Professional Documents
Culture Documents
137 251 1 SM
137 251 1 SM
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
ISSN : 1412-6029X
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how the management of Baitul Maal Masa
Khulafaur Rashidin. The method used in this research is by using research that comes from
literature study. The results showed that the management of Baitul Maal during the time of the
Caliph Abu Bakr originally served only to distribute the treasures alone, but in the second year of
his leadership also serves as a place to store various wealth owned by the state. Baitul maal is used
to finance the interests of the state and the welfare of its people. At the time of Umar bin Khatab
being the caliph of Abu Bakr after his death, the wealth or treasury owned by the state in the baitul
maal increased very significantly, as much of the flow of funds from the conquered countries such
as Kisra and Qaishar. At the time of the Caliph Usman bin Affan, the wealth of the country more
abundant when compared with the two previous Caliphs. Where the area is conquered more so that
the state treasury more and more, so that the country is getting stronger and prosperous, even baitul
maal when his government is able to finance the navy that controls the Mediterranean Sea. Caliph
Ali bin Abi Talib budgeted funds used to help the Muslims in need of help, even he did not want to
take money from the baitul maal during a dispute between himself and the Muawiyah.
bin Walid menginginkan agar di bentuk Abu Bakar pun menjawab demikian ini, "jika
sebuah institusi yang mengelola harta saya tidak melakukannya dari mana aku akan
kekayaan yang terkumpul tadi untuk dilakukan memberikan kehidupan (nafkah) kepada
pengelolaan. Sehingga khalifah Umar keluargaku?" mendengar jawaban Khalifah
merupakan konseptor yang pertama dalam Umar bin Khatab kemudian mengajak
pembentukan Baitul Maal sebagai suatu Khalifah Abu Bakar untuk menemui Abu
lembaga yang bertugas melakukan Ubaidah. Abu Ubaidah ini merupakan
penyimpanan sekaligus melakukan pengelola dari baitul maal, tentunya hal itu
pengalokasian harta kekayaan kaum muslimin dilakukan agar Abu Ubaidah menetapkan
dalam sejarah lembaga keuangan Islam. sesuatu untuk Khalifah Abu Bakar sebagai
Pada masa kepemimpinan Abu Bakar pemimpin (gaji)."
sebagai Khalifah pertama, beliau sangat Sejak kejadian itu, maka sudah
menekankan pentingnya fungsi baitul maal. ditetapkan bahwasanya seorang khalifah
Sumber baitul maal pada masa kepemimpinan berhak mendapatkan gaji, tetapi gaji yang
Abu Bakar berasal dari wakaf, zakat fitrah, diterimanya pada saat itu hanya cukup untuk
zakat maal, jizyah, kharraj dan sumber-sumber memenuhi kebutuhan hidup Abu Bakar dan
yang lain. keluarganya dengan sangat sederhana. Tetapi,
Menurut pendapat yang dikemukakan saat menjelang meninggalnya, beliau
oleh Gusfahmi (2007), bahwa di tahun kedua berwasiat kepada keluarganya agar
pada masa kepemimpinan Khalifah Abu menghitung gaji yang pernah ia terima dan
Bakar, beliau menjadikan fungsi dan peran mengembalikannya kepada kas negara (Baitul
dari baitul maal yang didirikannya menjadi Maal). Keluarganya mengembalikan sebesar
secara lebih luas lagi dari sebelumnya. 6.000 dirharn kepada kas negara yang menurut
Dimana baitul maal yang semula berfungsi Umar justru beliau mengembalikan jauh lebih
hanya untuk menyalurkan harta saja, tetapi di besar jika dibandingkan beliau selama menjadi
tahun kedua ini berfungsi pula sebagai tempat Khalifah. Abu Bakar hidup dengan
untuk menyimpan berbagai kekayaan yang mementingkan kesejahteraan rakyatnya
dimiliki oleh negara. Pada saat dibandingkan dengan dirinya dan keluarganya.
kepemimpinannya ini pula ditetapkan gaji Baitul maal digunakan untuk membiayai
untuk khalifah, yang tentunya gaji tersebut kepentingan negara dan kesejahteraan
diambil dari uang Baitul Maal (kas negara). rakyatnya.
Penetapan gaji khalifah dari kas negara atau
Baitul Maal tersebut bermula pada saat Abu Baitul Maal Masa Umar bin Khatab
Bakar membawa barang dagangannya ke pasar Pada saat Umar bin Khatab menjadi
dengan cara memanggul sendiri, kemudian khalifah mengantikan Abu Bakar pasca
pada saat beliau memanggul dagangannya wafatnya beliau, kekayaan atau kas yang
tersebut di tengah jalan Abu Bakar bertemu dimiliki oleh negara di baitul maal meningkat
dengan sahabat Umar bin Khattab yang kagum sangat singnifikan. Karena saat
serta heran dengan beliau. Lalu umar berkata, kepemimpinannya inilah, Ia berhasil
"Bagaimana mungkin Sahabatku ini menaklukkan berbagai negara besar seperti
memamnggul barang dangannya seperti ini, Kisra (Persia), dan bahkan mampu
padahal engkau adalah seorang khalifah?" menaklukkan Qaishar (Romawi) yang dikenal
mendengar pernyataan Umar tersebut Khalifah sulit untuk ditaklukkan sebelumnya. Harta
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 01, Juli 2013 8
PENGELOLAAN BAITUL MAAL DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
ISSN : 1412-6029X
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, Vol 14, No. 01, Juli 2013 10