You are on page 1of 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7 No.

2 September 2020
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 15 - 22

INTENSI PERILAKU DAN RELIGIUSITAS GENERASI MILLENIALS TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBAYARAN ZIS MELALUI PLATFORM DIGITAL

Oleh :
Mega Rachma Kurniaputri
Universitas Indonesia - Kajian Timur Tengah dan Islam
megarachma15@gmail.com
Rindani Dwihapsari
Universitas Indonesia - Kajian Timur Tengah dan Islam
rindani.dwihapsari@gmail.com
Nurul Huda
Universitas Yarsi - Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Kajian Timur Tengah dan Islam
nurul.huda@yarsi.ac.id
Nova Rini
STIE Muhammadiyah Jakarta/Universitas Indonesia - Kajian Timur Tengah dan Islam
Nvrin207@yahoo.com

Article Info Abstract


Article History : Indonesia has the largest number of Muslim in the world, therefore
Received 23 July - 2020 the potential of zakat can reach 3.46 percent of GDP. But in fact,
Accepted 20 August - 2020 total collection of zakat is not accordance with its potential. One of
Available Online the solution which can be done is approach the millennial
07 Sept - 2020 generation and take advantage of current financial technology.
Along with the issue, the purpose of this research is to examine the
faktors that influence millennials generation in Jabodetabek in
their decision to pay zakat, infaq and alms through digital
platforms. Based on the literature review, behavioral intentions will
affect individual behavior of consuming an item or service, which
in this study is behavior in deciding to pay ZIS through a digital
platform such as OVO, GoPay, mobile banking. In addition,
religiosity is a form of individual behavior towards their religion
and it can influence the decisions to pay ZIS. By using PLS-SEM
analysis, as well as survey data from the distribution of
questionnaires to 153 respondents, it was found that intention
behavior was significantly influential in the decision to pay ZIS
through digital platform. While religiosity has no significant effect
on the decision to pay ZIS through a digital platform..

Keyword :
intention behavior,
religiousity, zaqat, infaq,
alms.

1. PENDAHULUAN informasi seperti sekarang ini dapat memberikan


Dewasa ini dalam menghadapi era industri dampak positif ataupun negatif di dalam kehidupan
4.0, kemajuan teknologi semakin banyak masyarakat. Dampak negative yang dapat muncul
digunakan oleh masyarakat. Salah satu adalah melakukan pemborosan sedangkan salah
penyebabnya adalah memberikan kemudahan bagi satu dampak positif yang sudah pasti dirasakan
semua pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, seperti adalah dapat meningkatkan kecepatan fleksibilitas
misalnya dalam membeli makanan ringan secara produksi meningkatkan layanan kepada pelanggan
online. Tentunya melalui kemajuan teknologi dan meningkatkan penghasilan (Santoso 2019).
15
Hal init terbukti dengan sebagian besar Tabel 1. Pertumbuhan Penghimpunan ZIS
bentuk bisnis dan pelayanan menjadi berkembang Tahun 2009-2017
secara dinamis dengan kemampuan mereka Tahun
ZIS Pertumbuhan Pertumbuhan
menyediakan sistem online. Pada sisi lainnya, di (Milyar Rp) (%) PDB (%)
Era Industri 4.0 ini dapat dipandang sebagai bentuk 2009 1,200 30.43 4.9
revolusioner untuk pertumbuhan dan penyebaran 2010 1,500 25.00 6.1
agama secara digital. Indonesia sendiri merupakan 2011 1,729 15.27 6.5
2012 2,212 27.94 6.23
Negara dengan penduduk mayoritas muslim
2013 2,639 19.30 5.78
terbesar di dunia turut merasakan dampak dari 2014 3,300 25.05 5.02
perkembangan teknologi internet. Salah satunya 2015 3.650 36.00 10.61
dalam memperkenalkan sistem ekonomi syariah 2016 5.012 51.29 37.46
sebagai jawaban untuk sebuah kesejahteraan. 2017 6.224 62.37 24.06
Penduduk Indonesia mayoritas adalah Islam Rata-rata 35.10 5.39
sehingga membuat Indonesia memiliki potensi dan Sumber: BAZNAS, 2018
peluang yang besar untuk menjadi pusat Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketaui
perekonomian syariah dunia. Hampir seluruh bahwa jumlah penghimpunan ZIS selalu
komponen masyarakat siap untuk memajukan meningkat dari 2009 sampai 2017. Pertumbuhan
ekonomi syariah, selanjutnya hanya bagaimana yang positif dan signifikan terjadi di tahun 2015
memulai secara tepat agar semua dapat bersinergi yang mencapai Rp 3,650 Trilyun, lalu meningkat
bersama. tajam kurang lebih sebesar 40% pada tahun 2016,
Instrument yang paling penting dalam mencapai Rp 5,017 Trilyun. Sementara itu pada
ekonomi syariah terkhusus dalam meningkatkan tahun 2017 terjadi kenaikan kurang lebih sebesar
kesejahteraan Negara adalah dengan zakat, infak, 25% yaitu Rp 6,224 Trilyun. Namun sejatinya
dan shadaqah (ZIS). Sebagai solusi untuk pencapaian ini terbilang masih jauh dari potensi
mencapai sebuah kesejahteraan, ZIS tidak hanya zakat yang diharapkan, dimana menurut Ketua
berlandaskan terhadap ketauhidan atau keimanan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof.
seseorang saja, namun ZIS juga memiliki dimensi BambangSudibyo, mengatakan bahwa potensi
yang berpengaruh pada bidang sosial dan ekonomi zakat di Indonesia dengan regulasi yang sudah
masyarakat. Memiliki 87,18% penduduk Muslim berjalan saat ini dapat meraih sejumlah Rp213,3
dari total penduduk Indonesia, menggambarkan triliun atau (1,57% dari PDB) (BAZNAS 2019).
bahwa potensi ZIS di negara ini sangat besar. Bahkan jumlah ini bisa semakin meningkat sejalan
Potensi tersebut juga diakibatkan dari transisi dengan adanya peraturan baru yaitu zakat
demografi yang semakin mendominasi generasi diterapkan sebagai pengurang pajak. Maka potensi
produktif usia muda dan pertumbuhan ekonomi zakat di Indonesia pun dapat mencapai Rp 462
Indonesia dengan bertambahnya jumlah Trilyun atau sebesar 3,46% dari nilai PDB.
masyarakat kelas menengah di era ekonomi digital Adapun setelah melihat data diatas,
yang telah mencapai 52 juta jiwa (Avisena 2020). menjadi sebuah tantangan baru bagi stakeholders
Adapun kesadaran masyarakat dalam untuk meminimalisir gap yang ada diantara jumlah
membayar ZIS setiap tahunnya semakin penghimpunan ZIS dengan jumlah potensi zakat.
meningkat, terlebih dengan ditunjang oleh Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan di era
kemajuan teknologi yang memudahkan setiap industry 4.0 ini adalah dengan mengacu kepada
orang dalam menunaikan ZIS. Masyarakat masa kelompok generasi millennial yang berusia 18-36
kini cenderung melakukan pembayaran ZIS tahun (usia produktif), dimana dari segi pendapatan
dengan media online. Sebagai contoh, Badan Amal biasanya kelompok usia produktif sudah
Zakat Nasional (BAZNAS) yang melebarkan memumpuni untuk menunaikan pembayaran ZIS.
sayapnya dengan menggandeng 26 kanal digital Berikut merupakan data jumlah penduduk
seperti social media, toko online e-commerce, millennial yang berdomisili di Jakarta pada tahun
artificial intelligence, dan layanan keuangan digital 2019:
seperti Kitabisa, Jenius, Gopay, Gojek, OVO,
Tcash, Kaskus, Lenna, Shopee, Tokopedia,
Lazada, Matahari Mall, Oy! Indonesia dan Line
(KNKS 2019).
Dalam skala nasional, jumlah
penghimpunan dana ZIS di Indonesia melalui OPZ
resmi mengalami kenaikan dari tahun 2009-2017,
hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

16
Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta konsumen. Sedangkan definisi dari keputusan
Berdasarkan Usia konsumsi menurut Boyd dan Walker adalah
sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada
1200000 kegiatan manusia mengonsumsi suatu produk guna
1023585983371
929427 memenuhi keinginan dan kebutuhan (Boyd and
1000000
756306 Walker 2013).
800000 720368
Keputusan konsumen ini menunjukkan
600000 perilaku seseorang terhadap mengonsumsi suatu
400000 barang atau jasa. Perilaku konsumen tersebut
200000 menurut Schiffman dan Kanuk, merupakan
0 perilaku yang memperlihatkan konsumen dalam
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019 serta menghabiskan produk dan jasa yang
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta diharapkan akan memuaskan kebutuhan atau
memaparkan bahwa jumlah usia produktif yang keinginannya.
tergolong kelompok millennial berjumlah sekitar Konsumen yang dimaksudkan pada
4.413.057 juta. Selain itu, berdasarkan data dari penelitian ini adalah muzakki yang berarti setiap
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia orang yang wajib membayar zakat setelah
(APJII) sebanyak 171,17 juta jiwa atau sebanyak mencapai nisab dan haul, serta munfiq atau orang
64.8 persen pengguna internet berusia sekitar 15- yang membayar infaq dan shadaqah secara
29 tahun atau berada pada kelompok sukarela. Dimana muzakki dan munfiq ini menjadi
millennial (Haryano 2019). Sehingga dengan konsumen pengguna aplikasi pembayaran ZIS
jumlah tersebut pengoptimalan zakat pada digital. Hal-hal yang mempengaruhinya dapat
kelompok millennial melalui media online atau muncul dari dalam diri konsumen itu sendiri seperti
digital menjadi pilihan yang harus diprioritaskan. halnya motivasi, kepribadian, persepsi, maupun
Melakukan optimalisasi terhadap zakat kepercayaan, serta dapat pula dipengaruhi oleh
digital tentu juga harus fokus terhadap kelayakan faktor luar misalnya budaya, lingkungan sekitar,
dari fasilitas yang dimiliki agar dapat menarik kelas sosial, opini masyarakat, bahkan pengaruh
intensi kaum millennial untuk mengeluarkan dana media sosial online (Kotler and Armstrong 2016).
ZIS. Fasilitas yang dicari biasanya berupa fasilitas Berasal dari rangsangan internal dan eksternal
yang memudahkan, dan mampu meluaskan target tersebut, Kotler membuat suatu model perilaku
muzakki dan munfiq. Intensi perilaku dari para konsumen. Mulai dari faktor yang mempengaruhi
millennial dengan adanya zakat digital ini dinilai hingga perilaku konsumen dalam mengonsumsi,
mampu meningkatkan keputusan mereka dalam sebagai berikut:
menyalurkan dana ZIS. Adapun selain dari intensi
perilaku, faktor keagamaan seseorang juga perlu Gambar 2. Model Perilaku Konsumen
untuk dilihat. Keagamaan seseorang (religiusitas)
dinilai mampu menjadi dorongan kuat seseorang
dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian ini,
faktor religiusitas menjadi variabelyang mampu
mempengaruhi keputusan millennial di
Jabodetabek dalam mengeluarkan dana ZIS
mereka. Hal ini karena religiusitas atau komitmen
beragama berperan penting bagi kehidupan dalam
membentuk keyakinan, pengetahuan, dan sikap Sumber: Kotler & Keller, 2009
(Salleh 2012).
Intensi Perilaku
2. KAJIAN PUSTAKA DAN Intensi merupakan perubahan yang paling
PEGEMBANGAN HIPOTESIS dekat dengan perilaku yang dilakukan oleh
Keputusan Konsumen individu, dan merupakan perubahan yang
Menurut Kotler dan Keller, keputusan menjembatani anatra sikap dan perilaku nyata. Jadi
merupakan sebuah proses pendekatan dalam upaya intensi adalah perilaku individu dalam melakukan
menyelesaikan masalah yang terdiri dari tahapan- suatu hal secara terus-menerus. Adapun menurut
tahapan yakni pencarian informasi, penilaian definisinya, intensi perilaku didefinisikan sebagai
beberapa alternatif, merumuskan keputusan ketertarikan seseorang menggunakan atau membeli
membeli dan perilaku setelah membeli yang dilalui sesuatu. Intensi ini diyakini memiliki pengaruh

17
yang positif signifikan terhadap perilaku individu tersebut memperhatikan segala dimensi yang tidak
dalam menggunakan teknologi. Dalam kaitannya hanya dari segi ibadah ritual tetapi juga aktivitas
dengan pembayaran zakat, infaq dan sedekah lain. Lima dimensi religiusitas diantaranya adalah
melalui platform ZIS digital adalah untuk melihat dimensi keyakinan, dimensi praktek agama (ritual),
sikap individu dalam keputusannya dalam dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan
membayar ZIS melalui platform digital agama,dimensi pengamalan atau konsekuensi.
(Venkatesh, et al. 2003).
Teori dari intensi perilaku dikembangkan Konsep Zakat, Infaq dan Sedekah Online
oleh Ajzen dan Fishbein, yang disebut dengan Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) merupakan
Theory of Planned Behavior (TPB). Teori ini salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan
merupakan pengembangan teori dari Theory of dalam agama Islam. Selain itu, ZIS juga berperan
Reasoned Reason (TRA) guna mengetahui faktor untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi
yang menyebabkan intensi perilaku individu pembangunan khususnya kemiskinan dan
seperti sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol ketidakmerataan distribusi pendapatan. Sehingga
perilaku (Huda, Hulmansyah and Rini, 2017). membayar ZIS ini merupakan hal yang sangat
Menurut Fishbein dan Ajzen, sikap penting dan perlu untuk dikembangkan agar
didefinisikan sebagai faktor yang alami dari dalam memudahkan wujud ibadah setiap individu
diri seseorang yang dipelajari guna memberi muslim. Salah satu cara baru untuk membayar ZIS
respon dengan cara yang konsisten yakni suka atau di era industri 4.0 ini adalah melalui platform
tidak suka pada penilaian terhadap suatu objek digital atau online atau dapat disebut juga dengan
yang diberikan (Huda, Rini, et al. 2012). Dalam ZIS online.
Islam, sikap disebut dengan akhlak yakni ilmu Zakat, infaq dan sedekah (ZIS) online ini
yang menentukan batas antara baik dan buruk, merupakan suatu proses pembayaran ZIS yang
terpuji maupun tercela atas suatu objek (Herlyana dilakukan secara digital atau online dimana muzaki
2012). Terdapat tiga sikap atau akhlak menurut yang hendak membayar ZIS tidak perlu ke tempat
Kamal dan Ghani (2014) dan Huda et al. (2017) pembayaran zakat ataupun bertemu langsung
yakni akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap diri dengan para amil. Dalam syariah, praktik
sendiri dan akhlah terhadap sesama manusia. pembayaran ZIS ini diperbolehkan karena
Pada faktor norma subjektif atau niat, mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan
merupakan persepsi yang sifatnya individual teknologi yang semakin memberikan kemudahan.
terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak Selain itu, kondisi fiqh nya pun mengikuti, yakni
melakukan suatu perilaku. Norma subjektif atau adanya ijab dan qobul tidak secara langsung
niat itu sendiri memiliki tiga bagian, yakni niat dikarenakan amil dan muzaki tidak bertemu. Oleh
ibadah, niat ta’at dan niat qurban (Abidin 2012). karena itu ucapan doa yang diucapkan apabila
Sedangkan kendali perilaku yaitu perasaan muzaki menyerahkan zakat kepada amil dapat
individu mengenai mudah atau sulitnya dikirim melalui sms (Aziz 2017).
mewujudkan suatu perilaku tertentu (Mahyani Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
2013). Kendali perilaku ini ditentukan oleh Yusuf Al Qardhawi dalam bukunya fiqh zakat yaitu
keyakinan individu mengenai kekuatan faktor seseorang boleh tidak menyatakan secara eksplisit
eksternal dan internal dalam memfasilitasi bahwa dana yang ia berikan adalah zakat. Artinya
perilaku. Seperti misalnya pengaruh keluarga seorang muzaki boleh tidak menyatakan uang yang
dalam memilih lembaga zakat. diberikannya merupakan uang zakat pada amil
zakat dan zakatnya tersebut dianggap tetap sah.
Religiusitas Maka dari itu zakat secara online kepada amil zakat
Definisi religiusitas menurut Suhardiyanto tetap diperbolehkan (Berzakat 2017).
(2001) yaitu hubungan yang secara pribadi terjalin Berdasarkan Outlook Zakat Indonesia
antara ilahi Yang Maha Kuasa dengan manusia (2019) yang diterbitkan oleh BAZNAS, terdapat
yang berkonsekuensi untuk melaksanakan tiga jenis platform digital yang dapat digunakan
kewajiban-Nya dan menjauhi apa yang dilarang untuk membayar ZIS, yakni:
oleh-Nya. Oleh sebab itu, religiusitas tidak hanya a. Internal Platform, yakni platform yang
terjadi ketika seeorang melakukan perilaku ritual dikembangkan oleh organisasi pengelola zakat
(beribadah) saja tetapi juga ketika melakukan itu sendiri dalam bentuk website atau aplikasi.
aktivitas sehari-hari baik itu yang terlihat oleh mata Contohnya Muzaki Corner yang dimiliki
maupun sesuatu yang terjadi dalam hati dan pikiran BAZNAS, dtpeduli.org, Zakat Apps yang
seseorang (Wahyudin, et al. 2013). dimiliki Sinergi Foundation;
Konsep religiusitas menurut Stark & b. Eksternal Platform, adalah platform yang
Glock (1994) mengungkapkan bahwa konsep disediakan mitra organisasi pengelola zakat
18
untuk menghimpun dana ZIS. Seperti melalui memiliki pengaruh terhadap keputusan berzakat
e-commerce (tokopedia, bukalapak, lazada, digital, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah:
elevenia, blibli), online crowdfunding H1: Intensi perilaku memiliki pengaruh signifikan
(KitaBisa.com), QR Code (GoJek); terhadap keputusan berzakat digital
c. Media Platform, merupakan metode H2: Religiusitas memiliki pengaruh signifikan
pengumpulan dana ZIS melalui media sosial terhadap keputusan berzakat digital.
seperti misalnya OY! Indonesia.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. METODE PENELITIAN Hasil Uji Kelayakan Model
Metode yang digunakan pada penelitian ini Goodness of Fit (GoF) atau uji kebaikan
adalah metode survey dengan pendekatan model dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
eksplanatoris. Karakteristik dari metode ini adalah model penelitian yang digunakan dengan data
kuanitatif yang bertujuan untuk meneliti perilaku penelitian yang diperoleh. Analisis data dengan
suatu individu atau kelompok dengan mengambil menggunakan PLS-SEM mengharuskan
sampel dari satu populasi dengan menggunakan perhitungan secara manual untuk mengetahui nilai
kuesioner sebagai alat pengumpulan data. GoF.
Populasi dalam penelitian ini adalah Adapun nilai rata-rata Average Varian
muzakki dan munfiq yang termasuk generasi Extracted (AVE) dalam penelitian ini berdasarkan
millennial (1981-2000) dengan usia 19 tahun data yang diperoleh, yakni sebesar 0.646 dan nilai
hingga 38 tahun. Sedangkan dalam menentukan R2 adalah sebesar 0.295. Berikut hasil perhitungan
sampel muzakki dan munfiq, peneliti menggunakan Uji kelayakan model:
teknik pengambilan sampel non-probability GoF = √𝐴𝑉𝐸𝑥 𝑅 2
sampling dengan jenis purposive sampling dimana GoF = √0.646𝑥 0.295 = √0.19057 = 0.437
karakter dari jenis sampel tersebut didasarkan pada Nilai GoF yang didapat adalah sebesar
kebutuhan penelitian dengan kriteria yang 0.437 mengindikasikan bahwa model yang
ditentukan oleh peneliti. dibangun memiliki Goodness of Fit yang sangat
Metode dan analisis yang digunakan baik karena melebihi nilai batas yang ditentukan
adalah analisis PLS-SEM melalui software yaitu 0.38.
SmartPLS 3.0. Dimana metode tersebut merupakan
metode yang memiliki karakteristik bahwa data Pengaruh Intensi Perilaku Terhadap
tidak harus berdistribusi normal, dapat Keputusan Membayar ZIS Digital
menganalisis semua jenis data, serta jumlah sampel Hasil penemuan di lapangan, muzakki dan
yang digunakan kecil. Dalam SEM, variabel munfiq millennials di Jabodetabek memiliki intensi
endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh untuk berzakat, infaq dan sedekah melalui platform
eksogen dimana pada penelitian ini terdapat digital yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan
keputusan membayar zakat secara digital sebagai dengan nilai T statistics intensi perilaku sebesar
variabel ndoMaka dari metode tersebut, dapat 4.337, dimana nilai tersebut lebih dari 1.975 yang
menghasilkan model penelitian seperti berikut: berarti intensi perilaku berpengaruh signifikan bagi
Gambar 3. Output Model Penelitian keputusan untuk menunaikan zakat secara online.
Hasil ini juga sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Ajzen (2005), dimana perilaku
konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa
akan dipengaruhi oleh intensi perilaku yang diukur
oleh sikap, norma subjektif dan kendali perilaku.
Begitupula dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lusiana dan Zilal (2017), Wahyudin, Siti, dan
Larisa (2018), serta Utari, Itsla dan Aisa (2019)
menyatakan bahwa itensi perilaku memiliki
pengaruh signifikan terhadap keputusan membayar
Zakat Infaq dan Sedekah. Namun tiga penelitian
tersebut menggunakan media pembayaran yang
berbeda dengan penelitian ini.
Walaupun demikian, tetap dapat
disimpulkan bahwa seorang individu dalam
memutuskan untuk menunaikan zakat, berinfaq
Sebagaimana yang terlihat pada gambar maupun bersedekah sangat dipengaruhi oleh
diatas, bahwa intensi perilaku dan religiusitas
19
sikapnya sendiri, norma subjektif seperti membayar ZIS semakin tinggi, terkhusus ZIS
kepercayaan dari orang lain serta kendali perilaku digital.
pribadi. Salah satunya seperti muncul keinginan Namun hasil penelitian ini sama dengan
untuk menolong sesama, untuk menambah amal yang dilakukan oleh Aditya dan Ahmad (2019),
shaleh, atau mengikuti anjuran syariat agama. dan Nasrullah (2015) yang menyatakan bahwa
Selain itu, mereka juga dipengaruhi oleh faktor religiusitas berpengaruh tidak signifikan terhadap
citra atau reputasi lembaga yang menyediakan keputusan seseorang dalam melakukan sesuatu
layanan platform ZIS digital. Kredibilitas dari khususnya dalam menunaikan zakat. Dalam
penyedia layanan tersebut sangat diperhitungkan penelitian yang dilakukan Aditya dan Ahmad
karena menentukan arah dana yang akan mereka (2019) menyebutkan, salah satu faktor yang
berikan ataupun program donasi yang sedang membuat religiusitas tidak mempengaruhi
dilakukan oleh lembaga zakat, infaq dan sedekah keputusan menunaikan zakat adalah kurangnya
tersebut. Seperti misalnya membuka donasi ke pemahaman dan pengetahuan individu, khususnya
Palestina, program donasi Al Quran, atau program pegawai Kementerian Agama Kabupaten
zakat fitrah di bulan Ramadhan. Kemudian, Semarang. Sehingga apabila dikaitkan dengan
terdapat pula dorongan dari lingkungan sosial yang penelitian ini terdapat kemungkinan bahwa
memberikan nilai bagi seorang individu jika kelompok millennial memiliki pemahaman dan
melakukan donasi atau zakat tersebut. Oleh sebab pengetahuan yang kurang akan makna dan hakikat
itu tingkat intensi individu dalam mengambil dari mengeluarkan ZIS terkhusus bagi kaum
keputusan untuk menunaikan zakat, berinfaq dan muslim. Terlebih pada kenyataannya, faktor kaum
bersedekah dikategorikan cukup tinggi. millennial membayar ZIS didominasi oleh nilai-
nilai sosialnya saja, bukan dari nilai spiritualnya.
Pengaruh Religiusitas Terhadap Keputusan
Membayar ZIS Digital 5. KESIMPULAN
Berbeda dengan intensi perilaku, Berdasarkan hasil pemaparan yang telah
religiusitas millennial di Jabodetabek ternyata dilakukan sebelumnya, dapat ditarik tiga
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesimpulan yakni intensi perilaku millennial di
keputusan dalam mengeluarkan ZIS. Hal ini Jabodetabek memiliki pengaruh yang signifikan
terbukti dengan nilai T statistics religiusitas atas keputusan untuk membayar ZIS melalui
menunjukkan hasil sebesar 1.154, dimana nilai platform online. Indikator tertinggi yang
tersebut kurang dari 1.975. Didukung dengan hasil membuktikannya adalah dengan kemudahan yang
P statistics sebesar 0.249, nilai tersebut kurang dari diberikan oleh platform online sehingga kaum
0.05 sebagai batas nilai. Oleh sebab itu, dapat millennial berminat untuk mengeluarkan ZIS.
dikatakan bahwa religiusitas berpengaruh secara Indikator lainnya yang mempengaruhi keputusan
tidak signifikan bagi keputusan membayar ZIS membayar ZIS melalui platform online adalah
digital. lingkungan sosial serta faktor lain seperti reputasi
Berdasarkan hasil tersebut maka lembaga amil yang mampu memberikan
religiusitas yang diukur melalui ritual, keyakinan, rangsangan pada millennial Jabodetabek untuk
penerapan, pengetahuan dan bentuk pengalaman berzakat, infaq, dan sedekah.
individu dalam beribadah ternyata tidak Reputasi lembaga sangat mempengaruhi
mempengaruhi muzakki dan munfiq Jabodetabek keputusan millennial dalam membayar ZIS melalui
dalam memutuskan untuk berzakat, infaq dan platform online, karena reputasi suatu lembaga
sedekah melalui platform digital. Padahal dalam berkaitan dengan tepercaya atau tidaknya distribusi
beberapa penelitian terdahulu seperti Shah Alam dana ZIS yang sudah disalurkan oleh para munfiq
(2011), Mokhlis (2009), dan Riska, Dewi dan dan muzakki. Sebelum era industri 4.0 muncul,
Westi (2015) menyatakan bahwa religiusitas masyarakat cenderung lebih percaya untuk
sangat mempengaruhi keputusan seseorang dalam menyalurkan dana ZIS secara langsung, namun di
melakukan sesuatu khususnya dalam melakukan era saat ini semuanya sudah sangat berkembang
kegiatan konsumsi. Dalam penelitian tersebut pula dan mudah.
dinyatakan bahwa para muzakki yang Selanjutnya, hasil penelitian ini pun
mengeluarkan uang untuk berzakat, infaq dan menunjukkan bahwa religiusitas memberikan
sedekah memiliki keyakinan bahwa hartanya pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan
tersebut akan dilipatgandakan selain karena zakat millennial di Jabodetabek dalam mengeluarkan
merupakan rukun Islam yang ketiga. Maka dapat zakat, infaq, dan sedekah secara online. Landasan
dikatakan bahwa semakin tinggi religiusitas keagamaan kaum millennial tidak serta merta
responden, maka kecenderungan responden untuk menjadi fondasi kuat yang mampu mendorong
mereka untuk mengeluarkan dana ZIS. Melihat
20
fakta tersebut, dapat menjadi saran bagi para Cahyani, Utari Evy, Itsla Yunisva Aviva, and Aisa
stakeholders untuk lebih mengoptimalkan Manilet. 2019. "Faktor Faktor yang
penghimpunan ZIS dengan beberapa strategi, yaitu Mempengaruhi Intensi Muzakki dalam
seperti memberikan pemahaman tentang konsep, Membayar Zakat di Lembaga." Tazkir:
hikmah, dan manfaat zakat, infaq, dan sedekah. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan
Pemahaman pun meliputi sumber-sumber harta Keislama 39-59.
objek ZIS, cara penghitungannya, ataupun dengan Hardinawati, Lusiana Ulfa, and Muhammad Zilal
menguatkan keyakinan bahwa semua perbuatan Hamzah. 2017. "Analisis Faktor yang
akan mendapat balasan baik di dunia secara Mempengaruhi Intensi Donatur Membayar
langsung maupun kelak di akhirat. Strategi lainnya Zakat, Infak, dan Sedekah Melalui Bank."
yang dapat dilakukan adalah dengan membuat Jurnal Middle East and Islamic Studies
sebuah ajakan atau imbauan untuk secara rutin Vol. 4 175-193.
hadir ke majelis ilmu, menyadarkan kembali untuk Haryano, Agus Tri. 2019. Telekomunikasi. Mei 16.
membantu fakir miskin, dan adanya hak orang lain https://inet.detik.com/telecommunication/
dalam setiap harta yang dimiliki. Strategi-strategi d-4551389/pengguna-internet-indonesia-
tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan didominasi-milenial.
media sosial sehingga dapat menjangkau Herlyana, Elly. 2012. "Fenomena Coffee Shop
masyarakat lebih luas lagi, khususnya pada Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum
kelompok millennial yang sangat aktif Muda." Thaqafiyyat Vol. 13 187-204.
menggunakan media sosial. Huda, Nurul, Hulmansyah, and Nova Rini. 2017.
"Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
6. REFERENSI Konsumsi Produk Halal Pada Kalangan
Abidin, Zaenal. 2012. "Rahasia Hukum Islam Mahasiswa Muslim." Ekuitas: Jurnal
Dalam Ruang Peribadatan." Jurnal Ekonomi dan Keuangan 247-270.
Adabiyah Vol 12 No 2. Huda, Nurul, Nova Rini, Yosi Mardoni, and
Alam, Syed Shah, Rohani Mohd, and Badrul Purnama Putra. 2012. "The Analysis of
Hisham. 2011. "Is Religiosity an Important Attitudes, Subjective Norms, and
Determinant on Muslim Consumer Behavioral Control on Muzakki's Intention
Behaviour in Malaysia?" Journal of to Pay Zakah." International Journal of
Islamic Marketing Vol. 2 83-96. Business and Social Science 271 - 280.
Avisena, M Ilham Ramadhan. 2020. Ekonomi. Kamal, Siti Soraya Lin Abdullah, and Faizah Abd.
Januari 30. Ghani. 2014. "Emotional Intelligence and
https://mediaindonesia.com/read/detail/28 Akhlak Among Muslim Adolescents in
6776-kelas-menengah-berkontribusi- One of the Islamic Schools in Johor, South
besar-pada-pertumbuhan-ekonomi. Malaysia." 4th World Conference on
Aziz, A Fauzi. 2017. "Analisis Istinbat Hukum Psychology, Counseling and Guidance.
Akad Perkawinan Melalui Media Istanbul, Turkey: Elsevier Ltd. 687-692.
Elektronik Dalam Perspektif Hukum KNKS. 2019. "Tumbuh Bersama, Meningkatkan
Islam." Tafaqquh: Jurnal Penelitian dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Kajian Keislaman 102-117. Pemerataan Zakat." Insight Buletin
Badan Pusat Statistik. 2019. Keadaan Angkatan Ekonomi Syariah.
Kerja Provinsi DKI Jakarta. Statistik, Kotler, Philip, and Gary Armstrong. 2016.
Jakarta: Badan Pusat Statistik. Accessed Principles of Marketing. New Jersey:
10 06, 2019. https://www.bps.go.id. Pearson Education.
BAZNAS. 2019. Indikator Pemetaan Potensi Mahyani, Dr. 2013. "Theory of Reasoned Action
Zakat. Jakarta: Pusat Kajian Strategis dan Theory of Planned Behavior (Sebuah
Badan Amil Zakat Nasional. Kajian Historis Tentang Perilaku)." Jurnal
BAZNAS. 2018. Outlook Zakat Indonesia. El Riyasah Vol 4, No 1 13-24.
Statistics, Jakarta: BAZNAS. Mokhlis, S. 2009. "Relevancy and Measurement of
Berzakat. 2017. Filantropi. June 23. Religiosity in Consumer Behaviour
https://suaramuslim.net/hukum-zakat-via- Research." International Business
online/. Research Vol. 2 75-84.
Boyd, Harper W., and Orville C. Walker. 2013. Salleh, Muhammad Syukri. 2012. "Religiosity in
Marketing Management: a strategic Development: A Theoretical Construct of
decision making approach. New York: an Islamic-Based Development."
New York McGraw-Hill. International Journal of Humanities and
Social Science. Vol.2 No.14.
21
Santoso, Ivan Rahmat. 2019. "Strategy for Wahyudin, Larisa Pradisti, Sumarsono, Siti
Optimizing Zakat Digitalization in Zulaika, and Wulandari. 2013. "Dimensi
Alleviation Poverty in the Era of Industrial Religiusitas dan Pengaruhnya Terhadap
Revolution 4.0." IKONOMIKA: Jurnal Organizational Citizenship Behaviour
Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 4, No. 1 (Studi Pada Universitas Jenderal
35. Soedirman Purwokerto)." Jurnal Ekonomi
Stark, Rodney, and Charles Y. Glock. 1968. Bisnis dan Akuntansi 1-13.
American Piety: The Nature of Religious. Wardhani, Riska Satia, Dewi Rahmi, and Westi
Barkeley, USA: University of California Riani. 2015. "Faktor-Faktor yang
Press. Mempengaruhi Muzakki dalam
Venkatesh, Viswanath, Michael G Morris, Gordon Menyalurkan Zakat Melalui Lembaga
B Davis, and Fred D Davis. 2003. "User Amil Zakat." Dinamika Ekonomi: Jurnal
Acceptance of Information Technology: Ekonomi dan Pembangunan Vol.11 1-15.
Toward A Unified View." Mis Quarterly
425 - 479.

22

You might also like