Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Kesehatan
Jurnal Kesehatan
Jurnal Kesehatan
Abstract
Mental disorders are a group of psychotic disorders, with a basic disorder of personality, a
distinctive distortion of thought processes. Based on WHO data in 2015 the prevalence of mental
disorders is 465 million in the world. Civil Registry Agency (BPS) 2015, the prevalence of people with
mental disorders Indonesia reached 15.3% of the 259.9 million inhabitants of Indonesia. Based on
data from Health Research Association (RISKESDAS) West Sumatera Province in 2015 mentions the
prevalence of mental disorders 1.9 per mile. In the working area of Puskesmas Sungai Dareh
Dharmasraya district mental disorders increase annually where during the year 2015 is about 47
people, and in 2016 about 49 people. The purpose of this study is to determine "Factors associated
with the occurrence of recurrence in people with mental disorders in the Work Area Puskesmas River
Dareh Dharmasraya Regency Year 2017. This research method using descriptive analytic methods
and methods Crosecsional study. The sample in this study were 40 respondents. This study was
conducted on March 1 to 10, 2018. The result of medication compliance statistic test obtained p value
= 0,000 (p <α), family support obtained p value = 0.001 (p <α), health officer support obtained p
value = 0.000 (p <α) it can be concluded the existence of drug adherence compliance factor factor,
family support and health officer support with the occurrence of recurrence in people with mental
disorders in the Work Area Puskesmas River Dareh Dharmasraya Regency in 2017. It is suggested to
the researchers then can research in different places, more samples, and conducted more in-depth
research such as research with guided interviews.
Keywords: Drug Compliance, Family Support, Health Officer Support, Recurrence In Patients with
Mental Disorders
Abstrak
Gangguan mental adalah sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar kepribadian,
distorsi proses pemikiran yang khas. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015, prevalensi gangguan
mental adalah 465 juta di dunia. Kantor Catatan Sipil (BPS) 2015, prevalensi orang dengan gangguan
mental Indonesia mencapai 15,3% dari 259,9 juta penduduk Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi
Riset Kesehatan (RISKESDAS) Provinsi Sumatera Barat pada 2015 menyebutkan prevalensi
gangguan jiwa 1,9 per mil. Di wilayah kerja Puskesmas Sungai Dareh Dharmasraya gangguan mental
meningkat setiap tahun dimana selama tahun 2015 sekitar 47 orang, dan pada tahun 2016 sekitar 49
orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui "Faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya kekambuhan pada penderita gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Dareh
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik
dan metode studi Crosecsional. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 responden .Penelitian ini
dilakukan pada 1 Maret hingga 10, 2018. Hasil uji statistik kepatuhan obat diperoleh p value = 0,000
(p <α), dukungan keluarga diperoleh nilai p = 0,001 (p <α), dukungan petugas kesehatan diperoleh
nilai p = 0,000 (p <α) maka dapat disimpulkan adanya faktor kepatuhan kepatuhan obat, dukungan
keluarga dan dukungan petugas kesehatan dengan terjadinya kekambuhan pada penderita gangguan
jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya tahun 2017 Disarankan
73
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
kepada peneliti kemudian dapat melakukan penelitian di tempat yang berbeda, lebih banyak sampel,
dan melakukan penelitian yang lebih mendalam seperti penelitian dengan wawancara terpimpin.
Kata Kunci: Kepatuhan Obat, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, Perulangan pada
Pasien dengan Gangguan Mental
74
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
mereka kambuh dan juga dapat disebabkan oleh keluarga untuk menunjang
oleh beberapa faktor, diantaranya faktor pengelolaan penyakit (Niven, 2002).
internal dan faktor eksternal (Suprayitno, Sedangkan Faktor Dukungan petugas
2010). kesehatan merupakan faktor lain yang
Pada faktor eksternal kekambuhan dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan.
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, Dukugan mereka berguna terutama saat
diantaranya dukungan keluarga, kepatuhan pasien menghadapi bahwa perilaku sehat
minum obat, dukungan petugas kesehatan. yang baru tersebut merupakan hal penting,
Dengan kurangnya dukungan dan perhatian begitu juga mereka dapat mempengaruhi
keluarga, maka penderita merasa dirinya perilaku pasien dengan cara menyampaikan
terasingkan dan juga merasa rendah diri, antusias mereka terhadap tindakan tertentu
sehingga ia lebih sering mengasingkan diri dari pasien, dan secara terus menerus
dan lebih banyak bermenung, maka dengan memberikan penghargaan yang positif bagi
demikian penderita kembali memikirkan pasien yang telah mampu beradaptasi
hal-hal yang di bawah alam sadarnya. dengan program pengobatannya (Niven,
Maka terjadilah kekambuhan berulang pada 2002).
penderita gangguan jiwa tersebut Pengobatan yang teratur, adanya
(Suprayitno, 2010). dukungan dari keluarga dan dukungan dari
Faktor ekternal kekambuhan petugas kesehatan, besar kemungkinan
gangguan jiwa yaitu kepatuhan minum klien dapat bersosialisasi dan memiliki
obat, kepatuhan pasien gangguan jiwa aktivitas seperti orang normal, dengan
dalam meminum obat sangat lah penting, demikian prevalensi kekambuhan pasien
obat harus digunakan dalam dosis yang dapat berkurang ataupun pasien tidak
efektif untuk periode waktu yang cukup. kambuh karena proses pengobatan klien
Respon terapi dan timbulnya efek samping dilakukan sesuai dengan anjuran dan
harus diberikan sesegera mungkin. Obat petunjuk dokter, sehingga kepatuhan pasien
yang digunakan untuk mengobati psikosis minum obat di anggap baik dan prevalensi
memiliki banyak sebutan yaitu: obat anti kekambuhan pasien berkurang bahkan tidak
psikotik, dan neoroleptik. Videback (2008) pernah kambuh dalam kurun waktu 1-2
terapi obat penting diketahui perawat tahun (E-jurnal Wulansari).
karena keefektifannya mengacu pada efek Survey awal yang di lakukan pada
terapeutik maksimal yang didapat oleh tanggal 19 Oktober 2017 Di Wilayah Kerja
obat.Hal ini berkaitan dengan kepatuhan Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten
obat yang dikonsumsi oleh penderita. Obat Dharmasraya gangguan jiwa tiap tahunnya
yang berpotensi rendah perlu diberikan meningkat dimana selama tahun 2015
dalam dosis tinggi untuk mencapai adalah sekitar 47 orang, dan pada tahun
keefektifan, sedangkan obat yang 2016 jumlah pasien gangguan jiwa
berpotensi tinggi mencapai keefektifan mengalami peningkatan menjadi 49 orang,
pada pemberian dosis rendah (Suprayitno, dan pada tahun 2017 pasien meningkat lagi
2010). menjadi 69 orang mengalami gangguan
Faktor Dukungan keluarga jiwa, 69 orang yang mengalami
merupakan bagian yang paling dekat dan kekambuhan berulang. Dengan kriteria
tidak dapat dipisahkan. Penderita akan umur dan jenis kelamin serta diagnosa yang
merasa senang dan tentram apabila berbeda. Diagnosa tersebut diantaranya:
mendapat perhatian dan dukungan dari depresi, psikosa, skizofrenia (medical
keluarganya, karena dengan dukungan record Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten
tersebut akan menimbulkan kepercayaan Dharmasraya tahun 2017).
dirinya untuk menghadapi dan mengelola Berdasarkan wawancara dengan 10
penyakit yang lebih baik. Serta penderita orang keluarga pasien. Hasil dari 10
mau menuruti saran-saran yang diberikan keluarga yang diwawancarai hanya 4 orang
75
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
76
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
Hubungan Faktor Kepatuhan Minum Obat, dukungan keluarga dan dukungan petugas
keseahatan Dengan Terjadinya Kekambuhan Pada Penderita Gangguan Jiwa Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya Tahun 2018
Kekambuhan Pada
Penderita Gangguan Jiwa
Total
Tidak p value OR
Variabel Kambuh
Kambuh
f % f % f %
Kepatuhan Minum Obat
Tidak Patuh 20 90,9 2 9,1 22 100 0,000 170.000
Patuh 1 5,6 17 94,4 18 100
Total 21 52,5 19 47,5 40 100
Dukungan Keluarga
Tidak Mendukung 17 81 4 19 21 100
0,001 15.938
Mendukung 4 21,1 15 78,9 19 100
Total 19 47,5 21 52,5 40 100
Dukungan Petugas kes
Tidak Mendukung 18 90 2 10 20 100 0,000 51.000
Mendukung 3 15 17 85 20 100
Total 19 47,5 21 52,5 40 100
77
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
74
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
Keluarga adalah lingkungan paling dekat tidak kambuh. Pada penelitian ini lebih dari
terhadap diri pasien dan keluarga tidak separoh responden gangguan jiwa
dapat dipisahkan dari keluarga. Seorang mengalami kekambuhan ini semua
pasien akan merasa senang dan tentram disebabkan oleh lupanya pasien meminum
apabila mendapat perhatian serta dukungan obat, kurangnya dukungan dari keluarga,
dari keluarganya, karena dengan dukungan petugas kesehatan sehingga akan
tersebut akan menimbulkan kepercayaan menyebabkan kekambuhan pada pasien
dirinya untuk menghadapi dan mengelola gangguan jiwa.
penyakit yang lebih baik. Dengan adanya Penelitian ini sejalan dengan
dukungan keluarga yang baik, tentunya penelitian yang dilakukan oleh Sandriani
penderita mau menuruti saran-saran yang pada tahun 2014, tentang hubungan
diberikan oleh keluarga untuk menunjang kepatuhan minum obat dengan tingkat
kesembuhan pasien tersebut. kekambuhan pada pasien skizofrenia di
poliklinik RSJ Grhasia DIY. Didapatkan
Dukungan Petugas Kesehatan Pada hasi 57% responden terjadinya
penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah kekambuhan. Penelitian ini sejalan dengan
Kerja Puskesmas sungai Dareh penelitian yang dilakukan oleh Taufik pada
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2018 tahun 2014, tentang hubungan dukungan
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada
bahwa dari 40 orang responden didapatkan pasien Skizofrenia di Poliklinik RSJ
20 orang (50%) responden yang petugas Grhasia DIY. Didapatkan hasi 64%
kesehatan mendukung dan 20 (50%) responden terjadinya kekambuhan.
responden yang petugas kesehatan tidak Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mendukung. Pada penelitian ini separoh yang dilakukan oleh Raharjo tahun 2014,
petugas kesehatan mendukung, tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
memberikan perhatian, sehingga pasien Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di
bisa melakukan pengobatan. Ini semua Rsjd Dr.Amino Gondohutomo Semarang.
disebabkan oleh rasa kepedulian petugas Didapatkan hasi 52% responden terjadinya
kesehatan akan kesembuhan pasiennya. kekambuhan. Penelitian ini sejalan dengan
Menurut analisa peneliti menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh Ananda
dukungan petugas kesehatan dibutuhkan pada tahun 2016, tentang hubungan
untuk memberikan kesembuhan terhadap dukungan petugas kesehatan dengan tingkat
pasien. Petugas kesehatan merupakan kekambuhan pada pasien Skizofrenia di
elemen penting untuk memberikan arahan Poliklinik RSJ Grhasia DIY. Didapatkan
untuk melakukan perilaku sehat dengan hasi 60% responden terjadinya
cara menyampaikan antusias mereka kekambuhan. Penelitian ini sejalan dengan
terhadap tindakan tertentu dari pasien dan penelitian yang dilakukan oleh Marissa
bisa memberikan penghargaan melalui tahun 2017 tentang hubungan dukungan
program pelayanan dalam hal perawatan keluarga dengan kekambuhan pasien
program pengobatan yang diberikan. skiofrenia rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa
Prof Dr Muhammad Ildrem Medan.
Kekambuhan Penderita Gangguan Jiwa Didapatkan hasil 57,5% responden dengan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai dukungan keluarga tidak baik. 85,3%
Dareh Kabupaten Dharmasraya Tahun responden yang mengalami kekambuhan.
2018 Menurut analisa peneliti bahwa
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan gangguan jiwa bisa diakibatkan oleh
bahwa dari 40 orang responden didapatkan penyimpangan perilaku dimana masalah
lebih dari separoh 21 orang (52,5%) yang dihadapinya tidak bisa dikendalikan.
responden gangguan jiwa kambuh dan 19 Masalah tersebut menjadi beban pikiran hal
orang (47,5%) responden gangguan jiwa ini ditemukan ketidakwajaran dalam
75
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
tingkah laku yang diperlihatkan dalam kekambuhan pada pasien gangguan jiwa,
kehidupan sehari-hari. Perlunya perhatian sangat berkaitan. Karena setiap penyakit
keluarga dan pengetahuan bisa ada obatnya, dengan adanya penyakit
meminimalkan terjadinya gangguan jiwa, gangguan jiwa ini bisa diatasi dengan
perlunya pendidikan dalam membentuk pengobatan yang teratur dan dukungan dari
karakter dan mental yang kuat. Setelah keluarga, masyarakat dan orang sekitar
beberapa kali serangan gangguan jiwa, klien, besar kemungkinan klien dapat
maka terjadi kemunduran mental, karena bersosialisasi dan memiliki aktivitas seperti
setelah setiap serangan sering ditinggalkan orang normal, dengan demikian prevalensi
cacat. Pada penelitian ini terjadinya kekambuhan pasien dapat berkurang
ganguan jiwa dapat dipengaruhi oleh ataupun pasien tidak kambuh karena proses
kepatuahn minum obat pasien dukungan pengobatan klien dilakukan sesuai dengan
dari keluarganya, dan lainnya yang bisa anjuran dan petunjuk dokter, sehingga
memberikan dam pak pada pasien tersebut. kepatuhan pasien minum obat di anggap
baik dan prevalensi kekambuhan pasien
Hubungan Faktor Kepatuhan Minum berkurang. Terdapat 20 orang pasien yang
Obat Dengan Terjadinya Kekambuhan tidak patuh dalam minum obat terjadinya
Pada Penderita Gangguan Jiwa Di kekambuhan minum obat, diakibatkan oleh
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai kurang perhatiannya orang terdekat untuk
Dareh Kabupaten Dharmasraya Tahun mengingatkan pasien untuk minum obat,
2018 dan kelupaan pasien juga bisa dijadikan
untuk akibat dari tidak patuhnya pasien
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan dalam minum obat, terdapat 1 orang patuh
bahwa hubungan faktor kepatuhan minum dalam minum obat terjadinya gangguan
obat dengan terjadinya kekambuhan pada jiwa diakibatkan karena adanya faktor lain
penderita gangguan jiwa di Wilayah Kerja yang bisa mengakibatkan gangguan jiwa.
Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten
Dharmasraya tahun 2017, Terdapat Hubungan Faktor Dukungan Keluarga
sebanyak 22 dari 40 orang tidak patuh Dengan Terjadinya Kekambuhan Pada
dalam minum obat, diantaranya terdapat 20 Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah
(90,9%) orang responden kambuh, 2 (9,1%) Kerja Puskesmas Sungai Dareh
orang responden tidak kambuh. Terdapat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2018
sebanyak 18 dari 40 orang responden
memiliki patuh dalam minum obat, Berdasarkan table 2 dapat dijelaskan
diantaranya terdapat sebanyak 17 (94,4%) bahwa hubungan faktor dukungan keluarga
orang responden tidak kambuh, dan 1 dengan terjadinya kekambuhan pada
(5,6%) orang responden kambuh. Hasil uji penderita gangguan jiwa di Wilayah Kerja
statistik diperoleh nilai p value = 0,000 Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten
(p<α) maka dapat disimpulkan adanya Dharmasraya tahun 2017, Terdapat
hubungan faktor kepatuhan minum obat sebanyak 21 dari 40 orang keluarga tidak
dengan terjadinya kekambuhan pada mendukung, diantaranya terdapat 17 (81%)
penderita gangguan jiwa di Wilayah Kerja orang responden kambuh, 4 (19%) orang
Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten responden tidak kambuh. Terdapat
Dharmasraya tahun 2017. Didapatkan nilai sebanyak 19 dari 40 orang keluarga
OR 170 dapat dibaca dengan responden responden mendukung, diantaranya
yang tidak patuh dalam minum obat terdapat sebanyak 4 (21,1%) orang
beresiko 170 kali terjadinya kekambuhan responden kambuh, dan 15 (78,9%) orang
gangguan jiwa. responden tidak kambuh. Hasil uji statistik
Menurut analisa peneliti hubungan diperoleh nilai p value = 0,001 (p<α) maka
kepatuhan minum obat dengan dapat disimpulkan adanya hubungan faktor
76
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
dukungan keluarga dengan terjadinya gangguan yang ada pada jiwanya lebih
kekambuhan pada penderita gangguan jiwa baik. Serta penderita mau menuruti saran-
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Dareh saran yang diberikan oleh keluarga untuk
Kabupaten Dharmasraya tahun 2017. menunjang pengelolaan gangguan jiwa
Didapatkan nilai OR 15.938 dapat yang dideritanya. Bisa saja dalam
disimpulkan responden yang memiliki melakukan terapi atau pengobatan yang
dukungan keluarga tidak mendukung dianjurkan oleh dokter, sehingga
beresiko 15.938 kali terjadinya diperlukan dukunagn keluarga untuk selalu
kekambuhan gangguan jiwa. mendukung dan memberikan perhatian
Penelitian ini sejalan dengan khusus terhadap anggota keluarga yang
penelitian yang dilakukan oleh Taufik pada mengalami gangguan jiwa. Terdapat 17
tahun 2014, tentang hubungan dukungan orang responden dengan dukungan
keluarga dengan tingkat kekambuhan pada keluarga yang tidak mendukung terjadinya
pasien Skizofrenia di Poliklinik RSJ gangguan jiwa diakibatkan oleh kurangnya
Grhasia DIY. Didapatkan hasil p value perhatian dari keluarga pasien sehingga
0,004 maka dapat disimpulkan adanya bisa mengkibatkan gangguan jiwa,
hubungan dukungan keluarga dengan kurangnya dorongan keluarga untuk
tingkat kekambuhan pada pasien melakukan hal-hal yang positif, dan
Skizofrenia di Poliklinik RSJ Grhasia DIY. dorongan untuk minum obat. Dengan tidak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh adanya dukungan keluarga terhadap pasien
Raharjo tahun 2014, tentang faktor-faktor gangguan jiwa maka terjadinya
yang mempengaruhi kekambuhan pada kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
pasien skizofrenia di Rsjd Dr.Amino
Gondohutomo Semarang. Didapatkan hasi Hubungan Faktor Dukungan Petugas
0,010 maka dapat disimpulkan adanya Kesehatan Dengan Terjadinya
hubungan antara dukungan keluarga Kekambuhan Pada Penderita Gangguan
dengan terjadinya kekambuhan pada pasien Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas
skizofrenia di Rsjd Dr.Amino Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya
Gondohutomo Semarang. Penelitian ini Tahun 2018
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Marissa tahun 2017 tentang hubungan Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan
dukungan keluarga dengan kekambuhan bahwa hubungan faktor dukungan petugas
pasien skiofrenia rawat jalan di Rumah kesehatan dengan terjadinya kekambuhan
Sakit Jiwa Prof Dr Muhammad Ildrem pada penderita gangguan jiwa di Wilayah
Medan. Didapatkan hasil uji statistik p Kerja Puskesmas Sungai Dareh Kabupaten
value 0,001 maka dapat disimpulkan Dharmasraya tahun 2017, Terdapat
adanya hubungan dukungan keluarga sebanyak 20 dari 40 orang petugas
dengan kekambuhan pasien skiofrenia kesehatan tidak mendukung, diantaranya
rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr terdapat 18 (90%) orang responden kambuh
Muhammad Ildrem Medan. dan 2 (10%) orang responden tidak
Menurut analisa peneliti hubungan kambuh. Terdapat sebanyak 20 dari 40
dukungan keluarga dengan kekambuhan orang petugas kesehatan mendukung,
pada pasien gangguan jiwa, dukungan yang diantaranya terdapat sebanyak 3 (15%)
baik tentu akan berdampak kepada orang responden kambuh dan 17 (85%)
psikologis sesorang karena penderita akan orang responden tidak kambuh. Hasil uji
merasa senang dan tentram apabila statistik diperoleh nilai p value = 0,000
mendapat perhatian dan dukungan dari (p<α) maka dapat disimpulkan adanya
keluarganya, karena dengan dukungan hubungan faktor dukungan petugas
tersbut akan menimbulka kepercayaan kesehatan dengan terjadinya kekambuhan
dirinya untuk menghadapi dan mengelola pada penderita gangguan jiwa di Wilayah
77
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
78
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
79