You are on page 1of 21

Taaruf Online dan Offline: ......

Taaruf Online dan Offline:


Menjemput Jodoh Menuju Pernikahan
Hildawati
Universitas Hasanuddin
hildawati0303@gmail.com

Ayu Lestari
Universitas Hasanuddin
ayulestari.tary@gmail.com

Abstract

Taaruf is a way of introducing men and women who wish to get married based on
Islamic law. The essence of taaruf is lack of interaction between potential partners so
that they commonly mediated by a go-in-between. In the past, the go-in-between was
someone who knew personally the two potential partners, but now taaruf can also be
mediated by social media. This study deals with taaruf taaruf online through Instagram
and Whatsapp and compares it with offline taaruf, which is carried out without involving
social media provider.

We combine between observation and interview as our data collection methods.


Observation was conducted on taaruf account in social media Instagram and Whatsapp
by examining uploaded images or video and their captions. Interview was conducted into
two: direct interview and chatting through social media Instagram and Whatsapp or
direct call in order to explore the process of online taaruf and offline taaruf, the
involvement of the admin as the go-in-between, how is the involvement of the
intermediary in offline taaruf, and the motivation of the people who get involved in
taaruf processes.

The results show that taaruf was conducted through a go-in-between that facilitates
interaction between potential partners who have the intention to get married. While in
the past, taaruf was carried out without any contribution to social media, the initial
introduction was started from the closest people around the potential candidate who
wanted to get married, such as a teacher who asked for religious knowledge, religious
teacher or religious teachers’, friend and family. In this digital era, taaruf can also be
done through social media, by using taaruf accounts on Instagram. Since the
introduction of taaruf through social media, the term used for the type of first taaruf
adapted to the second type of taaruf, namely taaruf online and taaruf offline. Although
each type has different method at several stages, both can run successfully until they get
marriage, each has advantages and disadvantages. Online taaruf gives participants
many options, unfortunately their biodata is potentially misuse by others. Whereas in
offline taaruf, the biodata of participants is relatively safer and more valid because the
go-in-between knows them personally. However, the participants have no option other
than the one who is provided by the go-in-between.

Keywords:Taaruf, Islam, Social Media, Online dan Offline.

128
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

Pendahuluan tergantung keadaan masing-masing orang


Rasa ketertarikan terhadap lawan jenis dalam tingkat kesulitannya menghindari zina
merupakan hal yang wajar terjadi pada manusia dan juga tingkat kesulitannya untuk bersabar,
ketika telah memasuki masa pubertas yang yang terbagi atas lima hukum, yaitu: wajib bagi
umumnya dimulai pada usia 13 tahun. Menurut orang yang telah memiliki kemampuan untuk
Desmita dalam Nurbayani (2015:12) menikah, dan merasa khawatir akan terjerumus
ketertarikan terhadap lawan jenis disebabkan dalam perzinahan; haram bagi orang yang tidak
karena pada masa pubertas terjadi perubahan mampu memenuhi kebutuhan nafkah lahir dan
hormonal yang mengakibatkan munculnya batin kepada calon istrinya, sedangkan
dorongan-dorongan seksual yang ditunjukkan nafsunya belum mendesak; sunnah bagi orang
dengan aktivitas yang sudah mulai tertarik yang nafsunya telah mendesak dan mempunyai
dengan lawan jenis. kemampuan untuk menikah, tetapi ia masih
Agama Islam mengatur umatnya untuk dapat menahan diri dari berbuat haram;
menyalurkan rasa ketertarikan terhadap lawan makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan
jenis dalam hubungan pernikahan yang tidak memiliki kemampuan untuk memberi
merupakan satu-satunya jalan yang halal bagi belanja kepada calon istrinya; dan mubah bagi
perempuan dan laki-laki yang saling senang satu orang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
sama lain agar dapat bersama. Pernikahan mewajibkannya untuk segera menikah atau
menurut Islam adalah akad yang menimbulkan karena alasan-alasan yang mengharamkannya
kebolehan bergaul antara laki-laki dan untuk menikah (Wibisana 2016:189). Jika
perempuan dalam tuntutan naluri kemanusian pernikahan menjadi sesuatu yang akan
dalam kehidupan, dan menjadikan kedua pihak dijalankan, maka ada proses yang akan dilalui
secara timbal balik memiliki hak-hak dan sebelum masuk ke pernikahan itu sendiri.
kewajiban-kewajiban (Syarifuddin dalam Sebuah pernikahan bukan hanya menjadi
Muhadi 2015:2). Dalam Al-Qur’an surah An-Nur proses menyatukan laki-laki dan perempuan
ayat 39 dinyatakan bahwa: yang menikah saja, melainkan juga menyatukan
dua buah keluarga dari masing-masing pihak
Dan nikahkanlah orang-orang yang
sendirian diantara kamu, dan orang- mempelai. Proses pemilihan calon pendamping
orang yang layak (berkawin) dari hidup bukan hanya dilakukan oleh perempuan
hamba-hamba sahayamu yang lelaki atau laki-laki yang akan menikah saja, namun
dan hamba-hamba sahayamu yang juga dipertimbangkan secara matang oleh
perempuan. Jika mereka miskin orang tua bahkan keluarga besar calon
Allah akan memampukan mereka
mempelai tersebut untuk menghindari
dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha
luas (pemberian-Nya) lagi Maha perselisihan yang akan terjadi (Sakinah 2018:2).
Mengetahui. Proses dalam menentukan pasangan
untuk menjalani kehidupan pernikahan
Ayat di atas menunjukkan bagaimana
beragam. Ada yang memilih berpacaran untuk
manusia diperintahkan untuk berpasang-
mencari kecocokan satu sama lain untuk
pasangan melalui pernikahan, dan bagaimana
membina rumah tangga, ada yang dijodohkan
karunia Allah diturunkan untuk memampukan
atas persetujuan yang bersangkutan, ada yang
orang-orang yang tidak mampu dalam
dijodohkan tanpa persetujuan yang
menjalankan pernikahan. Sejauh mana perintah
bersangkutan (kawin paksa), dan ada pula yang
ini disegerakan untuk dijalankan?
memilih pernikahan yang didahului dengan
Secara garis besar para ulama
perkenalan melalui taaruf.
berpendapat bahwa hukum pernikahan

129
Taaruf Online dan Offline: ......

Taaruf berasal dari kata ta’arrofa yang kemaksiatan dan penyimpangan antara
artinya menjadi tahu, yang asal akarnya ‘a-ro-fa keduanya (Widiarti 2010:9).
yang berarti mengenal-perkenalan. Makna Taaruf merupakan proses penjajakan pra
dasar taaruf diperkuat dengan penjelasan nikah yang sesuai dengan syariat Islam, dimana
dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 kedua calon pasangan yang belum menikah
berikut : tidak dibiarkan untuk berduaan tanpa
didampingi mahramnya dan senantiasa
Hai manusia! Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang menjaga pandangan karena pandanganpun
laki-laki dan seorang perempuan dapat menjadi suatu perbuatan yang mendekati
dan menjadikan kamu berbangsa- zina. Oleh karena itu, dalam taaruf terdapat
bangsa dan bersuku-suku li ta’ārafū perantara yang memfasilitasi komunikasi dan
(supaya kamu saling kenal)… interaksi di antara calon pasangan.
sesungguhnya Allah Maha
Taaruf sebagai proses pengenalan yang
Mengetahui lagi Maha Teliti.
difasilitasi oleh perantara yang mengenal
Ini menunjukkkan bahwa sesungguhnya masing-masing calon menjadi pilihan bagi
manusia telah diciptakan dari seorang pria dan pasangan Muslim untuk menuju pernikahan
seorang wanita agar mereka saling mengenal (li dengan berlandaskan pada syariat Islam.
ta’aarafu). Kata li ta’aarafuu bermakna Pengenalan yang dimaksud pada konteks taaruf
mengenal orang lain sebagai bentuk hubungan yang sesuai dengan syariat tidak hanya sebatas
silaturahim dan saling mengenal satu sama lain mengenal nama dan wajah seseorang saja,
namun sesuai batasan yang ditetapkan syariat, namun jauh lebih mendetail, terbuka dan jujur,
misalnya tidak dibolehkan ikhtilat (bercampur- seperti kebiasaan baik dan buruk, penyakit yang
baur antara laki-laki dan perempuan) dan diderita, pendidikan, keluarga dan lainnya.
khalwat (berdua-duaan seorang laki-laki dan Peran perantara sebagai fasilitator pada proses
seorang perempuan). taaruf sangatlah penting sebab perantara
Dengan demikian taaruf merupakan menjadi orang yang akan dipercayakan
sebagai proses perkenalan ataupun komunikasi mengurus segala proses taaruf hingga menuju
antara laki-laki dan perempuan untuk saling pernikahan. Perantara biasanya adalah guru
mengenal lebih serius sebelum melakukan ngaji, ustadz atau ustadzah, teman yang sudah
pernikahan, sehingga disarankan agar hanya menikah, ataupun lembaga khusus untuk
dilakukan oleh orang-orang yang telah siap lahir proses taaruf sampai pernikahan. Selain itu
dan batin untuk melakukan pernikahan. Dalam pemilihan perantara hendaknya
hukum Islam, proses dan tata cara taaruf memperhatikan beberapa hal seperti paham
sebelum pernikahan tidak ditentukan secara agama, dapat dipercaya, diutamakan yang
konkrit, sehingga dianjurkan untuk melakukan sudah menikah, dan ada kedekatan secara
taaruf sebagaimana hubungan antara laki-laki personal dengan calon pasangan (Pusparini
dan perempuan sesuai dengan yang telah 2012:29).
ditetapkan dalam syariat Islam (Sakinah Beberapa literatur mengenai taaruf yang
2018:13-14). diperantai oleh pihak yang mengenal pelaku
Konsep taaruf lebih indah dan santun taaruf secara langsung mengemukaan bahwa
karena dalam proses taaruf dibingkai dengan taaruf berdasarkan syariat Islam dapat
akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam dan membawa banyak kebaikan dalam hubungan
tidak ada kebohongan atau kemaksiatan di taaruf yang akan dijalani. Yogiswara (2015),
antara salah satu pasangan. Hal ini berbeda misalnya, mengemukakan bahwa taaruf
dengan pacaran yang selalu dibingkai dengan dimaknai sebagai proses pengenalan pranikah

130
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

yang bersifat jujur, terbuka, dan keterlibatan Jika penelitian sebelumnya hanya
perantara dinilai dapat menghindarkan berfokus pada salah satu jenis taaruf antara
pasangan taaruf dari berdua-duan dengan offline atau online melalui Website dan
lawan jenis juga dapat menjadi tempat curhat Facebook, maka artikel cakupannya lebih
atau konsultasi karena perantara memiliki komprehensif karena mengeksaminasi
kedekatan hubungan dengan masing-masing keduanya taaruf online melalui media sosial
calon. Ini diperkuat oleh studi Akbar (2015) Instagram dan membandingkannya dengan
yang mengindikasikan bahwa taaruf dengan taaruf tanpa melibatkan media sosial sebagai
menggunakan perantara dapat menjaga awal perkenalan (yang selanjutnya akan disebut
batasan-batasan berhubungan antara keduanya taaruf offline).
agar tetap berjalan pada koridor syariat,
sehingga tercipta kedamaian dan ketulusan. Metode Penelitian
Konsep taaruf kemudian berkembang di Penelitian ini dilakukan antara bulan Juli 2019
era internet saat ini tidak hanya difasilitasi dan September 2019. Media sosial Instagram
perantara yang mengenal calon, tapi taaruf juga sebagai setting penelitian dimana akun-akun
dapat dilakukan secara online dengan difasilitasi taaruf sebagai fokus. Intagram dipilih karena
oleh website maupun media sosial, seperti merupakan salah satu media sosial yang
Facebook, Instagram dan Whatsapp. Sejumlah populer di dunia, dan Indonesia bahkan
literatur telah menunjukkan bahwa taaruf menempati peringkat empat besar pengguna
dapat dilakukan secara online, seperti studi Instagram di dunia. Akun-akun taaruf tersebut
Rahmania dan Pamungkas (2018) yang berdomisili di Instagram serta memanfaatkan
mengemukakan bahwa meskipun perkenalan Whatsapp sebagai media komunikasi.
kedua pihak difasilitasi oleh komunitas online Mereka yang berpartisipasi dalam
(melalui www.rumahtaaruf.com), namun penelitian ini berjumlah 15 orang, empat di
komunikasi interpersonal dilakukan secara antaranya adalah laki-laki dan selebihnya
offline dan komunikasi secara intensif dilakukan perempuan. Mereka terdiri dari empat orang
setelah adanya pertemuan keluarga dan setelah pelaku taaruf offline, tujuh orang peserta taaruf
adanya proses khitbah (lamaran). Jika studi online, dua orang pemilik akun taaruf, dan dua
Rahmania dan Pamungkas (2018) melihat dari orang admin dari akun taaruf yang memiliki
aspek komunikasi antar orang-orang terkait, lebih dari 50 orang peserta yang aktif (lihat
maka studi Supratman dan Mardianti (2016) Tabel 1), karena akun yang memilik jumlah
berfokus pada aspek kriteria yang mendasari peserta lebih dari 50 akun membutuhkan
sikap perempuan dan laki-laki memilih pengelolaan akun yang lebih kompleks dimana
pasangan hidup menggunakan layanan situs pemilik akun sudah membutuhkan admin.
taaruf adalah pendidikan, usia, pekerjaan, daya
tarik fisik, respon keluarga, dan etnik. Tabel 1. Informan Penelitian
Sedangkan studi yang dilakukan oleh Ismail dkk. No Nama Usia JK Status
(2018) mengenai pesan dakwah tentang nikah 1 Sianarty 27 P Pelaku taaruf offline
di media sosial Instagram menunjukkan bahwa 2 Karin 27 P Pelaku taaruf offline
salah satu dari delapan jenis pesan dakwah 3 Sarah 22 P Pelaku taaruf offline
yang disampaikan melalui media sosial 4 Erika 21 P Pelaku taaruf offline
Instagram adalah mengenai taaruf, sebagai 5 Putri 28 P Peserta taaruf online
salah satu upaya untuk menargetkan kawula 6 Ramli 23 L Peserta taaruf online
muda sebagai sasarannya. 7 Rahman 22 L Peserta taaruf online
8 Yuni 19 P Peserta taaruf online

131
Taaruf Online dan Offline: ......

Tabel 1. Informan Penelitian peserta dan baru menjadi peserta ketika


No Nama Usia JK Status berhasil melewati seleksi tersebut. Sedangkan
9 Bunga 19 P Peserta taaruf online dalam taaruf offline orang-orang yang
10 Mida 27 P Peserta taaruf online melakukan taaruf hanya akan disebut pelaku
11 Elsa 38 P Peserta taaruf online karena mereka tidak melewati proses seleksi .
12 Gama 30 L Pemilik akun taaruf Dalam pengumpulan data, kami
13 Safira 25 P Pemilik akun taaruf mengombinasikan antara observasi dan
14 Tiana 25 P Admin akun taaruf wawancara. Observasi dilakukan pada akun
15 Ari 23 L Admin akun taaruf taaruf di media sosial Instagram dan Whatsapp
dengan mengamati setiap unggahan gambar
Perekrutan informan dilakukan dalam dua atau video dan caption-nya, yang digunakan
tahap. Pada tahap pertama kami berfokus untuk memperjelas makna dari gambar atau
memilih akun-akun taaruf dengan menghitung video tersebut. Wawancara dilakukan melalui
jumlah biodata peserta pada unggahan akun dua cara, yaitu dengan bertemu langsung dan
Instagram mereka dan meminta kesediaan dengan memanfaatkan media sosial Instagram
pemilik akun yang memiliki peserta lebih dari dan Whatsapp dengan bertukar pesan teks,
50 orang untuk diwawancarai. Sedangkan para pesan suara, maupun menelfon langsung.
informan yang merupakan peserta taaruf di Wawancara digunakan untuk mengeksplorasi
Instagram dipilih secara acak. Tahap kedua kami tentang bagaimana proses taaruf online dan
mulai mengumpulkan data dari pelaku taaruf taaruf offline, bagaimana keterlibatan admin
offline, yakni mereka yang tidak memanfaatkan sebagai perantara bagi peserta taaruf online,
media sosial melainkan mengutarakan bagaimana keterlibatan perantara pada taaruf
keinginan ber-taaruf melalui perantara. offline, serta motivasi orang-orang yang terlibat
Informan taaruf offline dipilih secara purposive, pada masing-masing proses taaruf tersebut.
yakni perempuan yang memilih pasangan Proses analisis diawali dengan
melalui prosesi taaruf yang difasilitas oleh mentranskripsi hasil wawancara dan catatan-
perantara tanpa menggunakan media sosial. catatan hasil observasi kemudian memilah data
Kami berfokus pada pihak perempuan karena yang relevan dengan fokus penelitian. Data
akses kepada pihak laki-laki cukup sulit dimana kemudian dikategorisasikan berdasarkan tema-
pihak laki-laki berhati-hati dalam membuka tema yang muncul dari hasil wawancara dan
komunikasi dengan lawan jenis, sehingga hanya observasi, yang mencakup taaruf online, taaruf
merekomendasikan sang istri untuk offline, motivasi ber-taaruf, serta kelebihan dan
diwawancarai. Semua informan yang terlibat kekurangan dari taaruf online maupun taaruf
dalam proses wawancara sebelumnya telah offline.
memberikan persetujuan untuk direkam.
Nama-nama yang digunakan dalam artikel ini Taaruf Online
adalah nama-nama samaran (pseudonym). Pemanfaatan internet dalam mencari pasangan
Adanya perbedaan istilah antara peserta sudah dilakukan sejak lama, mulai dari hanya
taaruf online dan pelaku taaruf offline sekedar mencari pasangan kencan, seperti
disebabkan perbedaan proses yang terjadi Okcupid (sejak 2004) dan Tinder (sejak 2012)
didalamnya. Mereka yang ber-taaruf online yang merupakan media sosial yang dibuat
disebut peserta karena harus melewati khusus untuk mencari pasangan kencan,
beberapa tahap penyeleksian oleh admin akun maupun situ-situs mencari pasangan lebih
taaruf, dimana sebelum berhasil melewati islami, yaitu mencari pasangan taaruf,
proses seleksi mereka akan berstatus calon diantaranya rumahtaaruf.com, ayotaaruf.com

132
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

dan mawaddahindonesia.com, dan melalui mengetikkan kata “taaruf” pada kolom


situs-situs seperti inilah istilah taaruf online pencarian. Pengikut akun taaruf cukup banyak,
mulai terbentuk. satu akun bisa memiliki ratusan ribu followers.
Kemudian, taaruf online tidak hanya Hal ini dapat diasumsikan bahwa sebanyak itu
terjadi dalam situs-situs yang memang dibuat pula orang yang berminat “mencari jodoh”
khusus untuk itu, tapi juga terjadi di media melalui akun taaruf, meskipun serius/tidaknya
sosial yang umum digunakan, seperti facebook belum dapat dipastikan. Gambar 1 berikut ini
dan Instagram. Banyak orang yang kemudian menunjukkan beberapa contoh akun taaruf di
membentuk grup atau akun khusus taaruf di Instagram.
media sosial Facebook, maupun membuat
akun-akun taaruf pada Intagram.
Taaruf online via Instagram merupakan
proses taaruf yang difasilitasi secara online oleh
akun-akun taaruf pada media sosial Instagram.
Jika pada taaruf offline para pelaku taaruf
berkenalan melalui perantara oleh orang yang
mengenal pelaku taaruf secara personal, maka
pada taaruf online perkenalan dilakukan di
media sosial Instagram, yakni diperantarai oleh
akun-akun yang memang dibuat untuk tujuan
taaruf dimana pemilik dan admin akun tersebut
tidak mengenal para peserta secara personal
(akun anonim).
Akun anonim merupakan akun pada
media sosial yang identitas pemilik akunnya
secara personal tidak diketahui, namun akun
tersebut biasanya mempresentasikan hal
tertentu. Misalnya, akun anonim Online Shop,
yaitu akun anonim yang dibuat sebagai toko
online yang menawarkan berbagai produk.
Contoh lainnya adalah akun Food Blogging,
yaitu akun yang mengunggah informasi-
informasi mengenai makanan. Akun taaruf juga
merupakan salah satu contoh akun anonim di
media sosial Instagram. Sessi berikut ini akan
membahas tentang apa itu akun taaruf, ragam
unggahan akun taaruf, dan tahapan taaruf
online.

Akun Taaruf
Akun taaruf dalam konteks ini merupakan akun
Instagram yang difungsikan sebagai media atau
perantara bagi orang-orang yang ingin mencari
pasangan dengan cara taaruf. Untuk
menemukan akun semacam ini, cukup dengan Gambar 1. Contoh Akun Taaruf

133
Taaruf Online dan Offline: ......

Ada dua tujuan dari pemilik akun dalam


membuat akun taaruf. Pertama, ingin
mengurangi jumlah para jomblo. Kedua, ingin
membantu kaum Muslim untuk menghindari
zina. Jomblo ialah istilah yang merujuk pada
orang yang belum menikah. Jika merujuk pada
KBBI (2016), bentuk baku dari penulisan kata
jomblo adalah jomlo, namun dalam akun-akun
taaruf mereka menuliskannya dengan kata
jomblo. Menurut KBBI1 (2016) jomlo adalah pria
atau wanita yang tidak memiliki pasangan
hidup. Namun dalam penggunaan sehari-hari
Gambar 2. Contoh Unggahan yang
kata jomlo tidak hanya diartikan sebagai Memprovokasi Penyegeraan Pernikahan
person, tapi juga diartikan sebagai keadaan
atau situasi dimana seseorang sedang tidak Selain visi untuk mengurangi jomblo, admin
memiliki pasangan. Secara umum pasangan juga membuat akun untuk memanfaatkan
yang disebutkan dalam pengertian jomblo ini media sosial sebagai media dalam membantu
dimaknai sebagai pacar (pasangan yang tidak kaum Muslim untuk menghindari zina dengan
terikat pernikahan) maupun suami/istri mencari jodoh melalui pacaran. Para penyedia
(pasangan yang terikat dalam pernikahan). jasa, seperti Gama (30, pemilik akun taaruf) dan
Namun dalam akun-akun taaruf kata jomblo Safira (25, pemilik akun taaruf) menganggap
hanya merujuk pada orang yang usianya telah bahwa fenomena pacaran yang saat ini telah
dianggap cukup untuk menikah, namun masih menjadi hal yang umum di kalangan kaum
berstatus lajang. lajang dan merupakan hal yang melenceng dari
Dalam akun taaruf status jomblo ajaran agama. Oleh karenanya, akun taaruf
senantiasa digambarkan sebagai sesuatu yang diharapkan dapat membantu kaum Muslim
menyedihkan dan kesepian, sehingga jalan dalam menemukan pasangan dengan cara yang
untuk melepaskan diri dari keadaan tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan hal ini,
adalah dengan menikah. Oleh karena itu, akun akun taaruf juga bisa dikatakan sebagai salah
taaruf ini senantiasa mengunggah video atau satu media dakwah dengan mengajak orang-
foto yang “memprovokasi” pengikut (followers) orang untuk menghindari perbuatan yang sia-
mereka yang jomblo dan menyarankan mereka sia dalam memilih pasangan (seperti
untuk menyegerakan pernikahan (lihat Gambar berpacaran), melainkan ber-taaruf dengan
2). Sebagaimana tujuan pembuatan akun memanfaatkan media sosial.
taaruf, yaitu untuk mengurangi jumlah para Terdapat dua macam peran dalam
jomblo. pengelolaan akun taaruf yaitu peran sebagai
pemilik akun dan peran sebagai admin akun.
Pemilik akun ialah orang yang membuat akun
taaruf, sehingga ia memiliki hak penuh dalam
menetapkan segala aturan dalam akun yang
dibuatnya, sedangkan admin akun ialah orang
yang bertugas mengelola akun, seperti
mengunggah postingan dan membalas direct
1
message. Bagi akun yang masih memiliki sedikit
https://kbbi.web.id/jomlo diakses tanggal 23 September
2019.
peerta, pemilik akun terkadang menjalankan

134
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

peran ganda sebagai admin. Sedangkan bagi Unggahan Akun Taaruf


akun yang sudah memiliki banyak peserta Berdasarkan jenis kontennya, unggahan akun
taaruf, pemilik akun terkadang tidak mengelola taaruf terdiri dari tiga jenis, yaitu: unggahan
akunnya sendiri melainkan ia menyewa jasa biodata para peserta taaruf; unggahan tentang
admin dikarenakan keterbatasan tenaga dan pernikahan; dan unggahan testimoni mantan
waktu dalam mengelola banyak peserta. peserta, yang akan dibahas dalam sub-sessi
Dalam mengelola akun dibutuhkan biaya- berikut ini.
biaya operasional seperti biaya untuk kuota
internet dan biaya membayar jasa admin (orang Unggahan biodata peserta taaruf
yang mengelola akun). Oleh karena itu, setiap Sebagai akun taaruf, maka yang menjadi
orang yang ingin melakukan taaruf melalui akun unggahan utamanya adalah biodata para
Instagram akan dikenakan biaya administrasi peserta taaruf. Unggahan ini berupa foto dan
yang jumlahnya ditentukan oleh pemilik akun, caption yang berisikan biodata dari peserta.
yang akan didiskusikan kemudian. Terkait foto, beberapa akun taaruf memiliki
Selain digunakan untuk keperluan aturannya masing-masing. Ada yang
operasional akun, uang pendaftaran tersebut membolehkan peserta menampilkan foto
juga secara tidak langsung dianggap sebagai wajahnya diunggah, ada juga yang tidak
penyaring orang-orang yang tidak serius ingin mengizinkannya. Ia hanya menampilkan foto
melakukan taaruf. Menurut para pemilik dan yang wajahnya tidak nampak atau foto kartun
admin akun taaruf, orang-orang yang ingin (lihat Gambar 3).
menggunakan jasa dari akun hanya untuk
sekedar mencari pacar atau kenalan biasanya
mengelak jika diminta membayar biaya
administrasi. Ini berbeda dengan mereka yang
benar-benar serius berikhtiar ingin menemukan
pasangan dan menikah, mereka dengan mudah
untuk membayarnya.
Biaya pendaftaran ini tidak hanya
dimanfaatkan untuk biaya pengelolaan akun,
tetapi para pemilik akun juga mendapatkan
keuntungan materi dari biaya pendaftaran ini.
Gama (30 tahun, pemilik akun taaruf), misalnya,
mengungkapkan bahwa ia memeroleh
keuntungan melalui biaya pendaftaran pada Gambar 3. Biodata dengan Foto Wajah (Kiri)
dan Biodata Tanpa Foto Wajah (Kanan)
akun taaruf miliknya dan digunakan untuk
keperluan rumah tangganya. Namun jika ada
Alasan bagi beberapa pemilik akun taaruf
kelebihan, maka uang tersebut digunakan
memutuskan untuk tidak mengunggah foto
untuk bersedekah di panti-panti asuhan.
wajah para peserta adalah agar pandangan
Dengan demikian, akun taaruf tidak saja
keduanya tetap terjaga dan tidak menimbulkan
membantu orang untuk mendapatkan jodoh,
syahwat (hawa nafsu). Imam Syafi’i
tapi juga menjadi sumber pendapatan bagi
mengatakan, bahwa Allah telah mewajibkan
pemiliknya serta digunakan untuk beramal
kedua mata untuk tidak digunakan melihat apa
jariah melalui sedekah.
yang diharamkan dan sebaliknya selalu
menundukkan pandangan dari apa yang

135
Taaruf Online dan Offline: ......

dilarang karena zina mata tercipta karena gambar atau video yang berisikan informasi
melihat, sebagaimana sabda Rasulullah tentang pernikahan, informasi tersebut
(Riwayat Buhkori) yang menyatakan bahwa dua diantaranya mengenai hukum menikah dalam
mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat Islam, hak dan kewajiban suami dan istri,
(Akbar 2015:59). manfaat pernikahan, mahar, tips berikhtiar
Sedangkan caption pada unggahan ini dalam menunggu jodoh, dll. (di antaranya, lihat
berupa biodata peserta, antara lain: nama, jenis Gambar 5).
kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, agama,
suku, status menikah (belum atau pernah
menikah), pendidikan terakhir, pekerjaan,
alasan menikah, dll. (untuk selengkapnya lihat
Gambar 4) Biodata ini menjadi bahan
pertimbangan awal para followers dalam
memilih pasangan taaruf.

Gambar 4. Contoh Biodata

Unggahan pernikahan
Selain mengunggah biodata peserta, admin
akun taaruf juga secara rutin mengunggah Gambar 5. Unggahan Pernikahan

136
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

Selain itu admin akun taaruf juga Unggahan testimoni mantan peserta
seringkali mengunggah foto atau video tentang Pada unggahan jenis ini, admin akun taaruf
pernikahan yang bersifat provokatif. Unggahan menampilkan para mantan peserta taaruf yang
semacam ini hanya berisi kalimat yang sengaja berhasil bertemu dengan jodohnya melalui
dibuat untuk membuat para jomblo terbawa akun taaruf mereka. Unggahan ini berupa foto
perasaan (baper) agar mereka termotivasi untuk hasil screenshoot (tangkapan layar) yang berisi
menyegerakan pernikahan (lihat Gambar 6). percakapan antara admin dan mantan peserta.
Percakapan ini seringkali berupa ucapan terima
kasih yang ditujukan kepada admin akun taaruf
yang telah berhasil menjembatani perjodohan
tersebut (lihat Gambar 7).

Gambar 6. Unggahan Provokatif Gambar 7. Unggahan Testimoni

137
Taaruf Online dan Offline: ......

Dalam akun taaruf, testimoni merupakan lanjutan. Adapun tahapan terdiri dari beberapa
suatu hal yang sangat penting karena melalui langkah, yaitu: menyampaikan niat kepada
unggahan testimonilah mereka dapat admin, admin mengklarifasi niat calon peserta,
menunjukkan tingkat keberhasilan para membayar biaya pendaftaran, peserta mengisi
pesertanya dalam menemukan jodoh. Ini biobata, admin mengunggah biodata peserta,
menjadi ajang promosi bagi mereka yang ingin sampai disini peserta menunggu ada yang
mencoba peruntukan mencari jodoh melalui berminat pada biodata mereka dan
taaruf online. melanjutkan dengan ber-taaruf (lihat Bagan 1
di bawah ini).
Prosedur Taaruf Online
Prosedur taaruf online terdiri atas dua tahapan,
yaitu tahapan taaruf awal dan tahapan taaruf

Tahapan Awal

Calon peserta menyampaikan niat kepada admin

Admin mengklarifasi niat calon peserta

Calon peserta membayar biaya pendaftaran

Peserta mengisi biodata

Admin mengunggah biodata peserta

Peserta menunggu ada yang tertarik dengan biodata mereka

Tahapan Lanjutan
(ada yang tertarik dengan biodata peserta)

Proses taaruf sepenuhnya diatur oleh pihak peserta Proses taaruf diatur oleh admin

Kesepakatan lamaran Admin membuat Whatsapp Group (WAG) yang


beranggotakan dirinya dan kedua peserta

Biodata peserta dihapus


Komunikasi antar kedua peserta berlangsung dalam WAG

Kesepakatan Lamaran

Biodata peserta dihapus

Bagan 1. Proses Taaruf Online

138
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

Pada prosedur tahapan taaruf awal, media promosinya. Bila biaya administrasi
langkah pertama adalah menyampaikan niatan untuk akun @taaruf.nikah.id Rp30.000,- dan
atau keinginan untuk melakukan taaruf dengan biaya administrasi akun @taarufislami.id Rp
mengirimkan pesan kepada admin melalui 20.000,-, maka ia mendapatkan harga paket
direct message (DM) Instagram atau melalui hemat Rp40.000,- untuk dua akun dari harga
Whatsapp. Pada bagian deskripsi akun akan orijinal Rp50.000,- (lihat Gambar 8).
disematkan tautan yang langsung mengirim
pesan Whatsapp kepada admin akun taaruf.
Pada tahapan si pendaftar masih berstatus
sebagai calon peserta taaruf.
Setelah mengirimkan pesan kepada
admin, maka admin akan merespon dengan
melakukan langkah berikutnya, yaitu klarifikasi
apakah calon peserta ini benar-benar serius
ingin mencari pasangan yang halal, bukan untuk
mencari pacar semata dan memang berniat
segera menikah setelah menemukan pasangan
yang dianggap cocok tanpa menunda-nunda
pernikahan.
Ketika calon peserta mengiyakan bahwa Gambar 8. Contoh Biaya Pendaftaran
ia memang berniat mencari calon istri/suami,
maka admin akan meminta pembayaran biaya Biaya pendaftaran dibayarkan melalui rekening,
administrasi. Dalam hal ini, admin menanyakan dan hanya calon peserta yang telah
kesediaan calon peserta untuk membayar biaya mengirimkan bukti transfer ke admin yang
pendaftaran. Jika calon peserta tidak bersedia dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Setelah
membayar maka percakapan akan selesai, admin menerima bukti transfer, pada tahap
namun jika ia menyetujui untuk membayar inilah si calon peserta statusnya berubah dari
sejumlah uang yang ditentukan, maka calon peserta menjadi peserta karena telah
percakapan berlanjut. Biaya pendaftaran melewati proses pendaftaran, perubahan status
berkisar antara Rp20.000,- dan Rp170.000,-. ini dinyatakan langsung oleh admin akun taaruf.
Namun ada pula yang menggratiskan Sebagai peserta ada hak-hak dan kewajiban
pendaftaran. Umumnya akun yang tidak yang melekat pada status tersebut, yakni:
memasang tarif ini adalah akun taaruf yang peserta berhak mendapat pelayanan dari admin
masih memiliki sedikit followers dan peserta di akun taaruf dan memiliki kewajiban untuk taat
akun mereka dengan tujuan sebagai promosi pada segala ketentuan yang berlaku pada akun
agar peminat akunnya betambah ataupun taaruf. Dengan demikian, tiga tahapan awal
karena ia belum merasa butuh bantuan dari yang meliputi penyampaian niat,
biaya pendaftaran untuk mengelola akunnya. pengklarifikasian niat oleh admin, pembayaran
Seorang pemilik akun taaruf bisa memiliki biaya administrasi merupakan proses seleksi
beberapa akun taaruf. Biasanya mereka akan sehingga calon peserta dapat dinyatakan gugur
menawarkan pemberian potongan harga jika si pada tahapan manapun dan hanya mereka yang
calom peserta ingin biodatanya diunggah di berhasil melewati ketiga tahapan tersebut yang
beberapa akun sekaligus (lihat Gambar Gambar kemudian berstatus sebagai peserta taaruf
8 di bawah ini). Misalnya, peserta ingin online.
menggunakan dua akun sekaligus sebagai

139
Taaruf Online dan Offline: ......

Langkah berikutnya, admin akan Pada prosedur tahapan taaruf lanjutan,


meminta nomor Whatsapp peserta dan ada dua cara pada akun-akun taaruf untuk
mengirimkan format biodata untuk diisi, menangani ketika ada yang tertarik dengan
lengkap dengan foto KTP sebagai bukti biodata peserta dalam akun mereka. Cara
identitas. Biodata ini dikirim oleh admin dan pertama, proses tersebut secara penuh
dibalas melalui Whatsapp. diberikan pada pihak peserta itu sendiri. Akun
Langkah selanjutnya, admin akan yang seperti ini dalam format biodata akan
mengunggah biodata yang bersangkutan pada mencantumkan kontak peserta yang dapat
akun taaruf. Akun taaruf sendiri memiliki dihubungi langsung bagi yang tertarik, sehingga
kebijakan yang berbeda-beda mengenai jangka mereka dapat berhubungan langsung satu sama
waktu postingan tersebut berada di akun, meski lain tanpa keterlibatan admin. Cara seperti ini
begitu tidak ada biaya tambahan yang harus dinilai cenderung berisiko karena memberikan
dibayarkan peserta karena biaya hanya dibayar peluang bagi peserta untuk berinteraksi tanpa
satu kali yaitu biaya pendaftaran. Ada yang didampingi mahromnya.
menerapkan jangka maksimal setahun, dimana Contoh kasus diberikan oleh Tiana (25
dalam setahun biodata para peserta akan tetap tahun, admin akun taaruf) yang menyatakan
diunggah kembali sesuai dengan nomor urut bahwa berdasarkan pengalamannya sebagai
pendaftaran, sehingga dalam setahun admin akun taaruf yang tidak mendampingi
kemungkinan data peserta dapat diunggah proses taaruf memang cenderung berisiko, ia
beberapa kali. Namun, jika belum genap kerap kali menerima keluhan dari para peserta
setahun peserta telah menemukan calon terutama perempuan bahwa ia merasa
pasangan yang cocok, maka yang bersangkutan terganggu dengan laki-laki yang terus
dapat meminta agar biodatanya dihapus. Jika menghubunginya dengan obrolan basa-basi
jangka waktunya telah setahun, sementara seperti tidak serius ingin menikah. Menurut
yang bersangkutan belum menemukan calon Tiana mungkin saja ada diantara peserta
pasangan, maka semua unggahan biodatanya taaaruf yang justru tidak mengeluh ketika
akan dihapus. Beberapa akun juga ada yang diajak basa-basi, bahkan tidak menutup
menerapkan jangka 18 bulan hingga tanpa kemungkinan bisa saja justru ada yang intens
jangka waktu. Artinya, biodata akan berada di saling menghubungi, karena menurutnya
akun taaruf tersebut hingga peserta sendiri peluang untuk itu sangat besar.
yang meminta untuk dihapuskan. Misalnya, Untuk menghindari hal seperti ini, admin
Bunga (19) yang hanya menunggu dua hari senantiasa menyarankan untuk tidak
sudah ada yang tertarik pada biodatanya, mencantumkan nomor handphone pribadi
sedangkan Mida (27) butuh penantian lebih dari peserta melainkan nomor kerabat. Selain itu,
lima bulan, dan Elsa (38) sudah sembilan bulan admin juga menyarankan untuk tidak berbasa-
lalu mendaftar belum juga ada yang tertarik basi dalam merespon, jika ada yang
dengan biodatanya. menyatakan ketertarikannya cukup dibalas
Ketika biodata telah diunggah, maka dengan meminta biodata orang tersebut untuk
peserta hanya perlu menunggu ada followers dipertimbangkan tanpa perlu berlama-lama
atau peserta lain dari akun taaruf yang merasa saling mengirim pesan. Namun, mau/tidaknya
tertarik pada biodatanya. Ketika ada followers seseorang mencantumkan nomor handphone
yang menyatakan diri tertarik dengan biodata pribadinya sangat bergantung pada yang
seorang peserta dan menyatakan diri ingin bersangkutan, admin hanya memberi saran dan
mengenalnya, maka disinilah proses taaruf menjelaskan kemungkinan risikonya.
dimulai.

140
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

Keputusan mengenai apakah admin mendampingi proses taaruf dalam WAG hingga
bertugas menjembatani taaruf atau tidak kedua peserta taaruf telah bersepakat ingin
ditentukan oleh pemilik akun. Bagi pemilik akun melanjutkan nadzar. Selanjutnya, perannya
yang tidak menugaskan adminnya untuk sebagai perantara akan digantikan oleh anggota
menjadi perantara ialah karena si admin secara keluarga peserta taaruf dengan dimasukkan
pribadi tidak mengenal para peserta, sehingga kedalam WAG.
tidak pantas untuk menjadi perantara. Baginya
yang cocok menjadi perantara adalah orang Taaruf Offline
yang secara langsung mengenal peserta. Istilah taaruf offline merupakan istilah yang
Dengan demikian, dalam proses taaruf cara diadaptasi dari istilah taaruf online yang
pertama ini, admin hanya berfungsi sebagai dijelaskan sebelumnya. Disebut taaruf offline
“bank biodata” bagi orang-orang yang ingin ber- karena pada jenis taaruf ini taaruf dilakukan
taaruf. tanpa melakukan pendaftaraan pada tempat-
Cara kedua, yaitu admin berfungsi tempat yang menyediakan jasa taaruf,
sebagai perantara dalam proses taaruf. Namun khususnya secara online, seperti website taaruf
karena prosesnya dimulai melalui media sosial, maupun akun-akun taaruf Instagram yang
maka lokasi antara admin dan peserta taaruf dapat menjembatani proses perkenalan,
tidak selalu berada di kota yang sama. Dalam melainkan taaruf dimulai melalui guru tempat
konteks ini, admin berinisiatif membuat menuntut ilmu agama, ustadz atau ustadzah,
Whatsapp Group (WAG) yang beranggotakan sahabat yang berstatus menikah, dan kerabat
tiga orang, yakni: kedua peserta taaruf dan keluarga yang memulai memperkenalkan yang
admin. Komunikasi antar kedua peserta hanya kemudian akan menjadi perantara keduanya
boleh berlangsung dalam grup tersebut karena dalam proses taaruf.
mengobrol berduaan meski hanya via WAG Dalam prosesnya, taaruf offline
dianggap berpotensi menimbulkan fitnah dijalankan secara terbuka terkait dengan
(godaan) sebab tidak ada yang dapat menjamin informasi yang diberikan oleh masing-masing
peserta dapat menghindari hal tersebut. Selain pihak, yang tidak hanya sebatas informasi
itu, laki-laki yang terlibat di dalamnya bukan demografik, seperti nama, alamat, usia, dan
mahrom dari perempuan. Dalam konteks ini, data diri lainnya, akan tetapi juga informasi
Rasulullah SAW bersabda: “Fitnah terbesar bagi yang sifatnya lebih personal menyangkut
laki-laki adalah perempuan. Aku tidak keluarga, visi pernikahan, riwayat penyakit
meninggalkan satu godaan (fitnah) pun yang tertentu, dll. Informasi ini tidak saja digali
lebih membahayakan para lelaki selain fitnah melalui pelaku taaruf, tapi juga dari berbagai
wanita” (HR. Bukhari - Muslim). Oleh pihak (teman, sahabat, keluarga, tetangngga,
karenanya, sebagai bentuk kehati-hatian, admin dll.) yang mengenal yang bersangkutan ketika
tidak memperbolehkan kedua peserta saling masih terdapat keraguan dari informasi yang
bertukar pesan (chating). Ketika kedua peserta diberikan oleh yang bersangkutan, untuk
tersebut berkeinginan untuk melakukan nadzar memastikan bahwa calon tersebut memang
(bertemu secara langsung), maka anggota seperti apa yang disampingkan oleh dirinya
keluarga dari peserta akan dimasukkan kedalam sendiri.
WAG untuk membahas jadwal dan lokasi
pertemuan. Peran admin akun taaruf berhenti Prosedur Taaruf Offline
sampai di sini, seperti yang diungkapkan oleh Sebelum melangkah pada prosesi taaruf,
Ari (23, Admin akun taaruf) bahwa pada akun masing-masing diinformasikan bahwa ketika
taaruf yang dikelolanya ia ditugaskan untuk melakukan taaruf keduanya telah benar-benar

141
Taaruf Online dan Offline: ......

berniat ingin menikah, bukan sekedar dalam mengikuti tarbiyah (kelompok belajar
berkenalan. Oleh karenanya, masing-masing Islam) dan telah memiliki pekerjaan.
harus telah memiliki informasi terlebih dahulu Berbeda dengan Erika, Sinarty (24 tahun)
tentang calonnya sebelum proses berikutnya diparantarai oleh ibu dari Ahmad (29 tahun),
dilanjutkan. Proses taaruf yang dilakukan laki-laki calon yang akan dijodohkan padanya.
berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan Saat itu, Sinarty merupakan murabiyyah (guru)
lamanya dan tidak diperbolehkan berlama-lama dalam halaqah tarbiyah dari adik Ahmad, yang
dalam ber-taaruf. Adapun prosedur dalam bernama Putri (20 tahun) Ia merasa bahwa
melakukan taaruf offline terdiri dari 4 langkah, Sinarty cocok menjadi pasangan kakaknya
yaitu menyampaikan niat, bertukar data diri, karena Sinarty adalah orang yang sering
nadzar (melihat/bertemu langsung) dan mengingatkannya pada kebaikan. Ia
mediasi, dan khitbah (lamaran). berkemudian menyampaikannya kepada ibunya
Langkah pertama yang dilakukan adalah dan kakaknya dan keduanya menyetujui. Ibunya
dengan menyampaikan niat, pada proses ini kemudian menyampaikan niat anaknya dan
calon laki-laki akan memilih seorang perantara memfasilitasi keduanya untuk ber-taaruf.
yang memiliki kedekatan dengan calon, seperti Proses taaruf memungkinkan seseorang
guru tempatnya belajar agama, ustadz atau untuk menolak ketika ia tidak berkenan dengan
ustadzah, teman yang telah menikah yang calon yang akan dijodohkan karena proses
paham tentang proses taaruf, dan anggota tersebut tidak membuka kontak fisik dalam
keluarga masing-masing dari pihak laki-laki dan bentuk apapun, sehingga para calon tidak dapat
perempuan untuk menyampaikan pesan bebas melakukan apa saja (Akbar 2015:56).
tersebut kepada calon perempuan. Ketika calon Dalam proses taaruf ditekankan pada masing-
laki-laki menyampaikan niat kepada perantara masing calon untuk tidak membawa perasaan
untuk difasilitasi, perantara tidak serta merta secara berlebihan agar terhindar dari
langsung mengiyakan karena perantara harus kekecewaan jika proses ini tidak berlanjut ke
mendapat informasi terkait calon serta langkah berikutnya. Misalnya, karena salah satu
mengetahui sejauh mana kesiapan pihak yang pihak merasa tidak cocok dan tidak
bersangkutan ingin ber-taaruf, sehingga dapat menemukan sesuatu yang dapat membuat
menjadi bahan pertimbangan apakah keduanya keduanya memiliki sinyal yang sama untuk
memiliki kemungkinan untuk dilanjutkan ke menuju pada pernikahan.
langkah berikutnya. Setelah perantara pihak laki-laki
Erika (21 tahun), misalnya, perantaranya menyampaikan niat lalu disetujui oleh pihak
adalah teman perempuannya, yaitu Ummi perempuan, maka selanjutnya adalah saling
Mardha (22 tahun) yang telah berstatus bertukar biodata diri. Biodata diri ini haruslah
menikah. Awalnya, teman suami Ummi Mardha berisi informasi akurat karena dari biodata diri
yang bernama Khalid (27 tahun) memiliki ini pihak perempuan maupun laki-laki dapat
keinginan untuk menikah dan meminta tolong saling menilai dan memastikan apakah kriteria
diperkenalkan jika ada yang dianggap cocok calon sesuai dengan yang diinginkan oleh
dengannya untuk dijadikan sebagai calon istri. masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut, Ummi Mardha Biodata diri yang diajukan berisi
kemudian menyampaikannya kepada Erika informasi demografik, seperti nama, usia, tinggi
dengan pertimbangan bahwa Erika, saat itu badan, tempat tinggal, golongan darah, berat
telah lulus dari pesantren setelah 2 tahun badan, pekerjaan, suku, riwayat pendidikan,
memperdalam ilmu agamanya, dianggap prestasi, pengalaman organisasi, pengalaman
memiliki kecocokan dengan Khalid yang aktif kerja, dan keahlian khusus yang dimiliki. Selain

142
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

informasi umum dijelaskan pula hal-hal yang memperhatikan adab dalam berkomunikasi.
lebih intim dan personal, seperti deskripsi diri, Informasi yang digali biasanya tentang
keluarga, kebiasaan sehari-hari, visi pernikahan, hubungan calon dengan orang-orang di
kriteria calon yang diinginkan, dan riwayat sekitarnya, bagaimana perilakunya, dan yang
penyakit yang dimiliki (jika ada) (lihat Gambar paling penting bagaimana ilmu agama yang
9). telah didalami (seperti, apakah ia aktif atau
tidak dalam kajian atau tarbiyah, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sinarty (27 tahun): “Iya,
cari tahu tarbiyahnya bagaimana, sering ji
datang atau tidak karena patokan utamaku
pada saat itu bagaimana agamanya,
Alhamdulillah setelah cari tahu beliau aktif
datang”.
Setelah calon memiliki informasi dari
biodata dan menimbulkan kecenderungan dan
keyakinan untuk melangkah lebih lanjut, maka
langkah berikutnya adalah nadzar atau bertemu
secara langsung untuk melihat bagian tubuh
yang diperbolehkan, yaitu wajah dan telapak
tangan karena kedua bagian tubuh ini dianggap
bukan aurat. Pemilihan tempat disesuaikan
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Namun, pada umumnya dilakukan di rumah
calon perempuan atau di rumah perantara dan
perempuan didampingi oleh mahromnya.
Nadzar dilakukan dengan tujuan agar kedua
belah pihak dapat saling mengenali agar tidak
menimbulkan penyesalan setelah menikah.
Islam membenarkan melihat perempuan yang
ingin dinikahi. Ini didasarkan pada sabda
Rasulullah SAW kepada seorang sahabat yang
ingin meminang seorang wanita: “Pergi dan
lihatlah wanita tersebut, karena dengan
melihatnya dapat lebih mengekalkan kasih
sayang di antara kalian berdua” (HR. At-
Gambar 9. Format Biodata Taaruf
Tirmidzi).
Setelah saling bertukar biodata diri, umumnya Meskipun diperbolehkan untuk melihat,
terdapat jeda waktu antara sepekan dan namun tetap diharuskan untuk memperhatikan
sebulan setelah saling bertukar biodata diri ketentuan yang berlaku, yaitu tidak melihat
untuk beranjak ke langkah selanjutnya. Dalam dengan “menikmati” karena itu dianggap
jeda waktu tersebut, masing-masing calon sebagai zina. Nadzar disyariatkan untuk
diberi kesempatan untuk mencari informasi mewujudkan sunnah, dan bukan untuk
lebih lanjut dari orang-orang yang ada di sekitar menikmati keindahan parasnya. Imam Ahmad
calon, misalnya, dari perantara, orang tua, atau pernah mengatakan: “Dia melihat ke wajahnya,
sahabat-sahabat calon dengan tetap namun tidak boleh dengan cara menikmati. Dia

143
Taaruf Online dan Offline: ......

boleh melihat berulang-ulang, dan menimbang Motivasi Ber-taaruf


kecantikannya karena tujuan saling mencintai Dalam sessi ini akan dibahas mengenai hal-hal
hanya bisa diwujudkan dengan cara itu”. Jika yang memotivasi para peserta/pelaku memilih
pertemuan ini dianggap sudah cukup untuk mencari jodoh melalui cara taaruf. Secara
membuat pihak lelaki tertarik untuk umum baik pelaku taaruf offine maupun
menikahinya, itu sudah cukup baginya. Setelah peserta taaruf online dimotivasi oleh tiga hal,
prosesi nadzar berlangsung, maka akan yaitu: pertama, keinginan untuk mendapatkan
dikembalikan lagi kepada pihak perempuan pasangan melalui jalur yang sesuai syariat
apakah memiliki ketertarikan yang sama atau Islam; kedua, keinginan untuk memilih
tidak. pasangan secara mandiri; dan ketiga, keinginan
Selain melihat, pada proses ini juga untuk dipertemukan dengan calon pasangan
diperbolehkan adanya mediasi diantara calon yang beragama.
pasangan untuk menyampaikan beberapa Motivasi pertama adalah bahwa taaruf
informasi yang masih dianggap kurang baik dari merupakan cara mencari pasangan yang sesuai
pihak laki-laki maupun perempuan. Mediasi dengan syariat Islam yang berdasar pada
berlangsung dibalik hijab (penghalang atau tutunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam Islam
penutup) dengan didampingi oleh perantara terdapat batasan-batasan interaksi antara laki-
dan tidak dilakukan dengan bertatap muka laki dan perempuan yang bukan mahram, yaitu
langsung. Erika (21 tahun) mengungkapkan: tidak diperbolehkan untuk berdua-duaan tanpa
didampingi oleh mahramnya, tidak melakukan
Iya pakai hijab kan, terus obrolan
pada saat itu saya sampaikan kontak fisik seperti berpegangan tangan dan
memang semua kekuranganku saya berpelukan. Ini karena segala bentuk interaksi
bilang ke beliau kalau saya ini antara laki-laki dan perempuan yang bukan
orangnya cengeng, panikan, tidak muhram dianggap sangat berpotensi terhadap
pintar masak, pokoknya semua yang terjadinya perbuatan zina. Padahal dalam Islam,
jelek-jelek saya kasih keluar semua
jangankan berbuat zina, mendekatinyapun
biar dia tau dan apakah dari
kekurangan-kekurangan itu dia dilarang, sebagaimana dinyatakan dalam Al-
masih mau terima saya atau tidak, Qur’an surah Al-Isra ayat 32: “Dan janganlah
dan dijawab dia bilang tidak kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
masalah. adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
Pentingnya mediasi pada tahap ini untuk jalan yang buruk”.
memastikan bahwa masing-masing pihak dapat Imam Al Qurthubi mengatakan bahwa
menerima kelebihan maupun kekurangan yang makna ayat “janganlah kamu mendekati zina”
telah disampaikan oleh pihak laki-laki dan pihak artinya bahwa jika mendekati zina saja tidak
perempuan pada saat proses diskusi boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-
berlangsung. jelas lebih terlarang. Imam As-Sa’di dalam
Langkah selanjutnya adalah khitah tafsirnya menjelaskan Allah menyifati buruknya
(lamaran). Setelah kedua belah pihak merasa zina sebagai perbuatan yang keji artinya dosa
yakin dan memantapkan diri, maka pihak laki- yang dinilai buruk dalam syariat, akal, dan fitrah
laki melakukan pelamaran dengan membawa (naluri) karena kandungannya adalah
keluarga besar lalu menentukan tanggal pelanggaran terhadap hak Allah, hak
pernikahan dan mendiskusikan seluruh proses perempuan, hak keluarga perempuan atau
pernikahan. Pada saat mempersiapkan proses suaminya, dan merusak kehormatan suami
pernikahan, komunikasi antara kedua tetap isteri, mencampur aduk keturunan, dan
dijembatani oleh perantara.

144
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

keburukan-keburukan lainnya (Abdurahman, para pelaku taaruf. Namun walaupun mereka


juz 1:457). menginginkan kebebasan dalam memilih
Berdasarkan hal tersebut di atas, taaruf pasangan, mereka tetap ingin berada di jalur
menjadi pilihan dalam tahap pranikah. Dengan yang sesuai dengan syariat Islam, dan taaruf
cara demikian hubungan antar kedua calon dianggap sebagai cara yang dapat
tetap terjaga karena segala interaksi yang mengakomodir keinginan tersebut, seperti yang
dilakukan difasilitasi oleh perantara dengan dinyatakan oleh Siniarty (27 tahun) dan Rahman
batasan-batasan yang telah ditetapkan bagi (22 tahun) bahwa mereka ingin mendapatkan
keduanya. Ini berbeda dengan hubungan jodoh dengan ikhtiar mereka sendiri tanpa ada
pacaran yang biasanya dilakukan antara laki-laki paksaan dari orang tua.
dan perempuan yang potensil untuk terjadinya Motivasi ketiga adalah keinginan
perbuatan zina karena tidak ada yang menjadi dipertemukan dengan calon pasangan yang
penghalang (seperti perantara) bagi masuknya memahami agama. Oleh karena taaruf adalah
setan di antara keduanya. cara mencari pasangan yang sesuai dengan
Karin (27 tahun, pelaku taaruf Offline) syariat Islam, maka melalui taaruf para
mengungkapkan bahwa alasan ia mencari informan mengharapkan dapat bertemu
pasangan dengan ber-taaruf karena dengan orang yang memahami agama. Ini
kesesuaiannya dengan syariat Islam. Melalui sejalan dengan yang dikatakan oleh Ramli (23
taaruf offline lebih terjaga sebab ada perantara tahun), sebagai berikut:
diantara keduanya yang juga memahami
Zaman sekarang menurut saya
agama, sehingga proses keduanya terjaga cukup sulit bertemu dengan
dalam koridor syariat. Ia dan calon suaminya perempuan muda yang paham
menjalankan proses taaruf yang tidak agama, jadi saya berharapnya
memungkinkan untuk melakukan interaksi melalui taaruf saya bertemu dengan
tanpa didampingi oleh mahromnya. Putri (28 yang paham agama karena
kemungkinan besar dia ikut taaruf
tahun, peserta taaruf online) juga
karena paham akan syariat Islam
mengungkapkan bahwa alasan ia mendaftarkan yang ada di dalamnya (taaruf).
diri pada akun taaruf karena ingin mencari
Mereka yang terlibat dalam taaruf
pasangan tanpa harus berpacaran karena
memiliki harapan bahwa orang yang memahami
baginya pacaran merupakan “ladang
agama tentu akan lebih memilih jalan taaruf
perzinahan”.
dibandingkan dengan mereka yang pacaran,
Motivasi kedua adalah karena ingin
karena mereka memahami manfaat dan
segera menikah dan memilih pasangan secara
mudaratnya masing-masing. Dengan
mandiri, namun tidak ingin melalui proses
menemukan pasangan yang memahami agama,
pacaran umumnya karena khawatir akan
ia berharap menemukan pasangan yang dapat
perbuatan zina. Kemandirian dalam memilih
membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah
pasangan sesuai dengan kriteria yang
wa rahmah.
diinginkannya, bukan berdasarkan pilihan yang
dipaksakan oleh orang lain, misalnya orang tua.
Taaruf Offline dan Online : Kelebihan dan
Dalam proses taaruf, baik perempuan maupun
Kekurangan
laki-laki memiliki kebebasan untuk menolak
Meskipun saat ini telah ada taaruf online,
atau menerima calon pasangan taaruf untuk
namun taaruf offline masih tetap diminati oleh
melanjutkan ke tahap berikutnya karena
mereka yang berkeinginan untuk ber-taaruf
meskipun ada perantara sebagai “jembatan” di
antara keduanya, keputusan tetap ada pada

145
Taaruf Online dan Offline: ......

karena masing-masing memiliki kelebihan dan Taaruf online juga potensil menimbulkan
kekurangan. masalah dikarenakan data pribadi peserta,
Dalam taaruf online, media sosial seperti nama, alamat, nomor handphone,
Instagram dan Whastapp mempermudah hingga foto wajah dapat menjadi konsumsi
proses yang harus dilalui karena berpotensi publik, dikarenakan tidak ada jaminan bahwa
banyak pilihan calon pasangan, sehingga dari ratusan ribu followers akun taaruf
memperbesar peluang seseorang menemukan semuanya adalah “orang baik”, bahkan tidak
calon pasangan yang paling sesuai dengan semua followers adalah orang yang benar-
kriteria yang diinginkannya. Postingan testimoni benar ingin mencari pasangan. Informasi-
online berikut ini mengillustrasikan bagaimana informasi pribadi seperti itu dapat menjadi
seorang peserta dalam dua hari setelah “celah” untuk orang-orang melakukan tindak
biodatanya diunggah dalam akun taaruf, ia kejahatan online (cybercrime) yang telah
telah mendapatkan lebih dari 500 orang yang menjadi tren di berbagai negara, temasuk di
berminat mengajaknya ber-taaruf (lihat Indonesia (Widodo dalam Rifauddin dan Halida
Gambar 10). Sementara dalam taaruf offline, 2018:99). Oleh karenanya warganet harus
pilihan calon pasangan taaruf sangat terbatas, berhati-hati dan membatasi diri untuk
tidak ada pilihan karena calon yang mengunggah informasi di jejaring media sosial
diperlihatkan hanya satu orang. agar tidak menjadi objek dari orang-orang yang
Namun, dalam taaruf offline data dari tidak bertanggung jawab.
pihak yang ingin ber-gataaruf dianggap lebih Selain itu pada taaruf offline, perantara
valid dibandingkan dengan data dari pihak yang memegang peranan penting sebagai fasilitator
ber-taaruf online karena calon tersebut benar- di antara kedua calon karena seluruh proses
benar memiliki kedekatan langsung dengan menjadi tanggung jawab perantara. Ia
perantara. Selain itu, perantara sebagai orang menuntun dan menjaga proses taaruf yang
yang bertanggungjawab terhadap dua orang dilaksanakan agar tetap pada koridornya, yakni
yang ingin melakukan taaruf. Oleh karena itu, tetap sesuai pada tutunan Al-Qur’an dan As-
sebelum biodata mereka dipertukarkan, Sunnah, misalnya, tidak berdua-duaan tanpa
perantara benar-benar akan memeriksa latar didampingi oleh mahromnya, tidak melakukan
belakang yang bersangkutan dan memberikan kontak fisik (seperti berpegangan tangan dan
penilaian yang objektif. berpelukan), tidak membuka komunikasi tanpa
ada kepentingan terkait pembahasan
pernikahan (seperti mengungkapkan kerinduan
pada calon pasangan, saling bertukar pesan,
dan saling merayu, dll.
Berbeda halnya dengan taaruf online,
yang dalam beberapa kasus cukup beresiko
karena dapat membuka interaksi dengan
pasangan taaruf-nya karena beberapa admin
menyerahkan proses taaruf langsung kepada
calon tanpa ada pendampingan. Dengan
demikian, keterlibatan perantara pada taaruf
offline lebih memberikan rasa aman dan
ketenangan karena menjaga proses taaruf tetap
pada koridor syariat dibandingkan dengan
Gambar 10. Testimoni Peserta Taaruf Online taaruf online.

146
Jurnal Emik, Volume 2 Nomor 2, Desember 2019

Kesimpulan Dan Rekomendasi dari perbuatan zina; keinginan untuk memilih


Taaruf merupakan proses penjajakan pranikah pasangan secara mandiri; dan keinginan untuk
yang didasarkan pada syariat Islam. Inti dari dipertemukan dengan calon pasangan yang
makna taaruf adalah kedua calon pasangan memahami agama.
yang belum menikah tidak saling berinteraksi Taaruf online dan taaruf offline memiliki
berduaan karena ada perantara diantara calon kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
pasangan taaruf dan senantiasa menjaga Pemanfaatan media sosial dalam taaruf online
pandangan karena dari mata berpotensi turun tidak saja mempermudah proses taaruf,
ke zina. berpotensi banyak pilihan calon pasangan dan
Berdasarkan mediatornya, taaruf dapat memperbesar peluang untuk mendapatkan
dikategorikan kedalam dua jenis yaitu taaruf calon pasangan yang paling sesuai dengan
online dan taaruf offline. Jika proses dalam kriteria yang diinginkan. Namun demikian,
taaruf online memanfaatkan akun-akun taaruf taaruf secara online juga berpotensi
pada media sosial Instagram dan Whatsapp menimbulkan persoalan dalam kaitan dengan
sebagai mediatornya, maka dalam taaruf akses terhadap data pribadi dan rentan
oflline, proses taaruf dilakukan melalui terhadap cyber crime. Dalam taaruf offline,
perantara yang secara langsung mengenal calon meskipun calon pasangan terbatas karena calon
perempuan maupun laki-laki yang ber- taaruf. hanya didasarkan pada kedekatan orang yang
Dari sisi pendampingan dalam ber-taaruf, menjadi perantara, namun keakuratan
pada taaruf offline perantara mendampingi informasi calon pasangan taaruf offline
calon yang ber-taaruf mulai dari tahapan dianggap lebih valid dibanding calon pasangan
penyampaian niat, hingga tahapan khitbah taaruf online karena informasi diperoleh secara
(lamaran), sementara dalam taaruf online, langsung dari perantara yang memiliki
proses pendampingan memiliki ketentuan yang kedekatan dengan kedua belah pihak.
berbeda-beda pada setiap akun taaruf. Ada Dalam menjalankan kehidupan
akun taaruf yang sama sekali tidak pernikahan kecocokan karakter merupakan hal
mendampingi proses taaruf, sehingga proses mendasar yang sangat penting untuk melewati
taaruf secara penuh diberikan pada pihak segala suka dan duka dalam berumah tangga.
peserta itu sendiri. Cara ini dilakukan karena Oleh sebab itu, proses perkenalan sebelum
admin akun taaruf secara pribadi tidak menikah menjadi sangat penting, khususnya
mengenal para peserta, sehingga menganggap bagi yang memilih melalui proses taaruf yang
diri tidak layak untuk menjadi perantara. Ada sejatinya memiliki prinsip menyegerakan
pula admin yang memungsikan dirinya sebagai pernikahan, sehingga proses perkenalan lebih
perantara taaruf. Namun, karena prosesnya cepat. Para pelaku taaruf baik yang online
dimulai melalui media sosial, maka lokasi antara maupun offline harus bersikap jujur dan
admin dan peserta taaruf, tidak selalu berada di terbuka dalam setiap tahapan taaruf agar
kota yang sama, sehingga proses taaruf terjadi meminimalisir kekecewaan di kemudian hari
melalui Instagram dan Whatsapp Group (WAG) setelah pernikahan terjadi.
yang beranggotakan tiga orang, yakni: kedua
peserta taaruf dan admin. Daftar Pustaka
Secara umum, motivasi ber-taaruf baik Abdurahman, asy Syaikh bin Nasir as-Sa’di.
pelaku taaruf offine maupun peserta taaruf 2006. Taisir al-Karimir Rahman Fi Tafsiri
online dimotivasi oleh tiga hal, yaitu keinginan Kalamil Mannan, juz 1:57. Beirut:
untuk mendapatkan pasangan melalui jalur Mu’asasah ar-Risalah.
yang sesuai syariat Islam, sehingga terhindar

147
Taaruf Online dan Offline: ......

Akbar, E. 2015. “Taaruf Dalam Khitbah Sosial Media Facebook”, Kizana Al-
Perspektif Syafi’i dan Ja’fari”, Musâwa, Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan,
14(1): 56-65. Informasi dan Kearsipan, 6(2):98-111.
Muhadi, D. 2015. Tradisi Perjodohan Dalam Sakinah. 2018. Taaruf: Studi Tentang
Komunitas Pesantren: Studi Pada Perjodohan Dalam Organiasi Wahdah
Keluarga Kyai Pondok Buntet Islamiyah Di kota Makassar. Skripsi,
Pesantren. Skripsi, Fakultas Syariah Dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Univeritas Hasanuddin, Makassar.
Jakarta.
Supena, I. 2007. Filsafat Dakwah : Perspektif
Nurbayani, T. 2015. “Perkembangan Perilaku Filsafat Ilmu Sosial. Semarang: Abshor.
Psikososial Pada Masa Pubertas”,
Supratman, L. P. dan Mardianti, P. 2016.
Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial dan
“Komunikasi Interpersonal Pasangan
Ekonomi, 4(1):1-15.
Suami-Istri Yang Dipertemukan Melalui
Pusparini, A. 2012. Agar Taaruf Cinta Berbuah Taaruf Online di
Pahala. Yogyakarta : Pro-U Media. www.rumahtaaruf.com”, Jurnal
Penelitian Komunikasi, 19(2):165-178.
Restia, R. 2015. “Opini Mahasiswa Terhadap
Pernikahan Melaui Taaruf Dilingkungan Rahmania, N. Z. dan Pamungkas, I.N.A. 2018.
UIN Suska Riau”, Jom Fisip. 2(2):1-13. “Komunikasi Interpersonal Komunitas
Online www.rumahtaaruf.com”, Jurnal
Reza. 2015. “Taaruf Dalam Perspektif Islam:
Manajemen Komunikasi, 3(1):51-66.
Studi Kualitatif Mengenai Taaruf
sebagai Proses Komunikasi Dalam Wibisana, W. 2016. “Pernikahan Dalam Islam”,
Perspektif Islam”. Skripsi, Fakultas Ilmu Jurnal Pendidikan Agama Islam - Ta’lim,
Sosial Dan Ilmu Politik, Univeritas 14(2):185-193.
Brawijaya, Malang.
Widiarti, A. 2010. Tak Kenal Maka Taaruf. Solo:
Rifauddin, M dan Halida, A. N. 2018. “Waspada Era Adicitra Intermedia.
Cybercrime dan Informasi Hoax Pada

148

You might also like