan. Dalam pemilihan perantara hendaknya
hukum Islam, proses dan tata cara taaruf memperhatikan beberapa hal seperti paham
sebelum pernikahan tidak ditentukan secara agama, dapat dipercaya, diutamakan yang
konkrit, sehingga dianjurkan untuk melakukan sudah menikah, dan ada kedekatan secara
taaruf sebagaimana hubungan antara laki-laki personal dengan calon pasangan (Pusparini
dan perempuan sesuai dengan yang telah 2012:29).
ditetapkan dalam syariat Islam (Sakinah Beberapa literatur mengenai taaruf yang
2018:13-14). diperantai oleh pihak yang mengenal pelaku
Konsep taaruf lebih indah dan santun taaruf secara langsung mengemukaan bahwa
karena dalam proses taaruf dibingkai dengan taaruf berdasarkan syariat Islam dapat
akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam dan membawa banyak kebaikan dalam hubungan
tidak ada kebohongan atau kemaksiatan di taaruf yang akan dijalani. Yogiswara (2015),
antara salah satu pasangan. Hal ini berbeda misalnya, mengemukakan bahwa taaruf
dengan pacaran yang selalu dibingkai dengan dimaknai sebagai proses pengenalan pranikah
130
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
yang bersifat jujur, terbuka, dan keterlibatan Jika penelitian sebelumnya hanya
perantara dinilai dapat menghindarkan berfokus pada salah satu jenis taaruf antara
pasangan taaruf dari berdua-duan dengan offline atau online melalui Website dan
lawan jenis juga dapat menjadi tempat curhat Facebook, maka artikel cakupannya lebih
atau konsultasi karena perantara memiliki komprehensif karena mengeksaminasi
kedekatan hubungan dengan masing-masing keduanya taaruf online melalui media sosial
calon. Ini diperkuat oleh studi Akbar (2015) Instagram dan membandingkannya dengan
yang mengindikasikan bahwa taaruf dengan taaruf tanpa melibatkan media sosial sebagai
menggunakan perantara dapat menjaga awal perkenalan (yang selanjutnya akan disebut
batasan-batasan berhubungan antara keduanya taaruf offline).
agar tetap berjalan pada koridor syariat,
sehingga tercipta kedamaian dan ketulusan. Metode Penelitian
Konsep taaruf kemudian berkembang di Penelitian ini dilakukan antara bulan Juli 2019
era internet saat ini tidak hanya difasilitasi dan September 2019. Media sosial Instagram
perantara yang mengenal calon, tapi taaruf juga sebagai setting penelitian dimana akun-akun
dapat dilakukan secara online dengan difasilitasi taaruf sebagai fokus. Intagram dipilih karena
oleh website maupun media sosial, seperti merupakan salah satu media sosial yang
Facebook, Instagram dan Whatsapp. Sejumlah populer di dunia, dan Indonesia bahkan
literatur telah menunjukkan bahwa taaruf menempati peringkat empat besar pengguna
dapat dilakukan secara online, seperti studi Instagram di dunia. Akun-akun taaruf tersebut
Rahmania dan Pamungkas (2018) yang berdomisili di Instagram serta memanfaatkan
mengemukakan bahwa meskipun perkenalan Whatsapp sebagai media komunikasi.
kedua pihak difasilitasi oleh komunitas online Mereka yang berpartisipasi dalam
(melalui www.rumahtaaruf.com), namun penelitian ini berjumlah 15 orang, empat di
komunikasi interpersonal dilakukan secara antaranya adalah laki-laki dan selebihnya
offline dan komunikasi secara intensif dilakukan perempuan. Mereka terdiri dari empat orang
setelah adanya pertemuan keluarga dan setelah pelaku taaruf offline, tujuh orang peserta taaruf
adanya proses khitbah (lamaran). Jika studi online, dua orang pemilik akun taaruf, dan dua
Rahmania dan Pamungkas (2018) melihat dari orang admin dari akun taaruf yang memiliki
aspek komunikasi antar orang-orang terkait, lebih dari 50 orang peserta yang aktif (lihat
maka studi Supratman dan Mardianti (2016) Tabel 1), karena akun yang memilik jumlah
berfokus pada aspek kriteria yang mendasari peserta lebih dari 50 akun membutuhkan
sikap perempuan dan laki-laki memilih pengelolaan akun yang lebih kompleks dimana
pasangan hidup menggunakan layanan situs pemilik akun sudah membutuhkan admin.
taaruf adalah pendidikan, usia, pekerjaan, daya
tarik fisik, respon keluarga, dan etnik. Tabel 1. Informan Penelitian
Sedangkan studi yang dilakukan oleh Ismail dkk. No Nama Usia JK Status
(2018) mengenai pesan dakwah tentang nikah 1 Sianarty 27 P Pelaku taaruf offline
di media sosial Instagram menunjukkan bahwa 2 Karin 27 P Pelaku taaruf offline
salah satu dari delapan jenis pesan dakwah 3 Sarah 22 P Pelaku taaruf offline
yang disampaikan melalui media sosial 4 Erika 21 P Pelaku taaruf offline
Instagram adalah mengenai taaruf, sebagai 5 Putri 28 P Peserta taaruf online
salah satu upaya untuk menargetkan kawula 6 Ramli 23 L Peserta taaruf online
muda sebagai sasarannya. 7 Rahman 22 L Peserta taaruf online
8 Yuni 19 P Peserta taaruf online
131
Taaruf Online dan Offline: ......
132
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
Akun Taaruf
Akun taaruf dalam konteks ini merupakan akun
Instagram yang difungsikan sebagai media atau
perantara bagi orang-orang yang ingin mencari
pasangan dengan cara taaruf. Untuk
menemukan akun semacam ini, cukup dengan Gambar 1. Contoh Akun Taaruf
133
Taaruf Online dan Offline: ......
134
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
135
Taaruf Online dan Offline: ......
dilarang karena zina mata tercipta karena gambar atau video yang berisikan informasi
melihat, sebagaimana sabda Rasulullah tentang pernikahan, informasi tersebut
(Riwayat Buhkori) yang menyatakan bahwa dua diantaranya mengenai hukum menikah dalam
mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat Islam, hak dan kewajiban suami dan istri,
(Akbar 2015:59). manfaat pernikahan, mahar, tips berikhtiar
Sedangkan caption pada unggahan ini dalam menunggu jodoh, dll. (di antaranya, lihat
berupa biodata peserta, antara lain: nama, jenis Gambar 5).
kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, agama,
suku, status menikah (belum atau pernah
menikah), pendidikan terakhir, pekerjaan,
alasan menikah, dll. (untuk selengkapnya lihat
Gambar 4) Biodata ini menjadi bahan
pertimbangan awal para followers dalam
memilih pasangan taaruf.
Unggahan pernikahan
Selain mengunggah biodata peserta, admin
akun taaruf juga secara rutin mengunggah Gambar 5. Unggahan Pernikahan
136
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
Selain itu admin akun taaruf juga Unggahan testimoni mantan peserta
seringkali mengunggah foto atau video tentang Pada unggahan jenis ini, admin akun taaruf
pernikahan yang bersifat provokatif. Unggahan menampilkan para mantan peserta taaruf yang
semacam ini hanya berisi kalimat yang sengaja berhasil bertemu dengan jodohnya melalui
dibuat untuk membuat para jomblo terbawa akun taaruf mereka. Unggahan ini berupa foto
perasaan (baper) agar mereka termotivasi untuk hasil screenshoot (tangkapan layar) yang berisi
menyegerakan pernikahan (lihat Gambar 6). percakapan antara admin dan mantan peserta.
Percakapan ini seringkali berupa ucapan terima
kasih yang ditujukan kepada admin akun taaruf
yang telah berhasil menjembatani perjodohan
tersebut (lihat Gambar 7).
137
Taaruf Online dan Offline: ......
Dalam akun taaruf, testimoni merupakan lanjutan. Adapun tahapan terdiri dari beberapa
suatu hal yang sangat penting karena melalui langkah, yaitu: menyampaikan niat kepada
unggahan testimonilah mereka dapat admin, admin mengklarifasi niat calon peserta,
menunjukkan tingkat keberhasilan para membayar biaya pendaftaran, peserta mengisi
pesertanya dalam menemukan jodoh. Ini biobata, admin mengunggah biodata peserta,
menjadi ajang promosi bagi mereka yang ingin sampai disini peserta menunggu ada yang
mencoba peruntukan mencari jodoh melalui berminat pada biodata mereka dan
taaruf online. melanjutkan dengan ber-taaruf (lihat Bagan 1
di bawah ini).
Prosedur Taaruf Online
Prosedur taaruf online terdiri atas dua tahapan,
yaitu tahapan taaruf awal dan tahapan taaruf
Tahapan Awal
Tahapan Lanjutan
(ada yang tertarik dengan biodata peserta)
Proses taaruf sepenuhnya diatur oleh pihak peserta Proses taaruf diatur oleh admin
Kesepakatan Lamaran
138
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
Pada prosedur tahapan taaruf awal, media promosinya. Bila biaya administrasi
langkah pertama adalah menyampaikan niatan untuk akun @taaruf.nikah.id Rp30.000,- dan
atau keinginan untuk melakukan taaruf dengan biaya administrasi akun @taarufislami.id Rp
mengirimkan pesan kepada admin melalui 20.000,-, maka ia mendapatkan harga paket
direct message (DM) Instagram atau melalui hemat Rp40.000,- untuk dua akun dari harga
Whatsapp. Pada bagian deskripsi akun akan orijinal Rp50.000,- (lihat Gambar 8).
disematkan tautan yang langsung mengirim
pesan Whatsapp kepada admin akun taaruf.
Pada tahapan si pendaftar masih berstatus
sebagai calon peserta taaruf.
Setelah mengirimkan pesan kepada
admin, maka admin akan merespon dengan
melakukan langkah berikutnya, yaitu klarifikasi
apakah calon peserta ini benar-benar serius
ingin mencari pasangan yang halal, bukan untuk
mencari pacar semata dan memang berniat
segera menikah setelah menemukan pasangan
yang dianggap cocok tanpa menunda-nunda
pernikahan.
Ketika calon peserta mengiyakan bahwa Gambar 8. Contoh Biaya Pendaftaran
ia memang berniat mencari calon istri/suami,
maka admin akan meminta pembayaran biaya Biaya pendaftaran dibayarkan melalui rekening,
administrasi. Dalam hal ini, admin menanyakan dan hanya calon peserta yang telah
kesediaan calon peserta untuk membayar biaya mengirimkan bukti transfer ke admin yang
pendaftaran. Jika calon peserta tidak bersedia dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Setelah
membayar maka percakapan akan selesai, admin menerima bukti transfer, pada tahap
namun jika ia menyetujui untuk membayar inilah si calon peserta statusnya berubah dari
sejumlah uang yang ditentukan, maka calon peserta menjadi peserta karena telah
percakapan berlanjut. Biaya pendaftaran melewati proses pendaftaran, perubahan status
berkisar antara Rp20.000,- dan Rp170.000,-. ini dinyatakan langsung oleh admin akun taaruf.
Namun ada pula yang menggratiskan Sebagai peserta ada hak-hak dan kewajiban
pendaftaran. Umumnya akun yang tidak yang melekat pada status tersebut, yakni:
memasang tarif ini adalah akun taaruf yang peserta berhak mendapat pelayanan dari admin
masih memiliki sedikit followers dan peserta di akun taaruf dan memiliki kewajiban untuk taat
akun mereka dengan tujuan sebagai promosi pada segala ketentuan yang berlaku pada akun
agar peminat akunnya betambah ataupun taaruf. Dengan demikian, tiga tahapan awal
karena ia belum merasa butuh bantuan dari yang meliputi penyampaian niat,
biaya pendaftaran untuk mengelola akunnya. pengklarifikasian niat oleh admin, pembayaran
Seorang pemilik akun taaruf bisa memiliki biaya administrasi merupakan proses seleksi
beberapa akun taaruf. Biasanya mereka akan sehingga calon peserta dapat dinyatakan gugur
menawarkan pemberian potongan harga jika si pada tahapan manapun dan hanya mereka yang
calom peserta ingin biodatanya diunggah di berhasil melewati ketiga tahapan tersebut yang
beberapa akun sekaligus (lihat Gambar Gambar kemudian berstatus sebagai peserta taaruf
8 di bawah ini). Misalnya, peserta ingin online.
menggunakan dua akun sekaligus sebagai
139
Taaruf Online dan Offline: ......
140
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
Keputusan mengenai apakah admin mendampingi proses taaruf dalam WAG hingga
bertugas menjembatani taaruf atau tidak kedua peserta taaruf telah bersepakat ingin
ditentukan oleh pemilik akun. Bagi pemilik akun melanjutkan nadzar. Selanjutnya, perannya
yang tidak menugaskan adminnya untuk sebagai perantara akan digantikan oleh anggota
menjadi perantara ialah karena si admin secara keluarga peserta taaruf dengan dimasukkan
pribadi tidak mengenal para peserta, sehingga kedalam WAG.
tidak pantas untuk menjadi perantara. Baginya
yang cocok menjadi perantara adalah orang Taaruf Offline
yang secara langsung mengenal peserta. Istilah taaruf offline merupakan istilah yang
Dengan demikian, dalam proses taaruf cara diadaptasi dari istilah taaruf online yang
pertama ini, admin hanya berfungsi sebagai dijelaskan sebelumnya. Disebut taaruf offline
“bank biodata” bagi orang-orang yang ingin ber- karena pada jenis taaruf ini taaruf dilakukan
taaruf. tanpa melakukan pendaftaraan pada tempat-
Cara kedua, yaitu admin berfungsi tempat yang menyediakan jasa taaruf,
sebagai perantara dalam proses taaruf. Namun khususnya secara online, seperti website taaruf
karena prosesnya dimulai melalui media sosial, maupun akun-akun taaruf Instagram yang
maka lokasi antara admin dan peserta taaruf dapat menjembatani proses perkenalan,
tidak selalu berada di kota yang sama. Dalam melainkan taaruf dimulai melalui guru tempat
konteks ini, admin berinisiatif membuat menuntut ilmu agama, ustadz atau ustadzah,
Whatsapp Group (WAG) yang beranggotakan sahabat yang berstatus menikah, dan kerabat
tiga orang, yakni: kedua peserta taaruf dan keluarga yang memulai memperkenalkan yang
admin. Komunikasi antar kedua peserta hanya kemudian akan menjadi perantara keduanya
boleh berlangsung dalam grup tersebut karena dalam proses taaruf.
mengobrol berduaan meski hanya via WAG Dalam prosesnya, taaruf offline
dianggap berpotensi menimbulkan fitnah dijalankan secara terbuka terkait dengan
(godaan) sebab tidak ada yang dapat menjamin informasi yang diberikan oleh masing-masing
peserta dapat menghindari hal tersebut. Selain pihak, yang tidak hanya sebatas informasi
itu, laki-laki yang terlibat di dalamnya bukan demografik, seperti nama, alamat, usia, dan
mahrom dari perempuan. Dalam konteks ini, data diri lainnya, akan tetapi juga informasi
Rasulullah SAW bersabda: “Fitnah terbesar bagi yang sifatnya lebih personal menyangkut
laki-laki adalah perempuan. Aku tidak keluarga, visi pernikahan, riwayat penyakit
meninggalkan satu godaan (fitnah) pun yang tertentu, dll. Informasi ini tidak saja digali
lebih membahayakan para lelaki selain fitnah melalui pelaku taaruf, tapi juga dari berbagai
wanita” (HR. Bukhari - Muslim). Oleh pihak (teman, sahabat, keluarga, tetangngga,
karenanya, sebagai bentuk kehati-hatian, admin dll.) yang mengenal yang bersangkutan ketika
tidak memperbolehkan kedua peserta saling masih terdapat keraguan dari informasi yang
bertukar pesan (chating). Ketika kedua peserta diberikan oleh yang bersangkutan, untuk
tersebut berkeinginan untuk melakukan nadzar memastikan bahwa calon tersebut memang
(bertemu secara langsung), maka anggota seperti apa yang disampingkan oleh dirinya
keluarga dari peserta akan dimasukkan kedalam sendiri.
WAG untuk membahas jadwal dan lokasi
pertemuan. Peran admin akun taaruf berhenti Prosedur Taaruf Offline
sampai di sini, seperti yang diungkapkan oleh Sebelum melangkah pada prosesi taaruf,
Ari (23, Admin akun taaruf) bahwa pada akun masing-masing diinformasikan bahwa ketika
taaruf yang dikelolanya ia ditugaskan untuk melakukan taaruf keduanya telah benar-benar
141
Taaruf Online dan Offline: ......
berniat ingin menikah, bukan sekedar dalam mengikuti tarbiyah (kelompok belajar
berkenalan. Oleh karenanya, masing-masing Islam) dan telah memiliki pekerjaan.
harus telah memiliki informasi terlebih dahulu Berbeda dengan Erika, Sinarty (24 tahun)
tentang calonnya sebelum proses berikutnya diparantarai oleh ibu dari Ahmad (29 tahun),
dilanjutkan. Proses taaruf yang dilakukan laki-laki calon yang akan dijodohkan padanya.
berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan Saat itu, Sinarty merupakan murabiyyah (guru)
lamanya dan tidak diperbolehkan berlama-lama dalam halaqah tarbiyah dari adik Ahmad, yang
dalam ber-taaruf. Adapun prosedur dalam bernama Putri (20 tahun) Ia merasa bahwa
melakukan taaruf offline terdiri dari 4 langkah, Sinarty cocok menjadi pasangan kakaknya
yaitu menyampaikan niat, bertukar data diri, karena Sinarty adalah orang yang sering
nadzar (melihat/bertemu langsung) dan mengingatkannya pada kebaikan. Ia
mediasi, dan khitbah (lamaran). berkemudian menyampaikannya kepada ibunya
Langkah pertama yang dilakukan adalah dan kakaknya dan keduanya menyetujui. Ibunya
dengan menyampaikan niat, pada proses ini kemudian menyampaikan niat anaknya dan
calon laki-laki akan memilih seorang perantara memfasilitasi keduanya untuk ber-taaruf.
yang memiliki kedekatan dengan calon, seperti Proses taaruf memungkinkan seseorang
guru tempatnya belajar agama, ustadz atau untuk menolak ketika ia tidak berkenan dengan
ustadzah, teman yang telah menikah yang calon yang akan dijodohkan karena proses
paham tentang proses taaruf, dan anggota tersebut tidak membuka kontak fisik dalam
keluarga masing-masing dari pihak laki-laki dan bentuk apapun, sehingga para calon tidak dapat
perempuan untuk menyampaikan pesan bebas melakukan apa saja (Akbar 2015:56).
tersebut kepada calon perempuan. Ketika calon Dalam proses taaruf ditekankan pada masing-
laki-laki menyampaikan niat kepada perantara masing calon untuk tidak membawa perasaan
untuk difasilitasi, perantara tidak serta merta secara berlebihan agar terhindar dari
langsung mengiyakan karena perantara harus kekecewaan jika proses ini tidak berlanjut ke
mendapat informasi terkait calon serta langkah berikutnya. Misalnya, karena salah satu
mengetahui sejauh mana kesiapan pihak yang pihak merasa tidak cocok dan tidak
bersangkutan ingin ber-taaruf, sehingga dapat menemukan sesuatu yang dapat membuat
menjadi bahan pertimbangan apakah keduanya keduanya memiliki sinyal yang sama untuk
memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke menuju pada pernikahan.
langkah berikutnya. Setelah perantara pihak laki-laki
Erika (21 tahun), misalnya, perantaranya menyampaikan niat lalu disetujui oleh pihak
adalah teman perempuannya, yaitu Ummi perempuan, maka selanjutnya adalah saling
Mardha (22 tahun) yang telah berstatus bertukar biodata diri. Biodata diri ini haruslah
menikah. Awalnya, teman suami Ummi Mardha berisi informasi akurat karena dari biodata diri
yang bernama Khalid (27 tahun) memiliki ini pihak perempuan maupun laki-laki dapat
keinginan untuk menikah dan meminta tolong saling menilai dan memastikan apakah kriteria
diperkenalkan jika ada yang dianggap cocok calon sesuai dengan yang diinginkan oleh
dengannya untuk dijadikan sebagai calon istri. masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut, Ummi Mardha Biodata diri yang diajukan berisi
kemudian menyampaikannya kepada Erika informasi demografik, seperti nama, usia, tinggi
dengan pertimbangan bahwa Erika, saat itu badan, tempat tinggal, golongan darah, berat
telah lulus dari pesantren setelah 2 tahun badan, pekerjaan, suku, riwayat pendidikan,
memperdalam ilmu agamanya, dianggap prestasi, pengalaman organisasi, pengalaman
memiliki kecocokan dengan Khalid yang aktif kerja, dan keahlian khusus yang dimiliki. Selain
142
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
informasi umum dijelaskan pula hal-hal yang memperhatikan adab dalam berkomunikasi.
lebih intim dan personal, seperti deskripsi diri, Informasi yang digali biasanya tentang
keluarga, kebiasaan sehari-hari, visi pernikahan, hubungan calon dengan orang-orang di
kriteria calon yang diinginkan, dan riwayat sekitarnya, bagaimana perilakunya, dan yang
penyakit yang dimiliki (jika ada) (lihat Gambar paling penting bagaimana ilmu agama yang
9). telah didalami (seperti, apakah ia aktif atau
tidak dalam kajian atau tarbiyah, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sinarty (27 tahun): “Iya,
cari tahu tarbiyahnya bagaimana, sering ji
datang atau tidak karena patokan utamaku
pada saat itu bagaimana agamanya,
Alhamdulillah setelah cari tahu beliau aktif
datang”.
Setelah calon memiliki informasi dari
biodata dan menimbulkan kecenderungan dan
keyakinan untuk melangkah lebih lanjut, maka
langkah berikutnya adalah nadzar atau bertemu
secara langsung untuk melihat bagian tubuh
yang diperbolehkan, yaitu wajah dan telapak
tangan karena kedua bagian tubuh ini dianggap
bukan aurat. Pemilihan tempat disesuaikan
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Namun, pada umumnya dilakukan di rumah
calon perempuan atau di rumah perantara dan
perempuan didampingi oleh mahromnya.
Nadzar dilakukan dengan tujuan agar kedua
belah pihak dapat saling mengenali agar tidak
menimbulkan penyesalan setelah menikah.
Islam membenarkan melihat perempuan yang
ingin dinikahi. Ini didasarkan pada sabda
Rasulullah SAW kepada seorang sahabat yang
ingin meminang seorang wanita: “Pergi dan
lihatlah wanita tersebut, karena dengan
melihatnya dapat lebih mengekalkan kasih
sayang di antara kalian berdua” (HR. At-
Gambar 9. Format Biodata Taaruf
Tirmidzi).
Setelah saling bertukar biodata diri, umumnya Meskipun diperbolehkan untuk melihat,
terdapat jeda waktu antara sepekan dan namun tetap diharuskan untuk memperhatikan
sebulan setelah saling bertukar biodata diri ketentuan yang berlaku, yaitu tidak melihat
untuk beranjak ke langkah selanjutnya. Dalam dengan “menikmati” karena itu dianggap
jeda waktu tersebut, masing-masing calon sebagai zina. Nadzar disyariatkan untuk
diberi kesempatan untuk mencari informasi mewujudkan sunnah, dan bukan untuk
lebih lanjut dari orang-orang yang ada di sekitar menikmati keindahan parasnya. Imam Ahmad
calon, misalnya, dari perantara, orang tua, atau pernah mengatakan: “Dia melihat ke wajahnya,
sahabat-sahabat calon dengan tetap namun tidak boleh dengan cara menikmati. Dia
143
Taaruf Online dan Offline: ......
144
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
145
Taaruf Online dan Offline: ......
karena masing-masing memiliki kelebihan dan Taaruf online juga potensil menimbulkan
kekurangan. masalah dikarenakan data pribadi peserta,
Dalam taaruf online, media sosial seperti nama, alamat, nomor handphone,
Instagram dan Whastapp mempermudah hingga foto wajah dapat menjadi konsumsi
proses yang harus dilalui karena berpotensi publik, dikarenakan tidak ada jaminan bahwa
banyak pilihan calon pasangan, sehingga dari ratusan ribu followers akun taaruf
memperbesar peluang seseorang menemukan semuanya adalah “orang baik”, bahkan tidak
calon pasangan yang paling sesuai dengan semua followers adalah orang yang benar-
kriteria yang diinginkannya. Postingan testimoni benar ingin mencari pasangan. Informasi-
online berikut ini mengillustrasikan bagaimana informasi pribadi seperti itu dapat menjadi
seorang peserta dalam dua hari setelah “celah” untuk orang-orang melakukan tindak
biodatanya diunggah dalam akun taaruf, ia kejahatan online (cybercrime) yang telah
telah mendapatkan lebih dari 500 orang yang menjadi tren di berbagai negara, temasuk di
berminat mengajaknya ber-taaruf (lihat Indonesia (Widodo dalam Rifauddin dan Halida
Gambar 10). Sementara dalam taaruf offline, 2018:99). Oleh karenanya warganet harus
pilihan calon pasangan taaruf sangat terbatas, berhati-hati dan membatasi diri untuk
tidak ada pilihan karena calon yang mengunggah informasi di jejaring media sosial
diperlihatkan hanya satu orang. agar tidak menjadi objek dari orang-orang yang
Namun, dalam taaruf offline data dari tidak bertanggung jawab.
pihak yang ingin ber-gataaruf dianggap lebih Selain itu pada taaruf offline, perantara
valid dibandingkan dengan data dari pihak yang memegang peranan penting sebagai fasilitator
ber-taaruf online karena calon tersebut benar- di antara kedua calon karena seluruh proses
benar memiliki kedekatan langsung dengan menjadi tanggung jawab perantara. Ia
perantara. Selain itu, perantara sebagai orang menuntun dan menjaga proses taaruf yang
yang bertanggungjawab terhadap dua orang dilaksanakan agar tetap pada koridornya, yakni
yang ingin melakukan taaruf. Oleh karena itu, tetap sesuai pada tutunan Al-Qur’an dan As-
sebelum biodata mereka dipertukarkan, Sunnah, misalnya, tidak berdua-duaan tanpa
perantara benar-benar akan memeriksa latar didampingi oleh mahromnya, tidak melakukan
belakang yang bersangkutan dan memberikan kontak fisik (seperti berpegangan tangan dan
penilaian yang objektif. berpelukan), tidak membuka komunikasi tanpa
ada kepentingan terkait pembahasan
pernikahan (seperti mengungkapkan kerinduan
pada calon pasangan, saling bertukar pesan,
dan saling merayu, dll.
Berbeda halnya dengan taaruf online,
yang dalam beberapa kasus cukup beresiko
karena dapat membuka interaksi dengan
pasangan taaruf-nya karena beberapa admin
menyerahkan proses taaruf langsung kepada
calon tanpa ada pendampingan. Dengan
demikian, keterlibatan perantara pada taaruf
offline lebih memberikan rasa aman dan
ketenangan karena menjaga proses taaruf tetap
pada koridor syariat dibandingkan dengan
Gambar 10. Testimoni Peserta Taaruf Online taaruf online.
146
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019
147
Taaruf Online dan Offline: ......
Akbar, E. 2015. “Taaruf Dalam Khitbah Sosial Media Facebook”, Kizana Al-
Perspektif Syafi’i dan Ja’fari”, Musâwa, Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan,
14(1): 56-65. Informasi dan Kearsipan, 6(2):98-111.
Muhadi, D. 2015. Tradisi Perjodohan Dalam Sakinah. 2018. Taaruf: Studi Tentang
Komunitas Pesantren: Studi Pada Perjodohan Dalam Organiasi Wahdah
Keluarga Kyai Pondok Buntet Islamiyah Di kota Makassar. Skripsi,
Pesantren. Skripsi, Fakultas Syariah Dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Univeritas Hasanuddin, Makassar.
Jakarta.
Supena, I. 2007. Filsafat Dakwah : Perspektif
Nurbayani, T. 2015. “Perkembangan Perilaku Filsafat Ilmu Sosial. Semarang: Abshor.
Psikososial Pada Masa Pubertas”,
Supratman, L. P. dan Mardianti, P. 2016.
Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial dan
“Komunikasi Interpersonal Pasangan
Ekonomi, 4(1):1-15.
Suami-Istri Yang Dipertemukan Melalui
Pusparini, A. 2012. Agar Taaruf Cinta Berbuah Taaruf Online di
Pahala. Yogyakarta : Pro-U Media. www.rumahtaaruf.com”, Jurnal
Penelitian Komunikasi, 19(2):165-178.
Restia, R. 2015. “Opini Mahasiswa Terhadap
Pernikahan Melaui Taaruf Dilingkungan Rahmania, N. Z. dan Pamungkas, I.N.A. 2018.
UIN Suska Riau”, Jom Fisip. 2(2):1-13. “Komunikasi Interpersonal Komunitas
Online www.rumahtaaruf.com”, Jurnal
Reza. 2015. “Taaruf Dalam Perspektif Islam:
Manajemen Komunikasi, 3(1):51-66.
Studi Kualitatif Mengenai Taaruf
sebagai Proses Komunikasi Dalam Wibisana, W. 2016. “Pernikahan Dalam Islam”,
Perspektif Islam”. Skripsi, Fakultas Ilmu Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim,
Sosial Dan Ilmu Politik, Univeritas 14(2):185-193.
Brawijaya, Malang.
Widiarti, A. 2010. Tak Kenal Maka Taaruf. Solo:
Rifauddin, M dan Halida, A. N. 2018. “Waspada Era Adicitra Intermedia.
Cybercrime dan Informasi Hoax Pada
148